makalah pleno e8
TRANSCRIPT
Struktur Lambung dan Peran Lambung dalam
Sistem Pencernaan
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email : [email protected]
Pendahuluan
Lambung kita memiliki struktur yang kompleks yang terdiri dari beberapa lapisan
yaitu lapisan mukosa, submukosa, muskularis, dan adventisia. Lambung memiliki peran
penting dalam proses pencernaan yang ada di tubuh kita. Lambung menghasilkan sekresi
yaitu HCL, pepsinogen, dan mukus, ketiga hasil sekresi dari lambung saling bekerja sama
dalam proses pencernaan di dalam lambung. Ketiga hasil sekresi lambung tersebut biasa
disebut getah lambung. Sekresi getah lambung dipengaruhi oleh banyak macam, ada yang
merangsang untuk memperbanyak dan ada yang menghambat sekresi getah lambung.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah supaya kita dapat mengetahui susunan makro
dan mikro Lambung, bagaimana proses pencernaan oleh lambung, dan apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi sekresi getah lambung.
Struktur Makroskopis dan Mikroskopis Lambung
Lambung merupakan salah satu tempat makanan mengalami perombakan oleh suatu
enzim yang merupakan hasil sekresi mukosa lambung. Di lambung makanan akan dicerna
oleh enzim-enzim, terutama protein. Kemudian makanan akan dilanjutkan ke usus halus
untuk proses pencernaan lemak dan proses penyerapan makanan yang sudah dicerna
sebelumnya. Lambung memiliki struktur makroskopis dan mikroskopisnya, struktur-struktur
inilah yang nantinya akan berfungsi mensekresi enzim-enzim terkait untuk melakukan proses
pencernaan bahan makanan dan mencampur makanan. Seperti organ-organ lain yang terdapat
pada tubuh manusia, lambung juga mendapat pendarahan dari aorta abdominalis, dan diatur
oleh sistem persarafan baik yang berpusat pada organ itu sendiri maupun yang dikoordinasi
oleh sistem saraf pusat. Lambung berfungsi untuk menyimpan makanan yang masuk,
mensekresikan HCL dan enzim-enzim yang memulai pencernaan protein, mencapur makanan
dengan sekresi lambung (kimus).
1
Gaster berbentuk seperti kantung. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan gaster
mempunyai dua muara, ostium cardiacum (oesophagus– gaster) dan ostium pyloricum
(gaster – duodenum), kemudian mempunyaidua curvatura yaitu curvatura major dan
curvatura minor, serta memiliki dua dinding, facies anterior dan facies posterior. Gaster dapat
menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding gaster disusun oleh otot-otot
polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot
tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun gaster, yaitu otot memanjang, otot melingkar,
dan otot menyerong. Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan
bawah arcus costalis sinistra sampai region epigastrica dan umbilicalis. Sebagian besar gaster
terletak di bawah costae bagian bawah. Gaster relatif terfiksasi pada kedua ujungnya, tetapi di
antara ujung-ujung tersebut gaster sangat mudah bergerak. Gaster terbagi menjadi beberapa
bagian yaitu fundus adalah bagian lambung yang terletak diatas lubang esofagus, korpus
yaitu bagian tengah atau utama lambung, lambung bagian bawahyaitu antrum, bagian akhir
lambung adalah sfingter pilorus, yang berfungsi sebagai sawar antara lambung dan bagian
atas usus halus, duodenum. Fiksasi gaster melalui oesophagus pada diafragma yang
merupakan fiksasi paling kuat, fiksasi pada pylorus melalui ligamentum hepatoduodenale dan
ligamentum hepatogastricum (merupakan pars densa omentum minus), ligamentum
phrenicoastricum, ligamentum gastrolienale, dan ligamentum gastrocolicum. Bentuk gaster
sangat berbeda-beda pada orang yang sama dantergantung pada isi, posisi tubuh, dan fase
pernapasan.1-2 Gambar 1.
Gambar 1. Gaster
2
Sedangkan untuk perdarahan gaster, arteri berasal dari cabang truncuscoeliacus.
Arteri gastrica sinistra berasal dari truncus coeliacus. Arteria gastrica dextra bersal dari arteri
hepatica communis. Arteria gastricae breves berasal dari arteri splenica/lienalis. Arteri
gastroomentalis sinistra berasal dari arteri splenica/lienalis. Arteri gastroomentalis dextra
berasal dari arteria gastroduodenalis. Kemudian sistem vena, vena mengalirkan dari kedalam
sirkulasi portal. Vena gastrica sinistra dan dextra bermuara langsung ke vena portae hepatis.
