makalah tipe- tipe iklim klimatologi revisi

22
Laporan Prktikum Klimatologi Tipe-tipe Iklim Diana Maharani 05021281320026 Program Studi Teknik Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Upload: nurhashifah-agriani

Post on 26-Nov-2015

346 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Laporan Prktikum Klimatologi

Tipe-tipe Iklim

Diana Maharani

05021281320026

Program Studi Teknik Pertanian

Jurusan Teknologi Pertanian

Fakultas Pertanian

Universitas Sriwijaya

2014 BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPengertian Klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yg ditetapkan. Mengklasifikasimenggolong-golongkan menurut jenis, menyusun ke dalam golongan. Iklim adalah suatu keadaan hawa (suhu, kelembapan, awan, hujan, dan sinar matahari) pada suatu daerah dalam jangka waktu yang agak lama di suatu daerah.

Dari klasifikasi agar kita lebih tahu makna dari suatu objek yang kita perdalam, misalnya pada klasifikasi tumbuhan, setelah kita klasifikasi maka kita dapat mengetahui apa saja golongan-golongan dari tumbuhan tersebut. Maka pada iklim berarti kita akan mengelompokkan iklim tersebut kedalam bagian-bagiannya. Sistem kelasifikasi diindonesia sekarang sudah sangat terkenal tidak seperti dulu lagi, dan banyak yang telah digunakan oleh masyarakat kita walaupun ia tidak mengetahuinya baik itu dibidang pertanian dan sebagainya.Bumi kita senantiasa diselimuti oleh udara. Udara yang menyelimuti bumi disebut dengan Atmosfer yang teridiri dari Gas. Atmosfer berdasarkan temperaturnya terdiri dari beberapa lapisan, yaitu Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer. Perubahan Cuaca dan iklim terjadi pada lapisan Troposfer yang memiliki ketinggian lapisan di khatulistiwa mencapai 19 km dan di atas kutub mencapai ketinggian 8 km, ketinggian rata-rata 11 km dari permukaan bumi. Perubahan cuaca dan iklim dipengaruhi oleh unsur: temperatur Tekanan, Kelembaban, angin, awan, dan curah hujan. Pengertian cuaca adalah rata-rata udara di suatu tempat uang terbatas dan relatif sempit, sedangkan Iklim adalah keadaan rata cuaca di satu daerah yang cukup luas dan dalam kurun waktu yang cukup lama. Iklim dunia dikelompokan berdasarkan berdasarkan garis lintang dan garis bujur serta suhu.Kita hanya mengetahui kata iklim , akan tetapi kurang mengerti akan arti dari iklim tersebut apa. Maka dari itu kami menjadikan tipe-tipe iklim sebagai pembahasan dalam makalah ini. Dalam penentuan tipe iklim menurut klasifikasi iklim hanya memerlukan data hujan bulanan paling sedikit 10 tahun dan keriterianya hanya menggunakan bulan kering (BK), bulan basah (BB), dan bulan lembab (BL).

B. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini diharapkan kita dapat mengetahui apa itu klasifikasi, iklim, mengkelasifikasikannya, metode-metode menghitungnya dan berapa tahun sajakah data iklim yang baik untuk diukur.BAB II

TINJAUAN PUSTAKADalam unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar dalam melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah suhu dan curah hujan (presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan. Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya memilih data unsur-unsur iklim yang berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut (Lakitan, 2002).

Iklim merupakan sintesis atau kesimpulan atau rata-rata perubahan unsur unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan) dalam waktu jangka panjang disuatu tempat atau pada suatu wilayah. Sintesis tersebut dapat diartikan pula sebagai nilai statistik yang meliputi antara lain nilai rata rata, maksimum, frekwensi kejadian, atau peluang kejadian dari cuaca. (wordpress.com)Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa iklim sifatnya lebih luas dibandingkan cuaca. Cuaca terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. (Regariana, 2005).Iklim selalu berubah menurut ruang dan waktu. Dalam skala waktu perubahan iklim akan membentuk pola atau siklus tertentu, baik harian, musiman, tahunan maupun siklus beberapa tahunan. Selain perubahan yang berpola siklus, aktivitas manusia menyebabkan pola iklim berubah secara berkelanjutan, baik dalam skala global maupun skala lokal (Irianto, 2003).Beberapa sistem klasifikasi iklim yang sampai sekarang masih digunakan dan pernah digunakan di Indonesia antara lain adalah:

