-
MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DALAM
MENINGKATKAN NILAI PERUSAHAAN
(Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman
yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2018)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
NUR HIDA DWI IKHSANNI
B 100 150 171
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
-
i
HALAMAN PERSETUJUAN
MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DALAM
MENINGKATKAN NILAI PERUSAHAAN
(Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman
yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2018)
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
NUR HIDA DWI IKHSANNI
B 100 150 171
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen
Pembimbing
Dr. H. Syamsudin, S.E., M.M.
NIK/NIDN. 19570217 1986 03 001
-
ii
HAL AMAN PENGESAHAN
MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DALAM
MENINGKATKAN NILAI PERUSAHAAN
(Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman
yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2018)
OLEH
NUR HIDA DWI IKHSANNI
B100150171
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Sabtu, 20 Juli 2019
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Sidiq Permono Nugroho, S.E., M.M. ( )
(Ketua Dewan Penguji)
2. Dr. H. Syamsudin, S.E., M.M. ( )
(Sekretaris Dewan Penguji)
3. Aflit Nuryulia Praswati, S.E., M.M. ( )
(Anggota Dewan Penguji)
Dekan,
Dr. H. Syamsudin, S.E., M.M.
NIK/NIDN. 19570217 1986 03 001
-
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 20 Juli 2019
Penulis
NUR HIDA DWI IKHSANNI
B100150171
-
1
MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DALAM
MENINGKATKAN NILAI PERUSAHAAN
(Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman
yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2018)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Corporate Governance yang
diproksikan melalui variabel dewan komisaris, komisaris independen, dan
kompensasi eksekutif terhadap nilai perusahaan yang diukur melalui PBV (Price
to Book Value) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling. Dari populasi perusahaan yang terdaftar di BEI selama
periode 2016-2018, diambil empat belas perusahaan yang memenuhi kriteria
sampel. Alat analisis yang digunakan adalah analisis linear berganda dengan
terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara parsial dewan komisaris berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, komisaris independen berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan, dan kompensasi eksekutif tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara simultan
dewan komisaris, komisaris independen, dan kompensasi eksekutif berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci: dewan komisaris, komisaris independen, kompensasi eksekutif, nilai
perusahaan
Abstract
This research aims to determine the influence of Corporate Governance that is
profiled through the variable board of commissioners, independent commissioner,
and executive compensation to the value of the company measured through PBV
(Price to Book Value) on Food and beverage companies listed on the Indonesia
Stock Exchange (IDX). The sampling method used is purposive sampling. Of the
company's population registered in IDX during the 2016-2018 period, it was taken
fourteen companies that meet the sample criteria. The analysis tools used are
double linear analysis by first conducting a classical assumption test which
includes test normality, multicolinearity test, heteroskedastisity test, and
autocorrelation test. The results showed that a partial board of Commissioners had
a significant and negative effect on the company's value, independent
commissioners had a positive and significant effect on the company's value, and
executive compensation had no effect Significant to the company's value. While
simultaneously the Board of Commissioners, independent Commissioners, and
executive compensation influence the value of the company.
Keywords: board of commissioners, independent commissioner, and executive
compensation, firm value
-
2
1. PENDAHULUAN
Saham adalah salah satu aspek pengukur nilai perusahaan. Nilai perusahaan
merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang
terkait erat dengan harga sahamnya (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Harga saham
yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan meningkatkan kepercayaan
pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek
perusahaan di masa datang.
Memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan harga
saham perusahaan merupakan hal utama bagi perusahaan. Kesejahteraan
pemegang saham akan meningkat jika harga saham yang dimilikinya juga
meningkat. Peningkatan nilai perusahaan dapat tercapai apabila ada kerja sama
yang baik antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi
shareholder maupun stakeholder. Upaya manajemen untuk meningkatkan nilai
perusahaan seringkali menimbulkan masalah kesenjangan. Adanya masalah
kesenjangan diantara pihak manajer dan pemegang saham adalah masalah
agensi/agency problem (Firdausya et. al., 2013).