Vena gastrica breves dan vena gastroomentalis sinistra bermuara kedalam vena lienalis. Vena
gastroomentalis dextra bermuara ke dalam vena mesentericasuperior. Persarafan termasuk
serabut-serabut simpatis yang berasal dari plexuscoeliacus dan serabut-serabut parasimpatis
dari nervus vagus dextra dan sinistra.2 Untuk struktur mikroskopisnya gaster terdiri atas
empat lapisan:
Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.
Lapisan muskularis yang terdiri atas tiga lapisan,
serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot oesophagus,
serabut sirkuler yang palingtebal dan terletak di pilorus serta membentuk otot sfingter dan
berada dibawah lapisan pertama,
serabut oblik yang terutama dijumpai padafundus lambung dan berjalan dari orifisium
cardiac, kemudian membelok ke bawah melalui kurvatura minor (lengkung kecil).
Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darahdan
saluran limfe.
Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan
atau rugae, yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan. Membran mukosa
dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran limfe. Semua sel-sel itu mengeluarkan
sekret mukus. Permukaanmukosa ini dilintasi saluran-saluran kecil dari kelenjar-kelenjar
lambung.Semua ini berjalan dari kelenjar lambung tubuler yang bercabang-cabang
danlubang-lubang salurannya dilapisi oleh epitel silinder. Epitel ini bersambung dengan
permukaan mukosa dari lambung. Epitel dari bagian kelejar yang mengeluarkan sekret
berubah-ubah dan berbeda-beda di beberapa daerah lambung.3
Gaster dipersarafi oleh sistem saraf otonom, saraf simpatis dan saraf parasimpatis.2
Saraf simpatis berasal dari nervi spinales T6-T9 melalui plexus coeliacus dan
mendistribusikan melalui anyaman saraf disekitar a.gastrica dan a.gastroomentalis,
sedangkan saraf parasimpatisnya N.X antarior dan posterior.
3
Mekanisme Pencernaan
Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air,
dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Dimana
dalam proses memindahkan zat tersebut sistem pencernaan melaksanakan 4 proses dasar,
yaitu motilitas, sekresi, digesti, dan absorpsi. Gambar 2.
Gambar 2. Sistem Pencernaan
Motilitas
Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan, otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi
dengan kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk
mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah dinding
saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi (peregangan).4-5
Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu:
Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan
sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap segmen
akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran pencernaan,
contohnya gerakan propulsif yang mendorong makanan melalui esofagus berlangsung cepat
4
tapi sebaliknya di usus halus tempat utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan
makanan bergerak sangat lambat.4-5
Gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai 2 fungsi yaitu mencampur makanan
dengan getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus. Yang berperan dalam
kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna suatu lapisan otot polos utama di
saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di sebagian besar saluran pencernaan
lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler dalam dan lapisan longitudinal luar.
Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan sirkuler mengelilingi saluran, kontraksi
serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi, sedangkan kontraksi serat-serat di lapisan luar
yang berjalan secara longitudinal menyebabkan saluran memendek, aktivitas kontraktil
lapisan otot polos ini menghasilkan gerakan propulsif dan mencampur.4-5
Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran pencernaan oleh kelenjar
eksokrin. Sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik seperti
enzim, garam empedu, atau mukus. Sekresi ini memerlukan ATP, baik untuk transport aktif
bahan-bahan ke dalam sel maupun untuk sintesis produk sekretorik oleh Retikulum
Endoplasma. Sekresi tersebut dikeluarkan ke lumen saluran pencernaan karena adanya
rangsangan saraf atau hormon yang sesuai.4-5
Digesti
Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi
satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi
didalam sistem pencernaan. Pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik.
Dengan menambahkan H2O di tempat ikatan, enzim dalam sekresi pencernaan memutuskan
ikatan-ikatan yang menyatukan subunit-subunit. Karbohidrat atau polisakarida menjadi
monosakarida, lemak yang pada umumnya adalah trigliserida dipecah menjadi monogliserida
dan asam lemak, sedangkan protein diubah menajdi asam-asam amino.4-5
Absorbsi
Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat
diabsorpsi bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit dari lumen saluran pencernaan ke
dalam darah atau limfe. Absorpsi sebagian besar di usus halus.4-5
Berikut akan dijelaskan juga mekanisme pencernaan sesuai dengan organ tempat
mekanisme itu terjadi.
