makalah psikologi forensik
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 MAKALAH PSIKOLOGI FORENSIK
1/9
MAKALAH PSIKOLOGI HUKUM"FORENSIK"
BAB IPENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ketika kita mendengar kata "hukum," apa yang pertama kali
terlintas dalam benak kita? Jarang sekali kita langsung membayangkan
suatu perangkat yang terdiri dari benda, manusia dan lembaga. Tetapi
karena kita terbiasa mengalami hal-hal yang berkaitan dengan hukum,
maka kita kadang mengidentifkasikan atau mengartikan hukum sebagaipolisi, penjara, pengadilan, atau hal-hal lain semacamnya. Bahkan
seringkali perasaan yang timbul diiringi rasa takut dan khaatir yang
berlebihan. !tu sebabnya banyak diantara kita yang sama sekali enggan
berurusan dengan hal-hal yang menyangkut hukum. erasaan-perasaan
seperti itu sangat ajar, kalau saja kita belum memahami sepenuhnya
apa yang dimaksud dengan hukum itu sendiri.
ada hakekatnya hukum merupakan produk dari perkembangan
masyarakat, di mana ketidak - teraturan dan keseenang - enangan
juga kepentingan-kepentingan dari sekelompok masyarakat tertentu
membutuhkan dan menghasilkan proses terciptanya serangkaian
ketentuan-ketentuan dan kesepakatan-kesepakatan. Ketentuan -
ketentuan yang disepakati itu kemudian dalam perkembangannya dikenal
sebagai "hukum." #ehingga pada sebuah tubuh yang namanya hukum, dia
mempunyai dua muka atau sisi$ sisi keadilan dan sisi kepentingan.
%enururt &ahardjo '())*+ kompleksnya permasalahan hukum tidak
hanya semata peramasahan hukum saja melainkan masalah perilaku
manusia. ukum dibuat manusia untuk mengatur perilaku manusia sangattertib dan teratur. amun realitas menunjukkan seringkali hukum menjadi
mainan/ manusia untuk meujudkan kepentingan. ukum dijadikan alat
untuk mecapai tujuan. #eseorang politikus, akan menggunakan hukum
untuk kepentingan politiknya, seorang pengusaha akan menggunakan
hukum untuk kepentingan bisnisnya dan sebagainya. emaknaan hukum
berdasarkan tujuan dan kepentingan masing-masing menjadi suatu
dilema tersendiri dalam dunia peradilan. 0sas - asas keadilan cenderung
diabaikan, digeser oleh asa-asas kepentingan bersi1at personal atau
kelompok. %anusia menjadi aktor utama dalam proses penegakan hukum.
-
8/19/2019 MAKALAH PSIKOLOGI FORENSIK
2/9
%asalahnya sekarang ini banyak perilaku-perilaku oknum cenderung
menggunakan kelemahan hukum untuk mengambil suatu kesempatan
dalam menggapai tujuan. 2ogikanya hukum menjadi suatu alat untuk
memutar balikan 1akta bahkan menjadi suatu alat untuk menyerang orang
lain.
3enomena telah banyak kita lihat sekarang ini. Berkaitan dengan
perilaku manusia salah satu ilmu yang rele4an dengan tersebut adalah
psikologi. sikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan proses
mental manusia. 5alam perjalanannya psikologi banyak berinteraksi
dengan ilmu-ilmu lainnya termasuk hukum, bagian dari psikologi yang
menanganinya sering dikenal sebagai psikologi 1orensik.
6una dapat menjalankan peran sebagai psikolog 1orensik, seorang
psikolog perlu menguasai pengetahuan psikologi dan hukum, sertamemiliki ketrampilan sebagai psikolog 1orensik. sikologi 1orensik
sebenarnya merupakan perpaduan dari psikologi klinis, psikologi
perkembangan, psikologi sosial dan psikologi kogniti1. sikolog 1orensik
memiliki keahlian yang lebih spesifk dibanding psikolog umum.
ada penanganan pelaku7korban7saksi anak-anak dibutuhkan
pemahaman psikologi perkembangan. 5alam menjelaskan relasi sosial
antara hakim, pengacara, saksi, terdaka dibutuhkan kemampuan
psikologi sosial. ada saat ini, banyak psikolog yang sudah terlibat sebagai
psikolog 1orensik, namun tidak adanya standar yang jelas membuat
psikolog yang terjun di kegiatan 1orensik menjalankan sesuai dengan
pertimbangannya masing-masing. al ini berdampak pada penilaian
pelaku hukum dan masyarakat yang menjadi bingung dan tidak
memahami kinerja psikolog 1orensik yang beragam.