Menurut Firdausya et. al. (2013), agency problem adalah pemisahan antara
kepemilikan (principal/investor) dan pengendalian (agent/manajer). Agency
problem tersebut akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan perusahaan, yaitu
meningkatkan nilai perusahaan dengan memaksimalkan kekayaan pemegang
saham. Pemegang saham memiliki kepentingan agar dana yang telah
diinvestikannya memberikan pendapatan yang maksimal. Sedangkan, pihak
manajemen memiliki kepentingan terhadap perolehan incentives atas pengelolaan
dana pemilik perusahaan (Surya dan Yustiavandana, 2008). Untuk mengatasi
masalah ketidakselarasan antara pemegang saham dan manajer, maka diperlukan
sebuah kontrol untuk monitoring dan pengawasan baik yang akan mengarahkan
tujuan sebagaimana mestinya. Corporate governance merupakan salah satu cara
untuk mengendalikan tindakan oportunistik yang dilakukan manajemen.
Menurut Pratiwi (2017), corporate governance merupakan sebuah sistem
yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah
(value added). Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI,
-
3
2001), corporate governance yaitu: “seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang saham kepentingan intern dan
kepentingan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban mereka,
atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan”. Disamping itu FCGI juga menjelaskan, bahwa tujuan dari tata kelola
perusahaan adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders). Secara lebih rinci, terminologi tata kelola
perusahaan dapat dipergunakan untuk menjelaskan peranan dan perilaku dari
dewan direksi, dewan komisaris, pengurus perusahaan, dan para pemegang
saham.
Untuk mewujudkan kinerja perusahaan yang baik dalam meningkatkan nilai
perusahaan dibutuhkan sebuah mekanisme corporate governance. Dalam
penerapan corporate governance terdapat beberapa mekanisme yaitu dewan
komisaris, komisaris independen, dan kompensasi eksekutif. Mekanisme
corporate governance ini akan meningkatkan pengawasan bagi perusahaan,
sehingga melalui pengawasan tersebut diharapkan kinerja perusahaan akan lebih
baik sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Laila, 2011).
Dalam suatu perusahaan, dewan memegang peranan yang signifikan dalam
penentuan strategi perusahaan. Kekuasaan tertinggi dalam hal operasional di
perusahaan terletak pada dewan direksi. Dewan komisaris dan dewan direksi
memiliki kekuasaan dan kekuatan tertinggi di dalam semua aspek organisasi.
Keberadaan komisaris independen sangat diperlukan sebagai salah satu elemen
corporate governance yang membantu meningkatkan akuntabilitas dewan
komisaris. Komisaris independen membantu merencanakan strategi jangka
panjang dan secara berkala melakukan review atas implementasi strategi tersebut.
Sistem kompensasi manajemen dibentuk sebagai alat untuk mencapai keselarasan
tujuan antara manajemen dengan pemilik, memotivasi pihak manajemen agar giat
bekerja, produktif meningkatkan kinerja dan menciptakan nilai perusahaan
(Parimana dan Wisadha, 2015). Dengan adanya kompensasi eksekutif, maka
diharapkan manajer dapat memberikan timbal balik yang tidak hanya dapat
-
4
memenuhi kepentingan manajer tetapi juga kepentingan pemilik. Kompensasi
merupakan sebuah motivasi bagi eksekutif yang dapat menyebabkan peningkatan
terhadap nilai perusahaan.
2. METODE
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub
sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan periode 2016-2018. Sampel dalam penelitian ini
diambil secara purposive sampling.
Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel perusahaan dalam
penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
periode 2016-2018 secara berturut-turut. Perusahaan makanan dan minuman yang
memiliki data laporan tahunan yang dipublikasikan lengkap untuk periode
pengamatan 2016-2018. Perusahaan makanan dan minuman yang tidak
mengalami delisting di BEI pada periode 2016-2018. Perusahaan makanan dan
minuman yang memiliki data dan informasi lengkap yang diperlukan terkait
dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan diatas, maka ada 14 perusahaan yang terpilih.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan melakukan uji
hipotesis. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari website resmi Bursa Efek
Indonesia yaitu www.idx.co.id.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis statistik deskriptif
Tabel 1. Hasil analisis statistik deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
PBV 42 0,00 47,54 5,3633 9,72384
DK 42 1,00 5,00 2,5714 1,06251
KI 42 1,00 3,00 1,7143 0,80504
KE 42 8,55 11,99 10,3040 0,90644
Valid N
(listwise)
42
Sumber: Data yang sudah diolah.
http://www.idx.co.id/
-
5
Tabel diatas menunjukkan analisis statistik deskriptif dari variabel dependen yaitu
PBV (nilai perusahaan) dan variabel independen yaitu DK (dewan komisaris), KI
(komisaris independen), KE (kompensasi eksekutif). Hasil statistik deskriptif
penelitian ini memiliki jumlah data sebanyak 42.
3.2 Uji Asumsi Klasik
3.2.1 Uji Normalitas
Tabel 2. Hasil uji normalitas
Variabel Kolmogorov
-Smirnov Z
Asymp. Sig.
(2-tailed)
Keterangan
Unstandardized
Residual
1,082 0,192 Data Terdistribusi
Normal
Sumber: Data yang sudah diolah.
Berdasarkan tabel di atas hasil uji normalitas diketahui bahwa nilai
Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 1,082 dengan Aymp Sig (2-tailed) sebesar
0,192 lebih besar dari 0,05. Artinya data tersebut memenuhi syarat
berdistribusi normal, maka model regresi dalam penelitin ini dapat
dikatakan meenuhi asumsi normalitas.
3.2.2 Uji Multikolinearitas
Tabel 3. Hasil uji multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Dewan
Komisaris 0,351 2,849
Tidak Terjadi
Multikolinearitas
Komisaris
Independen 0,297 3,372
Tidak Terjadi
Multikolinearitas
Kompensasi
Eksekutif 0,438 2,284
Tidak Terjadi
Multikolinearitas
Sumber: Data yang sudah diolah.
Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas di atas, diketahui bahwa tidak
ada satupun dari variabel yang mempunyai nilai tolerance kurang dari 0,1.
Begitu pula dengan nilai VIF masing-masing variabel tidak ada yang lebih
besar dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa didalam model regresi ini tidak
ada multikolinearitas antar variabel.
-
6
3.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4. Hasil uji heteroskedastisitas 1
Variabel Unstandardized
Residual
Keterangan
Dewan Komisaris 0,000 Terjadi
Heteroskedastisitas
Komisaris Independen 0,000 Terjadi
Heteroskedastisitas
Kompensasi Eksekutif 0,454 Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Sumber: Data yang sudah diolah.
Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai signifikansi dewan komisaris dan
komisaris independen lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa model
mengalami heteroskedastisitas. Karena adanya heteroskedastisitas maka
diperlukan pengobatan. Pengobatan heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan mentransformasi data menjadi bentuk logaritma (log) atau logaritma
natural (Ln).
Tabel 5. Hasil Uji heteroskedastisitas 2
Variabel Unstandardized
Residual
Keterangan
Dewan Komisaris 0,379 Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Komisaris Independen 0,486 Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Kompensasi Eksekutif 0,754 Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Sumber: Data yang sudah diolah.
Hasil yang didapatkan setelah dilakukan pengobatan menunjukkan bahwa
signifikansi seluruh variabel lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak mengalami
heteroskedastisitas.
3.2.4 Uji Autokorelasi
Tabel 6. Hasil uji autokorelasi
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson Keterangan
7,57805 1,726 Tidak Terjadi
Autokorelasi
Sumber: Data yang sudah diolah.