5
Mulut
Langit-langit (palatum), yang membentuk atap lengkung rongga mulut, memisahkan
mulut dari saluran hidung. Keberadaan struktur ini juga memungkinkan bernapas dan
mengunyah atau menghisap berlangsung secara bersamaan. Di belakang tenggorokan
menggantung pada palatum suatu tonjolan, uvula, yang berperan penting dalam menutup
saluran hidung sewaktu menelan. Lidah, yang membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari
otot rangka yang dikontrol secara volunter. Gerakan lidah penting dalam menuntun makanan
di dalam mulut sewaktu mengunyah dan menelan serta berperan penting dalam berbicara.
Selain itu, kuncup kecap terletak di lidah. Faring adalah rongga di belakang tenggorokan.
Bagian ini berfungsi sebagai saluran bersama untuk sistem pencernaan dan sistem
pernapasan. Susunan ini mengharuskan adanya mekanisme untuk menuntun makanan dan
udara menuju saluran yang benar setelah melewati faring.4-5
Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi atau mengunyah,
motilitas mulut yang melibatkan pengirisan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran
makanan oleh gigi. Fungsi mengunyah adalah untuk menggiling dan memecahkan makanan
menjadi potongan-potongan yang lebih kecil sehingga makanan mudah ditelan dan untuk
meningkatkan luas permukaan makanan yang akan terkena enzim, untuk mencampur
makanan dengan liur, dan untuk merangsang kuncup kecap. Yang terakhir tidak saja
menghasilkan rasa nikmat kecap yang subyektif tetapi juga, melalui mekanisme feedforward,
secara refleks meningkatkan sekresi liur, lambung, pankreas, dan empedu untuk persiapan
bagi kedatangan makanan.4-5
Liur (saliva), sekresi yang berkaitan dengan mulut, terutama dihasilkan oleh tiga
pasang kelenjar liur utama yang terletak di luar rongga mulut dan mengeluarkan liur melalui
duktus pendek ke dalam mulut. Liur mengandung 99,5% H2O dan 0,5% elektrolit dan protein.
Konsentrasi NaCl (garam) liur hanya sepertujuh dari konsentrasinya di plasma, yang penting
dalam mempersepsikan rasa asin. Demikian juga, diskriminasi rasa man tingkatkan oleh tidak
adanya glukosa di liur. Protein yang terpenting adalah amilase, mukus, dan lisozim.4-5
Protein-protein ini berperan dalam fungsi saliva sebagai berikut:
Liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur, suatu enzim
yang menguraikan polisakarida menjadi maltosa, suatu disakarida yang terdiri dari dua
molekul glukosa. Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan
sehingga partikel-partikel tersebut menyatu, serta menghasilkan pelumasan oleh adanya
mukus yang kental dan licin.4-6
6
Liur memiliki sifat antibakteri melalui efek rangkap pertama, dengan lisozim, suatu
enzim yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu dengan merusak dinding sel; dan
kedua, dengan membilas bahan mungkin berfungsi sebagai sumber makanan untuk bakteri.
Liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu menjaga mulut dan gigi bersih.
Aliran liur yang konstan membantu membilas residu makanan, partikel asing, dan sel epitel
tua yang terlepas dari mukosa mulut. Liur kaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan
asam dalam makanan serta asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis
dapat dicegah.4-5
Sekresi basal liur yang terus-menerus tanpa rangsangan yang jelas ditimbulkan oleh
stimulasi konstan tingkat rendah oleh ujung-ujung saraf simpatis yang berakhir di kelenjar
liur. Sekresi basal ini penting untuk menjaga mulut dan tenggorokan selalu basah. Selain
sekresi terus-menerus tingkat rendah ini, sekresi liur dapat ditingkatkan oleh dua jenis refleks
liur, refleks liur sederhana dan terkondisi. Sekresi liur adalah satu-satunya sekresi pencernaan
yang seluruhnya berada di bawah kontrol saraf. Semua sekresi pencernaan lainnya diatur oleh
refleks sistem saraf dan hormon.4-6
Pencernaan di mulut melibatkan hidrolisis polisakarida menjadi disakarida oleh
amilase. Namun, sebagian besar pencernaan oleh enzim ini dilakukan di korpus lambung
setelah massa makanan dan liur tertelan. Asam menginaktifkan amilase, tetapi di bagian
tengah makanan, di mana asam lambung belum sampai, enzim liur ini terus berfungsi selama
beberapa jam. Tidak terjadi penyerapan makanan di mulut. Yang penting, sebagian obat
dapat diserap oleh mukosa oral, contoh utamanya adalah nitrogliserin , obat vasodilator yang
kadang digunakan oleh pasien jantung untuk menghilangkan serangan angina yang berkaitan
dengan iskemia miokardium.4-6
Faring dan Esofagus
Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan. Menelan
sebenarnya adalah keseluruhan proses memindahkan makanan dari mulut melalui esofagus
hingga ke lambung. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan di faring yang
kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan kemudian
secara refleks mengaktifkan serangkaian otot yang terlibat dalam proses menelan.4 Menelan
dibagi menjadi tiga tahap yaitu. Gambar 3.
