makalah tafsir

18
SEJARAH PENURUNAN DAN PENULISAN AL-QUR’AN MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Hadist Disusun oleh: 1. Muhammad Rivaldy 2. Nurul Khoirunnisa 3. Siti Rokayah 4. Rossi R 5. Wini M R BIOLOGI 1-B FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI 1

Upload: dzakyal-fawwaz

Post on 02-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sejarah penulisan al-Qur,an

TRANSCRIPT

Page 1: makalah tafsir

SEJARAH PENURUNAN DAN PENULISAN AL-QUR’AN

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Hadist

Disusun oleh:

1. Muhammad Rivaldy2. Nurul Khoirunnisa3. Siti Rokayah4. Rossi R5. Wini M R

BIOLOGI 1-B

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2014

1

Page 2: makalah tafsir

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puja dan puji syukur kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul SEJARAH PENURUNAN DAN PENULISAN AL-QUR’AN

. Salawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita nabi

Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju

zaman terang benderang semilir keimanan.

Tujuan penulisan makalah ini adalah tidak lain dan tidak bukan untuk

lebih mengkaji dan memperdalam pengetahuan kita tentang kitab suci Al-Qur’an

yang menjadi pedoman umat manusia selama ini.

Meskipun demikian kami mengakui bahwa apa yang kami sajikan

kedalam makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari

kesempurnaan. Karena itu, kritik dan saran dari para pembaca yang budiman

sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya, jikalau di dalam makalah ini

terdapat kebenaran dan kegunaan, semua itu berasal dari Allah Subhanahu

Wata’ala sebaliknya, kalau di dalamnya terdapat kekurangan dan ketidak

smpurnaan semuanya itu karena kekurangan dan keterbatasan kami sendiri.

Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Deden

Suparman, M.A. yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk mengkaji

materi ini, semoga kesediaan tersebut mendapat berkah dan balasan yang berlipat

ganda dari Allah SWT, Aamiin.

Bandung,24November 2014

Penulis

2

Page 3: makalah tafsir

DAFTAR ISI

Kata Pengantar       .....................................................................................i               

Daftar Isi.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................2

C. Tujuan...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3

A. Pengertian Al-Qur’an ..........................................................3

B. Pengumpulan Al-Quran Pada Masa Rasulullah SAW.........4

C. Pada Masa Pemerintahan Abu Bakar...................................5

D. Pada Masa Pemerintahan Utsman Bin Affan.......................5

E. Cara Penurunan Wahyu........................................................6

F. Hikmah Diturunkan Al-Quran Secara Berangsur-Angsur. . .7

BAB III PENUTUP................................................................................9

Kesimpulan.................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................10

3

Page 4: makalah tafsir

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam, dimana susunannya tidak

pernah berubah dan tetap terpelihara sepanjang zaman, dari awal hingga

akhir turunnya al-Quran, seluruh  ayat-ayatnya diriwayatkan secara

mutawatir baik secara hafalan maupun tulisan. Selanjutnya sesudah masa

kenabian pengkodifikasian Al-Quran disempurnakan, sehingga sampai

kepada yang kita saksikan saat ini. Al-Quran merupakan pedoman umat

Islam yang berisi petunjuk dan tuntunan komprehensif  guna  mengatur

kehidupan di dunia dan akhirat. Al-qur'an merupakan kitab otentik dan

unik, yang mana susunan maupun kandungan maknanya berasal dari

wahyu, sehingga terpelihara dan terjamin sepanjang zaman.

Al-Qur’an turunkan tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-

angsur dalam masa yang relatif panjang, yakni dimulai sejak zaman Nabi

Muhammad SAW. diangkat menjadi Rasul dan berakhir pada masa

menjelang wafatnya. Sehingga Al-Qur’an belum terbukukan seperti

adanya sekarang ini. Meskipun demikian, upaya pengumpulan ayat-ayat

Al-Qur’an pada masa itu tetap berjalan. Setiap ayat-ayat Al-Qur’an

diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Kemudian memerintahkan

kepada para sahabat tertentu untuk menuliskannya dan menghafalnya.