A.Sistem Klasifikasi Koppen

Koppen membuat klasifikasi iklim berdasarkan perbedaan temperatur dan curah hujan. Koppen memperkenalkan lima kelompok utama iklim di muka bumi yang didasarkan kepada lima prinsip kelompok nabati (vegetasi). Kelima kelompok iklim ini dilambangkan dengan lima huruf besar dimana tipe iklim A adalah tipe iklim hujan tropik (tropical rainy climates), iklim B adalah tipe iklim kering (dry climates), iklim C adalah tipe iklim hujan suhu sedang (warm temperate rainy climates), iklim D adalah tipe iklim hutan bersalju dingin (cold snowy forest climates) dan iklim E adalah tipe iklim kutub (polar climates) (Safii, 1995).B.Sistem Klasifikasi MohrKlasifikasi Mohr didasarkan pada hubungan antara penguapan dan besarnya curah hujan, dari hubungan ini didapatkan tiga jenis pembagian bulan dalam kurun waktu satu tahun dimana keadaan yang disebut bulan basah apabila curah hujan >100 mm per bulan, bulan lembab bila curah hujan bulan berkisar antara 100 60 mm dan bulan kering bila curah hujan < 60 mm per bulan (Anonim, 2009).C..Sistem Klasifikasi Schmidth-FergusonPenyusunan peta iklim menurut klasifikasi Schmidth-Ferguson lebih banyak digunakan untuk iklim hutan. Pengklasifikasian iklim menurut Schmidt-Ferguson ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan kering seperti kriteria bulan basah dan bulan kering klsifikasi iklim Mohr. Pencarian rata-rata bulan kering atau bulan basah (X) dalam klasifikasian iklim Schmidt-Ferguson dilakukan dengan membandingkan jumlah/frekwensi bulan kering atau bulan basah selama tahun pengamatan ( f ) dengan banyaknya tahun pengamatan (n).

Schmidth-Fergoson membagi tipe-tipe iklim dan jenis vegetasi yang tumbuh di tipe iklim tersebut adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim B (basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim C (agak basah) jenis vegetasinya adalah hutan dengan jenis tanaman yang mampu menggugurkan daunnya dimusim kemarau, tipe iklim D (sedang) jenis vegetasi adalah hutan musim, tipe iklim E (agak kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim F (kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim G (sangat kering) jenis vegetasinya padang ilalang dan tipe iklim H (ekstrim kering) jenis vegetasinya adalah padang ilalang (Syamsulbahri, 1987).

D.Sistem Klasifikasi OldemanKlasifikasi iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan kepada jumlah kebutuhan air oleh tanaman, terutama pada tanaman padi. Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang berlansung secara berturut-turut.

Lamanya periode pertumbuhan padi terutama ditentukan oleh jenis/varietas yang digunakan, sehingga periode 5 bulan basah berurutan dalan satu tahun dipandang optimal untuk satu kali tanam. Jika lebih dari 9 bulan basah maka petani dapat melakukan 2 kali masa tanam. Jika kurang dari 3 bulan basah berurutan, maka tidak dapat membudidayakan padi tanpa irigasi tambahan (Tjasyono, 2004).BAB III

METODELOGI

Misalnyanya diperoleh data seperti ini : Data curah hujan 10 tahun di sebuah kabupatenTahunBulan

JanPebMarAprlMeiJunJuliAgsSepOktNopDes

199319941995199619971998199920002001200246241140225633317357431743049319230040529330347036639724917257839341831913541040033437047930636732626112018628931721657515917922344712102211882462731151924145502581092563390097440198353960997900560711210264916101507120109037750333922524667433275229333332925848145410245347840550897479179253376291437530274140569

Klasifikasi Iklim Schmidth-FergusonTahun1993199419951996199719981999200020012002

BK 100mm871076119886

Jumlah12121212121212121212

Maka untuk mengolah data tersebut kita dapat menghitung dengan :1. Rata-rata Bulan Kering [BK] = 2,9

2. Rata-rata Bulan Lembab

= 1,1

3. Rata-rata Bulan Basah = 8Rumus : Q = x 100%

= x 100%

= 0,3625 x 100%

= 36,25%

Kesimpulan: tipe iklim di Kabupaten Pengalengan adalah tipe C [agak basah] dilihat dari segitiga Schmidth-Ferguson.

