makalah profesi kependidikan

32
PROFESI PENDIDIKAN Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan I oleh : Hammar Ilham A. (115524060) Rochmat Shobachus S (115524066) Achmad Aliyin M. (115524069) M. Yahya Alfarizi (115524082) JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Upload: sinta-damayanti

Post on 12-Aug-2015

79 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Syarat Profesi, Peran Guru dalam Pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Profesi Kependidikan

PROFESI PENDIDIKAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan I

oleh :

Hammar Ilham A. (115524060)

Rochmat Shobachus S (115524066)

Achmad Aliyin M. (115524069)

M. Yahya Alfarizi (115524082)

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2013

Kata Pengantar

Page 2: Makalah Profesi Kependidikan

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan Rahmat-Nyalah penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan I, yaitu dengan judul “Profesi Pendidikan”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.

Dalam penyusunan makalah ini kami banyak memperoleh bimbingan dan petunjuk yang dapat menunjang kelancaran dalam penyusunan makalah ini, maka dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya.

Sudah tentu dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran kepada pihak yang telah membaca makalah ini agar lebih sempurna dan bermanfaat.

BAB I

Page 3: Makalah Profesi Kependidikan

PENDAHULUAN

A.    Pengertian Profesi

Secara estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau bahasa

latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam

melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang

mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental;

yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan

praktis, bukan pekerjaan manual (Danin, 2002). Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar

pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.

Kata profesi identik dengan keahlian, demikian juga Jarvis (1983) mengartikan seseorang

yang melakukan tugas profesi juga sebagi seorang ahli (expert). Sama halnya dengan pendapat

Volmer dan Mills, mereka bersama-sama mengartikan profesi sebagai spesialisasi dari jabatan

intelektual yang diperoleh melalui studi dan training, bertujuan menciptakan keterampilan,

pekerjaan yang bernilai tinggi, sehingga ketrampilan dan pekerjaan itu diminati, disenangi orang

lain dan dia dapat melakukan pekerjaan itu dengan mendapat imbalan berupa upah, bayaran dan

gaji (payment)

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya

memerlukan/menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi

yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu

dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan demikian seorang profesional jelas harus memiliki profesi tertentu yang

diperoleh melalui sebuah proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus, dan disamping itu

pula ada unsur semangat pengabdian (panggilan profesi) didalam melaksanakan suatu kegiatan

kerja.

B.     Syarat-syarat Profesi

Page 4: Makalah Profesi Kependidikan

Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri profesi yang telah disebutkan di atas, maka dapat ditarik

beberapa hal yang menjadi syarat-syarat Profesi seperti;

1. Standar unjuk kerja.

2. Lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan standar

kualitas.

3. Akademik yang bertanggung jawab.

4. Organisasi profesi

5. Etika dan kode etik profesi.

6. Sistem imbalan.

7. Pengakuan masyarakat.

C.    Pengertian Profesi guru

Pekerjaan Guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi lainnya merujuk pada

pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan. Suatu profesi

tidak bisa di lakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau dipersiapkan untuk itu. Suatu

profesi umumnya berkembang dari pekerjaan (vocational), yang kemudian berkembang makin

matang serta ditunjang oleh tiga hal: keahlian, komitmen, dan keterampilan, yang membentuk

sebuah segitiga sama sisi yang di tengahnya terletak profesionalisme.

Senada dengan itu, secara implisit, dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan, bahwa guru adalah: tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,

terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (pasal 39 ayat 1).Profesi Keguruan, Kata Profesi

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi

pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dsb) tertentu. Di dalam profesi dituntut adanya

keahlian dan etika khusus serta standar layanan. Pengertian ini mengandung implikasi bahwa

profesi hanya dapat dilakukan oleh orang-orang secara khusus di persiapkan untuk itu. Dengan

kata lain profesi bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh

pekerjaan lain.

Page 5: Makalah Profesi Kependidikan

Berbagai pengertian profesi tersebut diatas menimbulkan makna, bahwa profesi yang

disandang oleh tenaga pendidikan atau guru adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan

pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, keahlian, dan ketelatenan untuk menciptakan anak

memiliki perilaku sesuai yang diharapkan.

