makalah profesi pustakawan

20
MAKALAH PROFESI PUSTAKAWAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Perpustakaan Semester I Dosen Pengampu : Merryam Agustine Disusun oleh : Maulana Arif Hidayat (11140002) Septiana Nurul Imamah (11140003) Feni Vitria Mainardea (11140004) Diyah Fitri Vikasari (11140029) Nurul Huda (11140030) ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA 0

Upload: maulana-arif-hidayat

Post on 14-Aug-2015

1.169 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Profesi Pustakawan

MAKALAH

PROFESI PUSTAKAWAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Perpustakaan

Semester I

Dosen Pengampu : Merryam Agustine

Disusun oleh :

Maulana Arif Hidayat (11140002)

Septiana Nurul Imamah (11140003)

Feni Vitria Mainardea (11140004)

Diyah Fitri Vikasari (11140029)

Nurul Huda (11140030)

ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2011

0

Page 2: Makalah Profesi Pustakawan

BAB I

PENDAHULUAN

Pandangan umum tentang seorang pustakawan yakni sebagai manusia aneh dengan

kacamata minus tanpa keramahtamahan. Hal ini dikarenakan asumsi yang beranggapan

bahwa seorang pustakawan berkutat dengan kumpulan buku-buku usang dengan ruangan

remang-remang gelap dan tidak sedap dipandang. Akan tetapi, ada juga yang berpendapat

sebaliknya, bahwa pustakawan laksana kamus berjalan yaitu tempat bertanya segala

informasi. Sebagaimana pendapat yang mengatakan bahwa perpustakaan yang merupakan

tempat kegiatan seorang pustakawan disebut sebagai gudang ilmu, pusat informasi dunia,

atau sarana kita mencari informasi sebagai jendela dunia.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, maka peran pustakawan pada sebuah

perpustakaan sebagai media penyampai informasi dapat dengan menggunakan berbagai

program kemasan informasi dengan aneka penyajian. Dalam dunia belajar mengajar atau

pendidikan dan pengajaran, peran perpustakaan masih menjadi kebutuhan pokok bagi para

pendidik dan peneliti. Hal ini dikarenakan tidak semua informasi yang dibutuhkan dapat

diperoleh dengan mudah. Berkaitan dengan sarana pembelajaran sebagai mitra dalam

memperoleh informasi dari berbagai bidang ilmu pengetahuan, maka pustakawan sebagai

mediator informasi sangat berperan. Oleh karena itu, kalangan pendidik atau siapapun yang

ingin berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan (informasi) wajib mengetahui peran

seorang pustakawan.

1

Page 3: Makalah Profesi Pustakawan

BAB II

ISI

1. Profesi Pustakawan

A. Profesi

Profesi adalah pekerjaan atau sebuah sebutan pekerjaan, terutama pekerjaan yang

memerlukan pendidikan atau latihan. Profesi kepustakawanan adalah profesi yang

mengemban pekerjaan diruang lingkup perpustakaan. Profesional adalah tenaga yang telah

menjual teknik intelektual khusus dan isi intelektual khusus. Teknik dan isi inilah yang akan

membedakan tenaga profesional dari tenaga terampil.

Ciri-ciri profesi adalah :

a. Adanya sebuah asosiasi atau organisasi keahlian.

Tenaga profesional berkumpul dalam sebuah organisasi yang teratur dan benar-benar

mewakili kepentingan profesi. Dalam dunia pustakawan dikenal organisasi bernama

Library Association (English), American Library Association (AS), serta ikatan

pustakawan Indonesia (IPI). Tidak setiap organisasi selalu berhasil dalam

perjuangannya membela profesi yang bersangkutan.

b. Terdapat pola pendidikan profesi yang jelas

Struktur pendidikan pustakawan harus jelas. Bagi sekolah perpustakaan yang belum

mendapat akreditasi ALA (Organisasi Pustakawan Amerika) maka lulusannya akan

memperoleh kesulitan bila mencari pekerjaan karena persyaratan pekerjaan lazimnya

lulusan sekolah perpustakaan yang diakui ALA. Dalam hal ini organisasi pustakawan

Amerika (ALA) lebih berhasil daripada rekannya di Inggris atau Indonesia, sebab

ALA berhak menentukan kualifikasi pendidikan formal pustakawan.

2

Page 4: Makalah Profesi Pustakawan

c. Adanya Kode Etik

Kode etik adalah sistem norma nilai-nilai atau aturan profesional yang secara tegas

biasanya tertulis menyatakan apa yang benar dan apa yang baik. Jadi merupakan apa

yang harus dilakukan oleh seorang profesional dan apa yang harus dihindari.

