manajemen terpadu

108
Unsur unsur utama TQM 1. Fokus pada pelanggan. Dengan demikian, manajemen mutu terpadu dalam pendidikan bisa dikatakan sebagai suatu system manajemen yang berfokus kepada manusia dengan tujuan untuk meningkatkan mutu secara berkelanjutan berupa kepuasan costumers (pelanggan), dengan biaya yang dikeluarkan secara berkelanjutan terus menurun. MMT menganut tolok ukur keberhasilan madrasah yang ketat, yaitu berupa tingkat kepuasan pelanggan internal dan eksternal. Madrasah disebut berhasil jika madrasah tersebut mampu memberikan layanan sama atau melebihi harapan-harapan pelanggan. Beberapa tolok ukur keberhasilan madrasah di dalam melayani pelanggannya ialah: Siswa merasa puas dengan layanan madrasah, antara lain karena pelajaran yang diterima siswa-siswanya sesuai dengan harapan- harapannya, puas dengan perlakuan guru-guru, pimpinan madrasah, dan semua tenaga kependidikannya, puas dengan fasilitas yang disediakan pihak madrasah, puas dengan manajemen dan sistem administrasi yang dilaksanakan di madrasahnya, puas dengan iklim dan budaya madrasah yang dikembangkannya. Pendeknya semua siswa merasa puas dan menikmati suasana madrasahnya. Orang tua siswa merasa puas dengan layanan terhadap putra- putri mereka dan juga terhadap mereka sendiri. Mereka merasa puas karena bila ada masalah dapat segera diselesaikan dengan memuaskan, mereka puas karena menerima laporan perkembangan putra-putri mereka secara periodik, mereka puas karena

Upload: mts-miftahussaadah

Post on 15-Apr-2017

191 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Terpadu

Unsur unsur utama TQM

1. Fokus pada pelanggan.

Dengan demikian, manajemen mutu terpadu dalam pendidikan bisa dikatakan sebagai

suatu system manajemen yang berfokus kepada manusia dengan tujuan untuk meningkatkan

mutu secara berkelanjutan berupa kepuasan costumers (pelanggan), dengan biaya yang

dikeluarkan secara berkelanjutan terus menurun. MMT menganut tolok ukur keberhasilan

madrasah yang ketat, yaitu berupa tingkat kepuasan pelanggan internal dan eksternal. Madrasah

disebut berhasil jika madrasah tersebut mampu memberikan layanan sama atau melebihi

harapan-harapan pelanggan. Beberapa tolok ukur keberhasilan madrasah di dalam melayani

pelanggannya ialah:

Siswa merasa puas dengan layanan madrasah, antara lain karena pelajaran yang diterima

siswa-siswanya sesuai dengan harapan-harapannya, puas dengan perlakuan guru-guru,

pimpinan madrasah, dan semua tenaga kependidikannya, puas dengan fasilitas yang

disediakan pihak madrasah, puas dengan manajemen dan sistem administrasi yang

dilaksanakan di madrasahnya, puas dengan iklim dan budaya madrasah yang

dikembangkannya. Pendeknya semua siswa merasa puas dan menikmati suasana

madrasahnya.

Orang tua siswa merasa puas dengan layanan terhadap putra-putri mereka dan juga terhadap

mereka sendiri. Mereka merasa puas karena bila ada masalah dapat segera diselesaikan

dengan memuaskan, mereka puas karena menerima laporan perkembangan putra-putri

mereka secara periodik, mereka puas karena senantiasa dilibatkan dalam merumuskan

program program penting madrasah, dsb.

Pihak pemakai lulusan (perguruan tinggi, industri, dan masyarakat) merasapuas karena

menerima lulusan madrasah dengan kualitas yang sesuai dengan harapan mereka.

Guru dan karyawan madrasah merasa puas dengan layanan madrasah, baik yang

menyangkut kesejahteraan, hubungan kerja, pembagian kerja, iklim dan budaya kerja yang

tumbuh dan berkembang di madrasah.

Page 2: Manajemen Terpadu

Dalam mengimplementasikan MMT di madrasah, kepala madrasah memperhatikan

beberapa hal berikut:

1) Sifat layanan berorientasi kepada kepuasan pelanggan. Secara teoretis, untuk mewujudkan

kepuasan pelanggan kepala madrasah berpegang kepada sifat-sifat layanan, antara lain:

a. Menjaga kepercayaan pelanggan (reliability). Hal ini berarti bahwa layanan harus sesuai

dengan yang dijanjikan ketika promosi madrasah, baik yang disampaikan secara lisan dalam

pertemuan-pertemuan, maupun pada brosur-brosur yang disebarkan kepada pelanggan.

Layanan seperti ini harus dilaksanakan secara berkesinambungan, secara terus menerus

bukan pada saat-saat tertentu. Aspek-aspek yang berkaitan dengan kepercayaan pelanggan

ialah: kejujuran, keamanan, ketepatan waktu,dan ketersediaan pihak madrasah dalam

menerima setiap keluhan.

b. Menjaga keterjaminan kualitas layanan (assurance). Hal ini berarti madrasah mengupayakan

jaminan kualitas layanan yang diberikan kepada semua pelanggan. Hal ini dilaksanakan

secara terus menerus (berkesinambungan), bukan hanya sesaat. Beberapa aspek yang

berkaitan dengan keterjaminan layanan antara lain: kompetensi, objektivitas, keterampilan,

disiplin, dan dedikasi guru serta tenaga kependidikan.

Menjaga penampilan madrasah agar selalu menarik (tangible). Hal ini berarti situasi dan

kondisi madrasah harus terjaga dengan baik, menyangkut kebersihan, kerapihan, kenyamanan,

keteraturan, dan keindahan madrasah. Ini pun harus diusahakan secara terus menerus sehingga

kesan yang dirasakan oleh semua pelanggan permanen di dalam pikiran dan hati semua

pelanggan.

Memberikan perhatian yang hangat kepada semua pelanggan (empathy). Hal ini berarti

madrasah secara terus menerus memberikan perhatian yang simpatik kepada semua pelanggan.

Beberapa aspek yang berhubungan dengan perhatian antara lain: ramah, aspiratif, komunikatif,

simpati, empati, dan senyum hangat. Tanggap terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan

pelanggan (responsiveness). Hal ini berarti bahwa madrasah harus cepat tanggap terhadap

kebutuhan pelanggan. Jangan menyepelekan hal-hal yang dikeluhkan pelanggan sekecil apapun.

Beberapa aspek yang berhubungan dengan aspek ini ialah kemampuan mendengar keluhan, saran

dan tanggapan pelanggan, kemauan melayani, komunikatif dan responsif. Di Madrasah, sifat

layanan ini dilakukan oleh pimpinan dan semua staf madrasah dengan selalu meningkatkan mutu

Page 3: Manajemen Terpadu

layanannya setiap saat. Untuk keperluan tersebut semua staf senantiasa meningkatkan

kompetensinya masing-masing secara terprogram.

2) Langkah-langkah yang ditempuh madrasah, komitmen terhadap mutu Untuk

mewujudkan layanan prima terhadap para pelanggan madrasah, kepala madrasah memperhatikan

hal-hal berikut: Madrasah berusaha mengubah paradigma berpikir (mind set). Kepala madrasah,

guru, dan semua tenaga kependidikan, berupaya mengubah paradigma berpikir dari pola pikir

konvensional dimana madrasah dianggap sebagai unit produksi dengan pendekatan in-put, proses

dan out-put, menuju unit langganan jasa yang berorientasi kepada kepuasan semua pelanggan.

Salah satu perubahan prilaku yang terpenting ialah dalam memberlakukan siswa, orang tua,

industri, dan masyarakat sebagai pelanggan yang harus dilayani dengan sebaik-baiknya.

Madrasah yang melayani mereka, bukan sebaliknya mereka harus melayani madrasah. Madrasah

komitmen kepada mutu (quality oriented). Dalam hal ini pihak madrasah harus senantiasa

mengupayakan peningkatan mutu, yaitu kepuasan pelanggan, baik pelanggan internal maupun

pelanggan eksternal. Upaya meningkatkan layanan yang prima tersebut harus berlangsung secara

berkelanjutan, tidak hanya layanan sesaat. Madrasah menekankan kepada aspek proses secara

sistemik (process oriented). Hal ini menunjukkan bahwa mutu dibangun oleh proses, jika proses

pembelajaran berkualitas maka mutu akan mengarah kepada peningkatan mutu. Setiap kejadian

senantiasa diorientasikan kepada prosesnya. Jika seorang siswa melanggar aturan, maka harus

pula dianalisis prosesnya secara sistemik, mengapa dia melanggar aturan, bukan hanya

menyalahkan mereka. Jadi pemecahan masalah pun harus fokus pada perbaikan sistem yang

berjalan. Madrasah berpikir jangka panjang (long term oriented). Hal ini berarti madrasah di

dalam menyusun program/kegiatan tidak hanya memikirkan kepentingan saat ini, melainkan juga

bagaimana kepentingan jangka panjangnya. Madrasah telah memiliki visi yang jelas, bagaimana

keadaan madrasah di masa yang akan datang. Sebagai contoh, jika siswa melanggar aturan,

pemecahannya bukan hanya bagaimana siswa tersebut menjadi disiplin, tetapi bagaimana agar ke

depannya tidak ada lagi siswa yang melanggar aturan. Madrasah senantiasa mempunyai misi

untuk pengembangan sumber daya manusia (capacity building). Hal ini berarti bahwa setiap

Page 4: Manajemen Terpadu

program yang digulirkan oleh madrasah harus disertai dengan upaya peningkatan kualitas

sumber daya manusia yang melaksanakannya. SDM yang terlatih akan mendukung pencapaian

sasaran organisasi dengan lebih mudah dan berkualitas. Hal ini akan mendukung pihak

madrasah, mewujudkan layanan prima kepada semua pelanggannya. Madrasah

mensosialisasikan MMT yang akan dilaksanakan di madrasahnya kepada semua pelanggan

(socialisation). Hal ini karena MMT tidak hanya dipahami oleh kepala madrasah, tetapi harus

juga oleh seluruh guru dan staf. Oleh karena itu diperlukan tahap pengkajian MMT secara

bersama-sama sampai ada persamaan persepsi diantara seluruh guru dan staf. Kemudian kepada

stake holders lainnya, dengan maksud yang sama yaitu punya kesamaan persepsi, dan berujung

pada dukungan yang sebaikbaiknya. Kepala madrasah menyadari pentingnya dukungan arus

bawah (bottom up). Karena itu kepala madrasah harus mampu mengubah perintah dari atas

menjadi inisiatif dari bawah. Untuk mewujudkan kondisi tersebut kepala madrasah harus

mengembangkan kepemimpinan yang delegatif, transfaran, kolaboratif, dan visioner. Kepala

madrasah membentuk tim MMT (team building). Tugas mereka mulai dari menyusun rencana

strategis, menyiapkan saran-saran dan menganalisis setiap masalah, kegiatan dan hasilnya, untuk

dijadikan masukkan kepada kepala madrasah. Selanjutnya kepala madrasah melaksanakannya

secara bertahap dan berkesinambungan. Kesadaran akan kualitas di madrasah sangat bergantung

pada banyak faktor yang saling berhubungan, terutama sikap kepala madrasah terhadap

pemaknaan mutu. Mutu pendidikan adalah proses yang berkepanjangan yang dibangun dengan

penuh kesungguhan, Untuk mewujudkan kepemimpinan transformasional, kepala madrasah

memiliki karakteristik kepribadian yang mencakup: motivasi kerja, integritas, kejujuran,

kepercayaan diri, inisiatif, kreativitas, originalitas, fleksibelitas, kemampuan kognitif, dan

kewibawaan. Kepala madrasah memiliki visi yang jelas seperti apa madrasah yang dipimpinnya

akan dibangun, sehingga akan menumbuhkan komitmen untuk membangun mutu bagi semua

pegawainya, memperhatikan kepuasan pelanggan, menumbuhkan kerja tim yang solid (sense of

teamwork) dalam bekerja, dan menumbuhkan standar mutu yang prima (standard of excellence).

Visi yang dirumuskan, diartikulasikan, dan dikomunikasikan kepada seluruh stakeholders

sehingga mendapat dukungan dari semua pihak.