Menurut Dedi Supriadi (1999), profesi kependidikan dan/atau keguruan dapat disebut

sebagai profesi yang sedang tumbuh (emerging profession) yang tingkat kematangannya belum

sampai pada apa yang telah dicapai oleh profesi-profesi tua (old profession) seperti: kedokteran,

hukum, notaris, farmakologi, dan arsitektur. Selama ini, di Indonesia, seorang sarjana pendidikan

atau sarjana lainnya yang bertugas di institusi pendidikan dapat mengajar mata pelajaran apa

saja, sesuai kebutuhan/ kekosongan/ kekurangan guru mata pelajaran di sekolah itu, cukup

dengan “surat tugas” dari kepala sekolah.

Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada yang

berpendapat bahwa guru adalah jabatan semiprofesional, namun sebenarnya lebih dari itu. Hal

ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada lembaga pendidikan yang

lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang

jabatan fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).

Usaha profesionalisasi merupakan hal yang tidak perlu ditawar-tawar lagi karena uniknya

profesi guru. Profesi guru harus memiliki berbagai kompetensi seperti kompetensi profesional,

personal dan sosial.

Jabatan guru dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan tenaga guru. Kebutuhan ini

meningkat dengan adanya lembaga pendidikan yang menghasilkan calon guru untuk

menghasilkan guru yang profesional. Pada masa sekarang ini LPTK menjadi satu-satunya

lembaga yang menghasilkan guru. Walaupun jabatan profesi guru belum dikatakan penuh,

namun kondisi ini semakin membaik dengan peningkatan penghasilan guru, pengakuan profesi

guru, organisasi profesi yang semakin baik, dan lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga

guru sehingga ada sertifikasi guru melalui Akta Mengajar. Organisasi profesi berfungsi untuk

menyatukan gerak langkah anggota profesi dan untuk meningkatkan profesionalitas para

Page 6: Makalah Profesi Kependidikan

anggotanya. Setelah PGRI yang menjadi satu-satunya organisasi profesi guru di Indonesia,

kemudian berkembang pula organisasi guru sejenis (MGMP).

D.    Syarat-syarat profesi keguruan

Adapun syarat-syarat Profesi Keguruan adalah sebagai berikut;

1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.

2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.

3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama (dibandingkan dengan

pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka).

4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.

5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.

6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.

7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.

8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

E.     Syarat-syarat menjadi guru profesional

Menjadi guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti yang dibayangkan sebagian orang,

dengan modal penguasaan materi dan menyampaikannya kepada siswa sudah cukup. Hal ini

belum dikategorikan guru yang profesional. Guru yang profesional harus memiliki berbagai

keterampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru dan lain

sebagainya.sebagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara, “tut wuri handayani, ing ngarso sung

tuladha, ing madya mangun karsa”. Tidak cukup hanya dengan menguasai materi pelajaran akan

tetapi mengayomi peserta didik menjadi contoh dan teladan bagi peserta didik serta selalu

mendorong peserta didik untuk selalu maju dan berkembang dengan baik. Guru profesional

selalu mengembangkan dirinya terhadap pengetahuan dan mendalami keahliannya.

Menurut Oemar Hamalik dalam buku Proses Belajar Mengajar, guru profesional harus

memiliki persyaratan yang meliputi:

1. Memiliki bakat sebagai guru

Page 7: Makalah Profesi Kependidikan

2. Memiliki keahlian sebagai guru

3. Memiliki keahlian yang baik dan integritas

4. Memiliki mental yang sehat

5. Berbadan sehat

6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas

7. Guru adalah manusia berjiwa pancasila

8. Guru adalah seorang warga negara yang baik

Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu kompleksnya, maka profesi guru

memerlukan persyaratan khusus yaitu:

Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan

yang mendalam.

Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.

Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang

dilaksanakannya.

Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.

Dari uraian di atas kita ketahui bahwa di atas pundak guru terdapat beban yang sangat berat

dan semakin menantang apalagi dengan majunya masyarakat serta berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknilogi. Dilihat dari implikasinya bahwa profesi guru adalah menyiapkan

peserta didik ke arah berbagai jenis profesi lain, maka wajar jika profesi ini merupakan profesi

utama yang perlu perhatian serius dari berbagai pihak menyangkut jaminan kesejahteraannya.

Pengembangan Sikap Profesional

Dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu profesional maupun layanannya, guru harus

meningkatkan sikap profesionalnya. Ini berarti bahwa ketujuh sasaran penyikapan yang telah

dibicarakan harus selalu dipupuk dan dikembangkan. Hal tersebut dapat dilakukan baik dalam

pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas (dalam jabatan), yaitu sebadai berikut (dalam

Soetjipto dan Kosasi, Raflis. 1994).

