menggali kandungan makna surat yasin · kandungan maknanya. ... hal itu dikhawatirkan akan membuat...
TRANSCRIPT
ABU UTSMAN KHARISMAN
Menggali Kandungan
Makna Surat Yasin
Penerbit
Pustaka Hudaya
2
MENGGALI KANDUNGAN MAKNA SURAT YASIN
Oleh: (Abu Utsman Kharisman)
Penerbit
(Pustaka Hudaya)
Desain Sampul:
(..............................)
Edisi : 1.0
3
KATA PENGANTAR
حمسب ٱلهلل مسب ٱلهلل ح يحمسب مسب ٱهلل
Alhamdulillah, segenap puja dan puji hanya milik Allah semata. Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada teladan mulia, junjungan kita Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam.
Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah Ta‟ala. Buku yang ada di hadapan pembaca ini bisa tersaji sedemikian karena karunia dan nikmat dari-Nya.
Buku ini pada awalnya adalah materi kajian di masjid al-Fauzan desa Sumberlele kec Kraksaan setiap ba‟da Maghrib Kamis malam Jumat pada sekitar tahun 2015 Masehi. Setiap kali akan menyampaikan kajian tersebut, penulis menyusun naskah kajian terlebih dahulu. Secara bertahap naskah itu disusun mendahului waktu penyampaian kajian. Jika
pada pekan ini akan disampaikan kajian dari ayat 1-10, maka setidaknya sebelum pekan itu sudah selesai naskah materi hingga ayat ke-10 bahkan lebih. Demikian seterusnya.
Kajian tafsir surat Yasin dipandang sebagai suatu hal yang penting untuk disampaikan, karena kebanyakan kaum muslimin di
4
Indonesia sangat familiar dengan surat Yasin. Namun, sedikit yang perhatian terhadap
kandungan maknanya. Jangan sampai kita sering membaca beberapa ayat dalam alQuran, namun tanpa disadari perilaku dan perbuatan kita bertentangan dengan ayat-ayat yang kita baca. Hal itu dikhawatirkan akan membuat al-Quran akan menjadi hujjah yang justru akan menjerumuskan kita.
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
... و ال ق ل فق ق ج ة او و و ل و و ل و ......dan al-Quran bisa menjadi hujjah yang akan membelamu atau justru menjerumuskanmu...(H.R Muslim dari Abu Malik al-Asy‟ariy)
Beberapa tahun sebelumnya, penulis mendapatkan audio mp3 pelajaran tafsir surat Yasin yang disampaikan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin. Penulis sangat terkesan dengan isi pelajaran tersebut. Kedalaman ilmu Syaikh
yang luar biasa, bi idznillah, menyingkap makna kandungan surat Yasin dengan demikian menakjubkan. Beliau dalam pelajaran itu sebenarnya mengkaji Tafsir al-Jalalain, sebuah tafsir yang ringkas. Namun, penjabarannya demikian luas dan mendalam.
5
Alhamdulillah, saat penyusunan naskah kajian, penulis mendapatkan file pdf transkrip
secara tertulis. Hal itu sangat memudahkan.
Naskah materi kajian tersebut rampung disusun pada pada 14 Dzulhijjah 1436 H bertepatan dengan 29 September 2015.
Beberapa tahun kemudian, penulis memandang perlu untuk merubah format naskah kajian tersebut menjadi sebuah buku agar manfaatnya lebih banyak tersebar.
Penulis pun mengoreksi ulang naskah tersebut, memberikan beberapa tambahan, dan menghapus beberapa hal. Di antara tambahannya adalah memberi judul pada setiap beberapa ayat yang memiliki pembahasan yang sama.
Penulis menyadari demikian banyaknya kekurangan yang ada pada tulisan ini, karena itu diharapkan adanya masukan dan kritikan membangun dari para pembaca khususnya para asatidzah sekalian.
Semoga buku ini memberikan manfaat yang
besar di dunia dan di akhirat. Paling awal, untuk penulis sendiri dan kemudian untuk kaum muslimin sekalian.
Kraksaan Probolinggo, 5 Syawwal 1439 H/ 19 Juni 2018 M
Abu Utsman Kharisman bin Sudirman Rais
6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................3
PENDAHULUAN........................................................13
Allah Bersumpah dengan alQuran akan Benarnya
Risalah Muhammad shollallahu alaihi
wasallam......15
AYAT KE-1 SURAT
YAASIN....................................................................................15
AYAT KE-2 SURAT YAASIN.................................................16
AYAT KE-3 SURAT YAASIIN................................................18
AYAT KE-4 SURAT YAASIN..................................................19
AYAT KE-5 SURAT YAASIN..................................................21
AYAT KE-6 SURAT YAASIN..................................................23
Ketetapan Allah Bagi Sebagian Orang Kafir Bahwa
Mereka Tidak Akan Beriman...................................26
AYAT KE-7 SURAT YAASIN..................................................26
AYAT KE-8 SURAT YAASIN..................................................30
AYAT KE-9 SURAT YAASIN..................................................33
AYAT KE-10 SURAT YAASIN................................................34
Orang yang Mengambil Manfaat dari Peringatan
Nabi........................................................................37
AYAT KE-11 SURAT YAASIN................................................37
Allah Yang Maha Menghidupkan dan Mematikan,
Mencatat Perbuatan dan Jejak Manusia..................40
7
AYAT KE-12 SURAT YAASIN................................................40
Kisah Penduduk Kampung yang Mendustakan
Rasul......................................................................47
AYAT KE-13 SURAT YAASIN................................................47
AYAT KE-14 SURAT YAASIN................................................48
AYAT KE-15 SURAT YAASIN................................................49
AYAT KE-16 SURAT YAASIN................................................51
AYAT KE-17 SURAT YAASIN................................................54
AYAT KE-18 SURAT YAASIN................................................56
AYAT KE-19 SURAT YAASIN................................................57
Perjuangan Dakwah Seorang Beriman yang Benar-
Benar Mengharapkan Kebaikan untuk Kaumnya.....59
AYAT KE-20 SURAT YAASIN................................................59
AYAT KE-21 SURAT YAASIN...............................................61
AYAT KE-22 SURAT YAASIN...............................................63
AYAT KE-23 SURAT YAASIN...............................................64
AYAT KE-24 SURAT YAASIN...............................................65
AYAT KE-25 SURAT YAASIN...............................................66
AYAT KE-26 SURAT YAASIN................................................67
AYAT KE-27 SURAT YAASIN................................................68
Siksaan yang Disegerakan Bagi Penentang Dakwah
Rasul......................................................................70
AYAT KE-28 SURAT YAASIN................................................70
AYAT KE-29 SURAT YAASIN................................................70
8
AYAT KE-30 SURAT YAASIN................................................71
Orang yang Sudah Mati, Tidak Akan Hidup Kembali
di Dunia. Kecuali Atas Kehendak Allah. Seluruhnya
Akan Dibangkitkan Kelak.......................................73
AYAT KE-31 SURAT YAASIN...............................................73
AYAT KE-32 SURAT YAASIN...............................................74
Tanda Kekuasaan Allah: Menghidupkan Bumi yang
Mati Hingga Memberi Manfaat Kehidupan...............76
AYAT KE-33 SURAT YAASIN................................................76
AYAT KE-34 SURAT YAASIN................................................78
AYAT KE-35 SURAT YAASIN................................................79
AYAT KE-36 SURAT YAASIN................................................82
Tanda Kemahakuasaan Allah: Pergantian Siang-
Malam, Peredaran Matahari dan Bulan...................85
AYAT KE-37 SURAT YAASIN................................................85
AYAT KE-38 SURAT YAASIN................................................87
AYAT KE-39 SURAT YAASIN................................................91
AYAT KE-40 SURAT YAASIN................................................93
Nikmat dari Allah, Keselamatan Manusia dalam
Pelayaran di Lautan................................................95
AYAT KE-41 SURAT YAASIN................................................95
AYAT KE-42 SURAT YAASIN................................................97
AYAT KE-43 SURAT YAASIN................................................99
AYAT KE-44 SURAT
YAASIN...................................................................................101
9
Kesombongan Orang Kafir Saat Di Dunia Bertolak
Belakang dengan Sikapnya Saat Hari
Dibangkitkan..........................................................103
AYAT KE-45 DAN 46 SURAT
YAASIN.................................103
AYAT KE-47 SURAT YAASIN..............................................106
AYAT KE-48 SURAT YAASIN..............................................110
AYAT KE-49 SURAT YAASIN..............................................114
AYAT KE-50 SURAT YAASIN..............................................116
AYAT KE-51 SURAT YAASIN..............................................118
AYAT KE-52 SURAT YAASIN..............................................120
AYAT KE-53 SURAT YAASIN..............................................123
Saat Pengadilan Allah yang Tidak Ada Kedzhaliman
Sedikit pun............................................................125
AYAT KE-54 SURAT YAASIN.............................................125
Penduduk Surga Sibuk dalam Aktivitas yang
Menyenangkan......................................................127
AYAT KE-55 SURAT YAASIN.............................................127
AYAT KE-56 SURAT YAASIN.............................................129
AYAT KE-57 SURAT YAASIN.............................................130
AYAT KE-58 SURAT YAASIN.............................................131
Celaan terhadap Orang-orang yang Banyak Berbuat
Dosa Agar Menyingkir dari Barisan Kaum
Bertakwa..............................................................133
AYAT KE-59 SURAT YAASIN............................................133
10
Larangan Menyembah Syaithan yang Telah Banyak
Menyesatkan.........................................................135
AYAT KE-60 SURAT YAASIN.............................................135
AYAT KE-61 SURAT YAASIN.............................................139
AYAT KE-62 SURAT YAASIN.............................................140
Kehinaan bagi Orang-orang yang Dulunya
Mendustakan Ancaman Adzab Neraka...................145
AYAT KE-63 SURAT YAASIN.............................................145
AYAT KE-64 SURAT YAASIN.............................................147
Anggota Tubuh Manusia Bersaksi.........................148
AYAT KE-65 SURAT YAASIN.............................................148
Ancaman Allah untuk Menghilangkan Penglihatan
dan Merubah Wujud Mereka..................................153
AYAT KE-66 SURAT YAASIN.............................................153
AYAT KE-67 SURAT YAASIN.............................................154
Berangsur-angsur Memudarnya Kekuatan Fisik
Manusia.................................................................157
AYAT KE-68 SURAT YAASIN..............................................157
alQuran Bukanlah Syair dan Nabi pun Bukan
Penyair.................................................................160
AYAT KE-69 SURAT YAASIN.............................................160
alQuran adalah Peringatan Bagi Orang yang
Hidup....................................................................166
11
AYAT KE-70 SURAT YAASIN..............................................166
Nikmat Binatang Ternak yang Dikuasakan Allah
untuk Manusia......................................................172
AYAT KE-71 SURAT YAASIN.............................................172
AYAT KE-72 SURAT YAASIN..............................................179
AYAT KE-73 SURAT YAASIN..............................................182
Sesembahan Selain Allah Tak Akan Mampu
Menolong..............................................................184
AYAT KE-74 SURAT YAASIN.............................................184
AYAT KE-75 SURAT YAASIN.............................................185
Allah Ta’ala Menghibur Nabi-Nya Agar Jangan
Bersedih dengan Ucapan Kaum Kafir....................192
AYAT KE-76 SURAT YAASIN..............................................192
Kesombongan Manusia, Padahal Ia Tercipta dari
Sesuatu yang Hina................................................195
AYAT KE-77 DAN 78 SURAT YAASIN...............................195
AYAT KE-79 SURAT YAASIN..............................................199
Kemahakuasaan Allah Menakdirkan Api dari
Gesekan Ranting Pohon........................................204
AYAT KE-80 SURAT YAASIN.............................................204
Sang Pencipta Langit dan Bumi Maha Mampu
Mencipta Segala Sesuatu Sesuai Kehendak-Nya....207
AYAT KE-81 SURAT YAASIN.............................................207
12
Begitu Mudah Bagi Allah Menakdirkan Segala
Sesuatu, dan Kepada-Nya lah Manusia Akan
Dikembalikan........................................................210
AYAT KE-82 SURAT YAASIN.............................................210
AYAT KE-83 SURAT YAASIN.............................................212
DAFTAR RUJUKAN..................................................219
13
PENDAHULUAN
Surat Yaasin adalah Makkiyyah. Maksudnya, surat tersebut diturunkan saat periode sebelum Hijrah. Pembagian surat menjadi Makkiyah dan Madaniyyah adalah berdasarkan periode, bukan berdasarkan tempat turunnya ayat. Jika diturunkan di masa sebelum hijrah, maka itu adalah Makkiyah. Jika diturunkan
setelah hijrah, maka itu adalah surat Madaniyyah.
Salah satu ciri khas surat-surat Makkiyyah adalah pada uslub (gaya penyampaian) yang lebih kuat dan lebih fasih dengan ketinggian bahasa, karena yang dihadapi adalah orang-orang kafir (para penentang) asli Arab. Berbeda dengan ayat-ayat dalam surat Madaniyyah yang bahasanya tidak demikian, karena yang diajak bicara adalah orang-orang beriman atau Ahlul Kitab yang tidak perlu diajak bicara dengan gaya penyampaian seperti pada orang-orang Arab asli yang menentang.
Tafsir Surat Yaasin yang menjadi pijakan utama dalam menggali kandungan surat Yasin ini kebanyakan disarikan dari penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin dalam salah satu pelajaran beliau, penjelasan Tafsir al-Jalaalain pada Surat Yaasin. Sebagian lagi dirangkum dan diringkas dari beberapa tafsir Ulama seperti Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir atThobary,
14
Tafsir al-Baghowy, Tafsir alQurthuby, Fathul Qodiir, Tafsir as-Sa‟di, dan Tafsir al-Muyassar.
Pemberian arti kalimat lebih banyak berpatokan pada Tafsir al-Muyassar, sebuah karya tafsir ringkas yang disusun oleh beberapa Ulama dengan taqdim (pengantar) dari Syaikh Sholih bin Abdil Aziz Aalusy Syaikh.
15
Allah Bersumpah dengan alQuran akan
Benarnya Risalah Muhammad shollallahu alaihi
wasallam
Ayat Ke-1 Surat Yaasin
مسب يس
Kata Yaasiin adalah gabungan huruf ya‟ dan
sin dalam abjad Arab. Sama seperti beberapa awalan dalam surat lain yang diawali dengan gabungan beberapa huruf yang terpotong,
seperti كه عص, م, مل dan semisalnya.
Pendapat yang rajih (lebih kuat), seperti yang dipilih oleh Syaikh Ibn Utsaimin bahwa kata Yaasin dalam bahasa Arab tidaklah memiliki makna. Fungsi penyebutan huruf-huruf terpotong di awal surat-surat al-Quran adalah untuk menantang bangsa Arab pada waktu itu yang pandai menggubah syair-syair yang indah, bahwa sesungguhnya al-Quran tidaklah tersusun dari huruf-huruf yang baru, tapi ia tersusun dari untaian kalimat yang huruf-hurufnya juga kalian gunakan. Ia tersusun dari huruf-huruf seperti ya‟ dan sin, alif-lam-dan miim. Sama persis dengan yang kalian gunakan dalam percakapan kalian. Maka mampukah kalian menggubah suatu surat yang sama dengan al-Quran? Ternyata tidak mampu.
16
Jika kita perhatikan, hampir seluruh surat yang didahului oleh huruf-huruf terpotong
tersebut setelahnya akan menyebutkan tentang al-Quran. Demikian yang dijelaskan oleh sebagian Ulama‟, di antaranya Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah rahimahullah (salah seorang guru Ahli Tafsir, Ibnu Katsir rahimahullah).
Ayat Ke-2 Surat Yaasin
و ح يحمسب مسب ٱل لل و نح وو ٱل ق
Arti kalimat: Demi al-Quran yang al-hakiim
Allah bersumpah dengan al-Quran yang memiliki sifat al-hakiim.
Apa yang dimaksud dengan al-Hakiim? Syaikh Ibn Utsaimin mengisyaratkan adanya 3 unsur utama dalam kata hakiim, yaitu hukum, ihkaam, dan hikmah.
Pertama, al-Quran adalah sebagai sumber hukum. Ia menjadi hakim yang memutuskan perkara jika ada perselisihan.
ء فػو قد هق إلو ا جو و ا جسقوؿ إفل كقنلتقمل تػقؤلمنقوفو فوإفل تػونوازو لتقمل ف شويلو وا و و ػل ة و و ل و ق تو ل يال اا جو و ال ػوولـ ال
Jika kalian berselisih pendapat tentang sesuatu hal, maka kembalikan kepada Allah (al-Quran) dan kepada Rasul (haditsnya), jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang
17
demikian itu lebih baik dan akibatnya lebih baik (Q.S anNisaa‟ ayat 59).
Kedua, mengandung makna ihkaam, yaitu pengokohan dan penyempurnaan.
Al-Quran dikokohkan dan dijadikan sempurna oleh Allah, sehingga tidak ada ayat dalam al-Quran yang bertentangan satu sama lain. Khabar-khabar dalam al-Quran adalah haq (benar dan jujur), hukum-hukumnya adil.
وفويو ػوتودو ػج ق فو ال ق ل وفو واوول كوافو م ل نلد غويل ا جو اوووجودق ف و فالا كوثيال تيو ل
Tidakkah mereka mentadabburi (memikirkan dan menghayati) al-Quran? Kalau seandainya al-Quran berasal dari selain Allah, niscaya mereka akan dapati di dalamnya pertentangan yang banyak (Q.S anNisaa‟ ayat 82).
و ق و ب و دل الا و ودل ال وتوج ل كوDan telah sempurna kalimat Tuhan kalian dalam hal kebenaran dan keadilan (Q.S al-An‟aam ayat 115)
Orang yang berpegang teguh dengan al-Quran, akan dikokohkan dan dikuatkan.
Ketiga, mengandung makna hikmah. Hikmah adalah menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya. Hukum dalam al-Quran itu adil, sesuai dengan fitrah dan akal yang sehat.
18
Secara global, akal akan menerima penjelasan dalam al-Quran.
Syaikh Abdurrahman as-Sa‟di menjelaskan makna bahwa al-Quran adalah hikmah: meletakkan perintah dan larangan yang tepat dan sesuai, meletakkan balasan kebaikan dan balasan keburukan secara tepat dan sesuai.
Ayat Ke-3 Surat Yaasiin
لل و ح ومسب ل ق مسب ٱ و ح و مسبٱ ح هلل و
Arti Kalimat: Sungguh engkau (wahai Muhammad) termasuk Rasul yang diutus
Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa Muhammad shollallahu alaihi wasallam adalah Rasul. Kalimat pada ayat ke-3 ini nampak jelas adanya 3 penguatan/ penegasan, yaitu:
1. Huruf inna,
2. Huruf lam taukid,
3. Sumpah pada ayat sebelumnya.
Ayat ini adalah bantahan bagi kaum kafir Quraisy yang mengingkari dan mendustakan bahwa Muhammad shollallahu alaihi wasallam adalah seorang Rasul.
و ػو قوؿق اج و كو و ق او ل و مق لسويال
19
Dan orang-orang kafir berkata: engkau (wahai Muhammad) bukanlah Rasul…(Q.S arRa‟d ayat 43)
Ayat Ke-4 Surat Yaasin
مسب م ل و ح يطمسب مسب ح و ط و و
Arti Kalimat: berada di atas jalan yang lurus
Allah Ta‟ala menjelaskan dalam ayat ini bahwa
Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam berada di atas jalan yang lurus. Dalam ayat yang lain, Allah menjelaskan bahwa beliau adalah pemberi petunjuk ke jalan yang lurus.
تو م د إلو و ا مق ل وإ ج و اوتػوهلdan sesungguhnya engkau adalah benar-benar pemberi petunjuk (penjelasan) menuju jalan yang lurus (Q.S asy-Syuuro ayat 52).
Maka Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam berada di atas jalan yang lurus, sekaligus beliau adalah pemberi petunjuk
menuju jalan yang lurus. Dalam setiap sholatnya, orang yang beriman selalu meminta diberi petunjuk ke jalan yang lurus. Maka ikutilah Sunnah Nabi (perbuatan, ucapan, dan persetujuan beliau), karena sesungguhnya itu akan mengantarkan kepada jalan yang lurus.
Jangan beribadah kepada Allah kecuali dengan petunjuk dan teladan yang dibimbing oleh Rasulullah shollallahu alaihi wasallam. Jangan
20
mengada-adakan sesuatu yang baru dalam Dien ini (bid‟ah/ Ahwaa‟), karena itu akan
menyimpangkan kita dari jalan yang lurus tersebut.
Abul „Aaliyah –seorang tabi‟i- rahimahullah menyatakan:
تػقوقهق فويو تػو لغوبػقول ونلوق و و و لكقمل ااصب و ا ـو فوإ و تػوعو ج ل يو تػوعو ج قو لإلسلنالا و و شوا ال و و و لكقمل ػل ـو يو يو يوـ و و تقو بفقو لإلسل تو لم فوإ جوق إللسل ال ق لوو ءو اجت وىل ه لل ا قوق وإ جاكقمل وىو قنج وب بكقمل و اج كوافو و و لو و لحو
و انجاا العودو و و و البػو ل واءو تػق ل ي ػو لPelajarilah Islam. Jika kalian telah mempelajarinya janganlah membencinya. Hendaknya kalian berada di atas jalan yang lurus, yaitu Islam. Jangan menyimpang dari Islam ke kanan atau ke kiri. Wajib bagi kalian (berpegang) dengan Sunnah Nabi kalian yang diamalkan oleh para Sahabat beliau. Hati-hati kalian jauhilah hawa nafsu ini (kebid‟ahan) yang akan menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara manusia (diriwayatkan oleh al-Laalikaai dalam syarh Ushul I‟tiqod Ahlissunnah wal Jamaah(1/56), Ibnu Wadhdhoh dalam al-Bida‟, al-Ajurriy dalam asy-Syari‟ah, al-Marwaziy dalam as-Sunnah).
21
Ayat Ke-5 Surat Yaasin
يح يحمسب ٱلهلل ح يحمسب ومسب ٱل و ح يو
Arti Kalimat: (al-Quran ini) diturunkan (oleh) Yang Maha Mulia lagi Maha Penyayang
Ayat ini menunjukkan bahwa al-Quran itu diturunkan oleh Allah. Penggunaan kata „diturunkan‟ menunjukkan salah satu dari sekian banyak sisi pendalilan dalam al-Quran
bahwa Allah itu berada di atas. Menunjukkan ketinggian Allah. Al-Quran adalah Kalam Allah dan bukan makhluk, sebagaimana akidah yang disepakati Ulama Ahlussunnah.
Penggunaan lafadz „tanzil‟ yang merupakan bentuk masdar dari kata „nazzala‟ menunjukkan bahwa al-Quran itu diturunkan secara berangsur-angsur, tidak sekaligus.
و ػو جالنواهق تػونل يال نواهق اتػو ل و وهق و و انجاا و و مقكل و ػق ل و الا فػو و ػلDan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian (Q.S al-Israa‟ ayat 106)
Al-Quran itu diturunkan dari sisi Yang Maha Mulia lagi Maha Penyayang.
Allah sebutkan SifatNya, yaitu Yang Maha Mulia (al-Aziiz). Allah Maha Mulia dalam 3 keadaan:
22
Pertama, Maha Mulia dalam kedudukanNya (izzatul Qodr), artinya Allah memiliki
kedudukan yang tinggi dan agung.
Kedua, Maha Mulia dalam hal mengalahkan (izzatul Qohr), artinya tidak ada satu pihakpun yang bisa mengalahkan Allah, justru semuanya tunduk di bawah kekuasaanNya.
Ketiga adalah izzatul imtina‟. Allah tidak akan pernah tersentuh dengan keburukan sedikitpun. Tidak ada satupun yang bisa
menimbulkan mudharat/ berbuat buruk kepada Allah.
Dalam ayat ini juga Allah sebutkan sifatNya Yang Maha Penyayang (arRohiim).
Al-Quran diturunkan dari sisi Yang Maha Mulia lagi Maha Penyayang. Mengapa Allah menyebutkan 2 Sifat ini ketika menyebutkan diturunkannya al-Quran? Untuk mengingatkan manusia bahwa al-Quran itu diturunkan oleh Dzat Yang Maha Mulia, maka berhati-hatilah kalian, wajib bagi kalian berpegang teguh dengan al-Quran, karena jika tidak, kalian akan berhadapan dengan Yang Maha Mulia
yang Tak Terkalahkan saat mengadzab sesuatu. Selain itu, al-Quran diturunkan oleh Yang Maha Pengasih. Ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa salah satu bentuk kasih sayang Allah yang terbesar adalah diturunkannya al-Quran. Dengan al-Quran, menjadi hiduplah hati dan badan. Dengan al-
23
Quran menjadi baiklah pribadi manusia dan masyarakatnya.
Ayat Ke-6 Surat Yaasin
مسب و ح ق نومسب يل مسب و ق يل س ق ق مسب و او رو نحقسمسب مسب و ل م مسب هلل رو ق نح ح
Arti Kalimat: Agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang ayah-ayah mereka tidak mendapat peringatan (sebelumnya) sehingga mereka lalai
Allah turunkan al-Quran dan mengutus Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam agar memberi peringatan kepada kaumnya, yaitu bangsa Arab yang sudah sangat lama tidak mendapatkan nasehat, ilmu, dan peringatan-peringatan sejak Nabi Ismail „alaihissalam. Karena sudah sedemikian lamanya masa (perkiraan lebih dari 2000 tahun) sejak meninggal Nabi Ismail hingga diutusnya Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam. Sehingga ajaran Nabi Ismail sudah banyak mereka ubah, bercampur baur dengan
penyimpangan-penyimpangan dan kesyirikan.
Orang-orang Arab pada waktu itu mengenal Allah, bahkan tidak jarang di antara mereka yang bersumpah dengan atas nama Allah, mereka juga berhaji dan menyembah Allah, namun persembahan ibadah mereka itu tidak murni hanya untuk Allah semata, tapi juga dibagi (diserikatkan) dan ditujukan juga ke berhala-berhala yang mereka agungkan dengan
24
tujuan untuk mendekatkan diri mereka atau memberi syafaat di sisi Allah.
Ayat ini semakna dengan ayat lain dalam al-Quran :
اتػقنل و ػوولمالا موا وتواىقمل م ل و م ل ػوبل و اوعو جهقمل ػوتو وكج ق فو ...
…agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang sebelummu tidak ada pemberi peringatan yang datang kepada mereka, agar mereka menjadi ingat (Q.S al-Qoshosh ayat 46)
تودق فو ... اتػقنل و ػوولمالا موا وتواىقمل م ل و م ل ػوبل و اوعو جهقمل ػوهل…agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang sebelummu tidak ada pemberi peringatan yang datang kepada mereka, agar mereka mendapatkan petunjuk (Q.S as-Sajdah ayat 3)
Pada ayat ke-6 surat Yaasin ini Allah menjelaskan bahwa karena lamanya kaum Arab tidak mendapat peringatan, mereka kemudian menjadi lalai (fa hum ghofiluun). Ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa
seseorang akan terjatuh dalam sikap lalai, lupa, dan menyimpang jika lama tidak ada yang mengingatkan dengan peringatan dalam al-Quran dan hadits-hadits Nabi. Semakin jauh dan lama seseorang dari majelis ilmu Ahlussunnah dan kajian-kajian melalui audio atau tulisan, maka ia akan semakin lalai dan mudah terperosok dalam pelanggaran-pelanggaran syar‟i.
25
Apakah Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam hanya diutus kepada bangsa Arab
saja? Diperjelas dalam ayat lain bahwa beliau diutus kepada seluruh manusia:
ا انجااق إنب وسقوؿق ا جو إاو لكقمل جو عالا قلل وا و ػهوWahai sekalian manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian seluruhnya…(Q.S al-A‟raaf: 158)
تػوبوا وؾو اج ػو جؿو ال ق ل وافو و و وبلده ا وكقوفو ا لعوااو و و ال Maha Suci (Allah) Yang menurunkan al-Furqon kepada hambaNya untuk menjadi peringatan bagi seluruh alam (Q.S al-Furqon ayat 1)
26
Ketetapan Allah Bagi Sebagian Orang
Kafir Bahwa Mereka Tidak Akan Beriman
Ayat ke-7 Surat Yaasin
مسب ق ل ح ق نومسب مسب و يل مسب و ق ح حيل ل وومسب و مسب و لق مسب ٱل و ل مسب و هلل ٱو و ل
Arti Kalimat: Sungguh telah berlaku ketetapan adzab bagi kebanyakan mereka, sehingga mereka tidak beriman
Allah telah menakdirkan dalam catatan Lauhul Mahfudzh bahwa kebanyakan orang-orang kafir Quraisy itu tidak akan beriman. Hal ini dijelaskan dalam banyak penjelasan Ulama‟ Tafsir seperti Ibnu Jarir atThobary, al-Qurthuby, dan yang lain.
Allah Maha Mengetahui bahwa kebanyakan mereka tidak akan beriman, meski banyak dan berlimpah bukti maupun tanda-tanda yang disampaikan. Allah tidak memberi hidayah kepada mereka. Allah Maha Mengetahui siapa
saja yang berhak untuk mendapatkan hidayah, dan siapa yang berhak untuk disesatkan. Siapa saja yang mendapatkan hidayah, maka dia mendapatkan hidayah karena fadhilah (kelebihan kebaikan) dari Allah. Siapa saja yang tidak mendapatkan hidayah, maka ia memang berhak untuk tidak mendapat hidayah, dengan keadilan Allah. Allah tidak akan pernah sedikitpun salah dalam
27
memberikan hidayah kepada yang tidak berhak.
تودوى... ب و وىقوو و ل ومق بو ىل إفج و ج و ىقوو و ل ومق بو ل ضولج و ل سوSesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalanNya dan Dia Paling Mengetahui siapa yang (berhak) mendapatkan hidayah (Q.S anNajm ayat 30)
Syaikh Ibn Utsaimin rahimahullah menyatakan: Allah Azza Wa Jalla melihat ke hati para
hamba. Barangsiapa yang berhak mendapatkan hidayah, Allah akan beri hidayah kepadanya. Barangsiapa yang tidak layak mendapatkannya, Allah tidak memberi hidayah kepadanya.
Allah melihat ke hati para hamba. Sebagaimana Allah memilih siapa yang terbaik hatinya untuk menjadi Rasul dan siapa yang terbaik hatinya untuk menjadi para Sahabat Rasul. Ibnu Mas‟ud radhiyallahu anhu menyatakan:
إفج ا جوو وظو و ف ػق قوب العبواد فػوووجودو ػو لبو مقو جد و ج ا جوق و و لو ااوتو ثقج وظو و و فوا ػلتػوعوثووق سو وسو جمو و ػل و ػق قوب العبواد فوا لطو واهق انػو ل
ا و و ػل و ف ػق قوب العبواد ػوعلدو ػو لب مقو جد فػوووجودو ػق قوبو و لحو ػق قوب العبواد فو وعو وهقمل قزو و ءو وب بو ػق وات قوفو و و د نو فو وا و وى
28
قوفو و ونالا فػوهقوو نلدو ا جو و و ة وموا و و ل سو بئالا فػوهقوو نلدو ا جو ال ق ل سو ب ة
Sesungguhnya Allah melihat pada hati para hamba. Kemudian Dia mendapati hati Muhammad shollallahu alaihi wasallam adalah hati terbaik di antara hambaNya. Maka Allah pilih untuk DiriNya, Allah utus beliau dengan risalahNya. Kemudian Allah melihat pada hati para hamba (yang lain) setelah hati (Nabi) Muhammad. Allah mendapati hati para Sahabatnya adalah sebaik-baik hati para hambaNya. Maka Allah jadikan mereka sebagai menteri (penolong) Nabinya, yang berperang di atas agamaNya. Maka apa yang dilihat oleh kaum muslimin (para Sahabat Nabi) sebagai kebaikan, maka itu adalah kebaikan di sisi Allah, dan apa yang mereka lihat sebagai keburukan, maka itu buruk di sisi Allah (H.R Ahmad no 3600, alBazzar no 1816 dihasankan oleh Syaikh al-Albany) Karena hidayah taufiq satu-satunya di Tangan Allah, maka wajib bagi kita untuk ikhlas,
bertawakkal dan tunduk sepenuhnya hanya kepada Allah memohon hidayah dan kekokohan di atas hidayah, karena Dialah Pemilik satu-satunya. Allah menakdirkan sesuatu, dan juga menakdirkan penyebab-penyebab ke arah sesuatu. Allah menakdirkan suatu pihak dapat
29
petunjuk dan Allah menakdirkan penyebab-penyebab pihak tersebut bisa mendapatkan
petunjuk. Allah telah memberikan penjelasan-penjelasan yang gamblang tentang jalan-jalan yang bisa ditempuh untuk mendapatkan petunjuk, dan juga menjelaskan hal-hal yang bisa menyebabkan seseorang menyimpang dari jalanNya. Allah akan menolong dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang berjuang di jalanNya.
ن و د ػونػجهقمل سقبػق ونوا وإفج ا جوو او و و ال قحل و اج و جواىودق ف نوا اونػوهلDan orang-orang yang berjuang di (jalan) Kami, sungguh Kami akan beri petunjuk pada jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat ihsan (kebaikan)(Q.S al-Ankabuut ayat 69). Mengikuti jalannya para Sahabat Nabi yang beriman bersama Nabi, akan menjadi penyebab mendapatkan petunjuk.
تودو ل ...فوإفل ومونقو بثلل موا ومونلتقمل و فػو ود ىلJika mereka beriman sebagaimana iman kalian (wahai para Sahabat Nabi), maka sungguh mereka akan mendapatkan petunjuk (Q.S al-Baqoroh ayat 137).
30
Sebaliknya, bagi orang yang suka menyimpang, Allah akan simpangkan hatinya, sebagai
balasan baginya.
ـو ال واس ... د ال وول فػو و جا زو غقو وزو غو ا جوق ػق قو ػوهقمل و ا جوق و ػوهلKetika mereka menyimpang, Allah simpangkan hati mereka. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik (Q.S as-Shaff ayat 5) Orang yang memilih menyelisihi jalan Rasul setelah jelas baginya petunjuk, Allah akan
palingkan ia semakin jauh dari al-haq, maka ia semakin menyimpang.
ب ل و اووق للقدوى و ػوتجب ل غو ػل و سو ا ق ا جسقوؿو م ل ػوعلد موا تػوبػو ج ومو ل قشو و جوهونجمو وسواءوتل موصيال ال قؤلمن و ػقووابو موا تػووولج و قصل
Dan barangsiapa yang menyelisihi Rasul, setelah jelas baginya petunjuk dan mengikuti jalan selain jalan kaum beriman, maka Kami akan palingkan ia (ke arah berpalingnya) dan Kami masukkan ia ke Jahannam, dan Jahannam adalah seburuk-buruk tempat kembali (Q.S anNisaa‟ ayat 115)
Ayat Ke-8 Surat Yaasin
مسب ذل و نحو مسب لل مسب حلو و مسبفوهح لو لم غل
ومسب نو ح حيل عل
وسمسب ح هلل مسبجو و ل و مسبفحيمسب م ل و ق نومسب و ق
31
Arti Kalimat : Sesungguhnya Kami jadikan di leher mereka ada belenggu (hingga tangan mereka terkumpul) di dagu, menyebabkan mereka tengadah (menghadap ke atas)
Allah permisalkan keadaan orang-orang kafir yang menentang dakwah Rasul tersebut bagaikan seseorang yang terbelenggu tangannya terikat bersama leher, menyebabkan wajahnya tengadah ke atas. Mereka tidak mau tunduk kepada kebenaran (keimanan), tidak mau menundukkan wajahnya ke bawah
(disarikan dari Tafsir al-Jalalain).
