makalah gtsl

20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa kedokteran gigi harus mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan mengenai bahan-bahan yang digunakan dalam kedokteran gigi dalam membuat gigi tiruan, prosedur yang tepat dalam membuat model gigi tiruan, serta mengetahui faktor-faktor mengenai kesalahan yang mungkin terjadi dalam pembuatan gigi tiruan. Apalagi di zaman sekarang ini mahasiswa harus lebih terampil lagi dalam mengetahui pembuatan gigi tiruan beserta hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan gigi tiruan ini. Adapun, pembelajaran mahasiswa mengenai mahkota tuang tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Pembelajaran dengan metode baru, yakni metode SCL, dengan program diskusi, akan lebih meningkatkan motivasi mahasiswa dalam belajar. Lebih jauh lagi, dengan metode ini diharapkan selanjutnya mahasiswa dapat menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembuatan basis gigi tiruan ini. Oleh karena itu,

Upload: ikramullah-mahmuddin

Post on 05-Dec-2014

1.375 views

Category:

Documents


177 download

DESCRIPTION

Makalah Gigi Tiruan Sebagian lepasan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah GTSL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa kedokteran gigi harus mampu mengetahui, memahami, dan

menjelaskan mengenai bahan-bahan yang digunakan dalam kedokteran gigi

dalam membuat gigi tiruan, prosedur yang tepat dalam membuat model gigi

tiruan, serta mengetahui faktor-faktor mengenai kesalahan yang mungkin terjadi

dalam pembuatan gigi tiruan. Apalagi di zaman sekarang ini mahasiswa harus

lebih terampil lagi dalam mengetahui pembuatan gigi tiruan beserta hal-hal yang

berkaitan dengan pembuatan gigi tiruan ini.

Adapun, pembelajaran mahasiswa mengenai mahkota tuang tidak seperti

pada tahun-tahun sebelumnya. Pembelajaran dengan metode baru, yakni metode

SCL, dengan program diskusi, akan lebih meningkatkan motivasi mahasiswa

dalam belajar. Lebih jauh lagi, dengan metode ini diharapkan selanjutnya

mahasiswa dapat menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembuatan

basis gigi tiruan ini. Oleh karena itu, untuk lebih memperjelas dan menambah

pengetahuan maka dibuatlah makalah ini sebagai bahan dari hasil diskusi tutorial

yang berlangsung selama ini.

B. Tujuan Instruksional Umum

Setelah pembelajaran modul ini selesai, mahasiswa dapat menjelaskan

tentang bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dalam pembuatan basis untuk

gigi tiruan, komponen gigi tiruan dan cara membentuk cengkeraman, cara

Page 2: Makalah GTSL

2

pemrosesanresin akrilik sebagai basis, pemolesan gigi tiruan akrilik, pembuatan

kerangka logam.

C. Pembahasan Topik

Menjelaskan pengertian gigi tiruan akrilik

Menyebutkan dan menjelaskan syarat-syarat, kelebihan, dan kekurangan resin

akrilik

Mengetahui dan menjelaskan mengenai alat, bahan, dan prosedur kerja

pembuatan gigi tiruan akrilik (gigi tiruan sebagian lepasan)

Menjelaskan mengenai faktor-faktor penyebab kesalahan yang mungkin

terjadi pada pembuatan gigi tiruan

Mengetahui dan menjelaskan mengenai perbedaan kompetensi antara dokter

gigi dengan teknisi dental

Page 3: Makalah GTSL

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. SKENARIO

Seorang teknisi dental menerima model kerja yang terdiri dari model

rahang atas dan model rahang bawah dari mahasiswa untuk pembuatan suatu gigi

tiruan akrilik rahang bawah. Setelah melalui beberapa prosedur pengolahan dalam

pembuatan gigi tiruan, ternyata diperoleh basis gigi tiruan rahang bawah yang

mengalami porositas dan letak cengkeram yang mengalami perubahan posisi.

