makalah problem bahasa arab

Upload: ahmad-rifai

Post on 17-Jul-2015

640 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.12 Oktober 2009

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB Oleh: Nurul Fadilah, S.Pd.,M.Pd. * AbstrakKegiatan pembelajaran merupakan salah satu kegiatan dari proses panjang pendidikan pada suatu lembaga pendidikan, dan kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling pokok dari proses pendidikan secara keseluruhan. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan akan banyak bergantung kepada bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas akan terlihat dan teraktualisasi dalam prestasi belajar siswa. Dan juga sangat tergantung pada Keberhasilan mengatasi problematika belajar siswanya, termasuk dalam mata pelajaran Bahasa Arab. Kata Kunci: Problematika, Pembelajaran, bahasa Arab

A. Pendahuluan Keberhasilan dan gerak maju setiap kegiatan, baik kegiatan itu mengenai masalah pendidikan maupun dalam kegiatan lainnya, pada umumnya dilakukan oleh orang-orang yang belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar salah satunya dapat diketahui melalui upaya guru dalam meningkatkan pembelajarannya. Upaya guru dalam meningkatkan produktivitas kerja dalam menyongsong era tinggal landas profesional guru amatlah penting dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, bahwa titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan. Tetapi hal ini tidak mungkin tercapai apabila tidak disertai dengan usaha dari guru itu sendiri untuk senantiasa meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pengajar, termasuk dalam hal beberapa problematika yang akan dihadapi dalam pembelajaran Bahasa Arab, sangat perlu diketahui dan lebih jauh dapat diatasi dengan sebaik-baiknya oleh para guru.

*

Penulis adalah Dosen STAIMA Sintang

13

Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.12 Oktober 2009

B. Macam-macam Problematika Belajar Siswa Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh setiap anak didik, jika mereka dapat belajar secara wajar, terhindar dari berbagai ancaman, hambatan, dan gangguan. Namun sayangnya ancaman, hambatan, dan gangguan yang dialami oleh anak didik tertentu terkadang kurang diperhatikan oleh guru, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam belajar. Pada tingkat tertentu memang ada anak didik yang dapat mengatasi kesulitan belajarnya, tanpa harus melibatkan orang lain. Tetapi pada kasus-kasus tertentu, karena anak didik belum mampu mengatasi kesulitan belajarnya, maka bantuan guru atau orang lain sangat diperlukan anak didik (Anwar, 1995: 68). Di setiap sekolah dalam berbagai jenis dan tingkatan pendidikan pasti memiliki anak didik yang mempunyai kesulitan dalam belajar. Masalah yang satu ini tidak hanya dirasakan oleh sekolah modern di perkotaan, tetapi juga dimiliki oleh seluruh sekolah tradisional di pedesaan dengan segala keminiman dan kesederhanaannya. Hanya yang membedakannya pada sifat, jenis dan faktor yang menyebabkan munculnya masalah belajar tersebut (Anwar, 1995: 200). Kesulitan belajar anak didik yang satu dapat diatasi, tetapi pada waktu yang lain muncul lagi kasus kesulitan belajar anak didik yang lain. Dalam setiap bulan atau bahkan dalam setiap minggu tidak jarang ditemukan anak didik yang mempunyai kesulitan belajar, walaupun sebenarnya masalah yang mengganggu keberhasilan belajar anak didik ini sangat tidak disenangi oleh guru, bahkan oleh anak didik itu sendiri. Tetapi disadari atau tidak kesulitan belajar dapat dikatakan pasti pernah dialami oleh anak didik. Namun begitu, usaha demi usaha harus diupayakan dengan berbagai strategi dan pendekatan, agar anak didik dapat dibantu keluar dari kesulitan belajar, sebab bila tidak, maka gagallah anak didik untuk meraih prestasi belajar yang diinginkan. Suatu pendapat yang keliru dengan mengatakan bahwa kesulitan belajar anak didik disebabkan oleh rendahnya tingkat intelegensi anak, karena dalam kenyataannya cukup banyak anak didik yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi, tetapi hasil belajarnya masih relatif rendah, jauh dari yang diharapkan. Dan masih banyak anak didik dengan tingkat intelegensi yang berada pada tingkat rata-rata (normal), tetapi dapat meraih prestasi belajar yang tinggi. Tetapi juga tidak disangkal bahwa intelegensi yang tinggi memberi peluang yang besar bagi anak didik untuk meraih prestasi belajar yang tinggi pula. Oleh karena itu, selain faktor intelegensi, faktor non intelegensi juga diakui dapat menjadi penyebab kesulitan belajar bagi anak didik dalam meraih keberhasilan dalam belajar (Anwar, 1995: 200).