Klasifikasi Iklim OldemanBulanRata-Rata CHBB, BL, BK

BulananJan385,1BB

Feb 314,7BB

Maret383,6BB

April296,3BB

Mei181,4BL

Juni96,4BK

Juli57,2BK

Agustus30,3BK

September48,8BK

Oktober188,3BL

November356,5BB

Desember352,8BB

1. Jumlah Bulan Basah [BB] = 6 bulan

2. Jumlah Bulan Lembab [BL] = 2 bulan

3. Jumlah Bulan Kering [BK] = 4 bulan

Kesimpulan:

Tipe utama: C, subdivisinya: 3

Tipe iklim C3: Setahun hanya dapat satu kali padi dan penanaman palawija

yang kedua harus hati-hati jangan jatuh pada bulan kering.Untuk klsifikasi berdasarkan Mohr pertama kali dibuat kolom curah hujan (CH) per tahun, urah hujan (CH) rerata, dan Derajat Kebasahan Bulan (DKB). Kemudian data yang didapat dikasukkan ke dalam tabel dan dihitung curah hujan rerata dan dimasukkan dalam kolom DKB. Dan dihitung jumlah bulan basah (BB), bulan lembab (BL), dan bulan kering (BK). Kemudian ditentukan iklim daerah setempat menurut penggolongan iklim menurut Mohr. Untuk klasifikasi Schmidt-Fergusson pertama kali dibuat tabel dengan kolom bulan, curah hujan per tahun dengan kolom DKB pada setiap kolom tahun. Semua data dimasukkan dalam tabel, lalu ditentukan DKB tiap data dan dimasukkan dalam kolom DKB, lalu dihitung jumlah BB, BL, dan BK tiap tahun dan dihitung nilai Q dengan rumus Q = dan iklim setempat ditentukan menurut penggolongan iklim Schmidt-Fergusson. Untuk klasifikasi Oldeman, pertama kali dibuat tabel dengan kolom-kolom seperti yang digunakan pada klasifikasi Mohr. Semua data dimasukkan pada tabel dan DKB dalam setiap data ditentukan menurut kriteria Mohr. Jumlah rerata BB, BL, dan BK dihitung dalam angka bulat, dan tipe iklim suatu daerah setempat ditentukan dengan Sistem Klasifikasi Agroklimat. Sedangkan untuk klasifikasi Koppen, dilakukan dengan menghitung rerata BB, BL, dan BK. Selain itu untuk klasifikasi Koppen dibutuhkantabel identifikasi tipe iklim untuk menentukan suatu tipe iklim.BAB IV

PEMBAHASANDari pembuatan makalah ini kita dapat mengambil tujuan klasifikasi iklim adalah menetapkan pembagian ringkas jenis iklim ditinjau dari segi unsur yang benar-benar aktif terutama presipitasi dan suhu. Unsur lain seperti angin, sinar matahari, atau perubahan tekanan ada kemungkinan merupakan unsur aktif untuk tujuan khusus.

Kita perhatikan saja kita lihat dinegara kita, Variasi suhu di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat (altitude/elevasi), suhu udara akan semakin rendah seiring dengan semakin tingginya ketinggian tempat dari permukaan laut. Suhu menurun sekitar 0.6oC setiap 100 meter kenaikan ketinggian tempat. Keberadaan lautan disekitar kepulauan Indonesia ikut berperan dalam menekan gejolak perubahan suhu udara yang mungkin timbul karena Indonesia berada di wilayah tropis maka selisih suhu siang dan suhu malam hari lebih besar dari pada selisih suhu musiman (antara musim kemarau dan musim hujan), sedangkan di daerah sub tropis hingga kutub selisih suhu musim panas dan musim dingin lebih besar dari pada suhu harian. Kadaan suhu yang demikian tersebut membuat para ahli membagi klasifikasi suhu di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.

Hal utam lainnya hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum, oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama. Tjasyono mengungkapkan bahwa dengan adanya hubungan sistematik antara unsur iklim dengan pola tanam dunia telah melahirkan pemahaman baru tentang klasifikasi iklim, dimana dengan adanya korelasi antara tanaman dan unsur suhu atau presipitasi menyebabkan indeks suhu atau presipitasi dipakai sebagai kriteria dalam pengklasifikasian iklim.Iklim Koppen

Wladimir Koppen seorang ahli berkebangsaan Jerman membagi iklim berdasarkancurah hujan dan temperatur menjadi lima tipe iklim :1. Iklim A, yaitu iklim hujan tropis. Dengan ciri temperatur bulanan rata-rata lebih dari 18 oC, suhu tahunan 20 oC 25 oC dengan curah hujan bulanan lebih dari 60 mm dari data yang di dapat.2. Iklim B, yaitu iklim kering/gurun . Dengan ciri curah hujan lebih kecil daripada penguapan, daerah ini terbagi menjadi Iklim stepa dan gurun.3. Iklim C, yaitu iklim sedang basah. Dengan ciri temperatur bulan terdingin -3 oC 18 oC, daerah ini terbagai menjadi :Cs (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering)Cw (iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering) Cf (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua bulan)4. Iklim D, yaitu iklim dingin. Dengan ciri temperatur bulan terdingin kurang dari 3 oC dan temperatur bulan terpanas lebih dari 10 oC, daerah ini terbagi menjadi Dw, Df Dw adalah iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering Df adalah iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.5. Iklim E, yaitu iklim kutub. Dengan ciri bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10 oC Daerah ini terbagi menjadi : ET Iklim tundra DF Iklim salju

