makalah blok kv
DESCRIPTION
kvTRANSCRIPT
Sistem Kardiovaskular pada Tubuh Manusia
Annisah Anggaraini
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2010, Jakarta
Alamat Korespondensi:
Annisah Anggaraini, Kelompok: E5, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2010, Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510, Telp: 021942061 ext 1111, Fax: 0215631731, Email: [email protected]
PENDAHULUAN
Sistem sirkulasi adalah sistem transport tubuh, yang berperan dalam homeostatis dengan
berfungsi sebagai sistem transportasi tubuh yang terdiri dari jantung, pembuluh darah dan
darah. Semua jaringan tubuh selalu bergantung pada aliran darah yang disalurkan oleh kontraksi
atau denyut jantung. Jantung mendorong darah melintasi pembuluh darah untuk disampaikan
ke jaringan dalam jumlah yang mencukupi.
Jantung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk
menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan. Ah
mengalir dari daerah bertekanan lebih tinggi ke daerah bertekanan lebih rendah sesuai dengan
penurunan gradien tekanan.
Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan mendistribusikan darah
ke jantung serta ke semua bagian tubuh dan kemudian mengembalikan lagi ke jantung.
Darah berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan disalurkan,
dilarutkan atau diendapkan. Darah berjalan secara kontinu melalui sistem sirkulasi ke dan dari
jantung melalui dua lengkungan vaskuler terpisah. Sirkulasi paru terdiri dari lengkung tertutup
pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan paru sedangkan sirkulasi
sistemik terdiri dari pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah antara jantung da sistem
organ.
MAKROSKOPIK
Mediastinum Jantung
Mediastinum adalah ruangan yang terletak di antara pleura mediastinum sinistra dan dextra atau
ruangan di garis mediana cavum thorax ke arah sinistra.
Batas-batas mediastinum:
1. Ventral : sternum
2. Dorsal : columna vertebralis
3. Lateral : pleura mediastinalis dextra dan sinistra
4. Cranial : apertura thoracis superior
5. Caudal : diafragma
Mediastinum dibagi oleh bidang khayal yang terbentang dari angulus sternalis ke tepi bawah corpus
vertebra thoracalis IV yang melewati tepi atas pericardium: mediastinum inferior dan mediastinum
superior. Mediastinum inferior dibagi atas anterior (terletak di anterior pericardium), media (teriris
oleh pericardium) dan posterior (terletak di posterior) sedangkan mediastinum superior dibagi atas
retrosternal, tengah dan preverterbalis.
Mediastinum superior
Bagian retrosternalis
1. Thymus
Merupakan jaringan lymphoid yang terdiri dari atas dua lobus yang dihubungkan oleh
jaringan ikat. Terbentang dari cartilago costa IV sampai tepi bawah dari glandula thyroidea.
2. Vena-vena besar
a. Vena anonyma sinistra
Merupakan persatuan vena jugularis interna dextra dan vena subclavia sinistra. Vena
anonyma sinistra akan bersatu dengan vena anonyma dextra untuk membentuk vena cava
superior di posterior bagian atas manubrium sterni. Vena cava superior akan bermuara ke
atrium dextrum. Vena anonyma dipisahkan dari articulatio sternoclavicularis dan manubrium
sterni oleh m. sternohyoid.
b. Vena anonyma dextra
Dibentuk oleh pertemuan v. jugularis interna dextra dan v. subclavia dextra di posterior
ujung sternal clavicula dextra kemudian berjalan vertical ke bawah bergabung dengan v.
anonyma sinistra sebagai v. cava superior. V cava superior berjalan vertical ke bawah sampai
cartilago costa III dextra.
c. Vena cava superior
- Vena cava superior extra pericardial
Berjalan vertical sisi dextra sternum kemudian menembus pericardium. V cava superior
extrapericardial akan menerima v. azygos yang masuk dari posterior yang melengkung di
atas radix pulmonum dextra.