Penulisan ayat-ayat al-Qur’an tidaklah seperti yang kita lakukan sekarang.

Selain karena mereka belum mengenal alat-alat tulis,al-Qur’an hanya

ditulis pada kepingan- kepingan tulang, pelepah korma, atau batu-batu

tipis, sesuai dengan peradaban masyarakat waktu itu.

Peran sahabat sangat penting dalam penulisan al-Qur’an terutama para

Khulafaur Rosyidin, dari Khalifah Abu Bakar yang mengumpulkan

penulisan Al-qur’an atas usul sahabat Umar, dan pada masa Kholifah

4

Page 5: makalah tafsir

Utsman bin Affan menyatukan mushaf menjadi rujukan tunggal yaitu

mushaf utsmani kemudian memperbanyak dan dikirimkan ke penjuru

dunia.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian Al-Qur’an?

2. Bagaimana proses penurunan Al-Qur’an dari masa ke masa?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian Al-Qur’an

2. Mengetahui proses penurunan Al-Qur’an dari masa ke masa

5

Page 6: makalah tafsir

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Quran

Al-Quran menurut Dr. Subhi Al Salih berarti "bacaan". Sedangkan dari

segi kebahasaan, sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an

adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya

membaca. AL-Quran di turunkan dalam tempo 22 tahun,2 bulan,222

hari,yaitu mulai malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi

Muhammad SAW,sampai 9 Dzulhijjah Haji Wada’ tahun 63 dari kelahiran

Nabi atau tahun 10 H. Al-Qur’an sebagai kitab suci terbesar telah

menyedot perhatian banyak orang. Dalam pandangan umat islam, al-

Qur’an merupakan teks yang diwahyukan Allah SWT kepada nabi

Muhammad sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia. kitab suci ini

diturunkan untuk menjawab persoalan-persoalan nyata yang muncul di

tengah kehidupan manusia. Ia adalah kitab bacaan yang mendapatkan

kedudukan istimewa.

Dalam penulisan Al-Qur’an kita mengenal istilah Jam’u Al-Qur’an

(pengumpulan Al-qur’an) yang mempunyai dua pengertian yaitu, al-hifdzu

( menghafal ) dan al-kitabah ( menulis ) yakni menulis al-qur’an  pada

benda-benda yang dapat ditulis.

Kata pengumpulan dalam arti penghafalannya adalah proses ketika

Allah Swt. Menyemayamkan wahyu yang diturunkan ke dalam lubuk hati

Nabi Muhammad SAW. secara menghafal dan menghayatinya, sehingga

beliau dapat menguasai Al-Quran sebagaimana yang dimaksud Allah

SWT. kemudian beliau membacakannya  kepada sejumlah shahabatnya,

agar mereka dapat pula menghafal dan menanamkannya di dalam lubuk

hati mereka. Allah SWT.  berfirman dalam surat al-Jumu’ah ayat 2,yang

artinya : “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang

6

Page 7: makalah tafsir

Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,

mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As

Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam

kesesatan yang nyata”.

Sedangkan  pengumpulan Al-Qur’an yang berarti al-kitabah ( menulis )

yakni perhimpunan seluruh Al-Qur’an dalam bentuk tulisan, yang

memisahkan masing-masing ayat dan surah, atau hanya mengatur susunan

ayat-ayat Al-Qur’an saja dan mengatur susunan semua ayat dan surah di

dalam beberapa shahifah yang kemudian disatukan sehingga menjadi suatu

koleksi yang merangkum semua surah yang sebelumnya telah disusun satu

demi satu. Penulisan sudah ada pada zaman Rasulullah SAW. yaitu dalam

bentuk lembaran-lembaran yang  terpisah atau dalam bentuk ukiran pada

beberapa jenis benda yang dapat dijadikan sebagai alat tulis-menulis yaitu

‘usub (pelepah kurma), likhaf (batu halus berwarna putih), riqa’ (kulit),

aktaf (tulang unta) dan aktab (bantalan kayu yang biasa dipasang

dipunggung unta).