Madrasah dalam mengimplementasikan konsep TQM, dipersyarat kan beberapa hal, yaitu:

Page 5: Manajemen Terpadu

(a) Madrasah secara terus menerus melakukan perbaikan mutu produk (melalui proses

pembelajaran yang berkualitas) sehingga dapat memuaskan para pelanggan baik eksternal

maupun internal.

(b) Memberikan kepuasan kepada warga madrasah, komite madrasah, penyumbang dana

pendidikan di madrasah tersebut.

(c) Memiliki wawasan jauh kedepan.

(d) Fokus utama ditujukan pada proses, kemudian baru menyusul hasil.

(e) Menciptakan kondisi di mana setiap warga madrasah aktif berpartisipasi dalam

menciptakan keunggulan mutu.

(f) Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan aktif memotivasi warga

madrasah bukan dengan cara otoriter, sehingga diperoleh suasana yang kondusif bagi lahirnya

ide-ide baru.

(g) Rela memberikan ganjaran, pengakuan bagi yang sukses dan mudah memberikan maaf

bagi yang belum berhasil/berbuat salah.

(h) Setiap keputusan harus berdasarkan pada data, baru berdasarkan pengalaman/ pendapat.

(i) Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur jelas, sehingga pengawasan

lebih mudah.

(j) Program pendidikan dan pelatihan hendaknya menjadi urutan utama dalam upaya

peningkatan mutu.

Sesuai dengan visi Madrasah yaitu mewujudkan insan yang unggul dalam imtaq dan

mampu bersaing di era globalisasi dengan berperilaku Islami, bahwa pendekatan yang digunakan

lembaga pendidikan di Madrasah Aliyahdalam rangka mencapai visi tersebut secara optimal,

telah diterapkan konsep Total Quality Management. Karena konsep Total Quality Management

dipandang sebagai suatu upaya pemberdayaan menyeluruh dari elemen madrasah yang bekerja

pada satu visi untuk meraih objective bersama serta cukup sesuai dengan kondisi madrasah

tersebut. Kerangka dari TQM adalah sumber daya yang dapat diandalkan, selanjutnya

diharapkan menghasilkan efektifivas dan efisiensi dari kinerja madrasah, yang menghasilkan

output dan outcome yang berkualitas, sehingga kepuasan masyarakat pengguna jasa pendidikan

ini akan dapat terpenuhi dengan mudah.

Page 6: Manajemen Terpadu

Penerapan konsep TQM di madrasah ini dilatar belakangi akan pentingnya mutu

pendidikan Islam di Madrasah, sangat tergantung pada mutu individu-individu yang ada di

dalamnya. Bila di madrasah ini orang-orangnya bermutu (guru dan tenaga kependidikan

lainnya), maka dapat diharapkan madrasah ini juga bermutu. Tetapi sebaliknya, bila orang-orang

yang terlibat (bekerja) di madrasah ini tidak atau kurang bermutu, tentu saja sulit diharapkan

mutu pendidikan madrasah ini akan bisa diraih. Untuk itulah adanya bermacam-macam

pendidikan dan pelatihan yang tujuannya meningkatkan mutu individu. Pendidikan dan pelatihan

yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan mengembangkan sikap mental

sasaran didiknya, tidak hanya untuk meningkatkan kompetensinya untuk bekerja, tetapi juga

dapat memperbaiki persepsi dan sikap mental terhadap mutu dan mutu kinerja. Jadi karena

pendidikan madrasah ini bermaksud meningkatkan mutu pendidikan yang diselenggarakannya,

maka madrasah ini telah menanamkan pengertian yang mendalam tentang mutu dan mutu kinerja

kepada semua orang yang bekerja di dalamnya sebagai teamwork. Hal ini dilakukan dengan

pemikiran bahwa hanya orang-orang yang memiliki persepsi yang benar tentang mutu yang

dapat mengembangkan dunia pendidikan menjadi bermutu. Manajemen mutu terpadu atau MMT

(Total Quality Management) yang diterapkan di Madrasah Aliyahdidasari oleh filosofi mutu

yang dikemukakan di atas. Manajemen mutu terpadu ini menganut suatu pengertian bahwa

dalam bekerja mutu kinerja perlu dan dapat dikelola oleh semua orang yang bekerja di dalamnya.

Untuk berkinerja yang bermutu orang harus dapat mengidentifikasi siapa pelanggannya dan

kemudian juga mengidentifikasi kebutuhan dan harapan pelangganya.

Untuk madrasah mutu yang diharapkan adalah kulitas pendidikan kepada peserta didik,

dan keluarannya yang dapat bersaing di dunia pendidikan yang lebih tinggi atau dunia kerja yang

ditekuninya sesuai dengan bidang ilmu dan keterampilan yang dimiliki. Tentu saja dalam hal ini

yang menjadi pelanggan dari madrasah yang bermutu itu adalah masyarakat yang membutuhkan

dunia pendidikan baik bagi dirinya maupun bagi anak-anaknya. Untuk dapat menerapkan konsep

dan prinsip-prinsip TQM di Madrasah Aliyah ini dengan baik di bidang pendidikan telah

ditanamkan dan diyakinkan cara pandang baru terhadap pendidikan itu, sesuai dengan pandangan

Ciptono2 antara lain bahwa:

Page 7: Manajemen Terpadu

1. Pendidikan adalah industri jasa atau industri pelayanan. Sebagai industri jasa

pendidikan madrasah harus berusaha memproduksi jasa yang dibutuhkan oleh

masyarakat dan menyajikannya dengan baik bagi yang memerlukannya;

2. Pendidikan mempunyai pelanggan. Jasa yang diproduski madrasah harus sesuai

dengan kebutuhan dan harapan orang-orang dan pihak-pihak yang langsung atau

tak langsung akan dilayani dengan jasa pendidikan. Yang menjadi pelanggan bagi

madrasah adalah siswa madrasah bersangkutan merupakan pelanggar primer,

sedangkan orang tua dan masyarakat merupakan pelanggar sekunder. Pelanggan

primer adalah siswa yang harus mendapat perhatian utama yang hampir setiap hari

membutuhkan pelayanan dalam proses pembelajaran;

3. Pelanggan madrasah mempunyai kebutuhan dan harapan yang unik. Karena itu

madrasah sebagai pelaku industri jasa harus mampu melakukan analisis untuk

mengidentifikasi kebutuhan dan harapan dari berbagai kelompok pelanggannya.

Kebutuhan dan harapan siswa harus dapat diidentifikasi secara baik. Dari sisi

pelanggan sekunder yaitu orang tua atau masyarakat, dia menginginkan hasil dari

proses pembelajaran dimadrasah dibuktikan dengan hasil yang diharapkan oleh

orang tua, antara lain lulus dengan nilai yang baik, mampu bersaing melanjutkan

ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, atau mampu memasuki dunia kerja;

4. Pendidikan direncanakan untuk bisa memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan-

pelanggannya. Berdasarkan identifikasi kebutuhan dan harapan pelanggannya, madrasah harus

selalu meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan dan harapan pelanggannya. Kurikulum

madrasah diupayakan telah mencerminkan kebutuhan dan harapan pelanggan, baik kebutuhan

yang dirasakan maupun kebutuhan yang belum dirasakan oleh pelanggan;

Page 8: Manajemen Terpadu

5. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang dapat memenuhi atau melebihi kebutuhan

dan harapan pelanggan. Rencana pendidikan yang telah disusun berdasarkan identifikasi

kebutuhan dan harapan para pelanggannya, telah diupayakan untuk dilaksanakan sedemikian

rupa, sehingga jasa pendidikan yang disajikan kepada pelanggannya benar-benar memenuhi

kebutuhan dan harapan pelanggan. Bila kondisi ini tercapai maka para pelanggan (masyarakat)

akan merasa puas dengan jasa pendidikan yang disajikan oleh madrasah, dan tidak akan muncul

berbagai keluhan yang ditujukan kepada madrasah. Kalau masih ada keluhan berarti masih ada

kebutuhan dan harapan yang belum terpenuhi.

Penerapan Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pembelajaran di Kelas.

Manajemen mutu terpadu (MMT) adalah suatu sistem perbaikan mutu kinerja yang dilakukan

secara berkelanjutan dan mencakup seluruh organisasi, yang bertujuan mencapai kepuasan penuh

pelanggan, melalui partisipasi aktif dari anggota-anggota tim yang terlatih, dengan menggunakan

alat-alat dan teknik-teknik untuk meraih mutu. Dapat juga dikatakan MMT adalah suatu pola

manajemen yang berisi prosedur-prosedur kerja, agar organisasi setiap orang mau dan dapat

berusaha secara terus menerus memperbaiki mutu kinerjanya. MMT bukanlah seperangkat

peraturan dan ketentuan kerja yang kaku dan harus diikuti secara ketat, melainkan seperangkat

prosedur dan proses kerja untuk memperbaiki mutu kinerja. MMT dapat dijelaskan sebagai cara

lain dalam mengatur kerja orang banyak, yaitu dengan menyelaraskan kerja mereka sedemikian

rupa sehingga orang itu menghadapi tugasnya dengan penuh semangat, dan mampu

berpartisipasi dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan. Prosedur dalam mengimplementasikan

konsep TQM di Madrasah Aliyahpada dasarnya menempuh tiga tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan.

Pada tahapan persiapan ini adalah aktivitas pertama dan utama yang telah dilakukan kepala

madrasah sebelum konsep TQM dikembangkan lebih jauh dilaksanakan di madrasah. Beberapa

langkah yang telah dilakukan adalah: membentuk tim, baik dari guru maupun karyawan, yang

kemudian tim ini diberikan pelatihan tentang konsep TQM bagi tim, baik secara indoor

(dilaksanakan sendiri di lingkungan madrasah) maupun outdoor menyertakan anggota tim untuk

Page 9: Manajemen Terpadu

mengikuti pelatihan baik penataran yang dilakukan oleh kementerian agama maupun oleh

instansi lain untuk jangka waktu tertentu.

Merumuskan model atau sistem yang akan dikembangkan sebagai mana implementasi

konsep TQM, membuat kebijakan berkaitan dengan komitmen anggota organisasi untuk

mendukung TQM, mengkomunikasikan kepada semua anggota organisasi berkaitan dengan

adanya perubahan, melakukan analisis faktor pendukung dan penghambat organisasi, dan

melakukan pengukuran terhadap kepuasan pelanggan.

2. Tahap Pengembangan Sistem.

Berdasarkan tahapan persiapan, maka pengembangan sistem telah dilakukan dengan

langkah-langkah antara lain: melakukan peninjauan dan pengembangan model atau sistem yang

ada melalui penyusunan dokumen sistem kualitas, melakukan pelatihan dan sosialisasi prosedur

dan petunjuk kerja kepada tim-tim yang telah ditentukan secara tuntas, dan melakukan penyiapan

akhir baik sumber daya manusia maupun non manusianya sebagai pendukung secara cermat dan

akurat dalam rangka memasuki tahapan implementasi sistem kualitas.

3. Tahap Implementasi Sistem.

Tahapan implementasi sistem menunjuk pada langkah-langkah yang telah ditempuh adalah

melaksanakan uji joba sistem jaminan kualitas dalam lingkup tertentu berdasarkan siklus PDCA

(Plan, Do, Check, Act). Anggota tim menginformasikan kepada pimpinan maupun steering

commits berkaitan dengan uji coba sistem jaminan kualitas yang telah dilaksanakan secara rinci,

tim mengumpulkan data dan informasi dari pelanggan, melakukan tindakan koreksi dan

pencegahan sesuai dengan harapan pelanggan, dan mendiskusikan/ melaksanakan rapat

pemimpin dan pelaksana sistem jaminan kualitas berkaitan dengan seluruh balikan yang ada

untuk menghasilkan atau membuat modivikasi proses yang diharapkan secara terus menerus dan

berkesinambungan.

Page 10: Manajemen Terpadu

3 Penerapan konsep

TQM bukan sekedar program manajemen yang ditujukan untuk pelengkap atau pemanis

kegiatan di madrasah saja, melainkan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas

produktivitas kerja tim. Implementasi konsep TQM telah diarahkan agar berorientasi pada

tujuan, sehingga diharapkan kinerja organisasi lebih efektif. Penerapan konsep TQM di

Madrasah Aliyahdilakukan dengan memenuhi fungsi-fungsi manajemen pendidikan yang

mengarahkan kepada pemenuhan tujuan, prinsip dan elemen-elemen konsep TQM itu sendiri.

Fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan yang didukung oleh elemen TQM dijabarkan dalam bentuk pelaksanaan kegiatan di

madrasah tersebut. Perencanaan diawali dengan penyusunan dan penetapan Kalender

Pendidikan, yang meliputi:

a. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni

tahun berikutnya.

b. Hari libur madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional,

dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah

tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari

libur khusus.

c. Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk

satuan-satuan pendidikan.

d. Kalender pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen

Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah dan kebijakan madrasah.

Permulaan Tahun Pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal

tahun pelajaran pada madrasah dengan mempersiapkan program kepala madrasah yang

mencakup:

1) Rencana Kerja

2) Kalender Pendidikan/Akademik

3) Perencanaan Proses Pembelajaran

4) Pelaksanaan Proses Pembelajaran

5) Penilaian Hasil Pembelajaran

6) Pengawasan Proses Pembelajaran

7) Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan pendidikan, meliputi :

Page 11: Manajemen Terpadu

a) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

b) Struktur Organisasi madrasah

c) Pembagian Tugas diantara Pendidik dan Tenaga Kependidikan

d) Peraturan Akademik

e) Tata Tertib Satuan Pendidikan (Tata Tertib Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta

Didik )

f) Tata Tertib, Pengaturan Penggunaan dan Pemeliharaan Sarana Prasarana.

g) Kode Etik Hubungan Antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan

hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat.

h) Bentuk-bentuk kegiatan masa orientasi peserta didik, dalang rangka sosialisas cara

Belajar, kumpulan data kepentingan Tata Usaha Madrasah dan Komite Madrasah seperti angket

orangtua, dan pengisian catatan kumulatif yang lazim disebut Buku Laporan Pribadi atau Buku

Induk peserta didik dan kegiatan Keagamaan,

i) Penyusunan Pengurus Kelas, yang meliputi:

(1) Pengenalan Warga Kelas; (2) Menciptakan keigatan yang dinamis di kelas dengan

dipandu wali kelas;(3) Kelompok belajar;(4) Pembenahan (5) Kegiatan Keagamaan.

Kegiatan bagi peserta didik bagi kelas VII untuk MTs diisi dengan: Pengenalan Madrasah

(Program, Struktur, Tata Tertib, Kode Etik Madrasah dan lain-lain), Penanaman konsep

pengenalan diri peserta didik serta kegiatan keagamaan sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional, Cara Belajar dan Sistem Pembelajaran, Kegiatan Kesiswaan, PBB dan Pembentukan

Pengurus Kelas, Pembagian Kelompok belajar, Mencatat jadual, dan tata cara diskusi kelompok

yang dipandu oleh panitia dan wali kelas melakukan bimbingan. Semua kegiatan orientasi

peserta didik dilaksanakan dengan memuat nilai-nilai pendidikan dengan kegiatan pembiasaan

dan pengembangan diri yang dilandasi nilai-nilai religius. Sebagaimana pandangan Tilaar tujuan

utama lembaga pendidikan adalah pengembangan seluruh aspek pribadi peserta didik termasuk

aspek religius dan akhlak mulia dengan pengenalan serta perwujudan nilai-nilai etis dalam

kehidupan seseorang.

Page 12: Manajemen Terpadu

4 Kegiatan-kegiatan di atas didasarkan pada Standar proses, yakni standar nasional

pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk

mencapai standar kompetensi kelulusan. Dalam proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan dengan interaksi, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesrta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik

dengan bentuk keteladanan. Hal-hal berkaitan dengan standar proses (Permendiknas no 41Tahun

2007). Perencanaan proses pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode

pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar, termasuk beban kerja guru. Pelaksanaan

pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pembelajaran guru melakukan:

1) Eksplorasi. Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

a) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema

materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar

dari aneka sumber;

b) menggunakanberagam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber

belajar lain;

c) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik, serta antara peserta didik dengan

guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya;

d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran,

e) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio dan lapangan.

2) Elaborasi. Dalam kegiatan elaborasi guru :

a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas

tertentu yang bermakna;

b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk

memuncukkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan

bertindak tanpa rasa takut;

d) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

e) Memfasilitasi peseta didi berkompetisi secara sehat utnuk meningkat kan

Page 13: Manajemen Terpadu

prestasi belajar;

f) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lesan

maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

g) Memfasilatasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

h) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang

dihasilkan;

i) memfasilitasi pesera didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa

percaya diri peserta didik.

3) Konfirmasi. Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,

maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;

b) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui

berbagai sumber,

c) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar

yang telah dilakukan.

d) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam

mencapai kompetensi dasar :

e) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik

yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;

f) Membantu menyelesaikan masalah;

g) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;

h) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

i) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

Page 14: Manajemen Terpadu

Selanjutnya melakukan penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar pada jenjang

pendidikan dasar dan menegah menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan

kompetensi dasar yang harus dikuasai.

a. Jenis-jenis ulangan meliputi:

1) Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar ( KD ) atau

lebih;

2) Ulangan Tengah Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan

pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD

pada periode tersebut;

3) Ulangan Akhir Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan ulangan meliputi indikator yang

merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

4) Ulangan Kenaikan Kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik diakhir semester

genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan

pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang

merepresentasikan KD pada semester tersebut. Pengawasan proses pembelajaran meliputi

pemantauan, (pimpinansatuan pendidikan, komite madrasah dan pihak yang berkepentingan),

supervisi, (kepala satuan pendidikan dan penilik atau pengawas), evaluasi, (satuan pendidikan

dan pemerintah), pelaporan (pendidik, kepala satuan pendidikan dan penilik atau pengawas ) dan

pengambilan langkah tindak lanjut yang di perlukan.

Dengan diberlakukannya Standar Isi membawa implikasi terhadap model dan teknik

penilaian yang dilaksanakan di kelas. Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian

internal. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak

melaksanakan proses pembelajaran. Penilaian eksternal dilakukan oleh suatu lembaga, baik

dalam maupun luar negeri dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu.

Page 15: Manajemen Terpadu

Sedangkan penilaian internal adalah penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru

pada saat proses pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan mutu. Dengan demikian,

penilaian kelas merupakan penilaian internal.

Penilaian kelas merupakan penilaian internal (internal assessment) terhadap hasil belajar

peserta didik yang dilakukan oleh guru di kelas atas nama Madrasah untuk menilai kompetensi

peserta didik pada tingkat tertentu pada saat dan akhir pembelajaran. Standar Isi menuntut cara

penilaian dengan Penilaian Kelas sehingga dapat diketahui perkembangan dan ketercapaian

berbagai kompetensi peserta didik.

Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan

keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses

pembelajaran tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai

dasar pengambilan keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan dengan sudah atau belum

berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian kelas merupakan

salah satu pilar dalam pelaksanaan Standar Isi.

Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat dijaring dan

dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau hasil

belajar yang akan dinilai. Oleh sebab itu, penilaian kelas lebih merupakan proses pengumpulan

dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan, dalam hal ini nilai terhadap

hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari proses ini, diperoleh potret/profil

kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar

yang tercantum dalam kurikulum. Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan

melalui langkah-langkah perencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang

menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pelaporan, dan penggunaan informasi

tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti tes

tertulis (paper and pencil test), lisan, penilaian hasil kerja peserta didik melalui kumpulan hasil

kerja/karya peserta didik (portofolio), penilaian produk, penilaian proyek dan penilaian unjuk

kerja (performance), penilaian sikap dan penilaian diri peserta didik.

Page 16: Manajemen Terpadu

Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang

menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan

mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan

dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut

sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu

untuk mencapai apa yang diharapkan.

Adapun mekanisme dan Prosedur Penilaian dilakukan sebagai berikut:

1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh

pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.

2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus

yang penjabarannya merupakan bagian dari rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP)

3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan

oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidik.

4. Penilaian hasi belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran

ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau aspek

psikomotorik utnuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata

pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian

madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prstasi belajar dan merupakan salah satu

persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.

5. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran kelompok

mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik.

6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompol mata pelajaran agama dan akhlak

dan kelompok mata pelajaran kewarganetaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan

pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik engan

mempertimbangkan hasil ujian madrasah.

Page 17: Manajemen Terpadu

7. Kegiatan ujian madrasah dilakukan dengan langkah-langkah : (a) menyusun

kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan istrumen, (c) melaksanakan ujian, (d)

mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian madrasah, dan

(e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.

8. Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran

agama dan akhlak, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

YME dilakukan oleh guru agama dengan memanfaaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran

lain dan sumber lain yang relevan.

9. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggung jawab

sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur

yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian

kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadiaaan oleh guru pendidikan

kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain yang

relevan.

10. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran

yang relevan.

11. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan

yang ditandatangai oleh pembina kegiatan dan kepala madrasah.

12. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan

harian berikutnya.Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran

remidi.

13. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu

nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.

14. Kegiatan penilaian oelh pemerintah dilakukan melalui Ujian Negara dengan langkah-

langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN.

15. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidik ( BSNP ) bekerjasama

dengan instansi terkait.

16. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat

kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk

ke jenjang pendidikan berikutnya.

Page 18: Manajemen Terpadu

17. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepetingan untuk

pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian bantuan

kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Penilain lain dilkakukan terhadap penilaian unjuk kerja, penilaian

produk, penilaian proyek, penilaian sikap dan penilaian diri. Penilaian unjuk

kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai

tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara

kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian

terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak

baik, 2 = cukup baik, 3 = baik dan 4 = sangat baik. Untuk memperkecil faktor

subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil

penilaian lebih akurat. Berikut contoh skala penilaian.

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan

kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta

didik membuat produk-produk teknologi seni dan hasil karya, seperti:

makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang

terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam, teks pidato/khutbah, puisi,

gambar, peta, klipping, sinopsis, dll.

Page 19: Manajemen Terpadu

Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:

a) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,

menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

b) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam

menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

c) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta

didik sesuai kriteria yang ditetapkan.

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas

yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa

suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,

pengolahan dan penyajian data.

Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,

kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan

menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu

dipertimbangkan yaitu: Kemampuan pengelolaan, kemampuan peserta didik

dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan

data serta penulisan laporan, relevansi, kesesuaian dengan mata pelajaran,

dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan

dalam pembelajaran, dan keaslian. Proyek yang dilakukan peserta didik harus

merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa

petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik.

Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung,

dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan

sebagai berikut: Observasi perilaku, Pertanyaan langsung (wawancara), dan

laporan pribadi.

Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik

diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan

tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya.

Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi

Page 20: Manajemen Terpadu

kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian konpetensi kognitif di kelas,

misalnya: peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan

keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran

tertentu. Penilaian dirinya didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah

disiapkan.

Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta

untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu

objek tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian

berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.

Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik

dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah

dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.

Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap

perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri

di kelas antara lain:

a) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi

kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;

b) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika

mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap

kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;

c) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat

jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan

penilaian.

Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif.

Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan

melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.

b) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.

c) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar

tanda cek, atau skala penilaian.

d) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.

Page 21: Manajemen Terpadu

e) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta

didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.

f) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian

terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.

Perlu dicatat bahwa tidak ada satu pun alat penilaian yang dapat

mengumpulkan informasi hasil dan kemajuan belajar peserta didik secara

lengkap. Penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaran/informasi

tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang. Lagi

pula, interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi karena anak terus

berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.

Demikian pedoman penyelenggaraan pendidikan pada satuan

pendidikan dilingkungan Departemen Agama provinsi Jawa Tengah,

khususnya di Madrasah Aliyah Brebes.

Semua penerapan fungsi-fungsi manajemen untuk memenuhi elemen

TQM yang menyangkut kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, struktur

pendukung, komunikasi, ganjaran dan pengakuan, serta pengukuran. Dalam

rangka mencapai tujuan, yakni melakukan perbaikan terus-menerus, artinya

mutu selalu diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahan yang menyangkut

kebutuhan dan keinginan para pelanggan. Dengan demikian kegiatan

pendidikan dapat fokus pada pelanggan, perbaikan proses, dan keterlibatan

total.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala madrasah seputar

upayanya dalam memajukan Madrasah yang terindikasikan melalui peranan

sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan

motivator diperoleh jawaban rata-rata positif, seperti pertanyaan tentang

perannya sebagai edukator, Kepala Madrasah ternyata telah, sedang, dan terus

melakukan upaya bimbinga pengarahan kepada guru, karyawan, siswa dalam

melaksanakan tugas atau kewajibannya, serta selalu berusaha mengembangkan

Page 22: Manajemen Terpadu

profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal.

