makalah kimia.docx
DESCRIPTION
kimiauniversitas negeri semarangTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara global, larutan telah banyak dikenal semua kalangan dan dapat ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya saja teh, larutan garam dan gula (oralit), sirup, dan lain
sebagainya. Begitu pula dalam dunia farmasi, larutan tidak akan lepas penggunaannya dalam
setiap kegiatan farmasi seperti meracik obat. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, larutan
atau solution adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau terlarut secara kimia maupun fisika ke
dalam bahan cair. Interaksi dapat terjadi antara pelarut dengan pelarut, pelarut dengan zat
terlarut, dan zat terlarut dengan zat terlarut (Syamsuni, 2007).
Larutan dapat pula didefinisikan sebagai suatu campuran dari dua atau lebih komponen yang
membentuk suatu dispersi molekular yang homogen, merupakan satu fase. Larutan hanya
terdiri dari dua zat saja yaitu solut (zat terlarut) dan solven ( pelarut) (Moechtar, 1989).
Larutan erat kaitannya dengan kelarutan. Kelarutan itu sendiri merupakan sebuah
peristiwayang tidak lepas dalam suatu reaksi kimia. Kelarutan adalah interaksi dua zat atau
molekul atau lebih sehingga terdapat kemungkinan-kemungkinan kimia yaitu bereaksi,
bercampur, atau tidak bercampur.
Adapun kelarutan didefinisikan dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat terlarut
dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu, dan secara kualitatif didefinisikan sebagai
interaksi spontandari dua atau lebih zat untuk membentuk dispersi moluekuler homogen.
Pengetahuan tentang larutan ini sangat penting untuk ahli farmasi, sebab dapat membantunya
memilih medium pelarut yang paling baik untuk obat atau kombinasi obat, membantu
mengatasi kesulitan-kesulitan tertentu yang timbul pada waktu pembuatan larutan farmasetis
1
(di bidang farmasi) dan lebih jauh lagi, dapt bertindak sebagai standar atau uji kemurnian.
Pengetahuan yang lebih mendetail mengenai sifat-sifat yang berhubungan dengan itu juga
memberi informasi mengenai struktur obat dan gaya antar molekul obat.
Kelarutan suatu senyawa bergantung kepada sifat fisika dankimia zat terarut dan pelarut juga
bergantung pada faktor temperatur, tekanan, pH larutan dan untukjumlah yang lebih kecil,
bergantung pada hal terbaginya zat terlarut.
1.2 Tujuan
1. Menentukan kelarutan suatu zat secara kuantitatif.
2. Menjelaskan pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan zat.
3. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kelarutan.
4. Untuk mengatahui hubungan Ksp dengan hasil kali kelarutan.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kelarutan suatu zat secara kuantitatif ?
2. Bagaimanakah pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan zat ?
3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan ?
4. Apakah hubungan antara Ksp dengan hasil kali kelarutan ?
5. Bagaimanakah prinsip-prinsip kelarutan dalam kehidupan sehari-hari ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH
Kelarutan adalah kuantitas maksimal suatu zat kimia terlarut (solut) untuk dapat larut pada
pelarut tertentu membentuk larutan homogen. Kelarutan suatu zat dasarnya sangat bergantung
pada sifat fisika dan kimia solut dan pelarut pada suhu, tekanan dan pH larutan. Secara luas
kelarutan suatu zat pada pelarut tertentu merupakan suatu pengukuran konsentrasi kejenuhan
dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit solut pada pelarut sampai solut tersebut
mengendap (tidak dapat larut lagi).
Rentang kelarutan sangat bervariasi. Ada banyak sekali zat kimia yang mempunyai kelarutan
tak terbatas, dan hasilnya bercampur sempurna (miscible), misalnya adalah etanol dalam air.
Ada pula zat kimia yang sama sekali tidak larut, sebagai contoh adalah perak klorida dalam
air. Namun kebanyakan suatu zat dapat terlarut dalam pelarut sampai tepat jenuh, setelah itu
mengendap seperti NaCl dalam air.
Gambar 2.1 molekul
Maka dari itu, ilmuwan telah banyak meneliti kelarutan suatu solut pada pelarut, yang dikenal
denganaturan kelarutan. Pada keadaan tertentu, kesetimbangan kelarutan dapat menjadi
berlebih sehingga disebut dengan larutan superjenuh atau metastabil.