B.
Rumusan Masala
0dapun rumusan masalah dalam makalah ini
8. 0pa itu psikologi 1orensik ?
(. 0pa itu pembunuhan berantai, ciri 9 cirinya dan proses profling?:. Bagaimana proses otopsi psikologis?
!. u#uan
0dapun tujuan dari penulisan makalah ini diharapkan kita semua
dapat $
8. %enjelaaskaan secara rinci apa itu psikologi 1orensik
(. %enjelaskan apa itu pembunuhan berantai , ciri 9 cirinya serat proses
profling
:. %emahami proses otopsi psikologis
-
8/19/2019 MAKALAH PSIKOLOGI FORENSIK
3/9
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengert$an Ps$k%l%g$ F%rens$k
sikologi 3orensik , 3orensik berasal dari bahasa ;unani
yaitu Forensis yang bermakna debat atau perdebatan. 3orensik adalah
ilmu apapun yang digunakan untuk tujuan hukum dengan tidak memihak
bukti ilmiah untuk digunakan dalam pengadilan hukum, dan dalam
penyelidikan dan pengadilan pidana (Wijaya 2009). !ndi4idu yangberkecimpung pada psikologi 1orensik dapat dibedakan sebagai berikut $
a. Ilmuwan Psikologi Forensik. Tugasnya melakukan kajian7penelitian yang
terkait dengan aspek-aspek perilaku manusia dalam proses hukum<
b. Praktisi psikolog forensik . Tugasnya memberikan bantuan pro1esional
berkaitan dengan permasalahan hukum
Berikut ini merupakan beberapa tugas psikologi 1orensik $
8. Berhubungan dengan pelaku yakni membantu polisi dengan melakukan
asesmen untuk memberikan gambaran tentang kondisi mental pelaku.
(.
Berhubungan dengan korban yakni membantu polisi dalam melakukan
penggalian in1ormasi terhadap korban, misalnya kepada anak-anak atau
anita korban kekerasan.
:. Berhubungan dengan saksi yakni melakukan teknik in4estigasi saksi yang
tepat antara lain teknik hipnosis dan aancara kogniti1.
=. Tugas di pengadilan yakni sebagai saksi ahli, bagi korban, dan bagi
pelaku dengan permasalahan psikologis termasuk dapat bekerja untuk
pengacara dalam memberikan masukan, terkait dengan jaaban-jaaban
yang harus diberikan kliennya agar tampak meyakinkan.>. Tugas di lembaga pemasyarakatan yakni dalam rangka melakukan
asesmen dan inter4ensi psikologis pada narapidana
leh kalangan para psikolog 1orensik (dalam sunberg dkk
200) mengatakan baha yang menjadi eksplorasi psikologi 1orensik
dikelompokkan menjadi empat bagian diantaranya$
8. Psy!"ology of !riminal !ondu!t# psy!"ology of !riminal be"a$iour#
psy!"ologi!al study of !rime# !riminal psy!"ology.
-
8/19/2019 MAKALAH PSIKOLOGI FORENSIK
4/9
(. Forensi! !lini!al psy!"ology# !orre!tional psy!"ology# assesmnet
dan penanganan atau re"abilitasi prilaku yang tidak diinginkan se!ara
sosial.
:. %empelajarai tentang metode atau tek"nik yang digunakan ole"
badan kepolisian antara lain poli!e psy!"ology# be"a$ioural s!ien!e# and
in$estigati$e psy!"ology.
=. &idang psy!"ology and law terutama difokuskan pada proses
persidangan "ukum dan sikap serta keyakinan partisipannya
B.
