makalah meningitidis

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia) dan keluarga miskin. Sebagai generasi penerus bangsa, anak perlu mendapatkan perhatian dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Hal ini dilakukan guna menciptakan generasi anak yang sehat baik secara fisik maupun mental sejak dini. Keadaan sakit pada 1 Analis Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Bandung

Upload: raden-febry-istyanto

Post on 16-Feb-2015

358 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

ini makalah menigitidis yang berbasis D3 ha6 silahkan di download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Meningitidis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada

perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta

pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan,

antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia) dan keluarga miskin.

Sebagai generasi penerus bangsa, anak perlu mendapatkan perhatian

dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Hal ini dilakukan guna

menciptakan generasi anak yang sehat baik secara fisik maupun mental sejak

dini. Keadaan sakit pada anak akan mempengaruhi keadaan fisiologis dan

psikologis dari anak tersebut.

Di Indonesia maupun di dunia secara globalnya relatif meningkat

pertahunnya, hal ini baik disebabkan kecelakaan, proses penuaan yang

menyebabkan kelemahan fungsi organ tubuh ataupun karena menderita berbagai

macam penyakit. Kita mengenal berbagai macam nama penyakit dan istilahnya

baik itu penyakit menular maupun penyakit tidak menular, salah satunya adalah

penyakit meningitis.

1

Analis Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Bandung

Page 2: Makalah Meningitidis

Dari paparan diatas, maka dalam makalah ini akan membahas mengenai

Infeksi Sistem Syaraf yang Disebabkan oleh Neisseria meningitidis, atau yang

biasa disebut dengan penyakit meningitis.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan dari latar belakang diatas, maka terdapat beberapa

permasalahan diantaranya:

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit meningitis?

2. Apa penyebab penyakit meningitis dan bagaimana morfologinya?

3. Bagaimana Tanda dan Gejala Penyakit Meningitis?

4. Bagaiman cara Diagnosis Laboratorium, Penanganan, Pengobatan, serta

Pencegahan Tertularnya Penyakit Meningitis?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bakteriologi III teori.

2. Memberikan dan menyebarluaskan tentang Infeksi Sistem Syaraf yang Disebabkan oleh Neisseria meningitidis.

3. Saling bertukar informasi.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah mengetahui tentang Infeksi Sistem Syaraf yang Disebabkan oleh Neisseria meningitidis, meliputi pengertian penyakit meningitis, penyebab penyakit meningitis dan morfologinya, tanda dan gejala penyakit meningitis, cara diagnosis laboratorium, penanganan, pengobatan, serta pencegahan tertularnya penyakit meningitis.

2

Analis Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Bandung

Page 3: Makalah Meningitidis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Meningitis

Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu

membran atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat

disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang

menyebar masuk kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak yang dapat

terjadi secara akut dan kronis. 

Meningitis bakteri pada anak-anak masih sering dijumpai, meskipun

sudah ada kemoterapeutik, yang secara invitro mampu membunuh

mikroorganisme-mikroorganisme penyebab infeksi tersebut. Ini akibat infeksi

Haemophilus influenza maupun Pneumococcus sp, karena anak-anak biasanya

tidak kebal terhadap bakteri.

Selain angka kematian yang cukup tinggi, banyak penderita

meningitis yang menjadi cacat akibat keterlambatan dalam diagnosis dan

pengobatan. Meningitis bakteri selalu menjadi ancaman besar bagi

kesehatan dunia. Data WHO (2009) memperkirakan jumlah kasus

meningitis dan kasus kecacatan neurologis lainnya sekitar 500.000 dengan

Case Fatality Rate (CFR) 10% di seluruh dunia.