3
Pengertian kelarutan sebaiknya tidak dikacaukan dengan kemampuan melarutkan atau
mencairkan suatu zat, karena larutan juga dapat dibuat dengan mereaksikan suatu zat. Sebagai
contoh adalah zink yang tak dapat larut dalam asam klorida. Tetapi karena adanya reaksi
antara gas hidrogen dengan zink klorida menyebabkannya seperti larut. Kelarutan tidak
bergantung pada ukuran partikel atau faktor kinetik lainnya, maupun waktu pelarutan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan
Faktor yang paling berpengaruh terhadap kelarutan adalah suhu dan tekanan.
1. Suhu
Kelarutan suatu solut pada pelarut tertentu sangat bergantung pada suhu. Pada
sebagian besar padatan yang dapat larut dalam air, kelarutan akan semakin
meningkat jika suhu dinaikkan melebihi 100º C. Solut ionik yang terlarut pada
air bersuhu tinggi (mendekati suhu kritis) cenderung berkurang karena
perubahan sifat dan struktur molekul air. Selain itu, tetapan dielektrik
menyebabkan pelarut kurang polar.
Kelarutan senyawa organik selalu meningkat dengan naiknya suhu. Inilah yang
mendasari teknik pemurnian dengan rekristalisasi yang memanfaatkan
perbedaan kelarutan solut pada suhu rendah dan tinggi.
2. Tekanan
Pada fase terembun, tekanan sangat berpengaruh terhadap kelarutan; namun
biasanya lemah dan diabaikan pada praktiknya. Diasumsikan sebagai larutan
ideal, ketergantungan kelarutan pada tekanan diberikan diungkapkan dengan
rumus:
Dimana indeks i merupakan komponen, Ni adalah fraksi mol komponen ke i, P
adalah tekanan, indeks T menyatakan suhu kosntan, Vi,cr adalah volume molar
parsial komponen ke i, dan R merupakan tetapan gas universal.
4
2.2 PERKEMBANGAN
Aturan kelarutan merupakan kumpulan generalisasi kelarutan yang didasarakan pada
eksperimen. Ketika larutan garam dicampurkan satu sama lain, ion-ion kemungkinan dapat
larut, yaitu dimana tidak ada reaksi antar ion. Kelarutan adalah hasil dari interaksi antara
molekul air yang bersifat polar dengan ion dengan membentuk kristal. Gaya yang
mempengaruhi adalah:
1. Gaya tarik menarik antara molekul H2O dengan ion padatan.
Gaya ini cenderung membawa ion ke dalam larutan. Jika gaya relatif besar, maka
senyawa akan lebih larut dalam air.
2. Gaya tarik menarik antara ion yang berlawanan muatan.
Gaya ini menyebabkan ion tetap dalam keadaan padat. Ketika gaya ini besar, maka
kelarutan akan sangat kecil.
Aturan Kelarutan Ion
Beberapa kelarutan ion yang berhasil diidentifikasi adalah:
1. Semua nitrat (NO3-) larut
2. Semua klorida (Cl-) larut kecuali AgCl, Hg2Cl2, dan PbCl2.
3. Sebagian besar sulfat (SO42-) larut kecuali BaSO4, PbSO4, dan SrSO4.
4. Semua karbonat (CO32-) larut kecuali NH4
+ dan karbonat dari golongan alkali.
5. Semua hidroksida (OH-) larut kecuali hidroksida dari golongan alkali, Ba(OH)2, and
Sr(OH)2. Ca(OH)2 hanya larut sebagian.
6. Semua sulfida (S2-) tidak larut kecuali sulfida alkali dan alkali tanah dan NH4+.
7. Semua fosfat (PO43-) dan oksida (O2
-) tidak larut kecuali golongan alkali.
Kelarutan Air
Air adalah pelarut polar yang dapat melarutkan solut polar dan nonpolar. Kelarutan
padatan dalam air biasanya dinyatakan dalam gram atau mol padatan yang dapat larut
dalam 100 gram air pada suhu tertentu.