B.  Pengumpulan Al-Quran Pada Masa Rasulullah SAW.

Seluruh al-Qur’an telah ditulis pada zaman Rasulullah SAW.

masih hidup, hanya belum terhimpun di dalam satu tempat. Terdapat

beberapa sahabat yang ditunjuk Rasulullah untuk menuliskan Al Qur'an

yakni Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit,

Ubay bin Kaab dan Tsabit bin qais dan sahabat yang lain juga kerap

menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan

yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun

lontar, kulit atau daun kayu, pelana,potongan tulang belulang binatang dan

banyak sahabat-sahabat yang langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an

setelah wahyu diturunkan.

7

Page 8: makalah tafsir

C.   Pada Masa Pemerintahan Abu Bakar

Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa pertempuran (

perang dalam memberantas Nabi Palsu Musailamah alkadzab ) yang

mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur'an dalam jumlah

yang signifikan. Umar bin Khattab yang saat itu merasa sangat khawatir

akan keadaan tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk

mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur'an yang saat itu tersebar di antara

para sahabat. Abu Bakar lantas memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai

koordinator pelaksaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai

dan Al-Qur'an tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan

kepada Abu Bakar. Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga

wafatnya kemudian mushaf tersebut berpindah kepada Umar sebagai

khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya yakni

Hafsah yang juga istri Nabi Muhammad SAW.

D.  Pada Masa Pemerintahan Utsman Bin Affan

Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin Affan,

terdapat keragaman dalam cara pembacaan Al-Qur'an (qira'at) yang

disebabkan oleh adanya perbedaan dialek (lahjah) antar suku yang berasal

dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman

sehingga ia mengambil kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar

(menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis

penulisan yang baku. Standar tersebut, yang kemudian dikenal dengan

istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga saat ini.

Bersamaan dengan standardisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan

standar yang dihasilkan diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar).

Dengan proses ini Utsman berhasil mencegah bahaya laten terjadinya

perselisihan di antara umat Islam pada masa depan dalam penulisan dan

pembacaan Al-Qur'an.

8

Page 9: makalah tafsir

Mengutip hadist riwayat Ibnu Abi Dawud dalam Al-Mashahif,

dengan sanad yang shahih: Suwaid bin Ghaflah berkata, "Ali mengatakan:

Katakanlah segala yang baik tentang Utsman. Demi Allah, apa yang telah

dilakukannya mengenai mushaf-mushaf Al Qur'an sudah atas persetujuan

kami. Utsman berkata, 'Bagaimana pendapatmu tentang isu qira'at ini?

Saya mendapat berita bahwa sebagian mereka mengatakan bahwa

qira'atnya lebih baik dari qira'at orang lain. Ini hampir menjadi suatu

kekufuran'. Kami berkata, 'Bagaimana pendapatmu?' Ia menjawab, 'Aku

berpendapat agar umat bersatu pada satu mushaf, sehingga tidak terjadi

lagi perpecahan dan perselisihan.' Kami berkata, 'Pendapatmu sangat

baik'."

Menurut Syaikh Manna' Al-Qaththan dalam Mahabits fi 'Ulum Al

Qur'an, keterangan ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Utsman

telah disepakati oleh para sahabat. Demikianlah selanjutnya Utsman

mengirim utusan kepada Hafsah untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang

ada padanya. Lalu Utsman memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga

orang Quraish, yaitu Abdullah bin Az-Zubair, Said bin Al-Ash dan

Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam. Ia memerintahkan mereka agar

menyalin dan memperbanyak mushaf, dan jika ada perbedaan antara Zaid

dengan ketiga orang Quraish tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa

Quraish karena Al Qur'an turun dalam dialek bahasa mereka. Setelah

mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia mengirimkan

tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah,

Kufah, dan sebuah ditahan di Madinah (mushaf al-Imam).