- Vena cava superior intra pericardial
Terletak di anterior radix pulmonum dextra dan di dalam mediastinum inferior.
Bagian tengah
1. Arcus aorta
Di mulai saat aorta ascendens meninggalkan pericardium setinggi tepi atas dari articulatio
sternocostalis II dextra atau setinggi angulus sternalis. Arcus aorta berjalan ke arah sinistra
posterior dan berakhir setinggi tepi bawah corpus vertebra thoracalis IV untuk melanjutkan
sebagai aorta descendens.
2. N. Vagus
N. vagus masuk ke dalam thorax di antara a. carotis communis dan v. jugularis interna.
- N. Vagus dextra
Dirongga dada berjalan a. anonyma dan v. anonyma dextra dilateral dari v. cava superior
kemudian ke atrium dextra sehingga n. vagus memberikan percabangan n. reccurent sinistra
yang akan melengkung pada percabangan a. subclavia dextra ke posterior trachea dan
mempersarafi n. laryngeus inferior.
- N. Vagus sinistra
Berjalan di antara a. carotis communis dan v. anonyma sinistra setinggi arcus aorta menyilang
sebagai n. reccurent sinistra yang akan melingkari arcus aorta pada lig. arteriosum Bothalli dan
selajutnya n. reccurent laryngis berjalan melalui bagian posterior trachea sebagai n.laryngeus
inferior yang akan mempersarafi larynx.
3. N. Phrenicus
Berjalan di antara a.v. subclavia di sebelah lateral dari n.vagus dan berjalan di sebalah lateral
truncus thyreocervicalis yang akan berjalan bersama-sama dengan a. pericardiacophrenica ke
arah caudal. N. phrenicus dextra akan berjalan subpleural di sebelah dextra sedangkan n.
phrenicus sinistra akan berjalan agak miring dan lebih panjang dari dextra juga diliputi oleh
pleura mediastinalis sebelah dextra.
Bagian prevertebralis
1. Esophagus
Terletak di anterior corpus vertebra. Trachea terletak di anterior esophagus. N. reccurent sinistra
berjalan pada sudut antara trachea dan esophagus.
2. Trachea
Dimulai di tempat berakhirnya larynx tepi bawah cartilago cricoidea setinggi vertebra cervicalis
VI. Trachea berakhir dengan mengadakan bifurcatio. Bifurcatio terletak setinggi bidang
perbatasan mediastinum superior dan inferior yakni vertebra thoracalis VI. Jadi letak trachea
dari tepi bawah cartilago cricoidea sampai incisura jugularis dan sebagian dalam thorax yakni
incisura jugularis sampai angulus sternalis.
3. N. reccurents sinistra
4. Ductus thoracicus
Dimulai dari abdomen pada pertemuan truncus intestinalis, lumbalis dan intercostalis
descendens. Pertemuan ini berupa suatu pelebaran yang disebut cysterna chyllii. Cysterna chyllii
terletak di anterior corpus vertebra lumbalis II, di sebelah dextra dan posterior aorta
abdominalis. Masuk ke dalam thorax dengan menembus diafragma melalui hiatus aorticus dan
naik pada mediatinum posterior pada sisi dextra aorta di antara aorta dengan v. azygos. Di
sebelah dorsal ductus terdapat columna vertebralis, a. intercostalis dextra, v. hemiazygos.
Dimana v. hemiazygos menyilang ductus untuk bermuara pada v. azygos. Di sebelah ventral dari
ductus terdapat esophagus. Pada setinggi vertebra thoracalis V atau VI, ductus thoracicus mulai
menyilang serong ke sinistra di posterior esophagus masuk ke dalam mediastinum superior
berjalan di posterior arcus aorta di antara a. carotis communis dan a. subclavia sinistra kemudian
di antara sisi sinistra esophagus dan pleura mediastinalis sinistra. Naik ke posterior a. subclavia
sinistra dan melalui apertura thoracalis superior masuk ke dalam leher untuk membentuk arcus
setinggi vertebra cervicalis VII di atas clavicula untuk kemudian berbelok ke anterior dan ke
bawah untuk bermuara pada angulus venosus sinistra. Angulus venosus adalah sudut hubungan
antara v. subclavia dengan v. jugularis interna.
