maklah evaluasi pendidikan
DESCRIPTION
Maklah Evaluasi PendidikanTRANSCRIPT
MAKLAH
EVALUASI PENDIDIKAN
OLEH:
GEO SANDI ARDIAN
13554041
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui bahan ajar atau materi pada
mata kuliah Evaluasi Pendidikan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Evaluasi Pendidikan”
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima kasih.
Surabaya, 11 November 2014
Penulis
i i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......... …........................................................................iDAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASANA. Pengertian Evaluasi...........................................................................................2B. Tujuan Evaluasi Pendidikan .............................................................................5C. Fungsi Evaluasi Pendidikan ….........................................................................6D. Metode evaluasi Pendidikan..............................................................................6E. Model-model Evaluasi Pendidikan....................................................................7F. Prinsip – Prinsip Umum Evaluasi Pendidikan ..................................................8
BAB III PENUTUP Kesimpulan.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu kompetensi yang harus Kita kuasai adalah evaluasi pembelajaran.
Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab Kita sebagai guru dalam
pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termasuk di dalamnya melaksanakan
penilaian proses dan hasil belajar. Kompetensi tersebut sejalan pula dengan instrumen
penilaian kemampuan guru, dimana salah satu indikatornya adalah melakukan evaluasi
pembelajaran. Masih banyak lagi model yang menggambarkan kompetensi dasar yang harus
Anda kuasai. Hal ini menunjukkan bahwa pada semua model kompetensi guru (teacher
competency) selalu menggambarkan dan mensyaratkan adanya kemampuan guru dalam
mengevaluasi pembelajaran, sebab kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran merupakan
kemampuan dasar yang mutlak harus dimiliki guru atau calon guru.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian, tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan?
2. Apa saja metode yang digunakan dalam evaluasi?
3. Model-model apa saja yang ada dalam kegiatan evaluasi?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian evaluasi
2. Dapat menjelaskan tujuan dari evaluasi
3. Dapat menyebutkan fungsi evaluasi
4. Dapat memahami persamaan antara evaluasi dengan penilaian
5. Dapat menjelaskan manfaat evaluasi
6. Dapat menjelaskan kedudukan evaluasi dalam pembelajaran
1 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EVALUASI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian (KBBI, 1996:272). Suharsimi Arikunto (2004: 1) menyebutkan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Dalam bidang pendidikan, evaluasi sebagaimana dikatakan Gronlund (1990: 5) merupakan proses yang sistematis tentang mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan informasi untuk menentukan sejauhmana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa.
Dari pendapat di atas, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu:
(1) sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secara berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi disetiap akhir program tersebut,
(2) dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun prasangka. bukan merupakan landasan untuk mengambil keputusan dalam evaluasi, dan
(3) kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itulah pendekatan goal oriented merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran.
Apa itu tes ?
Istilah tes berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piring atau
jambangan dari tanah liat. Istilah tes ini kemudian dipergunakan dalam lapangan
psikologi dan selanjutnya hanya dibatasi sampai metode psikologi, yaitu suatu cara untuk
menyelidiki seseorang. Penyelidikan tersebut dilakukan mulai dari pemberian suatu tugas
kepada seseorang atau untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Sebagaimana
dikemukakan Sax (1980 : 13) bahwa “a test may be defined as a task or series of task used
to obtain systematic observations presumed to be representative of educational or
psychological traits or attributes”. (tes dapat didefinisikan sebagai tugas atau serangkaian
tugas yang digunakan untuk memperoleh pengamatan-pengamatan sistematis, yang dianggap
mewakili ciri atau aribut pendidikan atau psikologis). Istilah tugas dapat berbentuk soal atau
perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Hasil kuantitatif ataupun
2 2
kualitatif dari pelaksanaan tugas itu digunakan untuk menarik simpulan-simpulan tertentu
terhadap peserta didik. Sementara itu, S. Hamid Hasan (1988 : 7) menjelaskan “tes adalah
alat pengumpulan data yang dirancang secara khusus.