Mengatur hubungan antara tenaga profesional dengan nasabah atau rekan yang

bersifat lebih sosial, bukan bisnis. Kode etik diperlukan karena banyak hal yang

belum dibahas dalam peraturan namun dijumpai dalam kesehari-hari serta untuk

memastikan profesional akan memberikan layanan atau hasil kerja dengan kualitas

tertinggi dan paling baik untuk kliennya. Jadi untuk melindungi para pemakai jasa

dari perbuatan atau tindakan yang tidak profesional. Di Indonesia Ikatan Pustakawan

telah memiliki kode etik yang dikenal dengan Kode Etik Pustakawan Indonesia.

d. Berorientasi pada jasa

Dengan pengertian jasa perpustakaan dengan pembaca memerlukan pengetahuan dan

teknik khusus yang harus dimiliki pustakawan. Jasa pustakawan yang diberikan pada

pembaca menyangkut masalah hidup dan budaya si pembaca. Namun sekarang

muncul profesi baru, pustakawan adalah pialang informasi artinya pustakawan yang

menggantungkan sepenuhnya dari jual beli informasi. Pustakawan jenis ini lazimnya

tidak bekerja di perpustakaan, mandiri, dan memiliki hubungan baik dengan

perpustakaan manapun, dan dengan nasabah.

e. Adanya tingkat kemandirian

Sebagai tenaga profesional maka tenaga profesional harus mandiri, dalam arti bebas

dari campuran tangan pihak luar. Sifat kemandirian pustakawan bersifat ganda,

artinya disatu pihak tidak dapat mandiri (pustakawan bebas) namun dipihak lain ia

terkait pada pemerintah sehingga sering disebut adanya kesetiaan ganda. Pustakawan

3

Page 5: Makalah Profesi Pustakawan

yang bekerja dipihak swasta (perpustakaan khusus) sifat kemandiriannya kurang dari

pada pustakawan yang bekerja dikantor pemerintah.

f. Memiliki batang tubuh pengetahuan yang sistematik dan teoritis

Ilmu perpustakaan telah berkembang dan selalu berkembang yang dalam

perkembangannnya akan melahirkan cabang dan ranting dari pohon ilmu perpustakan

dan informasi. Cabang dan ranting itu telah dipelajari di berbagai penataran, magang,

dan pendidikan formal perpustakaan, misalnya: katalogisasi, klasifikasi, sirkulasi,

pendidikan pemakai, dan lainnya.

g. Internship

Untuk menjamin kemampuan menerapkan ilmunya, calon profesional diisyaratkan

melaksanakan internship atau praktek kerja waktu mengikuti pendidikan. Mereka

disyaratkan melaksanakan internship minimal suatu waktu tertentu. Dalam internship,

mereka menerapkan teori yang mereka pelajari di bangku kuliah dalam kegiatan

profesi. Karena ilmu dan teknologi terapannya berkembang, kebiasaan internship

diteruskan ketika profesional bekerja dalam bidangnya. Di sini para pustakawan

mengadakan saling kunjung ke perpustakaan-perpustakaan, mengikuti workshop

unutk mempelajari penemuan baru dan melaksanakan studi komparatif.

h. Standar

Standar berisi ketentuan-ketentuan, norma, teknis untuk melaksanakan layanan

profesi. Standar merupakan tolak ukur yang dapat dipergunakan untuk mengukur,

menguji dan mengevaluasi hasil layanan profesi. Standar ini dilaksanakan secara

konsisten. Standar profesi meliputi semua aspek layanan profesi. Dalam profesi

kepustakawanan, standar itu antara lain berupa standar layanan teknis, standar layanan

pembaca, standar meubeler perpustakaan dan standar kartu katalog.

4

Page 6: Makalah Profesi Pustakawan

i. Perilaku Profesional

Perilaku profesional didasarkan pada ilmu pengetahuan, kode etik serta budaya

profesi. Faktor-faktor inilah yang membuat orang profesional bertingkah laku tertentu.

Tingkah laku ini sering berlainan dengan tingkah laku orang awam atau anggota

profesi lainnya. Persepsi masyarakat mengenai perilaku profesi sering ditentukan

bukan saja seberapa jauh kebutuhan mereka terlayani oleh profesional tapi juga

ditentukan oleh perilaku profesional yang nampak dari luar atau biasanya disebut

penampilan. Istilah penampilan antara lain terdiri dari cara berkomunikasi dengan

klien dan cara berpakaian. Pustakawan di Indonesia relatif masih lemah dalam kedua

hal ini. Masyarakat juga sering mengidentikkan profesi pustakawan sebagai orang

yang berkaca mata tebal, diam, tidak aktif dan tidak dinamis.