Sesungguhnya kecerdasan akal akan tertutupi oleh perilaku dan perbuatan kekafiran/ kesyirikan. Hal itu bisa membutakan mata hati dan membelenggu seseorang dalam menerima kebenaran. Sebagaimana sebenarnya Ratu Saba‟ adalah wanita cerdas, namun ia tumbuh dalam lingkungan kekafiran yang menyebabkan ia terbelenggu tidak segera mengenal dan menerima al-haq sejak dulu. Walaupun akhirnya kemudian beriman.
اف و ىوا موا كوا و ل تػوعلبقدق م ل دق ف ا جو إ ػجهوا كوا و ل م ل ػوولـ كو و ودج
Dan sesembahan-sesembahan lain selain Allah telah mencegahnya (untuk menerima al-haq), sesungguhnya ia dulunya termasuk kaum yang kafir (Q.S anNaml ayat 43)
Syaikh Abdurrahman as-Sa‟di rahimahullah menyatakan: …(Ratu Saba‟) itu memiliki kecerdasan dan kepintaran dalam
32
membedakan al-haq dengan al-batil, akan tetapi akidah-akidah yang batil melenyapkan
penglihatan mata hati (Tafsir as-Sa‟di surat anNaml ayat 43).
Dalam ayat ini dinyatakan bahwa tangan orang-orang kafir itu terbelenggu, menunjukkan mereka tertahan (bakhil) untuk berinfaq di jalan kebaikan. Sebagaimana dalam firman Allah yang lain, Allah melarang seseorang untuk bakhil dan digambarkan sebagai orang yang tangannya terbelenggu.
ط فػوتػو لعقدو و و تولعولل ودوؾو مو ل قواو ال إلو قنق و و و تػوبل قطلهوا كقلج البو ل مو قومالا مول قو ال
Dan janganlah engkau menjadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (bakhil), dan jangan pula membentangkan seluas-luasnya (boros- berlebihan dalam infaq), hingga akan menyebabkan engkau duduk tercela lagi lemah/letih (Q.S al-Israa‟ ayat 29)
Sebagian qiro‟at (bacaan) pada ayat ini adalah mengganti kata a‟naaqihim menjadi
aymaanihim. Ini adalah qiroah dari Ibnu Mas‟ud sebagaimana dijelaskan dalam tafsir atThobary. Namun, an-Nuhhaas menyatakan bahwa itu adalah bacaan penafsiran, sehingga jangan dibaca sebagai qiroah tersendiri yang menyelisihi tulisan dalam mushaf (Tafsir al-Qurthubiy).
33
Ada sebuah kisah yang juga dinisbatkan sebagai Asbaabun Nuzul ayat-ayat pertama
dalam surat Yaasin ini bahwa saat Nabi mengeraskan bacaan al-Quran di dalam masjid, sebagian orang kafir Quraisy merasa marah dan akan berbuat buruk kepada Nabi. Tapi tiba-tiba tangannya terkumpul pada leher dan ia tidak bisa melihat. Maka ia meminta belas kasihan kepada Nabi dan Nabi mendoakan agar ia terlepas dari kondisi itu. Kisah ini diriwayatkan oleh Abu Nu‟aim dalam
Dalaailun Nubuwwah, namun riwayat itu lemah karena selain adanya perawi yang majhul (tidak ada yang mentsiqohkan kecuali Ibnu Hibban, yaitu Muhammad bin Abdillah al-Banna‟) juga adanya perawi yang matruk (ditinggalkan), yaitu anNadhr al-Khozzaaz. Wallaahu A‟lam.
Ayat Ke-9 Surat Yaasin
مسب و م مسب ح حيلمسبخو ل مسب و م مسبوو ح ل ل ح حيل
ومسبأ ح و مسب ح مسببو ل
ووجو و لونومسب ق مسب ق ل ح مسب و يل مسب و ق يل غل و لنو ق
و فو
Arti Kalimat: Dan Kami jadikan di hadapannya ada tabir/penghalang, dan di belakang mereka juga ada tabir, maka Kami tutup mereka sehingga mereka tidak bisa melihat
34
Dalam membaca ayat ini, ada 2 qiro‟ah yang sama-sama boleh, yaitu:
Pertama, dibaca saddan. Fathah pada huruf sin. Inilah yang masyhur, bacaan Hafsh, Hamzah, dan al-Kisaa-i.
Kedua, dibaca suddan. Dhommah pada huruf sin. Sebagaimana dibaca oleh Ahli Qiraah dari Madinah, Bashrah, dan sebagian Kufah.
Dari sisi perbedaan arti, suddan itu artinya penghalang buatan Allah, sedangkan saddan artinya penghalang yang dibuat manusia. (Lihat Tafsir atThobariy dan al-Baghowy).
Di hadapan orang-orang kafir itu seakan-akan ada penghalang dan di depannya juga ada penghalang. Allah tutup penglihatan mereka. Karena adanya penghalang di depan dan di belakang mereka, maka mereka tetap berada di tempatnya tidak ke depan dan tidak ke belakang, menunjukkan mereka tidak goyah, berpegang prinsip dalam kekafiran.
Ayat Ke-10 Surat Yaasin
مسب ق ل ح ق نومسب مسب و يل رل ق مسب ق نح ويل مسبٱ ملومسب يل رل و ق نو
ومسب و ل حيلس ءمسبعو و وو و و
Arti Kalimat: Sama saja bagi mereka, apakah engkau beri peringatan kepada mereka atau tidak, mereka tidak beriman
Allah menjelaskan keadaan orang-orang yang telah Allah tetapkan berada dalam kekafiran,
35
Allah tutup hatinya, mereka tidak akan pernah beriman meski Nabi memberikan peringatan
seperti apapun kepada mereka. Hal ini adalah hiburan untuk Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam agar jangan terlampau bersedih jika mereka tetap tidak beriman setelah berulang kali disampaikan peringatan. Karena Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam merasa sangat bersedih jika setelah didakwahi manusia tetap tidak mau menerima atau tidak mendapatkan hidayah.
ثػو ق انجاا واوول و و ل و بقؤلمن و وموا وكلDan kebanyakan manusia (tidak beriman) meski engkau sangat bersemangat agar mereka beriman (Q.S Yusuf ayat 103)
و ق العو و ب وفو و ل و تػقنل ق مو ل ف انجا وفو و ل وقج و و لو كوApakah orang yang sudah mendapat ketetapan adzab (tidak akan beriman), apakah engkau mampu menyelamatkannya dari anNaar? (Tentu tidak)(Q.S az-Zumar ayat 19)
Artinya, bersemangatlah untuk terus
berdakwah karena kita tidak tahu siapakah yang ditakdirkan Allah akan mendapat hidayah, dan siapakah yang telah ditetapkan tidak akan mendapatkan hidayah. Namun, jika telah berupaya maksimal dan akhirnya orang itu meninggal dalam kekafiran, jangan terlampau bersedih. Bagi orang yang sudah ditetapkan takdir kekafiran dan Allah tutup
36
hatinya, tidak akan bermanfaat peringatan seperti apapun.
37
Orang yang Mengambil Manfaat dari
Peringatan Nabi
Ayat Ke-11 Surat Yaasin
مسب مو و مسب ٱلهلل ل و شح مسبووخو لو حكل مسب ل مسب هلل وعو مسب و ح رق حنهلل و مسب ق نحلح يممسبلطمسبكو جلوح و ل حلو طمسبوو هقمسبا ل ح و ل ح مسبفو و
ح ٱل اArti Kalimat: Peringatanmu hanyalah akan bermanfaat kepada orang yang mengikuti adz-Dzikr (al-Quran) dan takut kepada arRahmaan (Allah) dalam keadaan ghaib (kesendirian, tidak ada yang melihatnya kecuali hanya Allah), maka berikanlah kabar gembira kepadanya berupa ampunan dan pahala yang mulia (Jannah)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang akan menerima manfaat dari penyampaian al-Quran adalah 2 orang, yaitu:
Pertama, mau mengikuti al-Quran (adz-Dzikr). Mau mengamalkan ilmu yang ia dapatkan dari al-Quran.
Kedua, takut kepada Allah dalam kesendirian. Saat tidak ada orang lain yang melihatnya, ia tidak mau berbuat dosa karena ia yakin Allah Maha Melihat dan Mengetahui semua perbuatannya. Allah menyebut diriNya sebagai arRahmaan (Yang Maha Melimpahkan Kasih
38
Sayang) dalam ayat ini, karena semakin besar takut seseorang kepada Allah, semakin besar
kasih sayang Allah terlimpah kepadanya. Jika seseorang takut kepada Allah secara hakiki, ia akan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Maka dalam kondisi demikian, ia telah melapangkan Kasih Sayang (rahmat) Allah tercurah untuknya.
Orang-orang yang semacam ini akan mendapatkan ampunan dan Jannah (Surga). Dia akan mendapatkan perlindungan dari
sesuatu yang dia takutkan (ampunan dari dosa) dan akan mendapatkan sesuatu yang dia inginkan (Jannah).
Jannah disebut sebagai ajrun kariim (balasan/pahala yang mulia), karena mengandung 3 hal:
Pertama, Jannah mulia (kariim) dalam dzatnya.
Jika kita perhatikan kenikmatan-kenikmatan yang ada di Jannah (yang dikhabarkan dalam al-Quran dan hadits), itu lebih baik, lebih indah, lebih bermanfaat dibandingkan seluruh kenikmatan-kenikmatan di dunia.
Kedua, Jannah mulia dalam sifatnya. Dari segi sifat-sifatnya, seperti rasanya, baunya, dan sebagainya, kenikmatan-kenikmatan di Jannah itu jauh melebihi kenikmatan-kenikmatan di dunia.
Ketiga, Jannah memberikan pemuliaan terhadap orang yang akan mendapatkannya. Orang-orang yang mendapatkan nikmat
39
Jannah akan dimuliakan lebih dari perbuatan yang ia lakukan. Ia mendapatkan balasan yang
berlipat dari perbuatan baik yang telah ia lakukan.
Sedangkan Ibnu Katsir menjelaskan makna kariim pada Jannah adalah: besar, luas, baik, indah. Sebagaimana dalam surat al-Mulk:
إفج اج و ولشوولفو و ػجهقمل اال و لب لوقمل مو ل و ة و وجل ة كوبية Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka dalam kesendirian, bagi mereka ampunan dan pahala yang besar (Q.S al-Mulk ayat 12)
40
Allah Yang Maha Menghidupkan dan
Mematikan, Mencatat Perbuatan dan
Jejak Manusia
Ayat ke-12 Surat Yaasin
مسب يل مق مسبوو و ثو لو ق مسب و مسب و هلل مسبوو وكل ق ق تو ل و ل مسب ٱ ح مسب قحل ل ق ح هلل مسبنو
سمسب ح و اطمسب م ح طمسب مسبفح ل و لنو قومسب ل م مسب و هلل وو ق
Arti Kalimat: Sesungguhnya Kami menghidupkan yang mati dan Kami menulis perbuatan dan jejak-jejak mereka. Dan segala sesuatu telah Kami perhitungkan dan jaga dalam (catatan) yang merupakan Imam yang jelas (Lauhul Mahfudzh)
Apa kaitan (keterhubungan) antara ayat ini dengan ayat sebelumnya? Syaikh Ibn Utsaimin menjelaskan adanya 2 keterhubungan:
Pertama: ayat sebelumnya menjelaskan adanya pihak-pihak yang tidak berpengaruh ketika diberi peringatan. Kemudian dijelaskan pihak-pihak yang akan mengambil manfaat dari adanya peringatan tersebut. Di ayat ini Allah jelaskan bahwa Dia Maha Mampu menghidupkan yang mati. Semua makhluk akan mati dan akan Allah hidupkan kembali untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dalam hal ini ada kabar
41
gembira bagi pihak-pihak yang mau menerima peringatan, sekaligus ancaman bagi pihak-
pihak yang tidak mau menerima peringatan.
Kedua: para penentang dakwah Rasul itu diibaratkan seperti orang-orang yang mati secara ma‟nawi. Sebagaimana Allah Maha Mampu menghidupkan sesuatu yang secara fisik mati, maka Allah Maha Mampu untuk menghidupkan hati yang mati karena kekufuran, dsb. Maka masih ada sebagian pihak yang sebelumnya kafir, penentang
dakwah Nabi, berubah menjadi pihak yang tunduk dan menerima dakwah tersebut.
Inilah juga yang ditafsirkan oleh Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya. Beliau menyatakan: dalam hal ini terdapat isyarat bahwa Allah Taala menghidupkan hati orang yang dikehendakiNya dari kalangan kaum kafir yang hatinya telah mati dalam kesesatan. Kemudian Allah beri hidayah kepadanya kepada al-haq.
Uslub (gaya bahasa penyampaian) yang semacam ini juga Allah sebutkan dalam ayat
yang lain dalam surat al-Hadiid. Setelah pada ayat sebelumnya Allah sebutkan tentang hati yang keras, Allah isyaratkan bahwa Allah Maha Mampu menghidupkan hati yang keras itu, sebagaimana Allah Maha Mampu menghidupkan bumi yang sebelumnya mati (dengan diturunkannya hujan).
42
ومودق ... ااج و ق تقو الكتوابو م ل ػوبللق فوطواؿو و و لهمق لل و و وكقو قو كوهقمل فواس قوفو ل و قو وفج ا جوو يقل ي (16)فػو و و ل ػق قو ػقهقمل وكوثية منػل
و وات اوعو جكقمل تػوعل قوفو و لضو ػوعلدو موولتوا ودل ػو ػجنجا اوكقمق ال (17) لل…Dan janganlah mereka menjadi seperti orang-orang yang diberi Kitab sebelumnya, kemudian berlalu waktu hati mereka menjadi keras, dan kebanyakan di antara mereka fasik. Ketahuilah sesungguhnya Allah menghidupkan bumi setelah matinya. Telah kami jelaskan kepada kalian ayat-ayat agar kalian berpikir (Q.S al-Hadiid ayat 16-17).
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia menulis perbuatan kita dan jejak yang kita torehkan di muka bumi. Adakalanya perbuatan kita tidak meninggalkan „jejak‟. Kita hanya berbuat saat itu dan tidak berdampak apapun. Namun adakalanya ada jejak-jejak yang kita tinggalkan. Jejak itu diikuti orang lain. Jika kita meninggalkan jejak yang baik dan diikuti kebaikan itu oleh orang lain, maka kita akan mendapat limpahan pahala terus meski kita
telah berkalang tanah. Namun, jika jejak itu adalah jejak keburukan, maka kita juga akan terus mendapat limpahan dosa, meski kita telah tinggal nama.
هق كقتبو اووق مثللق وجل ـ سقنج ال و ونو ال فػوعق لو بوا ػوعلدو يو مو ل سو ج ف إللسلـ يو ءة ومو ل سو ج ف إللسل مو ل و لو بوا و و ػونػل قصق م ل قجقو ىمل شويل
43
هق كقتبو و و لو مثللق زل مو ل و لو بوا و و سقنج ال سو بئو ال فػوعق لو بوا ػوعلدوءة ػونػل قصق م ل و لزو ىمل شويل
Barangsiapa yang mencontohkan di dalam Islam kebaikan, kemudian kebaikan itu diamalkan oleh orang setelahnya, maka tercatat ia mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya, tanpa pahala pihak yang beramal itu dikurangi sedikitpun. Dan barangsiapa yang mencontohkan dalam Islam keburukan, kemudian diamalkan oleh orang setelahnya, maka ia mendapatkan dosa seperti dosa orang yang melakukannya tanpa dikurangi dari dosa pelaku itu sedikitpun (H.R Muslim dari Jarir bin Abdillah)
Jejak-jejak kebaikan itu bisa berupa ilmu yang bermanfaat yang diamalkan juga oleh pihak lain, anak sholih yang bertakwa kepada Allah karena hasil didikan baik yang diperjuangkan orangtuanya, atau shodaqoh jariyah (yang pahalanya terus mengalir), seperti menanam tanaman yang bermanfaat, menggali sumur, membangun masjid, mengeruk sungai supaya
semakin dalam, dan semisalnya.
ه مو ل و جمو : سوبل ة ول ا لعوبلد وجل قىق ج م ل ػوعلد موولتو ىقو ف ػو ل ل الا و ل كو وى ػوهل ال و ل و و و ئػل ال و ل غو واو نولي و ل ػونو
تػو ل ق اووق ػوعلدو موولتو دال و ل و ج و مقصلحو الا و ل تػو وؾو واودال و ل مو ل
44
Tujuh hal yang pahalanya akan mengalir untuk seorang hamba setelah matinya pada saat ia berada di alam kubur: mengajarkan ilmu, mendalamkan sungai (mengeruk lumpurnya), menggali sumur, menanam kurma, membangun masjid, atau meninggalkan anak yang akan beristighfar untuknya setelah matinya (H.R al-Bazzar, Syaikh al-Albany menyatakan: hasan lighoirihi. Dalam riwayat Ibnu Majah ada tambahan: membangunkan rumah untuk Ibnus Sabiil (orang-orang yang dalam perjalanan))
ا فػو و لكقلو منلوق إ ل وافة و و دو ج ة و و طو ػل ة مق غو لسال فويو ػو ل اق ال ق ل إ ج كوافو اووق ودو و ال إلو ػوولـ ال وامو
Tidaklah seorang muslim menanam suatu tanaman yang dimakan bagiannya oleh manusia, hewan melata, atau burung kecuali akan menjadi shodaqoh baginya hingga hari kiamat (H.R Muslim no 2903)
Sebaliknya, jejak-jejak keburukan bisa ditularkan kepada generasi berikutnya berupa kesyirikan, kebid‟ahan, atau kemaksiatan. Hal itu justru akan semakin menyengsarakan orang yang sengaja meninggalkan jejak tersebut.
Sebagian Ahlut Tafsir juga menjelaskan makna jejak-jejak yang dicatat oleh Allah adalah langkah kaki dalam mengerjakan
45
kebaikan, seperti langkah kaki menuju masjid. Bani Salamah yang tempat tinggalnya
jauh dari masjid ingin berpindah tempat dekat dengan masjid. Namun Nabi memberikan arahan kepada mereka untuk tetap di tempat tinggalnya, karena hal itu akan menyebabkan semakin besarnya pahala mereka karena jarak yang jauh berjalan kaki menuju masjid. Sesungguhnya langkah kaki seseorang yang berjalan menuju masjid tercatat sebagai pahala untuk berangkat maupun pulangnya.
كوافو وجقلة و و ل ومق وجقيال و ػلعودو م ل و ل ق وب ل كوعلب واؿو د منلوق وكوافو و تقلطئقوق ويو ة واؿو فو لو اووق و ل ػق ل ق اووق اوول ال و لاء وف ا جمل واء واؿو موا و ق ن وفج تػو و ل و حوا ال تػو لكوبقوق ف اظج ل و شلتوبو ل مولشوا و إلو د إنب ق دق وفل قكل مونل ل إلو جونلب ال و ل
ي فػو واؿو وسقوؿق ا جو و ج د و قجقو ي إ و وجوعل ق إلو وىل ال و ل ا جوق و و لو وسو جمو ودل جوو و ا جوق او و وا و كق جوق
Dari Ubay bin Ka‟ab –radhiyallahu anhu- beliau berkata: Ada seseorang laki-laki yang aku tidak mengetahui ada orang yang lebih jauh kediamannya dari masjid dibandingkan dia. Dia tidak pernah terlewatkan dari sholat (di masjid). Ada seseorang yang mengatakan kepadanya: Tidakkah sebaiknya engkau membeli keledai yang bisa engkau tunggangi di masa gelap dan di saat panas. Orang tersebut menyatakan: Aku tidak suka rumahku di samping masjid. Aku
46
ingin tercatat (pahala) langkah kakiku menuju masjid dan langkah kakiku ketika kembali ke keluargaku. Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Allah telah menggabungkan (kedua pahala untuk berangkat dan pulang) bagimu seluruhnya (H.R Muslim)
Di dalam ayat ini Allah juga menjelaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi telah tercatat dalam Lauhul Mahfudzh. Allah sebut Lauhul Mahfudzh dalam ayat ini sebagai Imam
yang jelas, karena semua kejadian yang ada di alam semesta menjadi makmum (mengikuti) catatan tersebut. Tidak ada yang bertambah, berkurang, ataupun berubah dari catatan takdir tersebut. Penjelasan makna “Imam yang jelas” sebagai Lauhul Mahfudzh adalah penafsiran dari beberapa Ulama tafsir seperti al-Baghowy, as-Sa‟di, asy-Syinqithy, dan lainnya.
47
Kisah Penduduk Kampung yang
Mendustakan Rasul
Ayat Ke-13 Surat Yaasin
س و و مسب لل وةحمسب حذلمسبجو مسب ٱل و حو و لومسب ثولا يمسب هلل و ق مسبٱ حبل وو ضل
لل و ق نومسب ل ق ٱ
Arti Kalimat: Buatkan untuk mereka (kaum kafir Quraisy) permisalan tentang penduduk suatu kampung ketika didatangi oleh para Rasul
Sesungguhnya pada kaum kafir Quraisy yang menentang dakwah Rasul, terdapat kesamaan dengan penduduk suatu kampung yang sebelumnya pernah didatangi beberapa Rasul. Berikanlah permisalan kepada kaummu yang menentang dakwahmu wahai Muhammad, bahwa kejadian serupa pernah terjadi pada
umat sebelumnya, penduduk suatu kampung, yang mereka menentang dakwah para Rasul dan mendapatkan akibat yang buruk.
Sebagian para Ulama tafsir menyatakan bahwa kampung yang dimaksud adalah Anthokiyyah. Namun hal ini disanggah oleh Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya ketika
48
menafsirkan ayat ke-29 dari surat Yaasin ini. Karena nama tempat yang bernama
Anthokiyyah itu sebenarnya sudah dikenal luas, namun tidak pernah ada pemberitaan, termasuk dalam kisah-kisah Nashrani bahwa tempat itu telah dihancurkan/ dibinasakan. Sehingga bisa jadi yang dimaksud adalah tempat lain, bukan Anthokiyyah yang sudah dikenal luas tersebut.
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menyatakan bahwa kampung tersebut tidak ditentukan secara pasti namanya dalam al-Quran, sehingga tidak ada faidah untuk mencari-cari namanya. Hal yang terpenting adalah mengambil ibrah (pelajaran) dari kisah yang disampaikan dalam al-Quran tersebut.
Ayat Ke-14 Surat Yaasin
مسب حثو ٱحثط زل و مسبا يهلل اق ق و مسب و و نهلل مسبفو و ح مسب ثلنو ل ل حيقسمسب حلو رل و ل و و حذلمسب
لل و ق نومسب يمسب م لكق سمسب حلو ق س مسب حنهلل و و ٱ
Arti Kalimat: ketika Kami mengutus dua utusan kepada mereka, kemudian mereka mendustakan keduanya, sehingga Kami kuatkan lagi dengan utusan ketiga dan para utusan itu berkata: Sesungguhnya kami diutus (sebagai Rasul) kepada kalian
49
Dalam pembacaan ayat ini ada 2 qiroaah (cara membaca) sesuai dengan qiroah sab‟ah, yaitu
pada kata fa‟azzaznaa. Bisa dibaca dengan tasydid pada huruf zai, juga bisa dibaca tanpa tasydid. Sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir al-Jalalain.
Ayat Ke-15 Surat Yaasin
مسب ح مسب مو ق مسب ٱلهلل ل لو يووسمسب حثل ق و مسبوو و مسب و و مسبب مسب ح هلل قيل
وسمسب ق مسب و و ٱ
اق نومسب نح مسب وكل مسب ح هلل قيلومسب مسب حنل ل م و
Arti Kalimat: Mereka (kaum itu) berkata: Tidaklah kalian kecuali manusia sama seperti kami, dan arRahmaan (Allah) tidaklah menurunkan apapun. Tidaklah kalian kecuali berdusta
Kaum itu menentang dan menganggap para Rasul itu sama dengan mereka, sama-sama manusia, bukanlah utusan Allah. Mereka
menganggap bahwa kalau seandainya Allah turunkan utusanNya, maka niscaya bukan dari kalangan manusia, tapi kalangan Malaikat. Ucapan ini sama dengan ucapan-ucapan para penentang Rasul pada umat-umat sebelum kita yang lain, yang diabadikan dalam al-Quran:
دق فو وا وا و و جوق كوا و ل تو لت همل قسق قهقمل االبػو ػبنوات فػو وااقو و وشو ة ػوهل
50
Yang demikian itu karena telah datang kepada mereka para Rasul dengan membawa penjelasan-penjelasan kemudian mereka berkata: Apakah (pantas) seorang manusia memberi petunjuk kepada kita? (Q.S atTaghobuun ayat 6)
واوئ ل وطوعلتقمل وشو ال مثػل وكقمل إ جكقمل إ ال وواس ق فو Kalau seandainya kalian mentaati manusia juga yang sama dengan kalian, sungguh kalian telah merugi (Q.S al-Mu‟minuun ayat 34)
وموا مونو و انجااو وفل ػقؤلمنقو إ ل جواءوىقمق للقدوى إ وفل وااقو و ػوعو و ا جوق وشو ال وسقو
Dan tidaklah ada yang mencegah manusia untuk beriman ketika datang kepada mereka petunjuk kecuali mereka berkata: Apakah Allah mengutus manusia sebagai Rasul? (Q.S al-Israa‟ ayat 94)
Petikan ayat-ayat tersebut yang menyebutkan sikap serupa dari para penentang dakwah Rasul yang mencemooh jika utusan Allah adalah manusia biasa, disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir.
Dalam ayat ini disebutkan bahwa para penentang dakwah Rasul itu menyatakan: arRahmaan tidaklah menurunkan apapun.
51
Artinya, mereka mengingkari bahwa Allah (arRahmaan) menurunkan kitab dan mengutus
RasulNya.
Apakah itu berarti bahwa orang-orang yang menentang dakwah para Rasul itu telah mengenal Nama Allah arRahmaan (Yang Maha Penyayang)?
Dalam hal ini ada 2 penafsiran yang disebutkan oleh al-Aluusy dalam tafsirnya
Ruuhul Ma‟aaniy:
Pertama, Ucapan ini menunjukkan pengakuan mereka terhadap Uluhiyyah (Allah), tapi mereka mengingkari arRisalah (diutusnya Rasul) dan mereka bertawassul kepada berhala-berhala (dalam beribadah kepada Allah, pent).
Kedua, Bisa jadi penyebutan itu adalah penghikayatan Allah terhadap ucapan mereka. Artinya, Allah tidak menukil secara persis lafadz ucapan mereka tapi menggunakan pengibaratan yang lain.
Wallaahu A‟lam.
Ayat Ke-16 Surat Yaasin
لل و ق نومسب و ق مسبٱ يل لكق سمسب حلو مسب حنهلل ق مسبرو م و مسب و ل ويق و ٱ
52
Arti Kalimat: Mereka (para Rasul itu) berkata: Tuhan kami yang mengetahui bahwa sesungguhnya kami benar-benar diutus kepada kalian (sebagai Rasul)
Para Ulama‟ Tafsir menjelaskan bahwa ucapan para Rasul ini dikuatkan dengan 3 penekanan (ta‟kid), yaitu sumpah, kata Inna, dan lam taukid. Ucapan: Robbunaa ya‟lamu itu menduduki kedudukan sumpah.
Para Rasul itu menyatakan bahwa mereka benar-benar utusan Allah, kalau seandainya mereka berdusta mengaku-ngaku sebagai utusan Allah padahal bukan, pasti Allah akan menghinakan mereka dan segera menimpakan adzab kepada mereka (disarikan dari Tafsir as-Sa‟di).
Sebagaimana ketika orang-orang kafir Quraisy mendustakan bahwa Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam adalah utusan Allah dan menganggap beliau mengada-adakan kedustaan atas nama Allah, Allah memerintahkan kepada beliau untuk
menyatakan: cukuplah Allah sebagai saksi bagi kita
تػو و ػلتقوق فويو تول كقوفو ل م و ا جو شو لئالا ىقوو و ل ومق بوا ... قلل إف فػلنوكقمل وىقوو ال و قو ق ا ج مق ه دال ػو ل و ػو ػل تق قوفو ف و كو و و شو
53
Katakanlah: Jika aku mengada-adakan kedustaan atas NamaNya, maka kalian tidak akan mampu melindungi aku dari adzab Allah sedikitpun. Dan Dia Paling Mengetahui tentang apa yang kalian ucapkan (tentang al-Quran). Cukuplah Dia sebagai saksi antara aku dan kalian, dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Penyayang (Q.S al-Ahqoof ayat 8).
Allah juga menjelaskan bahwa jika Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam mengada-adakan kedustaan atas nama Allah, maka Allah akan segera mengadzab beliau dan tidak ada satupun pihak yang bisa menghalangi terlaksananya adzab Allah tersebut.
و وا ل نوا ػوعلضو لل و و ل وا منلوق اال و (44) واوول تػو ووجؿو و و ػل ( 45)لوا منلكقمل م ل و ود ونلوق واج و (46)ثقج او وطوعلنوا منلوق الووت و فو و
(47) Kalau seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan kedustaan ucapan atas nama Kami, sungguh Kami akan mengambilnya dengan Tangan Kanan (dengan kuat), kemudian Kami putus urat jantungnya. Maka tidak ada seorangpun dari kalian yang bisa mencegahnya (Q.S al-Haaqqah ayat 44-47)
54
Ayat Ke-17 Surat Yaasin
ق ح قمسبل مسب ٱ ولو ق مسب ٱل سمسب ح هلل وو و مسبعو و ل و
Arti Kalimat: dan (para Rasul itu berkata) tidaklah ada (kewajiban) kami kecuali menyampaikan (risalah) dengan penyampaian yang jelas
Tugas para Rasul adalah menyampaikan
ajaran dari Allah dengan penjelasan yang sangat jelas. Sebagaimana Rasul kita Muhammad shollallahu alaihi wasallam telah memberikan penjelasan yang sangat gamblang kepada umat ini, saking jelasnya hingga diibaratkan „malamnya bagaikan siangnya‟.
ا ػوعلد إ ج هو تقكقمل و و البػو ل واء او ػل قهوا كونػوهوا ىوا و و غق ونػل ودل تػو وكل ىواا ة
Aku telah tinggalkan untuk kalian (ajaran yang jelas) yang putih (bersinar), malamnya bagaikan siangnya. Tidaklah ada yang menyimpang sepeninggalku kecuali ia akan binasa (H.R Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Abi Ashim, dinyatakan bahwa sanadnya hasan oleh al-Mundziri, dan dishahihkan al-Albany).
Para Rasul itu tidak diharuskan untuk merubah isi hati manusia, karena hidayah
55
taufiq mutlak hanya milik Allah. Karena itu, para Nabi dan Rasul itu tidak dianggap gagal
dalam dakwah meski yang ikut hanya satu atau dua orang, bahkan tidak ada yang mengikuti dakwahnya sama sekali. Sebagaimana dalam hadits dinyatakan bahwa ditampakkan kepada Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam para Nabi dan Rasul serta pengikut mereka. Ada di antara Nabi itu yang pengikutnya hanya satu orang. Bahkan ada juga yang Nabi tidak ada
pengikutnya sama sekali.
و انج ج وموعووق ا ججقلو و انج ج واو ل و موعووق و ودة
…dan (ditampakkan padaku) ada Nabi yang pengikutnya satu orang, dan ada Nabi yang tidak ada pengikutnya sama sekali (H.R Ahmad dengan sanad yang shahih, perawinya semuanya rijal al-Bukhari)
Sehingga, sebagai penerus dakwah para Nabi kita harus menyadari bahwa keberhasilan dakwah bukanlah dinilai dengan banyaknya pengikut. Namun, yang dinilai Allah adalah
apakah ajaran yang wajib disampaikan telah tersampaikan secara jelas dengan cara yang sesuai dengan Sunnah Nabi. Jangan sampai seorang dai tidak menyampaikan dakwah secara jelas tapi dia menutupi hal-hal prinsip agama yang seharusnya disampaikan sehingga menjadi samar tidak jelas lagi.
56
Ayat Ke-18 Surat Yaasin
مسب يل و هللكق لجق مسب ون و ق مسبٱونو مسبٱوئح مسبٱهلليل يل ل و مسباحكق يهلل س مسب ح هلل مسب وطوق و ٱ
يمسب لحومسب نو بء ح هلل مسبعو يمسب و و هلل هللكق لو وو
Arti Kalimat: Mereka (orang-orang yang didatangi Rasul itu) mengatakan : Sesungguhnya kami bertathoyyur (menganggap sial) dengan (kedatangan) kalian. Kalau kalian tidak berhenti (dari menyampaikan dakwah), niscaya kami akan merajam (melempari batu hingga meninggal) kalian, dan sungguh kami akan menimpakan siksa yang pedih kepada kalian
Para penentang dakwah Rasul itu bertathoyyur, yaitu menganggap kedatangan Rasul itu menyebabkan kesialan bagi mereka. Mereka menganggap bahwa orang-orang seperti para Rasul ini tidaklah datang ke suatu tempat, kecuali tempat itu akan mendapatkan adzab/ kesengsaraan (disarikan dari penjelasan
Mujahid, sebagaimana dinukil Ibnu Katsir).
Sebagian Ulama Tafsir menyatakan bahwa saat itu hujan tidak turun di tempat mereka (terjadi kekeringan). Hal ini dianggap penyebabnya karena datangnya para Rasul itu (disarikan dari Tafsir al-Baghowiy).
Tidak hanya menganggap kedatangan para Rasul itu sebagai sumber kesialan, tapi justru
57
penduduk kampung itu mengancam para Rasul itu bahwa kalau mereka tidak berhenti
dari menyampaikan ajarannya, niscaya para Rasul itu akan dirajam, yaitu dilempari batu hingga mati, atau akan disiksa oleh mereka.
Salah satu sisi anggapan kesialan karena datangnya Rasul itu menurut Syaikh Ibn Utsaimin adalah karena kalau Rasul itu datang membawa aturan-aturan syariat yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka, maka mereka merasa sial karena berat
mengerjakannya, terasa sempit, tidak bebas lagi.
Ayat Ke-19 Surat Yaasin
مسب و لممسب قيلومسب حلل قيمسباويل ح مسبذقك ئ
ومسب يل يمسب هلل وكق مسبطو ئحلق ق
ق و ٱحفق نومسب م ل
Arti Kalimat: Mereka (para Rasul) berkata: keburukan yang menimpa kalian adalah disebabkan (perbuatan dosa) kalian sendiri. Apakah (pantas kalian bersikap demikian) saat kalian diberi peringatan. Bahkan kalian adalah kaum yang melampaui batas
Para Rasul itu menyatakan kepada mereka bahwa keburukan yang menimpa mereka justru karena mereka menentang ajaran Allah. Kalian adalah kaum yang melampaui batas.
58
Bentuk sikap melampaui batas itu dijelaskan oleh Syaikh Ibn Utsaimin adalah:
Pertama, mereka menentang Rasul tanpa hujjah dan dalil.
Kedua, mereka menganggap kedatangan Rasul itu sebagai kesialan, padahal datangnya Rasul dengan menyampaikan ilmu dari Allah adalah sebuah karunia dan keberkahan yang paling tinggi.
Ketiga, mereka mengancam para Rasul itu
akan dirajam atau disiksa jika tidak berhenti dari menyampaikan dakwahnya.
59
Perjuangan Dakwah Seorang Beriman
yang Benar-Benar Mengharapkan
Kebaikan untuk Kaumnya
Ayat ke-20 Surat Yaasin
مسب مسبيو و لمح مسب و لو عو و ل يمسب ل و ح وةحمسبروجق ل و مسب ٱومسب س ومسب ح ل ووجو
لل و ح ومسب ل ق هلل ح ق مسب ٱ
Arti Kalimat: dan (tiba-tiba) datanglah dengan bergegas seorang laki-laki dari ujung kota dan berkata: Wahai kaumku, ikutilah para Rasul itu
Banyak para Ahli Tafsir yang menyebut nama laki-laki tersebut adalah Habiib yang terkena penyakit lepra. Ada riwayat dari Ibnu Abbas tentang penyebutan nama ini, namun yang diriwayatkan Ibnu Jarir lemah karena adanya perawi Ibnu Humaid (Muhammad bin Humaid ar-Raziy), yang dilemahkan oleh Ahmad, anNasaai, serta dinyatakan oleh Ibn Waaroh sebagai pendusta.