Apa itu pengukuran ?
Ahmann dan Glock dalam S.Hamid Hasan (1988 : 9) menjelaskan ‘in the last analysis measurement is only a part, although a very substansial part of evaluation. It provides information upon which an evaluation can be based Educational measurement is the process that attempt to obtain a quantified representation of the degree to which a trait is possessed by a pupil’ . (dalam analisis terakhir, pengukuran hanya merupakan bagian, yaitu bagian yang sangat substansial dari evaluasi. Pengukuran menyediakan informasi, di mana evaluasi dapat didasarkan. Pengukuran pendidikan adalah proses yang berusaha untuk mendapatkan representasi secara kuantitatif tentang sejauh mana suatu cirri yang dimiliki oleh peserta didik).
Apa itu penilaian ?
Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assessment, bukan dari istilah
evaluation. Dalam proses pembelajaran, penilaian sering dilakukan guru untuk
memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses
dan hasil yang telah dicapai peserta didik. Artinya, penilaian tidak hanya ditujukan pada
penguasaan salah satu bidang tertentu saja, tetapi bersifat menyeluruh yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Sementara itu, Anthony J.Nitko (1996 : 4)
menjelaskan “assessment is a broad term defined as a process for obtaining information that
is used for making decisions about students, curricula and programs, and educational policy”.
(penilaian adalah suatu proses untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk membuat
keputusan tentang peserta didik, kurikulum, program, dan kebijakan pendidikan).
Dalam hubungannya dengan proses dan hasil belajar, penilaian dapat didefinisikan sebagai
suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan
informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-
keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.
Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, keputusan tersebut dapat menyangkut keputusan
tentang peserta didik, keputusan tentang kurikulum dan program atau juga keputusan tentang
kebijakan pendidikan. Keputusan tentang peserta didik meliputi pengelolaan
pembelajaran, penempatan peserta didik sesuai dengan jenjang atau jenis program
3 3
pendidikan, bimbingan dan konseling, dan menyeleksi peserta didik untuk pendidikan
lebih lanjut.
Keputusan tentang kurikulum dan program meliputi keefektifan (summative evaluation) dan
bagaimana cara memperbaikinya (formative evaluation). Keputusan tentang kebijakan
pendidikan dapat dibuat pada tingkat lokal/daerah (kabupaten/kota), regional (provinsi), dan
tingkat nasional. Keputusan penilaian terhadap suatu hasil belajar sangat bermanfaat
untuk membantu peserta didik merefleksikan apa yang mereka ketahui, bagaimana mereka
belajar, dan mendorong tanggung jawab dalam belajar. Keputusan penilaian dapat
dibuat oleh guru, sesama peserta didik (peer) atau oleh dirinya sendiri (self-assessment).
Pengambilan keputusan perlu menggunakan pertimbangan yang berbeda-beda dan
membandingkan hasil penilaian. Pengambilan keputusan harus dapat membimbing
peserta didik untuk melakukan perbaikan hasil belajar.
Apa itu evaluasi ?
Guba dan Lincoln (1985 : 35), mendefinisikan evaluasi sebagai “a process for
describing an evaluand and judging its merit and worth”.(suatu proses untuk menggambarkan
evaluan (orang yang dievaluasi) dan menimbang makna dan nilainya).
Sax (1980 : 18) juga berpendapat “evaluation is a process through which a value
judgement or decision is made from a variety of observations and from the background and
training of the evaluator”.(evaluasi adalah suatu proses dimana pertimbangan atau
keputusan suatu nilai dibuat dari berbagai pengamatan, latar belakang serta pelatihan dari
evaluator).
Dari dua rumusan tentang evaluasi ini, dapat kita peroleh gambaran bahwa evaluasi
adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan
arti) daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu untuk membuat suatu
keputusan.