E. Cara Penurunan Wahyu

Wahyu yang diturunkan kepada Rasul atau nabi secara rahasia dan sangat cepat itu bervariasi. Dari variasi itu terbagi pada dua kelompok besar, yaitu melalui perantara Malaikat Jibril dan langsung tanpa perantara.

a. Melalui perantara MalaikatWahyu yang diturunkan dengan cara ini yang terkenal ada dua yaitu:

9

Page 10: makalah tafsir

- Pertama, Jibril mrnampakkan wajahnya dan bentuknya yang asli. Cara seperti ini terjadi ketika Nabi Muhammad menerima wahyu yang pertama, surah al alaq ayat 1-5.

- Kedua, Jibril menyamar seperti seorang laki-laki yang berjubah putih. Misalnya ketika Nabi Muhammad menerima wahyu tentang imam, islam, ihsan, dan tanda-tanda hari kiamat.

b.   Tanpa Perantara Malaikat ( Langsung )Melalui mimpi yang benar, misalnya ketika turun wahyu surah al

kautsar ayat 1-3.

Contoh lain adalah wahyu tentang penyembelihan Ismail oleh ayahnya, Ibrahim, yang diuraikan dalam surah al shaffat ayat 101-112.

Adapula yang menyatakan bahwa cara ini adalah turunnya wahyu melalui balik hijab. Misalnya wahyu Allah kepada Nabi Musa yang diceritakan dalam Alquran surah Al-A’rof ayat 143 dan An-Nisa ayat 164.

Contoh lain adalah wahyu yang diterima Nabi Muhammad pada malam isra dan mi’raj tentang perintah sholat lima waktu. Menurut al-Qathan cara seperti ini tidak didapati satu ayat pun dalam Alquran. Cara yang lain lagi adalah seperti gemercikan lonceng. Menurut jumhur ulama cara tersebut termasuk yang melalui perantara malaikat. Namun contohnya belum didapati

F. Hikmah Diturunkan Al-Quran Secara Berangsur-Angsur

Al Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dalam masa 22

tahun 2 bulan 22 hari atau 23 tahun, 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di

Madinah. Hikmah Al Qur’an diturunkan secara beransur-ansur itu ialah:

1. Agar lebih mudah difahami dan dilaksanakan. Orang tidak akan

melaksanakan suruhan, dan larangan sekiranya suruhan dan larangan itu

diturunkan sekaligus banyak. Hal ini disebutkan oleh Bukhari dan riwayat

‘Aisyah r.a.

2. Di antara ayat-ayat itu ada yang nasikh dan ada yang mansukh, sesuai

dengan permasalahan pada waktu itu. Ini tidak dapat dilakukan sekiranya

10

Page 11: makalah tafsir

Al Qur’an diturunkan sekaligus. (ini menurut pendapat yang mengatakan

adanya nasikh dan mansukh).

3. Turunnya sesuatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi

akan lebih mengesankan dan lebih berpengaruh di hati.

4. Memudahkan penghafalan. Orang-orang musyrik yang telah menayakan

mengapa Al Qur’an tidak diturunkan sekaligus.

11

Page 12: makalah tafsir

BAB III

PENUTUP

1.    Kesimpulan  

Dalam penulisan Al-Qur’an kita mengenal istilah Jam’u Al-Qur’an

(pengumpulan Al-qur’an) yang mempunyai dua pengertian yaitu, al-hifdzu

(menghafal) dan al-kitabah ( menulis ) yakni menulis al-qur’an  pada

benda-benda yang dapat ditulis.

Seluruh al-Qur’an telah ditulis pada zaman Rasulullah SAW. masih hidup,

hanya belum terhimpun di dalam satu tempat. Media penulisan yang

digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar,

kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang dan

banyak sahabat-sahabat yang langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an

setelah wahyu diturunkan.

12

Page 13: makalah tafsir

Daftar Pustaka

Kamaluddin,Marzuki.1992.‘Ulumul Al-qur’an.Bandung:PT Remaja

Rosdakarya.

Shihab,Muhamma.1993. Membumikan Al-Qur'an. Bandung:Mizan.

Shubhi,al-Shaleh dan Mabahits.1977. ‘Ulum al-Quran.Bandung:Pustaka

Karya.

Zainu,Syaikh Muhammad Ibnu Jamil.1997.Pemahaman Al-Qur’an.Bandung:Gema Risalah Press.

13