Pem&unuan Beranta$
%enurut defnisi sudut pandang kriminal, pembunuh berantai adalah seseorang yg
membunuh satu orang atau lebih dengan rentang aktu tidak membunuh selama :) hari atau
lebih di antaranya. %oti4asi pembunuh berantai umumnya murni dari dalam dirinya sendiri, bukan
paksaan atau bujukan dari orang lain. ara pembunuh berantai sendiri umumnya adalah orang yg
tersingkirkan atau sengaja menarik diri dari lingkungannya. Karena itu, pembunuh berantai sering
diidentikkan dengan perilaku antisosial. 0kibat menarik diri dari lingkungan, mereka tumbuh
menjadi pribadi yg egosentris @ tidak punya rasa empati pada orang lain. ada pembunuh berantai
yang menjurus psikopat, ia berpikir baha nyaa hean tak ada bedanya dengan nyaa manusia,
sehingga sering menunjukkan si1at tidak menyesal usai membunuh .
#ebagai masyarakat modern, kita dibombardir dengan gambar dan
konsep tentang pembunuh berantai. 0pakah ada di flm, serial tele4isi,
dan terburuk dari semua berita menampilkan pembunuhan berantai. Takhanya di luar negeri saja maraknya pembunuhan berantai, di indonesia
pembunuhan berantai sedang marak-maraknya. #ungguh menabjubkan
seseorang dapat membunuh banyak orang tanpa rasa bersalah. Berbagai
modus yang diungkap sehingga tersangka melakukan pembunuhan
berantai. Aang, cinta hingga rasa sakit hati merupakan salah satu dari
sekian banyak modus yang di gunakan tersangka untuk melakukan
pembunuhan berantai.
!$r$'($r$ Pem&unuan Beranta$
Tidak ada da1tar ciri yang menggambarkan semua pembunuh berantai. Tetapi, penelitian
telah mengungkap beberapa pola berulang pada pembunuh-pembunuh berantai. Banyak diantara
mereka yang menderita cedera otak, yang menggangu proses berpikir rasionalnya. #ebagian besar
pernah mengalami penganiayaan fsik, seksual, dan atau psikologis tertentu di masa kanak-kanak ,
'ickey, 8C+. %alajudsement 'gangguan enyusaian+ selama masa kanak-kanak mereka kadang-
kadang diekspresikan dalam bentuk tindakan kejam terhadap binatang. ampir semuanya adalah
pria kulit putih dengan tingkat kecerdasan biasa-biasa saja. #ebagian besar berusaha mendominasi
korban sebelum kemudian membunuhnya. %ereka cenderung tidak membunuhnya dengan senjata
api dan lebih suka menggunakan metode-metode yang lebih intim seperti mencekik, menikam
atau bahkan menyiksa.
-
8/19/2019 MAKALAH PSIKOLOGI FORENSIK
5/9
#ebelum membunuh mereka seringkali meminum alkohol atau menggunakan obat bius ,
mungkin untuk mendesensisitasi dirinya sendiridan mengurangi hambatan untuk melaksanakan
niatnya 'ickey, 8C+. %ereka cenderung memilih korban dengan tipe-tipe tertentu. %isalnya,
hanya anita muda yang berkulit putih pucat .
embunuh berantai sering memperlihatkan minat obsesi1 terhadap pornograf yang
mengandung kekerasan dan pembunuhan berantai biasanya merupakan tindak kejahatan yang
melibatkan seks. 3antasi seksual pembunuh mungkin semacam latihan sebelum melakukan tindak
kejahatannya. Banyak pembunuh berantai yang memutar-ulang rekaman/ pembunuhan yang
pernah terjadi sebelumnya di dalam pikirannya sebagai stimulasi seksualnya. #ebagian bahkan
membuat rekaman 4ideo pembunuhannya sehingga ia dapat menontonnya berulang-ulang. Antuk
memenuhi kebutuhan kehidupan 1antasinya, sebagian menyimpan tanda mata dari korbannya
'misalnya jepit rambutnya+ dan mengumpulkan klipping surat kabar yang membuat laporan tindak
kejahatannya '3oD dan 2e4in,8E+. rofler kadang-kadang membedakan antara pembunuh yang
terorganisasi dan yang tidak terorganisasi '&essler,Burgess, dan 5ouglas, 8EE+.