Mediastinum inferior
Mediastinum anterior
Berisi jaringan lemak dan lymphonodi
Mediastinum media
Berisi pericardium yang meliputi cor dan pangkal pembuluh darah besar yang keluar-masuk
jantung
Mediastinum posterior
1. Aorta descendens
Dimulai dari tepi bawah dari vertebra thoracalis IV dan berakhir pada tepi bawah vertebra
thoracalis XII pada hiatus aorticus di diafragma.
2. Ductus thoracicus
3. V. azygos dan hemiazygos
Merupakan dua vena yang berjalan sejajar memanjang dan menerima darah dari v. intercostalis
dextra dan sinistra. Setinggi vertebra thoracalis IX terdapat anastomose diantara kedua vena ini.
V. azygos dimulai dari abdomen setinggi vertebra lumbalis I-II dan dari v. lumbales ascendens.
Masuk ke dalam thorax melalui hiatus aorticus. Sewaktu melewati hiatus aorticus, vena azygos
terletak di sebelah dextra aorta. Berjalan di sisi dextra columna vertebralis san di sebelah dextra
aorta dan ductus thoracicus. Sampai setinggi vertebra thoracalis IV vena melengkung ke muka
sebagai arcus v. azgos di atas radix pulmonum dextra untuk bermuara ke dalam v. cava superior
sebelum v. cava superior menembus pericardium. Vena azygos menerima darah dari: v.
intercostalis dextra, v. hemiazygos, v. mediastinalis, v. pericardii, v. bronchialis dextra.
4. Esophagus
Cor (Jantung)
Jantung merupakan organ muscularis yang mempunyai rongga di dalamnya berbentuk kerucut
dengan ukuran sebesar kepal/ tinju pemiliknya. Jantung terletak di dalam mediastinum media pars
inferior di sebelah ventral ditutupi oleh sternum dan cartilago costalis III-VI. Dinding jantung terdiri
atas 3 lapis:
1. Epicardium merupakan lapis terluar dinding jantung. Lapisan dalam epicardium disebut
membrana serosa merupakan selapis sel squamosa yang bersandar pada lamina propria
jaringan ikat halus.
2. Miocardium merupakan lapisan tengah dinding jantung tersusun dari beberapa lapis
otot jantung.
3. Endocardium merupakan lapis terdalam dinding jantung yang lapisan sel squamosa
endothelial dan melanjut pada endothel pembuluh darah yang melapisi permukaan
dalam rongga jantung.
Jantung mendapat pendarahan dari a. coronaria cordis yang merupakan cabang dari aorta
ascendens. A. coronaria dibagi menjadi 2 yakni a. coronaria dextra (berjalan ke anterior dextra untuk
muncul di antara truncus pulmonalis dan auricula dextra kemudian berjalan inferior dextra pada
sulcus atrioventricularis menuju pertemuan margo dextra dan inferior kemudian berputar ke sinistra
sepanjang bagian posterior jantung sampai sulcus interventricularis posterior beranastomosis
dengan a. coronaria sinistra) dan a. coronaria sinistra (berjalan ke anterior di antara truncus
pulmonalis dan auricula sinistra kemudian membelok ke sinistra menuju sulcus atrioventrikularis
anterior sebagai a. interventrikularis anterior kemudian berjalan ke posterior mengelilingi margo
sinistra untuk berjalan bersama sinus coronarius sampai sejauh sulcus interventrikularis posterior
sebagai a. interventricularis posterior di mana akan beranastomosis dengan dextra).