1. Pengembangan Sikap selama Pendidikan Prajabatan

Page 8: Makalah Profesi Kependidikan

Dalam pendidikan prajabatan calon guru dididik dalam berbagai pengetahuan, sikap,

dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaannya nanti. Karena tugasnya yang bersifat

unik, guru selalu menjadi panutan bagi siswanya, dan bahkan bagi masyarakat sekelilingnya.

Oleh karena itu, guru bersikap terhadap pekerjaan dan jabatannya selalu menjadi perhatian

siswa dan masyarakat.

Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin muncul begitu saja, tetapi harus dibina sejak

calon guru memulai pendidikannya di lembaga pendidikan guru. Berbagai usaha, latihan, contoh-

contoh, aplikasi penerapan ilmu, keterampilan, serta sikap profesional yang dirancang dan

dilaksanakan selama calon guru berada dalam pendidikan prajabatan. Sering juga pembentukan

sikap tertentu terjadi sebagai hasil sampingan (by product) dari pengetahuan yang diperoleh

calon guru. Sikap teliti dan disiplin, misalnya dapat terbentuk sebagai hasil sampingan dari hasil

belajar matematika yang benar, karena belajar matematika selalu menuntut ketelitian dan

kedisiplinan penggunaan aturan dan prosedur yang telah ditentukan. Sementara itu tentu saja

pembentukan sikap dapat diberikan dengan memberikan pengetahuan, pemahaman, dan

penghayatan khusus yang direncanakan, sebagaimana halnya mempelajari Pedoman

Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) yang diberikan kepada seluruh siswa sejak dari

sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

2. Pengembangan Sikap Selama dalam Jabatan

Pengembangan sikap profesional tidak berhenti apabila calon guru selesai mendapatkan

pendidikan prajabatan. Banyak usaha yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan sikap

profesional keguruan dalam masa pengabdiannya sebagai guru. Seperti telah disebut,

peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal melalui kegiatan mengikuti penataran

lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah lainnya, ataupun secara informal melalui media

massa televisi, radio, koran, dan majalah maupun publikasi lainnya. Kegiatan ini selain dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, sekaligus dapat juga meningkatkan sikap

profesional keguruan.

Page 9: Makalah Profesi Kependidikan

PENGEMBANGAN SIKAP PROFESIONALOSME GURU DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN

Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan di sekolah sekaligus

memegang tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan sebagai pendidik. Sebagai

pengajar guru hendaknya mampu menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak

didik, sedangkan sebagai pendidik guru diharapkan dapat membimbing dan membina anak didik

agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri.

1. Sikap Terhadap Teman Sejawat

Dalam ayat Kode Etik Guru disebutkan bahwa guru memelihara hubungan seprofesi,

semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial. Ini berarti sebagai berikut.

·         Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam lingkungan

kerjanya. 

·         Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan

sosial di dalam dan di luar lingkungan kerjanya.

Dalam hal ini ditunjukkan bahwa betapa pentingnya hubungan yang harmonis untuk

menciptakan rasa persaudaraan yang kuat di antara sesama anggota profesi khususnya di

lingkungan kerja yaitu sekolah, guru hendaknya menunjukkan suatu sikap yang ingin bekerja

sama, menghargai, pengertian, dan rasa tanggung jawab kepada sesama personel sekolah. Sikap

ini diharapkan akan memunculkan suatu rasa senasib sepenanggungan, menyadari kepentingan

bersama, dan tidak mementingkan kepentingan sendiri dengan mengorbankan kepentingan orang

lain, sehingga kemajuan sekolah pada khususnya dan kemajuan pendidikan pada umumnya dapat

terlaksana. Sikap ini hendaknya juga dilaksanakan dalam pergaulan yang lebih luas yaitu sesama

guru dari sekolah lain.

2. Sikap Terhadap Anak Didik

Dalam Kode Etik Guru Indonesia disebutkan bahwa guru berbakti membimbing peserta

didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila”. Dasar ini

mengandung beberapa prinsip yang harus dipahami seorang guru dalam menjalankan

tugasnya sehari-hari, yakni: tujuan pendidikan nasional, prinsip membimbing, dan prinsip

pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya.