WHO (2005) melaporkan pada tahun 1996, Afrika mengalami

wabah meningitis yang tercatat sebagai epidemik terbesar dalam sejarah

dengan lebih dari 250.000 kasus dan 25.000 kematian (CFR=10%) yang

terdaftar. Dari masa krisis tersebut hingga tahun 2002 terdapat 223.000 kasus

3

Analis Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Bandung

Page 4: Makalah Meningitidis

baru, daerah yang telah terkena dampak tersebut adalah Burkina Faso, Chad,

Ethiopia dan Nigeria. Pada tahun 2002, terjadi wabah meningitis di Burkina

Faso dan Ethiopia dengan Insidens Rate 65%. Di Negara Amerika Serikat

(2009) terdapat sekitar 3000 kasus penyakit meningokokkus dan sekitar 7.700

kasus di Eropa bagian Barat setiap tahunnya. Insidens Rate di Amerika

berkisar 0,5 – 1,5 kasus per 100.000 penduduk pertahun.

Diantaranya dipengaruhi oleh faktor-faktor resiko seperti Infeksi

Saluran Pernafasan Atas (ISPA), infeksi HIV, kepadatan penduduk, dan

status sosial ekonomi yang rendah. Sedangkan Insidens Rate meningitis

karena virus di Amerika Serikat 10 per 100.000 penduduk pertahun.

Beban terbesar penyakit meningokokus terjadi di daerah sub-

Sahara Afrika yang dikenal sebagai sabuk meningitis, yang membentang dari

Senegal bagian barat ke Ethiopia bagian Timur. Selama musim kemarau

antara bulan Desember hingga Juni, akibat angin debu dan ISPA,

kekebalan lokal faring menjadi berkurang sehingga meningkatkan resiko untuk

terkena meningitis. Pada saat yang sama, N. meningitidis lebih sering berjangkit

di pemukiman yang padat. Hal inilah yang terjadi pada daerah sabuk

meningitis. Ini juga dipengaruhi oleh kekebalan kelompok yang telah

divaksinasi berjumlah sangat sedikit.

Tahun 2009, Afrika melaporkan 78.416 kasus meningitis dan

4.053 kematian (CFR=5,2%). Pada negara-negara berkembang seperti Gambia

(2009), diperkirakan 2% dari semua anak meninggal disebabkan meningitis

4

Analis Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Bandung

Page 5: Makalah Meningitidis

sebelum mereka mencapai usia 5 tahun. Menurut WHO, pada tahun 2005

terjadi 111 kasus meningitis di Delhi-India dengan 15 kematian (CFR=13,5%).

Data South East Asian Medical Information Center (SEAMIC)

Health Statistic (2002) melaporkan bahwa pada tahun 2000 dan 2001 di

Indonesia, terdapat masing-masing 1.937 dan 1.667 kasus kematian karena

meningitis dengan CSDR 9,4 dan 8 per 1000.000 penduduk. Pada tahun 1997,

khususnya di Jakarta, meningitis purulenta merupakan penyakit yang masih

banyak ditemukan pada bayi dan anak-anak yaitu pada umur 2 bulan – 2

tahun dengan mortalitas 47,8%.

Penelitian yang dilakukan oleh Mesranti, di RSUP H. Adam Malik

Medan pada tahun 2005 – 2008 terdapat 148 kasus meningitis dan 71 kasus

mengalami kematian (CFR=47,1%) dengan jumlah penderita meningitis

purulenta 63 orang (42,6%), sedangkan penderita meningitis serosa 85 orang

(57,4%). Penderita paling banyak pada usia 0 – 5 tahun yaitu 56 orang (37,8%).

Penelitian yang dilakukan Erika, di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada

tahun 2000 – 2002 terdapat 116 kasus pada anak dan 26 kasus mengalami

kematian (CFR=22,4%). Penderita paling banyak pada usia < 6 tahun yaitu 73

orang (62,9%).

5

Analis Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Bandung

Page 6: Makalah Meningitidis

2.2. Penyebab Penyakit Meningitis

Meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, akan

pulih tanpa pengobatan dan perawatan yang spesifik. Namun meningitis

disebabkan oleh bakteri bisa mengakibatkan kondisi serius, misalnya kerusakan

otak, hilangnya pendengaran, kurangnya kemampuan belajar, bahkan bisa

menyebabkan kematian. Sedangkan meningitis disebabkan oleh jamur sangat

jarang, jenis ini umumnya diderita orang yang mengalami kerusakan immun (daya

tahan tubuh) seperti pada penderita AIDS.

Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya :

1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).

Bakteri ini yang paling umum menyebabkan meningitis pada bayi

ataupun anak-anak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi

pneumonia, telinga dan rongga hidung (sinus).

2. Neisseria meningitidis (meningococcus).

Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus

pneumoniae, Meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian

atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah.

3. Haemophilus influenzae (haemophilus).

Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga

dapat menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi

pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib

6

Analis Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Bandung

Page 7: Makalah Meningitidis

vaccine) telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis

yang disebabkan bakteri jenis ini.

4. Listeria monocytogenes (listeria).

Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan

meningitis. Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam

makanan yang terkontaminasi. Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog

dan daging sandwich yang mana bakteri ini berasal dari hewan lokal (peliharaan).

5. Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah

Staphylococcus aureus dan Mycobacterium tuberculosis.

Namun Dalam hal ini kami hanya akan disampaikan beberapa hal khusus

mengenai bakteri Neisseria meningitidis (meningokokus) yang merupakan salah

satu penyebab penyakit meningitidis tersebut.

Penyakit meningitis meningokokus merupakan peradangan selaput otak

dan sumsum tulang belakang akut, yang disebabkan oleh bakteri Neisseria

meningitidis. Bakteri ini hanya menyerang manusia dan dalam hal ini hewan

bukan merupakan pembawanya. Penyakit ini hanya berasal dari bakteri meningitis

yang bersifat endemis.

Bakteri meningokokus pertama kali diisolasi oleh Weichselebaum pada

tahun 1887 dari cairan otak dari pasien yang terkena meningitis akut. Pada tahun

1906, Von Lingelsheim mendeskripsikan bakteri gram negative berbentuk kokus

ini dari nasofaring dari orang yang sehat dan sakit.

Dalam hal ini akan disampaikan beberapa hal mengenai bakteri Neisseria

meningitidis (meningokokus) yang merupakan salah satu penyebab penyakit

7

Analis Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Bandung

Page 8: Makalah Meningitidis

meningitidis tersebut. Penyakit meningitis meningokokus merupakan peradangan

selaput otak dan sumsum tulang belakang akut, yang disebabkan oleh bakteri

Neisseria meningitidis. Bakteri ini hanya menyerang manusia dan dalam hal ini

hewan bukan merupakan pembawanya. Penyakit ini hanya berasal dari bakteri

meningitis yang bersifat endemis.

Klasifikasi bakteri Neisseria meningitidis adalah :

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Beta Proteobacteria

Order : Neisseriales

Family : Neisseriaceae

Genus : Neisseria

Species : N. meningitidis

2.3. Morfologi Neisseria meningitidis

Bakteri Neisseria meningitis (meningokokus) memiliki ciri identik pada

warna dan karakteristik morfologinya dengan Neisseria gonorrhoeae.

Ciri khas bakteri ini adalah berbentuk diplokokus gram negative,

berdiameter kira-kira 0,8 μm. Neisseria meningitis tidak bergerak (nonmotil) dan

tidak mampu membentuk spora. Masing-masing dari kokusnya berbentuk seperti

ginjal dengan bagian yang rata atau cekung berdekatan. Bakteri meningokokus ini

dapat mengalami otolisis dengan cepat, hal ini khususnya dalam lingkungan

alkali. Bakteri N. meningtidis ini memiliki enzim oksidase. Mikroorganisme ini

paling baik tumbuh pada perbenihan yang mengandung zat-zat organik yang

8

Analis Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Bandung

Page 9: Makalah Meningitidis

kompleks (misalnya : darah atau protein binatang dan dalam atmosfer yang

mengandung CO2 5 %).

Struktur koloni bakteri ini terdiri dari minimal 8 golongan sero

menigokokus (A, B, C, D W-135, X, Y dan Z). Golongan telah dikenal melalui

kekhusuan imunologi dari masing-masing kapsul polisakaridanya. Pada

polisakarida golongan A adalah suatu polimer dari suatu N-asetilmanosamin

fosfat. Sedangkan polisakarida golongan C adalah suatu polimer dari asam N

asetil O asetineuraminat.