embunuh yang terorganisasi memilih korbannya dengan cermat dan merancanakan
dengan seksama apa yang akan mereka lakukan terhadap korbannya. %ereka menunjukkan
kesabaran dan kontrol diri yang tinggi dengan menggunakan kesempatan yang tepat dan
membersihkan bukti-bukti setelah selesai membunuh. %ereka juga cenderung menggunakan ritual
yang lebih elaborati1 , yang melibatkan penyiksaan terhadap korban dan memotong-motong
mayatnya. #ebaliknya, pembunuh yang tidak terorganisasi cenderung bersikap impulsi1,
membunuh akibat amarah yang muncul tiba-tiba atau mengikuti perintah untuk membunuh yang
terdengar/ di kepalanya. embunuh yang tidak terorganisasi enderung menggunakan senjata
apapun yang kebetulan ada di sana, meninggalkan senjatanya di TK, dan menggunakan mayat
korbannya untuk memenuhi tujuan-tujuan seksualnya.
#kema klasifkasi yang lebih teridentifkasi dikemukan oleh &onald olmes. olmes
mengelompokkan pembunuh berantai menjadi empat tipe $ 4isioner, berorientasi pada misi
tertentu, hedonistik, dan berorientasi pada kekuasaan. Tipe-tipe 4isioner biasanya psikiotik. %ereka
memiliki 4isi atau keyakinan baha mereka mendengar suara Tuhan atau suara arah yang
memerintahkan kepada mereka untuk membunuh orang-orang dengan tipe tertentu. Tipe yang
berorientasi pada misi tertentu tidak terlalu psikopatik tetapi dimoti4asi oleh keinginan untuk
membunuh orang-orang yang mereka anggap jahat atau menjijikan. Tipe hedonistik membunuh
untuk mendapatkan sensasi tertentu dan mendapatkan kenikmatan sensual secara sadistis dengan
menyiksa korbannya. Tipe keempat yang berorientasi pada kekuasaan mendapatkan kepuasaan
dengan menagkap dan mengontrol sebelum membunuh
Pr%ses Pr%)l$ng
Teknik-teknik criminal profling 'profling kriminal+ dipelopori oleh unit profling and
Beha4ioral 0ssesment 'profling dan engukuran erilaku + . 3B! yang dahulu disebut Beha4ior
#cience Anit 'Anit !lmu erilaku+ di Fuantico , Girginia. anya sekitar 8= profler yang bekerja
-
8/19/2019 MAKALAH PSIKOLOGI FORENSIK
6/9
diunit 3B! tersebut. Teknik-teknik profling 'yang juga dikenal sebagai retroklasifkasi atau analisis
in4estigasi kriminal+ yang digunkan oleh 3B! itu pernah diterapkan dengan sangat berhasil dan
menjadi terkenal di dalam kasus-kasus yang melibatkan pembunuh berantai. Antuk membangun
1ondasi profling , agen-agen 3B! meaancara lebih dari =) pembunuh berantai yang dipenjara
dan memasukkan si1at dan ciri-ciri tindak kejahatan mereka ke dalam basis data komputer. Antuk
menyusun sebuah profl, para petugas penyidikan menganalisis TK, mengumpulkan in1ormasi
tentang korban-korbannya, dan menelaah laporan polisi dan laporan hasil otopsi . in1ormasi-
in1ormasi dari sumber-sumber ini digunakan untuk membuat deskirpsi atau profl/.para profler
yang pernah bekerja di 3B! menekankan tentang tentang pentingnya aspek signature/ dari tindak
kejahatan yang dimaksud. 0spek #ignature/ adalah aspek pribadi dan khas dari tindak kejahatan
tersebut yang diduga dapat mengungkapkan kepribadian si pembunuh.