B. PENGERTIAN GIGI TIRUAN AKRILIK

Gigi tiruan merupakan protesa yang menggantikan sebagian atau seluruh

gigi asli yang hilang serta jaringan disekitarnya.(1) Menurut Osborne (1925) gigi

tiruan sebagian adalah gigi tiruan yang menggantikan sebagian dari pada gigi asli

yang hilang dan dapat dilepas sendiri oleh sang pasien dari mulutnya. Menurut

Glossary of Prosthodontics (1990) gigi tiruan sebagian adalah bagian

prostodonsia yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dengan gigi

tiruan dan didukung oleh gigi, mukosa atau kombinasi gigi-mukosa yang

dipasang dan dilepas oleh pasien.(2)

Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam

rumus strukturnya.(3) Resin akrilik terdiri dari serbuk (polimer) dan cairan

(monomer) yang dicampur dengan perbandingan yang benar. Dengan demikian

bisa disimpulkan bahwa gigi tiruan akrilik adalah gigi tiruan yang terbuat dari

bahan akrilik.(1)

Page 4: Makalah GTSL

4

C. SYARAT-SYARAT, KELEBIHAN, DAN KEKURANGAN RESIN

AKRILIK

1. Syarat Gigi Tiruan Akrilik: (3,4)

a. Pertimbangan biologis → tidak berbau, tidak berasa, tidak toksik, dan

tidak mengiritasi jaringan mulut.

b. Sifat fisis → memiliki kekuatan terhadap tekanan gigit atau pengunyahan,

tekanan benturan, keausan, kestabilan dimensi.

c. Sifat estetik → menunjukkan translusensi dan tidak berubah warna setelah

pembentukan.

d. Tahan abrasi, mudah direparasi dan dibersihkan

e. Biokompatibilitas dengan jaringan lunak mulut

f. Biaya ekonomis dan mudah dalam manipulasi

g. Kekerasan gigi artifisial = email → mengurangi kerusakan akibat keausan

h. Basis protesa tidak larut dalam cairan rongga mulut

i. Tidak porositas pada basis protesa

2. Keuntungan dari Bahan Akrilik: (5)

warna serupa jaringan mukosa

tidak larut dalam saliva / air

tidak melukai jaringan

mudah diperbaiki bila patah

sifat tidak toksik, tidak iritasi

estetik baik

harga relatif murah

3. Kekurangan dari Bahan Akrilik: (5,6)

tidak dapat dipoles sehalus kerangka logam karena dapat menghilangkan

adaptasi resin acrylic terhadap mukosa

mudah patah bila jatuh pada permukaan keras

Page 5: Makalah GTSL

5

D. ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA PEMBUATAN GIGI

TIRUAN AKRILIK (GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN)

1. Alat dan Bahan: (7)

- Pada tahap pembuatan model :

Rubber bowl dan spatel

Pisau gips

Rubber form

Dental stone

Alginate

Air

- Pada tahap pembuatan klamer C:

Tang gepeng

Tang bulat

Tang potong

Tang 3 jari

Spidol warna

Klamer 0,8

- Pada tahap pembuatan basis malam:

Bunsen dan spiritus

Pisau malam

Chip blower

Malam merah (modeling wax)

Sikat gigi

- Pada tahap flasking :

Rubber bowl dan spatel

Sepasang kuvet

Pisau gips

Alat press

Page 6: Makalah GTSL

6

Kuas kecil

Kunci pas no. 10

Dental plaster

Air

Vaseline

- Pada tahap boiling out :

Alat perebus kuvet(panci dan kompor)

Air

- Pada tahap packing akrilik:

Gelas keramik dan spatel stainless steel

Spoit dan kuas kecil

Masker dan handskun

Alat press

Kunci pas no.10

Heat curing akrilik

CMS

- Pada tahap curing akrilik:

Alat perebus kuvet(panci dan kompor)

Timer

Air

- Pada tahap finishing dan polishing :

Alat polish yang terdiri dari : frizer, fissure bur, stone merah besar

dan kecil, fitcone, dan brush

Amplas

Pumice

Air

2. Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Akrilik (Gigi Tiruan Sebagian Lepasan):(8)

a. Pembuatan model

Page 7: Makalah GTSL

7

b. Patahkan salah satu unsur atau gigi dengan cara menandai batas

servikal gigi yang akan dipatahkan ,lalu hilangkan gigi tersebut dengan

mengikuti tanda pensil tadi. Setelah itu ratakan dan kecilkan searah

dengan proses resorbsi sesudah pencabutan.