Pembuluh balik: v. cordis magna (dimulai dari apex jantung dan berjalan ascendens sepanjang sulcus
longitudinalis anterior menuju basis ventriculi kemudian melengkung ke sinistra di dalam sulcus
coronarius untuk mencapai bagian posterior jantung dan bermuara pada ujung sinistra sinis
coronarius), v. cordis parva (berjalan di dalam sulcus coronarius di antara atrium dextrum dan
ventricel, bermuara pada ujung dextra sinus coronarius dan menerima darah balik dari v. marginalis),
v. cordis media (dimulai dari apex cordis berjalan ascendens di sulcus longitudinalis posterior
berakhir di dekat ujung dextra sinus coronarius), v. ventricularis sinistra posterior (berjalan di fasies
diaphragmatica ventrikularis sinistra menuju sinus coronarius kadang bermuara v. cordis magna) dan
v. obliqua atrii sinistra marshalli (vena kecil yang descendens secara obliquw di bagian posterior
atrium sinistrum dan berakhir di dekat ujung sinistra sinus coronarius dan ke arah superior melanjut
sebagai lig. vena cava sinistra dan berasal dari ductus cuvieri).
Vaskularisasi Ekstermitas Superior
A. Bahu
Pembuluh nadi: pembuluh nadi terbesar dan terpenting di daerah bahu adalah a. axillaris yang
merupakan lanjutan a. subclavia mulai setinggi sisi lateralis iga I sampai di pinggir distalis M.
pectoralis major. Pembuluh ini di sebelah ventralis disilang oleh M. pectoralis minor dab dengan
demikian otot ini membagi a. axillaris menjadi 3 bagian: bagian pertama antara sisi lateralis iga I
sampai batas kranial M. pectoralis minor, bagian tengah terletak di posterior M. pectoralis minor
dan bagian ketiga antara batas distalis M. pectoralis minor sampai batas distalis M. pectoralis
major.
Pembuluh balik: vena terpenting adalah v. axillaris yang terbentuk oleh persatuan vv. Brachiales.
Vena ini berjalan ke arah proximalis bersama-sama dengan a. axillaris, di sebelah medialis arteri
tersebut. Lanjutan v. axillaris kranialis dari clavicula disebut v. subclavia. Pembuluh balik dangkal
yakni (1) v. cephalica: mula-mula berjalan dalam sulcus bicipitalis lateralis kemudian melewati
sulcus deltodeopectoralis dan menembus fascia pectoralis superficialis serta fascia
clavipectoralis untuk bermuara ke dalam v. axillaris, (2) v. basilica biasanya bermuara ke dalam
salah satu v. brachialis akan tetapi kadang-kadang bermuara lebih proximalis ke dalam v.
axillaris.
B. Lengan atas
Pembuluh nadi : lanjutan a. axillaris mulai dari sisi caudalis M. pectoralis major terkenal sebagai
a. brachialis.
Pembuluh balik dangkal: v. cephalica dan v. basilica.
Pembuluh balik dalam : vv. Brachiales yang kemudian bersatu menjadi v. axillaris.
Vena basilica berjalan ke arah proximalis di sulcus bicipitalis medialis dan bermuara ke dalam v.
brachialis yang terletak ulnaris kira-kira di pertengahan lengan atas. Vena cephalica terletak di
sulcus bicipitalis lateralis lalu berjalan di sulcus deltoideopectoralis dan bermuara ke dalam v.
axillaris setelah menembus fascia pectoralis superficialis dan fascia coracocleido pectoralis di
daerah trigonum Mohrenheim,
C. Siku
Pembuluh nadi: cabang-cabang a. brachialis yakni a. radialis (dipercabangkan di lekuk siku lalu
menuju ke atas distalis dalam sulcus antebranchii radialis), a. recurrens ulnaris (mengikuti M.
pronator teres ke arah proximalis dan mengadakan anastomosis dengan aa. Collateralis brachii
ulnares superior et inferior), a. interossea communis (berakhir pada rete carpi dorsales), a.
ulnaris (berjalan ke arah ulnaris dan distalis ke bawah M. pronator teres setelah pembuluh ini
terletak antara M. flexor digitorum profundus dan M. flexor digitorum sublimis).