14

Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.12 Oktober 2009

Kesulitan belajar yang dirasakan oleh anak didik bermacam-macam yang secara garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi empat macam, sebagai berikut: 1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar, meliputi: a. Ada yang bersifat berat b. Ada yang bersifat sedang c. Ada yang bersifat ringan 2. Dilihat dari mata pelajaran yang dipelajari, meliputi: a. Ada sebagian mata pelajaran b. Ada keseluruhan mata pelajaran 3. Dilihat dari sifat kesulitannya, meliputi: a. Ada yang sifatnya menetap b. Ada yang sifatnya sementara 4. Dilihat dari segi faktor penyebabnya, meliputi: a. Ada yang berasal dari faktor intelegensi b. Ada yang berasal dari faktor non intelegensi. (Usman dan Setiawati, 1993: 136). Bermacam-macam kesulitan belajar sebagaimana disebutkan di atas selalu ditemukan di sekolah, apalagi suatu sekolah dengan sarana dan prasarana yang kurang lengkap, dan dengan tenaga guru apa adanya. Skala rasio antara kemampuan dan daya tampung sekolah, jumlah tenaga guru dan jumlah anak didik yang tidak berimbang jumlah anak didik yang melebihi daya tampung sekolah. Adapun yang menjadi problematika belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Arab, di antaranya mencakup problematika linguistik, problematika psikologis, problematika metodologis, dan problematika sosiologis. 1. Problematika Linguistik Linguistik atau

adalah ilmu kebahasaan yang membidangi

antara lain kajian tata bunyi (fonetik), morfologi, sintaksis, dan kajian simantik. a. Problema tata bunyi adalah problema yang dihadapi adalah bagaimana anda: 1) memperdengarkan bunyi-bunyi huruf Arab kepada anak didik, dan bagaimana mereka meniru/mengulanginya. 2) Bagaimana mereka berlatih membedakan bunyi-bunyi yang hampir sama. b. Problema morfologi 15

Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.12 Oktober 2009

Dalam membicarakan morfologi (struktur kata) bahasa Arab meliputi tiga hal, yaitu istiqaq, pola dan tunggal musanna-jamak. 1) Isytiqaq, ialah:

. Maksud dari Kutipan tersebut adalah mengambil atau membentuk satu kata dari kata lain dengan syarat adanya persesuaian antara keduanya dalam lafaz, makna dan urutan serta terjadi perubahan dalam bentuk atau struktur kata. 2) Tashsrif Tashrif istilahi disebut isytiqaq shagir. Tashrif lebih banyak lagi masalahnya kalau dihubungkan dengan bermacam-macam fiil, baik dilihat dari banyak huruf maupun jenisnya. 3) Tunggal-Jamak Isim (kata benda), bentuk jamaknya tidak seperti bahasa Indonesia yang cukup dengan diulang saja kata yang bersangkutan, misalnya buku maka jadi buku-buku. Namun bahasa Arab sistem jamak ada tiga macam, yaitu:

(

( ( c. Problema sintaksis Problema utama yang harus dipahami dalam hal sintaksis ini, dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) Jabatan isim (

) yang 23 macam. Ke-23 macam itu terbagi kepada tiga kelompok, yaitu sebanyak tujuh macam, sebanyak 13 macam, dan sebanyak tiga macam.16

Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.12 Oktober 2009

2) Tanda-tanda irab Harkat, baris atau syakal merupakan problem yang harus diperhatikan, terutama mengenai: a) Harkat kasrah ( ) untuk alamat irab nasab dalam

yang pada dasarnya kasrah itu untuk alamat irab jar. ) untuk alamat irab jar dalam

b) Harkat kasrah (

yang pada dasarnya fathah itu untuk alamat irab nasab.

c) Ada alamat irab selain harkat, yaitu: (1) (Waw) untuk tanda irab dhammah dalam

dan

.

bila

dalam

(2) (Alief) untuk tanda

dan juga untuk tanda

. (3) (Yaa) untuk tanda

.d. Problema semantik

dan

dalam

dan

Problema semantik dalam hal-hal sebagai berikut: 1) Macam-macam makna kosa kata ( ) 2) Cara memilih makna kosakata ( ) 3) Azas-azas mengajarkan kosakata ( ) 2. Problematika Psikologis