-
7
Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 6 diperoleh nilai Durbin-
Watson sebesar 1,726 yang berada diantara d = 1,5 sampai 2,5 sehingga
dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
3.3 Analisi Regresi Linier Berganda
Tabel 7. Hasil uji t
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
(Constant) 25,556 17,495 1,461 0,152
Dewan
Komisaris -6,098 1,880 -0,666 -3,243 0,002
Komisaris
Independen 14,248 2,700 1,180 5,278 0,000
Kompensasi
Eksekutif -2,808 1,973 -0,262 -1,423 0,163
Sumber: Data yang sudah diolah.
Berdasarkan tabel 7, diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
PBV = 25,556 – 6,098 DK + 14,248 KI – 2,808 KE + e (1)
Persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan menjadi
konstanta (α) sebesar 25,556 menyatakan bahwa jika variabel independen yaitu
Dewan Komisaris, Komisaris Independen, dan Kompensasi Eksekutif dianggap
konstan maka Nilai Perusahaan (PBV) pada perusahaan makanan dan minuman
periode 2016-2018 bernilai sebesar 25,556.
Dewan komisaris mempunyai koefisien regresi dengan arah negatif dan
signifikan sebesar –6,098 yang berarti bahwa jika nilai dewan komisaris naik
senilai 1 maka nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan makanan dan minuman
periode 2016-2018 akan mengalami penurunan sebesar 6,098 dan dewan
komisaris memiliki pengaruh yang negatif signifikan.
Komisaris Independen mempunyai koefisien regresi dengan arah positif
dan signifikan sebesar 14,248 yang berarti bahwa jika nilai komisaris independen
naik senilai 1 maka nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan makanan dan
minuman periode 2016-2018 akan mengalami kenaikan sebesar 14,248 dan
komisaris independen memiliki pengaruh yang positif signifikan.
-
8
Kompensasi eksekutif mempunyai koefisien regresi dengan arah negatif
dan tidak signifikan sebesar –2,808 yang berarti bahwa kompensasi eksekutif
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan makanan dan
minuman periode 2016-2018.
3.4 Uji Hipotesis
3.4.1 Uji t
Berdasarkan pengujian pada tabel 7 dapat dilihat variabel dewan komisaris
memiliki koefisien regresi sebesar -6,098, nilai thitung (-3,243) < ttabel
(2,02269), dan nilai signifikansi sebesar 0,002 < 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa dewan komisaris berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2016-2018.
Berdasarkan pengujian pada tabel 7 dapat dilihat variabel komisaris
independen memiliki koefisien regresi sebesar 14,248, nilai thitung (5,278) >
ttabel (2,02269), dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa kompensasi eksekutif berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.
Berdasarkan pengujian pada tabel 7 dapat dilihat variabel
kompensasi eksekutif memiliki koefisien regresi sebesar -2,808, nilai thitung
(-1,423) < ttabel (2,02269), dan nilai signifikansi sebesar 0,163 > 0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa kompensasi eksekutif tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.
3.4.2 Uji F
Tabel 8. Hasil uji F
Model Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1
Regression 1694,057 3 564,686 9,831 0,000
Residual 2182,616 38 57,437
Total 3876,673 41
Sumber: Data yang sudah diolah.
-
9
Berdasarkan tabel uji F di atas diperoleh nilai Fhitung (9,831) > Ftabel (0,116)
dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan atau dapat dikatakan bahwa
dewan komisaris, komisaris independen, dan kompensasi eksekutif secara
simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.
3.4.3 Koefisien Determinasi
Tabel 9. Hasil koefisien determinasi
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 0,661 0,437 0,393 7,57805
Sumber: Data yang sudah diolah.