Iklim Schamidt - FergusonSchmidt dan Ferguson membagi iklim berdasarkan banyaknya curah hujan pada tiap bulan yang dirumuskan sebagai berikut :Di Indonesia terbagi menjadi 8 tipe Iklim :A. kategori sangat basah, nilai Q = 0 14,3 %B. kategori basah, nilai Q = 14,3 33,3 %C. kategori agak basah nilai Q 33,3 60 %D. kategori sedang, nilai Q = 60 100 %E. kategori agak kering, nilai Q = 100 167 %F. kategori kering, nilai Q = 167 300 %G. kategori sangat kering, nilai Q = 300 700 %H. kategori luar biasa kering, nilai Q = lebih dari 700 %

Klasifikasi Iklim OldemanOldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu : Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turutberdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan ketententuan tertentu diurutkan sebagai berikut:a. Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mmb. Bulan lembab bila curah hujan 100 200 mc. Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan.B : Jika terdapat 7 9 bulan basah berurutan.C : Jika terdapat 5 6 bulan basah berurutan.D : Jika terdapat 3 4 bulan basah berurutan.E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.Pada dasarnya Kriteria bulan basah dan bulan kering yang dipakai Oldeman berbeda dengan yang digunakan oleh Koppen atau pun Schmidt Ferguson Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut: Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200 mm. Bulan lembab apabila curah hujannya 100 - 200 mm. Bulan kering apabila curah hujannya kurang dari 100 mm.Klasifikasi Iklim Yunghunhzone iklimnya adalah terbagi lima zone:Gambar : Iklim Yunghunha. Zone iklim panas. Ketinggian 0 700 m, suhu rata-rata tahunan lebih 22 C ( padi, jagung, tebu dan kelapa).b. Zone iklim sedang. Ketinggian 700-1500m, suhu rata-rata tahunan antara 15 22 C ( kopi, the, kina dan karet). c. Zone iklim sejuk.Ketinggian.1500 2500, suhu rata-rata tahunan 11 C 15 C (cocok tanaman holtikultura). d. Zone iklim dingin.Ketinggian 2500 400m, dengan suhu rata-rata tahunan 11 C (zone ini tumbuhan yang ada berupa lumut). Zone iklim salju tropis. Ketinggian lebih dari 400m dari permukaan laut, di daerah ini tidak terdapat tumbuhan.BAB V

KESIMPULAN DAN SARANA.Kesimpulan1. Sistem klasifikasi diindonesia hanya menggunakan tiga sistem, yaitu sistem klasifikasi Koppen, Schmidth-Ferguson, dan Oldeman.

2. Sistem klasifikasi Koppen disebut juga curah hujan dan temperatur.

3. Sistem klasifikasi Schmidth-Ferguson biasanya selalu memakai Q model.

4. Klasifikasi Oldeman disebut juga deretan bulan basah.

5. Dari tiga klasifikasi yang dipakai diindonesia, hanya sistem klasifikasi Schmidth-Ferguson yang biasa dipakai.

6. Schmidth-Ferguson hanya memakai rata-rata bulan kering (BK) dan bulan basah (BB).

B.Saran

Pemahaman mengenai perhitungan dalam klasifikasi sangat diperlukan untuk mempercepat pekerjaan. Pemahaman dalam pembacaan tipe iklim suatu daerah juga sangat diperlukan demi kelancaran acara praktikum. Selain itu Pemahaman cara kerja juga diperlukan demi kelancaran praktikum.DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2009. Klasifikasi iklim. (online : Id.wikipedia.org/wiki/.) .

Diakses 24 Januari 2014Irianto, 2003. Iklim

.(online:http://tugasagrklimatologi.blogspot.com/2010/04/klasifikasi-Iklim.html) Diakses 24 Januari 2014Lakitan. 2002. Klasifikasi iklim ndonesia. PT, Dunia Pustaka Jaya: Jakarta. Regariana . 2005. Klasifikasi Iklim .(online : http://pianunyo.blogspot.com/2011/05/klasifikasi-iklim.html) Diakses 24 Januari 2014Safii. 1995. Sistem klasifikasi Koppen. Bogor : Departemen Pertanian Syamsulbahri. 1987. Klasifikasi Iklim . (online : Id.mbojo.wordpress.com-klasifikasi-

iklim.). Diakses 24 Januari 2014Tjasyono. 2004. Klasifikasi Iklim. (online : Id.wordpress.com-klasifikasi-iklim) .

Diakses 24 Januari 2014