4 4
B. TUJUAN EVALUASI PENDIDIKAN
1. Tujuan umum evaluasi pendidikan adalah untuk menghimpun bahan-bahan
keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf
kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, mengetahui tingkat efektivitas dari metode-
metode pembelajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka
waktu tertentu.
2. Tujuan khusus evaluasi pendidikan adalah untuk merangsang kegiatan peserta didik
dalam menempuh program pendidikan, untuk mencari dan menemukan faktor penyebab
keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan
sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya (Sudijono,
2006:17).
tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas daripada sesuatu, terutama
yang berkenaan dengan nilai dan arti.S. Hamid Hasan (1988 : 14-15) secara tegas
membedakan kedua istilah tersebut sebagai berikut :
Pemberian nilai dilakukan apabila seorang evaluator memberikan
pertimbangannya mengenai evaluan tanpa menghubungkannya dengan sesuatu yang
bersifat dari luar. Jadi pertimbangan yang diberikan sepenuhnya berdasarkan apa evaluan
itu sendiri. Sedangkan arti, berhubungan dengan posisi dan peranan evaluan dalam suatu
konteks tertentu. Tentu saja kegiatan evaluasi yang komprehensif adalah yang meliputi
baik proses pemberian keputusan tentang nilai dan proses keputusan tentang arti, tetapi
hal ini tidak berarti bahwa suatu kegiatan evaluasi harus selalu meliputi keduanya.
Pemberian nilai dan arti ini dalam bahasa yang dipergunakan Scriven (1967) adalah
formatif dan sumatif. Jika formatif dan sumatif merupakan fungsi evaluasi, maka nilai
dan arti adalah hasil kegiatan yang dilakukan oleh evaluasi.
C. FUNGSI EVALUASI PENDIDIKAN
Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan memiliki lima fungsi, yaitu:
1) memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya,
2) memberikan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui posisi peserta didik dalam kelompoknya,
3) memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik,
4) memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya,
5) memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai (Sudijono, 2006:12).
Bagi siswa:
evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat
mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi. Evaluasi terhadap
siswa dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah mereka capai.
Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa untuk mengevaluasi diri
mereka sendiri (self assessment) atau evaluasi diri. Evaluasi diri dilakukan oleh siswa
terhadapa diri mereka sendiri, maupun terhadap teman mereka. Hal ini akan mendorong
siswa untuk berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal.
D. METODE EVALUASI PENDIDIKAN
Secara garis besar, metode evaluasi dalam pendidikan dibedakan dalam dua bentuk,
yaitu tes dan nontes. Tipe evaluasi yang pertama adalah tes yang biasanya direalisasikan
dengan tes tertulis. Tes tertulis juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Grounlund (1990) membedakan tes esai menjadi dua macam, yaitu tes esai dengan
jawaban panjang, dan tes esai dengan jawaban singkat. Tes esai dengan jawaban panjang
dirancang oleh para evaluator untuk melihat kemampuan siswa dalam menuangkan ide dalam
satu kesatuan yang komprehensip, koherensi, dan sistematis sehingga memberikan kejelasan
jawaban. Jawaban tes esai yang tidak membatasi ide-ide yang dituangkan oleh siswa untuk
5 5
6 6
menjawab pertanyaan item merupakan tes yang disusun untuk tujuan tertentu. Contohnya, tes
tertulis ujian tahap akhir, yakni ujian skripsi, tesis, dan disertasi, di mana siswa dituntut untuk
menjawab pertanyaan secara komprehensip dan mendalam.
Tes esai dikatakan sebagai jawaban terbatas, apabila dalam menjawab para siswa
hanya diminta menguraikan ide-idenya secara singkat dan tepat sesuai dengan spasi atau
ruang yang disediakan oleh para evaluator. Jawaban pertanyaan esai terbatas ini biasanya
mengarah kepada jawaban yang lebih spesifik dan lebih pasti seperti kunci jawaban yang
telah dibuat evaluator.