1. Konsep Manajemen Mutu Terpadu (MMT) sebagai istilah dari Total Quality

Management (TQM) dalam pendidikan, yang mengandung elemen-elemen

berorientasi mutu (quality), kepuasan pelanggan (Customer satisfaction) dan

perbaikan terus menerus (continous improvement), sesungguhnya relevan

dan sesuai diterapkan pada penyelenggaraan pendidikan pada Madrasah Aliyah,

khususnya di Brebes. Karen adanya kesamaan filosofi, konsep, prinsip,

karakteristik, tujuan serta elemen pendukung dalam penerapannyanya.

Implementasi konsep TQM di madrasah dalam upaya pendekatan filosofi

dan konsep, yakni fokus pada pelanggan, keterlibatan total, dan perbaikan

proses secera berkelanjutan. Prakteknya dilaksanakan oleh kepala madrasah

dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen madrasah bersama-sama

seluruh elemen yang terlibat dalam lembaga tersebut (guru, pegawai, siswa

dan masyarakat).

Page 23: Manajemen Terpadu

B. Efektifitas Penerapan Konsep TQM Pada Madrasah Aliyah Brebes

Dalam membangun pendidikan, selain memakai pendekatan makro juga perlu

memperhatikan pendekatan mikro yaitu dengan memberi fokus secara lebih luas pada institusi

madrasah yang berkenaan dengan kondisi keseluruhan madrasah seperti iklim madrasah dan

individu-individu yang terlibat di madrasah baik guru, siswa, dan kepala madrasah serta

peranannya masing-masing dan hubungan yang terjadi satu sama lain. Input madrasah memang

penting tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana mendayagunakan input tersebut yang

terkait dengan individu-individu di madrasah. Pemahaman terhadap institusi madrasah secara

menyeluruh sangat penting karena basis utama pendidikan adalah madrasah.

Pentingnya pemahaman terhadap keefektifan madrasah tidak saja dalam kaitan

dengan meningkatkan mutu pendidikan tetapi juga sejalan dengan kebijakan

nasional yaitu desentralisasi pendidikan dalam rangka pelaksanaan otonomi

daerah. Berkenaan dengan desentralisasi pendidikan tersebut, di bidang

pendidikan dasar.

Dengan adanya otonomi madrasah/madrasah, diharapkan madrasah/

madrasah dapat lebih leluasa mengelola sumber daya pendidikan dengan

mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan serta madrasah dapat

lebih tanggap terhadap kebutuhan masyarakat setempat dan mampu melibatkan

masyarakat dalam membantu dan mengontrol pengelolaan pendidikan pada

Page 24: Manajemen Terpadu

tingkat madrasah.

Madrasah merupakan suatu institusi yang didalamnya terdapat

komponen guru, siswa, dan staf administrasi yang masing-masing mempunyai

tugas tertentu dalam melancarkan program. Sebagai institusi pendidikan

formal, madrasah dituntut menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan

akademis tertentu, keterampilan, sikap dan mental, serta kepribadian lainnya

sehingga mereka dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

atau bekerja pada lapangan pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan

keterampilannya.

Keberhasilan madrasah merupakan ukuran bersifat mikro yang didasarkan pada tujuan dan

sasaran pendidikan pada tingkat madrasah sejalan

dengan tujuan pendidikan nasional serta sejauhmana tujuan itu dapat dicapai

pada periode tertentu sesuai dengan lamanya pendidikan yang berlangsung di

madrasah. Berdasarkan sudut pandang keberhasilan madrasah tersebut,

kemudian dikenal madrasah efektif dan madrasah tidak efektif yang mengacu

pada sejauh mana madrasah dapat mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yag

telah ditetapkan. Dengan kata lain, madrasah/madrasah dikatakan efektif jika

madrasah/ madrasah tersebut dapat mencapai apa yang telah direncanakan.

Pengertian umum madrasah/madrasah efektif juga berkaitan dengan

perumusan apa yang harus dikerjakan dengan apa yang telah dicapai. Suatu

madrasah/madrasah akan disebut efektif jika terdapat hubungan yang kuat

antara apa yang telah dirumuskan untuk dikerjakan dengan hasil-hasil yang

dicapai oleh madrasah, sebaliknya madrasah dikatakan tidak efektif bila

hubungan tersebut rendah.

Page 25: Manajemen Terpadu

Sesuai dengan pendapat Edmons yang menyebutkan bahwa setidaknya

ditandai lima karakteristik madrasah dikatakan efektif, yaitu: (1)kepemimpinan

dan perhatian kepala madrasah terhadap kualitas pengajaran, (2) pemahaman

yang mendalam terhadap pengajaran, (3) iklim yang nyaman dan tertib bagi

berlangsungnyapengajaran dan pembelajaran, (4) harapan bahwa semua siswa

minimal akan menguasai ilmu pengetahuan tertentu, dan (5) penilaian siswa

yang didasarkan pada hasil pengukuran hasil belajar siswa.

Dalam pengelolaan yang baru, bervariasinya kebutuhan siswa akan

belajar, beragamnya kebutuhan guru dan staf lain dalam pengembangan

profesionalnya, berbedanya lingkungan madrasah satu dengan lainnya dan

ditambah dengan harapan orang tua/masyarakat akan pendidikan yang bermutu

bagi anak, dan tuntutan dunia usaha untuk memperoleh tenaga bermutu

menjadi pertimbangan utama dalam proses pengambilan keputusan. Ini

memberi keyakinan bahwa di dalam proses pengambilan keputusan untuk

peningkatan mutu pendidikan mungkin dapat dipergunakan berbagai teori,

perspektif dan kerangka acuan (framework) dengan melibatkan berbagai

kelompok masyarakat terutama yang memiliki kepedulian kepada pendidikan.

Madrasah berada pada pada bagian terdepan dari pada proses

pendidikan, sedangkan masyarakat dituntut partisipasinya agar lebih

memahami pendidikan, sedangkan pemerintah pusat berperan sebagai

Page 26: Manajemen Terpadu

pendukung dalam hal menentukan kerangka dasar kebijakan pendidikan.

Melalui delapan bagian TQM yaitu ethics, integrity, dan trust,

kepemimpinan, kerja tim, pelatihan, penghargaan dan komunasi diharapkan

akan diperoleh jaminan keberhasilan kegiatannya. Peran kepala madrasah

sangat besar karena harus dapat mengembangkan, melatihkan dan menerapkan

kedelapan bagian tersebut ke dalam pelaksanaan program pendidikan di

madrasah. Penerapan TQM tanpa landasan etika, integritas, dan kepercayaan

tidakakan berhasil.

Pelatihan baik untuk pemberdayaan TQM maupun keterampilan teknik

tertentu merupakan kunci keterlaksanaan suatu program karena akan membentuk

lingkungan kerja yang sesuai dengan tujuan program.

Kepemimpinan dan kerja tim saling melengkapi dalam pelaksanaan suatu

kegiatan. Kehilangan faktor komunikasi antar bagian dan pelaksana

dapatmenjadi beban atau kendala dari pelaksanaan kegiatan. Pemberian

penghargaan yang sesuaibaik untuk pelaksana program harus segera

direalisasikan begitu mereka selesai melaksanakandan mencapai prestasi

kerjanya. Melalui penerapan TQM akan diperoleh kualitas kerja yang baik,

membuat suasana kerja yang nyaman, berbagi pengetahuan yang saling

menguntungkan, dan memperoleh penghargaan sesuai kinerjanya.

Page 27: Manajemen Terpadu

Dalam rangka menakar efektifitas penerapan konsep TQM di MTsN

Model ini dapat diuraikan sesuai dengan teori tentang karakteristik madrasah

efektif melalui wawancara maupun pengamatan. Efektifitas kepemimpinan

kepala madrasah menerapkan konsep TQM dalam penyelenggaraan madrasah

ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan dan perhatian kepala madrasah terhadap kualitas

pengajaran

Kepala madrasah sebagai figur kunci dalam mendorong

perkembangan dan kemajuan Madrasah. Kepala madrasah sebagai

pendidik selain mengatur Madrasah secara umum juga memberikan

pembelajaran baik pada guru dan staf ataupun siswa/i, oleh karena itu

maka kepala madrasah juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan

penyuluhan. Membimbing guru dalam meyusun, melaksanakan program pembelajaran

sampai tehnik evaluasi bagian dari pekerjaan yang

dilaksanakan oleh kepala madrasah.

Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam

kegiatan ekstra kuriluler OSIS kepala madrasah juga mengirimkan siswa/i

untuk mengikuti perlombaan, hal ini dimaksudkan untuk membekali siswa/i

nya pengetahuan baru dan pengalaman juga untuk mengembangkan

kemampuan komunikasi intra dan antarpersonal. Kepala madrasah juga

menginformasikan apa yang telah diraih oleh madrasah berupa prestasiprestasi

baik guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada

Page 28: Manajemen Terpadu

stakeholder di luar madrasah.Dengan demikian peningkatan profesionalisme

guru tidak luput dari perhatian kepala madrasah seperti mengikutsertakan

guru-guru dalam berbagai penataran dan pelatihan.

Kepala madrasah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan

dengan mengajar 6 jam seminggu, sebelum mengajar kepala madrsah

membuat program tahunan, program semester, syllabus, rencana

pembelajaran, analisis, sistem evaluasi. Hal ini dilakukan untuk memberi

tauladan kepada rekan kerja atau guru-guru yang lain. Sebagai manajer ia

mampu menyusun program, schedulle, dan mengoptimalkan seluruh sumber

daya yang ada.

Membahas peranan kepala madrasah sebagai manajer merupakan hal

yang menarik, karena kepala madrasah bukan hanya sebagai pemimpin saja

seperti yang telah dikemukakan di atas. Sebagai seorang manajer kepala

madrasah juga memerankan fungsi manejerial dengan melakukan proses perencanaan,

pengorganisasian, menggerakan, dan mengkoordinasikan

(planning, organizing, actuating, and controlling ). Menyusun program

jangka pendek, menengah, dan jangka panjang sebagi upaya yang dilakukan

oleh kepala madrasah untuk memudahkan langkah kerja yang dibuat

dengan skala prioritas.

Kepala madrasah melakukan: 1) perencanaan dengan matang dengan

menentukan tujuan dan strategi untuk mencapai tujua, 2) mengorganisasi

kan, kepala madrasah mendisain dan membuat struktur organisasi, termasuk

memilih orang-orang yang kompeten dalam menjalankan pekerjaan dan

mencari sumberdaya pendukung yang paling sesuai, seperti wakil kepala,

kepala TU, bendahara, pustakawan,, pembina pramuka, laboran, kepanitiaan

baik yang permanen ataupun yang temporer, 3) menggerakan, yaitu kepala

madrasahj berusaha mempengaruhi orang lain agar bersedia menjalankan

tugasnya secara sukarela dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan,

4) mengontrol, yaitu kepala madrasah membandingkan apakah yang

Page 29: Manajemen Terpadu

dilaksanakan sudah sesuai dengan yang direncanakan.

Strategi yang dirancang oleh kepala madrasah untuk meningkatkan

kualitas pendidikan adalah dengan mengoptimalkan sumber daya yang

dimiliki madrasah. Ada beberapa hal yang dikerjakan oleh kepala madrasah

seperti : 1) meningkatkan ukuran prestasi akademik melalui ujian nasional

atau ujian daerah yang menyangkut kompetensi dan pengetahuan,

memperbaiki tes bakat, sertifikasi kompetensi dan profil portofolio, 2)

membentuk kelompoktutor sebaya untuk meningkatkan gairah pembelajaran melalui

belajar secara kooperatif (cooperative learning ), 3) menciptakan

kesempatan belajar baru di madrasah dengan memberikan ekstra

pembelajaran, 4) meningkatkan dan memberikan penghargaan atas prestasi

akademik baik yang diraih guru ataupun siswa

Peranan administrator ditunjukan dalam bentuk pengelolaan

administrasi kegiatan pembelajaran, kesiswaan, ketenagaan, keuangan dan

kemampuan mambuat data inventaris serta surat menyurat Sebagai

administrator, kepala madrasah dalam mengimplementasikan MBS,

memiliki 2 tugas utama yaitu, pertama, sebagai pengendali struktur

organisasi, yaitu mengendalikan bagaimana cara pelaporan, dengan siapa

tugas tersebut harus dikerjakan dan dengan siapa harus berinteraksi dalam

mengerjakn tugas tersebut. Kedua, melaksanakan administrasi substantif

yang mencakup administrasi kurikulum, kesiswaan, personalia, keuangan,

sarana, hubungan dengan masyarakat, dan administrasi umum.