Tujuan Pendidikan Nasional sesuai dengan UU. No. 2/1989 yaitu membentuk manusia

Indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila. Prinsip yang lain adalah membimbing peserta didik,

Page 10: Makalah Profesi Kependidikan

bukan mengajar, atau mendidik saja. Pengertian membimbing seperti yang dikemukakan oleh Ki

Hajar Dewantara yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri

handayani. Kalimat ini mengindikasikan bahwa pendidikkan harus memberi contoh, harus dapat

memberikan pengaruh, dan harus dapat mengendalikan peserta didik.

Prinsip manusia seutuhnya dalam kode etik ini memandang manusia sebagai kesatuan yang

bulat dan utuh, baik jasmani maupun rohani, tidak hanya berilmu tinggi tetapi juga bermoral

tinggi pula. Dalam mendidik guru tidak hanya mengutamakan aspek intelektual saja, tetapi juga

harus memperhatikan perkembangan seluruh pribadi peserta didik, baik jasmani, rohani, sosial,

maupun yang lainnya sesuai dengan hakikat pendidikan.

3. Sikap Tempat Kerja

Untuk menyukseskan proses pembelajaran guru harus bisa menciptakan suasana kerja yang

baik, dalam hal ini adalah suasana sekolah. Dalam kode etik dituliskan bahwa guru

menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar

mengajar. Oleh sebab itu, guru harus aktif mengusahakan suasana baik itu dengan berbagai

cara, baik dengan penggunaan metode yang sesuai, maupun dengan penyediaan alat belajar

yang cukup, serta pengaturan organisasi kelas yang mantap, ataupun pendekatan lain yang

diperlukan.

Selain itu untuk mencapai keberhasilan proses pembelajaran guru juga harus mampu

menciptakan hubungan yang harmonis antar sesama perangkat sekolah, orang tua siswa, dan juga

masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengundang orang tua sewaktu pengambilan

rapor, membentuk BP3 dan lain- lain.

4. Sikap Terhadap Pemimpin

Sebagai salah seorang anggota organisasi, baik organisasi guru maupun yang lebih

besar, guru akan selalu berada dalam bimbingan dan pengawasan pihak atasan. Dari

organisasi guru, ada strata kepemimpinan mulai dari cabang, daerah, sampai ke pusat. Begitu

juga sebagai anggota keluarga besar depdikbud, ada pembagian pengawasan mulai dari kepala

sekolah, kakandep, dan seterusnya sampai kementeri pendidikan dan kebudayaan. Kerja sama

juga dapat diberikan dalam bentuk usulan dan kritik yang membangun demi pencapaian tujuan

Page 11: Makalah Profesi Kependidikan

yang telah digariskan bersama dan kemajuan organisasi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan

sikap seorang guru terhadap pemimpin harus positif dan loyal terhadap pimpinan.

5. Sikap Terhadap pekerjaan

Dalam undang-undang No.14 Tahun 2005 pasal 7 ayat 1, tentang guru dan dosen,

disebutkan profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan

berdasarkan prinsi psebagai berikut.

- Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme 

- Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan,

dan akhlak mulia

Hal ini berarti seorang guru sebagai pendidik harus benar-benar berkomimen dalam

memajukan pendidikan. Guru harus mampu melaksanakan tugasnya dan melayani pesrta

didik dengan baik. Agar dapat memberikan layanan yang memuaskan masyarakat, guru

harus selalu dapat menyesuaikan kemampuan dengan keinginan masyarakat, dalam hal ini

peserta didik dan para orang tuanya. Keinginan dan permintaan ini selalu berkembang sesuai

dengan perkembangan masyarakat yang biasanya dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan

teknologi. Oleh karena itu, guru selalu dituntut untuk secara terus menerus meningkatkan dan

mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.