B. Pustakawan

Pengertian pustakawan dalam hal ini adalah seorang yang menyelenggarakan kegiatan

perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas

lembaga induknya berdasarkan ilmu yang dimiliki melalui pendidikan (Kode Etik

Pustakawan, 1998:1).

Pustakawan profesional adalah orang yang bekerja pada suatu perpustakaan yang

memiliki pendidikan sekurang-kurangnya sarjana strata satu (S1) dibidang ilmu perpustakaan

dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada

masyarakat sesuai dengan tugas yang diberikan oleh lembaga induknya berdasarkan ilmu

perpustakaan. Sedangkan profesionalisme pustakawan adalah pelaksanaan kegiatan

perpustakaan yang didasarkan pada keahlian, rasa tanggung jawab dan pengabdian, adapun

mutu dari hasil kerja yang dilakukan tidak akan dapat dihasilkan oleh tenaga yang bukan

pustakawan, dikarenakan pustakawan yang memiliki jiwa keprofesionalan terhadap

pekerjaannya akan selalu mengembangkan kemampuan dan keahliannya untuk memberikan

5

Page 7: Makalah Profesi Pustakawan

hasil kerja yang lebih bermutu dan akan selalu memberikan sumbangan yang besar kepada

masyarakat pengguna perpustakaan.

Profesi pustakawan telah ditetapkan pemerintah sebagai jabatan fungsional, yaitu jabatan

kehormatan dan pengakuan atas keahlian yang dimiliki seseorang. Bentuk penghormatan dan

penghargaan ini antara lain berupa tunjangan fungsional, usia pensiun dapat diperpanjang

pada jabatan tertentu, dapat naik pangkat/jabatan dua tahun sekali bila setelah memenuhi

kriteria tertentu dan kenaikannya tidak dibatasi. Jabatan pustakawan telah diakui sebagai

jabatan fungsional karena telah dilakukan kajian-kajian yang mendalam dan ternyata

memenuhi syarat dan kriteria profesi antara lain :

Memiliki metodologi, teknis analisis dan prosedur kerja yang didasarkan pada disiplin

ilmu pengetahuan dan atau pelatihan tertentu dan mendapatkan sertifikasi.

Memiliki etika profesi yang diterapkan oleh organisasi profesi (dalam hal ini adalah

Ikatan Pustakawan Indonesia/IPI).

Dapat disusun dalam suatu jenjang jabatan berdasarkan tingkat keahlian bagi jabatan

fungsional keahlian dan tingkat ketrampilan bagi jabatan fungsional ketrampilan.

Dalam melaksanakan tugas dapat dilakukan secara mandiri.

Jabatan fungsional pustakawan ternyata diperlukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi organsisasi.

Telah memiliki pendidikan tinggi keperpustakaan dan berbagai jenjang studi sejak D2,

D3, S1, sampai pada S3.

Kiranya setiap profesi memiliki fungsi dan karakteristik bidang masing-masing, misalnya

dokter bergerak di bidang kesehatan, hakim berkecimpung dalam bidang keadilan, guru

bergerak dalam bidang pendidikan, dan lainnya. Pustakawan melakukan aktivitasnya dalam

bidang perbukuan (dalam arti luas) dan perinformasian. Oleh karena itu pustakawan memiliki

6

Page 8: Makalah Profesi Pustakawan

fungsi strategis dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan informasi Ilmiah. Fungsi dan

tugas pustakawan yang berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan itu adalah:

a. Menyimpan, mengatur, dan mengawetkan kekayaan intelektual dan artistik manusia

dalam berbagai bentuk.

b. Mempermudah pemanfaatan sumber informasi dengan tetap menjaga keselamatan

dan keamanan koleksi.

c. Mengkomunikasikan informasi yang dimiliki atau yang diketahui kepada

masyarakat yang memerlukannya.

d. Berfungsi sebagai elemen masyarakat ilmiah.

e. Membantu pembentukan dan pengembangan masyarakat belajar/learning society.

Pembinaan ini dapat dimulai dari pemasyarakatan masyarakat baca/reading society

lewat jalur pendidikan formal, keluarga, tempat ibadah, maupun pusat kegiatan.

f. Mencarikan informasi yang diperlukan pemakai ke berbagai perpustakaan, pusat

informasi, pusat dokumentasi, maupun ke media internal, dan lainnya.