Al-Quran menyebutnya sebagai „seorang laki-laki‟, tanpa menyebut nama. Demikian juga tidak ditemukan adanya hadits Nabi yang shahih yang menyebutkan nama orang tersebut. Wallaahu A‟lam.
Intinya, seorang laki-laki ini datang dari tempat yang jauh karena sangat inginnya ia
60
menyampaikan kebaikan kepada kaumnya. Sebagian Ahli Tafsir menyatakan bahwa ia
mendengar kabar bahwa kaum itu akan membunuh para Rasul tersebut, sedangkan ia termasuk beriman kepada Rasul itu dan ingin menyampaikan kebaikan bagi kaumnya.
Syaikh Ibn Utsaimin menjelaskan bahwa orang itu memanggil pihak penentang dakwah Rasul itu dengan sebutan „wahai kaumku‟ sebagai bentuk kelembutan dalam panggilan. Tidak mengatakan: „wahai orang-orang yang bodoh‟, atau semisalnya. Dia juga tidak mengatakan: „wahai saudaraku‟ karena orang-orang tersebut kafir sedangkan dia adalah mukmin. Tidak ada persaudaraan antara orang beriman dengan orang kafir.
Orang ini sangat bersemangat menyampaikan kepada kaumnya. Hal itu bisa dilihat dari 2 hal:
Pertama, ia datang dari jauh. Disebut dalam ayat ini : min aqshol madiinati.
Kedua, ia datang dengan bergegas, cepat-cepat, tidak berlambat-lambat. Disebut dalam ayat ini
dengan kata “yas-„aa” (bergegas). Karena itu bagi seseorang yang ingin memperingatkan atau menasehati saudaranya hendaknya tidak menunda-nunda waktunya (disarikan dari Tafsir Surat Yaasin libni Utsaimin hal 76-77).
61
Ayat Ke-21 Surat Yaasin
ونومسب يمسبمم ل و ق لم مسبوو ق جلومسب يل مسبو قكق و ل مسب هلل ح ق مسب و مسب هلل
Arti Kalimat: Ikutilah (para Rasul) yang tidak meminta upah kepada kalian dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk
Laki-laki yang baru datang itu memberikan alasan mengapa kaumnya harus mengikuti para Rasul itu. Karena para Rasul itu ikhlas
berdakwah hanya untuk Allah, tidak mengharapkan upah dari orang-orang yang jadi sasaran dakwahnya. Selain itu, para Rasul itu juga berada di atas hidayah.
Syaikh Abdurrahman as-Sa‟di mengisyaratkan bahwa 2 kebaikan ini terkumpul pada para Rasul. Sedangkan pihak lain, kadangkala ada orang yang ikhlas dalam berdakwah, tapi dakwahnya tidak di atas petunjuk (sesat).
Sebaliknya, ada yang benar materi yang didakwahkan, tapi mereka tidak ikhlas dalam dakwahnya. Para Rasul itu tidak demikian. Mereka ikhlas dalam dakwahnya dan berada di
atas petunjuk.
Syaikh Ibn Utsaimin rahimahullah menyatakan tentang mengambil upah dalam dakwah dan pengajaran:
“di antara faidah yang bisa diambil dari ayat ini adalah semestinya seorang dai yang berdakwah menuju Allah hendaknya menjauhkan diri dari mengambil harta-harta di
62
tangan manusia meskipun mereka memberikannya. Karena yang demikian bisa mengurangi kedudukannya jika ia menerima dalam rangka dakwah dan nasihatnya. Karena para Rasul alaihimussholaatu wassalaam tidak meminta upah kepada manusia baik dengan lisan hal maupun lisan maqol (ucapan).
Dengan ini kita mengetahui keburukan sebagian manusia –walaupun Alhamdulillah sedikit- yang memberikan nasihat yang kadang benar-benar menyentuh. Namun setelah selesai, ia berkata: sesungguhnya saya memiliki kebutuhan atau saya miskin, dan semisalnya. Maka jadilah nasihat itu untuk tujuan dunia.
Apakah bisa diambil pelajaran dari ayat ini bahwa tidak boleh mengambil upah dalam mengajarkan ilmu karena hal itu menyelisihi jalan para Rasul atau tidak? Karena yang tidak boleh diambil upah adalah dakwah untuk Allah Azza Wa Jalla. Inilah yang tidak boleh diambil upahnya karena kewajiban dakwah yang harus disampaikan manusia. Adapun pengajaran ilmu (ta‟lim) yang membutuhkan perhatian, rasa capek, dan pemberian pemahaman yang khusus, ini tidak mengapa.
Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda:
إفج و وقج موا و و ل قل و و لو وجل ال كتوابق ا جو Sesungguhnya yang paling berhak untuk kalian ambil upah darinya adalah Kitabullah (H.R al-Bukhari) (Tafsir Surat Yaasin libni Utsaimin hal 77)
63
Ayat Ke-22 Surat Yaasin
ل حمسب قللجو ق نومسب مسب لو لو ح طو ح مسب ومسب لهلل ل ق قوسمسب مسب و و وو و مسبلح
Arti Kalimat: Mengapa tidak aku menyembah (Tuhan) yang menciptakan aku dan kepadaNyalah kalian akan dikembalikan
Para Rasul itu mengajak kaum tersebut untuk beribadah hanya kepada Allah Sang Pencipta, dan meninggalkan sesembahan lain selain
Allah. Tapi kaum itu menolak dan menentangnya.
Maka laki-laki yang datang tadi menyatakan: Apakah pantas bagiku untuk tidak menyembah (beribadah) kepada Tuhan yang menciptakan aku? Maka sembahlah Dia saja Tuhan Yang Menciptakan kalian dan kepadaNya kalian akan kembali untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kalian.
Sebagaimana Allah adalah satu-satunya Pencipta kita tanpa campur tangan pihak lain, maka dialah satu-satunya yang berhak menerima persembahan ibadah kita, tidak
boleh dibagi dengan yang lain.
Hal ini semakna dengan ayat:
ا انجااق لبقدق و جكقمق اج و و وكقمل و اج و م ل ػوبل كقمل وا و ػهو اوعو جكقمل تػوتػج قوفو
Wahai sekalian manusia, sembahlah Tuhan Yang menciptakan kalian dan orang-orang
64
sebelum kalian, agar kalian bertakwa (Q.S al-Baqoroh ayat 21)
إ ج اج (26) وإ ل واؿو إ ػل و ى مق لو و و ػوولمو إ ج ػو و ءة مجا تػوعلبقدق فو د (27)فوطو ون فوإ جوق سو ػوهل
Dan ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya dan kaumnya: Sesungguhnya aku berlepas diri dari segala yang kalian sembah, kecuali (Tuhan) yang menciptakan aku, karena Dia yang akan memberi hidayah kepadaku (Q.S az-Zukhruf ayat 26-27)
Segala pihak yang tidak menciptakan kita, sama sekali tidak pantas untuk menerima persembahan ibadah kita.
Ayat Ke-23 Surat Yaasin
مسب طمسب هلل مسباحضق مو ق مسب ٱلهلل ل مسب حنمسب قلحدلنحةا ح و سمسب و ٱ ح ۦح مسب ح مسبدقو حنق تهلل
و وأ
ونحمسب مسب ق حنقمسبم مسبوو و مسب و ل يل مسب و و و ق ق مسب و ح ق ل ح
Arti Kalimat: Apakah (pantas) aku beribadah kepada selainNya (yang tidak memiliki kemampuan apa-apa) yang jika arRahmaan menghendaki terjadinya mudharat kepadaku, sesembahan lain itu tidak bisa memberikan syafaat sedikitpun dan tidak pula bisa menyelamatkan aku
Allah adalah Yang Maha Berkuasa di atas segala-galanya. Jika Allah berkehendak untuk
65
menimpakan keburukan kepada seseorang, tidak ada satu pihakpun yang bisa memberi
syafaat dengan mengurangi keburukan itu terjadi atau bahkan menghilangkan sama sekali. Karena itu, untuk apa aku beribadah kepada selain Allah yang tidak punya kemampuan apa-apa?
Di dalam ayat ini, disebut Nama arRahman, Yang Maha Penyayang ketika menginginkan kemudharatan kepada hambaNya. Hal itu mengisyaratkan bahwa kemudharatan yang
menimpa seorang hamba di dalamnya kadangkala terkandung kasih sayang Allah. Kadangkala seorang yang tertimpa musibah (kemudharatan) menjadi kembali kepada Allah dengan sebab musibah itu (disarikan dari penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin dalam menafsirkan surat Yaasin hal 81).
Ayat Ke-24 Surat Yaasin
مسب م ح ممسب يطلو مسب و حسمسب حذم مسبٱهلل ح ح
Arti Kalimat: Jika sampai demikian, sungguh aku berada dalam kesesatan yang nyata.
Sungguh aku sesat dengan kesesatan nyata jika aku masih menyembah selain Allah, padahal sesembahan lain itu tidak punya kemampuan apa-apa jika Allah telah menetapkan mudharat terjadi bagi hambaNya.
66
Kesesatan itu ada yang nyata ada yang tersembunyi. Setiap orang yang menyimpang
dari al-haq maka ia mendapat porsi kesesatan sesuai dengan penyimpangan yang dilakukan.
Dalam ayat ini disebutkan bahwa jika sampai ia beribadah kepada selain Allah, maka ia akan berada dalam kesesatan yang nyata (kesesatan yang terbesar). (disarikan dari penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin hal 94).
Ayat Ke-25 Surat Yaasin
مسبفو ل و ق نحمسب يل حكق حلو مسبا سمسب و و نق ح ح
Arti Kalimat: Sesungguhnya aku beriman kepada Rabb kalian, maka dengarlah.
Laki-laki tersebut dengan terang-terangan mengikrarkan keimanan dia kepada Allah, dia beriman kepada dakwah para Rasul itu. Dia sampaikan secara jelas untuk didengar dan diikuti kaumnya.
Kebanyakan para Ulama Tafsir menyatakan bahwa setelah mengucapkan hal itu orang
tersebut dibunuh oleh kaumnya. Ada yang menyatakan ia dibunuh dengan dirajam (seperti pendapat Qotadah). Ada yang menyatakan bahwa ia dibakar (seperti penjelasan al-Hasan). Sebagian Ulama menyatakan bahwa ia diinjak-injak hingga ususnya keluar melalui duburnya (diriwayatkan dari Ibnu Mas‟ud).
67
Ayat ke-26 Surat Yaasin
مسب و ل و ق نومسب مسب و ل ح مسبيو و لنو مسب و لو و هللةو مسب ٱل يح مسب دلخق ح يو
Arti Kalimat: dikatakan kepadanya: masuklah ke dalam Jannah (Surga). Orang itu berkata: duhai seandainya kaumku mengetahui
Setelah dia dianiaya oleh kaumnya hingga meninggal di atas keimanan, dikatakan kepadanya: masuklah ke dalam Jannah. Para
Ulama berbeda pendapat apakah ia masuk Jannah secara langsung saat itu atau ia sekedar diijinkan untuk masuk Jannah dan ditampakkan kenikmatan yang akan didapatkannya, namun nantinya masuk Jannah saat setelah hari kebangkitan.
Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah cenderung pada pendapat Ulama bahwa ruhnya telah masuk Jannah dan mendapat kenikmatan di sana (anNubuwwaat karya Ibn Taimiyyah (1/183).
Pendapat ini dinisbatkan kepada tabi‟i Qotadah dan diriwayatkan dari Ibnu Mas‟ud. Sedangkan Mujahid berpendapat bahwa setelah meninggal
ia tidak langsung masuk Jannah, namun ia diberi tahu bahwa ia telah wajib mendapatkan Jannah dan ditampakkan kenikmatan-kenikmatan yang akan diterimanya. Syaikh Ibn Utsaimin cenderung pada pendapat Mujahid ini bahwa orang tersebut tidak langsung masuk Jannah, namun ia mendapatkan kenikmatan-kenikmatan di alam barzakh (kubur). Maka
68
ayat ini adalah salah satu dalil yang menetapkan adanya kenikmatan kubur bagi
orang beriman.
Setelah orang tersebut mendapatkan kepastian bahwa ia masuk Jannah, dan melihat kemuliaan dan kenikmatan yang akan didapatkan, ia berkata: duhai seandainya kaumku mengetahui.
Ayat Ke-27 Surat Yaasin
لو ح ومسب ل ق ل مسب ٱ مسب ح و حمسبووجو و و ح مسبرو مسبلح لو و
ح و مسب و ا
Arti Kalimat: disebabkan Tuhanku telah mengampuniku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan
Orang tersebut benar-benar seorang yang memiliki sifat an-Nashihah kepada umatnya saat hidup maupun setelah meninggalnya. Tidak ada perasaan dendam sama sekali. Justru dia masih sangat mengharapkan kaumnya bisa bertaubat. Dia seakan-akan mengatakan: duhai seandainya kaumku tahu, bahwa aku yang meninggal di atas keimanan ini telah diampuni Allah dan dimuliakan oleh Allah dengan Jannah-Nya. Duhai seandainya mereka mengetahui hal itu sehingga mereka mau beriman kepada para Rasul itu hingga nantinya juga mendapat kenikmatan seperti aku.
69
Subhaanallah… demikian indahnya akhlak orang tersebut. Hal ini seharusnya menjadi
teladan bagi orang-orang yang berdakwah di jalan Allah. Ia sampaikan dakwah karena kasih sayang keinginan agar orang lain juga mendapat hidayah. Bukan dilandasi dendam atau kebencian. Atau keterpaksaan menjalankan kewajiban.
70
Siksaan yang Disegerakan Bagi
Penentang Dakwah Rasul
Ayat Ke-28 Surat Yaasin
مسب ح و مسب مسب ح مسبجق ط ۦح ه مسب ح مسببو ل ح مسب و ل ح ۦح و و مسب و لل يووسمسب وو و
هلل مسب ق حٱح ومسبس حمسبوو و مسبكق ٱ هلل و
Arti Kalimat: dan tidaklah Kami turunkan kepada kaumnya setelah (kematian)nya para tentara (Malaikat) dari langit dan tidak (perlu) Kami menurunkan (Malaikat untuk membinasakan mereka)
Allah Subhaanahu Wa Ta‟ala membalas perlakuan kaum itu kepada laki-laki tersebut dengan mengadzab mereka. Namun, adzab kepada kaum itu tidak perlu dengan diturunkan para Malaikat dari langit. Karena kaum itu sangat hina, rendah, dan mudah untuk dibinasakan. Tidak perlu susah payah
menurunkan para Malaikat dari langit untuk membinasakannya.
Ayat Ke-29 Surat Yaasin
ونومسب مسب و ح ق يل مسب و ح و ممسبفو حذو مسب ق ةم مسب و ل ومسب ح هلل حنمسب و ونل
71
Tidak ada adzab (bagi mereka) kecuali hanyalah satu kali teriakan suara saja, hingga segera setelah itu mereka tidak bergerak (mati)
Cukup dengan satu teriakan suara menyebabkan mereka tak bergerak. Kata khomiduun salah satu maknanya adalah keadaan diam setelah sebelumnya bergerak. Bagaikan api yang sebelumnya menyala, bergejolak, kemudian padam hingga yang tersisa hanya abu. Cukup satu suara, tidak perlu berulang, merekapun binasa seluruhnya,
para penentang Rasul itu.
Hal ini juga ancaman bagi kaum Quraisy yang menentang dakwah Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam karena kisah ini diberikan permisalan untuk mereka jadikan pelajaran. Bahwa Allah Maha Mampu membinasakan mereka sekaligus jika mereka tidak mau beriman.
Sebagian Ulama Tafsir menjelaskan bahwa teriakan itu adalah teriakan Jibril. Sebagian lagi tidak menetapkan itu adalah teriakan Jibril, hanya disebutkan sebagai sebuah
teriakan dari langit. Wallaahu A‟lam.
Ayat Ke-30 Surat Yaasin
مسب و ق مسب مسب ح هلل ح مسبرهلل ق لم ح حيمسب لمسب ٱل ح و دحمسب و مسب و و و امسب و يو و ل
يح قونومسب و ل و ل مسب ح ۦح ا
72
Arti Kalimat: Sungguh penyesalan besar bagi para hamba itu. Tidaklah datang seorang Rasul pun kecuali mereka mengejeknya
Di dalam ayat ini terkandung faidah bahwa mengejek Rasul adalah kekufuran, karena konteks kalimat pada ayat ini adalah tentang kaum yang mendustakan/ menentang Rasul dan dibinasakan dengan perbuatan itu. Sebagaimana juga dijelaskan dalam ayat lain bahwa memperolok-olok Allah, KitabNya dan Rasul-Nya adalah kekufuran:
تػوهل ئقوفو ... و تػوعلتو ق ودل (65) قلل و اا جو و و واتو و وسقواو كقنلتقمل تو ل... كو و ل قل ػوعلدو إيوا كقمل
…katakan: Apakah terhadap Allah, ayat-ayatNya, dan RasulNya kalian memperolok? Janganlah minta maaf, kalian telah kafir setelah keimanan kalian (Q.S atTaubah ayat 65-66)
Di dalam ayat ini juga terkandung pelajaran bahwa setiap Rasul pasti pernah mengalami ejekan dan cemoohan. Sebagian yang menjadi sasaran dakwah ada yang beriman dan ada
juga yang menentang dan mengejeknya. Namun ada juga Nabi yang tidak ada yang beriman satupun (tidak ada pengikutnya sama sekali), sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Ahmad yang telah disebutkan pada tafsir ayat ke-17 di atas. (disarikan dari penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin pada hal 110).
73
Orang yang Sudah Mati, Tidak Akan
Hidup Kembali di Dunia. Kecuali Atas
Kehendak Allah. Seluruhnya Akan
Dibangkitkan Kelak
Ayat Ke-31 Surat Yaasin
مسب يل نهلل قومسبأ ونح لق مسب ٱل ق ح و يمسب ل و ل و مسب و ل و ق
ومسب يل ول مسب و مسب ولو ويل ٱ
وأ
مسب وللجح ق نومسبمسب و ل حيل حلو
Arti Kalimat: Tidakkah mereka melihat berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan dan mereka tidak kembali
Tidakkah mereka mengambil pelajaran (ibrah) dari keadaan kaum yang dibinasakan Allah karena menentang para Rasul, bagaimana mereka telah binasa (mati) dan tidak kembali lagi ke dunia.
Di dalam ayat ini terkandung faidah bahwa
tidak mungkin seseorang yang mati dibangkitkan hidup lagi ke dunia sebelum datangnya hari kiamat. Kecuali kejadian-kejadian yang ditakdirkan terjadi oleh Allah sebagai ayat (tanda-tanda kekuasaannya).
Seperti yang disebut dalam al-Quran bahwa Isa bin Maryam alaihissholaatu wassalaam menghidupkan orang yang mati dengan izin
74
Allah. Seperti juga kisah seseorang yang dimatikan Allah selama 100 tahun kemudian
dibangkitkan kembali (Q.S al-Baqoroh ayat 59). Atau seperti Bani Israil yang terkena shoo-„iqoh kemudian dihidupkan lagi oleh Allah (Q.S al-Baqoroh ayat 55-56). Sebagaimana juga kisah seorang pemuda yang dibunuh Dajjal kemudian dihidupkan kembali.
Namun secara asal, orang yang mati tidak akan bisa hidup lagi karena Allah menyatakan dalam ayat ini :
مسب وللجح ق نومسب...مسب و ل حيلمسب حلو يل نهلل قومسبأ
...sesungguhnya mereka (yang sudah meninggal) tidak kembali lagi kepada mereka (yang masih hidup di dunia)...
Ayat Ke-32 Surat Yaasin
ونومسب ق لضو و ل و مسب ق ح عمسب هلل هلل هلل مسبجو مسبٱ نمسب ق
Arti Kalimat: dan tidaklah seluruhnya kecuali berkumpul (untuk) dihadirkan di sisi Kami
Seluruh kaum, baik dari generasi-generasi terdahulu yang telah dibinasakan, seperti „Ad, Tsamud, dan generasi setelahnya hingga hari kiamat nanti, akan dibangkitkan dan dikumpulkan menuju Allah Azza Wa Jalla untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, hal ini sebagaimana penjelasan Qotadah.
75
Syaikh Ibn Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa kata “kullun” dan “jami‟ sama-sama
mengandung makna “cakupan pada keseluruhan”. Atau dalam bahasa Indonesia bisa diartikan „semuanya‟ atau „seluruhnya‟. Namun, kata „kullun‟ meski mengandung arti „seluruhnya‟, tapi bisa saja terpisah-pisah tidak berada di satu tempat dan waktu yang sama. Sedangkan kata “jami‟” mengandung arti „seluruhnya‟ dan makna „berkumpul di satu tempat bersama-sama dalam satu waktu‟
(disarikan dari Tafsir Yaasin libni Utsaimin halaman 115-116).
76
Tanda Kekuasaan Allah: Menghidupkan
Bumi yang Mati Hingga Memberi Manfaat
Kehidupan
Ayat Ke-33 Surat Yaasin
لوجل و مسب ح ل و مسب خلو ل و لنو و مسبوو
ومسب ل و ل وةق مسب ٱ رضق
و مسب لل يق هلل ق وو و وةمسبٱ ق ق نومسبلمسب و و م مسبفو ح ل ق
Dan (di antara) tanda (kekuasaan Allah) bagi mereka adalah bumi (yang sebelumnya) mati, Kami hidupkan dan Kami keluarkan darinya biji-bijian yang darinya mereka makan
Salah satu tanda kekuasaan Allah dalam membangkitkan seluruh manusia yang telah meninggal sejak dulu hingga nanti menjelang hari kiamat adalah: tanah yang sebelumnya kering, tanamannya mati, ketika diturunkan hujan, Allah berikan kehidupan lagi. Maka Allah Yang Maha Mampu menghidupkan hal itu, juga Maha Mampu untuk membangkitkan semua manusia yang telah mati untuk dikumpulkan di padang Mahsyar.
Seperti dalam firman Allah:
77
ا ال واءو هو و لضو واشعو ال فوإ و و ػل والنوا و و ػل وم ل و واتو و ج و تػو وى للء ي ال وولتو إ جوق و و كقلب شويل ا او قحل تػو جتل و و و ل إفج اج و ل واىو ىل
ود ة
Dan di antara tanda-tanda (kekuasaan)Nya adalah bahwa kau lihat bumi kering, ketika Kami turunkan kepadanya air (hujan) niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya (Allah) yang menghidupkannya, pastilah mampu menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu (Q.S Fushshilat ayat 39) (disarikan dari tafsir Yaasin libni Utsaimin hal 118).
Setelah bumi/ tanah itu hidup, Allah tumbuhkan tanam-tanaman. Di antara tanaman-tanaman itu ada yang tumbuh dari biji-bijian yang menjadi sumber makanan manusia, seperti biji gandum menjadi roti dan padi menjadi nasi.
Karena itu Allah menyatakan: fa minhu ya‟kuluun (kemudian darinyalah kalian makan). Potongan kalimat ini memberikan
makna pembatasan, seakan-akan menyatakan: hanya darinyalah kalian makan. Di dalam hal ini terkandung faidah begitu butuhnya seorang hamba kepada Rabb-Nya. Seakan-akan itu tantangan dari Allah: jika kalian mampu, silakan keluarkan sendiri dari tanah sumber makanan kalian. Sesungguhnya kalian tidak mampu makan kecuali dari sumber makanan
78
yang Kami keluarkan dari tanah (disarikan dari Tafsir Yaasin libni Utsaimin hal 124).
Ayat Ke-34 Surat Yaasin
لل و مسب فوجهلل مسبوو نو ط علومسبوو ح يطح مسبنهلل مسب نهلل نط ووجو و ل و مسب ح و مسبجو
مسب ٱل ق ق نحمسب ح و مسب ح وArti Kalimat: dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air
Jika pada ayat sebelumnya Allah sebutkan ditumbuhkannya biji-bijian (habban) yang harus diolah sebelum dimakan, maka pada ayat ini Allah ingatkan juga nikmatNya dengan ditumbuhkannya tanaman-tanaman buah yang hasilnya langsung bisa dinikmati tanpa proses olahan lagi, seperti kurma dan anggur.
Selain itu, Allah juga pancarkan mata air untuk kehidupan manusia. Dalam hal ini terdapat tanda kekuasaan Allah Yang Maha mampu memancarkan air dari sesuatu yang asalnya mati dan keras seperti tanah tandus atau bebatuan. Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
ا وشج جقق ا او و هو و ػلهوا ق وإفج منػل ا ػوتػو و ج ق منلوق لل وإفج م و لل وا و او و فػو و ل ق ق منلوق ال واءق
79
Dan di antara bebatuan itu adalah yang memancar darinya sungai, dan di antara bebatuan itu ada yang terbelah hingga keluarlah darinya air (Q.S al-Baqoroh ayat 74).
Nabi Musa juga memukul batu atas perintah Allah sehingga batu itu memancarkan 12 mata air yang bisa diminum oleh 12 kabilah kaumnya (Bani Israil).
تو ل و مقوسو ا وولمو فػو ق لنوا ضل بل عوصواؾو للو و و فوا ػل و و وتل وإ سلنالا منلوق ثػلنوتوا وشل و و و ػل
Dan ketika Musa beristisqo‟ (meminta diturunkan air) untuk kaumnya, maka Kami katakan: pukullah batu dengan tongkatmu. Kemudian memancarlah darinya 12 mata air (Q.S al-Baqoroh ayat 60) (disarikan dari Tafsir Yaasin libni Utsaimin hal 125).
Dalam ayat ini terkandung juga faidah bahwa tanaman kurma dan anggur sangat membutuhkan air. Hasil produksi buahnya tergantung kadar air yang bisa diserapnya (disarikan dari Tafsir Yaasin libni Utsaimin hal
125).
Ayat Ke-35 Surat Yaasin
مسب فولوومسب ل ح حيلومسبأ مسبوو و مسبعو ح و ل ق ۦح لحه و
ق ق مسب ح مسبثولو لح
ونومسب لق و ل ق
80
Arti Kalimat: Agar mereka memakan buahnya dan yang diperbuat oleh tangan mereka. Tidakkah mereka bersyukur?
Para Ulama berbeda pendapat dalam mengartikan maa dalam kalimat wa maa amilathu aydiihim.
Sebagian Ulama mengartikan maa di sini sebagai mawshuulah yang diartikan “yang”. Sehingga artinya adalah: Agar mereka memakan buahnya (secara langsung) dan yang mereka perbuat dengan tangan mereka.
Maksudnya, Allah memberikan nikmat berupa buah yang langsung bisa dikonsumsi seperti kurma, dan bisa juga kalian olah lebih lanjut, misalkan dibuat sirup atau manisan, dan semisalnya. Syaikh Ibn Utsaimin cenderung pada pendapat maa pada ayat ini adalah mawshuulah karena mencakup makna yang lebih luas.
Allah mengingatkan mereka agar mensyukuri nikmat tersebut dengan menyatakan: tidakkah kalian bersyukur?
Seseorang dikatakan bersyukur jika ia melakukan 4 hal: 1. Mengakui nikmat tersebut. Ia mengakui
bahwa itu adalah nikmat dari Allah, tidak didapatkannya berkat keahliannya, namun karena pertolongan dan pemberian Allah.
2. Memuji Allah. Sahabat Nabi Ibnu Abbas menyatakan: “Ucapan Alhamdulillah adalah kalimat yang
81
diucapkan oleh seluruh orang yang bersyukur” (Tafsir Ibnu Katsir (1/128)).
ا هو هق و و ػل وكل و و فػو وحل ودو إفج ا جوو او ػو لضو و العوبلد وفل و لكقلو للا هو هق و و ػل و ل وشل وبو اشج ل و و فػو وحل ودو
Sesungguhnya Allah sungguh ridha kepada seorang hamba yang makan suatu makanan kemudian memuji Allah atasnya, atau meminum suatu minuman kemudian memuji Allah atasnya (H.R Muslim no 4915)
3. Tunduk dan mencintai Allah. 4. Menjalankan ketaatan kepada Allah
sebagai perwujudan syukur. Ia gunakan nikmat pemberian Allah untuk mentaatiNya, tidak untuk bermaksiat kepadaNya.
(disarikan dari Madaarijus Saalikin karya Ibnul Qoyyim (2/247)).
Dalam firman Allah: li ya‟kuluu min tsamarihi (agar mereka memakan buahnya), terkandung faidah bantahan terhadap kaum Jabriyyah yang menafikan illat atau hikmah dalam
perbuatan Allah.
Sesungguhnya setiap perbuatan dan penciptaan Allah mengandung hikmah. Ada banyak dalil tentang hal itu dalam al-Quran. Sebagian dalil tersebut menunjukkan secara tegas, adanya hikmah. Seperti dalam ayat:
ا تػق ل ان ق ق كل و ة واا و ة فو و
82
Itulah hikmah yang sempurna. Maka peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka)(Q.S al-Qomar ayat 5)
Ada juga yang Allah sebutkan dalam bentuk peniadaan terhadap lawan dari hikmah, yaitu main-main atau kesia-siaan. Seperti Allah sebutkan bahwa penciptaan langit dan bumi :
ا واطي نػوهق و نوا ا ج واءو و لو لضو وموا ػو ػل وموا و و لDan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi sia-sia… (Q.S Shaad ayat 27)
ب و نػوهق وا و و لضو وموا ػو ػل نوا ا ج وا و ت و لل وموا و و لDan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya main-main…(Q.S ad-Dukhoon ayat 38) (disarikan dari penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin dalam tafsir Yaasin hal 126).
Ayat Ke-36 Surat Yaasin
مسب هلل و مسبمح هلل مسب قن حنق مسبكق زل و جوو مسب لل ح مسبخو و و مسب لهلل ق لحو و
مسب و ل و ق نومسب مح هلل مسب و مسبوو ق ح حيلومسب مسبوو ح ل رضق
و لل
Arti Kalimat:
Maha Suci (Allah) Yang menciptakan (makhluk) bermacam-macam seluruhnya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri
83
mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui
Al-Azwaaj dalam ayat ini dijelaskan oleh para Ulama‟ maknanya adalah bermacam-macam atau berjenis-jenis. Sebagaimana disebutkan dalam Tafsir atThobary, al-Baghowy, al-Jalalain, dan as-Sa‟di.
Hanya Allah Subhaanahu Wa Ta‟ala saja yang Tunggal. Semua makhluk lain pasti berbilang jumlahnya. Demikian juga jenisnya, ada laki-
laki ada wanita. Termasuk pada sifat yang abstrak seperti senang dan benci, kuat dan lemah, dan sebagainya.
Tidak ada yang tunggal kecuali Allah. Para makhluk terdiri dari jenis yang bermacam-macam. Satu macam makhluk hidup saja bisa memiliki jenis yang banyak. Sebagai contoh: tumbuhan kurma dipercayai memiliki sekitar 1400 spesies. Binatang kecoa memiliki 3500 spesies. Kucing saja memiliki tidak kurang dari 14 spesies seperti Angora, Persia, dan lain sebagainya.
Manusia saja bisa bermacam-macam ras,
bentuk, dan keadaannya. Ada yang berkulit putih, hitam, sawo matang, kuning. Ada yang berambut lurus, ikal, keriting. Ada yang tinggi ada yang pendek. Ada yang cerdas, ada yang tidak.
Dalam ayat ini juga terkandung dalil terbatasnya pengetahuan manusia. Ada banyak macam hal-hal yang tidak diketahuinya.
84
Karena itu di penggalan kalimat terakhir Allah menyatakan: maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
85
Tanda Kemahakuasaan Allah: Pergantian
Siang-Malam, Peredaran Matahari dan
Bulan
Ayat Ke-37 Surat Yaasin
يمسب م ل ح ق نومسب مسبفو حذو مسب ق مسب لهلل و رو مسب ح ل ق قو ل و مسب ليق مسب لهلل يق هلل ق وو و وةمسبٱ
Arti Kalimat: dan (salah satu) tanda (kemahakuasaan Allah) bagi mereka adalah malam yang dengannya Kami menguliti siang, hingga mereka dalam kegelapan
Allah sebutkan dalam ayat ini bahwa Dia „menguliti‟ siang, hingga akibatnya datanglah malam dengan kegelapannya. Menggunakan kata „naslakhu‟ yang artinya “Kami menguliti”, menunjukkan proses itu tidak terjadi secara sekaligus, tapi berangsur-angsur. Seperti ketika manusia menguliti binatang sesembelihannya. Terlepasnya kulit dari binatang itu terjadi sedikit demi sedikit tidak
sekaligus.
Padanya terdapat hikmah yang luar biasa ketika kegelapan malam datang secara bertahap tidak sekaligus, menyebabkan proses adaptasi yang sempurna terhadap penglihatan manusia, kehidupan tanaman, dan semisalnya.
Dalam ayat ini Allah ingatkan salah satu nikmat-Nya kepada para makhluk dengan
86
adanya siang. Ketika datang malam, muncullah kegelapan bagi mereka. Nikmatnya terang akan
dirasakan oleh orang yang pernah merasakan gelap. Dan pada saat gelap, timbul maslahat yang lain, munculnya ketenangan, membuat manusia nyaman beristirahat.
Hanya Allah sajalah yang mampu mempergantikan siang dan malam, kegelapan dan terang itu. Bagaimana jika seandainya Allah tetapkan malam terus menerus hingga hari kiamat, niscaya itu akan sangat
memberatkan makhluk. Atau sebaliknya, siang terus menerus hingga hari kiamat, tentu akan banyak mudharat didapatkan.
قلل و و و ػلتقمل إفل جوعولو ا جوق و و لكقمق ا ج للو سو لمودال إلو ػوولـ ال وامو مو ل قلل و و و ػلتقمل إفل (71) إاووة غو ػل ق ا جو و لت كقمل واء وفويو تو ل وعقوفو
جوعولو ا جوق و و لكقمق انػجهوا و سو لمودال إلو ػوولـ ال وامو مو ل إاووة غو ػل ق ا جو كقنقوفو ف و وفويو تػقبلص ق فو (72) و لت كقمل و لل تو ل
Katakanlah: Bagaimana pendapat kalian jika Allah menjadikan bagi kalian malam terus menerus hingga hari kiamat. Siapakah sesembahan selain Allah yang bisa mendatangkan cahaya untuk kalian? Tidakkah kalian mendengar? (71) Katakanlah: Bagaimana pendapat kalian jika Allah menjadikan untuk kalian siang terus menerus hingga hari kiamat, siapakah sesembahan selain Allah yang bisa mendatangkan malam kepada kalian sehingga
87
kalian bisa tenang dengannya. Tidakkah kalian melihat ? (72)(Q.S al-Qoshosh ayat 71-72)
(disarikan dari Tafsir Yasin libni Utsaimin hal 133-135)
Ayat Ke-38 Surat Yaasin
يح يحمسب ومسب ٱل مسب و ل ح لق ح و مسبذو ٱ هلل و طمسبٱ ل
ح ق ل و و للح مسبٱمسبتو وو ٱ هلل ليق ٱل و ح يحمسب
Arti Kalimat: dan matahari berjalan menuju tempat menetapnya. Yang demikian itu adalah takdir (ketetapan) dari Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui
Matahari berjalan menuju tempat menetapnya (mustaqor) saat ia terbenam. Di manakah „tempat menetap‟ bagi matahari? Dijelaskan dalam hadits shahih riwayat al-Bukhari bahwa tempat menetapnya adalah di bawah „Arsy.