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai adjusted R square sebesar 0,393
artinya dewan komisaris, komisaris independen, dan kompensasi eksekutif
sebesar 39,3%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 60,7% dijelaskan oleh
variabel atau faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data pengaruh dewan komisaris, komisaris independen, dan
kompensasi eksekutif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
4.1.1 Dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2016-
2018. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 satuan
lebih kecil dibandingkan dengan 0,05 satuan. Dengan demikian maka
hipotesis pertama yang diajukan terbukti kebenarannya. Sehingga dewan
komisaris dapat digunakan untuk memprediksi besarnya nilai perusahaan
pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2018.
4.1.2 Komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode
2016-2018. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000
-
10
satuan lebih kecil dibandingkan dengan 0,05 satuan. Dengan demikian
maka hipotesis kedua yang diajukan terbukti kebenarannya. Sehingga
komisaris independen dapat digunakan untuk memprediksi besarnya nilai
perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2018.
4.1.3 Kompensasi eksekutif tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
periode 2016-2018. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar
0,163 satuan lebih besar dibandingkan dengan 0,05 satuan. Dengan
demikian maka hipotesis ketiga yang diajukan tidak terbukti
kebenarannya. Sehingga kompensasi eksekutif tidak dapat digunakan
untuk memprediksi besarnya nilai perusahaan pada perusahaan makanan
dan minuman periode 2016-2018.
4.1.4 Secara simultan dewan komisaris, komisaris independen, dan kompensasi
eksekutif berpengaruh seignifikan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi uji F sebesar 0,000 satuan lebih
kecil dibandingkan 0,05 satuan.
4.2 Saran
4.2.1 Pada penelitian selanjutnya sebaiknya memperpanjang masa rentang
waktu penelitian, dengan tujuan untuk memperoleh hasil penelitian yang
lebih valid.
4.2.2 Penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya menggunakan variabel
dewan komisaris, komisaris independen, dan kompensasi eksekutif saja,
namun menggunakan variabel-variabel lainnya yang dapat mempengaruhi
nilai perusahaan.
4.2.3 Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel penelitian yang
lebih banyak lagi sehingga cakupan penelitian luas dan dapat
digeneralisasikan untuk sektor lain.
-
11
DAFTAR PUSTAKA
Alfinur. (2016). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (GCG)
terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang Listing di BEI. Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kanjuruhan Malang. Jurnal Ekonomi
Modernisasi JEM Vol : 12 No. 1, pp : 44-50.
Firdausya, Zanera Saroh, Fifi Swandari, & Widyar Effendi. (2013). Pengaruh
Mekanisme Good Corporate Governance (GCG) Pada Nilai Perusahaan.
Dinas Pendidikan Nasional Karsel dan Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin. Vol. 1. Nomor 3. Oktober 2013.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). (2001). Seri Tata Kelola
Perusahaan (Corporate Governance). Edisi ke-2. Jakarta.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19 19.0. Badan Penerbit Universitas UNDIP Semarang.
Indreswari, Dyah Retno. (2013). Pengaruh Board Diversity dan Kompensasi
Dewan Direksi terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010). Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta.
Laila, Noor. (2011). Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Nilai Perusahaan. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.
Lestari, Ratih Yuni. (2018). Pengaruh Strategi Prospector dan Defender,
Kompensasi Eksekutif, Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Keuangan dan Bisnis, Hal. 117-141.
Parimana, Komang Agung Surya & I Gede Supartana Wisadha. (2015). Pengaruh
Privatisasi, Kompensasi Manajemen Eksekutif, dan Ukuran Perusahaan
pada Kinerja Keuangan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3:
753-762. ISSN: 2302-8556.
Pratiwi, Ryan Anugrah. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance dan
Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Food and
Baverage yang Listing di Bursa Efek Indonesia. FISIP Universitas Riau.
JOM FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujoko & Soebiantoro, U., (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,
Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 9, 47.
Surya, Indra & Ivan Yustiavanda. (2006). Penerapan Good Corporate
Governance: Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan
Usaha. Jakarta: Prenada Media Group.