5
contohnya:
NaCl = 0,615 mol/100g air
NaBr = 0,919 mol/100g air
NaNO3 = 1,08 mol/100g air
MgSO4 = 1,83x10-1 mol/100g air
CaSO4 = 4,66 x 10-3 mol/100g air.
Di bidang farmasi,seringkali terhubung dengan fenomena-fenomena yang terkait dengan
reaksi kimia maupun reaksi fisika
2.3 TEORI DASAR
Kelarutan zat terlarut diketahui dari konsentrasi dalam larutan jenuhnya ,biasanya dinyatakan
dalam banyaknya mol zat terlarut per liter larutan jenuh (Petrucci dan Suminar, 1992).
Kelarutan (s) suatu endapan menurut defenisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari
larutan jenuhnya (Vogel , 1990). Larutan jenuh merupakan larutan dimana zat terlarutnya
(molekul atau ion) telah maksimum pada suhu tertentu . Untuk zat elektrolit yang sukar larut,
larutan jenuhnya dicirikan oleh nilai Ksp . Nilai Ksp pada suhu 250o C telah didafatar. Jika
larutan mengandung zat terlarutnya melebihi jumlah maksimum kelarutannya pada suhu
tertentu , maka dikatakan bahwa larutan telah lewat jenuh (Mulyono, 2005). Kelarutan
bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan – bahan lain dalam
larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya.
Perubahan kelarutan dengan tekanan tak mempunyai arti penting yang praktis dalam analisis
anorganik kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dalam bejana terbuka pada tekanan
atmosfer, perubahan yang sedikit dari tekanan atmosfer tak mempunyai pengaruh yang berarti
atas kelarutan. Terlebih penting adalah perubahan kelarutan dengan suhu. Umumnya dapat
dikatakan bahwa kelarutan endapan bertambah besar dengan kenaikan suhu, meskipun dalam
beberapa hal yang istimewa (seperti kalium sulfat) terjadi hal yang sebaliknya. Laju kenaikan
dengan suhu berbeda-bedadalam beberapa hal sangat kecil sekali dsalam hal-hal lainnya
sangat besar (Vogel,1990).
Secara matematis hubungan antara suhu dan kelarutan diberikan dalam persamaan Van’t Hoff
6
sebagai:
dlnS/dT=∆H/〖RT〗^2
dlnS=∆H/〖RT 〗^2 dT
∫_S1^S2▒〖dlnS=∫_T1^T2▒∆H/〖RT〗^2 〗 dT
ln S2/S1=∆H/R (-1/T2-(-1/T1) )
ln S2/S1=∆H/R (1/T1-1/T2)
ln 〖S2/S1〗=∆H/R ((T2-T1)/T2T1)
Alkalimeteri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam,
bisa asam kuat atau asam lemah. Titrasi adalah proses mengukur volume larutan yang terdapat
dalam biuret yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai
terjadi reaksi sempurna. Contoh titrasi alkalimetri:
Titrasi asam kuat oleh basa kuat
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Titrasi asam lemah oleh basa kuat
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
( http://arifqbio.multiply.com/journal/item/7,3 November 2009)
2.4 CONTOH KASUS
1. Kelarutan PbSO4 dalam air pada suhu tertentu adalah 1,4 × 10−4 mol/L.
Tentukan massa PbSO4 yang dapat larut dalam 500 mL air, nyatakan jawaban dalam satuan
milligram (mg).
(Ar Pb = 206; S = 32; O = 14)
Pembahasan
Data
V = 500 mL = 0,5 L
s = 1,4 × 10−4 mol/L
7
Hubungan kelarutan, volume dan jumlah mol dan massa (gram)adalah
dimana
s = kelarutan (mol/L)
v = volume (L)
n = jumlah mol
Sehingga jumlah mol PbSO4 = 0,7 × 10−4 mol
2. Sebanyak 0,7 gram BaF2 (Mr = 175) melarut dalam air murni membentuk 2 L
larutan jenuh. tentukan Ksp dari BaF2.