7
Gambar 3. Fase Faring dan Esofagus.
Fase Oral. Makanan yang dikunyah oleh mulut (bolus) didorong ke belakang
mengenai dinding posterior faring oleh gerakan volunter lidah.4
Fase Faringeal. Uvula terelevasi sehingga menutup rongga hidung, laring terelevasi
kemudian kontraksi otot-otot laring menyebabkan pita suara merapat erat satu sama lain,
sehingga pintu masuk glotis tertutup dan mencegah makanan masuk trakea. Kemudian bolus
melewati epiglotis menuju faring bagian bawah dan memasuki esofagus.4
Fase Esofageal. Terjadi gelombang peristaltik pada esofagus mendorong bolus
menuju sfingter esofagus bagian distal, kemudian menuju lambung. Peristaltik mengacu pada
kontraksi berbentuk cincin otot polos sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan
dengan gerakan mengosongkan, mendorong bolus di depan kontraksi. Dengan demikian
pendorongan makanan melalui esopagus adalah proses aktif yang tidak mengandalkan
gravitasi.9 Makanan dapat didorong ke lambung bahkan dalam posisi kepala di bawah.
Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5 – 9 detik untuk mencapai ujung bawah
esopagus. Kemajuan gelombang tersebut dikontrol oleh pusat menelan melalui persyarafan
vagus.4
Sekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif dan berupa mukus, mukus disekresikan
di sepanjang saluran pencernaan. Dengan menghasilkan lubrikasi untuk lewatnya makanan,
mukus esofagus memperkecil kemungkinan rusaknya esofagus oleh bagian-bagian makanan
yang tajam, mukus juga melindungi dinding esofagus dari asam dan enzim getah lambung
apabila terjadi refluks lambung.4
8
Gaster
Terbagi menjadi beberapa bagian yaitu fundus adalah bagian lambung yang terletak di
atas lubang esofagus, korpus yaitu bagian tengah atau utama lambung, lambung bagian
bawah yaitu antrum, bagian akhir lambung adalah sfingter pilorus, yang berfungsi sebagai
sawar antara lambung dan bagian atas usus halus, duodenum. Motilistas dilambung dapat
dibagi menjadi empat bagian yaitu:4
Empty Stomach Contractility. Kontraksi pada lambung menuju bagian distal dari
saluran pencernaan. Diperlukan waktu 90 menit untuk mencapai usus besar. Berfungsi
sebagai housekeeping, menyapu sisa-sisa makanan dan bakteri keluar dari traktus GI ke usus
besar.5
Pengisian Lambung. Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini
dapat mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan. Akomodasi
perubahan volume ini dapat menyebabkan ketegangan pada dinding lambung dan
meningkatkan tekanan intralambung, tapi hal ini tidak akan terjadi karena adanya faktor
plastisitas otot polos lambung dan relaksasi resesif lambung pada saat terisi.4-5
Pencampuran Lambung. Volume telah menyentuh 1 L, tekanan dalam lambung akan
meingkat. Ketika Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan
bercampur dengan sekresi lambung, seperti asam dan enzim pencernaan, dan menghasilkan
kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter
pilorus. Apabila kimus terdorong oleh kontraksi peristaltik yang kuat akan melewati sfingter
pilorus dan terdorong ke duodenum tetapi hanya sebagian kecil saja. Sebelum lebih banyak
kimus dapat diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus
menyebabkan sfingter berkontraksi lebih kuat, menutup dan menghambat aliran kimus ke
dalam duodenum. Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak masuk ke
duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak kembali ke
dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan bertolak kembali pada saat gelombang
peristaltik yang baru datang. Gerakan maju mundur tersebut disebut retropulsi, menyebabkan
kimus bercampur secara merata di antrum. Motilitas gastric dibawah kontrol saraf dan ini
distimulasi oleh distensi lambung.4-5 Gambar 4.