Pembuluh balik: terletak di jaringan subkutan yakni pembuluh-pembuluh balik dangkal berasal
dari rete venosum dorsale manus dan pembuluh-pembuluh balik yang terletak dalam pada
umumnya mengikuti pembuluh-pembuluh nadi.
D. Lengan bawah
Pembuluh balik: di jaringan lemak subkutan dapat ditemukan v. mediana antebranchii, v. basilica
dan v. cephalica. Venae basilica dan cephalica berasal dari dorsum manus.. Sedikit proximalis
dari pergelangan tangan masing-masing pembuluh balik membelok ke permukaan volaris lengan
bawah menuju ke arah proximalis.
E. Tangan
Pembuluh nadi: a. radialis dan a. ulnaris divola manus membentuk 2 lengkung yang terkenal
sebagai arcus superficialis dan arcus volaris profunuds
Pembuluh balik : venae pada umumnya mengikuti pembuluh-pembuluh nadi. Di dorsum manus
terdapat rete venosum dorsales dan menyalurkan darahnya melewati v. cephalica dan v.
basilica.
MIKROSKOPIK
Jantung
Skeleton fibrosa jantung terdiri atas jaringan ikat padat. Unsur utamanya adalah septum
membranaseum, trigonum fibrosum dan annulus fibrosus. Struktur terdiri atas jaringan ikat padat
dengan serat kolagen tebal yang tersusun dalam berbagai arah. Bagian-bagian tertentu
mengandung nodul tulang rawan fibrosa. Katup jantung terdiri atas jaringan ikat fibrosa padat di
pusat (yang mengandung serat kolagen maupun elastin) yang dilapisi kedua sisi oleh lapisan endotel.
Dasar katup melekat pada annulus fibrosus di skeleton fibrosa.
Jantung memiliki sistem khusus untuk membangkitkan stimulas ritmik yang tersebar di
seluruh di seluruh miokardium. Sistem ini terdiri atas 2 nodus yang terletak di atrium yakni nodus
sinoatrial (SA) dan nodus atrioventrikular (AV) serta berkas atrioventrikular. Nodus SA merupakan
massa sel otot jantung yang termodifikasi dan berbentuk fusiform serta lebih kecil dari sel otot
atrium serta memiliki sedikit miofbril. Sel-sel nodus AV serupa dengan sel nodus SA namun juluran
sitoplasmanya bercabang ke berbagai arah dan membentuk jalinan. Berkas artrioventrikular
dibentuk oleh sel-sel yang serupa dengan sel nodus AV tetapi ke arah distal sel-sel ini menjadi lebih
besar dari sel otot jantung biasa yang disebut sel purkinye memiliki ciri khas yakni memiliki jumlah
miofibril yang sedikit dan berada terutama di bagian tepi sel otot dengan daerah pucat disekitar inti
sel penghantar yang disebabkan akumulasi glikogen.
Pembuluh Darah
Arteri besar (tipe elastis)
Fungsi sebagai menyalurkan darah, meredam tekanan yang disebabkan sistol jantung dan menjaga
agar aliran darah berjalan mulus atau tidak terhentak-hentak yang disebut conducting arteries.
Diameter lebih dari 1cm tapi rata-rata sekitar 2,5cm dan rata-rata tebal dinding adalah 2mm. Dibagi
atas tunika intima, tunika media dan tunika adventitia.
Tunika intima: pada lapisan endotel dengan lamina basalis sedangkan subendotel terdapat jaringan
ikat kolagen, elastin dan otot polos.
Tunika media: lapisan lebih tebal, memiliki serat elastin, kolagen dan sel-sel otot polos serta memiliki
beberapa fibroblas.