17

Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.12 Oktober 2009

Problematika psikologis dalam pengajaran bahasa Arab yang dimaksudkan di sini adalah aspek-aspek psikologis yang dianggap prinsipil dalam mengajarkan bahasa Arab dan harus diperhatikan oleh penyusun kurikulum dan guru ketika melakukan tugasnya. Adapun aspek-aspek yang menyangkut masalah psikologis sebagai berikut: a. Aspek persamaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab, antara kedua bahasa itu terdapat persamaan dalam hal: 1) Latihan 2) Peniruan 3) Pemahaman 4) Urutan keterampilan b. Aspek perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab, di antara aspek perbedaan antara kedua bahasa tersebut adalah: 1) Berlainan motivasi 2) Berbeda lingkungan 3) Berbeda waktu 3. Problematika Metodologis Metodologi bahasa Arab berarti membicarakan pengertian, fungsi, macam-macam, menentukan dan memilih metode yang tepat dan efektif. Namun selanjutnya problematika metodologis pengajaran bahasa Arab yang harus dipelajari sebagai berikut: c. Apa yang diketahui tentang pendekatan atau approach ( ,)metode ( )dan teknik-teknik ( ) di bidang pengajaran bahasa.

d. Sejauhmanakah dipahami pengertian tentang metode. e. Berapa macamkah metode mengajarkan bahasa Arab yang diketahui? Cukupkah satu, dua macam? Tentunya saja tidak, dan bagaimana memvariasikan metode, dalam praktik pembelajaran, kalau tidak dipahami dengan baik tentang pengertian dan macam-macam metode. f. Perlunya metode elektik dan perlunya memvariasikan metode, berhubung tidak ada metode yang tidak ada mempunyai kelemahan dan tidak ada

18

Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.12 Oktober 2009

metode yang cocok untuk semua mata pelajaran dan cocok untuk semua umur siswa. 4. Problematika Sosiologis Bila ditinjau secara sosiologis, ekonomis, dan politis, bahasa Arab sebagai bahasa internasional dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Lebih-lebih bagi masyarakat yang memeluk agama Islam. Lebih lanjut problematika pengajaran bahasa Arab ditinjau dari segi sosiologis ada hubungannya dengan kebudayaan Arab yang biasa diidentikkan dengan kebudayaan Islam, kebudayaan yang mempelajari hidup dan kehidupan manusia sampai setelah ia meninggal dunia. Faktor-faktor (unsur) kebudayaan Islam yang terutama sebagai berikut: a. Pusaka pemikiran Islam yang sangat kaya dan subur, meliputi kawasan kebudayaan lain. b. Kebudayaan Islam memiliki unsur/faktor keaslian dan kemurnian tentang dua bidang kehidupan dunia-akhirat. c. Bahasa kebudayaan Islam adalah bahasa Arab Fusha yang memenuhi kebutuhan hidup dengan segala variasinya. d. Kebudayaan Islam sifatnya komprehensif mencakup kehidupan manusia seutuhnya, lahir dan bathin, fisik material, dan mental spiritual. C. Simpulan Beberapa problematika dalam pembelajaran bahasa Arab dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Problematika linguistik yaitu secara kebahasaan yang membidangi antara lain kajian tata bunyi (fonetik), morfologi, sintaksis, dan kajian simantik 2. Problematika psikologis yang dimaksudkan di sini adalah aspek-aspek psikologis yang dianggap prinsipil dalam mengajarkan bahasa Arab dan harus diperhatikan oleh penyusun kurikulum dan guru ketika melakukan tugasnya. 3. Problematika metodologi bahasa Arab yakni tentang fungsi, macam-macam, penentuan dan pemilihan metode yang tepat dan efektif. 4. Problematika sosiologis yang ada hubungannya dengan kebudayaan Arab yang biasa diidentikkan dengan kebudayaan Islam, kebudayaan yang mempelajari hidup dan kehidupan manusia sampai setelah ia meninggal dunia. 19

Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.12 Oktober 2009

20

Ittihad Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No.12 Oktober 2009

DAFTAR PUSTAKAA.A. Krom Malibary Lass, et.all, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama Islam, IAIN Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama, Departemen Agama RI, 1997. Departemen Agama RI., Pengembangan profesional dan Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2002. Dimyati dan Mudjiono, belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Hamzah, B. Uno, Perencanaan Pembelajaran Kurikulum, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006. Ischak W dan Warji R., Program Belajar Mengajar, Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam, 1987. Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remadja Rosdakarya, 1995. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000. Moh, Mansur, Materi Pokok Bahasa Arab, Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1994/1995. Oemar Hamalik, Metode Belajar Mengajar dan Kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1962. Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran secara Manusiawi, Jakarta: Rineka Cipta, 1993. S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bina Aksara, 1987. Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta: Grafindo Persada, 1995.

21