Bentuk kedua evaluasi ialah nontes. Alat nontes ini digunakan untuk mengevaluasi
penampilan dan aspek-aspek belajar efektif dari siswa. Alat nontes kadang ada yang
menggunakan pengukuran, tetapi ada pula yang tidak menggunakan pengukuran, sebagai
contoh observasi, bentuk laporan, teknik audio visual, dan teknik sosiometri.
Alat evaluasi lain yang termasuk nontes adalah angket dan kuesioner. Dalam bidang
evaluasi, angket sering digunakan untuk menentukan kondisi tertentu dan fakta tentang siswa.
E. MODEL-MODEL EVALUASI PENDIDIKAN
Dengan memperlajari secara intensif tentang model, seorang evaluator dapat lebih
mudah memahami dan kemudian mengembangkan evaluasi dalam konteks yang lebih luas
yaitu bidang pendidikan. Minimal, ada lima macam model yang dapat dikembangkan sebagai
acuan perkembangan model evaluasi saat ini. Kelima model tersebut adalah model Tyler,
sumatif-formatif, countenance, CIIP, dan Connaisance. Namun di sini hanya akan diuraikan
tiga model saja, yaitu:
1. Model Tyler
Pendekatan Tyle pada prinsipnya menekankan perlunya suatu tujuan dalam proses belajar
mengajar. Pendekatan ini merupakan pendekatan sistematis, elegan, akurat, dan secara
internal memiliki rasional yang logis.
Dalam bidang kurikulum, fokus model Tyler pada prinsipnya lebih menekankan perhatian
pada sebelum dan sesudah perencanaan kurikulum. Di samping itu, model Tyler juga
menekankan bahwa perilaku yang diperlukan diukur dua kali, yaitu sebelum dan sesudah
perlakuan (treatment) dicapai oleh pengembang kurikulum.
2. Model Evaluasi Sumatif – Formatif
Model evaluasi ini berpijak pada prinsip evaluasi model Tyler. Aplikasi evaluasi sumatif-
formatif sudah banyak dipahami oleh para guru dan sangat populer, karena model ini
7 7
dianjurkan oleh pemerintah melalui menteri pendidikan dan termasuk dalam lingkup evaluasi
pembelajaran di kelas.
a) Evaluasi Sumatif
Evaluasi ini dilakukan oleh para guru setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan
waktu tertentu, misalnya pada akhir proses belajar mengajar, termasuk juga akhir semester.
Tujuannya untuk menentukan posisi siswa dalam penguasaan materi pembelajaran yang telah
diikuti selama satu proses pembelajaran. Adapun fungsi evaluasi sumatif ini adalah sebagai
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan proses pembelajaran, di samping itu juga untuk
menentukan pencapaian hasil belajar yang telah diikuti oleh para siswa.
b) Evaluasi Formatif
Evaluasi ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang diperlukan evaluator tentang siswa
guna menentukan tingkat perkembangan siswa dalam satuan unit proses belajar mengajar.
Evaluasi ini dilakukan secara periodik atau kontinu. Fungsinya, agar proses pembelajaran
maupun strategi pembelajaran yang telah diterapkan dapat diperbaiki.
F. PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PENDIDIKAN
1. Komprehensif.
Bahwa evaluasi program supervisipendidikan harus mencakupbidang sasaran yang luas
atau menyeluruh, baik aspek personalnya ,materialnya, maupun aspek operasionalnya.
1. Komparatif.
Prinsip ini menyatakan bahwa dalam mengadakan evaluasi program supervisi pendidikan
harus dilaksanakan secara bekerjasama dengan semua orang yang terlibat dalam aktivitas
supervisi pendidikan. Sebagai contoh dalam mengevaluasikeberhasilan guru dalam mengajar,
harus bekerjasama antara pengawas, kepala sekolah, guru itu sendiri, dan bahkan, dengan
pihak murid. Dengan melibatkan semua pihak dalam evaluasi program supervisi pendidikan
ini diharapkan kita dapat mencapai keobyektifan dalam mengevaluasi.