c. Buat klamer C pada gigi yang telah ditentukan dengan syarat:

Kuat dan elastik

Diameter sesuai indikasi klinis

Tidak menghalangi oklusi dan artikulasi

Klamer tidak boleh aktif

Berada di bawah lengkung terbesar gigi dan ± 2 mm di atas garis

servikal

Permukaan klamer tidak boleh ada bekas gigitan tang

Klamer berkontak baik dengan permukaan gigi

Ujung klamer tidak tajam

Ujung klamer tidak boleh menyentuh gigi tetangga atau tidak

terletak di daerah interdental

Terbuat dari logam tahan karat, tidak berasa, dan tidak bereaksi

secara kimia di dalam mulut

Bagian retensi harus sedemikan sehingga basis dan klamer

merupakan satu kesatuan

Setelah mengikuti syarat yang ditentukan, pasang malam sebagai

pembentuk basis gigi tiruan, haluskan basis dari malam. Pasang gigi

artifisial dan oklusikan dengan gigi rahang antagonis. Setelah

semuanya selesai, haluskan kembali.

d. Tanam model tadi di dalam kuvet dengan gips lunak. Caranya:

sebagian gips lunak yang sudah diaduk ditaruh ke dalam kuvet, lalu

model dimasukkan dan diatur posisinya. Setelah posisinya betul,

sempurnakan penanaman model tadi sehingga semua malam dan gigi

artifisialnya saja yang tertutup gips, setelah gips di bagian kuvet

Page 8: Makalah GTSL

8

mengeras, olesi permukaannya dengan vaselin (ingat gigi artifisial dan

malam tidak boleh terkena vaselin) lalu aduk-aduk gips lunak lagi

untuk antagonisnya kuvet. Press kuvet sampai kuvet tertutup rapat

e. Proses boiling out dilakukan dengan memasak kuvet sampai mendidih

± 15 menit, lalu kuvet dibuka dan siram sisa-sisa malam yang masih

ada dengan air panas tersebut. Bersihkan mould chamber, olesi semua

permukaan gips yang akan berkontak dengan akrilik, setelah

mongering, siap untuk di packing.

f. Campur polimer ke dalam monomer dalam gelas yang tidak tembus

cahaya, tutup gelas tadi dan tunggu sampai mencapai tahap dough

stage. Kalau adonan akrilik tidak melengket lagi di tangan, ambil

secukupnya dan diletakkan di plastic selopan dan tutup kuvet lalu press

perlahan-lahan tapi tidak terlalu kuat. Buka kuvet, potong kerlebihan

akrilik. Proses press kedua kalinya sedikit lebih kuat dari yang pertama,

masih dengan plastic selopan. Buka kuvet dan buang kelebihan akrilik.

Kalau permukaannya tidak licin, gores-gores permukaan akrilik dengan

pisau malam dan beri liquid akrilik. Press lagi, press yang ketiga lebih

kuat lagi dan tidak lagi memakai plastic selopan serta sekrupnya

dipasang.

g. Masak kuvet tadi dengan proses: dimasukkan ke dalam air dengan suhu

± 27oC, selama 15 menit rebus sampai 65oC, kemudian panaskan terus

selama 1 jam dengan api yang besar selama 15 menit naikkan suhu

menjadi 100 oC dan dipertahankan selama 1 jam. Setelah itu angkat

panic dan biarkan dingin dengan sendirinya, setelah dingin, baru kuvet

dibuka.

h. Lepaskan model dari gips dengan memotong gips tadi, lalu dilepaskan

dari model rahangnya.

i. Buang akrilik yang berlebih dengan stone besar atau freezer, juga

buang bagian yang tajam. Bagian yang nantinya bersentuhan dengan

Page 9: Makalah GTSL

9

mukosa sedikit dihaluskan. Bagian-bagian yang detail dihaluskan

dengan fissure bur dan round bur. Setelah itu licinkan dengan filtcone

dan pumis, setalah itu, kilapkan dengan brush.