!. Ot%*s$ Ps$k%l%g$
endekatan otopsi psikologi masih relati1 baru dalam lingkup peman1aatan psikologi
sebab metode ini belum banyak dikenal dalam membantu proses pemecahan kasus kriminal.
5ikatakan relati1 baru dalam pengertian baha sejauh ini belum ada perhatian secara serius dalam
psikologi sebagai bidang keilmuan. 5i samping itu, belum banyak pengguna yang mengetahui
baha pendekatan ini dapat diman1aatkan dalam membantu proses pengungkapan kasus spesifk
bagi lingkungan penegak hukum yang secara langsung bersentuhan dengan dunia kriminal.
engertian otopsi psikologi, mengacu pada pengertian umum mengenai proses otopsi
medis yang terkait dengan proses bedah mayat untuk mengetahui sebab-sebab kematian
seseorang secara fsiologis 'medis+. 5alam pengertian yang spesifk, otopsi psikologi atau dikenal
dengan sebutan retrospe!ti$e deat" assesment# e4aluasi rekonstrukti1 maupun analisis kematian
eHui4ocal 'Katherine &amsland,())*+ pada dasarnya merupakan satu upaya untuk melakukan
identifkasi sebab-sebab kematian seseorang yang dianggap masih kabur7tidak jelas
penyebabnya.lebih jauh, &amsland menyebut otopsi psikologi sebagai metode tertentu yang
dipergunakan untuk meneliti secara cermat riayat perjalanan kehidupan seseorang sebelum
kematiannya.
5alam kondisi 1aktor penyebab kematian tidak jelas , proses otopsi medis sangat
diperlukan. #ekalipun demikian, boleh jadi setelah dilakukan proses otopsi medis sekalipun, 1aktor
penyebab kematian tetap menjadi misteri . sebagai contoh, seseorang yang dinyatakan meninggal
dunia 'secara medis+ karena luka benturan benda tumpul di kepala dapat saja disebabkan orang
itu dianiaya dengan benda tumpul dikepala, tanpa sengaja kepalanya terbentur benda tumpul,
atau korban sengaja membenturkan kepalanya pada benda tumpul. Tentu saja, dalam kasus
khusus seperti ini, otopsi medis dapat saja dibantu dengan proses otopsi psikologis maupun
analisis 1orensik lainnya. 6agasan dasar dari proses otopsi psikologi adalah mengungkap kondisi
mental kepribadian dan kondisi pemikiran 'state o1 mind+ korban sebelum kematiannya,
khususnya pada kasus-kasus adanya dugaan bunuh diri.
%engacu pada pengertian tersebut proses otopsi psikologi tidak sama dengan proses
otopsi medis, yaitu tidak melakukan proses pembedahan secara fsik tetapi pembedahan terhadap
-
8/19/2019 MAKALAH PSIKOLOGI FORENSIK
7/9
riayat pada perjalanan hidup korban sampai saat-saat akhir kematiannya. Kegiatannya yang
dilaksanakan dalam proses otopsi psikologi dilakukan melalui penelitian, pengungkapan data-data,
dan riayat hidup korban melalui aancara terhadap orang-orang yang mempunyai hubungan
dekat dengan dengan korban.
#ecara spesifk dan lebih terperinci, #herry &ussel '())=+ menyatakan baha beberapa
data yang diperlukan dalam proses otopsi psikologi adalah sebagai berikut $
a. !n1ormasi pribadi 'personal in1ormation+
b. &iayat status kesehatan mental7kejiaan
c. &iayat keluarga '1amily history+
d. Gisum edrepartum 'GI&+ kematian korban
e. &iayat kematian dalam keluarga
1. &iayat kesehatan medis 'medical record+
g.