Pembahasan
Jumlah mol dari BaF2 adalah:
n = 0,7 / 175 = 4 × 10−3 mol
Kelarutannya adalah
S = 4 × 10−3 mol / 2 L = 2 × 10−3 mol/L
BaF2 ↔ Ba2+ + 2F−
2 × 10−3 2 × 10−3 4 × 10−3
Ksp BaF2 = [Ba2+][F−]2
Ksp BaF2 = (2 × 10−3)(4 × 10−3)2 = 3,2 × 10−8
3. Dalam 100 cm3 air dapat larut 1,16 mg Mg(OH)2 (Mr = 58). Harga Ksp dari
Mg(OH)2 adalah....
Pembahasan
Data:
V=100cm3=0,1L
massa=1,16mg=1,16×10−3gram
Mr=58
8
Ksp=....
mol Mg(OH)2= gram/Mr
mol Mg(OH)2=1,16×10−3/58=0,02×10−3mol
s= mol/liter
s= 0,02×10−3/0,1=0,2×10−3mol/L
Mg(OH)2 ↔ Mg2+ + 2OH−
s s 2s
Ksp=(s)(2s)2=4s3
Ksp=4(0,2×10−3)3=3,2×10−11
4. Harga hasil kali kelarutan (Ksp) Ag2SO4 = 3,2 x 10−5, maka kelarutannya dalam 1 liter
air adalah...
Data:
Volume V=1liter
Ksp Ag2SO4=3,2x10−5
s=.....
Pembahasan
Ag2SO4 ↔ 2Ag+ + SO42−
s 2s s
Ksp Ag2SO4 = [Ag+]2[SO4 2−]
Ksp Ag2SO4 = (2s)2(s)
3,2 x 10−5 = 4s3
s3 = 0,8 x 10−5
s3 = 8 x 10−6
9
s = 2 x 10−2 mol /L
5.Diketahui Ksp Ag2CrO4 = 4 x 10−12. Tentukan kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan 0,01 M
K2CrO4!
Pembahasan
Menentukan kelarutan pada ion sejenis.
Tentukan dulu kandungan ion pada K2CrO4
Larutan 0,01 M K2CrO4 mengandung:
ion K+ sebanyak 0,02 M
ion CrO42− sebanyak 0,01 M
Kembali ke Ag2CrO4
Ag2CrO4 ↔ 2Ag+ + CrO42−
s 2s s
Isi molaritas CrO42− yang berasal dari K2CrO4, yaitu 0,01 M
6. Larutan jenuh X(OH)2 memiliki pOH = 5. Tentukan hasil kali kelarutan (Ksp) dari X(OH)2
tersebut!
Pembahasan
pOH = 5 artinya konsentrasi OH− nya diketahui sebesar 10−5 M.
Dari
X(OH)2 → X2+ + 2OH−
[OH−] = 10−5 M
[X2+] = 1/2 x 10−5 M = 5 x 10−6 M
Ksp = [X2+] [OH−]2
Ksp = [5 x 10−6] [10−5]2 = 5 x 10−16
10
2.5 APLIKASI
Prinsip kelarutan banyak digunakan untuk membantu kehidupan manusia. Berikut akan beberapa
contoh prinsip kelarutan dalam kehidupan sehari-hari :
a. Pembuatan Garam Dapur (NaCl)
Garam dapur yang dibuat dari air laut menggunakan prinsip penguapan untuk mendapatkan
kristal NaCl. Akan tetapi, ternyata dalam air laut terkandung puluhan senyawa lain, seperti
MgCl2 dan CaCl2. Untuk memurnikan garam dapur maka dilakukan pemisahan zat-zat
pengganggu tersebut berdasarkan prinsip pengendapan. Adapun reaksi yang biasanya dilakukan
adalah
CaCl2(aq) + Na2CO3(aq) → CaCO3(s) + 2 NaCl(aq)
Endapan CaCO3 yang berwarna putih segera dipisahkan dan akan diperoleh NaCl yang murni.