Tunika adventitia: terdiri dari jaringan ikat dan fibroblas, memiliki beberapa serat elastin, terdapat
vasa vasorum.
Arteri sedang (tipe muskular)
Fungsi adalah membagi darah ke organ yang membutuhkan yang disebut distributing arteries.
Tunika elastika interna dan eksterna tampak jelas. Diameter 0,5mm- 1cm, rata-rata sekitar 0,4mm
dan rata-rata tebal dinding 1mm.
Tunika intima: pada lapisan endotel dengan lamina basalis sedangkan subendotel memiliki sedikit
jaringan ikat.
Tunika media: tidak memiliki fibroblas, terdapat otot polos sirkular, kolagen dan beberapa serat
elastin.
Tunika adventitia: kandungan kolagen yang tinggi dengan memiliki fibroblas dab serat elastik
terkonsentrasi di lamina elastika eksterna.
sebelah kiri perwarnaan HE dan kanan pulasan cara Weigert
Arteri kecil/arteriol
Merupakan kunci yang mengontrol aliran darah. Fungsinya adalah mendistribusikan darah ke
jaringan organ-organ dalam dan mengontrol aliran darah ke dalam kapiler. Pada arteriol besar
terdapat tunika elastika interna sedangkan arteriol kecil tidak terdapat tunika elastika interna. Pada
arteriol tidak ada tunika elastika eksterna . Diameter dari arteriol ini sekitar 50-300mikrometer
dengan rata-rata ketebalan dinding adalah 20mikrometer. Pada lapisan tunika adventitia kurang
berkembang dan lapisan tipis.
Metarteriol
Merupakan arteriol yang berukuran paling kecil. Berfungsi sebagai sfingter yakni mengatur darak ke
kapiler. Memiliki otot polos yang tunggal serta memiliki jarak antara metarteriol yang satu dengan
yang lain.
Kapiler darah
Berfungsi sebagai tempat pertukaran zat-zat. Dinding kapiler darah adalah selapis endotel atau
hanya tunika intima. Diameter sekitar 8-12mikrometer lebih besar daripada eritrosit. Lumennya
hanya dapat dilewati oleh satu eritrosit. Bila lumen menonjol ke dalam disebut sel endotel
sedangkan lumen yang menonjol kelur disebut sel perisit.
Memiliki 3 jenis kapiler darah:
1. Kapiler tipe viseral yang berpori/ bertngkap/ berjendela ( fenestrated capillary)
Beberapa sel endotel memiliki pori-pori dan banyak pori ditutupi membran. Kapiler ini sangat
permeabel. Contohnya: terdapat di pankreas, usus, kel endokrin, ginjal.
2. Kapiler tipe muskular atau kaplier sempurna/ utuh (continuous capillary)
Sel-sel endotelnya yang berkontinu. Terutama di jaringan saraf pusat ujung-ujung endotelnya
dilekatkan satu sama lain dengan taut kedap yang membentuk sawar darah otak. Contonya:
terdapat di otot, jaringan saraf, jaringan ikat.
3. Sinusoid (discontinuous capillary)
Digunakan untuk pembuluh darah yang berdinding tipis dengan lumen yang relatif lebih besar
dibandingkan dengan kapiler dan dilalui oleh darah serta cairan limfe. Bentuk sinusoid akan
mengikuti bentuk calah atau ruangan yang terdapat di antara lempeng epitel organ. Terdapat di
hati, lien, kortex adrenal, adenohipofisis.
Vena
Berfungsi membawa darah dengan tekanan rendah kembali ke jantung. Dinding vena lebih tipis
daripada arteri dan batas-batas antara tunika intima, media dan adventitia tidak jelas.memiliki unsur
jaringan ikat lebih mencolok dan unsur otot serta elastin tidak ada. Beberapa vena memiliki katup
untuk mencegah aliran darah kembali/balik. Katup vena umumnya terdapat di vena sedang terutama
pada tungkai dan merupakan lipatan intima serta tengahnya diperkuat oleh jaringan ikat. Fungsi dari
katup adalah mengatasi gaya berat sehingga darah tidak dapat mengalir kembali ke arah arteri,
sebagai pompa dan mencegah agar kekuatan kontraksi otot rangka tidak menimbulkan tekanan balik
pada kapiler darah.