Dalam butir keenam, guru dituntut secara pribadi maupun kelompok untuk meningkatkan

mutu dan martabat profesinya. Guru sebagaimana juga dengan profesi lainnya, tidak mungkin

dapat meningkatkan mutu dan martabat profesinya bila guru itu tidak meningkatkan atau

menambah pengetahuan dan keterampilannya, karena ilmu dan pengetahuan yang menunjang

profesi itu selalu berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Berdasarkan pasal 7 ayat 1,

disebutkan guru sebagai tenaga pendidik memiliki kesempatan untuk mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. Untuk meningkatkan mutu

profesi, guru dapat melakukan secara formal maupun informal. Secara formal, guru dapat

mengikuti berbagai pendidikan lanjutan atau kursus yang sesuai dengan bidang tugas, keinginan

dan waktunya. Pada umumnya, bagi guru yang telah berstatus sebagai PNS, pemerintah

memberikan dukungan anggaran yang digunakan untuk meningkatkan kualifikasi akademik dan

sertifikasi pendidik bagi guru ( Pasal 13 Ayat 1 ). Secara informal, guru dapat meningkatkan

Page 12: Makalah Profesi Kependidikan

pengetahuan dan keterampilan melalui media massa ataupun membaca buku teks dan

pengetahuan lainnya.

KOMPETENSI DAN TUGAS GURU

      Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal

sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams dan Decey dalam Basic Principles Of Student

Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan,

partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motifator dan konselor. Yang akan dikemukakan di

sini adalah peran yang dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut :

1.      Guru sebagai demonstrator

Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar, guru hendaknya

senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa

mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya,

karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Salah satu yang

harus diperhatikan oleh guru bahwa dia sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus

belajar terus menerus. Dengan cara demikian, ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu

pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelajar dan demonstrator

sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis. Maksudnya agar apa

yang disampaikannya itu betul-betul dimiliki anak didik

.2.      Guru sebagai pengelola kelas

Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning manager), guru hendaknya mampu

mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang

perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah

kepada tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan

menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar

mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan

siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan

siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

Page 13: Makalah Profesi Kependidikan

3.      Guru sebagai mediator dan fasilisator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup

tentang media pendidikan yang merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses

belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan

yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan

dan pengajaran di sekolah. Untuk keperluan itu, guru harus terampil mempergunakan

pengetahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi.

Sebagai fasilisator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna

serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa

narasumber, buku teks, majalah, surat kabar dan lain-lain.

4.      Guru sebagai evaluator

Demikian pula dalam satu kali proses belajar mengajar, guru hendaknya menjadi

evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah

dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat.

Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa

terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Tujuan lain dari penilaian

diantaranya ialah untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas atau kelompoknya.

Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang

dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dari pengertian tersebut, dapat

disimpulkan bahwa suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang ilmu

yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum.[2]

Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah penguasaan bidang studi.

Penguasaan ini menjadi landasan pokok untuk keterampilan mengajar.

Page 14: Makalah Profesi Kependidikan

B.    Membangun Profesionalisme Guru

Guru diharapkan dapat berperan secara profesional di dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Profesional, jelas berkaitan dengan kemampuan fungsional seorang guru untuk memahami,

bersikap, menilai, memutuskan, atau bertindak di dalam kaitan tugasnya.[4]

Kata “profesional” berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda

yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya.

Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat

dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan.[5] Tinggi atau rendahnya kebudayaan suatu

masyarakat, maju atau mundurnya tingkat kebudayaan suatu masyarakat atau negara sebagian

besar tergantung kepada pendidikan dan pengajaran yang diberikan guru-guru. Makin tinggi

pendidikan guru, makin baik pula mutu pendidikan dan pengajaran yang diterima oleh anak-anak

dan makin tinggi pula derajat masyarakat.

Selanjutnya bagaimana sosok guru yang diharapkan ? secara konseptual, guru yang

diharapkan adalah sosok guru yang ideal yang diterima oleh setiap pihak yang terkait. Baik dari

sudut pandang siswa, orang tua murid, pemerintah maupun sudut pandang budaya. Menurut

Suryadi, mutu guru dapat ditunjukkan dengan pengukuran terhadap tiga faktor utama yaitu

kemampuan profesional, upaya profesional, dan waktu yang dicurahkan untuk kegiatan

profesional. Ciri khas seorang profesional adalah pertama, menguasai secara baik suatu bidang

tertentu, melebihi rata-rata orang kebanyakan, kedua, mempunyai komitmen moral yang tinggi

atas kerja yang biasanyatercermin di kode etik profesinya.

Sebagai seorang pendidik yang memahami fungsi dan tugasnya, guru khususnya ia dibekali

dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula dengan seperangkat latihan

keterampilan keguruan dan pada kondisi itu pula ia belajar memersosialisasikan sikap keguruan

yang diperlukannya. Seorang yang berpribadi khusus yakni ramuan dari pengetahuan sikap danm

keterampilan keguruan yang akan ditransformasikan kepada anak didik atau siswanya.