9
Gambar 4. Proses pencampuran di lambung.
Pengosongan Lambung. Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan
pencampuran lambung juga menghasilkan gaya pendorong untuk mengosongkan lambung.
Jumlah kimus yang masuk ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik sebelum sfingter
pilorus tertutup tergantung pada kekuatan peristaltik. Intensitas peristaltik antrum sangat
bervariasi tergantung dari pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum.4-5 Tabel 1.
10
Tabel 1. Faktor-faktor pengaruh motilitas lambung.
Mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubular yang penting, yaitu kelenjar
Oksintik (disebut juga kelenjar gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik menyekresi
asam hidroklorida, pepsinogen, faktor intrinsik, dan mukus. Kelenjar pilorik terutama
menyekresi mukus untuk melindungi mukosa pilorus dari asam lambung. Kelenjar pilorik
juga menyekresi hormon gastrin.4
Sel-sel parietal secara aktif mengeluarhan HCl ke dalam lumen kantung lambung, hal
ini menyebabkan pH lumen turun sampai 2. Pepsinogen merupakan enzim inaktif yang
disintesa oleh aparatus golgi dan retikulum endoplasma kemudian disimpan di sitoplasma
dalam vesikel sekretorik yang dikenal dengan granula zimogen. Pepsinogen mengalami
penguraian oleh HCl menjadi enzim bentuk aktif yaitu pepsin. Pepsin berfungsi untuk
mengaktifkan kembali pepsinogen (proses otokatalitik) dan sintesa protein dengan memecah
ikatan asam amino menjadi peptida.Sekresi mukus berfungsi sebagai sawar protektif dari
cedera terhadap mukosa lambung karena sifat lubrikalis dan alkalisnya dengan menetralisasi
HCl yang terdapat di dekat mukosa lambung. Hormon gastrin disekresikan oleh sel-sel
gastrin (sel-sel G) yang terletak di daerah kelenjar pilorus lambung, gastrin merangsang
peningkatan sekresi getah lambung yang bersifat asam, dan mendorong pertumbuhan mukosa
lambung dan usus halus, sehingga keduanya dapat mempertahankan kemampuan sekresi
mereka.4-5
Usus Halus
Terbagi menjadi tiga segmen yaitu duodenum, jejenum dan ilieum. Pada usus halus
ini terjadi sebagian besar pencernaan dan penyerapan. Motilitas pada usus halus adalah
segmentasi, metode motilitas utama usus halus yaitu proses mencampur dan mendorong
secara perlahan kimus dengan cara kontraksi bentuk cincin otot polos sirkuler di sepanjang
usus halus, diantara segmen yang berkontraksi terdapat daerah yang berisi kimus. Cincin-
cincin kontraktil timbul setiap beberapa sentimeter, membagi usus halus menjadi segmen-
segmen seperti rantai sosis. Segmen-segmen yang berkontraksi, setelah jeda singkat,
melemas dan kontraksi kontraksi berbentuk cincin kemudian muncul di daerah yang semula
melemas. Perjalanan isi usus biasanya memerlukan waktu 3-5 jam untuk melintasi seluruh
panjang usus halus, sehingga tersedia cukup waktu untuk berlangsungnya proses pencernaan
dan penyerapan.4-5
11
Sekresi usus halus, kelenjar brunner di duodenum mensekresikan mukus alkalis kental
yang membantu melindungi mukosa duodenum dari asam lambung. Rangsang vagus
meningkatkan sekresi kelenjar brunner tetapi mungkin tidak menimbulkan efek pada kelenjar
usus. Selain itu, juga terdapat sekresi HCO3- dalam jumlah yang cukup banyak yang
independen terhadap kelenjar brunner. Setiap hari kelenjar eksokrin yang terletak di mukosa
usus halus mengeluarkan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair (succus entericus).5
Pencernaan di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim pankreas dan
sekresi empedu. Enzim pankreas meyebabkan lemak direduksi menjadi satuan-satuan
monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan menjadi fragmen
peptida kecil dan beberapa asam amino, dan karbohidrat direduksi menjadi disakarida dan
beberapa monosakarida. Dengan demikian proses pencernaan lemak selesai dalam lumen
usus halus tapi pencernaan protein dan karbohidrat belum. Dari permukaan luminal sel-sel