Untuk memperlancar tugas-tugas kepala madrasah dalam penelolaan

administrasi tersebut, kepala madrasah menunjuk staff TU yang bertugas

khusus melakukan tugasa-tugas administrasi dan keuangan.

Selain tugas-tugas di atas, kepala madrasah juga memanfaatkan

kewenangan yang luas yang diberikan pemerintah kepada madrasah dalam

pengelolaan administrasi pendidikan untuk mencapai tjujuan sesuai dengan

prinsip-prinsip TQM. Hal ini disadari oleh kepala madrasah bahwa

pergeseran struktur kewenangan sistem administrasi pendidikan ini merupakan momentum

yang tepat untuk melakukan reformasi sistem

Page 30: Manajemen Terpadu

pengelolaan pendidikan di madrasah.

Ekses positif dari kewenangan pengelolaan yang independent ini,

dalam membuat RAPBS, kepala madrasah dapat mengoptimalkan kekuatan

madrasah dengan lebih leluasa menginventarisir kebutuhan berupa programprogram

untuk peningkatan kualitas pendidikan di madrasah yang kemudian

ditawarkan penganggarannya kepada semua komponen madrasah secara

transparan dalam rapat dengan komite madrasah.

Sebagai supervisor ia mampu melaksanakan program supervisi

untuk meningkatkan kinerja guru/karyawan dan menjadi feed-back bagi

kepentingan madrasah. Sebagai supervisor maka kepala madrasah

berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para

guru dan tenaga kependidikan serta administrator lainnnya. Tentunya

sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain, kepala madrasah terlebih

dahulu membina diri sendiri. Supervisi ini dapat dilakukan ke dalam kelas

(class visit) atau di kantor tempat staff bekerja. Hasil supervisi itu kemudian

dikomunikasikan dengan pihak terkait untuk menjadi timbal balik bagi

kepentingan madrasah.

Kepala madrasah sebagai leader mampu menampilkan pribadinya

memiliki visi/misi serta mampu berkomunikasi dan mengambil keputusan.

Salah satu fungsi Kepala madrasah adalah sebagai pemimpin. Sifat-sifat

Kepala madrasah sebagaimana diurai di atas, telah menunjukan

sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis, misalkan : dalam mengambil keputusan,

selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan

semua komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah.

Kepala madrasah sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi

berbagai aktivitas yang berhubungan dengan tugas-tugas guru, wali kelas,

TU, dan semua aktivitas madrasah.

Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang

diatur (bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai

penadapat, pengalaman, kematangan jiwa, kemauan dan kemampuan

menghadapi situasi yang berbeda. Kepala madrasah juga dalam menghadapi

Page 31: Manajemen Terpadu

keadaan tersebut sering melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil

keputusan yang tepat.

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala madrasah

memiliki kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis. Dalam hal

ini kepala madrasah dengan kematangan pekerjaannya memiliki

pengetahuan dan pengalaman untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan

dengan kematangan psikologis dapat memotivasi orang lain untuk

melakukan pekerjaan

Kepala madrasah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat

demokratis dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan

ciri-ciri antara lain :1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan

musyawarah terlebih dahulu dengan komponen Madrasah, 2) kegiatan

Madrasah berjalan secara vertikal dan horizontal. Kepala madrasah dalam menggerakan

komponen-komponen

madrasah selain dengan memberikan petunjuk dah pengarahan juga

memberikan contoh kepada bawahan yang merupakan rekan kerja. Beliau

sadar bahwa sulit untuk mencapai visi dan misi madrasah tanpa bekerja

sama dan sama-sama kerja dengan diarahkan dan diberi tauladan.

Berikutnya, kepala madrasah sebagai seorang motivator sering

memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis. Kepala madrasah

tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat bawahannya

mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran secara

terhormat untuk perbaikan. Motivasi merupakan kegiatan yang

mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara manusia. Kepala madrasah

meyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi seorang

pemimpin.maka kemudian kepala madrasah berusaha bagaimana dapat

menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan.

Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk kemampuan membangun

inovasi, mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru yang berguna bagi

kepentingan madrasah. Berkaitan perannya sebagai inovator, Kepala

madrasah mampu mengatur lingkungan Madrasah dan menciptakan

Page 32: Manajemen Terpadu

hubungan kerja yang harmonis dan kondusif.

Sejak tahun ajaran 2008/2009, Madrasah Aliyahbersamaan

dengan diperolehnya penghargaan ISO-2000, juga menawarkan kelas

unggulan (fullday learning) bagi siswa baru yang akan diterimanya. Kelas

unggulan tersebut hanya diisi 60 siswa untuk dua kelas, sehingga masing150

masing kelas hanya diisi 30 orang. Mereka yang diterima di kelas unggulan

akan menggunakan dua bahasa, yakni Bahasa Inggirs dan Bahasa Arab

dalam setiap KBM-nya.

Kepala Madrasah Aliyahmengatakan bahwa untuk menjaring

siswa-siswi yang diterima dalam kelas unggulan itu, pihaknya telah

mengadakan test seleksi secara ketat. Kelas unggulan ini dibentuk untuk

menampung siswa-siswi yang punya potensi secara akademik maupun nonakademik.

Semua berharap out put dari kelas unggulan ini maksimal dan

diakui masyarakat, bahwa Madrasah Aliyah juga sejajar dengan SMP-SMP

favorit di Brebes.

Selain keunggulan akademik, siswa-siswi Madrasah Aliyah juga

memiliki keunggulan lain, yakni di bidang keagamaan yang sudah melekat

pada semua madrasah. Untuk kelas unggulan nanti, siswa-siswinya juga

ditekankan untuk bisa menghafal Juz Amma, hafal Surat Yasin dan

mendapat bimbingan khusus untuk mata pelajaran yang masuk Ujian

Nasional (UN). Untuk menunjang itu semua, SDM guru yang dimiliki juga

tidak kalah. Beberapa diantaranya adalah lulusan S2 Australia dan Arab

Saudi serta Mesir.

Page 33: Manajemen Terpadu

Selain kelas unggulan, juga ada kelas reguler diharapkan tidak

berbeda jauh dengan kelas unggulan. Perbedaannya hanya pada penggunaan

dua bahasa serta waktu belajarnya. Untuk kelas unggulan jam pelajaran

mulai pukul 06.50 hingga pukul 15.00 WIB dari hari Senin hingga Jumat

dan Sabtunya khusus untuk kegiatan ekskul. Sedangkan kelas reguler pembelajarannya

dimulai pukul 06.50 hingga pukul 13.00 WIB dari hari

Senin sampai Sabtu.

Adanya kelas unggulan dan kelas reguler ini bukan berarti

membedakan, hanya dipilah saja agar hasilnya lebih maksimal.

2. Pemahaman yang mendalam terhadap pengajaran

Sebagaimana dijelaskan tentang kepemimpinan kepala madrasah di

atas, maka pemahaman kepala madrasah dan guru terhadap pengajaran telah

dikuasai dan diaplikasikan dalam penyelenggaraan pendidikan di MTsN

Model ini. Pemahaman dan implementasinya terhadap pengajaran ini

didasarkan pada pedoman yang telah digariskan oleh instansi yang

berwenang, yakni kebijakatan Menteri Agama maupun Menteri Pendidikan

Nasional. Kebijakan menyangkut pengajaran ini diterapkan oleh kepala

madrasah sebagai berikut:

Bagian dari delapan standar yang ditetapkan oleh pemerintah yang

memuat ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan

dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,

kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi

oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Standar isi ini memuat:

a. Kerangka dasar kurikulum

Kerangka dasar kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah terdiri atas kelompok mata pelajaran :

1) Agama dan Akhlaq Mulia

2) Kewarganegaraan dan Kepribadian

3) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

4) Estetika

Page 34: Manajemen Terpadu

5) Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan

b. Struktur Kurikulum

Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran

yang harus ditempuh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Kedalaman muatan kurikulum tiap mata pelajaran dituangkan dalam

bentuk kompetensi (standar kompetensi dan Kompetensi Dasar ) yang

dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Struktur

Kurikulum meliputi:

1) Komponen Mata Pelajaran :

Struktur Kurikulum Komponen Mata Pelajaran berdasarkan

Permen Diknas nomer 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang

merupakan standar minimal dan Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam

nomor Dj.II.I/PP.00/ED.681/2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi

bahwa jumlah alokasi waktu bisa dikembangkan berdasarkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Satuan

Pendidikan masing-masing.

2) Muatan Lokal

Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan

potensi daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan

atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata

pelajaran sendiri.

Muatan lokal merupakan mata pelajaran sehingga satuan

pendidikan harus mengembangkan standar kompetensi dan

kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang

diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata

pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti dalam satu tahun

satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran

muatan lokal.

3) Pengembangan diri

Page 35: Manajemen Terpadu

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang

harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap

peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah.

Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing

oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan

dalam bentuk kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan pengembangan diri

dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan

dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan

pengembangan diri karir peserta didik. Dalam pelaksanaan pengembangan diri disusun

standar

kompetensi dan kompetensi dasar sebagai pedoman dalam

penyusunan silabus dan RPP.

c. Beban Belajar

Beban Belajar berisi uraian tentang sistem penyelenggaran

program pembelajaran yang ditetapkan madrasah (sistem paket atau

kredit semester) setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan

dalam bentuk satuan jam pembelajaran meliputi Kegiatan Tatap Muka,

Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri tidak terstruktur.

Kegiatan Tatap Muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa

proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik, beban belajar

kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing-masing satuan

pendidikan di MTs berlangsung selama 40 menit. Beban Belajar kegiatan

tatap muka per minggu pada setiap satuan pendidikan minimal sebagai

berikut:

1) Penugasan Terstruktur, yakni kegiatan pembelajaran yang berupa

pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang

oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Bentuk penugasan

terstruktur berupa PR, latihan soal, dll.

2) Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran

Page 36: Manajemen Terpadu

yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang

dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Bentuk

kegiatan mandiri tidak terstruktur bisa berupa : tadarus di rumah, melaksanakan sholat

jamaah di masjid, mengamati prinsip kerja

pengetahuan alam dan atau pengetahuan sosial dalam kehidupan

sehari-hari.

3) Alokasi Waktu untuk Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri

Tidak Terstruktur dalam sistem paket untuk MTs 0% s.d. 50% dari

waktu kegiatan tatap muka dari pelajaran yang bersanguktan.

3. Menciptakan Iklim yang nyaman dan tertib bagi berlangsungnya pengajaran dan

pembelajaran

Kepala madrasah dalam menggerakan komponen-komponen madrasah selain dengan

memberikan petunujuk dah pengarahan juga memberikan contoh kepada bawahan yang

merupakan rekan kerja. Beliau sadar bahwa sulit untuk mencapai visi dan misi madrasah tanpa

bekerja sama dan sama-sama kerja dengan diarahkan dan diberi tauladan. Kepala madrasah

dalam pandangan guru–guru maupun staf sebagai seorang yang bijaksana dalam mengambil

keputusan. Biasanya kepala madrasah mendengarkan masukan-masukan sebagai data untuk

dianalisis.

Dalam membuat keputusan pada tingkat Madrasah, kepala madrasah berkonsultasi dengan

komite Madrasah yang terdiri dari kepala madrasah sendiri, pengawas, perwakilan guru, orang

tua siswa, anggota masyarakat, dan staff madrasah. Kedua, komite melakukan pengukuran

kebutuhan Madrasah. Ketiga, komite mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup

tujuan dan sasaran yang terukur. Keempat, mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-

saran darikomite. Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan kreativitas. Kreativitas

memungkinkan kepala madrasah lebih menghargai dan memahami masalah, termasuk melihat

masalah yang tidak dapat dilihat orang lain.

