mekanisme corporate governance dalam ...eprints.ums.ac.id/76020/1/naskah publikasi.pdfmekanisme...

15
MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENINGKATKAN NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2018) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh: NUR HIDA DWI IKHSANNI B 100 150 171 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DALAM

    MENINGKATKAN NILAI PERUSAHAAN

    (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman

    yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2018)

    Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

    pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Oleh:

    NUR HIDA DWI IKHSANNI

    B 100 150 171

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2019

  • i

    HALAMAN PERSETUJUAN

    MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DALAM

    MENINGKATKAN NILAI PERUSAHAAN

    (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman

    yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2018)

    PUBLIKASI ILMIAH

    oleh:

    NUR HIDA DWI IKHSANNI

    B 100 150 171

    Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

    Dosen

    Pembimbing

    Dr. H. Syamsudin, S.E., M.M.

    NIK/NIDN. 19570217 1986 03 001

  • ii

    HAL AMAN PENGESAHAN

    MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DALAM

    MENINGKATKAN NILAI PERUSAHAAN

    (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman

    yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2018)

    OLEH

    NUR HIDA DWI IKHSANNI

    B100150171

    Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Pada hari Sabtu, 20 Juli 2019

    dan dinyatakan telah memenuhi syarat

    Dewan Penguji:

    1. Sidiq Permono Nugroho, S.E., M.M. ( )

    (Ketua Dewan Penguji)

    2. Dr. H. Syamsudin, S.E., M.M. ( )

    (Sekretaris Dewan Penguji)

    3. Aflit Nuryulia Praswati, S.E., M.M. ( )

    (Anggota Dewan Penguji)

    Dekan,

    Dr. H. Syamsudin, S.E., M.M.

    NIK/NIDN. 19570217 1986 03 001

  • iii

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

    terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu

    perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

    pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

    tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,

    maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

    Surakarta, 20 Juli 2019

    Penulis

    NUR HIDA DWI IKHSANNI

    B100150171

  • 1

    MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DALAM

    MENINGKATKAN NILAI PERUSAHAAN

    (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman

    yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2018)

    Abstrak

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Corporate Governance yang

    diproksikan melalui variabel dewan komisaris, komisaris independen, dan

    kompensasi eksekutif terhadap nilai perusahaan yang diukur melalui PBV (Price

    to Book Value) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa

    Efek Indonesia (BEI). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

    purposive sampling. Dari populasi perusahaan yang terdaftar di BEI selama

    periode 2016-2018, diambil empat belas perusahaan yang memenuhi kriteria

    sampel. Alat analisis yang digunakan adalah analisis linear berganda dengan

    terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji

    multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa secara parsial dewan komisaris berpengaruh negatif dan

    signifikan terhadap nilai perusahaan, komisaris independen berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap nilai perusahaan, dan kompensasi eksekutif tidak

    berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara simultan

    dewan komisaris, komisaris independen, dan kompensasi eksekutif berpengaruh

    terhadap nilai perusahaan.

    Kata Kunci: dewan komisaris, komisaris independen, kompensasi eksekutif, nilai

    perusahaan

    Abstract

    This research aims to determine the influence of Corporate Governance that is

    profiled through the variable board of commissioners, independent commissioner,

    and executive compensation to the value of the company measured through PBV

    (Price to Book Value) on Food and beverage companies listed on the Indonesia

    Stock Exchange (IDX). The sampling method used is purposive sampling. Of the

    company's population registered in IDX during the 2016-2018 period, it was taken

    fourteen companies that meet the sample criteria. The analysis tools used are

    double linear analysis by first conducting a classical assumption test which

    includes test normality, multicolinearity test, heteroskedastisity test, and

    autocorrelation test. The results showed that a partial board of Commissioners had

    a significant and negative effect on the company's value, independent

    commissioners had a positive and significant effect on the company's value, and

    executive compensation had no effect Significant to the company's value. While

    simultaneously the Board of Commissioners, independent Commissioners, and

    executive compensation influence the value of the company.

    Keywords: board of commissioners, independent commissioner, and executive

    compensation, firm value

  • 2

    1. PENDAHULUAN

    Saham adalah salah satu aspek pengukur nilai perusahaan. Nilai perusahaan

    merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang

    terkait erat dengan harga sahamnya (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Harga saham

    yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan meningkatkan kepercayaan

    pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek

    perusahaan di masa datang.

    Memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan harga

    saham perusahaan merupakan hal utama bagi perusahaan. Kesejahteraan

    pemegang saham akan meningkat jika harga saham yang dimilikinya juga

    meningkat. Peningkatan nilai perusahaan dapat tercapai apabila ada kerja sama

    yang baik antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi

    shareholder maupun stakeholder. Upaya manajemen untuk meningkatkan nilai

    perusahaan seringkali menimbulkan masalah kesenjangan. Adanya masalah

    kesenjangan diantara pihak manajer dan pemegang saham adalah masalah

    agensi/agency problem (Firdausya et. al., 2013).

    Menurut Firdausya et. al. (2013), agency problem adalah pemisahan antara

    kepemilikan (principal/investor) dan pengendalian (agent/manajer). Agency

    problem tersebut akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan perusahaan, yaitu

    meningkatkan nilai perusahaan dengan memaksimalkan kekayaan pemegang

    saham. Pemegang saham memiliki kepentingan agar dana yang telah

    diinvestikannya memberikan pendapatan yang maksimal. Sedangkan, pihak

    manajemen memiliki kepentingan terhadap perolehan incentives atas pengelolaan

    dana pemilik perusahaan (Surya dan Yustiavandana, 2008). Untuk mengatasi

    masalah ketidakselarasan antara pemegang saham dan manajer, maka diperlukan

    sebuah kontrol untuk monitoring dan pengawasan baik yang akan mengarahkan

    tujuan sebagaimana mestinya. Corporate governance merupakan salah satu cara

    untuk mengendalikan tindakan oportunistik yang dilakukan manajemen.

    Menurut Pratiwi (2017), corporate governance merupakan sebuah sistem

    yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah

    (value added). Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI,

  • 3

    2001), corporate governance yaitu: “seperangkat peraturan yang mengatur

    hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur,

    pemerintah, karyawan serta para pemegang saham kepentingan intern dan

    kepentingan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban mereka,

    atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan

    perusahaan”. Disamping itu FCGI juga menjelaskan, bahwa tujuan dari tata kelola

    perusahaan adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang

    berkepentingan (stakeholders). Secara lebih rinci, terminologi tata kelola

    perusahaan dapat dipergunakan untuk menjelaskan peranan dan perilaku dari

    dewan direksi, dewan komisaris, pengurus perusahaan, dan para pemegang

    saham.

    Untuk mewujudkan kinerja perusahaan yang baik dalam meningkatkan nilai

    perusahaan dibutuhkan sebuah mekanisme corporate governance. Dalam

    penerapan corporate governance terdapat beberapa mekanisme yaitu dewan

    komisaris, komisaris independen, dan kompensasi eksekutif. Mekanisme

    corporate governance ini akan meningkatkan pengawasan bagi perusahaan,

    sehingga melalui pengawasan tersebut diharapkan kinerja perusahaan akan lebih

    baik sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Laila, 2011).

    Dalam suatu perusahaan, dewan memegang peranan yang signifikan dalam

    penentuan strategi perusahaan. Kekuasaan tertinggi dalam hal operasional di

    perusahaan terletak pada dewan direksi. Dewan komisaris dan dewan direksi

    memiliki kekuasaan dan kekuatan tertinggi di dalam semua aspek organisasi.

    Keberadaan komisaris independen sangat diperlukan sebagai salah satu elemen

    corporate governance yang membantu meningkatkan akuntabilitas dewan

    komisaris. Komisaris independen membantu merencanakan strategi jangka

    panjang dan secara berkala melakukan review atas implementasi strategi tersebut.

    Sistem kompensasi manajemen dibentuk sebagai alat untuk mencapai keselarasan

    tujuan antara manajemen dengan pemilik, memotivasi pihak manajemen agar giat

    bekerja, produktif meningkatkan kinerja dan menciptakan nilai perusahaan

    (Parimana dan Wisadha, 2015). Dengan adanya kompensasi eksekutif, maka

    diharapkan manajer dapat memberikan timbal balik yang tidak hanya dapat

  • 4

    memenuhi kepentingan manajer tetapi juga kepentingan pemilik. Kompensasi

    merupakan sebuah motivasi bagi eksekutif yang dapat menyebabkan peningkatan

    terhadap nilai perusahaan.

    2. METODE

    Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub

    sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Data yang digunakan dalam

    penelitian ini menggunakan periode 2016-2018. Sampel dalam penelitian ini

    diambil secara purposive sampling.

    Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel perusahaan dalam

    penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

    periode 2016-2018 secara berturut-turut. Perusahaan makanan dan minuman yang

    memiliki data laporan tahunan yang dipublikasikan lengkap untuk periode

    pengamatan 2016-2018. Perusahaan makanan dan minuman yang tidak

    mengalami delisting di BEI pada periode 2016-2018. Perusahaan makanan dan

    minuman yang memiliki data dan informasi lengkap yang diperlukan terkait

    dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Berdasarkan kriteria

    yang telah ditentukan diatas, maka ada 14 perusahaan yang terpilih.

    Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan melakukan uji

    hipotesis. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

    Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari website resmi Bursa Efek

    Indonesia yaitu www.idx.co.id.

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Analisis statistik deskriptif

    Tabel 1. Hasil analisis statistik deskriptif

    N Minimum Maximum Mean Std.

    Deviation

    PBV 42 0,00 47,54 5,3633 9,72384

    DK 42 1,00 5,00 2,5714 1,06251

    KI 42 1,00 3,00 1,7143 0,80504

    KE 42 8,55 11,99 10,3040 0,90644

    Valid N

    (listwise)

    42

    Sumber: Data yang sudah diolah.

    http://www.idx.co.id/

  • 5

    Tabel diatas menunjukkan analisis statistik deskriptif dari variabel dependen yaitu

    PBV (nilai perusahaan) dan variabel independen yaitu DK (dewan komisaris), KI

    (komisaris independen), KE (kompensasi eksekutif). Hasil statistik deskriptif

    penelitian ini memiliki jumlah data sebanyak 42.

    3.2 Uji Asumsi Klasik

    3.2.1 Uji Normalitas

    Tabel 2. Hasil uji normalitas

    Variabel Kolmogorov

    -Smirnov Z

    Asymp. Sig.

    (2-tailed)

    Keterangan

    Unstandardized

    Residual

    1,082 0,192 Data Terdistribusi

    Normal

    Sumber: Data yang sudah diolah.

    Berdasarkan tabel di atas hasil uji normalitas diketahui bahwa nilai

    Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 1,082 dengan Aymp Sig (2-tailed) sebesar

    0,192 lebih besar dari 0,05. Artinya data tersebut memenuhi syarat

    berdistribusi normal, maka model regresi dalam penelitin ini dapat

    dikatakan meenuhi asumsi normalitas.

    3.2.2 Uji Multikolinearitas

    Tabel 3. Hasil uji multikolinearitas

    Variabel Tolerance VIF Keterangan

    Dewan

    Komisaris 0,351 2,849

    Tidak Terjadi

    Multikolinearitas

    Komisaris

    Independen 0,297 3,372

    Tidak Terjadi

    Multikolinearitas

    Kompensasi

    Eksekutif 0,438 2,284

    Tidak Terjadi

    Multikolinearitas

    Sumber: Data yang sudah diolah.

    Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas di atas, diketahui bahwa tidak

    ada satupun dari variabel yang mempunyai nilai tolerance kurang dari 0,1.

    Begitu pula dengan nilai VIF masing-masing variabel tidak ada yang lebih

    besar dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa didalam model regresi ini tidak

    ada multikolinearitas antar variabel.

  • 6

    3.2.3 Uji Heteroskedastisitas

    Tabel 4. Hasil uji heteroskedastisitas 1

    Variabel Unstandardized

    Residual

    Keterangan

    Dewan Komisaris 0,000 Terjadi

    Heteroskedastisitas

    Komisaris Independen 0,000 Terjadi

    Heteroskedastisitas

    Kompensasi Eksekutif 0,454 Tidak Terjadi

    Heteroskedastisitas

    Sumber: Data yang sudah diolah.

    Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai signifikansi dewan komisaris dan

    komisaris independen lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa model

    mengalami heteroskedastisitas. Karena adanya heteroskedastisitas maka

    diperlukan pengobatan. Pengobatan heteroskedastisitas dapat dilakukan

    dengan mentransformasi data menjadi bentuk logaritma (log) atau logaritma

    natural (Ln).

    Tabel 5. Hasil Uji heteroskedastisitas 2

    Variabel Unstandardized

    Residual

    Keterangan

    Dewan Komisaris 0,379 Tidak Terjadi

    Heteroskedastisitas

    Komisaris Independen 0,486 Tidak Terjadi

    Heteroskedastisitas

    Kompensasi Eksekutif 0,754 Tidak Terjadi

    Heteroskedastisitas

    Sumber: Data yang sudah diolah.

    Hasil yang didapatkan setelah dilakukan pengobatan menunjukkan bahwa

    signifikansi seluruh variabel lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat

    disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak mengalami

    heteroskedastisitas.

    3.2.4 Uji Autokorelasi

    Tabel 6. Hasil uji autokorelasi

    Std. Error of the

    Estimate

    Durbin-Watson Keterangan

    7,57805 1,726 Tidak Terjadi

    Autokorelasi

    Sumber: Data yang sudah diolah.