C. Kondisi profesi dan profesionalisme pustakawan di Indonesia

Profesi dan profesionalisme pustakawan di Indonesisa belum menampakkan

eksistensinya. Akibatnya masyarakat masih menganggap rendah profesi pustakawan. Ada

dua faktor yang menyebabkan rendahnya penghargaan masyarakat pada profesi ini :

a. Faktor eksternal

Masyarakat

Kurangnya penghargaan masyarakat pada informasi mengakibatkan kurangnya

kebutuhan masyarakat akan jasa para profesi informasi (information profesion)

termasuk pustakawan, di dalam kehidupannya. Atau dengan kata lain kebutuhan

masyarakat akan layanan informasi melalui lembaga-lembaga informasi relatif

rendah.

7

Page 9: Makalah Profesi Pustakawan

b. Faktor internal

Pustakawan

Pelayanan informasi yang diberikan pustakawan seringkali kurang dapat memenuhi

kebutuhan pengguna. Kita masih sering menjumpai staf perpustakaan yang

mengecewakan user dalam layanannya. Belum lagi tenaga-tenaga perpustakaan yang

tingkat pendidikannya bervariasi. Tingkat pendidikan ini akan mempengaruhi tingkat

kemampuan (ability and skill) dan wawasan tentang perpustakaan yang mereka miliki.

Beragamnya tingkat pendidikan pun akan membentuk pribadi-pribadi yang berbeda

dalam rangka performansi mereka di dunia perpustakaan.

Lembaga/perpustakaan

Prinsip right man on the right place belum diterapkan di perpustakaan. Banyak

pustakawan yang berpendidikan tinggi lebih suka duduk dibelakang meja dan

membiarkan tenaga-tenaga kurang ahli melayani pengguna perpustakaan. Misalnya

kegiatan penelusuran literatur yang membutuhkan kemampuan khusus serta wawasan

yang luas mengenai kepustakaan.

Bahan pustaka

Koleksi yang disediakan perpustakaan sudah out of date, sehingga pengguna kesulitan

menemukan informasi yang aktual dan sesuai dengan kebutuhannya.

Dampak digitalisasi informasi

Digitalisasi informasi oleh perpustakaan dan pusat informasi di Indonesia dapat

mengurangi peran pustakawan yang secara tradisional menjadi mediator antara

pencari informasi dan informasi di dalam perpustakaan akan semakin kurang penting

seiring bertambahnya pusat informasi online dan meningkatnya kemampuan

masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi.

8

Page 10: Makalah Profesi Pustakawan

Faktor-faktor internal inilah yang memberikan image buruk terhadap profesi pustakawan

dan berdampak pada profesionalisme pustakawan. Keberhasilan suatu perpustakaan sangat

bergantung pada kemampuan pustakawan dalam mengelola dan mendayagunakan informasi

yang dimilikinya.

D. Kewajiban Pustakawan

a. Kewajiban Kepada Bangsa dan Negara

Pustakawan menjaga martabat dan moral serta mengutamakan pengabdian dan

tanggung jawab kepada instansi tempat bekerja, Bangsa dan Negara.

b. Kewajiban Kepada Masyarakat

Pustakawan melaksanakan pelayanan perpustakaan dan informasi kepada setiap

pengguna secara cepat, tepat dan akurat sesuai dengan prosedur pelayanan 

perpustakaan, santun dan tulus.

Pustakawan melindungi kerahasian dan privasi menyangkut informasi yang ditemui

atau dicari dan bahan pustaka yang diperiksa atau dipinjam pengguna perpustakaan.

Pustakawan ikut ambil bagian dalam kegitan  yang diselenggrakan masyarakat dan

lingkungan tempat bekerja, terutama yang berkaitan dengan pendidikan, usaha sosial

dan kebudayaan.

Pustakawan berusaha menciptakan citra perpustakaan yang baik di mata masyarakat.

c. Kewajiban Kepada Profesi

Pustakawan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan

Pustakawan Indonesia dan Kode Etik Pustakawan Indoesia.

Pustakawan memegang prinsip kebebasan intelektual dan menjauhkan diri dari usaha

sensor sumber bahan perpustakaan dan informasi.

Pustakawan menyadari dan menghormati hak milik intelektual yang berkaitan dengan

bahan perpustakaan dan informasi.