Page 37: Manajemen Terpadu

Berikutnya kepala madrasah sebagai seorang motivator sering

memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis. Kepala madrasah

tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat bawahannya

mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran secara

terhormat untuk perbaikan.Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibat

kan, menyalurkan, dan memelihara manusia. Kepala madrasah meyadari

betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi seorang pemimpin.maka

kemudian kepala madrasah berusaha bagaimana dapat menggerakan orang

lain untuk mencapai tujuan.

Sifat-sifat kepala madrasah juga cukup dikagumi dengan keikhlasan

dan kesabarannya oleh guru-guru Madrasah Aliyah. Ia dipandang sebagai

seorang yang hidup sederhana menjadi kepribadiannya, bersikap tawakal

dan pengabdian yang penuh dedikasi. Dalam menciptakan suasan kerja

yang kondusif dan dapat menjadi panutan bagi komponen Madrasah.

Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk kemampuan membangun

inovasi, mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru yang berguna bagi

kepentingan madrasah. Berkaitan perannya sebagai inovator, Kepala

madrasah mampu mengatur lingkungan Madrasah dan menciptakan

hubungan kerja yang harmonis dan kondusif.

Hasil wawancara dengan dengan guru-guru berkaitan dengan

pertanyaan seputar kewenangan Kepala madrasah, mekanisme pembuatan

keputusan, proses penetapan kebijakan, pola komunikasi, proses

pengawasan, proses aktualisasi ide/saran, pemberian motivasi, kondisi

kesetiaan, dan suasana kerja. Item-item tersebut disampaikan atau ditanya

kan kepada ketua komite madrasah, pengawas, guru, dan pegawai Tata

Usaha.

Page 38: Manajemen Terpadu

Menurut ketua komite madrasah, dalam manjalankan tugas dan

peranannya sebagai Kepala madrasah, ia senantiasa mengedepankan

musyawarah dan konsultasi kepada komite madrasah. Pembuatan

keputusan dan proses penetapan kebijakan juga dilakukan berdasarkan

masukan dari semua elemen madrasah. Pola komunikasi yang dikembang

kan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbai balik sesuai dengan

norma yang disepakati bersama.

Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang seharusnya. Ide

dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih menyempurnakan program

madrasah. Pembagian tugas mengajar dan lainnya ditetapkan berdasarkan forum rapat yang

demokratis. Dalam hal pemberian motivasi, kepala madrasah tidak enggan memberikan pujian

dan terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing. Kesetiaan

seluruh aparat kepada kepala madrasah berlangsung secara wajar dengan nuansa tenggangrasa

dan teposeliro. Suasan kerja berlangsung penuh kekeluargaan, kompak dan solid dalam

menggalang keberhasilan madrasah untuk mencapai tujuan.

Page 39: Manajemen Terpadu

Jawaban pengawas seputar kepemimpinan Kepala madrasah adalah

sebagai berikut: Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar

mengajar bersifat luwes dan terbuka, artinya kewenangan lebih banyak

didelegasikan kepada bawahan sebatas yang mampu dikerjakan. Mekanisme

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakn berciri ëbottom upî yang

berarti memperhatikan masukan atau saran dari bawah. Pola komunikasi

berjlan dua arah (komunikatif), sehingga setiap masalah apapun dapat

dipecahkan bersama.

Proses pengawasan sesuai dengan job discriptionî tata tertib yang telah disepakati bersama.

Aktualisasi ide/saran dari semua unsur Madrasah terus meningkat seiring dengan kesempatan

yang dibuka secara lebar oleh kepala madrasah. Pembuatan surat keputusan pembagian tugas

guru dan staf terlebih dahulu diddiskusikan dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara

tanggungjawab dan rasa memliki. Potensi yang dimiliki oleh sumber daya madrasah terus dibina

dan dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih. Kondisi kesetiaan dan suasana

kerja menunjukan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan penuh kesejukan.

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kapala Madrasahnya

antara lain: meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki kewenangan yang luas atau

otonom, namun beliau lebih menghargai potensi yang dimiliki stafnya, sehingga tidak sedikit

terjadi pelimpahan wewenang. Proses pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-

tahapan yang kesemuaannya ditempuh dengan musyawarah/rapat komite, atau dewan guru.

Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan multi arah, dalam arti mengacu kepada

potensi yang dimiliki oleh komite madrasah atau guru dan staf.

Page 40: Manajemen Terpadu

Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar, persiapan pemeriksaan

mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan. Proses

aktualisasi ide/saran antara lain berupa penampungan aspirasi, musyawarah langsung dan

evaluasi substansi ide atau saran. Mekanisme pembagian tugas bersandarkan pada rencana,

program dan struktur madrasah yang ada. Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas

selama 1 (satu) tahun ajaran. Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk

mengikuti diklat, seminar, diskusi, panel dan kegiatan positif lainnya.

Pendapat Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur Kepala madrasah adalah menyangkut

kewenangan, beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak tetapi tidak sedikit

kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya. Proses pembuatan keputusan dan penetapan

kebijakan cenderung bersifat bottom up, melalui tahapan musyawarah dan rapat. Pola

komunikasi yang terjadi antar unsur madrasah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai

dengan norma yang disepakati bersama.

Proses pengawasan yang dilakukan oleh Kepala madrasah mengarah kepada sikap, tingkah

laku, atau perbuatan yang dilakukan oleh guru, staf dan siswa secara wajar sesuai dengan

standar. Kepala madrasah sangat peduli terhadap masukan, ide, dan saran dari semua komponen

Madrasah karena sangat berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakan. Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan yang dikaitkan

dengan kondisi Madrasah melalui forum rapat yang demokratis. Beliau selalu berkesempatan

memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru dan staf menuju hasil kerja yang optimal.

Kepala madrasah membiasakan mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro, sehingga

terbangun kondisi, tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak, solid, penuh kekeluargaan,

saling percaya serta saling menghormati dan menghargai.

Page 41: Manajemen Terpadu

4. Harapan bahwa semua siswa minimal akan menguasai ilmu pengetahuan

tertentu

Untuk menjawab bahwa madrasah memiliki harapan semua siswa

menguasai pengetahuan, dapat dijelaskan berdasarkan analisis proses

pembelajaran yang mengacu kepada standar proses. Dari gambaran

bagaimana proses dan pelaksanaan pembelajaran yang diselenggarakan di

Madrasah Aliyahini dapat dijadikan harapan bahwa siswa memperoleh

dan menguasai pengetahuan.

Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk

mencapai standar kompetensi kelulusan. Dalam proses pembelajaran pada satuan

pendidikan diselenggarakan dengan interaksi, inspiratif, menyenang

kan, menantang, memotivasi pesrta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik dengan bentuk keteladanan. Hal-hal berkaitan dengan standar proses

(Permendiknas no 41 Tahun 2007) sebagai berikut:

a. Perencanaan proses pembelajaran.

Perencanaan proses pembelajaran meliputi penyusunan silabus

dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurangkurangnya

tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber

belajar dan penilaian hasil belajar.

b. Pelaksanaan proses pembelajaran

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran dipersyaratkan sebagai berikut

Page 42: Manajemen Terpadu

1) Jumlah Maksimal peserta didik setiap rombongan belajar di

MTs adalah 32 peserta didik

2) Beban kerja minimal guru. Beban kerja guru mencakup kegiatan

pokok yaitu merencanakan pembelajaran,melaksanakan pembelajaran,

menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik,

serta melaksanakan tugas tambahan. Beban kerja guru adalah

sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

3) Buku teks pelajaran.

a) buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh madrasah dipilih melalui rapat guru

dengan mempertimbangkan komite madrasah dari buku-buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh

Menteri;

b) rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran;

c) selain buku teks pelajaran , guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan,

buku referensi dan sumber belajar lainnya.

d) guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang

ada di perpustakaan madrasah.

4) Pengelolaan Kelas

a) guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata

pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang dilakukan;

b) volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan

baik oleh peserta didik;

c) tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik;

d) guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta

didik;

e) guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan

pada peraturan dan menyelenggarakan proses pembelajaran;

f) guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik

selama proses pembelajaran berlangsung;

g) guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku,jenis

kelamin, dan status sosial ekonomi;

h) guru menghargai pendapat peserta didik;

Page 43: Manajemen Terpadu

i) guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;

j) pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya;

dan

k) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang

dijadwalkan.

c. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.

Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan

penutup.

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk

mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan

karakteritik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Selanjutnya Eksplorasi. Dalam kegiatan eksplorasi, guru :

a) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam

tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan

prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran,media pembelajaran,

dan sumber belajar lain;

c) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik, serta antara

peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya;

d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran, dan

e) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dilaboratorium,

Page 44: Manajemen Terpadu

studio dan lapangan.

Dilanjutkan dengan Elaborasi. Dalam kegiatan elaborasi guru :

a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam

melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain

untuk memuncukkan gagasan baru baik secara lisan maupun

tertulis;

c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan

kolaboratif;

e) memfasilitasi peseta didi berkompetisi secara sehat utnuk

meningkatkan prestasi belajar;

f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang

dilakukan baik lesan maupun tertulis, secara individual maupun

kelompok;

g) memfasilatasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual

maupun kelompok;

h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,

serta produk yang dihasilkan;

i) memfasilitasi pesera didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan

kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,

tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;

b) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi

peserta didik melalui berbagai sumber,

c) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan.

d) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang

bermakna dalam mencapai kompetensi dasar;

Page 45: Manajemen Terpadu

e) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab

pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan

menggunakan bahasa yang baku dan benar;

f) Membantu menyelesaikan masalah;

g) Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil

eksplorasi;

h) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

i) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum

berpartisipasi aktif.

d. Penilaian hasil belajar

Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan

menegah menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan

kompetensi dasar yang harus dikuasai.

a. Jenis-jenis ulangan

Page 46: Manajemen Terpadu

1) Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD ) atau

lebih;

2) Ulangan Tengah Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan

pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD

pada periode tersebut.

3) Ulangan Akhir Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik

diakhir semester. Cakupan ulangan meliputi indikator yang

merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

4) Ulangan Kenaikan Kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik diakhir semester genap untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan

pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan

meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada

semester tersebut.

e. Pengawasan proses pembelajaran

Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan,(

pimpinan satuan pendidikan ,komite madrasah dan pihak yang

berkepentingan ), supervisi,( kepala satuan pendidikan dan penilik atau

pengawas), evaluasi,( satuan pendidikan dan pemerintah), pelaporan (

pendidik, kepala satuan pendidikan dan penilik atau pengawas ) dan

pengambilan langkah tindak lanjut yang di perlukan.

f. Standar penilaian

Dengan diberlakukannya Standar Isi membawa implikasi

terhadap model dan teknik penilaian yang dilaksanakan di kelas.

Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal.

Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain

yang tidak melaksanakan proses pembelajaran. Penilaian eksternal

dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar negeri

Page 47: Manajemen Terpadu

dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Sedangkan penilaian

internal adalah penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat proses

pembelajaran berlangsung dalam rangka penjaminan

mutu. Dengan demikian, penilaian kelas merupakan penilaian internal.

Penilaian kelas merupakan penilaian internal (internal

assessment) terhadap hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru

di kelas atas nama Madrasah untuk menilai kompetensi peserta didik

pada tingkat tertentu pada saat dan akhir pembelajaran. Standar Isi

menuntut cara penilaian dengan Penilaian Kelas sehingga dapat diketahui

perkembangan dan ketercapaian berbagai kompetensi peserta didik.

1) Penilaian Kelas

Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait

dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau

hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran

tertentu. Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan

sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam hal ini, keputusan

berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik

dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian kelas merupakan

salah satu pilar dalam pelaksanaan Standar Isi.

Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung

dapat dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian

yang sesuai dengan kompetensi atau hasil belajar yang akan dinilai.

Oleh sebab itu, penilaian kelas lebih merupakan proses pengumpulan

dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan keputusan,

dalam hal ini nilai terhadap hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari

proses ini, diperoleh potret/profil

kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum.

Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan

melalui langkah-langkah perencanaan, pengumpulan informasi

melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar

Page 48: Manajemen Terpadu

peserta didik, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil

belajar peserta didik.

Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti tes

tertulis (paper and pencil test), lisan, penilaian hasil kerja peserta didik

melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portofolio),

penilaian produk, penilaian proyek dan penilaian unjuk kerja

(performance), penilaian sikap dan penilaian diri peserta didik.

2) Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan

dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta

didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya.

Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibanding

kan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki

peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik

tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa

yang diharapkan.

3) Prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

a) sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang dicerminkan

kemampauan yang diukur.

b) objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria

yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

c) adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta

didik karena berkebutuhan khusu serta perbedaan latar belakang

agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan

gender.

d) terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu

komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

e) terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang

Page 49: Manajemen Terpadu

berkepentingan.

f) menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik

mencakup semua aspek kompetisi dengan menggunakan berbagai

teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan

kemampuan peserta didik.

g) sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan

bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

h) beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran

pencapaian kompetinsi yang ditetapkan.

i) akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik

dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

4) Teknik dan Instrumen Penilaian.

a) Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik

penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau

kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteritik

kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.

b) Tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.

c) Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran

berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.

d) Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat

berbentuk tugas rumah dan/atu proyek.

e) Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik

memenuhi persyaratan ( a) substansi, adalah merepresentasikan

kompetisi yang dinilai, (b) konstruksi, adalah memenuhi

persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan,

dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar

serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

f) Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam

bentuk ujian madrasah memenuhi persyaratan subtansi, konstruksi

dan bahasa, serta memiliki bukti validasi empirik. g) Intrumen penilaian yang digunakan

pemerintah dalam bentuk UN

Page 50: Manajemen Terpadu

memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki

bukti validasi empirik serta menghasilkan skor yang dapat

diperbandingkan antar madrasah, antar daertah dan antar tahun.

5) Mekanisme dan Prosedur Penilaian.

a) Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah dilaksanakan oleh pendidik, madrasah, dan pemerintah.

b) Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat

penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

c) Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan

kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik.

d) Penilaian hasi belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam

kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang

tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau aspek

psikomotorik utnuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak

mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalllui ujian

madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prstasi belajar dan

merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.

e) Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata

pelajaran kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata

pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan

pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik.

f) Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompol mata pelajaran

agama dan akhlak dan kelompok mata pelajaran kewarganetaraan

dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat

dewan pendidik berdasarkan hasil penilian oleh pendidik engan

mempertimbangkan hasil ujian madrasah.

g) Kegiatan ujian madrasah dilakukan dengan langkah-langkah : (a)

menyusun kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan istrumen, (c)

melaksanakan ujian, (d) mengolah dan menentukan kelulusan

Page 51: Manajemen Terpadu

peserta didik dari ujian madrasah, dan (e) melaporkan dan

memanfaatkan hasil penilaian.

h) Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari

kelompok mata pelajaran agama dan akhlak, sebagai perwujudan

sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME

dilakukan oleh guru agama dengan memanfaaatkan informasi dari

pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.

i) Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan

tanggungjawab sebagai warga masyarakat dan warganegara yang

baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam

kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari

penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

kepribadiaaan oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi

dari pendidik mata pelajaran lain yang

relevan.

j) Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian

kelompok mata pelajaran yang relevan.

k) Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan

dengan surat keterangan yang ditandatangai oleh pembina kegiatan

dan kepala madrasah.

l) Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum

diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum

mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remidi.

m)Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan

dlam bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran,

disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.

n) Kegiatan penilaian oelh pemerintah dilakukan melalui UN dengan

langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar

(POS) UN.

o) UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidik

(BSNP) bekerjasama dengan instansi terkait.

Page 52: Manajemen Terpadu

p) Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan

salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan

salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang

pendidikan berikutnya.

q) Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang

berkepetingan untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan

pendidikan serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan

pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Masih banyak lagi prosedur dan teknik serta ketentuan tentang

penilaian yang diterapkan di Madrasah Aliyahdalam upaya penjaminan

mutu kemampuan siswa. Semua itu dilaksanakan oleh pelaksana yang

kompeten sebagaimana dapat dilihat pada struktur organisasi madrasah.

Struktur organisasi madrasah dibentuk untuk mengatur kerjasama

dalam suatu kelompok, termasuk hak dan kewajiban serta tanggung jawabnya

masing- masing sehingga tersusun satu pola kegiatan guna mencapai tujuan.

Dengan struktur organisasi madrasah tersebut beban dan tanggung

jawab akan didistribusukan sesuai dengan fungsi, kemampuan dan wewenang

masing-masing yang telah ditentukan. Adapun struktur Madrasah Aliyah Brebes

meliputi unsur-unsur pengelola Madrasah terdiri dari Kepala madrasah, Wakil

Kepala madrasah, Pembantu Kepala madrasah (PKM) Bidang Kurikulum,

PKM Bidang Kesiswaan, PKM Bidang Kehumasan. PKM Bidang Sarana dan

Prasarana, Wali Kelas, Guru-guru Mata Pelajaran, Guru BP/BK, Petugas

Perpustakaan, Petugas Laboratorium dan petugas ketatausahaan. Sedangkan

Personil guru BP/BK yang ada di madrasah ini berjumlah 2 orang berstatus

Pegawai Negeri.

Berkenaan dengan kriteria dan ukuran penyelenggaraan madrasah yang

efektif di atas berdasarkan konsep TQM, maka penyelenggaraan pendidikan di Madrasah

Aliyahdapat dikatakan telah efektif, karena: (1) madrasah

mendapat dukungan yang positif dari orangtua siswa maupun lingkungan, (2)

mendapat dukungan dukungan yang efektif dari sistem pendidikan, (3) adanya

Page 53: Manajemen Terpadu

dukungan materi yang cukup, (4) kepemimpinan yang cukup efektif, (5) proses

pembelajaran yang baik, (6) fleksibilitas dan otonomi, (7) waktu yang cukup di

madrasah, (8) harapan yang tinggi dari siswa, (9) adanya sikap yang positif dari

para guru, (10) terlaksananya peraturan dan disiplin, (11) kurikulum yang

terorganisir, (12) adanya penghargaan dan insentif, (13) waktu pembelajaran

yang cukup, (14) variasi strategi pengajaran, (15) frekuensi pekerjaan rumah,

dan (16) adanya penilaian serta umpan balik sesering mungkin.

Efektifitas penerapan konsep TQM di madrasah ini juga dapat diukur

dari kinerja kepala madrasah, guru dan pegawai serta siswa dalam

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Kepemimpinan kepala madrasah

telah menyusun perencanaan dan program yang komprehensif, mampu

mengorganisasikan tim dan unit-unit kerja, mampu mengarahkan kerja tim

serta melakukan pengawasan dan penilaian yang cukup efektif.

Dilihat dari komponen sistem madrasah efektif, yang meliputi: konteks,

input, proses, output, dan outcome, juga telah terpenuhi. Komponen konteks,

misalnya adalah kebutuhan masyarakat, lingkungan madrasah, dan kebijakan

pendidikan; komponen input, misalnya, adalah sumber daya dan kualitas guru.

Komponen proses, misalnya adalah iklim madrasah dan kurikulum; dan

komponen output,misalnya, adalah hasil belajar siswa dan pencapaian

keseluruhan. Sedangkan komponen outcome misalnya adalah kesempatan siswa untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan diterima

bekerja serta penghasilan.

Secara operasional, kefektifan madrasah ini juga dapat mengacu pada

kriteria input, proses, dan outcome yang dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan, kondisi serta keterbatasan yang ada. Komponen proses ditinjau dari

tiga variabel yaitu kepuasan kerja guru, partisipasi orangtua siswa dan iklim

madrasah. Komponen outcome terdiri dari dua variabel yaitu hasil belajar

siswa dan konsep diri siswa. Pengertian input madrasah, kepuasan kerja guru,

partisipasi orangtua siswa, iklim madrasah, hasil belajar siswa, dan konsep diri

siswa, masing-masing telah terpenuhi secara kualitatif maupun kuantitatif.

Aspek input madrasah adalah keseluruhan sumber daya madrasah yang

Page 54: Manajemen Terpadu

mencakup tiga aspek yaitu karakteristik madrasah, karakteristik guru, dan

karakteristik siswa. Karakteristik madrasah diukur dari 6 indikator yaitu: (1)

luas gedung, (2) luas laboratorium, (3) luas perpustakaan, (4) banyaknya ruang

kelas, (5) banyaknya siswa, dan (6) banyaknya dana yang dialokasikan di

madrasah. Karakteristik guru terdiri dari 4 indikator yaitu: (1) umur, (2)

pendidikan, (3) pengalaman mengajar, dan (4) gaji guru. Karakteristik siswa

terdiri dari 4 indikator yaitu : (1) jumlah jam belajar siswa di rumah, (2) jumlah

jam les mata pelajaran, (3) pendidikan orangtua siswa, dan (4) besarnya

penghasilan orangtua siswa. Kepuasan kerja guru adalah keseluruhan perasaan

guru berkenaan dengan berbagai aspek pekerjaannya yang meliputi lima aspek

yaitu: (1) sumber daya pendidikan, (2) proses belajar mengajar, (3) prestasi

madrasah, (4) penghasilan dan penghargaan, serta (5) kebebasan melakukan aktivitas.

Iklim madrasah adalah keseluruhan harapan, pendapat, dan

pengalaman yang dirasakan oleh guru berkenaan dengan situasi kerjanya yang

meliputi lima aspek yaitu: (1) kondisi fisik dan fasilitas madrasah, (2) cara

kerja dan gaya kepemimpinan kepala madrasah, (3) harapan pada prestasi, (4)

hubungan kerja, (5) ketertiban/disiplin madrasah. Sementara itu, partisipasi

orangtua siswa terdiri dari 9 indikator yakni partisipasi dalam: (1) ikut

menentukan kebijakan dan program madrasah, (2) ikut mengawasi pelaksanaan

kebijakan dan program madrasah, (3) pertemuan rutin di madrasah, (4)

kegiatan ekstrakurikuler, (5) mengawasi mutu madrasah, (6) pertemuan komite

Madrasah (7) membiayai pendidikan, (8) mengembangkan iklim madrasah, dan

(9) partisipasi dalam pengembangan sarana dan prasarana madrasah.

Hasil belajar siswa merupakan pengetahuan yang dicapai siswa pada

sejumlah mata pelajaran di madrasah. Sedangkan konsep diri siswa adalah

pandangan dan penilaian siswa mengenai keseluruhan dirinya yang meliputi

dua aspek yaitu : aspek internal diri, yang terdiri dari identitas diri, perilaku

diri, dan penilaian diri; dan aspek eksternal diri yang meliputi; fisik diri, etika

moral diri, personal diri, famili diri, dan sosial diri.

Implementasi konsep TQM di Madrasah Aliyahdapat dikatakan

efektif. Hal ini ditandai oleh terpenuhinya indikator-indikator pengukuran

Page 55: Manajemen Terpadu

madrasah efektif, yakni; adanya kepemimpinan dan perhatian kepala madrasah

terhadap kualitas pengajaran, pemahaman yang mendalam terhadap

pengajaran, Iklim yang nyaman dan tertib bagi berlangsungnya pengajaran dan

pembelajaran, dan harapan bahwa semua siswa minimal akan menguasai ilmu pengetahuan

tertentu. Ketercapaian itu dibuktikan dengan peraihan prestasi

siswa yang melebihi melebihi standar KKM maupun standar kelulusan, bahkan

telah mendapat pengakuan ISO-2000.

C. Dampak Positif Penerapan Konsep TQM Terhadap Peningkatan Kualitas

Pendidikan di Madrasah Aliyah Pada hakekatnya tujuan institusi pendidikan adalah untuk

mewujukan

mutu atau kualitas pendidikan sehingga mampu menciptakan dan

mempertahankan kepuasan para pelanggan, dan dalam konsep TQM, kepuasan

pelanggan ditentukan oleh stakeholder lembaga pendidikan tersebut, baik

stakeholder internal maupun eksternal. Oleh karena itu hanya dengan

memahami proses dan kepuasan pelanggan maka organisasi dapat menyadari

dan menghargai kualitas. Semua usaha manajemen dalam prinsip TQM

diarahkan pada suatu tujuan utama, yaitu kepuasan pelanggan, tidak ada

gunanya bila tidak melahirkan kepuasan pelanggan.

