materi krida mountaineering

6
KRIDA MOUNTAINEERING Secara bahasa arti kata Mountaineering adalah teknik mendaki gunung. Ruang lingkup kegiatan Mountaineering sendiri meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Hill Walking/Hiking Hill walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking adalah sebuah kegiatan mendaki daerah perbukitan atau menjelajah kawasan bukit yang biasanya tidak terlalu tinggi dengan derajat kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya mengandalkan kedua kaki sebagai media utamanya. Tangan digunakan sesekali untuk memegang tongkat jelajah (di kepramukaan dikenal dengan nama stock atau tongkat pandu) sebagai alat bantu. Jadi hiking ini lebih simpel dan mudah untuk dilakukan. Level berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling. Dalam pelaksanaannya, scrambling merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah- wilayah dataran tinggi pegunungan (yang lebih tinggi dari bukit) yang kemiringannya lebih ekstrim (kira-kira di atas 45 derajat). Kalau dalam hiking kaki sebagai ‘alat’ utama maka untuk scrambling selain kaki, tangan sangat dibutuhkan sebagai penyeimbang atau membantu gerakan mendaki. Karena derajat kemiringan dataran yang lumayan ekstrim, keseimbangan pendaki perlu dijaga dengan gerakan tangan yang mencari pegangan. Dalam scrambling, tali sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan keseimbangan tubuh. Berbeda dengan hiking dan scrambling, level mountaineering yang paling ekstrim adalah climbing! Climbing mutlak memerlukan alat bantu khusus seperti karabiner, tali panjat, harness, figure of eight, sling, dan sederetan peralatan mountaineering lainnya. Kebutuhan alat bantu itu memang sesuai

Upload: ahmad-rifai

Post on 08-Aug-2015

283 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Krida Mountaineering

KRIDA MOUNTAINEERING

Secara bahasa arti kata Mountaineering adalah teknik mendaki gunung. Ruang

lingkup kegiatan Mountaineering sendiri meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Hill Walking/Hiking

Hill walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking adalah sebuah kegiatan

mendaki daerah perbukitan atau menjelajah kawasan bukit yang biasanya tidak

terlalu tinggi dengan derajat kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam

hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya mengandalkan kedua kaki

sebagai media utamanya. Tangan digunakan sesekali untuk memegang tongkat

jelajah (di kepramukaan dikenal dengan nama stock atau tongkat pandu)

sebagai alat bantu. Jadi hiking ini lebih simpel dan mudah untuk dilakukan.

Level berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling. Dalam

pelaksanaannya, scrambling merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah-

wilayah dataran tinggi pegunungan (yang lebih tinggi dari bukit) yang

kemiringannya lebih ekstrim (kira-kira di atas 45 derajat). Kalau dalam hiking

kaki sebagai ‘alat’ utama maka untuk scrambling selain kaki, tangan sangat

dibutuhkan sebagai penyeimbang atau membantu gerakan mendaki. Karena

derajat kemiringan dataran yang lumayan ekstrim, keseimbangan pendaki perlu

dijaga dengan gerakan tangan yang mencari pegangan. Dalam scrambling, tali

sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan

keseimbangan tubuh.

Berbeda dengan hiking dan scrambling, level mountaineering yang paling

ekstrim adalah climbing! Climbing mutlak memerlukan alat bantu khusus

seperti karabiner, tali panjat, harness, figure of eight, sling, dan sederetan

peralatan mountaineering lainnya. Kebutuhan alat bantu itu memang sesuai

Page 2: Materi Krida Mountaineering

dengan medan jelajah climbing yang sangat ekstrim. Bayangkan saja, kegiatan

climbing ini menggunakan wahana tebing batu yang kemiringannya lebih dari

80 derajat! Ouhhh…

Nah, tentu saja mountaineering ini cukup menantang untuk digeluti… selain

wahana kegiatannya yang berada di daerah ketinggian pegunungan yang

diwarnai dengan tebing lembah, ngarai, ceruk, sungai, dan panorama tiada tara,

untuk melakoni mountaineering ini tentu saja dibutuhkan kesiapan fisik yang

mantap.

Secara garis besarnya untuk melakoni mountaineering pastikan tubuh kalian

dalam kondisi sehat, fit, dan stamina oke. Untuk itu olahraga teratur sangat

mutlak. Selain itu, kau harus bebas dari semua phobia akan hal-hal yang

berkaitan dengan tempat-tempat tinggi dan punya kesiapan rencana yang

mantap!

Peralatan dasar kegiatan alam bebas seperti ransel, vedples (botol air),

sepatu gunung, pakaian gunung, tenda, misting (rantang masak outdoor),

kompor lapangan, topi rimba, peta, kompas, altimeter, pisau, korek, senter, alat

tulis, dan matras mutlak dibutuhkan selain alat bantu khusus mountaineering

seperti tali houserlite/kernmantel, karabiner, figure of eight, sling, prusik, bolt,

webbing, harness, dan alat bantu khusus lainnya yang dibutuhkan sesuai level

kegiatannya.