&iayat adanya kondisi stress7depresi setidaknya dalam 8 tahun terakhir
h. 2aporan polisi7laporan kemajuan penyelidikan
i. &eaksi keluarga7teman terhadap kabar kematian
j. Bukti adanya tulisan yang ditinggalkan 'bila ada+
k. &iayat penggunaan alkohol dan obat-obatan tertentu 'drugs+
l. Barang bukti yang didapatkan yang di TK
m. &iayat sikap dan perilaku emosional, stress dan ketakutan tertentu
n. erubahan kebiasaan, sikap dan perilaku, hoby, pasangan seksual, dan kehidupan rutin
Theodore . Blau '8=+ menambahkan baha dalam proses aancara terhadap
keluarga 7teman7tetangga korban, beberapa hal yang harus didalami adalah sebagai berikut $
a. Bukti-bukti adanya kondisi psikologis yang menyakitkan 'psychological pain+
b. Bukti-bukti adanya kondisi 1rustasi
c. 0danya ancaman tertentu dari orang lain
d. Bukti adanya perencanaan tertentu misalnya rencana bunuh diri
e. Bukti adanya rasa ketidakberdayaan7tanpa harapan
1. Kondisi ambi4alensi 'kebingungan7depresi+
g. Kondisi pemikiran7ide yang menghantui
h.
0danya upaya-upaya untuk melakukan upaya bunuh diri sebelumnya
#etelah data-data tersebut diperoleh melalui proses aancara dan penelitian yang
mendalam, selanjutnya dilakukan analisis untuk mencermati 1aktor-1aktor dominan yang
diperkirakan sebagai 1aktor penyebab kematian. 3akta-1akta mengenai kondisi mental psikologis,
kondisi stress, depresi, 1rustasi, ketidakberdayaan dan sebagainya merupakan 1akta yang harus
dianalisis secara psikologis, khususnya dikaitkan dengan kemungkinan kondisi tersebut mendorong
seseorang untuk melakukan bunuh diri.
Bilamana bukti-bukti psikologis tersebut tidak ditemukan dari korban, analisis dapat
di1okuskan pada 1akta-1akta keberadaan orang lain,ancaman, atau kondisi lain yang diperkirakan
memungkinkan orang tersebut menjadi korban pembunuhan atau korban kecelakaan. %eskipun
-
8/19/2019 MAKALAH PSIKOLOGI FORENSIK
8/9
dalam kenyataan secara psikologis, korban kecelakaan dan korban bunuh diri sering sulit untuk
dibedakan, sangat dimungkinkan sebuah kejadian kecelakaan yang sepintas seolah-olah
merupakan kelalaian yang menyebabkan meninggalnya korban, sebenarnya merupakan upaya
bunuh diri secara tersamar.
asil dari proses otopsi psikologis, seperti yang telah ditegaskan oleh Blau '8=+
mengarah pada kesimpulan berupa skenario yang paling mendekati dari kematian korban.
Kesimpulan ini secara spesifk memuat kemungkinan kejadian secara kronologis 'Kronilogical story+
yang menjelaskan proses kematian korban serta kemungkinan 1aktor penyebabnya
BAB III
PENUUP
Kes$m*ulan
8. 3isikologi 1orensik merupkan bagian dari ilmu psikologi yang berkaitan
dengan hukum.
+. embunuh berantai adalah seseorang yg membunuh satu orang atau lebih dengan rentang aktu
tidak membunuh selama :) hari atau lebih di antaranya, dan moti4asi pembunuh berantai
umumnya murni dari dalam dirinya sendiri, bukan paksaan atau bujukan dari orang lain dan
umumnya adalah orang yang tersingkirkan atau sengaja menarik diri dari lingkungannya.
:.
topsi psikologi atau dikenal dengan sebutan retrospe!ti$e deat" assesment merupakan e4aluasi
rekonstrukti1 maupun analisis kematian eHui4ocal, pada dasarnya merupakan satu upaya untuk
-
8/19/2019 MAKALAH PSIKOLOGI FORENSIK
9/9
melakukan identifkasi sebab-sebab kematian seseorang yang dianggap masih kabur7tidak jelas
penyebabnya dan merupakan metode tertentu yang dipergunakan untuk meneliti secara cermat
riayat perjalanan kehidupan seseorang sebelum kematiannya.
onstano %ark '())E+. 'plikasi Psikologi dalam istem ukum. ;ogyakarta $ ustaka elajar
0khdiat endra dan %arliani &osleni '()88+.Psikologi ukum. Bandung $ ustaka #etia