Beberapa pakar kualitas mengakui dampak positif implementasi TQM,

diantaranya menurut Vincent Gaspersz 5 TQM merupakan pendekatan yang

seharusnya dilakukan organisasi masa kini untuk memperbaiki kualitas

Page 56: Manajemen Terpadu

produknya, menekan biaya produksi dan meningkatkan produktivitasnya.

Implementasi TQM juga berdampak positif terhadap biaya produksi dan

terhadap pendapatan.

Dalam dunia industri, dampak penerapan konsep TQM pada kinerja

organisasi menurut Hessel,7 meliputi: proses desain produk, manajemen arus

proses, statistical quality control., hubungan jangka panjang dengan pelanggan,

sikap kerja pekerja serta kinerja organisai pada keunggulan kompetitif. Karena

tujuan dari konsep TQM adalah perbaikan terus-menerus, artinya mutu selalu

diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahan yang menyangkut kebutuhan dan

keinginan para pelanggan. Sedangkan prinsipnya adalah fokus pada pelanggan,

perbaikan proses, dan keterlibatan total. Ketercapaian tujuan TQM tersebut

harus didukung oleh elemen-elemen: kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan,

struktur pendukung, komunikasi, ganjaran dan pengakuan, serta pengukuran.

Untuk menciptakan sebuah lembaga pendidikan yang bermutu

sebagaimana yang diharapkan banyak orang atau masyarakat bukan hanya

menjadi tanggungjawab lembaga madrasah, tetapi merupakan tanggungjawab

dari semua pihak termasuk di dalamnya orang tua dan dunia usaha sebagai

customer internal dan eksternal dari sebuah lembaga pendidikan. Mutu produk

pendidikan akan dipengaruhi oleh sejauh mana lembaga mampu mengelola

seluruh potensi secara optimal mulai dari tenaga kependidikan, peserta didik,

proses pembelajaran, sarana pendidikan, keuangan dan termasuk hubungannya

dengan masyarakat. Pada kesempatan ini, lembaga pendidikan Islam harus

mampu merubah paradigma baru pendidikan yang berorientasi pada mutu

semua aktifitas yang berinteraksi didalamnya, seluruhnya mengarah

pencapaian pada mutu.

Pemimpin lembaga pendidikan Islam, khususnya di lingkungan madrasah merupakan

motivator, event Organizer, bahkan penentu arah kebijakan madrasah yang akan menentukan

bagaimana tujuan-tujuan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Untuk mewujudkan hal

tersebut maka kepala madrasah yang efektif adalah kepala madrasah yang memenuhi kriteria

sebagai berikut:

Page 57: Manajemen Terpadu

1. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan

baik, lancar dan pruduktif.

2. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat

melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujutkan tujuan madrasah dan pendidikan.

4. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan

guru dan pengawai lain di madrasah.

5. Bekerja dengan Tim manajemen.

6. Berhasil mewujudkan tujuan madrasah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang

telah ditentukan.

Tim manajemen terlibat dalam penyelenggaraan madrasah model di

Madrasah Aliyah terdiri dari kepala madrasah, pegawai tata usaha

(administrator), tenaga pengajar (guru), karyawan dan siswa, dan unsur orang

tua siswa yang tergabung dalam komite madrasah. Ditinjau dari segi latar belakang

pendidikan jajaran Tim ini, sebagian

besar dari tenaga pengajar (guru) di Madrasah Aliyah hampir seluruhnya

adalah lulusan sarjana (S1) dan ada beberapa lulusan S2. Sehingga dengan

demikian bisa dikatakan bahwa hal ini adalah cukup standar dalam segi

kualitas tenaga pengajarnya (SDM). Kemudian tenaga lainnya adalah pegawai

administratif. Untuk bidang ini latar belakang pendidikan mereka ada yang

lulusan S1 dan ada juga beberapa diantaranya yang lulusan SLTA. Namun

dalam hal kinerja mereka cukup profesional karena mereka memiliki

keterampilan-keterampilan yang berhubungan dengan tugas-tugas administratif

seperti kemampuan mengoperasikan komputer dan akuntansi. Tenaga staf

Page 58: Manajemen Terpadu

lainnya adalah petugas kebersihan, tukang kebun, petugas fotokopi adalah

lulusan SLTP yang berdomisili di sekitar lokasi madrasah.

Adapun input siswa madrasah dalam perekrutannya dilakukan melalui

tes seleksi siswa baru yang bertujuan untuk mendapatkan input siswa yang

betul-betul berkualitas.

Dalam rangka merealisasikan visi dan misi madraah, maka disusunlah

program kerja madrasah model yang diperiodisasikan dalam jangka waktu

tertentu (semester, setahun dan lima tahun). Setelah program kerja ditetapkan

oleh kepala madrasah, maka tim kerja ini diorganisir kepada bagian-bagian

tugas sesuai dengan fungsinya.

Jika melihat data kegiatan pelaksanaan program kerja di Madrasah Aliyah,

program-program yang telah ditetapkan diserahkan kepada masing-masing

bidangnya sesuatu pengorganisasiannya. Kepala madrasah selalu memberi pengarahan

melalui forum-forum tertentu, seperti forum rapat, forum ilmiah

maupun event-event serimonial keagamaan maupun nasional. Kemudian secara

periodik kepala madrasah melakukan pengawasan dan penilaian baik terhadap

kinerja guru dan pegawai maupun evaluasi hasil belajar siswa.

Dalam upaya peningkatan kemampuan profesionalitas maupun keahlian

lainnya, kepala madrasah melaksanakan pelatihan-pelatihan, baik in door

maupun out door traning. Diantaranya adalah melalui pelatihan-pelatihan

seperti In House dan In Service Training MGMP, KKM, ADKUM, dan BP3.

Di Madrasah Aliyah yang merupakan Pionir bagi madrasah-madrasah swasta di

kabupaten Brebes, telah dilakukan aktivitas manajemen yang dalam

peleksanaannya dipantau oleh Departemen Agama.

Prestasi yang diraih madrasah cukup memperoleh hasil yang

menggembirakan, baik prestasi akdemik maupun non akademik, terutama

meperoleh banyaknya kejuaraan baik di bidang sains, seni dan olah raga

maupun prestasi keagamaan, di tingkat daerah, nasional maupun internasional.

Page 59: Manajemen Terpadu

Dalam prestasi akademik, Ujian Nasional tahun 2011 sedikit berbeda

dengan tahun sebelumnya. Meski rata-rata kelulusan naik, namun nilai UN

tidak semata-mata menjadi faktor penentu keluluasan. Namun juga perilaku

dan budi perkerti, serta akhlak dari masing-masing siswa juga menjadi

penilaian. Tentunya juga nilai-nilai mata pelajaran lain di luar UN turut

menentukan pula kelulusan siswa. MTs Negeri Model Brebes sendiri dalam

pengumuman UN tahun ini berhasil meluluskan seluruh siswanya hingga 100

persen, bahkan pada tahun 2008 madrasah ini memperoleh sertifikat ISO 9001:

2008.

Selain berdampak positif dengan telah diraihnya pendidikan bermutu

dan terciptanya kepuasan pelanggan, implementasi konsep TQM di madrasah

ini juga banyak mendatangkan manfaat. Baik bagi kalangan internal lembaga

maupun eksternal (stakeholder) masyarakat.

Beberapa manfaat dari implementasi manajemen mutu terpadu di

madrasah ini, antara lain:

1. Membantu dalam menggambarkan kembali peran, tujuan dan tanggungjawab

madrasah. Dengan adanya penerapan TQM dalam pendidikan akan

membantu memperjelas peranan masing-masing komponen madrasah.

Seperti kepala madrasah, guru dan siswa, serta masyarakat

2. Meningkatkan madrasah sebagai hjalan hidup.hSebagian orang menganggap� �bahwa madrasah hanya sebagai kebutuhan semata tetapi dengan adanya

penerapan TQM maka akan menjadikan madrasah sebagai jalan hidup artinya madrasah

merupakan salah satu jalan bagi mereka untuk mencapai

kehidupan yang lebih baik

3. Memberikan bantuan dalam merencanakan pelatihan kepemimpinan secara

menyeluruh untuk pendidik pada semua tingkatan.

4. Membantu dalam menggunakan riset dan informasi praktis untuk memandu

kebijakan dan pelaksanaan kegiatan di madrasah serta ditujukan untuk

adanya perbaikan secara terus menerus.Hal ini akan berdampak pada adanya

upaya penelitian serta adanya penyediaan informasi mengenai madrasah.

Page 60: Manajemen Terpadu

5. Mendisain secara menyeluruh pengembangan anak. Artinya bahwa dengan

adanya TQM dapat memberikan manfaat pada desain atau rancangan dalam

pengembangan peserta didik.

6. Pelaksanaan perubahan/mutasi pegawai tidak mengganggu aktivitas utama

lembaga pendidikan.

7. Keluhan dari pelanggan internal maupun eksternal dapat dieliminasi sekecil

mungkin.

8. Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki dan ada di lembaga lebih optimal.

9. Pelaksanaan aktivitas utama lebih efisien dan efektif.

10. Memperoleh pengakuan dari pihak lain (dalam negeri maupun luar negeri)

terhadap eksistensi lembaga pendidikan.

11. Dapat menjadi model untuk mengembangkan lembaga pendidikan lainnya

(yang belum mengimplementasikan TQM di Indonesia bahkan di asia).

12. Hubungan antar lembaga pendidikan dengan stakeholders menjadi lebih

baik.

Dengan demikian konsep TQM yang diterapkan pada pengelolaan Madrasah Aliyah berdampak

positif dan telah menunjukkan hasil sebagaimana yang menjadi tujuan TQM itu sendiri, yakni

bahwa pendidikan madrasah ini telah berhasil menciptakan mutu pendidikannya sesuai standar

mutu.

berdasarkan Kepmendikbud No. 0531012001 tentang Standar Pelayanan Minimal

(SPM). Mutu yang dihasilkan oleh madrasah ini berupa mutu akademik, prestasiprestasi

belajar siswa yang ditandai dengan hasil belajar (lulusan) dengan nilai

tertinggi di kabupaten, serta prestasi-prestasi lain di bidang keunggulan nilai

dalam banyak event, maupun prestasi non akademik siswa berupa peraihan

kejuaraan-kejuaraan, perebutan penghargaan serta perlaku baik di kalangan siswa

itu sendiri. Keberhasilan dalam penciptaan mutu pendidikan ini berakibat

menumbuhkan kepuasan pelanggan atau stakeholder, baik internal maupun

eksternal. Hal ini terlihat dari tumbuhnya motivasi kerja kalangan stakeholder

internal maupun tingginya animo masyarakat dari berbagai daerah dan telah

Page 61: Manajemen Terpadu

menjadi magnet school untuk mengikuti pendidikan di Madrasah AliyahJawa

Tengah.

Efektifitas implementasi konsep TQM yang diterapkan pada

pengelolaan Madrasah Aliyahberdampak positif dan telah menunjukkan hasil

sebagaimana yang menjadi tujuan TQM itu sendiri, yakni berhasil menciptakan

mutu pendidikannya sesuai standar mutu berdasarkan PP nomor 19 tahun 2005

tentang Standar Kelulusan. Mutu yang dihasilkan oleh madrasah ini berupa mutu

akademik, prestasi-prestasi belajar siswa yang ditandai dengan hasil belajar

(lulusan) dengan nilai tertinggi di kabupaten melebihi di atas Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM), serta prestasi-prestasi lain di bidang keunggulan nilai dalam

banyak event, maupun prestasi non akademik siswa berupa peraihan kejuaraankejuaraan,

perebutan penghargaan serta perilaku baik di kalangan siswa itu

sendiri. Keberhasilan dalam penciptaan mutu pendidikan ini berakibat

menumbuhkan kepuasan pelanggan atau stakeholder, baik internal maupun

eksternal. Hal ini terlihat dari tumbuhnya motivasi kerja di kalangan stakeholder

internal maupun tingginya animo masyarakat dari berbagai daerah untuk

mengikuti pendidikan di Madrasah AliyahJawa Tengah. Efektivitas

penerapan TQM telah menjadi magnet school di kalangan masyarakat.

Page 62: Manajemen Terpadu