Venula
Berfungsi sebagai pertukaran zat antara jaringan. Diameter sekitar 15-20mikrometer lebih besar
daripada kapiler dengan dinding terdiri satu lapis sel endotel yang mirip dengan kapiler darah.
Permeabilitas dinding sangat tinggi.
Vena kecil
Diameter venula makin lama makin besar yang disebut sebagai vena kecil. Sel otot polos mula-mula
selapis kemudian lapisan otot polos bertambah banyak mengelilingi endotel.
Vena sedang
Memiliki diameter sekitar 1-2mm
Tunika intima: selapis sel endotel dan kadang-kadang ada jaringan ikat dibawahnya.
Tunika media: memiliki serat kolagen lebih menonjol daripada serat otot polos.
Tunika adventitia: lapisannya lebih tebal daripada tunika media, memiliki jaringan ikat dan beberapa
otot polos.
Vena besar
Contonya: vena cava
Tunika intima: selapis sel endotel dan kadang-kadang ada jaringan ikat dibawahnya.
Tunika media: kurang sempurna perkembangannya dan kadang tidak ada. Bila ada struktur histologi
sama dengan vena sedang
Tunika adventitia: lapisannya lebih tebal daripada tunika media yang terdiri atas jaringan ikat dengan
serat kolagen tersusun longitudinal dan terdapat berkas otot polos yang sangat mencolok dan
tersusun longitudinal. 3
Sebelah kiri arteri muskular sebelah kanan vena
Struktur Darah
Jenis sel darah ada tiga yakni eritrosit, leukosit dan keping-keping darah atau trombosit. Bentuk dari
eritrosit adalah cakram bikonkaf tidak memiliki inti yang terdiri dari air, hemoglobin, campuran lipid,
enzim dan protein. Umur dari eritrosit ini adalah 120 hari. Dimana laki-laki jumlah eritrositnya adalah
4,1 - 6 juta/mm3 dan jumlah eritrosit perempuan adalah 3,9 – 5,5 juta/mm3. Pada sediaan hapus
kadang ditemukan eritrosit polikromatofil dimana berwarna basofil karena masih mengandung
ribosom dan ukuran lebih besar dari eritrosit normal. Fungsi dari eritrosit adalah transport oksigen
dalam darah. Eritrosit tidak memiliki nukleus, organel atau ribosom tetapi dipenuhi dengan
hemoglobin. Leukosit dibagi atas agranular (limfosit dan monosit) dan granular (neutrofil segmen
dan batang, basofil dan eosinofil). Leukosit adalah unit-unit yang dapat bergerak dalam sistem
pertahanan tubuh. Fungi dari leukosit adalah sebagai petugas pembersih yang membersikan sampah
tubuh dengan menfagosit debris yang berasal dari sel mati atau cedera. Jumlah leukosit adalah
6000-10000/mm3. Bila leukosit lebih dari 12000 disebut leukositosis dan bila leukosit kurang dari
5000 disebut leukopenia.
Limfosit
Ciri khas dari limfosit adalah inti bulat dengan lekukan pada satu sisi, disekitar sitoplasma sempit ,
kromatin inti sangat padat terpulas gelap, anak inti tidak tampak dan tidak memiliki granula spesifik
maupun azurofilik. Menurut tempat dan fungsinya dibagi atas limfosit B menghasilkan antibodi yang
beredar dalam darah, yang berasal dari jaringan mieloid yang berfungsi sebagai imunitas humoral,
limfosit T tidak mengandung antibodi dan sel-sel ini secara langsung menghancurkan sel-sel sasaran
spesifik yang disebut sebagai respon imun yang diperantarai sel (seluler)dan berasal dari timus yang
berfungsi sebagai imunitas seluller dan sel null. Ketiganya tidak dapat dibedakan menurut
histologinya.