epitel usus halus terbentuk tonjolan-tonjolan seperti rambut yang disebut Brush Border, yang
mengandung tiga kategori enzim, yaitu : Enterikinase, mengaktifkan enzim pankreas
tripsinogen; disakaridase (sukrose, maltase dan laktase), yang menyelesaikan pencernaan
karbohidrat dengan menghidrolisis disakarida yang tersisa menjadi monosakarida
penyusunnya; aminopeptidase, yang menghidrolisis peptida menjadi komponen asam
aminonya, sehingga pencernaan protein selesai.4-5
Beberapa pencernaan yang terjadi di usus halus:
Penyerapan Garam dan Air
Air diabsorpsi melalui mukosa usus ke dalam darah hampir seluruhnya melalui
osmosis. Jumlah air yang diserap per harinya dari makanan adalah 2000 ml dan dari getah-
getah pencernaan sebanyak 7000 ml/ harinya. 95%nya diabsorpsi dan hanya 100-200 ml air
per hari yang dikeluarkan bersama feses. Natrium diserap secara transpor aktif dari dalam sel
epitel melalui bagian basal dan sisi dinding sel masuk ke dalam ruang paraseluler. Sebagian
Na diabsorpsi bersama dengan ion klorida, dimana ion klorida bermuatan negatif secara pasif
ditarik oleh muatan listrik positif ion natrium.6
Penyerapan Karbohidrat
Karbohidrat diserap dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa.
Disakaridase yang ada di brush border menguraikan disakarida ini menjadi monosakarida
yang dapat diserap yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh
transportasi aktif sekunder sedangkan fruktosa diserap melalui difusi terfasilitasi.6
12
Penyerapan Protein
Protein diserap di usus halus dalam bentuk asam amino dan peptida, asam amino
diserap menembus sel usus halus melalui transpor aktif sekunder, peptida masuk melalui
bantuan pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen asam aminonya oleh aminopeptidase
di brush border atau oleh peptidase intrasel, dan masuk ke jaringan kapiler yang ada di dalam
vilus. Dengan demikian proses penyerapan karbohidrat dan protein melibatkan sistem
transportasi khusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi
serta kotransportasi Na.6
Penyerapan Lemak
Lemak diabsorpsi dalam bentuk monogliserida dan asam lemak bebas, keduanya akan
larut dalam gugus pusat lipid dari misel empedu, dan zat-zat ini dapat larut dalam kimus.
Dalam bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke permukaan mikrovili
brush border sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk diantara mikrovili yang
bergerak. Dari sini keduanya segera berdifusi keluar misel dan masuk ke bagian dalam sel
epitel. Proses ini meninggalkan misel empedu tetap di dalam kimus, yang selanjutnya akan
melakukan fungsinya berkali-kali membantu absorpsi monogliserida dan asam lemak.6
Usus Besar
Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks dan rektum. Rata-rata kolon menerima
sekitar 500 ml kimus dari usus halus setiap harinya, isi usus yang disalurkan ke kolon terdiri
dari residu makanan yang tidak dapat dicerna (misal selulosa), komponen empedu yang tidak
diserap dan sisa cairan, bahan ini akhirnya yang disebut feses. Selulosa dan bahan makanan
lain yang tidak dapat dicerna membentuk sebagian besar feses dan membantu pengeluaran
tinja secara teratur karena berperan menentukan isi kolon. Gerakan usus besar umumnya
lambat dan tidak propulsif, sesuai dengan fungsinya sebagai tempat absorpsi dan
penyimpanan. Motilitas yang terjadi pada kolon adalah kontraksi haustra yaitu gerakan
mengaduk isi kolon dengan gerakan maju mundur secara perlahan yang menyebabkan isi
kolon terpajan ke mukosa absortif.4-5
Peningkatan motilitas terjadi setiap 3-4 kali sehari setelah makan yaitu terjadi
kontraksi simultan segmen-segmen besar di kolon asendens dan transversum sehingga feses
terdorong sepertiga sampai seperempat dari panjang kolon, gerakan ini disebut gerakan massa
yang mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar sebagai tempat defekasi. Sewaktu
13