2. Kontinyu.
Evaluasi program supervisi pendidikan hendaknya dilakukan secara terus-menerus selama
proses pelaksanaan program. Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap hasil yang telah
dicapai, tetapi sejak pembuatan rencana sampai dengan tahap laporan. Hal ini penting
dimaksudkan untuk selalu dapat memonitor setiap saat atas keberhasilan yang telah dicapai
dalam periode waktu tertentu. Aktivitas yang berhasil diusahakan untuk ditingkatkan,
sedangkan aktivitas yang gagal dicari jalan lain untuk mencapai keberhasilan.
3. Obyektif.
Dalam mengadakan evaluasi program supervisi pendidikan harus menilai sesuai dengan kenyataan yang ada. Katakanlah yang hijau itu hijau dan yang merah itu merah. Jangan sampai mengatakan yang hijau itu. kuning, dan yang kuning itu hijau.. Untuk mencapai keobyektifan dalam evaluasi perlu adanya data dan atau fakta. Dari data dan fakta inilah dapat mengolah untuk kemudian diambil suatu kesimpulan. Makin lengkap data dan fakta yang dapat dikumpulkan maka makin obyektiflah evaluasi yang dilakukan.
4. Berdasarkan Kriteria yang Valid
Selain perlu adanya data dan fakta, juga perIu adanya kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten dengan tujuan yang telah dirumuskan. Kriteria ini digunakan agar memiliki standar yang jelas apabila menilai suatu aktivitas supervisi pendidikan. Kekonsistenan kriteria evaluasi dengan tujuan berarti kriteria yang dibuat harus mempertimbangkan hakekat substansi supervisi pendidikan.Kriteria dalam evaluasi program supervisi pendidikan ada dua,yaitu pertama, kriteria objetive yang berkenaan dengan patokan tujuan yang ingin dicapai.
5. Fungsional.
Hasil evaluasi program supervisi pendidikan tidak hanya dimaksudkan untuk membuat laporan kepada atasan yang kemudian di “peti es” kan. Hasil evaluasi program supervisi pendidikan berarti fungsional apabila dapat digunakan untuk memperbaiki situasi yang ada pada saat itu. Dengan demikian evaluasi program supervisi pendidikan benar-benar memiliki nilai guna baik secara langsungmaupun tidak langsung.
6. Diagnostik.
Evaluasi program supervisi pendidikan hendaknya mampu mengidentifikasi kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan apa yang dievaluasi sehingga dapat memperbaikinya. Oleh sebab itusetiap hasil evaluasi program supervisi pendidikan harus didokumentasikan. Bahan-bahan dokumentasi hasil evaluasi inilah yang dapat dijadikan dasar penemuan kelemahan-kelemahan ataukekurangan-kekurangan yang kemudian harus diusahakan jalan pemecahannya.
8 8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat
mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi. Evaluasi terhadap
siswa dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah mereka capai.
Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa untuk mengevaluasi diri
mereka sendiri (self assessment) atau evaluasi diri. Evaluasi diri dilakukan oleh siswa
terhadapa diri mereka sendiri, maupun terhadap teman mereka. Hal ini akan mendorong
siswa untuk berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu:
1) sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secara
berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi disetiap akhir
program tersebut,
2) dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk
menunjang keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun prasangka. bukan
merupakan landasan untuk mengambil keputusan dalam evaluasi, dan
3) kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya
9 9
DAFTAR PUSTAKA
1. Balai Pustaka. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.2. Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.
3. Arikunto, suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
4. Arifin, Zainal (2012). Evaluasi Pembelajaran Jakarta : direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI.
5. Sudijono Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo.
6. Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
7. Arifin Zaenal. 2010. Evaluasi pembelajaran. Bandung : Rosda.
8. Farida Yusuf Tayibnapis. 2008. Evaluasi Pendidikan dan Instrumen Evaluasi. Jakarta: Rineka Cipta.
9. H.M Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan; Prinsip & Operasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara.
10
10
11
11