9

Page 11: Makalah Profesi Pustakawan

d. Kewajiban Kepada Rekan Sejawat

Pustakawan memperlakukan rekan sekerja berdasarkan sikap saling menghormati, dan

bersikap adil kepada rekan sejawat serta berusaha meningkatkan kesejahteraan

mereka.

e. Kewajiban  Kepada Pribadi

Pustakawan menghindari diri dari menyalahgunakan fasilitas perpustakaan untuk

kepentingan pribadi, rekan kerja dan pengguna tertentu.

Pustakawan dapat memisahkan antara kepentingan pribadi dan kegiatan profesional

kepustakawanan.

Pustakawan berusaha meningkatkan dan memperluas pengetahuan, kemampuan diri

dan profesionalisme.

2. Organisasi Profesi Pustakawan di Indonesia

Salah satu penunjang profesi dan keprofesionalan pustakawan adalah adanya suatu

organisasi profesi. Di Indonesia terdapat beragam oraganisasi profesi yang sudah cukup

bernama, antara lain IDI (ikatan Dokter Indonesia), IDGI (Ikatan Dokter Gigi Indonesia).

Sementara itu nama IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) belum terdengar gaungnya. IPI sendiri

lahir dari serangkaian organisasi-organisasi profesi pustakawan yang hidupnya tidak bertahan

lama. Pada tahun 1912 mulai dirintis diskusi pustakawan di Batavia. Usaha ini baru

membawa hasil pada tahun 1916 dengan terbentuknya Vereeniging tot Bevordering van het

bibliotheekwezen di Batavia. Organisasi ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1949 berdiri

Vereeniging van Bibliothecarisen van Indonesie. Namun organisasi ini vakuum lagi hingga

pada tahun 1954 berdiri Perkumpulan Ahli perpustakaan Seluruh Indonesia (PAPSI). PAPSI

kemudian berganti nama menjadi Asosiasi Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (APADI).

Selanjutnya berdiri Himpunan Pustakawan Chusus Indonesia atau HPCI. Akhirnya pada

tahun 1973 pada Konggres Pustakawan se-Indonesia di Ciawi, terbentuklah IPI Ikatan

10

Page 12: Makalah Profesi Pustakawan

Pustakawan Indonesia yang bertahan hingga sekarang. Semenjak pembentukannya sampai

sekarang, IPI telah melaksanakan tujuh kali konggres. Selain rutin mengadakan konggres, IPI

mencatat beberapa hasil antara lain menyelenggarakan Conference of Southeast Asia

Librarians (CONSAL) V di Jakarta tahun 1975 dan CONSAL VIII di Jakarta tahun 1990,

bertambahnya perpustakaan umum di semua kotamadya dan kabupaten, pengembangan

perpustakaan desa di berbagai propinsi di Indonesia, keluarnya keputusan bersama

Mendikbud dan Menteri Koordinator/ketua Bapenas mengenai jabatan fungsional

pustakawan yang ditandatangani pada bulan Juli 1988.

11

Page 13: Makalah Profesi Pustakawan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pustakawan pada dasarnya adalah profesi yang ada dalam masyarakat. Profesi

pustakawan, sama halnya dengan profesi-profesi lain membutuhkan profesionalisme dari

individu-individu tersebut. Tidak perlu berkecil hati sebab walau bagaimanapun juga profesi

ini berhak berkembang seperti hanya profesi lain yang dianggap lebih bonafit. Semua hal

yang berkaitan dengan syarat profesi telah dipenuhi oleh profesi pustakawan.

Bagaimanapun juga hebatnya suatu jabatan dan profesi, sebenarnya banyak ditentukan

oleh kinerja mereka yang berkecimpung di profesi itu. Tanpa adanya unjuk kerja yang

memadai maka profesi pustakawan mungkin tidak akan dikenal orang. Image mengenai

pustakawan hanya individu-individu sendiri yang mampu mengubahnya. Semua berpulang

pada para pemegang profesi ini, akankan kita jadikan profesi ini sebagai profesi yang

berkembang, jalan di tempat atau semakin tidak memiliki suara, hanya pustakawanlah yang

mampu menjawabnya.

B. Saran

Di dalam pembuatan makalah pasti ada timbulnya ketidak sempurnaan dalam penyajian

materi. Kurangnya pengalaman dalam pembuatan makalah, sewajarnya apabila tugas ini

masih banyak kekurangan serta kelemahan. Saya sangat mengharapkan masukan, saran, dan

perbaikan dari siapapun yang sifatnya membangun demi kemajuan kemampuan saya

khususnya dalam pembuatan tugas makalah yang diberikan oleh dosen pengampu mata

kuliah.

12