gerakan massa di kolon mendororng isi kolon ke dalam rektum, terjadi peregangan rektum
dan merangsang reseptor regang di dinding rektum serta memicu refleks defekasi.4-5
Sewaktu makanan masuk ke lambung terjadi gerakan massa di kolon yang terutama
disebabkan oleh reflek gastrokolon yang diperantarai oleh gastrin ke kolon. Refleks ini sering
ditemukan setelah sarapan timbul keinginan kuat untuk buang air besar. Refleks gastroileum
memindahkan isi usus halus yang tersisa ke dalam usus besar dan reflek gastrokolon
mendorong isi kolon ke dalam rektum yang memacu proses defekasi. Feses di rektum
menyebabkan peregangan yang kemudian dideteksi oleh receptor di rektum terbentuklah
suatu impuls yang menunju mysenteric plexus peristaltic. Hal ini menimbulkan gelombang
pada kolon desenden dan sigmoid. Apabila sfingter anus eksternus (otot rangka) juga
melemas, terjadi defekasi. Sekresi kolon terdiri dari larutan mukus alkalis (HCO3-) yang
fungsinya adalah melindungi mukosa usus besar dari cedera kimiawi dan mekanis, juga
menghasilkan pelumasan untuk memudahkan feses lewat. Dalam keadaan normal kolon
menyerap sebagian besar garam dan air. Natrium zat yang paling aktif diabsorpsi dan,
Klorida diabsorpsi secara pasif mengikuti penurunan gradien listrik, dan air diabsorpsi secara
osmosis.4-5
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sekresi Getah Lambung
Sekresi dari getah lambung diatur oleh mekanisme syaraf dan hormonal. Impuls
parasimpatis yang terdapat pada medulla dihantarkan melalui syaraf vagus dan merangsang
Sel-sel di mukosa lambung untuk mensekresikan pepsinogen, asam klorida, mukus, dan
hormone gastrin.
Ada tiga faktor yang merangsang sekresi lambung, yaitu : fase sefalik, fase gastrik, dan fase
intestinal.
Fase Sefalik
Fase ini muncul sebelum makanan masuk ke lambung dan mempersiapkan lambung
untuk mencerna. Penglihatan, bau, rasa dan pikiran tentang makanan merangsang refleks ini.
Impuls syaraf dari cerebral korteks atau feeding centre di hipotalamus mengirimkan impuls
ke medulla oblongata di otak kemudian medulla oblongata menyampaikan impuls melalui
serabut parasimpatis pada syaraf vagus untuk merangsang sekresi dari sel-sel mukosa
lambung.4
Fase Gastrik
14
Terjadi ketika makanan memasuki lambung. Semua jenis makanan menyebabkan
penggelembungan (distension) dan merangsang reseptor yang terdapat pada kelenjar lambung
dinding lambung. Reseptor mengirim impuls ke medulla merangsang sekresi dari getah
lambung. Protein dan kafein yang tercerna sebagian merangsang mukosa pilorus untuk
mensekresikan hormon gastrin, selanjutnya hormon gastrin merangsang kelenjar lambung
untuk mensekresikan getah lambung. Kelenjar lambung yang merangsang sekresi sejumlah
besar getah lambung, juga menimbulkan kontraksi lower esophageal spinchter dan ileocecal
spinchter. Sekresi gastrin terhalang saat pH cairan lambung (HCl) mencapai 2.0. Mekanisme
negative feedback ini membantu menyediakan pH optimal untuk memfungsikan enzim-enzim
diperut.4
Fase Intestinalis
Fase ini terjadi saat makanan meninggalkan lambung dan memasuki usus halus. Saat
protein yang telah tercerna sebagian memasuki duodenum, protein ini merangsang lapisan
mukosa pada dinding duodenum untuk melepaskan enteric gastrin, hormon yang merangsang
kelenjar gastric untuk melanjutkan sekresi.4
Selain itu terdapat faktor-faktor yang menghambat sekresi dari lambung untuk
menghasilkan getah lambung. Kehadiran chyme selama fase intestinal
Kehadiran chyme dapat menginisiasi refleks enterogastrik yang menimbulkan rangsangan
untuk menghambat rangsangan syaraf parasimpatis dan merangsang aktivitas syaraf simpatis,
yang pada akhirnya akan menghambat sekresi lambung. Beberapa hormonal intestinal, yaitu
Hormon sekretin, koleosistokinin (CCK), dan Gastric Inhibiting Peptide (GIP). Ketiga
hormon ini menghambat sekresi lambung dan mengurangi motilitas dari saluran pencernaan.