Guru yang memahami fungsi dan tugasnya tidak hanya sebatas di lingkungan sekolah saja, tetapi

juga sebagai penghubung sekolah dengan masyarakat yang juga memiliki beberapa tugas

Page 15: Makalah Profesi Kependidikan

menurut Rostiyah (dalam Djamarah, 2000 : 36) mengemukakan bahwa fungsi dan tugas guru

profesional adalah :

1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan

pengalaman-pengalaman

2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar negara kita

Pancasila

3. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai dengan Undang-Undang

Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. 2 Tahun 1983

4. Sebagai prantara dalam belajar

5. Guru adalah sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan.

Pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut kehendak hatinya

6. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat

7. Sebagai penegak disiplin. Guru menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib dapat

berjalan apabila guru menjalaninya terlebih dahulu

8. Sebagai adminstrator dan manajerGuru sebagai perencana kurikulum

9. Guru sebagai pemimpin

10. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak

Seorang guru baru dikatakan sempurna jika fungsinya sebagai pendidik dan juga berfungsi

sebagai pembimbing. Dalam hal ini pembimbing yang memiliki sarana dan serangkaian usaha

dalam memajukan pendidikan. Seorang guru menjadi pendidik yang sekaligus sebagai seorang

pembimbing. Contohnya guru sebagai pendidik dan pengajar sering kali akan melakukan

pekerjaan bimbingan, seperti bimbingan belajar tentang keterampilan dan sebagainya dan untuk

lebih jelasnya proses pendidikan kegiatan mendidik, mengajar dan membimbing sebagai yang

taka dapat dipisahkan.

Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam

perkembanganya dengan jelas dmemberikan langkah dan arah yang sesuai dengan tujuan

pendidikan.

Sebagai pendidik guru harus berlaku membimbing dalam arti menuntun sesuai dengan kaidah

yang baik dan mengarahkan perkembangan anak didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan,

Page 16: Makalah Profesi Kependidikan

termasuk dalam hal ini yang terpenting ikut memecahkan persoalan-persoalan dan kesulitan-

kesulitan yang dihadapi anak didik. Dengan demikian diharapkan menciptakan perkembangan

yang lebih baik pada diri siswa, baik perkembangan fisik maupun mental.

Dari uraian di atas secara rinci peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar dapat disebutkan

sebagai berikut :

1.    Fasilitator

Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan

kegiatan belajar mengajar.

2.    Motivator

Sebagai motivator guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar

3.    Informator

Sebagai informator guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diprogramkan

dalam kurikulum.

4.    Pembimbing

Peran guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peran yang telah disebutkan di atas adalah

sebagai pembimbing

5.    Korektor

Sebagai korektor guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan buruk

6.    Inspirator

Sebagai inspirator guru harus dapat membedakan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik

7.    Organisator

Sebagai organisator adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan oleh guru dalam bidang ini

memiliki kegiatan pengelolaan kegiataan akademik dan lain sebagainya.

8.    Inisator

Sebagai inisiator guru harus dapat menjadi pencetur ide-ide kemajuan dan pendidikan dalam

pengajaran

9.    Demonstrator

Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran anak didik pahami

10.   Pengelolaan kelas

Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik karena kelas adalah tempat terhimpun

Page 17: Makalah Profesi Kependidikan

semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelaaran dari guru.

11.   Mediator

Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan

dalam berbagai bentuk dan jenisnya baik media non material maupun material.

12.   Supervisor

Guru hendaknya dapat membantu memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses

pengajaran.

13.   Evaluator

Guru dituntut untuk menjadi evaluator yang baik dan jujur dengan memerikan penilaian yang

menyentuh aspek intrinsik dan ekstrinsik.