واؿو انج و ج ا جوق و و لو وسو جمو و ل و و ر وضيو ا جوق ونلوق واؿو ىوبق ػق ل ق ا جوق و وسقواقوق لو و ر و غو و و اشج ل ق وتودل و ل و تو لتو ل فو فػو ػقؤل وفق ىوبق وتج تو ل قدو تول و العو لش فػوتو ل ا تو ل و ل ومق واؿو فوإ ػجهو
تو ل فو فويو ػقؤل وفو لووا هوا وتو ل لووا و قوش ق وفل تو ل قدو فويو ػق لبولو منػلا و ػوولاقوق ػق واؿق لووا لجعي م ل و ل ق جئل فػوتوطل ق ق م ل مو ل بوا فو و
د ق العو العو م } تػوعوالو تػو و ر لووا وا و تػو ل { و اشج ل ق تول ا ق ل
88
Dari Abu Dzar –radhiyallahu anhu- beliau berkata: Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda kepada Abu Dzar ketika matahari terbenam: Tahukah engkau ke mana perginya (matahari)? Aku (Abu Dzar) berkata: Allah dan RasulNya yang lebih tahu. Nabi menyatakan: Sesungguhnya ia pergi hingga sujud di bawah „Arsy kemudian meminta idzin (kepada Allah) dan diidzinkan untuknya. Dan hampir saja (saat hari kiamat) saat ia sujud tidak diterima dan ketika ia meminta izin tidak diizinkan, dikatakan kepadanya: kembalilah ke tempat engkau datang. Maka ia terbit dari arah barat. Demikianlah firman Allah Ta‟ala: << dan matahari berjalan menuju tempat menetapnya. Yang demikian adalah ketetapan dari Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui >> (Q.S Yaasin ayat 38 >> (H.R al-Bukhari). Jadi, dijelaskan dalam al-Quran bahwa matahari berjalan dari timur ke barat. Itu terjadi setiap hari. Ia kembali ke tempat menetapnya, di bawah „Arsy saat ia terbenam. Sebelumnya ia meminta izin kepada Allah dan
diizinkan. Demikian berlangsung setiap hari, kemudian ia terbit dari arah sebelumnya (timur). Kecuali pada hari kiamat, Allah tidak izinkan matahari terbit dari arah timur, maka ia terbit dari arah barat. Sesungguhnya matahari berjalan dengan cepat. Namun karena jarak bumi dengan matahari yang demikian jauhnya, seakan-akan
89
perjalanan itu lambat. Seperti saat kita melihat pesawat terbang di udara, kita melihatnya
seakan-akan kecepatannya biasa atau lambat. Padahal sesungguhnya kecepatannya luar biasa. Hanya saja terlihat dari permukaan bumi kecepatannya tidak seperti kecepatan yang semestinya karena jauhnya jarak. Allah menyebutkan dalam ayat ini bahwa peredaran matahari itu telah diatur oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Tidak
ada satu pihakpun selain Allah yang mampu melakukannya. Kemahaperkasaan Allah itu menyebabkan tidak ada satupun pihak lain yang bisa mengubah pengaturan itu, atau menghambat dan menghalanginya sehingga tidak tepat waktu. Atau bahkan merubah arah berjalannya matahari sehingga bukan dari Timur ke Barat tapi dari Barat ke Timur. Sebagaimana Nabi Ibrahim „alaihissalam menantang raja yang kafir lagi sombong: bisakah engkau merubah arah perjalanan matahari menjadi dari barat? Maka raja itupun
terdiam. Padahal sebelumnya ia merasa bangga seakan-akan dia punya kemampuan seperti Tuhan karena mampu menghidupkan dan mematikan. Ia mampu memberi maaf seseorang yang divonis mendapat hukuman mati, itu dianggap menghidupkan, dan ia bisa membunuh seseorang yang lain atas perintahnya, yang itu dianggap mematikan.
90
Tapi giliran merubah arah perjalanan matahari, ia tidak bisa menjawab apa-apa, terdiam dalam
kehinaannya.
وملول تػو و إلو اج وا ج إ ػل و ى مو ف و بو وفل وتواهق ا جوق ال ق ل و إ ل واؿو ي و قم ق واؿو إ ػل و ى مق ق واؿو و وا ق ل إ ػل و ى مق و بو اج يقل ي ويق م و ال وشل ؽ فو لت بوا م و ال و ل ب فػوبقه و فوإفج ا جوو و لت ااشج ل
ـو اظجاا و د ال وول اج كو و و و ا جوق و ػوهلTidakkah engkau melihat kepada orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya, yang Allah beri kepada orang itu kekuasaan, ketika Ibrahim berkata: Tuhanku adalah yang Menghidupkan dan Mematikan. Orang itu berkata: Aku (juga bisa) menghidupkan dan mematikan. Ibrahim berkata: Sesungguhnya Allah mendatangkan matahari dari Timur, maka datangkanlah dari Barat. Maka terdiamlah orang kafir tersebut. Dan Allah tidaklah memberi petunjuk kepada kaum yang dzhalim (Q.S al-Baqoroh ayat 258).
Peredaran matahari itu telah diatur oleh Yang Maha mengetahui, sehingga benar-benar tepat presisi ukuran, jarak, arah pada dzat, gerakan, atau pancaran sinar matahari. Sehingga pergerakan itu benar-benar memberikan maslahat bagi para makhluk.
91
Ayat Ke-39 Surat Yaasin
مسب للجق نح دومسبكو ٱل ق مسبعو تهلل مسب و مسب و و زحلو نو ق رل مسب و هلل لو و ووو ٱل
ٱل و ح يحمسب
Arti Kalimat: dan bulan, Kami tetapkan manzilah-manzilahnya hingga ia kembali bagaikan tandan kurma yang sudah tua
Allah menetapkan adanya manzilah-manzilah bagi bulan. Manzilah itu adalah lintasan; orbit; atau perubahan posisi bulan terhadap matahari dan bumi. Tiap malam bulan berada pada manzilah yang berbeda, sehingga penampakannya di bumi juga berbeda-beda. Siklus itu berjalan dengan waktu yang disebut manusia dengan 1 bulan.
Awal bulan, berbentuk hilal penampakan bulan sangat lemah, bagai bulan sabit yang sangat kecil. Malam berikutnya ia berada pada manzilah yang lain, semakin bertambah terang dan bulatannya semakin sempurna. Pada pertengahan bulan jadilah ia bulan purnama
yang terang dan bulatannya sempurna. Beranjak malam berikutnya, bulatan itu berkurang dan sinarnyapun berkurang. Hingga menjelang berakhir periode bulan itu, ia kembali melemah seperti bulan sabit kecil yang melengkung yang disebutkan dalam ayat itu: bagaikan tandan kurma yang sudah tua.
92
Tandan kurma yang sudah tua akan melengkung putih kekuningan.
Fase penampakan bulan itu sebenarnya mirip dengan fase tumbuh kembang manusia. Manusia dari masa kecil bayi adalah anak kecil tak berdaya. Kecil fisik dan kekuatannya, kemudian beranjak mengalami pertumbuhan menjadi anak, kemudian remaja. Setelah itu dewasa. Setelah melalui usia dewasa, berangsur-angsur kekuatan fisik berkurang. Tubuh yang sebelumnya tegap menjadi
bungkuk.
Pada ayat ini Allah menyebutkan sifat al-qodiim pada makhluknya. Suatu sifat yang mengandung makna kekurangan, yaitu tua, kuno, dan semisalnya. Karena itu, tidak benarlah ungkapan para Ahli Filsafat yang menisbatkan sifat al-Qodiim atau Qidaam kepada Allah, karena lafadz al-qodiim atau qidaam itu mengandung unsur kekurangan.
Sesungguhnya Sifat Allah adalah sempurna. Tidaklah dinisbatkan kepada Allah sifat yang mengandung unsur kekurangan. Demikian
juga dalam ayat al-Quran maupun hadits Nabi yang shahih tidak ada penyebutan sifat qodiim bagi Allah. Sifat Allah yang lebih tepat sesuai dengan lafadz ayat dan hadits adalah al-Awwal yaitu Yang Paling Pertama, tidak ada sesuatupun yang mendahuluinya. Sebagaimana disebutkan dalam ayat:
ء و مة و ق و اظجاى ق و البواط ق وىقوو كقلب شويل و جؿق و ال ىقوو لل
93
Dialah al-Awwal, al-Aakhir, adz-Dzhaahir, dan al-Baathin. Dan Dialah yang Maha Mengetahui segala sesuatu (Q.S al-Hadiid ayat 3)
Makna Nama dan Sifat yang disebutkan dalam ayat itu diperjelas oleh hadits Nabi:
ق فػو و ل و ػوعلدوؾو ءة و و ل و ال و جؿق فػو و ل و ػوبػل و و شويل ا جهقمج و ل و للءة و و ل و البواط ق فػو و ل و ءة و و ل و اظجاى ق فػو و ل و فػوول و و شويل شويل
ءة دق و و شويل
Ya Allah, Engkaulah al-Awwal yang tidak ada sesuatupun sebelumMu. Engkau adalah al-Aakhir yang tidak ada sesuatupun setelahMu. Engkau adalah adz-Dzhaahir yang tidak ada sesuatupun di atasMu. Engkau adalah al-Baathin yang tidak ada sesuatu pun yang lebih dekat dibanding Engkau (H.R Muslim)
Ayat Ke-40 Surat Yaasin
مسب ليق مسب لهلل مسبوو و لو مسب ٱل و و رحكو نمسب ق لوسمسب و و مسبٱ مسب ون وغح مسب ٱ هلل ليق
وو ل و ق نومسب مسب مسبفو و ط مسبفح
مسب لهلل و رحمسبوو ق ح ق و اArti Kalimat: Tidak mungkin matahari menemui bulan, dan tidak mungkin malam mendahului siang. Semuanya mengalir (berenang) di garis edarnya.
Allah menetapkan matahari dan bulan memiliki lintasan orbit/ garis edarnya sendiri-
94
sendiri. Keduanya tidak akan pernah bertemu atau bertabrakan. Kecuali pada saat terjadinya
hari kiamat, matahari dan bulan akan bertemu (dikumpulkan). Sebagaimana dalam ayat:
وجق و اشج ل ق و ال و و ق Matahari dan bulan dikumpulkan (Q.S al-Qiyaamah ayat 9)
Sebagian Ulama Tafsir juga menjelaskan makna: “tidak mungkin matahari menemui bulan” artinya tidak mungkin matahari dan bulan muncul di malam hari.
Sedangkan kalimat: “tidak mungkin malam mendahului siang”, artinya adalah tidak mungkin datang malam kecuali setelah berakhirnya siang secara sempurna.
95
Nikmat dari Allah, Keselamatan Manusia
dalam Pelayaran di Lautan
Ayat Ke-41 Surat Yaasin
و ل ق نحمسبل مسب ٱ مسب ٱل ق ل ح مسبفح يل ح هلل و ق ر
و ل و مسبذق هلل مسب وومسبأ يل هلل ق وو و وةمسبٱ
Arti Kalimat: Dan salah satu tanda (Kekuasaan Allah) bagi mereka adalah Kami angkut keturunan (jenis mereka) dalam kapal yang penuh muatan
Allah Subhaanahu Wa Ta‟ala mengingatkan nikmat yang diberikan kepada mereka dan kekuasaan Allah bahwa Dia telah menyelamatkan keberlangsungan hidup manusia dengan mengangkutkan Nabi Nuh dan orang-orang yang beriman bersamanya ke dalam kapal/ bahtera yang penuh muatan agar diselamatkan dari banjir bandang yang sangat besar. Allahlah yang memerintahkan kepada Nabi Nuh untuk membuat kapal itu dan
kemudian mengangkut manusia serta binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan yang berpasang-pasangan.
نوا فوإ و جواءو ومل ق وا وفوا و نو ال ق ل و و ل قننوا و و ل نوا إاو لو وف ل فو و ل و ػل و وىل و و إ ج مو ل سوبوقو ثػلنػو ل ا م ل كقلر زو لجو ل اتػجنو ق فواسل ق ل ف هوهقمل و و تقواطبل ف اج و و و قو إ ػجهقمل مق ل و قوفو و و لو ال وولؿق منػل
96
Lalu Kami wahyukan kepadanya: Buatlah perahu di bawah pengawasan dan wahyu Kami. Maka apabila telah datang perintah Kami dan tanur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam kapal itu sepasang dari tiap-tiap (jenis) dan juga keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan menimpa adzab) di antara mereka. Dan janganlah engkau berbicara kepadaKu tentang orang-orang yang dzhalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan (Q.S al-Mu‟minuun ayat 27)
Sebagian Ulama Tafsir menjelaskan bahwa makna “dzurriyatahum” adalah leluhur/ nenek moyang mereka. Namun, hal ini tidaklah dikenal dalam bahasa Arab, menurut Ibnu Athiyyah dalam Tafsirnya: al-Muharror al-Wajiiz. Pendapat ini juga diikuti oleh Syaikh Ibn Utsaimin, bahwa yang benar maksud dari dzurriyatahum adalah keturunan dari jenis mereka. Di antara jenis kita sebagai manusia adalah Nabi Adam dan Nabi Nuh alaihissalam. Allah selamatkan keturunan mereka yang tentunya berakibat terselamatkannya
keturunan orang-orang setelahnya. Namun, untuk manusia yang sejaman dengan Nabi Nuh, hanya keturunan Nabi Nuh saja yang tetap ada hingga saat ini. Sebagaimana firman Allah:
97
نواهق و وىل ووق م و الكو لب (75) واو ودل وادو وا قوحة فػو ونعلمو ال ق بقوفو ونوج ػل (77) وجوعو لنوا ق ب ػجتووق ىقمق البوا و ( 76) العوظ م
Sungguh Nuh telah menyeru Kami, maka sebaik-baik yang menjawab seruan (adalah Kami). Dan Kami telah menyelamatkannya dan pengikutnya dari bencana yang besar. Dan Kami jadikan keturunannya orang-orang yang tetap ada (Q.S ash-Shoffaat ayat 75-77) Diriwayatkan bahwa Ibnu Abbas radhiyallahu anhu menyatakan:
ملول تػوبلقو إ ج ق ب ج ق ػقولح و و لو ا جيوـTidaklah tersisa kecuali keturunan Nuh „alaihissalaam (riwayat atThobariy dalam Tafsirnya)
Ayat Ke-42 Surat Yaasin
كو ق نومسب مسب و مسب ولل حثل ح ۦح ح مسب يمسب و ق ووخو و ل و مسبٱArti Kalimat: dan Kami ciptakan untuk mereka yang serupa dengannya (kapal) yang bisa mereka naiki Allah menjelaskan dalam ayat ini nikmat pengajaran cara membuat alat transportasi bagi manusia yang bermanfaat untuk dikendarai berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Sama saja apakah dari daratan ke daratan lain, atau dari daratan dengan menyeberangi lautan. Karena alat transportasi
98
yang Allah ajarkan cara pembuatannya kepada manusia bisa berupa alat transportasi laut,
darat, maupun udara. Di antara alat transportasi itu ada yang memang Allah ciptakan tanpa campur tangan manusia, seperti unta, kuda, keledai. Ada juga yang baru bisa dimanfaatkan dengan proses pengerjaan manusia. Namun, bagaimanapun, alat transportasi itu tidaklah bisa dirakit dan dibuat kecuali karena Allah mengajarkannya
dan menakdirkannya. Karena itu, dalam ayat ini disebut dengan kalimat: wa kholaqnaa lahum (dan Kami ciptakan untuk mereka). Jika ada pertanyaan: Bukankah dalam ayat ini Allah menjelaskan dengan kata : “min mitslihi” (yang serupa dengannya). Artinya, Allah ciptakan serupa dengan kapal yang dibuat Nabi Nuh. Berarti ayat ini hanya menunjukkan nikmat Allah dalam penciptaan transportasi laut saja. Mengapa penjelasannya juga mengarah pada nikmat transportasi secara umum? Karena kalau transportasi lain, tidak bisa kita katakan: “yang serupa” dengannya. Jawabannya adalah: penyebutan kata “yang serupa” tidak mengharuskan keserupaan persis dalam segala segi. Bukankah Allah menyebut penciptaan bumi serupa dengan penciptaan langit, dalam firmanNya:
و لض مثػل وهق ج ا جوق اج و وقو سوبل و وووو ت وم و لل
99
Allahlah Yang Menciptakan tujuh langit dan pada bumi semisal dengannya…(Q.S atTholaaq ayat 12) Kesamaan yang disebut dalam ayat itu hanyalah dalam hal jumlah, yaitu sama-sama tujuh lapis. Tapi dalam hal bentuk dan sifat-sifat lain, bumi dan langit memiliki perbedaan yang sangat banyak. Sebagaimana penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin.
Para Ulama Salaf, juga menafsirkan ayat ini tidak hanya alat transportasi laut saja. Sebagaimana penafsiran Íkrimah, Mujahid, dan al-Hasan bahwa yang dimaksud adalah unta (sebagai alat transportasi darat). Namun, konteks kalimat pada ayat berikutnya di ayat ke-43 menunjukkan bahwa secara lebih khusus, pembicaraan terkait dengan alat transportasi air. Karena Allah di ayat ke-43 mengisahkan tentang Kemahakuasaan Allah untuk menenggelamkan mereka. Sedangkan „tenggelam‟ tidaklah terjadi kecuali di dalam
air.
Ayat Ke-43 Surat Yaasin
ونومسب نق مسب ق و يل مسب ق مسبوو و يل و ق مسبٱ ح و مسب ومسبفولو يل لح ل ق مسبنق ل
لهلل و نمسب
Arti Kalimat: Dan jika Kami kehendaki, Kami (bisa) tenggelamkan mereka sehingga tidak ada lagi penolong dan mereka tidak terselamatkan
100
Para Ulama tafsir menjelaskan bahwa makna
shoriikh adalah mughiits yaitu „penolong dalam kondisi genting‟. Allah ingatkan nikmat kepada manusia, bahwa Allah Maha Mampu menenggelamkan mereka di tengah lautan saat mereka sedang menaiki bahtera. Jika Allah berkehendak menenggelamkan mereka, maka tidak ada yang mampu menghalangi kehendak Allah itu
terjadi. Merekapun tidak akan terselamatkan. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memiliki Sifat masyi-ah (kehendak). Ayat ini juga memberikan faidah bahwa jika Allah menghendaki keburukan menimpa suatu kaum, maka tidak akan ada yang bisa menghalangi atau menolaknya. Di dalam ayat yang lain Allah mengingatkan bahwa Allah Maha Mampu untuk membuat bahtera terdiam di tengah laut dan tidak bisa bergerak.
ك ا ب حو فػو وظل و ل و و و كدو و و وهل ه إفج ف وا و إفل وشو ل ق لو وات اكقلب وبجا شوكقو او
Jika Dia menghendaki, tiupan angin terhenti sehingga kapal itu diam di atasnya (lautan). Sesungguhnya yang demikian itu adalah tanda-
101
tanda bagi setiap orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur (Q.S asy-Syuuro ayat 33) (disarikan dari Tafsir Yasin libni Utsaimin halaman 156-157)
Ayat Ke-44 Surat Yaasin
مسب ح طمسب ح هلل مسبوو و و ا مسب حلو مسب وةم مسبرو ل
ح هلل
Arti Kalimat: Kecuali rahmat dari Kami dan pemberian kesempatan menikmati hidup hingga waktu yang ditentukan
Sesungguhnya jika seseorang bisa berlayar dengan selamat hingga tujuan, tidaklah itu tercapai kecuali karena rahmat (kasih sayang) dari Allah. Dan Allah masih memberi kesempatan baginya menikmati hidup di dunia hingga sampai waktu ketentuan ajalnya.
Di dalam ayat ini terkandung salah satu Sifat Allah, yaitu rahmat (Kasih Sayang).
Ayat ini seharusnya mengingatkan kita bahwa jika kita selamat dari suatu marabahaya yang besar sesungguhnya itu terjadi karena rahmat
Allah, bukan karena kelihaian dan ketangguhan kita menghindari bahaya tersebut. Kalaupun kita masih selamat, janganlah berfoya-foya dan lupa diri, ingatlah sesungguhnya kita masih diberi kesempatan hidup menikmati dunia dan harus dimanfaatkan untuk banyak beribadah kepada Allah, karena nantinya ada ketetapan waktu
102
ajal bagi kita yang tidak mungkin bisa kita hindari.
(disarikan dari Tafsir Yaasin libni Utsaimin halaman 158).
103
Kesombongan Orang Kafir Saat Di Dunia
Bertolak Belakang dengan Sikapnya Saat
Hari Dibangkitkan
Ayat Ke-45 dan 46 Surat Yaasin
مسب يل كق مسبوو و مسبخو ل و يل ل ح كقومسبأ و مسب هلل ق مسب و مسببو ل يق و ق مسبٱ ذو مسب ح يو
ق نومسب مسب قلل و يل مسب٤٥مسبٱو و هللكق ح ل مسب و وةطمسب ح ل ح حيمسب لمسبوو و مسب و
مسب لح ح و ق مسب و ل و مسب ق لمسب و مسب ح هلل ح حيل مسبرو ٤٦ و يو نح
Arti Kalimat: dan jika dikatakan kepada mereka: takutlah kalian (terhadap adzab) yang ada di hadapan kalian (akhirat) dan yang ada di belakang kalian (dunia) agar kalian mendapatkan rahmat (45) Tidaklah datang kepada mereka ayat dari Tuhan mereka kecuali mereka berpaling (46)
Ayat ini menjelaskan tentang keadaan kaum
musyrikin yang tetap berada dalam kesesatan dan tidak perhatian terhadap dosa mereka di masa lalu dan terhadap hari kiamat yang akan terjadi di masa mendatang. Jika dikatakan kepada mereka: bertakwalah kalian kepada Allah, takutlah terhadap dosa yang dulu kalian lakukan (wa maa kholfakum) dan kejadian besar (hari kiamat) yang akan terjadi di masa
104
mendatang (bayna aydiikum) (disarikan dari Tafsir Ibn Katsir)
Setiap datang ayat dari Allah baik kauniyyah maupun syar‟iyyah, mereka sombong, tidak menerima, dan berpaling.
Sesungguhnya ayat Allah terbagi dua:
Pertama: kauniyyah, tanda-tanda kemahakuasaan Allah yang nampak di alam semesta.
Kedua: syar‟iyyah, yaitu khabar atau berita
yang disampaikan oleh para Nabi dan Rasul. Seperti yang tersebut dalam Kitab-Kitab Allah atau hadits Rasul.
Terhadap ayat kauniyyah, orang-orang kafir tersebut berpaling, tidak mau memperhatikan dan memikirkannya. Terjadinya fenomena alam yang menunjukkan kekuasaan Allah tidak menjadikan mereka semakin takut kepada Allah. Kalau terjadi gerhana, mereka akan menganggap itu sebagai fenomena alam biasa. Padahal Nabi sangat takut ketika terjadi gerhana, dan gerhana adalah salah satu tanda
kemahakuasaan Allah untuk membuat hamba-hambaNya takut kepadaNya.
و و و اشج ل ق ف زومو انج ب و ج ا جوق و و لو و ل و مقوسو واؿو ـو دو فػو وا ـو فو الا ولشو وفل توكقوفو ا جا و ق وتج وتو ال و ل وسو جمو فػو وا وط ثقج عو قوق ف ويو قصو بي وطلووؿ واـ و قكقوع وسق قود موا و و ػلتقوق ػو ل
105
ه ال وات اجت ػق لسلق ا جوق و توكقوفق ا وولت و ود و و واؿو إفج ىوهوا شو لئالا لو واتو واوك ج ا جوو ػق لس قهوا قووبؼق بوا بوادوهق فوإ و و و ػلتقمل منػل
ت ل وا ه فوافػل و قو إلو كل ه ودق وائو و سلDari Abu Musa –radhiyallahu anhu- beliau berkata: terjadi gerhana matahari di zaman Nabi shollallahu alaihi wasallam, kemudian beliau bangkit dalam keadaan takut. Khawatir akan terjadi hari kiamat. Hingga beliau mendatangi masjid, bangkit sholat dengan memperpanjang berdiri, ruku‟, sujud. Tidak pernah aku melihat seperti itu dalam sholat beliau sebelumnya. Kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya ini adalah ayat-ayat yang Allah kirim, bukan karena kematian atau kehidupan seseorang. Akan tetapi Allah kirim ayat-ayat ini untuk membuat takut para hambaNya. Jika kalian melihatnya, bersegeralah menuju dzikir kepadaNya, berdoa, dan beristighfar (H.R Muslim).
Tapi bagi orang yang tidak beriman, hal itu seperti fenomena biasa. Seperti juga yang
diucapkan oleh orang-orang kafir ketika melihat awan yang akan menurunkan adzab, mereka menganggap itu hanyalah awan biasa yang akan menurunkan hujan sebagaimana biasanya:
ا طالا ػو قواقو سوحوابة مو لكقوة اء سو وإفل ػو و ل ك ل الا م و ا ج و
106
Jika mereka melihat sebagian dari langit gugur, mereka akan mengatakan: itu adalah awan yang bertindih-tindih (Q.S atThuur ayat 44).
Demikian juga ketika terjadi berbagai bencana alam seperti gempa, banjir, angin kencang yang menghancurkan, mereka menganggap itu hanya sebagai kejadian alam biasa. Tidak menjadikan mereka tersadar, takut dan bertaubat atas dosa-dosanya, kembali kepada Allah. Itu menunjukkan kerasnya hati, bahkan matinya hati.
Terhadap ayat-ayat syar‟iyyah yang disampaikan para Nabi dan Rasul, mereka mendustakan khabar, dan sombong tidak mau menerima hukum dari ayat tersebut. Mereka menganggap ayat-ayat al-Quran dusta, atau sihir, atau syair gubahan manusia.
(disarikan dengan penyesuaian, dari penjelasan Tafsir Surat Yaasin libni Utsaimin halaman 163-164).
Ayat Ke-47 Surat Yaasin
مسب ح و مسب لهلل مسب و لو ق مسب ٱهلل يق زو وكق ح ق مسبمح هلل مسبروومسب يل و ق مسبٱ ذو مسب ح يو
مسب ق س قمسب ٱهلل و و مسب مسب و مسبٱهلل ل نقطل حيقومسب و و ق س مسبأ ح و حلهلل و مسبٱ لق و و
مسب م ح طمسب يطلو مسب و مسبفح
مسب ح هلل قيلومسب ل و و ق سمسب حنل
و
107
Arti Kalimat: Jika dikatakan kepada mereka: berinfaklah dari (harta) yang Allah rezekikan kepada kalian, orang-orang kafir itu berkata kepada orang-orang beriman: Apakah kami akan memberi makan orang yang jika Allah kehendaki, Allah akan memberi makan kepadanya? Tidaklah kalian kecuali berada dalam kesesatan yang nyata
Jika orang beriman mengajak kepada orang-orang kafir yang berharta agar berinfak memberikan sebagian harta pemberian Allah,
orang kafir itu akan membantah dengan mengatakan: Untuk apa kami beri makan mereka. Toh kalau Allah kehendaki, Dia Yang akan memberi makan kepada mereka?! Orang kafir tersebut mengucapkan kalimat yang mengandung kebenaran jika dipahami dari satu sisi, namun maksud dan tujuannya adalah batil. Sekedar lari dari kewajiban untuk berbuat baik kepada hamba Allah.
Allah menyebut dalam ayat ini: “berinfaklah dari (harta) kalian yang Allah rezekikan kepada kalian”, tidak menyatakan: “berinfaklah dari harta kalian”, untuk mengingatkan manusia
bahwa harta mereka adalah pemberian Allah. Maka berinfaklah sesuai perintah Allah yang telah memberi rezeki kepada kalian. Sesungguhnya Yang memerintahkan kepada kalian untuk berinfak adalah Yang memberikan rezeki kepada kalian. Hal ini juga memberikan faidah kepada kita bahwa sesungguhnya seseorang yang berinfak, ia
108
tidaklah memberikan manfaat bagi Allah, karena harta yang diinfakkannya adalah harta
pemberian Allah.
Ada 3 kemungkinan alasan orang kafir dalam menolak untuk memberikan infaq seperti yang tersebut dalam ayat tersebut:
Pertama, ejekan atau cemoohan.
Kedua, beralasan dengan takdir.
Seperti ucapan orang-orang musyrikin yang beralasan dengan takdir, yang juga dibantah oleh Allah dalam ayat yang sama:
نوا و و و واؤق وا و و و جملنوا سو ػو قوؿق اج و وشل وكقو اوول شواءو ا جوق موا وشل وكلا و كو جبو اج و م ل ػوبل همل وتج و قو و لسونوا قلل ىولل ء كو و م ل شويل نلدوكقمل م ل لم فػوتق ل جقوهق اونوا إفل تػوتجبعقوفو إ ج اظج ج وإفل و ػلتقمل إ ج
تول ق قوفو Orang-orang yang berbuat kesyirikan akan berkata: Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukanNya dan tidak pula kami mengharamkan sesuatu apapun. Demikianlah pula orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (para Rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah: Adakah kalian mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat mengemukakannya kepada Kami? Kalian tidaklah mengikuti kecuali
109
persangkaan belaka, dan kalian tidak lain hanyalah berdusta (Q.S al-An‟aam ayat 148).
Orang yang beralasan dengan takdir setelah mengerjakan kemaksiatan dan tidak mau bertaubat, sesungguhnya ia mengikuti perilaku orang-orang musyrik. Allah cela mereka dalam surat al-An‟aam ayat 148 itu bahwa mereka pendusta dan sekedar mengikuti persangkaan (dzhan) saja.
Ketiga, memprotes takdir. Seakan-akan orang
kafir itu menyatakan: kalau mau menyalahkan, salahkan Allah. Dialah yang menakdirkan orang miskin itu tidak dapat makan. Kalau Dia menghendaki, niscaya Dialah Yang akan memberikan makan.
Di dalam ayat ini juga terkandung faidah bahwa bakhil adalah sifat orang-orang kafir. Tidak sepantasnya kaum beriman memiliki sifat tersebut.
Pelajaran lain yang bisa diambil dari ayat ini pula adalah bahwa orang-orang musyrikin tersebut meyakini akan kehendak Allah yang pasti akan terlaksana. Tidaklah sesuatu terjadi
di muka bumi kecuali atas kehendak Allah. Mereka meyakini Rububiyyah Allah. Hanya saja mereka tidak mau tunduk taat kepada perintah-perintah Allah, yaitu beribadah hanya kepadaNya semata.
Sejak jaman dulu hingga sekarang, dan terus akan demikian hingga hari kiamat, orang-orang kafir itu akan selalu mencerca, mencemooh
110
dan memberi gelaran-gelaran yang buruk bagi kaum beriman. Seperti ucapan mereka dalam
ayat ini kepada orang beriman: Tidaklah kalian kecuali berada dalam kesesatan yang nyata. Selalu saja mereka menimbulkan gangguan bagi kaum beriman. Namun, gangguan itu tidaklah memudharatkan kaum beriman yang tetap konsisten dalam menjalankan perintah Allah.
او ل و ق كقمل إ ج و الىMereka tidak akan bisa memudharatkan kalian, kecuali sekedar gangguan (Q.S Ali Imran ayat 111).
(disarikan dengan penyesuaian, dari Tafsir Surat Yasin libni Utsaimin halaman 165-172).
Ayat Ke-48 Surat Yaasin
مسب و ح ح ومسب مسب حنمسبكق قيل ل وعل ق مسب و نو مسب ٱ تو مسب و ق نو وو و ق ٱArti Kalimat: Dan mereka berkata: Kapan datangnya janji ini jika kalian jujur (benar)?
Orang-orang kafir yang mendustakan janji Allah, mempertanyakan: Kapan datangnya hari kiamat, jika memang kalian benar? Hal ini mereka katakan sebagai bentuk penentangan karena para Nabi mengkhabarkan akan datangnya hari kiamat saat manusia dibangkitkan dari kubur mereka dan dibalas sesuai amal perbuatan mereka.
111
Bahkan, karena ketidakyakinan mereka akan datangnya hari kiamat itu, orang-orang kafir
tersebut menantang dan ingin disegerakan datangnya hari kiamat itu.
تػوعل لق بوا اج و ػقؤلمنقوفو بوا ا و ل هو قوفو منػل و اج و ومونقو مقشل و ػوعل و قوفو و ػجهوا للوق
Orang-orang yang tidak beriman ingin disegerakan datangnya hari kiamat, sedangkan orang-orang beriman takut akan datangnya hari tersebut dan mengetahui bahwa itu adalah benar (haq) (Q.S asy-Syuura ayat 18) (disarikan dari tafsir Ibnu Katsir).
Orang-orang beriman takut akan datangnya hari kiamat dan mereka mempersiapkan amal dan bertaubat kepada Allah untuk menyongsong datangnya hari kiamat itu. Hari kiamat tidaklah diketahui kecuali hanya oleh Allah. Yang dibutuhkan oleh kita adalah mempersiapkan datangnya hari kiamat itu dengan taat kepada Allah dan menjauhi hal-hal yang dilarangNya. Mereka berjuang untuk taat kepada Allah dengan mengerjakan amal sholih.
Namun, kalaupun seseorang kurang dalam amalnya, mereka masih bisa berharap kecintaan mereka kepada Allah, kecintaan kepada Nabi, kecintaan kepada para Sahabat Nabi, bisa memberikan manfaat bagi mereka di akhirat.
112
وفج وجقيال سو وؿو انج ج و ج ا جوق و و لو وسو جمو و ل و و وضيو ا جوق ونلوق ءو و ا جا و فػو واؿو موتو ا جا و ق واؿو وموا و و لدودلتو لووا واؿو و شويلإ ج ونب ق ب ا جوو و وسقواووق و ج ا جوق و و لو وسو جمو فػو واؿو و ل و مو و ء فػو و ونوا وولؿ انج ب و ج نوا شويل ا فو ل بوبل و واؿو و و ة فو و مو ل و ل
بوبل و واؿو و و ة فو و وا ق ب انج ج ا جوق و و لو وسو جمو و ل و مو و مو ل و ل و ق و و و و لجقو وفل وكقوفو موعوهقمل بق ب و ج ا جوق و و لو وسو جمو و و وا وكل
إ جاىقمل وإفل ملول و ل ولل بثلل و ل والمل Dari Anas radhiyallahu anhu bahwa seseorang laki-laki bertanya kepada Nabi shollallahu alaihi wasallam tentang hari kiamat. Ia bertanya: kapan hari kiamat? Nabi menyatakan: Apa yang engkau persiapkan untuknya? Orang itu menyatakan: tidak ada. Kecuali aku mencintai Allah dan RasulNya shollallahu alaihi wasallam. Maka Nabi bersabda: Engkau bersama orang yang engkau cintai. Anas berkata: Tidak ada kegembiraan yang lebih besar bagi kami selain ucapan Nabi shollallahu alaihi wasallam: “engkau bersama orang yang engkau cintai”. Anas berkata: Maka aku mencintai Nabi shollallahu alaihi wasallam, Abu Bakr, Umar, dan aku berharap bersama mereka karena kecintaanku kepada mereka. Meski aku tidak beramal seperti amalan mereka (H.R al-Bukhari dan Muslim)
113
Mencintai Allah dan Rasul-Nya bukanlah dengan mengada-adakan kebid‟ahan yang tidak
pernah dituntunkan Nabi dalam beribadah kepada Allah, namun bukti kecintaan kepada Allah adalah dengan meneladani Sunnah Rasul shollallahu alaihi wasallam:
بوفو ا جوو فواتجبعقون يقلببلكقمق ا جوق و ػو ل ل اوكقمل ق قو وكقمل قلل إفل كقنلتقمل تق و ا جوق غو قو ة و مة
Katakanlah: Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S Ali Imran ayat 31) Mengerjakan Sunnah Nabi meskipun tidak banyak, hanya sederhana, itu jauh lebih baik dan tidak bisa dibandingkan daripada banyak dan sering mengerjakan kebid‟ahan-kebid‟ahan meski alasannya adalah karena cinta kepada Rasul. Sahabat Nabi Ibnu Mas‟ud radhiyallahu anhu berkata:
اد ف البدل و إلل تهو لتصوادق ف ا نج و ػل ة م و إللجلSederhana dalam Sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam kebid‟ahan (riwayat al-Marwaziy dalam as-Sunnah, al-Laalikaai dalam I‟tiqod Ahlissunnah)
114
Ayat Ke-49 Surat Yaasin
مسب يل مسبوو ق يل نق ق خقلمسب و ح و ممسب و ةم مسب و ل و مسب ح هلل ونو لق و مسب و ق
ح ق نومسب ح وArti Kalimat: Tidaklah mereka menanti kecuali satu teriakan (suara keras) yang mengadzab mereka pada saat mereka sedang berbantah-bantahan Allah menjelaskan dalam ayat ini bahwa hari kiamat akan datang secara mendadak, menimpa orang-orang yang sedang berbantah-bantahan. Hal itu menunjukkan bahwa orang-orang saat itu sangat tidak siap dan tidak pernah terbetik dalam pikirannya bahwa akan datang hari kiamat, karena mereka justru sedang berbantah-bantahan dan bermusuhan. Jika seseorang selalu dalam keadaan takut akan datangnya hari kiamat dia tidak akan sempat untuk berbantah-bantahan. Yang ada adalah beribadah dan bertaubat dari dosa-dosa. Tapi memang hari kiamat akan menimpa manusia-manusia yang paling buruk perbuatan dan akhlaknya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
و تػو قوق ا جا و ق إ ج و و ش و انجاا
115
Tidaklah datang hari kiamat kecuali (menimpa) manusia yang terburuk (H.R Muslim dari Ibnu Mas‟ud) Keburukan akhlaknya terlihat dari senangnya mereka berbantah-bantahan dan saling bermusuhan. Bahkan saat datangnya hari kiamat itu. Para Ulama Tafsir seperti Ibnu Katsir menjelaskan bahwa teriakan keras itu adalah
tiupan sangkakala dari Malaikat Israfil yang menyebabkan ketakutan yang dahsyat bagi setiap makhluk di langit dan di bumi –kecuali yang dikehendaki Allah- dan merekapun berjatuhan mati. Itu adalah tiupan yang pertama.