2. Wall Climbing

Climbing adalah olah raga panjat yang dilakukan di tempat yang curam atau

tebing. Tebing atau jurang adalah formasi bebatuan yang menjulang secara

vertikal. Tebing terbentuk akibat dari erosi. Tebing umumnya ditemukan di

daerah pantai, pegunungan dan sepanjang sungai. Tebing umumnya dibentuk

oleh bebatuan yang yang tahan terhadap proses erosi dan cuaca.

Di dalam arti yang sebenarnya memang climbing itu panjat tebing. Tetapi

banyak pula orang mengartikan bukan hanya panjat saja dalam kegiatan

climbing ini melainkan juga Repling (turun tebing), Pursiking (naik tebing

dengan menggunakan tali pursik) dan lain-lain.

Biasanya orang melakukan pemanjatan tebing ini dilakukan dengan

konsentrasi yang tinggi, kekuatan tangan, kekuatan kaki, keseimbangan tubuh

dijadikan tolak ukur dalam melakukan pemanjatan ini. Panjat tebing bukan

hanya di alam tetapi kita bisa di tebing buatan (woll-climbing).

Page 3: Materi Krida Mountaineering

Dalam divisi climbing ini sangatlah mengharapkan peran lembaga STTA

dalam melancarkan kegiatannya, yaitu adanya pembuatan woll-climbing.

Didalam pembuatan wool-climbing memang memerlukan dana yang cukup

besar. Maka dari itu Palastta mengharapkan kerjasama dari pihak manapun

untuk dapat bekerja sama dalam pembuatan wool-climbing ini.

3. Rock Climbing

Rock Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu

membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga

yang didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan

yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini

juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan

teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.

Ice and Snow Climbing Ice and Snow Climbing adalah olah raga fisik dan

mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan,

ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para

pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan

pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang

sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar,

olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.

Page 4: Materi Krida Mountaineering

ALAT CLIMBING

1. Tali Pendakian

Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila

jatuh.Dianjurkan jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah diuji

oleh UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-peralatan

pendakian. Panjang tali dalam pendakian dianjurkan sekitar 50 meter, yang

memungkinkan leader dan belayer masih dapat berkomunikasi. Umumnya

diameter tali yang dipakai adalah 10-11 mm, tapi sekarang ada yang

berkekuatan sama, yang berdiameter 9.8 mm.

Ada dua macam tali pendakian yaitu :

Static Rope, tali pendakian yang kelentirannya mencapai 2-5 % fari

berat maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna

putih atau hijau. Tali static digunakan untuk rappelling.

Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15 %

dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel.

Biasanya berwarna mencolok (merah, jingga, ungu).

2. Carabiner

Adalah sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D, dan mempunyai

gate yang berfungsi seperni peniti. Ada 2 jenis carabiner :

Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman).

Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)

3. Sling

Sling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe.

Fungsi sling antara lain :

sebagai penghubung

membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di

tebing.

Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point

Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau piton

yang terpasang.

Page 5: Materi Krida Mountaineering

4. Descender

Sebuah alat berbentuk angka delapan. Fungsinya sebagai pembantu

menahan gesekan, sehingga dapat membantu pengereman. Biasa digunakan

untuk membelay atau rappelling.

5. Ascender

Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban dan

membuka bila dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat Bantu untuk naik

pada tali.

6. Harnes / Tali Tubuh

Alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis

hernas :

Seat Harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha.

Body Harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung, dan

paha.

Harnes ada yang dibuat dengan webbning atau tali, dan ada yang sudah

langsung dirakit oleh pabrik.

7. Sepatu

Ada dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan :

Sepatu yang lentur dan fleksibel. Bagian bawah terbuat dari karet

yang kuat. Kelenturannya menolong untuk pijakan-pijakan di celah-

cleah.

Sepatu yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya. Misalnya

combat boot. Cocok digunakan pada tebing yang banyak tonjolannya

atau tangga-tangga kecil. Gaya tumpuan dapat tertahan oleh bagian

depan sepatu.

Page 6: Materi Krida Mountaineering

8. Anchor (Jangkar)

Alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali pendakian

dimasukkan pada achor, sehingga pendaki dapat tertahan oleh anchor bila

jatuh. Ada dua macam anchor, yaitu :

Natural Anchor, bias merupakan pohon besar, lubang-lubang di

tebing, tonjolan-tonjolan batuan, dan sebagainya.

Artificial Anchor, anchor buatan yang ditempatkan dan diusahakan

ada pada tebing oleh si pendaki. Contoh : chock, piton, bolt, dan lain-

lain.