Selanjutnya secara lebih rinci guru yang profesional harus memiliki kompetensi sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik:

Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional,

dan intelektual

Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan

yang diampu

Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran

Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilik

Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik

Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran

Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian:

Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional

Indonesia

Page 18: Makalah Profesi Kependidikan

Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta

didik dan masyarakat

Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa

Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa

percaya diri

Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

3. Kompetensi Sosial:

Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis

kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi

Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua, dan masyarakat

Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki

keragaman sosial budaya

Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan

atau bentuk lain

4. Kompetensi Profesional:

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu

Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif

Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan

reflektif

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan

mengembangkan diri

Page 19: Makalah Profesi Kependidikan

Peran Guru Dalam Pembelajaran

Peran guru sangatlah dibutuhkan untuk mendukung terciptanya suasana belajar mengajar

yang menyenangkan aktif dan memungkinkan anak berprestasi secara maksimal. Sedangkan

tingkat partisipasi yang dimaksud adalah keterlibatan siswa dalam menyikapi, memahami,

mencerna materi yang disajikan dalam proses belajar. Bagaimanpun baiknya sarana pendidikan

apabila guru tidak melaksanakan tugasnya dengan baik maka hasil pembelajaran tidak akan

memberikan hasil yang memuaskan.

Menurut Masjumi (2008:74) peranan dan tugas guru seharusnya dipilih dan ditetapkan

sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru harus memahami betul

peranannya dalam proses belajar mengajar yang bersifat majemuk, artinya peran guru tidak

hanya satu tetapi lebih dari satu.

Efektivitas dan efisien belajar individu di sekolah sangat bergantung kepada peran guru.

Dalam pengertian pendidikan secara luas, seorang guru yang idealnya dapat berperan sebagai:

1. Konservator (pemelihara) sistem nilai yang merupakan sumber norma kedewasaan;

2. Inovator (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan;

3. Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada peserta didik;

4. Transformator (penterjemah) sistem-sistem nilai tersebutmelalui penjelmaan dalam

pribadinya dan perilakunya, dalam proses interaksi dengan sasaran didik;

5. Organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat

dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan

menugaskannya) maupun secara moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan yang

menciptakannya).

Sedangkan dalam pengertian pendidikan yang terbatas, dengan mengutip pemikiran Gage

dan Berliner, mengemukakan peran guru dalam proses pembelajaran peserta didik, yang

mencakup :

Page 20: Makalah Profesi Kependidikan

1. Guru sebagai teladan (demonstrator).

Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang

yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk

menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai

teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta

didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai

guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru : Sikap dasar, Bicara dan gaya

bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman dan kesalahan, Pakaian, Hubungan

kemanusiaan, Proses berfikir, Perilaku neurotis, Selera, Keputusan, Kesehatan, Gaya

hidup secara umum perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik

harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri. Guru yang baik adalah yang

menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya,

kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan

sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.

2. Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan

di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems).

3. Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin,

merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan

rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person), konsultan

kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik & humanistik (manusiawi) selama

proses berlangsung (during teaching problems).

4. Guru sebagai Mediator/Fasilitator, yang harus dapat menjadi perantara yang baik agar

bahan pembelajaran dapat tersampaikan kepada peserta didik, dengan kata lain guru

harus bisa menjadi media agar kegiatan belajar mengajar berjalan secara efektif

5. Guru sebagai penilai (evaluator).

Page 21: Makalah Profesi Kependidikan

Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks,

karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang

mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat

dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian

harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan,

pelaksanaan dan tindak lanjut. Penilaian harus adil dan objektif. Guru harus bisa menjadi

penilai yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus

memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran,

berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun

kualifikasi produknya.

Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu berat

dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari tugas mulia

tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi calon guru. Dia harus

menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran guru.

Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian

cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan

baik dari peserta didik, orang tua maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan

profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus

melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus.

Disamping itu, guru masa depan harus paham penelitian guna mendukung terhadap

efektivitas pengajaran yang dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil penelitiaan guru

tidak terjebak pada praktek pengajaran yang menurut asumsi mereka sudah efektif, namum

kenyataannya justru mematikan kreativitas para peserta didiknya. Begitu juga, dengan dukungan

hasil penelitian yang mutakhir memungkinkan guru untuk melakukan pengajaran yang bervariasi

dari tahun ke tahun, disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang sedang berlangsung.

Page 22: Makalah Profesi Kependidikan

Daftar Pustaka

Mahmud, (2011). Pengembangan Wawasan Profesi Guru. Bandung

E.Mulyasa, ( 2008 ), Menjadi Guru Profesional. Bandung

Soetjipto, Raflis Kosasi, ( 2009 ), Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta

UU RI No. 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen

UU Sisdiknas 2003 ( UU RI No.20 tahun 2003 ). Pengaturan tersebut dituangkan dalam Bab XI tentang pendidik dan tenaga kependidikan pasal 40