و لض إ ج ـو ػقنػل وخق ف اصو فػو و عو مو ل ف ا ج وا و ت ومو ل ف لل و ػوول مو ل شواءو ا جوق وكقلل وتػوولهق دو و
Dan pada hari (ketika) ditiup sangkakala, maka menjadi takut (terkejutlah) segala yang ada di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang kepada-Nya dengan merendahkan diri (Q.S anNaml ayat 87) (disarikan dengan penyesuaian dari Tafsir Surat Yaasin libni Utsaimin 176-177)
116
Ayat Ke-50 Surat Yaasin
مسب وللجح ق نومسب ل ح حيلومسب سمسب حلو مسبوو و مسب و ل ح وةم و ل وطح ق نو مسب فولو
Arti Kalimat : Maka mereka tidak mampu memberikan wasiat ataupun kembali kepada keluarga mereka Kedatangan hari kiamat yang sangat mendadak itu telah membinasakan mereka, sehingga mereka tidak mampu lagi sekedar berbicara
menyampaikan wasiat, ataupun bergerak berjalan menuju keluarganya. (disarikan dari Tafsir Yaasin libni Utsaimin halaman 179-180) Suatu suara yang sangat berpengaruh di dunia saja bisa melumpuhkan seseorang sejenak hingga tersungkur ke bumi. Jika ucapan itu dipahami dan berkesan. Seperti yang dialami oleh Umar bin al-Khotthob saat mendengar kabar meninggalnya Nabi. Awalnya beliau tidak percaya akan berita itu. Namun, ketika Abu Bakr radhiyallahu anhu berkhutbah dan membacakan ayat, maka Umarpun terjatuh ke
bumi dan baru sadar bahwa Nabi shollallahu alaihi wasallam telah wafat. Abu Bakr radhiyallahu anhu berkhutbah:
مو ل كوافو ػوعلبقدق مقو جدال و ج ا جوق و و لو وسو جمو فوإفج مقو جدال ودل مواتو إ ج و مو ب ة } ومو ل كوافو ػوعلبقدق ا جوو فوإفج ا جوو ويل و يوقوتق و واؿو
117
وموا مقو جدة إ ج وسقوؿة ودل و و ل م ل ػوبل و } و واؿو { وإ ػجهقمل مو بتقوفو ا سقلق وفوإفل مواتو و ل قتلو ػل و وبلتقمل و و و ل وا كقمل ومو ل ػونػل و بل و و
{ و بػو لو فػو و ل و ق ج ا جوو شو لئالا وسو و ل ا جوق اشجاك و Barangsiapa yang menyembah Muhammad, shollallahu alaihi wasallam, sesungguhnya Muhammad telah meninggal dunia. Barangsiapa yang menyembah Allah, maka Allah adalah Yang Maha Hidup tidak akan mati. Kemudian Abu Bakr membaca ayat: << Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) akan mati, dan sesungguhnya mereka akan mati (Q.S az-Zumar ayat 30) >> dan juga membaca ayat: << dan tidaklah Muhammad kecuali adalah Rasul. Telah berlalu sebelumnya para Rasul. Apakah jika ia meninggal atau terbunuh, kalian akan murtad kembali. Barangsiapa yang murtad, sekali-kali tidaklah memudharatkan Allah. Dan Allah akan memberikan balasan (kebaikan) kepada orang-orang yang bersyukur (Q.S Ali Imran ayat 144) >>. Umar bin al-Khotthob radhiyallahu anhu menyatakan:
ا فػوعو لتق وتج موا تق ىو تويو عل ق و وا وكل و ا جو موا ىقوو إ ج وفل وىوا و ل ق وفج علتقوق تويو و لض و و وو ل ق إلو لل يو و و وتج وىل جل
انج ج و ج ا جوق و و لو وسو جمو ودل مواتو
118
Demi Allah, ketika mendengar Abu Bakr membaca ayat itu, aku tercengang hingga kedua kakiku tak mampu lagi menyanggaku hingga aku terjatuh ke bumi. Pada saat itu aku (baru) menyadari bahwa Nabi shollallahu alaihi wasallam telah meninggal dunia (H.R al-Bukhari) Suara yang menimbulkan kesan mendalam di dunia saja, bisa membuat seorang terjatuh. Bisa karena ia meresapi maknanya, atau bisa
jadi kekuatan suara yang demikian dahsyat menyebabkan seseorang tertegun, tak mampu berkata-kata bahkan bergerak. Apalagi suara yang sangat keras, tiupan sangkakala pertanda datangnya hari kiamat.
Ayat Ke-51 Surat Yaasin
مسب ح حيل مسبرو مسب حلو جل و ثح
و مسب لل ح و يمسب مسب ٱ م رحمسبفو حذو مسب ق مسبفح وو ق ح و ون ح ق نومسب
Arti Kalimat: dan ditiupkanlah sangkakala, maka seketika itu mereka (bangkit) dari kubur berjalan cepat menuju Rabb mereka As-Shuur yang disebut dalam ayat tersebut seringkali diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai „sangkakala‟. Yaitu alat tiup semacam terompet yang terbuat dari cangkang kerang atau tanduk hewan yang biasa ditiup untuk pemberitahuan peristiwa-peristiwa
119
penting di masa dulu seperti kejadian perang, dan semisalnya. Namun yang dimaksud dalam
ayat ini –sebagaimana penjelasan para Ulama- adalah sangkakala yang ditiup sebagai pertanda datangnya hari kiamat. Kita tidak mengetahui seperti apa bentuk sangkakala itu. Pada ayat ini disebutkan bahwa „sangkakala ditiup‟ tanpa menyebutkan siapa yang meniupnya. Seringkali kalimat-kalimat dalam al-Quran menggunakan bentuk pasif yang
tidak menunjukkan siapa pelaku perbuatannya. Hal itu memberikan pengaruh yang lebih kuat dalam membangkitkan perasaan yang diisyaratkan oleh ayat tersebut. Seperti pada ayat ini, tidak disebutkannya siapa pelaku yang meniup sangkakala itu untuk memberikan pengaruh lebih kuat munculnya perasaan takut pada diri pembaca. Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad menjelaskan bahwa beliau tidak mengetahui adanya hadits yang shahih yang memastikan penyebutan nama Malaikat yang meniup sangkakala itu.
Namun yang masyhur dan dirajihkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya adalah Malaikat Israfil (syarh Sunan Abi Dawud li Abdil Muhsin al-Abbad) Para Ulama berbeda pendapat tentang berapa kali tiupan sangkakala itu dalam proses terjadinya hari kiamat. Sebagian berpendapat 3 kali. Sebagian menyatakan 2 kali. Syaikh Ibn
120
Utsaimin merajihkan pendapat yang dua kali. Tiupan pertama adalah menimbulkan
ketakutan dan keterkejutan luar biasa sekaligus tak sadarkan diri. Sedangkan tiupan kedua adalah tiupan kebangkitan, manusia bangkit dari kuburnya. Pendapat ini juga yang secara dzhahir dipilih dalam Tafsir al-Jalalain. Al-Ajdaats maknanya adalah kubur. Manusia bangkit dari kuburnya setelah mendengar tiupan sangkakala yang kedua. Yansiluun artinya adalah berjalan dengan cepat. Manusia bangkit dari kubur dan berjalan dengan cepat menuju Allah.
Ayat Ke-52 Surat Yaasin
قو لقو مسب و وو للونو مسبمونمسببوعوثونو مسبمحنمسبم ورلقودحنو مسبهو ذو مسبمو مسبووعودومسبلل و ق نومسب ل ق مسب ٱ قو مسبوو و و مو ق ٱلهلل ل
Arti Kalimat: Mereka (manusia) berkata: Duhai celaka kami, siapa yang membangunkan dari tempat tidur kami. Ini adalah (waktu) yang dijanjikan arRahmaan (Allah) dan benarlah (yang disampaikan) para Rasul Manusia dibangkitkan dari kubur mereka, seakan-akan mereka dibangkitkan dari „tidur‟nya. Jika ia adalah orang yang beriman, ada yang mendapatkan kenikmatan di alam barzakh, ruh mereka berkeliaran di taman-taman Jannah (Surga). Seperti para syuhada‟
121
yang meninggal berjihad di jalan Allah. Ada juga yang tidur dengan nyaman bagaikan
tidurnya pengantin.
ثقج و لمق و ف لو لضو فػوتػونػل و حق اووق سوبلع و و الا ف سوبلع و و الا و ػقنػووج ق ه و ػو قو وف اووق ي : نول فػو ػو قوؿق : اووق ف ػو ل دو قون و لج ق إلو وىل قىقمل فػو ػو قو وف اووق نول ػوولمو و العو ق ا اج و قو ظقوق إ ج و وب : فو ق ل
و إاو لو وىلKemudian kedua Malaikat itu memerintahkan bumi sehingga menjadi bertambah luas (untuk orang mukmin). Diluaskan 70 hasta kali 70 hasta. Diterangi di kuburnya. Kemudian dikatakan kepada orang mukmin itu: tidurlah. Orang tersebut berkata: Biarkan aku kembali ke keluargaku untuk mengkhabarkan (keadaanku) kepada mereka. Kedua Malaikat itu berkata: Tidurlah seperti tidurnya pengantin, yang tidak membangunkannya kecuali anggota keluarga yang paling dicintainya (H.R Abu Dawud atThoyalisiy, Musaddad, Abu Bakr bin Abi Syaibah, dinyatakan sanadnya shahih oleh al-Bushiry).
Bagaimana dengan orang-orang kafir, musyrik, munafik, kaum fasik? Apakah di kubur mereka tidur nyenyak sehingga bisa istirahat? Bukankah mereka diadzab di kuburnya? Benar. Mereka mendapatkan adzab di kuburnya. Untuk orang kafir, musyrik, dan munafik akbar mereka akan terus diadzab di
122
kuburnya hingga dibangkitkan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
عو وا و عوثووق ا جوق م ل مو ل و فويو ػو و ؿق ف هوا مقعو ج الا وتج ػوبػلTerus menerus mereka diadzab hingga Allah bangkitkan dari pembaringannya itu (H.R atTirmidzi) Tapi adzab kubur, dibandingkan adzab nanti setelahnya yang akan mereka dapatkan setelah hari kiamat, adalah jauh lebih ringan. Sehingga
diibaratkan mereka di kuburnya „tidur‟, untuk dibangunkan nanti mendapatkan adzab yang lebih dahsyat. Seperti yang Allah ceritakan tentang pengikut Fir‟aun yang diadzab dan ditampakkan kedudukan mereka di anNaar nanti setiap hari dua kali di alam barzakh, dan mereka akan mendapatkan adzab yang lebih dahsyat nanti setelah datang hari kiamat :
ـو تػو قوق ا جا و ق ودل قو وؿو هوا غقدق و وش ا و ػوول انجا ق ػقعل وضقوفو و و ػل ف ل وولفو وشودج العو و ب
anNaar ditunjukkan kepada mereka pada pagi dan petang. Dan pada hari kiamat, masukkanlah pengikut Fir‟aun pada adzab yang lebih dahsyat (Q.S Ghofir ayat 46) Pada saat dibangkitkan itu orang-orang kafir menunjukkan ungkapan penyesalan yang sangat: duhai celaka kami.
123
al-Imam al-Baghowy menjelaskan bahwa orang-orang kafir itu mengakui bahwa masa
dibangkitkan mereka dari kubur itu adalah benar-benar sesuai yang disampaikan para Rasul dan dijanjikan Allah. Mereka baru benar-benar mengakui kebenaran itu saat sudah tidak bermanfaat lagi pengakuan mereka. Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah tidak akan pernah menyelisihi janjinya. Sesungguhnya seseorang yang berjanji
kemudian tidak bisa menepatinya, bisa jadi karena dua hal yaitu karena dia berdusta atau karena kelemahan dia (ingin berusaha menepati, tapi apa daya tak kuasa). Dua hal ini (dusta dan kelemahan) tidak ada pada Allah. Tidak ada yang lebih jujur dari ucapan Allah dan tidak ada yang lebih kuat dari Allah. Jika Allah menghendaki sesuatu tiada satu pihakpun yang bisa menghalangi. Ayat ini juga menunjukkan bahwa para Rasul telah benar-benar amanah dalam menyampaikan risalah. Mereka jujur dalam mengkhabarkan wahyu dari Allah. (Tafsir Yasin libni Utsaimin halaman
189)
Ayat Ke-53 Surat Yaasin
و ل و مسب ح عمسب هلل مسبجو يل مسب و ح و ممسبفو حذو مسب ق ةم مسب و ل ومسب ح هلل حنمسب و ونلونومسب ق لضو ق
124
Arti Kalimat : Itu hanyalah satu teriakan (suara keras) saja, maka seketika mereka seluruhnya dikumpulkan bersama di sisi Kami. Ayat ini menjelaskan kemahakuasaan Allah. Satu kali tiupan sangkakala (suara keras), seketika seluruh makhluk sejak awal mula diciptakan di muka bumi hingga datangnya hari kiamat, akan dikumpulkan menghadap Allah Subhaanahu Wa Ta‟ala. Salah satu faidah yang bisa diambil dari ayat ini adalah bahwa Allah jika memerintahkan sesuatu, tidak perlu pengulangan. Cukup satu kali perintah, hal itu akan terjadi. Berbeda dengan para makhluk yang lemah, meski mereka punya kekuasaan memerintah, tapi seringkali perintah itu harus berulang, baru bisa terlaksana. Seringkali juga tidak terlaksana meski berulang-ulang diperintahkan. Hal ini semakna dengan ayat lain dalam al-Quran:
ح االبوصو وموا ومل ق وا إ ج و دو ة كو و لDan tidaklah perintah Kami kecuali (hanya) sekali, bagaikan kerdipan mata (Q.S al-Qomar ayat 50). (disarikan dari Tafsir Yaasin libni Utsaimin halaman 191)
125
Saat Pengadilan Allah yang Tidak Ada
Kedzhaliman Sedikit pun
Ayat Ke-54 Surat Yaasin
مسب و مسب مسب ح هلل نو ول ليو مسبتق مسبم مسبوو و يمسب و ل مسبنو ل مسب ق ل ويق مسب و و لمو فو للمسب و ل و ق نومسب كق قيل
Arti Kalimat: Maka pada hari tersebut (hari kiamat) tidak ada satu jiwa pun yang terdzhalimi sedikitpun dan tidaklah mereka dibalas kecuali sesuai apa yang mereka kerjakan Pada hari kiamat pengadilan Allah adalah sangat adil, tidak ada kedzhaliman sedikitpun. Tidak ada satu manusiapun yang salah dalam perhitungan amal dan mendapat balasannya. Tidak mungkin ada kekeliruan dalam catatan amal kebaikan. Orang nanti tidak mungkin melihat catatan amal kejahatan yang tidak
pernah dia kerjakan, atau ada amal kebaikan dia yang terluput tidak masuk catatan.
ا ومو ل ػوعل ولل م و اصجالوات وىقوو مقؤلم ة فويو وواؼق ق ل الا و و ىو ل الDan barangsiapa yang beramal sholih dalam keadaan beriman, maka janganlah takut akan mendapatkan kedzhaliman (tambahan keburukan yang tidak diperbuat) atau hadhma
126
(pengurangan kebaikan yang sebenarnya dikerjakan)(Q.S Thoha ayat 112) Tidak ada satu jiwapun yang mendapatkan kedzhaliman, bahkan termasuk orang kafir. Tidaklah balasan yang ia dapatkan kecuali sesuai dengan perbuatan yang dikerjakannya di dunia. Perbuatan yang akan mendapatkan balasan kebaikan adalah amalan hati, lisan, dan
anggota tubuh yang lain, maupun perbuatan meninggalkan suatu pelanggaran syar‟i karena Allah.
ام و ال هق و ونو ال كو ا ا جوق اووق نلدو ومو ل ىومج و بئو فػو ومل ػوعل و لهوا كوتوبػوهوBarangsiapa yang bertekad kuat untuk akan mengerjakan suatu keburukan, kemudian dia tidak mengerjakannya, maka Allah catat baginya satu kebaikan secara sempurna (H.R al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas)
127
Penduduk Surga Sibuk dalam Aktivitas
yang Menyenangkan
Ayat Ke-55 Surat Yaasin
مسب و ح ق نومسب يطمسب ق ق مسبفح و لمو و هللةحمسب لل
مسب ٱل حو و لومسب حنهلل
Arti Kalimat: Sesungguhnya penduduk Jannah (Surga) pada hari tersebut berada dalam kesibukan yang menyenangkan Ash-haab sering diterjemahkan sebagai „penduduk‟ atau „penghuni‟. Secara akar kata, Ash-haab adalah bentuk jamak yang berasal dari kata Shoohib yang maknanya mulazamah (berdiam atau menemani dalam waktu yang panjang). Seluruh kata Shoohib maknanya adalah mulazamah untuk waktu tertentu, kecuali shoohib Nabi atau para Sahabat Nabi. Para Ulama menjelaskan bahwa seseorang yang dikatakan sebagai Sahabat Nabi, tidak harus ber-mulazamah, mendampingi Nabi
dalam waktu yang lama. Cukup dia pernah bertemu dengan Nabi dan beriman kepada Nabi dan meninggal dalam keadaan iman, maka ia telah menyandang predikat sebagai Sahabat Nabi. Jannah (Surga) adalah tempat tinggal di akhirat yang Allah sediakan bagi orang-orang yang bertakwa yang penuh dengan kenikmatan
128
yang tidak pernah dilihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan bahkan terbetik dalam benak
(hati/ pikiran). Ada 2 qiro‟ah yang sesuai dengan qiroa‟ah sab‟ah pada ayat ini, yaitu: syughulin atau syughlin (huruf ghain disukun). Penduduk Jannah sibuk dengan berbagai aktivitas yang menyenangkan. Tidak membuat capek sedikitpun, karena kesibukan mereka
adalah kesibukan yang nikmat. Berbagai kesibukan yang menyenangkan membuat mereka merasa dalam keadaan paling bahagia, sehingga tidak ada sedikitpun keinginan untuk berpindah tempat dari Surga, meski ia berada di tingkatan yang paling bawah.
هوا وو ال ااد و ف هوا و ػوبػل قوفو ونػل و(Penduduk Jannah) kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah tempat (Q.S al-Kahfi ayat 108). (disarikan dari Tafsir Yaasin libni Utsaimin halaman 196-200).
Sebagian para Ulama tafsir dari kalangan Sahabat Nabi, Tabi‟in, maupun Ulama setelahnya menjelaskan salah satu kesibukan menyenangkan yang dilakukan penghuni Surga adalah aktivitas bersama para bidadari.
Abdullah Ibnu Mas‟ud, Ibnu Abbas, Said bin al-Musayyib, Ikrimah, al-Hasan, Qotadah, al-
129
A‟masy, Sulaiman atTaimiy, al-Auza‟iy menafsirkannya sebagai:
ا و لكو فلت واضق للMemecah keperawanan (Tafsir Ibnu Katsir (6/582))
Ayat Ke-56 Surat Yaasin
مسبق نومسب مسب ق هلل ح ح ح ئس رو و مسب لل و مسب و يم
لو مسب ح مسبفح يل زل و جق قومسبوو يل ق
Arti Kalimat: Mereka bersama istri-istri mereka berada di bawah naungan, bertelekan (bersandar dengan santai) di atas dipan-dipan Penduduk Jannah (Surga) dijelaskan dalam ayat ini menikmati kesenangan dan kenikmatan di dalamnya bersama istri-istri mereka. Baik wanita dunia yang masuk Jannah atau bidadari-bidadari yang tidak pernah hidup di dunia. Mereka berada di bawah “naungan”, artinya
teduh terasa bagi mereka. Sinar yang ada tidak membikin panas. Kalau di dunia, terik matahari terasa panas, di dalam ruangan terasa gerah. Namun di Jannah, mereka mendapat sinar, tapi tak terasa gerah atau kepanasan. Teduh, menenangkan. “Mereka bertelekan di atas dipan-dipan”, itu menunjukkan kesempurnaan istirahat,
130
ketentraman, tiadanya kepenatan dan rasa capek pada mereka (penjelasan Syaikh
Abdurrahman as-Sa‟di dalam menafsirkan surat al-Kahfi ayat 31).
Ayat Ke-57 Surat Yaasin
عق نومسب يمسب هلل مسب و هلل و ق ٱ ةمسبوو مسب ح و مسب و ح و يل و ق ٱ
Arti Kalimat: Bagi mereka „fakihah‟ (buah-buahan), dan mereka mendapatkan apa yang diminta Syaikh Ibn Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa semua jenis makanan penduduk Jannah adalah „fakihah‟, dari kata „yatafakkah‟ yaitu bersenang-senang. Sering kali kata fakihah diterjemahkan sebagai “buah-buahan”, dan itu yang banyak disebutkan para Ulama. Namun, Syaikh Ibn Utsaimin cenderung pada pendapat bahwa semua jenis makanan penduduk Jannah adalah fakihah karena semua makanan itu dimakan untuk bersenang-senang, bukan karena kebutuhan
atau kondisi darurat harus memakannya. Berbeda dengan di dunia, yang kadangkala kita harus makan sesuatu karena kita butuh dengan makanan itu. Kita saat sakit harus makan obat, jamu, dan semisalnya yang terpaksa kita makan meski pahit, tapi karena kebutuhan, harus kita makan. Itupun belum tentu menyebabkan kita sembuh. Dalam
131
kondisi darurat, di tempat pedalaman yang tidak bisa didapatkan makanan halal,
seseorang bisa saja terpaksa makan bangkai. Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa penduduk Jannah mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sebagaimana dijelaskan di dalam ayat lain:
اادق فو ق و و ػلتقمل ف هوا و و ل ق و ػل ق ق وتػو و لل توه و لل وف هوا موا توشلDan di dalamnya (Jannah) terdapat segala yang diinginkan jiwa dan yang menyenangkan mata, dan kalian kekal di dalamnya (Q.S az-Zukhruf ayat 71)
Ayat Ke-58 Surat Yaasin
مسبرهلل ح يطمسب ط ح مسبرهللب مسب لو يمسب و ل م و
Arti Kalimat: (Semoga keselamatan atas kalian) sebagai suatu ucapan dari Rabb yang Maha Penyayang Allah Subhaanahu Wa Ta‟ala menyatakan ucapan: Salaam kepada penduduk Jannah. Hal
itu menunjukkan bahwa penduduk Jannah akan mendapat keselamatan yang sempurna: tidak akan pernah mengalami sakit, hal yang tidak mengenakkan, ataupun kematian.
132
ػقنواد مقنواد إفج اوكقمل وفل توصحو فويو تو ل و قو و ودال وإفج اوكقمل وفل تول ػوول فويو توقوتقو و ودال وإفج اوكقمل وفل توشبو فويو تػوهل ومقو و ودال وإفج اوكقمل
عو قو فويو تػوبل وسقو و ودال وفل تػونػلAkan ada penyeru yang berseru (kepada penduduk Jannah): Sesungguhnya kalian akan sehat terus tidak akan sakit selamanya, sesungguhnya kalian akan hidup terus tidak akan meninggal selamanya, sesungguhnya kalian akan tetap muda tidak akan pernah tua selamanya, sesungguhnya kalian akan merasakan kenikmatan dan tidak akan sengsara selamanya (H.R Muslim dari Abu Said dan Abu Hurairah) Ayat ini juga menunjukkan dalil bahwa Allah memiliki Sifat berbicara. Ahlussunnah menetapkan bahwa Allah berbicara secara hakiki dan didengar oleh makhluk yang dikehendakiNya. Penyebutan Sifat arRahiim (Yang Maha memiliki rahmat), dalam ayat ini menunjukkan
bahwa penduduk Jannah tidaklah bisa mencapai kedudukan di Jannah seperti itu kecuali atas rahmat Allah. (disarikan dari Tafsir Yasin libni Utsaimin halaman 210).
133
Celaan terhadap Orang-orang yang
Banyak Berbuat Dosa Agar Menyingkir
dari Barisan Kaum Bertakwa
Ayat Ke-59 Surat Yaasin
لحمق نومسب جل قل م و مسب ٱومسبأ و لمو و مسب لل وو ل و يق
Arti Kalimat: dan menyingkirlah hari ini (dari barisan orang bertakwa) wahai orang-orang yang banyak berbuat dosa Pada hari kiamat, barisan orang-orang beriman dan bertakwa dipisahkan dari barisan orang-orang kafir dan orang-orang yang banyak berbuat dosa.
ـو نولشق ق ال قتج و إلو ا جحلو وفلدال و و قوؽق ال ق ل م و إلو ( 85) ػوول (86)جوهونجمو لدال
Pada hari Kami kumpulkan orang-orang bertakwa menuju arRahman sebagai utusan (yang dimuliakan), dan Kami giring para pendosa menuju Jahannam dalam keadaan kehausan dan berjalan kaki (Q.S Maryam ayat 86) Di dalam ayat ini terkandung faidah bahwa para pendosa mendapatkan penghinaan
134
dengan ucapan ini. Mereka diusir dari barisan kaum beriman dan bertakwa. Sehingga
nampak jelas kehinaan mereka pada waktu itu. Salah satu bentuk penghinaan itu adalah lafadz dalam memanggil mereka tidak perlu menggunakan kata “yaa” (Wahai). (disarikan dari Tafsir Yasin libni Utsaimin halaman 211-212)
135
Larangan Menyembah Syaithan yang
Telah Banyak Menyesatkan
Ayat Ke-60 Surat Yaasin
و مسب مسب و ل ق ق نمسب هللومسب مو مسب و دو س مسبيو و ح يل لكق
مسب حلو ل و لومسب ويل ٱوأ
مسب م ح مسب و مسبعو ق يل مسب ح هلل ق مسبٱوكق ٱ هلل ل و وArti Kalimat: Bukankah Aku telah mengambil perjanjian dengan kalian wahai Anak Adam agar kalian tidak menyembah syaithan ?! Sesungguhnya dia adalah musuh nyata bagi kalian Dalam ayat ini Allah mencela orang-orang para pendosa dan yang beribadah kepada selain Allah. Setiap peribadatan kepada selain Allah, sesungguhnya itu adalah peribadatan kepada Syaithan, meski secara dzhahir seseorang menyembah kepada Malaikat atau para Nabi. Sebagaimana disebutkan dalam al-Quran:
ا قو ػوعلبقدق فو ء إ جاكقمل كو وىوؤق و ئكو ـو يولشق قىقمل جو عالا ثقج ػو قوؿق ا ل ويو و ػوولا قو ػوعلبقدق فو لل ج ( 40) وااقو سقبلحوا و و و ل و وا ػنوا م ل دق نمل ولل كو
ثػو قىقمل بمل مقؤلمنقوفو (41) وكل
Dan (ingatlah) pada hari (Allah) mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada Malaikat:”Apakah mereka ini dahulu
136
menyembah kamu?” Malaikat-Malaikat itu menjawab:”Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka. Bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu (Q.S Saba‟ ayat 40-41). (penjelasan Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah dalam Majmu‟ Fataawa). Orang-orang musyrikin yang menyembah berhala dan menganggap itu sebagai anak perempuan Allah, sesungguhnya mereka
menyembah Syaithan, sebagaimana Allah berfirman:
إفل ودل قوفو م ل دق و إ ج إ واثالا وإفل ودل قوفو إ ج شو لطوا الا مو دال Tidaklah mereka menyembah selain-Nya kecuali berhala (yang diberi nama perempuan), dan tidaklah mereka menyembah kecuali syaithan yang durhaka (Q.S anNisaa‟ ayat 117) (disarikan dari Tafsir Adhwaa-ul Bayaan karya Syaikh Muhammad al-Amiin asy-Syinqithy (3/41)). Segala macam bentuk penyelisihan terhadap perintah Allah, sesungguhnya itu adalah
ketaatan kepada Syaithan. Segala macam kekafiran dan kemaksiatan adalah bentuk ketaatan dan peribadatan kepada Syaithan (Tafsir as-Sa‟di) Dalam ayat ini Allah mencela orang-orang yang „menyembah‟ Syaithan. Para Ulama Ahlut Tafsir banyak yang menjelaskan bahwa makna
137
„menyembah‟ itu adalah mentaati perintah Syaithan dalam melanggar aturan-aturan
Allah. Syaikh Ibn Utsaimin menjelaskan bahwa mentaati selain Allah dalam hal-hal yang melanggar syariat Allah adalah salah satu bagian dari ibadah. Sebagaimana orang-orang Yahudi dan Nashara yang disebut oleh Allah sebagai menjadikan pemuka-pemuka agama mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, karena pengikut Yahudi dan Nashara itu tunduk kepada pemuka-pemuka agamanya
dalam hal-hal yang jelas melanggar aturan-aturan Allah.
بوا ػوهقمل و ل وا الا م ل دق ف ا جو و ال و حو ل و مو ليوو بوا وىقمل و قىل تجو ق و لا ووق و جا وموا قم ق إ ج ا ػوعلبقدق إلوالا و دال و إاووو إ ج ىقوو سقبلحو
قشل كقوفو Mereka (Yahudi dan Nashara) menjadikan para pemuka agama Yahudi dan ahli ibadah Nashara sebagai tuhan-tuhan selain Allah dan al-Masih putra Maryam. Padahal tidaklah mereka diperintah kecuali agar mereka menyembah sesembahan yang satu (Allah). Tidak ada sesembahan (yang haq) kecuali Dia. Maha Suci Dia dari apa yang mereka persekutukan (Q.S atTaubah ayat 31) Seorang Sahabat Nabi Adi bin Hatim saat masih Nashrani beliau menghadap Nabi dengan berkalung salib. Melihat hal itu Nabi memerintahkan kepada beliau untuk melempar
138
salib tersebut. Kemudian Nabi membaca surat atTaubah, di antaranya adalah ayat 31 dari
surat atTaubah tersebut. Kemudian Adi bin Hatim menyatakan: Kami dulu tidak menyembah pemuka-pemuka agama tersebut. Kemudian Nabi shollallahu alaihi wasallam bertanya:
واو ل و يقو بمقولفو موا و ولج هللق فػوتقحو بمقول ووق و يق ولفو موا و جـو هللق توح ول ووق ؟ فػوتو ل
Bukankah ketika mereka (para pemuka agama itu) mengharamkan yang Allah halalkan, mereka (Ahlul Kitab) mengharamkannya juga dan ketika mereka (para pemuka agama itu) menghalalkan yang diharamkan Allah mereka (Ahlul Kitab) juga menghalalkannya? Adi bin Hatim menyatakan : Ya, benar. Kemudian Nabi shollallahu alaihi wasallam menyatakan:
فوت ل و بوادوتػقهقمل
Maka itulah bentuk peribadatan mereka kepada para pemuka agamanya (H.R atTirmidzi, atThobarony, al-Baihaqy, lafadz sesuai atThobarony dihasankan al-Albany) Di dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Syaithan adalah musuh yang nyata. Musuh adalah pihak yang selalu berusaha menimpakan kesusahan, kerugian, dan keburukan bagi pihak yang dimusuhinya.
139
Pada ayat yang lain Allah menegaskan perintah agar manusia benar-benar menjadikan
syaithan sebagai musuh.
إفج اشج لطوافو اوكقمل ودق ل فواتج ق هق ودق إنجوا ودل قو ل ووق ا وكقو قو م ل و لحواب ا جعي
Sesungguhnya syaithan adalah musuh bagi kalian, maka jadikanlah ia sebagai musuh. Sesungguhnya ia mengajak bala tentaranya untuk menjadi penghuni Neraka (Q.S Faathir ayat 6)
Ayat Ke-61 Surat Yaasin
مسب و نو مسب ح و مسب م ل و ح يمسب و ح مسب ل ق ق نحو وو
Arti Kalimat: dan seharusnya kalian menyembah hanya kepadaKu, sesungguhnya ini adalah jalan yang lurus. Ayat ke-60 dan ayat ini (ayat ke-61) menunjukkan kesempurnaan tauhid barulah tercapai jika terdapat penafian dan penetapan. Menafikan penyembahan kepada Syaithan,
yang artinya penyembahan kepada segala sesuatu selain Allah, dan menetapkan bahwa ibadah hanya untuk Allah semata. Ayat ini juga menunjukkan bahwa jalan yang lurus itu adalah mentauhidkan Allah dalam peribadatan. (disarikan dari Tafsir Yaasin libni Utsaimin)
140
Ayat Ke-62 Surat Yaasin
مسب وكق ق مسب فو ويلوامسب ثحيا مسبكو
مسبجح حل م يل مسب ح كق يهلل وومسب ٱو و ل وو و ل ح ق نومسب
Arti Kalimat: dan sungguh Syaithan telah menyesatkan makhluk yang banyak di antara kalian. Apakah kalian tidak memikirkannya? Kata jibillan (bentuk jamak dari jabiil) dalam
ayat tersebut artinya adalah sekumpulan umat (makhluk) yang banyak. Ad-Dhohhak menyatakan: minimal satu kumpulan itu berjumlah 10 ribu. Dan tidak ada batasan maksimalnya (al-Muharror al-Wajiiz libni Athiyyah). Penggunaan kata jibbillah yang bermakna serupa, juga disebutkan dalam ayat lain:
و جا و ب ج و لل و تػج قو اج و و وكقمل و للdan bertakwalah kalian kepada (Allah) yang telah menciptakan kalian dan (banyak) makhluk terdahulu (Q.S asy-Syu‟araa‟ ayat 184) Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Syaithan telah menyesatkan banyak manusia. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam ayat lain:
ثػو ل قل م و لل ل توكل ـو يولشق قىقمل جو عاال وا موعلشو و لل ب ود سل ... و ػوولDan pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka seluruhnya, (Allah berfirman): wahai
141
sekalian jin, sungguh kalian telah banyak (menyesatkan) manusia… (Q.S al-An‟aam ayat 128) Iblis sebelumnya telah menyangka bahwa ia akan menyesatkan seluruh keturunan Adam kecuali hanya sedikit:
تونكو ج ق ب ػجتووق إ ج و يال ... و ل اوئ ل و ج لتو إلو ػوولـ ال وامو لو…jika seandainya Engkau menunda (masa hidupku) hingga hari kiamat, sungguh aku akan memasang tali kekang untuk keturunannya (agar sesat) kecuali hanya sedikit (Q.S al-Israa‟ ayat 62) Allah juga menjelaskan bahwa persangkaan Iblis itu benar, bahwa yang mengikutinya banyak. Hanya sedikit saja kaum beriman yang tidak mengikuti Iblis:
واو ودل ودجؽو و و لهمل إ ل ق ونجوق فواتػجبػوعقوهق إ ج فو الا م و ال قؤلمن و Dan sesungguhnya Iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian dari orang-orang beriman (Q.S Saba‟ ayat 20)
(disarikan dari Tafsir Adhwaaul Bayaan lisySyinqithiy (6/298))
Di dalam hadits yang shahih disebutkan bahwa setiap dari 1000 keturunan Adam, akan masuk
142
anNaar (Neraka) 999 orang, hanya 1 yang masuk Jannah (Surga). Sedangkan separuh
penduduk Jannah adalah berasal dari umat Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam.