GIP juga merangsang pelepasan insulin. Sekretin dan kolesistokinin juga penting dalam
pengendalian sekresi usus halus dan pankreas, kolesistokinin juga membantu meregulasi
sekresi empedu dari kantung empedu.
15
Jenis Pencernaan yang ada pada Manusia
a. Pencernaan Protein dimulai di lambung oleh enzim pepsin dan diselesaikan di usus
halus dengan kerja enzim tripsin dan imotripsin pankreatik.
b. Pencernaan Karbohidrat dimulai di mulut oleh aktivitas enzim amlilase saliva dan
diselesaikam di usus halus oleh enzim amylase pankreatik.
c. Pencernaan Lemak lemak didalam usus halus dicerna melalui aktivitas enzim lipasw
pankreatik. Lemak dicerna oleh lipase menjadi asam lemak bebas dan monogliserida.
Akan tetapi, lipase merupakan enzim larut air karena lemak tidak dapat larut dalam
air, pencernaan lemak oleh lipase akan sangat lambat jika tidak untuk emulsifikasi,
yaitu proses pemecahan kompleks lemak yang besar menjadi droplet atau serpihan
yang lebih kecil. 8
Enzim yang dibutuhkan oleh Lambung
Beberapa enzim yang terdapat pada getah lambung :
- Pepsin yang dihasilkan dari pepsinogen dalam lingkungan asam hidroklorida dan
bekerja atas protein, mengubahnya menjadi bahan yang lebih mudah larut, yang
disebut pepton.
- Renin ialah ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kassinogen
yang dapat larut. Kasein ialah protein susu dan setelah dipisahkan dapat
dipengaruhi fermen pepsin.
- Lipase adalah enzim yang memecahkan lemak supaya dapat dibedakan dari lipase
getah pancreas terdapat dalam jumlah kecil di dalam lambung, dan pencernaan
lemak dimulai disini.
Perangsangan sekresi getah lambung sebagian diterima dari rangsangan saraf dan
sebagian dari rangsangan kimiawi. Sekresi mulai pada awal orang makan, bila melihat dan
mencium makanan , akan merangsang sekresi. Hal ini sering disebut faktor fisik.Rasa
makanan kemudian merangsang sekresi karena kerja saraf.Makanan di dalam lambung
melepas hormone yang disebut factorgastrin.
Sekresi getah lambung dapat dihalangi system saraf simpatis, seperti yang dapat
terjadi pada gangguan emosi, marah atau takut.Kita sering bicara tentang orang mual karena
takut.Hal ini sebenarnya lambung menolak untuk di isi.8
16
Kesimpulan
Lambung memiliki struktur yang kompleks sehingga dapat melakukan pencernaan
makanan, dimana lambung memiliki peran yang penting dalam proses pencernaan di tubuh
kita. Lambung mensekresi getah lambung yang mana terdiri dari air, HCL, mukus, dan
enzim-enzim. Di dalam lambung terjadi motilitas, sekresi, disgesti, tetapi tidak terjadi
absorbs. Sekresi getah lambung dipengaruhi berbagai macam faktor seperti hormone, saraf
otonom, dan senyawa-senyawa lainnya, sehingga sekresi getah lambung dapat meningkat
ataupun terhambat. Salah satu yang meningkatkan sekresi getah lambung adalah senyawa
kafein seperti yang terdapat pada kasus. Hipotesis diterima, mual, kembung dan nyeri ulu
hati disebabkan karena si penderita tidak mengisi perutnya dengan makanan tetapi minum
selalu diawali dengan minum kopi
Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004. h. 281-7.
2. Widjaja IH. Anatomi abdomen. Jakarta: EGC; 2007. h. 53-8.
3. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC; 2003. h. 515-78.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC.2011. h. 641-751.
5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 11. Jakarta: EGC. 2007. h. 439-
52.
6. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta : EGC. 2009.
h. 95-288.
7. Corwin E. Patofisiologi. Jakarta : EGC ; 2007. P595
17