E. FAKTOR PENYEBAB KESALAHAN PADA PEMBUATAN GIGI

TIRUAN

1. Kesalahan yang dapat Terjadi dalam Pembuatan Gigi Tiruan Akrilik:(3)

a. Tidak terjadi homogenisasi pada saat pencampuran

b. Porositas pada model

c. Tekanan pada proses pembuatan model

d. Kesalahan pada takaran W:P (air : bubuk)

e. Basis protesa terlalu tebal

f. Poros terlihat pada basis. Hal ini terjadi karena kurang memasukkan resin

akrilik

g. Kegagalan mendapatkan medium pemisah

2. Faktor – Faktor: (3)

a. Tidak terjadi homogenisasi. Hal ini terjadi karena pencampuran yang tidak

sempurna sehingga tersisa partikel halus dan kasar.

b. Porositas. Hal ini terjadi karena kurangnya vibrasi pada saat penuangan

adonan ke dalam cetakan model sehingga ada udara terperangkap.

c. Kesalahan takaran. Hal ini terjadi karena kesalahan rasio air dan bubuk

yang dilakukan saat pencampuran.

Salah satu faktor kegagalan pembuatan resin akrilik, yaitu porositas.

Porositas mempengaruhi letak cengkram jika berada pada bagian bukal/labial,

lingual, dan mesial. Porositas mengganggu bila terdapat pada bagian basis tempat

ujung klamer mengait.(3)

Page 10: Makalah GTSL

10

F. PERBEDAAN KOMPETENSI DOKTER GIGI DAN TEKNISI DENTAL

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

372/MENKES/SK/III/2007 Tahun 2007 tentang Standar Profesi Teknisi Gigi,

teknisi gigi adalah profesi khusus individu yang mengabdikan diri dalam bidang

pembuatan gigi tiruan, alat orthodonti dan maxilla facial, memiliki pengetahuan

dan keterampilan sesuai dengan kompetensi yang diperoleh melalui jenjang

pendidikan formal dan berguna untuk kesejahteraan manusia sesuai dengan kode

etik serta bermitra dengan dokter gigi dan dokter gigi spesialis.(9)

Seorang dokter gigi biasanya melakukan proses diagnosis dan rencana

perawatan yang kemudian diteruskan dengan langkah-langkah awal perawatan,

seperti preparasi mulut, prosedur bedah dan seterusnya. Pekerjaan kemudian

dilanjutkan tekniker setelah model kerja diperoleh dari cetakan kedua. Pada saat

pemasangan dalam mulut, proses dilanjutkan lagi oleh dokter gigi.(10)

Dokter gigi berwenang untuk melaksanakan perawatan kesehatan gigi dan

mulut penderita dan sekaligus bertanggung jawab atas hasil perawatan yang telah

dilakukannya. Mengingat hal ini, dalam kaitan dengan pembuatan restorasi dental

sudah seyogyanyalah bila dokter gigi yang menetapkan rencana desain gigi tiruan

yang akan diberikannya. Hal inimeliputi jenis protesa, macam dukungan,

cengkeram, pemilihan gigi penyanggah, warna dan bentuk elemen, konektor, dan

sebagainya. (10)

Laboratorium Teknik Gigi berwenang melaksanakan pembuatan restorasi

dental sesuai dengan permintaan dokter gigi, karena itu mereka tidak bertanggung

jawab kepada pasien, tetapi kepada dokter gigi yang mengirim pekerjaan

kepadanya. (10)

Page 11: Makalah GTSL

11

Surat perintah kerja seharusnya merupakan surat yang ditulis dengan

singkat, sederhana, jelas, dan berisi informasi lengkap mengenai apa yang

diinginkan. (10) Sebuah surat perintah kerja hendaknya memuat:

1. Nama dan alamat laboratorium teknik gigi

2. Nama dan alamat dokter gigi pemesan

3. Tanggal pengiriman

4. Tanggal selesai pekerjaan yang diinginkan

5. Kolom untuk ciri-ciri pasien

6. Kolom untuk instruksi khusus

7. Gambar gigi serta lengkung gigi rahang atas dan bawah

8. Tanda tangan dokter gigi

Surat perintah kerja ini bisa berupa formulir yang dibuat sendiri oleh

dokter gigi, tetapi pada umumnya disediakan oleh Laboratorium Teknik Gigi

yang kemudian dibagikan kepada para dokter. Beberapa ahli menganjurkan surat

ini dibuat dalam rangkap dua, satu diserahkan kepada laboratorium dan satu lagi

untuk arsip dokter pengirim pekerjaan. Mengingat pekerjaan restorasi dental

sering kali tidak dapat selesai dalam satu kali pengiriman, maka dianjurkan

setiap kali pengiriman dibuat surat perintah kerja baru. (10)

Page 12: Makalah GTSL

12

BAB III

KESIMPULAN

Gigi tiruan merupakan protesa yang menggantikan sebagian atau seluruh gigi

asli yang hilang serta jaringan disekitarnya. Resin akrilik adalah turunan etilen yang

mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya. Resin akrilik terdiri dari serbuk

(polimer) dan cairan (monomer) yang dicampur dengan perbandingan yang benar.

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa gigi tiruan akrilik adalah gigi tiruan yang

terbuat dari bahan akrilik.

Syarat-syarat gigi tiruan akrilik adalah tidak berbau, tidak toksik, tidak berasa,

tidak mengiritasi jaringan mulut, memiliki kekuatan terhadap tekanan gigit atau

pengunyahan, kestabilan dimensi, tidak berubah warna setelah pembentukan, tahan

abrasi, mudah direparasi dan dibersihkan, biaya ekonomis, dan mudah dalam

manipulasi. Kelebihan bahan resin akrilik adalah warna serupa jaringan mukosa,

tidak larut dalam saliva/air, tidak melukai jaringan, mudah diperbaiki bila patah, sifat

tidak toksik, tidak iritasi, estetik baik, harga relatif murah. Kerugian bahan resin

akrilik adalah tidak dapat dipoles sehalus kerangka logam karena dapat

menghilangkan adaptasi resin akrilik terhadap mukosa dan mudah patah bila jatuh

pada permukaan keras. Faktor-faktor penyebab kesalahan pada pembuatan gigi tiruan

adalah tidak terjadi homogenisasi, adanya porositas, dan terjadi kesalahan dalam

takaran antara air dan bubuk.

Page 13: Makalah GTSL

13

DAFTAR PUSTAKA

1. Erwid Fatchur Rahman. Efektivitas Daun Dewa terhadap Pertumbuhan Candida

Albicans pada Plat Dasar Gigi Tiruan Resin Akrilik. Semarang: UNISSULA.

(jurnal)

2. Rahmawan, Dzanuar. 2010. Gigi Tiruan. Jember: Universitas Jember.

(makalahnya orang)

3. Kenneth J. Anusavice. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. 2003.

Jakarta: EGC. Hal: 192, 200-218

4. Basis Gigi Tiruan Akrilik. Laporan Tutorial. Jember: Universitas Jember.

5. Ratna Widyastuti. Gigi Tiruan Sebagian Kerangka Logam Dengan Extracoronal

Attachment pada Klasifikasi Kennedy Klas II Modifikasi I Rahang

Atas.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada; 2003. (skripsi)

6. David, Elly Munadziroh. Perubahan warna lempeng resin akrilik yang direndam

dalam larutan desinfektan sodium hipoklorit dan klorhexidin. Hal 36 (jurnal)

7. Mude, Acing Habibi S. KG. 2013. Buku Penuntun Praktikum Ilmu Kedokteran

Gigi Dasar II. Makassar: UNHAS.

8. Dental teknik Kedokteran Gigi Unhas. Hal 12-14

9. Dapusnya pithe yang kementrian

10. Drg. Haryanto A. Gunadi, drg. Lusiana K. burhan, drg, Freddy Suryatenggara,

drg. Anton Margo, drg. Indra Setiabudi. Buku Ajar Ilmu Geligi TIruan Sebagian

Lepasan Jilid 2. Jakarta: Hipokrates, 1995. Hal 427-431