ق ػو قوؿق اوبػج ل و و ػجنوا وسوعلدو ل و ـو ال وامو وا دو ػو قوؿق ا جوق و ج وجولج ػوولفػو ػقنوادوى صوولت إفج ا جوو و لمق قؾو وفل تقل و م ل ق ب جت و ػوعلثالا إلو انجا واؿو وا وبب وموا ػوعل ق انجا واؿو م ل كقلب والف ق و هق واؿو ت ل و مائو
ع و فوح نوئ تو و ق للواملق حول وهوا و وش بق الووا دق عو ال وت ل } وت ل وتػو وى انجااو سقكوا وى وموا ىقمل قكوا وى واوك ج و و بو ا جو شود دة
فوشوقج وا و و و انجاا وتج تػو و ػج وتل قجقوىقهقمل فػو واؿو انج و ج {ع و عو ال وت ل ا جوق و و لو وسو جمو م ل و لجقو و ومو لجقو و ت ل و مائو وت ل ومنلكقمل و دة ثقج و ػلتقمل ف انجاا كوااشجعل و ا جولدو ء ف جونلب اثػجول و لجقو وود وإنب لو وسل و ػل وض و ل كوااشجعل و البػو ل واء ف جونلب اثػجول لل للل للونج فوكوبػج ل وا ثقج ل للونج فوكوبػج ل وا ثقج واؿو ثػق ق و وىل وفل توكقو قو ق ق و وىل
ل للونج فوكوبػج ل وا واؿو شوطل و وىلAllah Azza Wa Jalla berfirman pada hari kiamat: Wahai Adam. Adam menjawab: Kami memenuhi seruanmu dengan senang hati wahai Tuhan kami. Kemudian diserukan dengan suara: Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu untuk mengeluarkan dari keturunanmu utusan menuju anNaar. Adam bertanya: Wahai Tuhanku, apakah utusan
143
anNaar itu? Pada setiap 1000 orang, diutus 999 orang. Pada saat itulah wanita hamil mengeluarkan kandungannya dan anak kecil menjadi beruban. (Sebagaimana firman Allah) :
وتػو وى انجااو سقكوا وى وموا ىقمل قكوا وى واوك ج و و بو ا جو شود دة
Dan engkau melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah sangat kerasnya (Q.S al-Hajj ayat 2)
(mendengar hadits yang disampaikan Nabi itu) para Sahabat merasa berat hingga wajah-wajah mereka berubah. Kemudian Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda: pada Ya‟juj dan Ma‟juj 999, sedangkan pada kalian 1. Kalian di kalangan manusia bagaikan satu rambut hitam di sisi sapi jantan yang putih. Atau satu rambut putih di sisi sapi jantan hitam. Aku sungguh berharap bahwa kalian termasuk seperempat penduduk Jannah. Kemudian kami (para Sahabat) bertakbir. Nabi menyatakan: sepertiga penduduk Jannah. Kemudian kami (para Sahabat) bertakbir. Nabi menyatakan: setengah penduduk Jannah. Kemudian kami (para Sahabat) bertakbir (H.R al-Bukhari dari Abu Said al-Khudry)
Ada beberapa qira‟ah (cara membaca) kata „jibillan‟, yaitu:
Pertama, yang masyhur adalah jibillan: jim kasroh, ba‟ kasroh, dan lam mengalami tasydid. Ini adalah bacaan Nafi‟ dan „Ashim,
144
merupakan qiro‟ah penduduk Madinah dan sebagian Kufah.
Kedua, dibaca jubulan : jim dan ba‟ dhommah, lam tidak ditasydid. Ini adalah bacaan Abu „Amr dan Ibnu „Aamir, merupakan qiro‟ah sebagian penduduk Makkah dan kebanyakan penduduk Kufah.
Ketiga, dibaca jublan : jim didhommah, ba‟ disukun, lam tidak ditasydid. Ini adalah qiro‟ah Ahlul Bashrah.
Semua bacaan tersebut memiliki makna yang sama, yaitu makhluk yang banyak.
(disarikan dari Tafsir atThobary dan Adhwaaul Bayaan).
145
Kehinaan bagi Orang-orang yang Dulunya
Mendustakan Ancaman Adzab Neraka
Ayat Ke-63 Surat Yaasin
ونومسب مسب ق عو ق مسبكق قيل تحمسب ٱهلل مسبجو و هلليق ۦح ه و نح
Arti Kalimat: Ini adalah Jahannam yang dijanjikan kepada kalian
Dikatakan kepada mereka ketika mendekat ke anNaar: Inilah Jahannam yang para Rasul telah mengancam kalian dengannya di dunia (Fathul Qodiir lisyaukaani).
Penggunaan kata „ini‟ dengan bahasa Arab : haadzihi menunjukkan kedekatan Jahannam pada hari itu. Dan disebutkan dalam hadits bahwa Jahannam didekatkan kepada mereka, ditarik oleh para Malaikat. Ditarik dengan tali kekang sebanyak 70 ribu. Tiap satu tali kekang ditarik oleh 70 ribu Malaikat. Manusia diperlihatkan dengan jelas anNaar,
membangkitkan kengerian yang sangat dahsyat. Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang banyak berdosa: Inilah Jahannam yang telah diancamkan kepada kalian (penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin dalam menafsirkan surat Yaasin).
146
عقوفو عقوفو والفو زمواـ مو و كقلب زمواـ سوبػل ػقؤلتو بوهونجمو ػوولموئ لووا سوبػلا والفو مو و وق ػوهو
Pada hari itu Jahannam didatangkan. Ia memiliki 70 ribu tali kekang. Pada setiap satu tali kekang ada 70 ribu Malaikat yang menariknya (H.R Muslim)
Dijelaskan dalam ayat yang lain bahwa orang-orang kafir tersebut didorong dengan keras dan kasar hingga terjungkal ke Jahannam.
ـو قدو وفو إلو وا جوهونجمو دو ا ه انجا ق اجت كقنلتقمل بوا (13) ػوول ىو (14) تقكو ب قوفو
Pada hari (kiamat) mereka didorong ke Jahannam dengan keras. (Dikatakan kepada mereka): Inilah anNaar yang dulunya kalian dustakan (Q.S atThuur ayat 13)
Sepertinya ketika anNaar didekatkan dan diperlihatkan kepada mereka, mereka ketakutan hingga mundur. Namun tiba-tiba mereka didorong dengan keras dan kasar
hingga berjatuhan ke anNaar. Saat masih didekatkan dan belum masuk, dikatakan kepada mereka: Inilah Jahannam yang kalian dulu diancam dengannya. Saat sudah terjatuh ke Jahannam, dikatakan kepada mereka: Inilah Jahannam yang dulunya kalian dustakan (penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin).
147
Ayat Ke-64 Surat Yaasin
ونومسب لق مسب وكل ق ح و مسبكق قيل مسبا و لمو ل و ل و مسب لل
Arti Kalimat: Masuklah kalian ke dalamnya pada hari itu, disebabkan perbuatan kufur kalian
Perintah „Masuklah ke dalam api‟ menunjukkan penghinaan dan perendahan mereka. Perintah ini bersifat kauni, sehingga
tidak mungkin bisa ditolak. Walaupun mereka sangat tidak berharap masuk ke dalamnya, namun dengan perintah Kauniy ini, jadilah mereka masuk ke dalamnya.
Di dalam ayat ini terkandung faidah penetapan keadilan bagi Allah. Bahwa orang-orang yang masuk Jahannam bukan karena kedzhaliman yang Allah perbuat terhadap mereka. Tapi mereka yang mendzhalimi dirinya sendiri dengan berbuat kekufuran yang akibatnya menyebabkan mereka masuk ke dalam Jahannam.
(disarikan dari penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin)
148
Anggota Tubuh Manusia Bersaksi
Ayat Ke-65 Surat Yaasin
مسب و ل و ق ت مسبوو ل ح حيلوسمسبأ ح ق و مسبوو قكو فلنو ح حيل
ومسب و مسب و ل حيق مسبنو و لمو لل
ح و مسب و ق مسب وكل ح ق نومسب يمسبا رلجق ق قو
Arti Kalimat: pada hari itu Kami tutup mulut mereka dan tangan-tangan mereka berbicara kepada Kami, sedangkan kaki-kaki mereka bersaksi terhadap apa yang mereka perbuat
Anggota tubuh manusia akan bersaksi terhadap perbuatan yang sudah mereka lakukan. Sebagaimana dijelaskan dalam ayat lain:
هدو و و لهمل ولعقهقمل و و لصوا قىقمل وجق قودقىقمل بوا وتج إ و موا جواءق ىوا شوا قو ػوعل و قوفو نوا وااقو و لطو ونوا ( 20 )كو هدل قل و و ػل و وااقو لق قودىمل ملو شو
ء وىقوو و و وكقمل و جؿو مو ج وإاو لو تػق لجوعقوفو ا جوق اج و لطوقو كقلج شويلهودو و و لكقمل ولعقكقمل و و و لصوا قكقمل (21) توتق فو وفل وشل وموا كقنلتقمل تو ل
(22) و و جق قودقكقمل واوك ل ونػونلتقمل وفج ا جوو و ػوعل ومق كوثيال مجا تػوعل و قوفو Sehingga ketika mereka sampai di Neraka, pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka
149
berkata kepada kulit mereka: Mengapa kalian menjadi saksi terhadap kami? Kulit mereka menjawab: Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dialah yang menciptakan kalian pada kali pertama dan hanya kepada-Nyalah kalian akan dikembalikan. Kalian sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan, dan kulit kalian. Bahkan kalian mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kalian kerjakan (Q.S Fusshilat ayat 20-22)
Di dalam sebuah hadits dinyatakan:
كقنجا نلدو وسقوؿ ا جو و ج ا جوق و و لو وسو جمو و ل و و ل مواا واؿو فو وح و فػو واؿو ىولل تودل ق فو ممج وضلحو ق واؿو ػق لنوا ا جوق و وسقواقوق و ل ومق واؿو م ل مقواطوبو العوبلد و جوق ػو قوؿق وا وبب وملول تق لن م و اظ لم واؿو اىدال م ب ي إ ج شو ػو قوؿق ػو و واؿو فػو ػو قوؿق فوإنب و قج ق و و ػو لاتب و ه دال و االك و ـ الكو ـو و و ل و شو و ال ػوول واؿو فػو ػو قوؿق كو و نػو لا و لط ي واؿو فػوتػونلطقق تومق و و ف و فػو ػق واؿق لو لكو شقهقودال واؿو فػو ق لـ واؿو فػو ػو قوؿق ػقعلدال اوكق ج و الكويو نووق و ػو ل ااو واؿو ثقج قو ج ػو ػل و ل و
وسقحل الا فػوعونلكق ج كقنل ق ق واضلق Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu beliau berkata: Kami pernah di sisi Rasulullah shollallahu alaihi wasallam kemudian beliau
150
tertawa (tersenyum). Kemudian beliau berkata: Apakah kalian tahu apa yang menyebabkan aku tertawa? Kami mengatakan: Allah dan RasulNya yang paling tahu. Beliau bersabda: (Aku tertawa) karena percakapan seorang hamba dengan RabbNya. Ia berkata: Wahai Rabbku, bukankah Engkau telah melindungi aku dari kedzhaliman. Allah menyatakan: Ya. Ia berkata: Aku tidak menerima persaksian terhadap diriku kecuali berasal dari aku sendiri. Allah berfirman: Pada hari ini cukuplah engkau menjadi saksi atas dirimu sendiri dan Malaikat pencatat amal sebagai saksi. Kemudian ditutup mulut orang tersebut, dan dikatakan kepada anggota tubuhnya: Berbicaralah! Maka anggota tubuhnya berbicara (menjelaskan) perbuatan-perbuatannya. Kemudian ia dibiarkan sendiri, pada saat itu ia berkata: Celaka kalian, padahal aku sudah membela kalian (H.R Muslim) Dalam ayat ini Allah menyebut tangan „berbicara‟ sedangkan kaki „bersaksi‟ karena kebanyakan perbuatan kemaksiatan dilakukan oleh tangan, sedangkan kaki hadir di tempat itu menyaksikannya. Walaupun kadangkala
ada kemaksiatan tertentu yang kaki menjadi pelaku utama, namun kebanyakan kemaksiatan dilakukan oleh tangan (penjelasan al-Imam asy-Syaukaniy dalam Fathul Qodiir).
Pada hari kiamat, ada beberapa keadaan dari orang-orang musyirikin. Pada awalnya mereka mengingkari kesalahannya, kemudian setelah anggota tubuhnya bersaksi, barulah mereka mengakui kesalahannya.
151
Hal yang menunjukkan bahwa awalnya mereka mengingkari kesalahannya, disebutkan dalam
ayat yang lain:
ـو نولشق قىقمل جو عالا ثقج ػو قوؿق ا ج و وشل وكقو و ل و شق وكواؤقكقمق اج و و ػوولنوتػقهقمل إ ج وفل وااقو و ا جو و ػبنوا موا (22)كقنلتقمل تػو ل ق قوفو ثقج ملول توكق ل فتػلهقمل (23)كقنجا مقشل ك و لظق ل كو لفو كو و قو و و و ػل ق همل وضولج ونػل
تػو ق فو ا قو ػو ل (24)موا كوPada hari Kami mengumpulkan mereka semua kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: ke mana sekutu-sekutu (sesembahan) kalian yang dulunya kalian anggap (mampu memberi syafaat)? Kemudian tidaklah jawaban mereka kecuali berkata: Demi Allah Tuhan kami, kami tidaklah berbuat kesyirikan. Perhatikanlah bagaimana bisa mereka berdusta atas diri sendiri dan telah hilang (sesembahan) yang dulunya mereka ada-adakan (Q.S al-An‟aam ayat 22-24) (disarikan dari penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin)
Berdasarkan keterangan dalam al-Qur‟an,
terdapat 6 anggota tubuh yang akan bersaksi yaitu: tangan, kaki, pendengaran, penglihatan, dan lidah. Pada ayat ini disebutkan tangan dan kaki. Pada surat Fusshilat ayat 20 disebutkan kulit, pendengaran, penglihatan. Sedangkan dalam surat anNuur ayat 24 disebutkan lisan juga bersaksi:
152
ا قو ػوعل و قوفو هودق و و لهمل وال نوتػقهقمل و و لد همل و و لجق قهقمل بوا كو ـو توشل ػوولPada hari saat bersaksi lisan, tangan, dan kaki terhadap apa yang mereka perbuat (Q.S anNuur ayat 24)(disarikan dari penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin).
153
Ancaman Allah untuk Menghilangkan
Penglihatan dan Merubah Wujud Mereka
Ayat Ke-66 Surat Yaasin
مسب ح و و تو و ق مسب ٱ مسبفو ل ل ق ح حيلومسب و س قمسبٱوطو و ل و مسب و و و مسب و ل ٱ وو
ونومسب ق مسب ق ل ح هلل و فو
Arti Kalimat: dan kalau Kami mau, Kami (bisa) menghapus mata mereka sehingga mereka berlomba-lomba (mencari) jalan; maka bagaimana bisa mereka melihatnya?
Makna kata „lathomasnaa‟ itu adalah menghapus mata sehingga tidak berbekas. Hal ini lebih dahsyat pengaruhnya dari sekedar membutakan mata. Kebanyakan orang yang tidak bisa melihat masih memiliki mata, namun mata tersebut tidak berfungsi sesuai yang diharapkan. Sedangkan makna thomasa adalah menghilangkan mata sebagai alat
penglihatan hingga tak ada bekasnya sama sekali. Allah Maha Mampu untuk menghapus mata manusia sehingga mereka tidak bisa melihat.
Maksud dari ayat ini: Allah telah menghapus (penglihatan) mata hati mereka. Kalau Allah mau, bisa saja Dia juga menghapus mata yang digunakan untuk melihat. Jika mata fisik
154
dihapus menyebabkan seseorang tidak bisa melihat arah jalan yang akan dilaluinya,
demikian pula orang yang dihapus mata hatinya, ia tidak akan mampu melihat kebenaran (al-haq).
(disarikan dari penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin).
Ayat Ke-67 Surat Yaasin
مسب و و مسب ل و و ق مسب كو و ح حيل مسب و و مسب و يل نو ق خل و و و س قمسبٱ و و مسب و ل ٱ وومسب وللجح ق نومسب
مق ح م مسبوو و
Arti Kalimat: Kalau seandainya Kami mau, Kami (bisa) mengubah wujud mereka di tempat mereka hingga mereka (terdiam) tidak bisa maju ataupun mundur
Kata lamasakhnaahum artinya: Kami mengubah wujud mereka. Makna kata masakho adalah merubah suatu bentuk/ wujud ke bentuk lain. Para Ulama tafsir menjelaskan bahwa Allah Maha Mampu untuk merubah bentuk mereka menjadi monyet, babi, atau batu yang terdiam tak bergerak.
Kemahakuasaan Allah ini sebagaimana ditunjukkan sebagai hukuman bagi kaum Bani Israil yang menentang perintah Allah, diubah bentuknya menjadi kera dan babi.
155
لو الكتواب ىولل تػونل قوفو منجا إ ج وفل ومونجا اا جو وموا ق ل ؿو قلل وا وىلثػو وكقمل فواس قوفو نوا وموا ق ل ؿو م ل ػوبللق و وفج وكل قلل ىولل ق ػوببئقكقمل (59)إاو ػل
شو ر م ل وا و موثقو و ال نلدو ا جو مو ل اوعونووق ا جوق وغو بو و و لو وجوعولو ا الا و وضول هقمق ال ودو و و لونواز و و وبودو اطجاغقوتو ق اوئ و شو ل موكو منػل
ب ل (60) و ل سووو ء ا ج"Wahai Ahlul Kitab apakah kalian mencela kami karena kami beriman kepada Allah dan kepada (kitab) yang diturunkan kepada kami dan kepada (kitab) yang diturunkan sebelumnya sedang kebanyakan di antara kalian benar-benar orang-orang yang fasik? (59) Katakanlah "Apakah akan aku beritakan kepada kalian tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari orang-orang fasik itu di sisi Allah yaitu orang-orang yang dilaknat dan dimurkai Allah di antara mereka ada yang
dijadikan kera dan babi dan orang yang menyembah thaghut. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus (60)(Q.S al-Maaidah ayat 59-60)
Sangat mudah bagi Allah untuk melakukan masakh, mengubah bentuk manusia menjadi berwujud yang lain. Seperti mengubah kepala seorang makmum yang menyengaja untuk mendahului gerakan Imam sholat menjadi kepala keledai:
156
مواـ وفل يقووبؿو ا جوق و لسووق و لاو وموا ولشو اج ػو لفو ق و لسووق ػوبللو إلل حوا
Tidakkah orang yang mengangkat kepalanya sebelum Imam takut Allah akan mengubah kepalanya menjadi kepala keledai?! (H.R al-Bukhari dan Muslim, lafadz sesuai riwayat Muslim) Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang kafir
telah tetap bagi mereka adzab. Api anNaar pada waktu itu (hari kiamat) telah dinyalakan. Tidak ada yang bisa selamat kecuali dengan melewati as-Shirath. Tidak ada yang bisa melakukannya kecuali orang yang beriman yang berjalan dengan penerangan cahaya. Sedangkan orang-orang tersebut, mereka tidak akan diselamatkan dari anNaar. Jika Allah kehendaki, bisa saja mereka dihapuskan matanya namun masih bisa bergerak. Mereka akan berlomba-lomba mencari jalan, namun tidak bisa melihatnya. Jika Allah kehendaki, mereka tidak bisa bergerak. Tidak bisa maju ataupun mundur ke belakang. Akibatnya
mereka tidak bisa menyeberangi as-Shirath, sehingga merekapun tidak mendapatkan keselamatan (disarikan dari penjelasan Syaikh Abdurrahman as-Sa‟di dalam tafsirnya).
157
Berangsur-angsur Memudarnya Kekuatan
Fisik Manusia
Ayat Ke-68 Surat Yaasin
مسب و ل ح ق نومسب فولوومسب حو ل مسب ٱل مسبفح ح ل ق هقمسبنق و حلل وو و مسبنم و
Arti Kalimat: dan barangsiapa yang Kami beri umur panjang, Kami kurangi (kesempurnaan) bentuk penciptaannya, tidakkah mereka berpikir? Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa semakin panjang umur manusia di dunia, ia akan berangsur-angsur mengalami penurunan kekuatan baik dalam fisik, pikiran, atau hafalannya. Maka hendaknya seseorang segera mempergunakan kesempatan sebaik-baiknya dalam beribadah kepada Allah saat tubuhnya masih kuat, pikirannya masih prima, sebelum datangnya kondisi lemah tersebut. Allah menjelaskan dalam ayat yang lain :
ومنلكقمل مو ل ػق ود إلو و ل وؿ العق ق اكو ليو ػوعل ومو م ل ػوعلد لم شو لئالاDan di antara kalian ada yang dikembalikan ke usia yang paling rendah, agar mereka menjadi tidak tahu sama sekali setelah sebelumnya mengetahui (Q.S al-Hajj ayat 5)
158
ا جوق اج و و وكقمل م ل ضوعلف ثقج جوعولو م ل ػوعلد ضوعلف ػقوج ال ثقج جوعولو م ل ػوعلد ػقوج ضوعل الا وشو لبو ال ول ققق موا وشواءق وىقوو العو مق ال ود ق
Allahlah yang menciptakan kalian dari lemah, kemudian setelah kelemahan Allah jadikan kuat, kemudian setelah kekuatan itu (muncul) kelemahan dan uban. Dialah Yang Menciptakan sesuai kehendakNya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha berkuasa (Q.S arRuum ayat 54) Kata nunakkishu berasal dari kata nakkasa yang maknanya adalah membalikkan keadaan. Sebelumnya kuat menjadi lemah. Ada beberapa qiro‟ah terkait kata nunakkishu, yaitu: Pertama: nankushu (nun pertama difathah nun kedua sukun kaf dommah), qiro‟ah Jumhur menurut asy-Syaukaniy dalam Fathul Qodiir. Demikian juga yang dijelaskan al-Baghowy dan al-Qurthuby dalam tafsirnya. Ini adalah qiro‟ah penduduk Madinah, Bashrah, dan sebagian
Kufah menurut atThobary. Kedua: nunakkishu (nun pertama dhommah nun kedua fathah kaf tasdid kasroh). Ini adalah qiroah Hamzah dan „Ashim, merupakan qiro‟ah kebanyakan penduduk Kufah menurut atThobary.
159
Sedangkan ucapan afalaa ya‟qiluun, sebagian qiro‟ah membaca: Afalaa ta‟qiluun. Itu adalah
qiro‟ah Nafi‟ dan Ibnu Dzakwaan dari Ibnu „Aamir.
160
alQuran Bukanlah Syair dan Nabi pun
Bukan Penyair
Ayat Ke-69 Surat Yaasin
لمسب مسبذحكل مسب ح هلل مسب ق و مسب حنل ق س مسبلو مسبوو و مسب ون وغح لو ح ل مسب ٱ نو ق لوو و مسبعو هلل
وو قلل و نمسب م ح مسبArti Kalimat: dan tidaklah Kami mengajarkan kepadanya (Nabi Muhammad) syair, dan hal itu tidak mungkin baginya. Tidaklah itu melainkan peringatan dan bacaan yang jelas. Dalam ayat ini Allah mensucikan Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam dari celaan dan tuduhan orang-orang Musyrikin Quraisy bahwa beliau adalah penyair, bahwa al-Quran adalah untaian syair (Tafsir as-Sa‟di) Pembelaan Allah dan bantahan bahwa Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam adalah
penyair, seperti disebutkan dalam ayat yang lain:
ا و يال موا تػقؤلمنقوفو وموا ىقوو وولؿ شوDan bukanlah dia (al-Quran) sebagai ucapan penyair. Sedikit orang yang beriman (Q.S al-Haaqqah ayat 41)
161
Keindahan dan mukjizat al-Quran yang luar biasa membuat orang-orang Kafir Quraisy
kebingungan dalam menolaknya. Tidak ada satu kalimat yang tegas dalam mendefinisikan apa al-Quran itu di sisi mereka. Kadang kala mereka menyebutnya sebagai sihir, kadangkala sebagai mimpi kosong, kadangkala sebagai „suatu yang diada-adakan‟, kadangkala sebagai syair.
ا ة تػو و هق ولل ىقوو شو ـ ول فػل يو ولل وااقو وضل وا ق و لBahkan mereka berkata: Itu adalah mimpi kosong, (sebagian berkata) bahkan itu adalah sesuatu yang diada-adakan, (sebagian lagi berkata): bahkan dia (Muhammad) adalah penyair… (Q.S al-Anbiyaa‟ ayat 5) Ejekan dan celaan orang-orang kafir tersebut bahwa Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam adalah penyair, juga disebutkan dalam ayat yang lain:
ا ة ػوتػو و جصق و و لبو ال ونقوف وـل ػو قواقوفو شو
Ataukah mereka berkata: (dia) adalah penyair. Kita menunggu datangnya kematiannya (Q.S atThuur ayat 30)
ا ولنقوف و ػو قواقوفو وئنجا اوتوا كقو لوتنوا اشوdan mereka berkata: Apakah kita akan meninggalkan sesembahan-sesembahan kita
162
karena penyair yang gila? (Q.S as-Shoffaat ayat 36) Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam tidak mampu menggubah sendiri suatu syair dengan kesadaran beliau. Jika ada suatu lontaran kalimat yang menyerupai sebuah syair, maka itu adalah ungkapan spontan bukan atas kesadaran dan bukan pula maksud menyusunnya menjadi sebuah untaian syair. Demikian yang dijelaskan oleh Ibnu Katsir
dalam Tafsirnya. Salah satu ungkapan spontan beliau yang menyerupai syair, adalah :
و وا ل ق وبلد ال قطج بل ... و وا انج و كو بل Aku adalah Nabi, tidak ada kedustaan….Aku adalah putra Abdul Muththolib (H.R al-Bukhari dan Muslim dari al-Bara‟) Nabi shollallahu alaihi wasallam tidaklah pernah menggubah untaian syair sendiri dengan kesadarannya, namun beliau bisa saja mempermisalkan keadaan dengan ucapan syair yang dibuat orang lain. Seperti ungkapan syair yang dinisbatkan kepada Abdullah bin
Rowahah (sebenarnya itu adalah gubahan Thorfah bin al-„Abd), beliau pernah mengutipnya.
لو لووا ىولل كوافو انج و ج ا جوق و و لو وسو جمو و ل وائشو و واؿو ء م و اشبعل وااو ل كوافو ػوتو وثجلق شعل ل و و و و ػوتو وثجلق شويل
بوا مو ل ملول تػق و بد و ل و ػوتو وثجلق و ػو قوؿق و و لت و الل
163
Dari „Aisyah -radhiyallahu anha- beliau berkata: Ditanyakan kepada beliau: Apakah Nabi shollallahu alaihi wasallam mempermisalkan sesuatu dengan syair? Aisyah –semoga Allah meridhainya- menjawab: Ya. Beliau pernah membuat permisalan dengan syair Ibnu Rowaahah. Beliau menyatakan:
بوا مو ل ملول تػق و بد و ل و و لت و الل“dan akan datang membawa kabar kepadamu seseorang yang tidak engkau beri bekal” (H.R atTirmidzi, anNasaai, Ahmad, dan al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, dishahihkan al-Albany) Secara asal, isi syair ada yang baik, ada juga yang buruk.
الكويوـ و وب حقوق كو وب ح : اشبعل ق بونل او الكويوـ و ونقوق كوحو و الكويوـو
Syair itu kedudukannya seperti ucapan. Syair yang baik seperti ucapan yang baik. Dan yang buruk seperti ucapan yang buruk (H.R al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, dishahihkan al-Albaniy karena adanya beberapa jalur penguat) Namun, jangan sampai seseorang memenuhi dadanya dengan syair, meski itu syair baik. Jangan sampai mayoritas isi kesibukannya adalah dengan syair, sehingga memalingkannya dari dzikir kepada Allah, ilmu, dan al-Qur‟an.
164
وفل يولتو و جوولؼق و ودكقمل ػو لحالا و ػل ة اووق م ل وفل يولتو و شعل ال لوSeandainya seseorang memenuhkan isi rongganya dengan nanah, itu lebih baik baginya dibandingkan memenuhinya dengan syair (H.R al-Bukhari dari Ibnu Umar). Hadits tersebut dikemukakan al-Imam al-Bukhari dalam Bab berjudul: Maa yukrohu an yakuunal ghoolib „alal Insaan asy-Syi‟r hatta yashuddahu „an dzikrillah wal „ilm wal Qur‟aan yang artinya: Dibencinya seseorang yang mayoritas waktunya adalah dengan syair hingga menghalanginya dari dzikir kepada Allah, ilmu, dan al-Qur‟an. Ucapan maa yanbaghii secara asal dalam bahasa Arab sering diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebagai „tidak seyogyanya‟ atau „tidak semestinya‟. Namun, dalam penyebutan al-Quran, hal itu artinya tidak mungkin. Sebagaimana dalam firman Allah:
وموا ػونلبو ي ا جحلو وفل ػوتج و واودال
Dan tidak mungkin arRahman mengambil (mempunyai) anak (Q.S Maryam ayat 92) (faidah penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin) Tidaklah al-Quran itu kecuali adalah peringatan, yaitu pemberi nasehat, dan bacaan yang jelas, yang berisi kewajiban-kewajiban,
165
batasan-batasan, dan hukum-hukum (Tafsir al-Baghowy). Syaikh Ibn Utsaimin menjelaskan makna al-Qur‟an sebagai dzikir dalam beberapa makna: Pertama, sebagai nasihat (sebagaimana yang dijelaskan oleh kebanyakan Ahlut Tafsir). Kedua, al-Quran adalah sebaik-baik dzikir yang digunakan untuk mengingat Allah. Ketiga, al-Quran adalah kemuliaan bagi orang yang menegakkan dan mengamalkannya.
Sebagaimana disebutkan dalam ayat:
وإ جوق او كل ة او و وا وولم و وسوولؼو تق ل واقوفو Dan sesungguhnya dia (al-Quran) adalah kemulyaan bagimu dan kaummu, dan kalian akan ditanya nanti (Q.S az-Zukhruf ayat 44). Salah satu dalil yang menunjukkan bahwa al-Quran adalah sebaik-baik dzikir:
ـ ػوعلدو ال ق ل ف و ل و ة وىيو م و ال ق ل ف و و ق ؾو و به ج وفل ولق الكويوبػو ق دق ا جو و و إاووو إ ج ا جوق و ا جوق وكل ودو لتو سقبلحوافو ا جو و للو ل
Ucapan yang paling utama setelah al-Quran ada 4, dan itu adalah bagian dari al-Quran. Tidak memudharatkanmu dari mana saja engkau memulai: Subhaanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallaahu Allaahu Akbar (H.R Ahmad, dinyatakan oleh al-Haytsamiy bahwa rijaalnya adalah rijaal as-Shahih)
166
alQuran adalah Peringatan Bagi Orang
yang Hidup
Ayat Ke-70 Surat Yaasin
حلح ومسبمسب ٱل و و مسب و لق مسب ٱل و ل مسب و م مسبوو و ح هلل نو مسب و مسب و رو ق نح ح ل
Arti Kalimat: Agar dia memberi peringatan bagi orang yang hidup dan tetaplah ucapan (adzab) bagi kaum kafir Allah turunkan al-Quran ini kepada Nabi
Muhammad shollallahu alaihi wasallam agar
beliau memberikan peringatan kepada setiap
yang hidup di muka bumi (disarikan dari Tafsir
Ibn Katsir)
Al-Quran ini diturunkan untuk memberi
peringatan kepada yang hidup. Namun,
kebanyakan saudara kita justru membacakan
surat Yaasin yang di dalamnya terdapat ayat
ini dikhususkan untuk orang yang sudah
meninggal, bukan orang yang masih hidup.
Terdapat beberapa hadits yang menunjukkan
keutamaan membacakan surat Yaasin pada
orang yang sudah meninggal, namun berkisar
pada hadits-hadits yang lemah atau palsu
167
menurut penelitian yang benar dari Ulama
Ahlul Hadits.
Di antaranya adalah hadits-hadits lemah/ palsu itu adalah :
هق سقول و ق موا ؛ إ ج ىووجفو هللق و ج ( و )م ل مو ب يوقولتق فػو ػق ل و ق نلدو وجولج و و لو
Tidaklah ada suatu mayit yang dibacakan di
sisinya surat Yaasin kecuali Allah Azza Wa
Jalla akan meringankan (siksa) terhadapnya
(H.R ad-Dailamiy)
Di dalam sanad hadits tersebut terdapat perawi
yang bernama Marwan bin Salim. Al-Imam
Ahmad dan anNasaai menyatakan bahwa ia
tidaklah terpercaya. Sedangkan as-Saajiy dan
Abu „Aruubah menyatakan bahwa ia suka
memalsukan hadits.
Contoh hadits lain yang lemah/ palsu tentang
keutamaan membaca surat Yaasin terhadap
orang yang sudah meninggal:
هقمل ػوولموئ وكوافو اووق مو ل دو ولو ال و وا و فػو و و و سقول و و ق بفو ونػلهوا و ونوات د مو ل ف ػل عودو
Barangsiapa yang masuk ke kuburan kemudian
membaca surat Yaasin, maka akan diringankan
168
(siksa) untuk mereka pada hari tersebut, dan
bagi dia (pembaca) akan mendapatkan
kebaikan sebanyak jumlah (penghuni) di sana
(diriwayatkan oleh ats-Tsa‟labiy dalam
Tafsirnya). Hadits ini dinyatakan oleh as-
Sakhowy –murid al-Hafidz Ibnu Hajar al-
„Asqolaaniy- sebagai hadits yang tidak shahih
(al-Ajwibah al-Mardhiyyah fiimaa su-ila as-
Sakhoowiy „anhu minal ahaadits
anNabawiyyah(1/170)).