  • 7

    Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 6 diperoleh nilai Durbin-

    Watson sebesar 1,726 yang berada diantara d = 1,5 sampai 2,5 sehingga

    dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.

    3.3 Analisi Regresi Linier Berganda

    Tabel 7. Hasil uji t

    Model Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    T Sig.

    B Std.

    Error

    Beta

    (Constant) 25,556 17,495 1,461 0,152

    Dewan

    Komisaris -6,098 1,880 -0,666 -3,243 0,002

    Komisaris

    Independen 14,248 2,700 1,180 5,278 0,000

    Kompensasi

    Eksekutif -2,808 1,973 -0,262 -1,423 0,163

    Sumber: Data yang sudah diolah.

    Berdasarkan tabel 7, diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

    PBV = 25,556 – 6,098 DK + 14,248 KI – 2,808 KE + e (1)

    Persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan menjadi

    konstanta (α) sebesar 25,556 menyatakan bahwa jika variabel independen yaitu

    Dewan Komisaris, Komisaris Independen, dan Kompensasi Eksekutif dianggap

    konstan maka Nilai Perusahaan (PBV) pada perusahaan makanan dan minuman

    periode 2016-2018 bernilai sebesar 25,556.

    Dewan komisaris mempunyai koefisien regresi dengan arah negatif dan

    signifikan sebesar –6,098 yang berarti bahwa jika nilai dewan komisaris naik

    senilai 1 maka nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan makanan dan minuman

    periode 2016-2018 akan mengalami penurunan sebesar 6,098 dan dewan

    komisaris memiliki pengaruh yang negatif signifikan.

    Komisaris Independen mempunyai koefisien regresi dengan arah positif

    dan signifikan sebesar 14,248 yang berarti bahwa jika nilai komisaris independen

    naik senilai 1 maka nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan makanan dan

    minuman periode 2016-2018 akan mengalami kenaikan sebesar 14,248 dan

    komisaris independen memiliki pengaruh yang positif signifikan.

  • 8

    Kompensasi eksekutif mempunyai koefisien regresi dengan arah negatif

    dan tidak signifikan sebesar –2,808 yang berarti bahwa kompensasi eksekutif

    tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan makanan dan

    minuman periode 2016-2018.

    3.4 Uji Hipotesis

    3.4.1 Uji t

    Berdasarkan pengujian pada tabel 7 dapat dilihat variabel dewan komisaris

    memiliki koefisien regresi sebesar -6,098, nilai thitung (-3,243) < ttabel

    (2,02269), dan nilai signifikansi sebesar 0,002 < 0,05. Hal ini menunjukkan

    bahwa dewan komisaris berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai

    perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa

    Efek Indonesia periode 2016-2018.

    Berdasarkan pengujian pada tabel 7 dapat dilihat variabel komisaris

    independen memiliki koefisien regresi sebesar 14,248, nilai thitung (5,278) >

    ttabel (2,02269), dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini

    menunjukkan bahwa kompensasi eksekutif berpengaruh positif signifikan

    terhadap nilai perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.

    Berdasarkan pengujian pada tabel 7 dapat dilihat variabel

    kompensasi eksekutif memiliki koefisien regresi sebesar -2,808, nilai thitung

    (-1,423) < ttabel (2,02269), dan nilai signifikansi sebesar 0,163 > 0,05. Hal

    ini menunjukkan bahwa kompensasi eksekutif tidak berpengaruh signifikan

    terhadap nilai perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.

    3.4.2 Uji F

    Tabel 8. Hasil uji F

    Model Sum of

    Squares Df

    Mean

    Square F Sig.

    1

    Regression 1694,057 3 564,686 9,831 0,000

    Residual 2182,616 38 57,437

    Total 3876,673 41

    Sumber: Data yang sudah diolah.

  • 9

    Berdasarkan tabel uji F di atas diperoleh nilai Fhitung (9,831) > Ftabel (0,116)

    dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka model regresi dapat

    digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan atau dapat dikatakan bahwa

    dewan komisaris, komisaris independen, dan kompensasi eksekutif secara

    simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan makanan

    dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.

    3.4.3 Koefisien Determinasi

    Tabel 9. Hasil koefisien determinasi

    Model R R Square Adjusted R

    Square

    Std. Error of the

    Estimate

    1 0,661 0,437 0,393 7,57805

    Sumber: Data yang sudah diolah.

    Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai adjusted R square sebesar 0,393

    artinya dewan komisaris, komisaris independen, dan kompensasi eksekutif

    sebesar 39,3%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 60,7% dijelaskan oleh

    variabel atau faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

    4. PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Berdasarkan analisis data pengaruh dewan komisaris, komisaris independen, dan

    kompensasi eksekutif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan makanan dan

    minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018, maka

    diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

    4.1.1 Dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada

    perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2016-

    2018. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 satuan

    lebih kecil dibandingkan dengan 0,05 satuan. Dengan demikian maka

    hipotesis pertama yang diajukan terbukti kebenarannya. Sehingga dewan

    komisaris dapat digunakan untuk memprediksi besarnya nilai perusahaan

    pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2018.

    4.1.2 Komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

    pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode

    2016-2018. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000

  • 10

    satuan lebih kecil dibandingkan dengan 0,05 satuan. Dengan demikian

    maka hipotesis kedua yang diajukan terbukti kebenarannya. Sehingga

    komisaris independen dapat digunakan untuk memprediksi besarnya nilai

    perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2018.

    4.1.3 Kompensasi eksekutif tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

    perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

    periode 2016-2018. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar

    0,163 satuan lebih besar dibandingkan dengan 0,05 satuan. Dengan

    demikian maka hipotesis ketiga yang diajukan tidak terbukti

    kebenarannya. Sehingga kompensasi eksekutif tidak dapat digunakan

    untuk memprediksi besarnya nilai perusahaan pada perusahaan makanan

    dan minuman periode 2016-2018.

    4.1.4 Secara simultan dewan komisaris, komisaris independen, dan kompensasi

    eksekutif berpengaruh seignifikan terhadap nilai perusahaan pada

    perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018. Hal

    ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi uji F sebesar 0,000 satuan lebih

    kecil dibandingkan 0,05 satuan.

    4.2 Saran

    4.2.1 Pada penelitian selanjutnya sebaiknya memperpanjang masa rentang

    waktu penelitian, dengan tujuan untuk memperoleh hasil penelitian yang

    lebih valid.

    4.2.2 Penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya menggunakan variabel

    dewan komisaris, komisaris independen, dan kompensasi eksekutif saja,

    namun menggunakan variabel-variabel lainnya yang dapat mempengaruhi

    nilai perusahaan.

    4.2.3 Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel penelitian yang

    lebih banyak lagi sehingga cakupan penelitian luas dan dapat

    digeneralisasikan untuk sektor lain.

  • 11

    DAFTAR PUSTAKA

    Alfinur. (2016). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (GCG)

    terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang Listing di BEI. Fakultas

    Ekonomika dan Bisnis Universitas Kanjuruhan Malang. Jurnal Ekonomi

    Modernisasi JEM Vol : 12 No. 1, pp : 44-50.

    Firdausya, Zanera Saroh, Fifi Swandari, & Widyar Effendi. (2013). Pengaruh

    Mekanisme Good Corporate Governance (GCG) Pada Nilai Perusahaan.

    Dinas Pendidikan Nasional Karsel dan Universitas Lambung Mangkurat

    Banjarmasin. Vol. 1. Nomor 3. Oktober 2013.

    Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). (2001). Seri Tata Kelola

    Perusahaan (Corporate Governance). Edisi ke-2. Jakarta.

    Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

    SPSS 19 19.0. Badan Penerbit Universitas UNDIP Semarang.

    Indreswari, Dyah Retno. (2013). Pengaruh Board Diversity dan Kompensasi

    Dewan Direksi terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan

    Manufaktur yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010). Skripsi. Universitas Negeri

    Yogyakarta, Yogyakarta.

    Laila, Noor. (2011). Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap

    Nilai Perusahaan. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

    Lestari, Ratih Yuni. (2018). Pengaruh Strategi Prospector dan Defender,

    Kompensasi Eksekutif, Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan.

    Jurnal Keuangan dan Bisnis, Hal. 117-141.

    Parimana, Komang Agung Surya & I Gede Supartana Wisadha. (2015). Pengaruh

    Privatisasi, Kompensasi Manajemen Eksekutif, dan Ukuran Perusahaan

    pada Kinerja Keuangan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3:

    753-762. ISSN: 2302-8556.

    Pratiwi, Ryan Anugrah. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance dan

    Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Food and

    Baverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia. FISIP Universitas Riau.

    JOM FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017.

    Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

    Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

    Sujoko & Soebiantoro, U., (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,

    Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan.

    Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 9, 47.

    Surya, Indra & Ivan Yustiavanda. (2006). Penerapan Good Corporate

    Governance: Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan

    Usaha. Jakarta: Prenada Media Group.