Untuk antigen meningokokus ini dapat ditemukan dalam darah dan cairan

serebrospinal. Pada belahan dunia bagian barat penyakit meningitis yang

disebabkan oleh N. meningitidis ini terutama disebabkan oleh meningokous

golongan B, C, W-135 dan Y, sedangkan di afrika penyakit ini disebabkan oleh

golongan A. Pada nucleoprotein meningokokus (zat P) memiliki beberapa efek

toksik untuk manusia namun hal ini tidak spesifik untuk organisme ini.

2.4. Tanda dan Gejala Penyakit Meningitis

Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis

diatas umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang

berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya

adalah photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia

(takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak

kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.

9

Analis Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Bandung

Page 10: Makalah Meningitidis

Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit

diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif),

gemetaran, muntah dan enggan menyusui. 

2.5. Diagnosis Laboratorium, Penanganan dan Pengobatan

Diagnosis dan pengobatan secara dini sangat penting. Untuk mendiagnosis

adanya bakteri penyebab meningitis, perlu dilakukan pengambilan sampel dari

cairan spinal dengan cara tertentu (spinal tap). Jika bakteri penyebab telah

diketahui, maka dokter akan memilihkan antibiotika yang paling sesuai untuk

membunuh bakteri tersebut. Untuk pemeriksaan lebih lanjut dapat pula dengan

MRI (magnetic resonance imaging) untuk melihat keadaan otak akibat infeksi

tersebut, jika diperlukan.

Apabila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, maka secepatnya

penderita dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang

intensif. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah

(elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-ray

(rontgen) paru akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa penyakit.

Sedangkan pemeriksaan yang sangat penting apabila penderita telah diduga

meningitis adalah pemeriksaan Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput

otak).

Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis,

maka pemberian antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik

untuk menjamin kesembuhan serta mengurang atau menghindari resiko

10

Analis Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Bandung

Page 11: Makalah Meningitidis

komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis

bakteri yang ditemukan.

Adapun beberapa antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter pada

kasus meningitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan

Neisseria meningitidis antara lain Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime).

Sedangkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes akan

diberikan Ampicillin, Vancomycin dan Carbapenem (meropenem),

Chloramphenicol atau Ceftriaxone. Treatment atau therapy lainnya adalah yang

mengarah kepada gejala yang timbul, misalnya sakit kepala dan demam

(paracetamol), shock dan kejang (diazepam) dan lain sebagainya.

Pengobatan lainnya adalah untuk mengatasi gejala yang timbul, misalnya

sakit kepala dan demam dengan analgesik-antipiretik, kejangnya dengan

diazepam atau fenitoin, dan lain sebagainya. Kadang-kadang dokter akan

memberikan antibiotika walaupun belum dipastikan penyebab meningitisnya,

apakah karena virus atau bakteri, karena hasil kultur cairan spinal mungkin tidak

bisa diperoleh secara cepat, apalagi di RS yang fasilitasnya terbatas.

2.6. Pencegahan Tertularnya Penyakit Meningitis

Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk,

bersin, ciuman, berbagi makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan

merokok bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui

rekan atau disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-

hati. Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ke toilet umum,

11

Analis Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Bandung

Page 12: Makalah Meningitidis

memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan

bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai

macam penyakit. Untuk beberapa penyebab meningitis, profilaksis dapat

diberikan dalam jangka panjang dengan vaksin, atau dalam jangka pendek dengan

antibiotik.

Sejak 1980-an, banyak negara telah menyertakan imunisasi

Haemophilus influenzae tipe B dalam skema vaksinasi rutin masa kanak-kanak

mereka. Hal ini praktis telah dieliminasi patogen ini sebagai penyebab meningitis

pada anak-anak di negara-negara. Di negara-negara di mana beban penyakit

tertinggi, namun, vaksin masih terlalu mahal. Demikian pula, imunisasi gondok

telah menyebabkan penurunan tajam dalam jumlah kasus gondok meningitis, yang

sebelum vaksinasi terjadi pada 15% dari semua kasus gondok.