Demikian juga dengan hadits:
هق مو ل زو و ػوبػل و و ادو لو و ل و ودهوا ف كقلب ػوولـ جقلعو فػو و و و نلدوهوا د كقلب و لؼ منػل غو و و هللق اووق عودو
Barangsiapa yang berziarah ke kubur kedua orangtuanya atau salah satu darinya pada setiap hari Jumat kemudian membaca surat Yaasin di sisinya, Allah akan mengampuninya sebanyak huruf darinya (H.R Ibnun Najjar dalam Tarikhnya). Al-Munawy menyatakan bahwa sanad hadits ini lemah. Ibnu „Adi juga
menyatakan bahwa hadits dengan sanad ini batil (al-Kaamil fi dhu‟afaair Rijaal (5/152)). Ada satu hadits terkait membacakan Yaasin terhadap orang yang akan meninggal dunia, yang diperselisihkan oleh para Ulama. Hadits tersebut adalah:
و و موولتواكقمل ( ) ػل وءق
169
Bacakanlah Yaasin kepada orang yang akan meninggal (di antara) kalian (H.R Abu Dawud, Ibnu Majah). Hadits ini dilemahkan oleh sebagian Ulama, di
antaranya al-Imam anNawawiy dalam al-
Adzkar menyebutkan kelemahan sanad hadits
itu karena adanya 2 perawi yang majhul (tidak
dikenal). AdDaraquthny juga menyatakan
bahwa hadits ini sanadnya mudhtharib
(guncang), matannya majhul, dan tidak sah.
Sebagian Ulama‟ menyatakan hadits itu sah, di
antaranya Ibnu Hibban meriwayatkannya
dalam Shahihnya. Sudah dimaklumi dari
kebiasaan Ibnu Hibban yang menganggap
tsiqoh perawi yang majhul. Ada sebuah
penisbatan kepada Ibnu Hajar al-„Asqolaaniy
bahwa beliau melihat adanya jalur penguat
terhadap hadits ini yaitu ketika seorang
Sahabat bernama Ghudhaif bin al-Harits akan
meninggal dunia, ia bertanya: “Adakah yang
bisa membacakan Yaasin”? Kemudian Sholih
bin Syuraih as-Sakuuniy membacakan surat
Yaasin untuknya. Ketika terbacakan 40-an
ayat, Ghudhaif meninggal dunia (disebutkan
oleh Ibnul „Allan dalam syarh al-Adzkaar).
170
Kalaupun hadits ini dianggap sah, maka yang
dimaksud dengan mautaakum dalam hadits itu
adalah orang yang akan meninggal, bukan
orang yang sudah meninggal, sebagaimana
penjelasan Ibnu Hibban sendiri yang
meriwayatkan hadits ini.
Ibnu Hibban rahimahullah menyatakan:
ـو " ػل وؤق ل و و موولتواكقمل : " ػوولاقوق ن ج ق و وفج فل و و دو و و و وتلوق ال وا و ػوولاقوق و ج هللق و و لو وسو جمو ال و ب و ػق ل و ق و و لو او بنػقول : " وكو و
"موولتواكقمل و إاووو إ ج هللSabda beliau: Bacakanlah Yasin pada mautaa kalian, maksudnya adalah orang yang hadir kepadanya kematian (akan mati). Bukan maksudnya orang yang sudah meninggal (mayit) dibacakan kepadanya. Demikian juga sabda beliau shollallahu alaihi wasallam: Talqinkanlah Laa Ilaaha Illallah pada mautaa kalian (maksudnya bukan orang yang sudah meninggal, tapi yang akan meninggal, pent)(Shahih Ibnu Hibban (7/271)).
Ayat ke-70 dari surat Yaasin ini juga
memberikan faidah bahwa al-Quran adalah
peringatan yang bermanfaat bagi orang yang
hidup hatinya, mau mendengar, memahami,
dan mengamalkannya. Sedangkan bagi orang-
orang kafir yang mati hatinya, yang telah Allah
171
tetapkan ketiadaan taufiq bagi mereka, maka
al-Quran adalah hujjah yang akan semakin
menenggelamkan mereka dalam kebinasaan
(disarikan dari Tafsir Ibn Katsir dan penjelasan
Syaikh Ibn Utsaimin).
172
Nikmat Binatang Ternak yang
Dikuasakan Allah untuk Manusia
Ayat Ke-71 Surat Yaasin
لعو م مسبوسمسبأ ل ح و ومسبأ ح هلل مسبعو ح ونل يمسبم و ق هلل مسبخو و ل و مسبٱ
وول مسبأ مسب ولو ويل مسبٱ وو
و
و و مسب و ح ق نومسب مسبٱ يل و قArti Kalimat: Tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah menciptakan untuk mereka (makhluk) yang diperbuat oleh Tangan Kami yaitu binatang ternak yang mereka miliki (kuasai) Dalam ayat ini Allah mengingatkan salah satu
dari sekian banyak nikmatNya kepada
manusia. Dia ciptakan binatang ternak yang
bisa dimiliki (dikuasai) oleh manusia.
Kalimat : mimmaa „amilat aydiina (yang
diperbuat Tangan Kami) menunjukkan
penetapan Tangan bagi Allah, sebagaimana
akidah Ahlussunnah. Kita menetapkan bahwa
Allah memiliki Tangan, sebagaimana dalil-dalil
lain yang sangat banyak dari al-Quran dan
hadits Nabi yang shahih. Kita tetapkan sifat
tersebut sesuai dengan kemuliaan dan
173
kesempurnaan Allah, tidak sama dengan
makhluk apapun, dan tidak kita ketahui
kaifiyatNya. Kita tidak menolak penisbatan
Sifat tersebut, tidak pula mencari-cari makna
lain yang tidak Allah turunkan hujjah kepada
kita dalam hal itu.
Jika dalam ayat-ayat al-Quran maupun dalam
hadits-hadits yang shahih dinyatakan bahwa
Allah memiliki Tangan, kita beriman bahwa
Allah memiliki Tangan secara hakiki sesuai
dengan kesempurnaan dan kemuliaanNya.
Tangan tersebut tidak sama dengan tangan
makhluk manapun. Kita juga tidak boleh
memikirkan atau menanyakan seperti apa atau
bagaimana Tangan Allah itu. Tidak boleh kita
cari-cari makna lain untuk menolak penetapan
Tangan tersebut, kemudian menganggap
bahwa maksud dari „Tangan‟ dalam ayat atau
hadits itu adalah „kekuatan‟ bukan tangan
yang sebenarnya.
Mari kita simak akidah dari Ulama‟ Ahlul
Hadits, sebagai contoh al-Imam atTirmidzi
(salah seorang murid al-Imam al-Bukhari).
Beliau meriwayatkan hadits berikut dalam
kitab Sunan atTirmidzi no 598:
174
ا ػق و ب ا و نو فػو ػق و ب هوا لو ودكقمل كو و إفج ا جوو ػو لبولق اصجدو و و و و ل ق قىود قق وا و ف و ودقكقمل مقهل وهق وتج إفج ا ل و و اوتوصيق مثللو ق قد وتوصل
وملول ػوعل و قو وفج ا جوو ىقوو ػو لبولق اتػجول و و و ل } كتواب ا جو و ج وجولج يولحوقق ا جوق ا ب وا و ػق ل اصجدو وات } و { بواده و و ل ق ق اصجدو وات
} Sesungguhnya Allah menerima shodaqoh
dengan Tangan Kanannya kemudian Allah
tumbuhkan untuk salah seorang dari kalian
sebagaimana kalian memelihara kuda kecil
(hingga menjadi besar). Sampai-sampai
(shodaqoh) sesuap (makanan) akan terus
membesar hingga sebesar gunung Uhud. Bukti
pembenaran hal itu dalam al-Quran adalah :
وملول ػوعل و قو وفج ا جوو ىقوو ػو لبولق اتػجول و و و ل بواده و و ل ق ق اصجدو وات Tidakkah kalian tahu bahwasanya Allah menerima taubat dari hambaNya dan mengambil shodaqoh-shodaqoh (Q.S atTaubah:104).
يولحوقق ا جوق ا ب وا و ػق ل اصجدو وات Allah membinasakan riba dan menumbuhkan shodaqoh-shodaqoh (Q.S al-Baqoroh: 276). (H.R atTirmidzi no 598) Selanjutnya, al-Imam atTirmidzi menyatakan:
175
بوق ىو و ل الع لم ف ىو و للود وموا قشل و ودل واؿو غو ػل ق و د م ل وىلم ل ا ب و وات م ل اصب وات و ػق ق ؿ ا جبب تػوبوا وؾو وتػوعوالو كقلج او ػل و إلو
اء اد ػل وا وااقو ودل تػوثلبق ق ا ب و واتق ف ىو و و ػقؤلمو ق بوا و و ا ج ونو و ػقتػوووىجمق و و ػق واؿق كو لفو ىوكو و ق و و ل مواا وسق ل وافو ل ق ػو ػلا يو اد وم ىو و و ه لل و وبلد ا جو ل ال قبوا وؾ و ػجهقمل وااقو ف ىول ا نج و للو وا و و ومجا ل الع لم م ل وىل كو لف وىوكو و ػوولؿق وىل
ب وة و ودل وكو و ا جوق و ج ه ا ب و وات و وااقو ىو و توشل ج ق فو و لكو وتل ىو للوهل وجولج ف غويل موولض م ل كتوا و ال ودو و ا ج ل و و البوصو و فػوتو و جاو ل
لق الع لم و وااقو ه ال وات فػو و ج ق ىوا و و غويل موا فو ج و وىل ج ق ىو للوهلـو وده و وااقو إفج موعلنو ال ود ىواىقنوا ال قوج ق واؿو إفج ا جوو ملول ول ققل دوب وق إ و واؿو ودة كو ود و ل مثللق ود حوقق ل ق إ ػل و ى مو إنجوا وكقوفق اتجشل إسل و ل مثللق ول و ل مثللق ول فوإ و واؿو ول ة كو و ل و ل ول ة كو و ل
ا واؿو ا جوق تػوعوالو ودة و ول ة و وصو ة و و ب وق و ومجا إ و واؿو كو و فػوهو و اتجشلا ب هال فػوهو و و وكقوفق توشل ػو قوؿق كو لفو و و ػو قوؿق مثللق ول و و كو و ل
ا واؿو ا جوق تػوعوالو ف كتوا و ءة وىقوو } وىقوو كو و ثل و شويل او ل و كو { ا ج ق البوصيق
Lebih dari 1 Ulama menyikapi hadits ini maupun hadits lain yang semisal dengan ini
176
berupa periwayatan tentang Sifat-Sifat dan Turunnya Allah Ta‟ala pada tiap malam ke langit dunia, mereka berkata: Riwayat-riwayat tentang ini adalah sah, wajib diimani, tidak boleh dipersangkakan atau dikatakan : „Bagaimana?‟. Demikianlah yang diriwayatkan dari Malik, Sufyan bin Uyainah, Abdullah bin alMubarok, bahwasanya mereka menyatakan tentang hadits-hadits semacam ini: Tetapkanlah tanpa bertanya ‘bagaimana’.
Demikian juga ucapan para Ulama Ahlussunnah wal Jamaah. Adapun al-Jahmiyyah, mereka mengingkari riwayat-riwayat ini dan berkata: Ini adalah tasybih (penyerupaan Allah dengan makhluk). Padahal Allah telah menyebutkan tidak hanya di satu tempat dalam KitabNya (tentang) Tangan, Pendengaran, Penglihatan. Al-Jahmiyyah menakwilkan ayat-ayat ini kemudian menafsirkan dengan penafsiran yang berbeda dengan penafsiran para Ulama. Mereka (al-Jahmiyyah) berkata: Sesungguhnya Allah tidaklah menciptakan Adam dengan TanganNya. Mereka (al-Jahmiyyah) berkata: Sesungguhnya makna „tangan‟ di sini adalah „kekuatan‟. Ishaq bin Ibrahim (salah seorang guru al-Bukhari) menyatakan: Tasybih adalah jika seseorang berkata Tangan (Allah) seperti tangan (makhluk), Pendengaran (Allah) seperti pendengaran (makhluk). Jika seseorang menyatakan: Pendengaran (Allah) seperti pendengaran (makhluk), maka ini adalah tasybih (penyerupaan). Namun jika seseorang
berkata sebagaimana perkataan Allah:
177
Tangan, Pendengaran, Penglihatan, dan
dia tidak menyatakan ‘bagaimana’, tidak
juga menyamakan Pendengaran (Alla) seperti pendengaran (makhluk), maka ini
bukanlah tasybih. Itu adalah seperti yang disabdakan Allah Ta‟ala dalam KitabNya:
ءة وىقوو ا ج ق البوصيق ثل و شويل او ل و كوTidak ada sesuatupun yang semisal denganNya, sedangkan Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat (Q.S asy-Syuuro:11)(Sunan atTirmidzi no riwayat 598 (3/71)). Bukanlah artinya Allah menciptakan binatang ternak itu dengan Tangan Allah langsung, karena kalau demikian niscaya Allah akan menyatakan : kholaqnaa lahum bi aydiinaa. Hanya 4 makhluk yang Allah ciptakan langsung dengan TanganNya, sebagaimana ucapan Sahabat Nabi Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma:
ف ثقج : و وقو هللق و ل ػوعو و وشل واءو وده ـو وجونج و ودل العو لشو و ال و ومو و دوائ لو لق كق ل فوكوافو : واؿو ا و
Allah menciptakan 4 hal dengan TanganNya: Arsy, pena, Adam, dan Jannah „Adn kemudian Allah berfirman untuk semua penciptaan lain: Kun (jadilah) maka jadilah (riwayat ad-Daarimiy dan dishahihkan Syaikh al-Albaniy dalam Mukhtashar al-Uluw)
178
Pengibaratan dalam ayat ini adalah penisbatan suatu perbuatan kepada pelakunya, dan telah
Allah jelaskan bahwa Dia yang menciptakan, dengan firmanNya: kholaqnaa. Dalam bahasa Arab, pengibaratan istilah untuk menyatakan : “dikerjakan oleh pelaku” adalah dengan “dilakukan oleh tangan pelaku”. Sebagaimana dalam ayat berikut ini:
وموا و وا وكقمل م ل مقص بو فوب وا كو وبو ل و لد كقمل dan segala sesuatu (musibah) yang menimpa kalian adalah disebabkan perbuatan tangan-tangan kalian… (Q.S asy-Syuura ayat 30)
بوا كو وبو ل و لد انجاا ا ق وهقمل وهو و ال و وادق ف البػو ب و البوحل ػوعلضو اج و قو اوعو جهقمل ػو لجعقوفو
Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan perbuatan tangan-tangan manusia, agar Allah menjadikan mereka merasakan (akibat) sebagian perbuatan mereka (manusia) agar mereka kembali (ke jalan yang benar)(Q.S arRuum ayat 41) Pada kedua ayat tersebut, penyebutan
perbuatan pelaku disebut dengan: perbuatan
tangan-nya. Meskipun bisa saja kerusakan
atau perbuatan yang dilakukan tidaklah
dilakukan tangan langsung. (disarikan dari
179
Majmu‟ Fataawa wa Rosaail Ibn Utsaimin
(1/261))
Ayat Ke-72 Surat Yaasin
ق ق نومسبلمسبوو ح ل و مسب و يل مسبفو ح ل و مسبرو ق ق ق يل و ق ذوٱهلل لنو و مسبٱ وو
Arti Kalimat: dan Kami jinakkan (hewan ternak itu) untuk mereka (manusia), sehingga di antaranya ada yang mereka kendarai, dan sebagian di antaranya ada yang mereka makan Allah menjelaskan dalam ayat ini bahwa
Allahlah yang menjinakkan hewan-hewan
ternak yang besar itu untuk manusia. Sehingga
unta yang besar, mudah dikendalikan oleh
seorang anak yang kecil. Padahal dari sisi
postur tubuh, dibandingkan orang dewasa
saja, hewan tersebut jauh lebih besar. Tapi
hewan yang besar itu ditundukkan oleh Allah
agar manusia mudah memanfaatkannya.
Karena itu, dalam doa yang dituntunkan Nabi
untuk dibaca bagi orang yang mengendarai
kendaraan baik berupa hewan tunggangan
atau yang lainnya, terdapat pernyataan:
سقبلحوافو اج سو ج و اونوا ىو و وموا كقنجا اووق مق ل و وإ جا إلو و ػبنوا او قنػل و بقوفو
180
Maha Suci Allah Yang telah menundukkan
untuk kami (kendaraan) ini, dan kami tidaklah
mampu mengendalikannya (kecuali atas
kemudahan dari Allah), dan sesungguhnya
kami sungguh akan kembali kepada Rabb kami
(H.R Muslim dari Ibnu Umar).
Kata muqriniina artinya adalah mampu/kuat
mengendalikan. Sebagian Ahli bahasa
mengatakan muqriniina adalah sepadan atau
sebanding. Sesungguhnya binatang tersebut
tidaklah sepadan kekuatannya dengan kita,
dan kita tidaklah mampu mengendalikannya
jika Allah tidak menundukkannya untuk kita.
Dan dalam doa naik kendaraan tersebut, kita
mengakui bahwa kita tidak mampu
menundukkannya dengan kekuatan kita
sendiri.
Disebutkan dalam Tafsir al-Qurthubiy pada
surat az-Zukhruf ayat 13, kisah tentang
beberapa orang Arab yang akan berangkat
safar naik kendaraan unta. Sebelum
berangkat, saat naik unta-unta mereka
mayoritas anggota rombongan itu membaca
doa tersebut yang di dalamnya terdapat
pernyataan: wa maa kunnaa lahuu
muqriniina…(dan kami tidak punya
kemampuan untuk mengendalikannya). Tapi
181
ada satu orang yang menaiki unta yang sangat
kurus. Karena kurusnya, unta itu sulit
bergerak. Orang tersebut justru merasa
percaya diri hingga tidak membaca doa itu, tapi
justru berkata: Amma anaa fa inni li haadza
lamuqrin (kalau aku, menghadapi unta (kurus)
ini aku sangat bisa mengendalikannya) . Tiba-
tiba unta itu bergerak cepat dan laki-laki itu
jatuh hingga lehernya terinjak oleh unta.
Dalam ayat ini, Allah mengingatkan nikmat
dijinakkannya binatang ternak untuk
kemaslahatan manusia. Yang disebut dalam
ayat ini adalah manusia bisa
memanfaatkannya untuk dikendarai dan
dagingnya dimakan.
Ada hewan-hewan yang bisa dikendarai
sekaligus dagingnya dimakan seperti unta. Ada
yang dagingnya halal dimakan tidak bisa
dikendarai seperti domba, dan ada juga yang
bisa dikendarai tapi dagingnya tidak halal
dimakan, seperti keledai jinak, bighal
(peranakan kuda dengan keledai), gajah
(penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin).
182
Ayat Ke-73 Surat Yaasin
ونومسب لق و ل ق مسب فولوومسب مو و رحبق مسبوو نو حعق مسب ح و مسب و يل ق
و ٱ ووArtinya: dan bagi mereka padanya terdapat manfaat-manfaat (lain) dan untuk diminum. Tidakkah mereka bersyukur? Hewan-hewan ternak itu tidak hanya sekedar
bisa dikendarai dan dimakan, namun terdapat
manfaat lain bagi manusia yang seharusnya
disikapi dengan syukur kepada Allah atas
nikmat tersebut.
Sangat banyak manfaat-manfaat yang lain
selain dikendarai dan dimakan. Orang-orang di
masa dulu juga memanfaatkan kulit binatang
ternak untuk rumah/ tempat berteduh.
و ػلعواـ ػق قوتالا وجوعولو اوكقمل م ل جق قود لل…Dan Dia menjadikan untuk kalian rumah dari kulit binatang ternak…(Q.S anNahl ayat 80) Hingga saat ini terdapat banyak manfaat dari
kulit binatang seperti sapi, yang kulitnya
dipakai untuk berbagai keperluan seperti jaket,
sabuk, tas, sepatu, dompet, dan semisalnya.
Produk gelatin yang berasal dari olahan
kimiawi bisa dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan seperti krim rambut, salep, ataupun
selaput kapsul pada obat.
183
Sungguh sangat banyak manfaat yang bisa
didapatkan dari binatang ternak tersebut.
Hanya Allah saja yang bisa menghitungnya.
Dalam ayat ini juga Allah menyebutkan
manfaat minuman dari binatang ternak. Bisa
berupa susu : susu unta, susu sapi, susu
kambing. Bahkan, kencing unta juga bisa
digunakan sebagai obat penyakit tertentu dan
itu halal. Sebagaimana Nabi shollallahu alaihi
wasallam pernah menganjurkan orang-orang
dari Uraynah yang sakit ketika di Madinah
untuk meminum susu dan kencing unta.
د نو و فػو و جصو و ل و و وضيو ا جوق ونلوق تػووو ل ال و ا م ل ق و ػلنو و جل وفج واساللوقمل وسقوؿق ا جو و ج ا جوق و و لو وسو جمو وفل و لتقو إ لو اصجدو و فػو وشل و قو
م ل والبوانوا و و ػلوو لوا Dari Anas radhiyallaahu „anhu bahwa orang-orang dari Uraiynah mengalami sakit akibat cuaca di Madinah. Maka Rasulullah shollallaahu „alaihi wasallam memberikan keringanan kepada mereka untuk mendatangi unta shodaqoh kemudian minum dari susu dan kencing unta tersebut (H.R alBukhari – Muslim)
184
Sesembahan Selain Allah Tak Akan
Mampu Menolong
Ayat Ke-74 Surat Yaasin
ونومسب ق مسب ق و يل مسبٱهلل و هلل ق ةم ح و حمسب و ٱ مسب ٱهلل و مسب ح مسبدقونح ونق وو تهلل
Arti Kalimat: dan mereka menjadikan selain Allah sebagai sesembahan-sesembahan agar mereka mendapatkan pertolongan Sedemikian banyak nikmat Allah „Azza Wa
Jalla yang dikaruniakan kepada manusia,
namun banyak manusia yang tidak bersyukur.
Tindakan kufur nikmat yang terbesar adalah
berbuat syirik terhadap Allah Subhaanahu Wa
Ta‟ala yang telah menganugerahkan berlimpah
nikmat untuk mereka. Mereka berbuat
kesyirikan dengan tujuan untuk mendapat
pertolongan.
Al-Imam al-Mahally menjelaskan maksud
tujuan mendapatkan pertolongan itu adalah
bahwa orang-orang musyrikin itu menyangka
bahwa sesembahan-sesembahan itu bisa
memberi syafaat kepada mereka agar tidak
ditimpa adzab Allah (Tafsir al-Jalalain). Syaikh
Ibnu Utsaimin rahimahullah menambahkan,
185
bahwa selain dijadikan sebagai pemberi syafaat
agar tidak terkena adzab Allah, sesembahan-
sesembahan itu juga diagungkan untuk
mendapat kemenangan dalam pertempuran.
Seperti ucapan Abu Sufyan saat selesai perang
Uhud:
ق للق ىقبولل ق للق ىقبولل Tinggikanlah Hubal, Tinggikanlah Hubal Rasulullah shollallahu alaihi wasallam memerintahkan para Sahabatnya untuk menjawab seruan itu dengan menyatakan:
ا جوق و ل و و وجول Allahlah Yang Paling Tinggi dan Paling Mulya (H.R al-Bukhari dari al-Baro‟ bin „Aazib)
Ayat Ke-75 Surat Yaasin
ونومسب ق لضو مسبجق مسب م يل و ق مسبٱ يل مسبوو ق يل و ق مسب و ل و ل وطح ق نو مسب وArti Kalimat: (Sesembahan-sesembahan itu) tidak bisa menolong mereka, padahal mereka telah menjadi pasukan bagi sesembahan-sesembahan itu yang akan dihadirkan (pada hari kiamat) Para sesembahan lain selain Allah itu tidak
mampu sedikitpun menolong mereka. Padahal
mereka sudah banyak berkorban untuk
sesembahan itu di dunia. Jangankan menolong
186
pihak yang menyembahnya, berhala-berhala
itu tidak mampu menolong dirinya sendiri.
Dalam ayat yang lain Allah Subhaanahu Wa
Ta‟ala menyebutkan kelemahan para
sesembahan-sesembahan itu yang tidak
mampu menolong diri mereka sendiri.
توط عقوفو لوقمل وصل ال و و و ػل ق وهقمل ػونلصق ق فو و و و لdan mereka (para sesembahan itu) tidak mampu menolong mereka (penyembah), (bahkan) tidak bisa pula menolong diri mereka sendiri (Q.S al-A‟raaf ayat 192)
توط عقوفو وصل وكقمل و و و ػل ق وهقمل و اج و تودل قوفو م ل دق و و و ل ػونلصق ق فو
Dan pihak-pihak yang disembah selain Allah, tidaklah mampu menolong mereka, ataupun menolong dirinya sendiri (Q.S al-A‟raaf ayat 197) Para sesembahan itu (batu, kayu, termasuk
manusia atau Jin yang ridha dijadikan
sesembahan selain Allah) nantinya akan
menjadi bahan bakar Jahannam:
إ جكقمل وموا تػوعلبقدق فو م ل دق ف ا جو وصوبق جوهونجمو و ػلتقمل لووا و دق فو اادق فو (98) ء ولو ال موا و ودق ىوا وكقلل ف هوا و (99)اوول كوافو ىوؤق و
187
Sesungguhnya kalian dan yang kalian sembah
selain Allah adalah kayu bakar Jahannam.
Kalian akan masuk ke dalamnya. Jika
seandainya mereka itu adalah sesembahan
(yang haq), niscaya mereka tidak akan
memasuki anNaar. Semuanya (penyembah dan
yang disembah) kekal di dalamnya (Q.S al-
Anbiyaa‟ ayat 98-99)
Para sesembahan itu di dunia tidak bisa
memenuhi keinginan penyembahnya, di
akhirat juga akan dihadirkan untuk menjadi
musuh bagi para penyembahnya
تو بق اووق إلو ػوولـ ومو ل وضول مج ل ودل قو م ل دق ف ا جو مو ل و و لا قو لوقمل ( 5 ) ال وامو وىقمل و ل دق وائهمل غواف قوفو وإ و قش و انجااق كواف و ا قو عبوادوتمل كو (6) و لدو ءال وكو
Dan siapakah yang lebih sesat dibandingkan
pihak yang menyembah selain Allah yang tidak
akan bisa mengabulkan (permintaannya) hingga
hari kiamat, dan sesembahan itu lalai dari
permintaan mereka. Dan ketika manusia
dikumpulkan (di hari kiamat), mereka (para
sesembahan itu) menjadi musuh bagi mereka,
dan mengkufuri peribadatan mereka (Q.S al-
Ahqaaf ayat 5)
188
و تجو ق م ل دق ف ا جو لو ال ا وكقو قو لوقمل كوي سو وكل ق ق فو عبوادوتمل و وكقو قوفو و و لهمل ضد
Dan mereka menjadikan selain Allah sebagai
sesembahan agar mereka menjadi mulya.
Sekali-kali tidak, para sesembahan itu akan
mengkufuri peribadatan mereka dan menjadi
musuh bagi mereka (Q.S Maryam ayat 81-82)
Jika ada pertanyaan: Mengapa kadangkala ada
sebagian orang yang menyembah selain Allah
meminta dan berdoa kemudian keinginannya
tercapai? Syaikh Ibn Utsaimin rahimahullah
menjelaskan bahwa hal itu adalah ujian dari
Allah kepada para pelaku kesyirikan tersebut.
Sebagaimana kadangkala Allah memberikan
kemudahan kepada orang-orang tertentu
untuk berbuat kemaksiatan, sebagai ujian dari
Allah apakah mereka takut kepada Allah atau
justru terus pada kemaksiatannya?
Sebagaimana Allah beri kemudahan untuk
mendapatkan binatang buruan bagi orang yang
sedang ihram padahal itu adalah hal yang
dilarang:
189
ء م و اصج لد تػونوااقوق و لد كقمل ا اج و ومونقو او وبػل قوو جكقمق ا جوق شويل وا و ػهو لتودوى ػوعلدو وا و فػو ووق و موا قكقمل ا ػوعل ومو ا جوق مو ل ووافقوق اال و لب فو و
و و بة وا مة Wahai orang-orang yang beriman, sungguh
Allah akan menguji kalian dengan sesuatu dari
binatang buruan yang bisa kalian ambil dengan
tangan atau tombak kalian, agar Allah
mengetahui siapa yang takut kepada Allah
dalam kesendirian. Barangsiapa yang bersikap
melampaui batas setelah itu maka baginya
adzab yang pedih (Q.S al-Maaidah ayat 94)
Demikian juga Allah menguji Bani Israil dengan
larangan memancing atau menjala ikan di hari
Sabtu. Allah jadikan di hari Sabtu sangat
berlimpah ikan yang mudah didapat sedangkan
di luar hari Sabtu, sulit sekali mendapatkan
ikan. Hal itu sebagai ujian bagi Allah. Tapi
justru Allah beri kemudahan bagi yang ingin
mendapatkan kenikmatan dunia dengan
melanggar perintah Allah itu sebagai ujian.
Sebagaimana disebutkan dalam surat al-A‟raaf
ayat 163-167:
إ ل ػوعلدق فو ف ا جبل و سل وللقمل و ال و ل و اجت كوا و ل واض و و البوحلبتقوفو و تو لت همل ـو و و ل ـو سوبلتهمل شق ج الا و ػوول إ ل تو لت همل توا ػقهقمل ػوول
190
ا قو ػو ل ق قوفو ا و ػوبػل قوىقمل بوا كو هقمل ملو (163)كو و وإ ل وااو ل قمج ة منػل كقهقمل و ل مقعو ب ػقهقمل و و الا شود دال وااقو موعل و ال توعظقوفو ػوولمالا ا جوق مقهل
نوا (164)إلو و بكقمل واوعو جهقمل ػوتػج قوفو فػو و جا و قو موا قكب ق و ونلو ػلهوولفو و ا وء و و و ل وا اج و و و قو عو و ب وئ بوا اج و ػونػل
ا قو ػو ل ق قوفو فػو و جا وتػوول و ل موا ػقهقو ونلوق ػق لنوا لوقمل كقو قو (165)كواسئ و (166) ودو ال و
dan tanyakanlah kepada mereka (Bani Israil)
tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika
mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di
waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang
berada di sekitar) mereka terapung-apung di
permukaan air, dan di hari-hari yang bukan
Sabut, ikan-ikan itu tidak datang kepada
mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka
disebabkan mereka berlaku fasik. Dan (ingatlah)
ketika suatu umat di antara mereka berkata:
“Mengapa kalian menasehati kaum yang Allah
akan membinasakan mereka atau mengadzab
mereka dengan adzab yang amat keras?”
Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai
alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Rabb
kalian, dan supaya mereka bertakwa. Maka
tatkala mereka melupakan apa yang
diperingatkan kepada mereka, Kami
selamatkan orang-orang yang melarang dari
191
perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada
orang-orang yang dzhalim siksaan keras,
disebabkan mereka selalu berbuat fasiq. Maka
tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa
yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami
katakan kepadanya: “Jadilah kalian kera yang
hina”(Q.S al-A‟raaf ayat 163-166)
Makna ucapan: wa hum lahum jundum
muhdoruun (dan mereka menjadi tentara bagi
mereka yang dihadirkan). Artinya, para
penyembah berhala itu akan marah dan selalu
membela pihak-pihak yang ingin mengganggu
berhala mereka saat di dunia, padahal berhala-
berhala itu tidak bisa memberikan manfaat
atau menolak dan menghilangkan bahaya/
kemudharatan bagi mereka di dunia dan di
akhirat, dan mereka akan dihadirkan di
anNaar. Ini adalah pendapat dari Qotadah dan
al-Hasan al-Bashri yang dipilih oleh Ibnu Jarir
dan Ibnu Katsir dalam Tafsirnya.
192
Allah Ta’ala Menghibur Nabi-Nya Agar
Jangan Bersedih dengan Ucapan Kaum
Kafir
Ayat Ke-76 Surat Yaasin
مسبوو و مسب ق ل ح ق نومسب ونو م ق ح مسب و مسب يل مسب ح هلل مسبنو ل ويق ق ق ٱ مسب و ل ليق و مسب و فولو
Arti Kalimat: Maka janganlah ucapan mereka membuatmu sedih. Sesungguhnya Kami Maha Mengetahui apa yang mereka sembunyikan ataupun apa yang mereka nampakkan Allah menghibur NabiNya dalam ayat ini agar
jangan bersedih dengan ucapan-ucapan orang-
orang kafir yang menyakitkan tentang Allah,
tentang Nabi-Nya, tentang Dienul Islam dan
kaum muslimin, karena sesungguhnya Allah
Maha Tahu terhadap apa yang mereka
sembunyikan maupun nampakkan, dan Allah
akan membalas apa yang telah mereka perbuat
dengan adzab yang pedih.
Sebagaimana pada ayat yang lain Allah
menghibur Nabi-Nya agar jangan bersedih atas
sikap dan ucapan orang-orang yang tidak
beriman:
193
ل وموا وبػل قؾو إ ج اا جو و و تول وفل و و لهمل و و تو ق ف ضو لق مجا و ل يولكق ق فو
Dan bersabarlah, dan tidaklah kesabaranmu kecuali atas pertolongan Allah, dan janganlah engkau bersedih terhadap mereka dan janganlah engkau menjadi sempit terhadap makar-makar mereka (Q.S anNahl ayat 127) Dalam ayat yang lain Allah memerintahkan
NabiNya bersabar atas ucapan-ucapan mereka
yang menyakitkan, serta memberikan jalan
keluar yang membuat Nabi melupakan hal-hal
yang menyakitkan itu yaitu dengan bersabar,
bertasbih, dan melakukan sholat.
د و ب و (97) واو ودل ػوعل ومق و ج و و قق ودل قؾو بوا ػو قواقوفو فو وببحل بو ل ( 99) و لبقدل و ج و وتج و لت و و ال و ق (98) وكق ل م و ا جاجد و
Dan sungguh Kami telah mengetahui bahwa
dadamu terasa sempit dengan ucapan mereka.
Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu
dan jadilah termasuk orang-orang yang sujud.
Dan beribadahlah kepada Rabbmu hingga
datangnya al-yaqin (kematian)(Q.S al-Hijr ayat
98)
د و ب و ػوبللو طق قوع اشج ل ل و و موا ػو قواقوفو وسوببحل بو ل فوا لا اوعو ج و تػو لضو و ػوبللو غق ق بوا وم ل و واء ا ج لل فو وببحل و وطل و ؼو انػجهو
194
Maka bersabarlah atas apa yang mereka
ucapkan dan bertasbihlah dengan memuji
Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum
terbenamnya, dan (bertasbih) pulalah di waktu-
waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di
siang hari agar engkau ridha (Q.S Thoha ayat
130)
د و ب و ػوبللو طق قوع اشج ل ل و و موا ػو قواقوفو وسوببحل بو ل فوا لوق و ودل وا و ا قود (39) و ػوبللو ال ق ق ب (40) وم و ا ج لل فو وببحل
Maka bersabarlah terhadap apa yang mereka
ucapkan, dan bertasbihlah dengan memuji
Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum
tenggelamnya. Dan di antara (sebagian) malam,
bertasbihlah setiap selesai sujud (Q.S Qoof ayat
39-40)
Syaikh Muhammad al-Amiin asy-Syinqithy
rahimahullah menyatakan: Allah
memerintahkan beliau untuk bertasbih setelah
Dia perintahkan untuk bersabar terhadap
gangguan orang-orang kafir, di dalamnya
terdapat dalil (yang menunjukkan bahwa)
dengan tasbih Allah akan menolong beliau
untuk bersabar sesuai yang diperintahkan, dan
sholat termasuk dalam tasbih yang disebutkan
itu (Adhwaaul Bayaan (7/432)).