MgCl2(aq) + 2 NaOH(aq) → Mg(OH)2(s) + 2NaCl(aq)
MgCl2 direaksikan dengan basa kuat natrium hidroksida menghasilkan endapan putih Mg(OH)2
yang tidak larut, sehingga diperoleh NaCl yang murni.
b. Industri Fotografi
Negatif film yang nantinya akan dicetak menjadi foto terdiri dari lapisan tipis kalsium iodida
yang merekat. Sebelum dicetak, negatif film ini dicelupkan dalam larutan perak nitrat untuk
membentuk perak iodida yang sensitif terhadap cahaya. Bila cahaya jatuh pada film selama
proses pencetakan, molekul-molekul perak iodida akan diaktifkan oleh energi dari cahaya. Film
itu kemudian dicuci dengan mencelupkannya dalam sebuah larutan yang mampu mengganti
garam perak yang aktif menjadi partikel-partikel logam perak sehingga tampak benar-benar
hitam. Objek yang merfleksikan paling banyak cahaya pada piring tampak sebagai daerah gelap
dalam negatif, sedangkan objek-objek yang tidak merefleksikan cahaya tampak transparan.
Pada proses pencetakan, cahaya disinarkan melalui negatif kaca pada kertas yang dilapisi bahan
kimia lain seperti perak klorda. Di tempat negatif gelap, tidak ada cahaya yang menjangkau
kertas itu dan garam perak tidak aktif, sedangkan di tempat negatif transparan, cahaya
11
mengaktifkan garam perak. Bila kertas dicuci dan diatur dengan bahan-bahan kimia yang lebih
banyak, daerah-daerah gelap menjadi terang, dan daerah transparan menjadi gelap.
12
c. Proses Mendapatkan Sidik Jari
Sewaktu tangan memegang suatu benda, salah satu zat yang ditinggalkan pada benda tersebut
adalah NaCl yang berasal dari keringat. Benda yang dipegang tadi disapu dengan larutan AgNO3.
AgNO3 akan bereaksi dengan NaCl membentuk endapan AgCl berwarna putih jika hasil kali
konsentrasi Ag+ dan Cl- nya telah melebihi harga Ksp AgCl . Di bawah sinar, endapan AgCl
putih ini akan berubah menjadi endapan Ag yang berwarna hitam. Endapan ini akan
menampilkan sidik jari.
NaCl(aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)
Putih
Terbentuknya endapan AgCl tersebut terkait dengan kelarutan AgCl yang rendah dalam pelarut
air. Harga Ksp dari AgCl adalah sebesar 1,8×10-10.
Gambar. Sidik Jari Manusia
d. Terbentuknya Batu Karang
Gugusan batu karang yang ada sekarang ini berasal dari CaCO3 yang terbentuk selama 65-100
juta tahun yang lalu. Pembentukan CaCO3 berawal dari karbondioksida yang berada di atmosfer
bereaksi dengan air laut membentuk asam karbonat melalui reaksi di bawah ini:
CO2(g) + H2O(l) H2CO3(aq)
13
Ketika asam karbonat yang terbentuk larut dalam air laut, maka asam karbonat akan terurai
menjadi ion bikarbonat atau karbonat dan H+.
H2CO3(aq) H+(aq) + HCO3-(aq)
HCO3-(aq) H+(aq) + CO32-(aq)
Beberapa organisme yang hidup di air laut mereaksikan ion bikarbonat dengan Ca2+ untuk
membentuk kalsium karbonat (CaCO3).
Ca2+(aq) + 2HCO3-(aq) CaCO3(s) + CO2(g) + H2O(l)
Gugusan batu karang yang terbentuk di dasar lautan terjadi karena kelarutan CaCO3 tersebut
rendah dalam air. Harga Ksp dari CaCO3 yaitu sebesar 2,8×10-9. Dengan harga Ksp yang kecil,
maka harga kelarutannya pun kecil. Dengan memiliki harga kelarutan yang kecil, maka makin
lama akan terjadi proses pengendapan di dasar laut dan akhirnya akan terbentuk gugusan batu
karang.
e. Menghilangkan Kesadahan Air
Air sadah mengandung ion Mg2+ dan Ca2+ yang cukup tinggi, disamping anion seperti HCO3-.
Jika air sadah digunakan dengan sabun, maka ion Ca2+ atau Mg2+ pada air sadah akan
mensubstitusikan ion Na+ dan atau ion K+ yang dikandung sabun, sehingga air sabun tidak
berbuih dan kehilangan daya pembersihnya. Pada mesin, alat rumah tangga, pipa dan sebagainya,
air sadah membentuk kerak atau endapan yang menempel pada mesin atau alat lain, dan oleh
karena kerak itu bukan penghantar panas maka hal ini menyebabkan pemborosan bahan bakar.