Vaksin meningokokus ada terhadap kelompok A, C, W135 dan Y. Di

negara-negara di mana vaksin untuk meningococcus grup C diperkenalkan, kasus

yang disebabkan oleh patogen ini telah menurun secara substansial. Sebuah vaksin

quadrivalent sekarang ada, yang menggabungkan keempat vaksin. Imunisasi

dengan vaksin ACW135Y terhadap empat strain sekarang menjadi persyaratan

visa untuk mengambil bagian dalam ibadah haji. Pengembangan vaksin

meningokokus grup B telah terbukti jauh lebih sulit, seperti protein permukaannya

(yang biasanya akan digunakan untuk membuat vaksin) hanya menimbulkan

respon yang lemah dari sistem kekebalan tubuh, atau cross-bereaksi dengan

protein manusia normal. Namun, beberapa negara (Selandia Baru, Kuba,

12

Analis Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Bandung

Page 13: Makalah Meningitidis

Norwegia dan Chili) telah mengembangkan vaksin terhadap strain lokal dari

kelompok B meningokokus, beberapa telah menunjukkan hasil yang baik dan

digunakan dalam jadwal imunisasi lokal.

Vaksinasi rutin terhadap Streptococcus pneumoniae dengan vaksin

konjugasi pneumokokus (PCV), yang aktif terhadap tujuh serotipe umum dari

patogen ini, secara signifikan mengurangi insiden meningitis pneumokokus.

Vaksin polisakarida pneumokokus, yang mencakup 23 strain, hanya diberikan

dalam kelompok-kelompok tertentu (misalnya mereka yang memiliki sebuah

splenektomi, operasi pengangkatan limpa), tidak menimbulkan respon imun yang

signifikan dalam semua penerima, anak kecil misalnya.

Anak vaksinasi dengan Bacillus Calmette-Guerin telah dilaporkan

secara signifikan mengurangi tingkat meningitis tuberkulosis, namun

efektivitasnya memudar dalam masa dewasa telah mendorong pencarian untuk

vaksin yang lebih baik.

Jangka pendek profilaksis antibiotik juga metode pencegahan, terutama

meningitis meningokokus. Dalam kasus meningitis meningokokus, pengobatan

profilaksis kontak erat dengan antibiotik (misalnya rifampisin, siprofloksasin atau

ceftriaxone) dapat mengurangi risiko tertular kondisi, tetapi tidak melindungi

terhadap infeksi di masa depan.

Pemberian Imunisasi vaksin (vaccine) meningitis merupakan tindakan

yang tepat terutama di daerah yang diketahui rentan terkena wabah meningitis,

13

Analis Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Bandung

Page 14: Makalah Meningitidis

adapun vaccine yang telah dikenal sebagai pencegahan terhadap meningitis

diantaranya adalah ;

- Haemophilus influenzae type b (Hib)

- Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7)

- Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPV)

- Meningococcal conjugate vaccine (MCV4)

14

Analis Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Bandung

Page 15: Makalah Meningitidis

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu

membran atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat

disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang

menyebar masuk kedalam darah dan berpindah ke dalam cairan otak yang dapat

terjadi secara akut dan kronis. Agent meningitis Menular melalui batuk, bersin,

ciuman, berbagi makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok

bergantian dalam satu batangnya sehingga kita bisa menjadi sasaran penyakit ini.

Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur 2

tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung

berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah

photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia

(takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak

kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.

3.2. Saran

Mencuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ke toilet

umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan

makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari

berbagai macam penyakit, Pemberian Imunisasi vaksin (vaccine) meningitis

merupakan tindakan yang tepat terutama didaerah yang diketahui rentan terkena

wabah meningitis.

15

Analis Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Bandung

Page 16: Makalah Meningitidis

3.3 Lampiran Gambar

Sumber : Wikipedia, the free encyclopedia

Sumber : Rosana Schafer, Ph.D.,

16

Analis Kesehatan Poltekkes Kementerian Kesehatan Bandung