195
Kesombongan Manusia, Padahal Ia
Tercipta dari Sesuatu yang Hina
Ayat Ke-77 dan 78 Surat Yaasin
مسب ةطمسبفو حذو مسب ق و مسب ح مسبنمطل و نو ق ل هلل مسبخو وومسبأ ح سو قمسب لل مسب ولو ويل مسبٱ وو
و
و ٧٧خو ح يمسب م ح مسب مسبلو وبو ضو مسبمسبوومسب و هح مسبوو مسب ٱل حظو يو ح مسب و مسب قحل
مسب و لو مسبخو ل و ق و وسح مسبوو ثولم و ٧٨رو ح يمسب
Arti Kalimat: Tidakkah manusia melihat bahwasanya Kami menciptakan dia dari nuthfah (air mani), kemudian (setelah menjadi manusia) ia menjadi orang yang menentang secara jelas? Dan dia memberikan suatu permisalan serta melupakan penciptaannya. Ia berkata: Siapa yang akan menghidupkan tulang yang sudah hancur lebur?! Sebab Turunnya Ayat
Ayat-ayat di akhir surat Yaasin ini turun
terkait sikap ejekan dari al-„Aash bin Wa-il
yang meremehkan dan sangsi terhadap
kemahakuasaan Allah untuk menghidupkan
kembali manusia yang telah menjadi tulang
196
belulang yang hancur. Ia datang ke hadapan
Nabi dan berkata sambil membawa tulang yang
dia hancurkan dengan tangannya: Apakah
Allah akan menghidupkan yang seperti ini?
Maka Allah turunkan ayat-ayat akhir pada
surat Yaasin.
اء ا م و البوطلحو و ل وبجاا وفج العوا ي ل و و ئل و و و وظل ال ويقل ي ا جوق : فػو وتجوق وده ثقج واؿو ا وسقوؿ ا جو و ج ا جوق و و لو وسو جمو
تػوعوالو ىو و ػوعلدو موا و وى؟ فػو واؿو و وسقوؿق ا جو و ج ا جوق و و لو ق و جوهونجمو :" وسو جمو تق و ا جوق ثقج يقل و ثقج قدل : واؿو " ػوعومل يق
" " و ػو واو ال واتق م ل و Dari Ibnu Abbas –radhiyallahu anhu- bahwa al-
„Aash bin Waa-il mengambil tulang dari Bath-
haa‟ kemudian dia meremukkannya dengan
tangannya kemudian dia berkata kepada
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam : Apakah
Allah Ta‟ala akan menghidupkan ini setelah
(keadaan) yang engkau lihat ini? Maka
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam
bersabda: Ya, Allah akan mematikanmu
kemudian menghidupkanmu, kemudian
memasukkanmu ke dalam Jahannam. Maka
turunlah ayat-ayat terakhir pada (surat) Yaasin
(riwayat Ibnu Abi Hatim sesuai lafadz dalam
Tafsirnya dan al-Hakim dalam al-Mustadrak,
197
dinyatakan olehnya shahih sesuai syarat al-
Bukhari dan Muslim, disepakati keshahihannya
oleh adz-Dzhaby dan Syaikh Muqbil bin Hadi al-
Wadi‟i)
Ayat ini meski penyebab turunnya adalah
terkait ucapan al-Ash bin Waa-il, namun
bersifat umum bagi setiap orang yang
mengingkari kemahakuasaan Allah dalam
membangkitkan manusia yang sudah mati
(disarikan dari Tafsir Ibn Katsir). Demikian juga
setiap ayat yang turun dengan Asbabun Nuzul
tertentu, hukum dan pelajaran yang diambil
bersifat umum bagi orang-orang lain
setelahnya yang memiliki sifat yang sama.
Di dalam ayat-ayat yang lain Allah ingatkan
manusia bahwa asal penciptaan mereka adalah
dari air (mani) yang hina:
اف م ل ط ... او م ل (7) و ودو و و لقو إلل ل و ثقج جوعولو و ل ووق م ل سقيوثقج سووج هق و ػو وخو ف و م ل ق و وجوعولو اوكقمق ا ج ل و (8)مواء موه
كق ق فو وفلئدو و و يال موا توشل و لصوا و و لل (9) و للDan Dia (Allah) memulai penciptaan manusia
(Adam) dari tanah. Kemudian dia menjadikan
keturunannya dari saripati air (mani) yang hina.
Kemudian Dia menyempurnakannya dan
meniupkan padanya ruh, dan menjadikan bagi
198
kalian pendengaran, penglihatan, dan mata
hati. Sedikit yang mau bersyukur (Q.S as-
Sajdah ayat 7-9)
وملول نول ق لكقمل م ل مواء موه Bukankah Kami telah menciptakan kalian dari air (mani) yang hina (Q.S al-Mursalaat ayat 20) Di dalam suatu hadits Qudsi dinyatakan:
ل جوحجاش ال ق وشيب وفج انج ج و ج ا جوق و و لو وسو جمو وصوقو و ل ق لـو ونج بػقعووق ثقج واؿو واؿو ا جوق ل و دو ا ق ل هو ػوولمالا ف كو بو فػوووضو و و و ػلالتق و تػقعل قن و ودل و و لتق و م ل مثلل ىو ه وتج إ و سووج ػلتق و و ودو
و لض منل و وئ دة فو و وعل و ومونػوعل و وتج إ و و ػق لدو ل والل موشو ل و ػو ل ػو و و ل اتػج و يو ػق ل و وتوصودجؽق و ونج و و فق اصجدو و
Dari Busr bin Jahhasy al-Qurasyi –radhiyallahu
anhu- bahwa Nabi shollallahu alaihi wasallam
pada suatu hari meludah di telapak tangan
beliau kemudian beliau meletakkan jari
telunjuknya kemudian berkata: Allah berfirman:
Wahai Anak Adam, bagaimana bisa kalian
mampu membuatKu lemah, sungguh Aku
telah menciptakanmu dari semisal ini,
hingga (setelah) Aku sempurnakan
(penciptaanmu) engkau berjalan di antara dua
jubah (dengan keangkuhan, pent) dan untuk
bumi kau kuburkan anak perempuan hidup-
199
hidup, kemudian engkau kumpulkan harta dan
engkau halangi (dari infaq) hingga ketika (nafas)
sudah sampai di kerongkongan, engkau
berkata: aku akan bershodaqoh, maka
bagaimana bisa telah (berlalu) waktu shodaqoh
(H.R Ahmad, Ibnu Majah, dihasankan al-
Albaniy)
Ayat Ke-79 Surat Yaasin
مسب ممسبخو ل حي مسباحكق لهلل ط مسبوو ق و مسبمو
لو وهللوسمسب و و و ومسب ح س ل ح و مسب لهلل مسب ق قيل
عو ح يءمسبArti Kalimat: Katakanlah: akan menghidupkannya (Dzat) Yang Menciptakannya pada awal pertama kali, dan Dialah Yang Maha Mengetahui terhadap setiap penciptaan (makhluk) Allah Subhaanahu Wa Ta‟ala Maha Mampu
untuk menggabungkan kembali serpihan-
serpihan tubuhnya yang sudah berserakan di
mana-mana dan menghidupkannya kembali.
Sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh
al-Bukhari dan Muslim bahwa ada seseorang
yang berpesan kepada anaknya agar kalau dia
mati, bakarlah tubuhnya dan taburkan
debunya sebagian di daratan dan sebagian di
200
lautan. Ia takut kepada Allah. Ia takut akan
adzab Allah dan beranggapan jika jasadnya
terbakar dan debunya dipencar, tidak akan
membangkitkan ia lagi dan tidak
mengadzabnya. Namun ternyata Allah
mengampuni dia. Walaupun ia tidak
mengetahui sebagian dari Sifat Allah yaitu
Yang Maha Berkuasa, dan meski ia memiliki
bagian dari keyakinan kufur bahwa ia tidak
akan dibangkitkan jika bagian tubuhnya
terserak.
Haditsnya adalah sebagai berikut:
وفج وسقوؿو ا جو و ج ا جوق و و لو وسو جمو واؿو واؿو وجقلة و ل و ىق و ػل و و ملول ػوعل ولل و ػل ال وط فوإ و مواتو فوحو ب قوهق و ل ق صل ووق ف البػو ب و صل ووق فػووو ا جو اوئ ل ودو و ا جوق و و لو او ػقعو ب ػونجوق و و الا و ػقعو ب قوق و ودال ف البوحل
م و العوااو و فو ومو و ا جوق البوحل و فو و و و موا ف و و ومو و البػو ج فو و و و موا ف و ثقج واؿو ملو فػوعو ل و واؿو م ل وشل وت و و و ل و و ل ومق فػو و و و اووق
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu beliau berkata bahwa Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Seseorang laki-laki yang tidak pernah beramal kebaikan sebelumnya berkata: Jika aku mati, bakarlah jasadku, dan taburkan debunya sebagian di daratan dan sebagian di lautan. Demi Allah jika Allah mampu untuk mengembalikan jasadku lagi niscaya Dia akan mengadzab aku dengan adzab yang (sangat pedih) tidak ada adzab
201
seperti itu bagi seorangpun (selainku). Kemudian Allah perintahkan lautan untuk mengumpulkan (serpihan jasadnya) dan Allah perintahkan daratan untuk mengumpulkan (serpihan jasadnya). Kemudian Allah bertanya kepadanya: Mengapa engkau melakukan hal itu? Orang itu menjawab: Karena takut kepadamu dan Engkau lebih tahu. Maka Allah mengampuninya (H.R al-Bukhari no 6952 dan Muslim no 4949)
Orang tersebut adalah orang yang beriman,
karena itu ia takut kepada Allah. Ia yakin
dengan adzab Allah. Ia beriman kepada Allah
dan hari akhir secara umum, namun ada
sebagian sisi keimanan yang tidak ia ketahui.
Dia tidak terhitung kafir karena kalau kafir
Allah tidak akan mengampuni dia.
Ketidaktahuannya dan tidak tegaknya hujjah
terhadap dia menyebabkan ia tidak dikafirkan.
Ayat ke-79 dari surat Yaasin ini merupakan
jawaban terhadap pertanyaan bernada ejekan
bagi sikap orang kafir yang menentang seruan
Nabi dan tidak yakin bahwa Allah Maha
Mampu untuk menghidupkan manusia
kembali. Dalam ayat ini Allah mengajak mereka
berpikir dengan ucapan: Yang
Menghidupkannya adalah Yang
Menciptakannya pertama kali. Allah tidak
202
menyatakan: Yang Menghidupkannya adalah
Allah. Tapi Allah sebutkan dalilnya yang bisa
diterima akal mereka. Mereka tidak menolak
bahwa Allahlah yang Menciptakan mereka dari
keadaan tidak ada menjadi ada. Mereka hanya
menolak bahwa Allahlah yang akan
menghidupkan mereka kembali setelah
menjadi tulang belulang yang hancur
(disarikan dari penjelasan Syaikh Ibn
Utsaimin).
Allah Ta‟ala jelaskan bahwa jika membuat
kalian dari sebelumnya tidak ada menjadi ada
Allah Maha mampu dan itu sangat mudah bagi
Allah, maka sekedar menggabungkan materi
yang sudah ada dan dihidupkan kembali,
suatu hal yang lebih mudah lagi bagi Allah.
Sebagaimana disebutkan dalam ayat yang lain:
ووفق و و لو ... وىقوو اج ػوبلدو ق لو لقو ثقج قع دقهق وىقوو وىلdan Dialah Yang memulai penciptaan kemudian
mengulanginya (menghidupkan kembali) dan itu
lebih ringan bagiNya…(Q.S arRuum ayat 27)
Di dalam ayat ini dinyatakan : wa huwa bi kulli
kholqin „aliim (dan Dia (Allah) Maha Mengetahui
segala penciptaan). Allah Maha Mengetahui
bagaimana menciptakan dan Allah Maha
203
Mengetahui seluruh kondisi makhluk yang
diciptakannya.
204
Kemahakuasaan Allah Menakdirkan Api
dari Gesekan Ranting Pohon
Ayat Ke-80 Surat Yaasin
سمسب حمسب و رم مسبفو حذو ضو خلو لحمسب لل جو مسب ٱ هلل ح و يمسب كق
مسبٱو يو ح مسبجو و لهللونومسب مسب ق ح ق ح ل ق قيمسب
و
Arti Kalimat: (Dialah Allah) yang menjadikan untuk kalian api dari (kayu) pohon yang hijau, maka tiba-tiba kalian menyalakan (api) dengan kayu tersebut Jauh sebelum adanya korek api, manusia di
masa lalu telah biasa menyalakan api dengan
cara menggesekkan kayu-kayu kering. Itu
adalah salah satu nikmat yang Allah berikan
kepada manusia. Dialah yang mentakdirkan
gesekan kayu kering itu memercikkan api yang
bermanfaat bagi manusia untuk segala
keperluannya, seperti memasak,
menghangatkan tubuh, penerangan, mengusir
nyamuk, tanda meminta pertolongan, menjaga
diri dari serangan binatang buas, dan manfaat-
manfaat lainnya. Dialah Allah pula yang
mengajarkan (mengilhamkan) kepada manusia
cara menyalakan api dengan metode itu.
205
Dalam ayat yang lain Allah juga ingatkan
nikmat tersebut :
ا وـل نول ق (71) وفػو و و ػلتقمق انجا و اجت تقو ق فو و و ػلتقمل و لشو ل قل شو و وتػوهو
و و (72) ال قنلشئقوفو ا تو لك و ال وموتوا الا ا ل ق ل (73) نول ق جوعو لنواىوTidakkah kalian melihat api yang kalian
nyalakan (dengan menggesekkan kayu)?
Apakah kalian yang menciptakan pohonnya
ataukah Kami yang menciptakannya? Kami
jadikan api itu untuk peringatan dan bahan
yang berguna bagi musafir di padang pasir (Q.S
al-Waaqi‟ah ayat 71-73)
Allah mengingatkan kita dalam ayat ini (ayat
ke-80 surat Yaasin) bahwa Dia Maha Berkuasa
di atas segala sesuatu. Unsur bahan yang
secara asal bertolak belakang dan tidak pernah
ketemu jika dipadukan, menjadi saling
bersinergi jika Allah takdirkan. Sesungguhnya
api yang kalian nyalakan itu berasal dari
gesekan kayu-kayu. Dan kayu-kayu itu berasal
dari pohon yang hijau yang mengandung unsur
basah. Sedangkan api yang dihasilkannya
mengandung unsur kering. Sungguh hal itu
menunjukkan kemahakuasaan Allah, karena
itu janganlah sekali-kali menyangsikan
206
kemampuan Allah untuk membangkitkan
kembali makhluk yang sebelumnya mati
(disarikan dari penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin
dan Syaikh Abdurrahman as-Sa‟di).
207
Sang Pencipta Langit dan Bumi Maha
Mampu Mencipta Segala Sesuatu Sesuai
Kehendak-Nya
Ayat Ke-81 Surat Yaasin
مسب رضوو مسبوو لل مو نو تح مسب ٱ هلل ح مسبخو و و مسب لهلل مسبٱويليو وو
ومسب
مسب ٱل و ح يقمسب ولهلل ق مسب ٱل مسبوو ق و يمسباو و مسب حثل و ق ل ق و نمسب وومسب و رممسب و ح
ح و ا
Arti Kalimat: Bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi Maha Mampu untuk menciptakan seperti mereka. Benar, dan Dia adalah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui Penciptaan manusia adalah sangat mudah bagi
Allah. Penciptaan langit dan bumi yang lebih
besar serta lebih rumit struktur maupun
komposisinya saja sangat mudah bagi Allah,
apalagi sekedar penciptaan manusia dan
menghidupkannya kembali setelah mati.
Allah Subhaanahu Wa Ta‟ala berfirman:
ثػو و انجاا بػو ق م ل و لق انجاا واوك ج وكل و لض وكل وو لقق ا ج وا و ت و لل و ػوعل و قوفو
208
Sungguh penciptaan langit dan bumi lebih besar
dibandingkan penciptaan manusia. Akan tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahuinya (Q.S
Ghafir ayat 57)
و لضو وملول ػوعليو بو ل ه ج و وملول ػو و ل وفج ا جوو اج و وقو ا ج وا و ت و للء ود ة واد و و وفل يقل يو ال وولتو ػو و إ جوق و و كقلب شويل
Tidakkah mereka melihat bahwa Allah yang
menciptakan langit dan bumi dan tidak
lemah/payah dalam menciptakannya Maha
Mampu untuk menghidupkan yang mati. Ya
(bahkan) sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu (Q.S al-Ahqaaf ayat 33)
Dialah Allah al-Khollaaq (Maha Pencipta) yang
banyak dan sering melakukan penciptaan,
sempurna dalam penciptaannya. Sungguh
demikian banyak jenis dan macam makhluk-
makhluk Allah. Bahkan setiap jenis itu
memiliki individu-individu makhluk yang
sangat banyak, tak ada yang mampu
menghitungnya kecuali Allah semata.
Di dalam ayat yang lain disebutkan bahwa Allah adalah Pencipta terbaik:
فػوتوبوا وؾو ا جوق و ل و ق لواا و ...…maka Maha Suci Allah Pencipta terbaik (Q.S al-Mu‟minuun ayat 14)
209
Dan Dialah al-Aliim Yang Maha Mengetahui.
Penggandengan penyebutan sifat al-Khollaaq
(Maha Pencipta) dan al-Aliim (Maha
Mengetahui) mengisyaratkan bahwa tidak
mungkin suatu Dzat tersifatkan dengan Maha
Pencipta kecuali Dia adalah Yang Maha
Mengetahui segala sesuatu. Sebagaimana
disebutkan dalam ayat-ayat yang lain:
و ػوعل ومق مو ل و وقو وىقوو ا جط فق لوبيق Tidakkah Yang Menciptakan mengetahui? Dan
Dialah Yang Maha Lembut lagi Maha
Mengetahui (secara rinci)(Q.S al-Mulk ayat 14)
ومل ق و لض مثػل وهق ج ػوتػونػو جؿق لل ا جوق اج و وقو سوبل و ووا و ت وم و للء ود ة و وفج ا جوو ودل و واواو نػوهق ج اتػوعل و قو وفج ا جوو و و كقلب شويل ػو ػل
ء ل اال كقلب شويلAllahlah yang menciptakan tujuh langit dan
seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kalian mengetahui bahwasanya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan
sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar
meliputi segala sesuatu (Q.S atTholaaq ayat 12)
(penjelasan Syaikh Muhammad al-Amiin
asySyinqithy dalam Adhwaaul Bayaan ketika
menafsirkan surat al-Hijr ayat 86)
210
Begitu Mudah Bagi Allah Menakdirkan
Segala Sesuatu, dan Kepada-Nya lah
Manusia Akan Dikembalikan
Ayat Ke-82 Surat Yaasin
ق مسب ق مسب مسبلو نمسب و ق لوومسبا مسب رو دومسب و ل
وسمسب هق سمسب حذو لق مل
وسمسب حنهلل و و و ق نقمسب
Arti Kalimat: Sesungguhnya perintahNya jika menginginkan sesuatu, Dia (Allah) berfirman: Kun (jadilah), maka jadilah Jika Allah menginginkan terjadinya sesuatu,
cukup dengan berfirman: Jadilah, maka jadilah
itu sesuai yang dikehendaki Allah. Sungguh
sangat mudah berlangsung segera, diibaratkan
dalam ayat lain bagaikan kerdipan mata:
ح االبوصو وموا ومل ق وا إ ج و دو ة كو و لDan tidaklah perintah Kami kecuali (hanya) sekali, bagaikan kerdipan mata (Q.S al-Qomar ayat 50) Segala sesuatu langsung terjadi sesuai
kehendak Allah Kauniyyah, baik berupa
penciptaan (dari suatu yang tidak ada menjadi
ada), penghapusan atau pembinasaan (dari
211
yang sebelumnya ada menjadi tidak ada),
maupun perubahan.
Ayat ini juga semakna dengan ayat lain dalam al-Quran:
ء إ و و ودل واهق وفل ػو قوؿو اووق كق ل فػو وكقوفق إنجوا ػوولاقنوا اشويلSesungguhnya ucapan Kami terhadap sesuatu
jika Kami menginginkannya dengan
mengucapkan padanya: Kun (jadilah) maka
terjadilah (Q.S anNahl ayat 40)
Demikian juga dalam penciptaan Nabi Adam
dan Isa „alaihimassalaam. Bagi manusia lain,
terlahirnya seseorang anak butuh adanya ayah
dan ibu. Tapi Allah Maha Mampu menciptakan
manusia tanpa ayah dengan adanya ibu
(seperti Nabi Isa), bahkan manusia tanpa ayah
dan ibu (seperti Nabi Adam). Jika Allah
berfirman: jadilah, maka terjadilah sesuai
dengan yang dikehendaki Allah secara
kauniyyah
ـو و و ووق م ل تػق و ب ثقج واؿو اووق كق ل إفج موثولو و نلدو ا جو كو وثول ودو فػو وكقوفق
Sesungguhnya permisalan Isa di sisi Allah seperti permisalan Adam. Allah ciptakan dia dari tanah kemudian Allah berfirman
212
kepadanya: jadilah! Maka terjadilah (Q.S Ali Imran ayat 59) Terdapat tidak kurang dari 8 ayat dalam al-
Quran yang menjelaskan bahwa jika Allah
menghendaki terjadinya sesuatu, cukup
dengan mengatakan: kun (jadilah), maka
terjadilah.
Ayat Ke-83 Surat Yaasin
ل حمسب ل طمسب لو مسب و حمسب ق مسبمو و ق تق ۦح ه ح مسببح و ح
مسب لهلل فو ق لحو و قللجو ق نومسب
Arti Kalimat: Maka Maha Suci (Allah) Yang di TanganNyalah kekuasaan atas segala sesuatu dan kepadaNyalah kalian akan dikembalikan Ayat ini mengandung pensucian terhadap Allah dari segala kekurangan. Kita sucikan Allah dari segala hal yang tidak pantas dinisbatkan kepada Allah, Sang Pemilik segala Kesempurnaan. Kita sucikan Ia dari segala sifat-sifat kekurangan seperti lemah, lupa, lalai, mengantuk, tidur, capek, tuli, dan segala macam aib dan kekurangan yang bisa dijumpai pada makhluk, sebagaimana Allah sendiri mensucikan diriNya dalam KalamNya yang mulia :
213
ء ف ا ج وا و ت و و ف للو لض وموا كوافو هللق ا ػقعل وهق م ل شويل( 44: فاط )
“ Dan tidak ada suatu pun bagi Allah yang dapat melemahkanNya di langit maupun di bumi “(Q.S Faathir : 44)
(64: م ي ) وماو كوافو و و و ا “ Dan sekali-kali Tuhanmu tidak akan lupa
…”(Q.S Maryam : 64)
ا تػوعل و قولفو (74: اب ) وموا هللق وافل و ج“Dan Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kalian perbuat “(Q.S AlBaqoroh : 74)
ة و تو ل ق قهق سنو ة (255: اب ) ج و ػوول“ Dan tidaklah menghinggapiNya mengantuk maupun tidur (Q.S AlBaqoroh : 255)
نػوهق وا ف ستج و جاـ جموا مو جنوا نوا ا ج وا و ت و للو لضو وموا ػو ػل واو ودل و و ل (38: ؽ ) م ل ا قولب
“ Dan sungguh telah Kami ciptakan langit-langit dan bumi dan di antara keduanya dalam enam hari dan tidaklah menghinggapi Kami perasaan capek “ (Q.S Qoof : 38)
Dan sabda Rasulullaah shollallaahu „alaihi wa sallam kepada para Sahabatnya ketika beliau
214
memberi nasehat kapada para Sahabat yang meninggikan suara ketika berdoa:
عالا و ػلبالا ق لبالا إ جكقمل و تودل قولفو و ومج و وغوائبالا إنجوا تودل قولفو و ػل “Sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada Dzat yang tuli atau tiada, sesungguhnya kalian berdoa kepada Yang Maha Mendengar lagi dekat dan Maha mengabulkan doa “ (H.R Al-Bukhari, Ibnu Hibban dalam Shahihnya dan Abu Dawud dalam Sunannya)
Kita juga mensucikan Allah dari segala tindakan, persangkaan dan anggapan yang mengada-ada dari orang-orang musyrikin, Yahudi, dan Nasrani. Allah Subhaanahu Wa Ta‟ala berfirman :
( 43: فاط ) وـل لوقمل إاوة غو ػل ق هلل سقبلحوافو هلل و جا قشل كقولفو “Apakah mereka memiliki sesembahan selain Allah ? Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan “ (Q.S Faathir : 43)
موا تجو و هللق م ل واود جموا كوافو موعووق م ل إاو إ ال اج وىوبو كقل إاو بوا ا وص قولفو و وقو واوعويو ػوعل قهقمل و و ػوعلض سقبلحوافو هلل و ج
( 91: ملؤمنوف )“Sekali –kali Allah tidak mengangkat anak dan tidak ada bersamanya Ilaah (sesembahan yang haq), jika ada Ilaah lain selainNya, maka setiap Ilaah tersebut akan bersama ciptaannya masing-masing dan akan saling mengalahkan
215
satu sama lain. Maha Suci Allah dari apa
yang mereka sifatkan “(Q.S Al-Mu‟minuun:91)
Allah juga Maha Suci dari anggapan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menyatakan bahwa Ia memiliki anak dan istri, sebagaimana dalam FirmanNya :
لاحه بانه هللت نت و و او ت االو ه ا ه ه ولا ه بانه هللت و و او ت انصو وى ااموستلانو كوفو ه ا متنا وباله لو اذت نو و ا اه هما بتأوفا و هت تما لهضو هتئه ا ذاتكو و ا
نو فوكه ا (30: اا بة ) و او و همه هلله ونن له ا“ Orang-orang yahudi berkata : Uzair adalah anak Allah dan orang-orang nashrani berkata : al-Masih adalah anak Allah. Itu adalah ucapan mereka dengan mulut-mulut mereka menyamai perkataan orang-orang kafir sebelumnya. Allah melaknat mereka. Bagaimana mereka bisa dipalingkan (dari al-haq)?(Q.S AtTaubah :30)
( 101: ل عاـ ) ونى وكقولفق اووق واودة جملول توكق ل اووق وا بو ة “ Pantaskah bagiNya memiliki anak padahal ia tidak memiliki istri ?”(Q.S AlAn-aam : 101)
Allah Maha Suci dan kita sucikan Allah dengan bacaan tasbih itu dari segala kekurangan secara mutlak.
ا وص قولفو و سقبلحوافو و ب و وبب لاع ج و ج وسويوة و و ال ق لسو لو دق ا جو وبب العوااو ل و للو ل
216
“Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai Keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan keselamatan atas para Rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam”(Q.S AshShooffaat : 180-182).
Ayat terakhir pada Surat Yaasin ini juga
menjelaskan bahwa di Tangan Allah-lah
kekuasaan segala sesuatu. Kita meyakini
bahwa kekuasaan Allah meliputi segala
sesuatu. Segala sesuatu tunduk di bawah
pengaturan Allah Azza Wa Jalla.
Terhadap ayat-ayat yang menyatakan: di
TanganNyalah kerajaan… atau di
TanganNyalah kekuasaan, maksudnya
kekuasaan berada di bawah pengaturanNya
(Allah) dengan menetapkan adanya Tangan
secara hakiki-sesuai kesempurnaan dan
kemulyaan Allah-. Sikap yang salah dalam
memahami makna semacam ini adalah
menyebutkan suatu makna tanpa menetapkan
kandungan Sifat yang ada pada ayat atau
hadits itu, misalkan menyatakan: itu
maksudnya adalah „di bawah pengaturan‟
dengan menafikan Tangan secara hakiki. Yang
demikian itu adalah penafsiran yang munkar.
Seperti penafsiran terhadap ayat yang menjelaskan berlayarnya kapal Nuh:
217
...تول و ل قننوا
Berjalan (berlayar) dengan (penglihatan) Kami (Q.S al-Qomar ayat 14) Maksud ayat tersebut adalah berdasarkan
Penglihatan atau Pemantauan Allah dengan
menetapkan adanya Mata bagi Allah sesuai
kesempurnaan dan kemulyaan Allah. Bukan
artinya pelayaran kapal tersebut di tengah
Mata Allah, Maha Suci Allah dari yang
demikian.
(disarikan dari penjelasan Syaikh Ibn
Utsaimin).
Kata Malakuut sama dengan al-Mulk yang
sering diterjemahkan sebagai kerajaan atau
kekuasaan (disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir).
Di dalam ayat terakhir pada surat Yaasin ini
juga Allah menjelaskan bahwa mereka orang-
orang yang mendustakan hari kebangkitan,
akan dikembalikan kepada Allah Azza Wa Jalla
(wa ilaihi turja‟uun), untuk
mempertanggungjawabkan amal perbuatannya.
نوا تػق لجوعقوفو فػوتػوعوالو ا جوق بلتقمل ونجوا و و لنواكقمل وبوثاال و و جكقمل إاو ػل وفوحو ال و ق للوق إاووو إ ج ىقوو وب العو لش الكو ي
218
Apakah kalian menyangka bahwa Kami menciptakan kalian sia-sia dan sesungguhnya kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maha Tinggi Allah Penguasa Yang Haq, tidak ada sesembahan (yang haq) kecuali Dia, Rabb (Pemilik) Arsy yang mulya (Q.S al-Mu‟minuun ayat 115-116) Seharusnya setiap manusia takut akan
datangnya hari saat kita dikembalikan kepada
Allah, masa pengadilan yang sangat adil, tanpa
kedzhaliman sedikitpun
موا كو وبو ل وىقمل و تػج قو ػوولماال تػق لجوعقوفو ف و إلو ا جو ثقج تػقووفج كقل ػو ل قظل و قوفو
Dan takutlah akan hari saat kalian dikembalikan menuju Allah, kemudian setiap jiwa akan disempurnakan (balasan) apa yang diperbuat, dalam keadaan mereka tidak didzhalimi (Q.S al-Baqoroh ayat 281)
<< Alhamdulillah, segenap puji hanya milik Allah Ta‟ala semata. Selesai penulisan kandungan makna surat Yaasin dengan pertolongan Allah Azza Wa Jalla >>
219
DAFTAR RUJUKAN
Rujukan Induk Al-Qur‟anul Kariim
Kitab-Kitab Tafsir
Tafsir al-Quranil Adzhiim karya Abul Fidaa‟ Ismail bin Umar bin Katsir
Jaami‟ul Bayaan fii Ta‟wiilil Qur‟aan karya Muhammad bin Jarir Abu Ja‟far atThobariy
Al-Jaami‟ li Ahkaamil Qur‟an karya Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Bakr Syamsuddin al-Qurthubiy
Ma‟aalimut Tanziil karya Abu Muhammad al-Husain bin Mas‟ud al-Baghowiy
Adhwaaul Bayaan fii Iidhoohil Quran bil Quran karya Muhammad al-Amiin bin
Muhammad al-Mukhtaar bin Abdil Qodir al-Jukniy asy-Syinqithiy
Taisiir Kariimir Rahmaan fii Tafsiiri Kalaamil Mannan karya Abdurrahman bin Nashir bin Abdillah as-Sa‟diy
Tafsir al-Jalalayn karya Jalaluddin Muhammad bin Ahmad al-Mahalliy dan
220
Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakr as-Suyuthiy
Tafsir Surat Yasin karya Muhammad bin Sholih al-Utsaimin
Fathul Qodiir al-Jaami‟ bayna fannay ar-Riwaayah wad Diraayah min Ilmit Tafsiir karya Muhammad bin Ali bin Muhammad asy-Syaukaaniy
atTafsiir al-Muyassar karya sekumpulan para Ulama Ahli Tafsir, di bawah bimbingan Dr. Abdullah bin Abdil Muhsin atTurkiy
Ruuhul Ma‟aaniy fii Tafsiiril Qur‟aan was Sab‟il Matsaaniy karya Mahmud Abul Fadhl al-Aluusiy
Al-Muharror al-Wajiiz karya Abu Muhammad Abdul Haq bin Gholib bin Abdirrahman bin Tamaam bin Athiyyah al-Andalusiy
Tafsir al-Quranil Adzhim musnadan anir Rasuul shollallahu alaihi wasallam was-Shohaabah wat Tabi‟in karya Abu Muhammad Abdurrahman bin Abi Hatim arRaaziy – dikenal dengan Tafsir Ibnu Abi Hatim
Kitab-Kitab Riwayat Hadits
Al-Jaami‟us Shahih al-Musnad min Hadiitsi Rasulillah shollallahu alaihi wasallam wa sunanihi wa Ayyaamih karya Muhammad
221
bin Ismail al-Bukhari – dikenal dengan Shahih al-Bukhari
Al-Jami‟us Shahih al-Musammaa Shahih Muslim karya Muslim bin al-Hajjaaj Abul Hasan al-Qusyairiy anNaisaburiy
Sunan Abi Dawud karya Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy‟ats as-Sijistaaniy
Sunan atTirmidzi karya Muhammad bin Isa Abu Isa atTirmidzi
As-Sunan al-Kubro karya Abu Abdirrahman Ahmad bin Syuaib anNasaai
Sunan Ibni Majah karya Abu Abdillah Muhammad bin Yazid (Ibnu Majah)
Musnad Ahmad karya Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal asy-Syaibaaniy
Shahih Ibn Hibban karya Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban Abu Hatim al-Bustiy
Al-Mustadrak alas Shahihain karya Muhammad bin Abdillah Abu Abdillah al-Haakim
Musnad al-Bazzaar karya Abu Bakr Ahmad bin „Amr al-Bashriy al-Bazzaar
222
Al-Mu‟jamul Kabiir karya Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub Abul Qosim atThobaroniy
As-Sunan al-Kubro karya Abu Bakr Ahmad bin al-Husain bin Ali al-Baihaqiy
Al-Adabul Mufrod karya Muhammad bin Ismail al-Bukhari
Kitab-Kitab Syarh Hadits
Syarh Sunan Abi Dawud karya Abdul Muhsin al-Abbad
Faydhul Qodiir syarh al-Jaami‟is Shoghiir karya Muhammad Abdur Rauf al-Munaawiy
Kitab-Kitab Dzikir dan Doa
Al-Adzkaar karya Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf anNawawiy
Kitab-Kitab Akidah
Syarh Ushul I‟tiqad Ahlis Sunnah wal Jama‟ah minal Kitaabi was Sunnah wa Ijma‟is Shohaabah karya Hibatullah bin al-Hasan bin Manshur Abul Qosim al-Laalikaa-iy
Asy-Syari‟ah karya Abu Bakr Muhammad bin al-Hushain al-Aajurriy
Al-Bida‟ karya Abu Abdillah Muhammad bin Wadhdhoh
223
As-Sunnah karya Muhammad bin Nashr bin al-Hajjaaj Abu Abdillah al-Marwaziy
anNubuwwaat karya Ahmad bin Abdil Halim bin Taimiyyah Abul Abbas al-Harraaniy
Madaarijus Saalikin Bayna Manaazil Iyyaaka Na‟budu wa Iyyaaka Nasta‟iin karya Muhammad bin Abi Bakr Ayyub az-Zuro‟iy (Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah)
Kitab-Kitab Sirah
Dalaailun Nubuwwah karya Abu Nu‟aim Ahmad bin Abdillah bin Ahmad al-Ashbahaaniy
Kitab-Kitab Takhrij dan Penelitian Hadits
Shahih atTarghib wat Tarhiib karya Muhammad Nashiruddin al-Albaniy
Shahih Sunan Abi Dawud karya Muhammad Nashiruddin al-Albaniy
Shahih Sunan atTirmidzi karya Muhammad Nashiruddin al-Albaniy
Shahih Sunan anNasaai karya Muhammad Nashiruddin al-Albaniy
Shahih Sunan Ibn Majah karya Muhammad Nashiruddin al-Albaniy
Shahih al-Adabil Mufrad karya Muhammad Nashiruddin al-Albaniy
224
Mukhtashar al-Uluww karya Muhammad Nashiruddin al-Albaniy
Majma‟uz Zawaaid wa Manbaul Fawaaid karya Nuruddin Ali bin Abi Bakr al-Haytsamiy
Kitab-Kitab Fatwa
Majmu‟ Fataawa wa Rosaail Ibn Utsaimin karya Muhammad bin Sholih al-Utsaimin
Kitab-Kitab Biografi Perawi Hadits
Al-Kaamil fi Dhu‟afaa-ir Rijaal karya Abdullah bin Adi bin Abdillah bin Muhammad Abu Ahmad al-Jurjaaniy