Jika air sadah itu hanya mengandung garam Ca(HCO3)2 atau Mg(HCO3)2, maka air sadah
dikatakan mempunyai kesadahan sementara. Ion Ca2+ atau Mg2+ dalam larutan dapat dipisahkan
dengan cara pemanasan. Jika air sadah tersebut mengandung garam sulfat (CaSO4, MgSO4) atau
garam klorida (CaCl2, MgCl2), maka air sadah itu dikatakan mempunyai kesadahan tetap Untuk
mengatasi hal ini, ke dalam air sadah dapat ditambahkan garam yang mengandung ion CO32-,
contohnya Na2CO3 untuk mengendapkan Ca2+ dan Mg2+.
14
CaCl2(aq) + Na2CO3(aq) CaCO3(s) + 2NaCl(aq)
MgSO4(aq) + Na2CO3(aq) MgCO3(s) + Na2SO4(aq)
f. Penambahan Senyawa Fluorida ke dalam Pasta Gigi
Email terdiri dari senyawa hidroksiapatit, Ca5(PO4)3OH yang memiliki harga Ksp 2,34 × 10-59.
Kerusakan gigi terjadi karena suasana di dalam mulut bersifat asam. Suasana asam dapat terjadi
karena pengaruh bakteri dalam mulut ketika menguraikan sisa-sisa makanan yang terselip di gigi.
Hal ini akan menyebabkan terjadi demineralisasi email, dan email akan rusak. Kerusakan ini
dapat dicegah dengan menyikat gigi secara teratur. Salah satu cara yang lain adalah
menambahkan senyawa fluorida ke dalam pasta gigi. Menyikat gigi dengan pasta gigi yang
mengandung fluorida (F-) dapat mengubah senyawa hidroksiapatit menjadi fluoroapatit. Senyawa
fluoroapatit, Ca5(PO4)3F(s) memiliki Ksp 3,16×10-60, dengan demikian harga kelarutannya
akan lebih kecil dari harga kelarutan hidroksiapatit. Ketika menggosok gigi dengan pasta gigi
yang berfluorida terjadi pergantian ion OH- oleh ion F- sehingga membentuk fluoroapatit yang
lebih sukar larut dalam suasana asam dibandingkan dengan hidroksiapatit. Proses tersebut dapat
mencegah kerusakan gigi.
g. Terbentuknya Stalaktit dan Stalakmit pada Gua Batu Kapur
Pembentuk utama batu kapur adalah CaCO3, yang merupakan senyawa ionik dengan kelarutan
yang rendah, harga Ksp nya sebesar 2,8×10-9. Batuan tersebut mulai terakumulasi di dalam tanah
lebih dari 400 juta tahun yang lalu. Dalam waktu yang lama stalaktit dan stalakmit bertemu
membentuk kolom lapisan endapan batu kapur, sehingga lama-lama akan membentuk tiang gua.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari persamaan Ksp di atas dapat kita nyatakan pula bahwa nilai dari Ksp merupakan
perkalian dari ion-ion yang melarut dipangkatkan dengan koefisien masing-masing
3.2 SARAN
Penelitian lebih lanjut tentang Ksp akan semakin menambah ilmu pengetahuan serta
penemuan baru mengenai pemanfaatan larutan penyangga.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ian Nawawi.Makalah Kimia Hubungan Kelarutan.24 September 2013.url:
http://iannawawi.blogspot.com/2010/06/makalah-kimia-hubungan-ksp-dengan-hasil.html
Anonim. 16 September 2013. url : http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/07/pengertian-
kelarutan-tetapan-hasil-kali-Ksp.html
Anonim. 18 September 2013. url :http://www.ilmukimia.org/2013/04/kelarutan.html
Dwi Winarto. 18 September 2013. url : http://www.ilmukimia.org/2013/04/kelarutan.html
Ika Fatmawati.17 September 2013. url : http://blendedlearning.web.id/mod/page/view.php?id=52
Eva Apriliyana Rizki, 18 September 2013 . url :
http://www.slideshare.net/EvaMuslimahFarmasi/bab-i-kelarutan-12102644
17