Limfosit besar memiliki ciri yakni inti lebih besar dari limfosit kecil, sitoplasma lebih banyak dan
memiliki granula azurofilik yang berwarna ungu kemerahan.
Monosit
Merupakan fagosit profesional. Sel-sel ini keluar dari sumsum tulang dan beredar dalam darah
selama 1-2 hari sebelum akhirnya menetap di berbagai jaringan di seluruh tubuh.
Jumlah dari monosit ini 3-8% dan waktu paruh dalam darah sekitar 12-100 jam. Bila monosit bersatu
akan membentuk sel datia. Ciri-ciri dari monosit: inti bervariasi ada yang lonjong, tapal kuda dan
ginjal umumnya terletak eksentris, nukleoli sukar dilihat, kromatin kurang padat tersusun lebih
fibriler daripada limfosit dan sitoplasma relatif banyak dengan berwarna biru keabu-abuan yang
mengandung granula azurofilik (lisosom).
Neutrofil
Neutrofil adalah spesialisis fagositik yang merupakan sel pertahanan pertama pada invasi bakteri
dan penting dalam respon peradangan.
Batang: inti berbentuk tapal kuda dan pada darah tepi membentuk metamielosit
Segmen: inti terdiri dari 2-5 lobus yang dihubungkan benang kromatin halus, nukleolus sukar dilihat,
pada wanita kurang lebih 3% mengandung drum stick (kromosom kelamin/seks), memiliki granula
spesifik halus bersifat neutrofil, mengandung perioksidase dan laktoferin.
Eosinofil
Jumlah dari eosinofil adalah 2-4%. Ciri khasnya: inti mengandung 2 lobus, sitoplasma khas granula
kasar refraktil yang seragam ukurannya,distribusi merata,berwarna merah dan granula mengandung
perioksidase.
Basofil
Secara struktural dan fungsional mirip dengan sel mast, yang tidak pernah beredar dalam darah
tetapi tersebar di jaringan ikat diseluruh tubuh.
Jumlah basofil dalam darah adalah kurang 1% dan memiliki ciri-ciri sebgai berikut: batas inti yang
tidak teratur kadang terbagi atas dua lobus, granula sitoplasma kasar dengan ukuran berbeda-beda
kadang menutupi inti, granula bersifat basofil dan metakromatik yang mengandung histamin,
heparin dan serotin (granula tidak merupakan lisosom).2
Trombosit
Merupakan suatu vesikel yang mengandung sebagian dari sitoplasma megakariosit terbungkus oleh
membran plasma.
Bentuk trombosit adalah cakram protoplasma kecil yang tidak berwarna (dalam peredaran darah).
Jumlah dari trombosit sekitar 250000-350000/mm3. Usia dalam peredaran darah sekitar 4-5 hari.
Trombosit berasal dari megakariosit yang terlepas. Sel megakariosit berasal dari sel bakal yang
belum berdiferensiasi yang sama dengan menghasilkan eritrosit dan leukosit. Cirinya: tidak memiliki
inti. Perannya sebagai hemostasis, bila trombosit kurang maka dapat menyebabkan trombositopeni
dan jika trombosit berlebihan akan menyebabkan trombositosis.5
MEKANISME KERJA JANTUNG
Sirkulasi paru dan sistemik
Aktivitas Listrik Jantung
Pengaturan Kerja Jantung
Pompa Jantung
Enzim Darah
Enzim Jantung
PEMERIKSAAN EKG
Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi meyebar
ke jaringan di sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan-cairan tubuh. Sebagian kecil aktivitas
listrik mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi menggunakan elektroda pencatat. Rekaman
keseluruhan penyebaran aktivitas listrik di jantung disebut EKG. Untuk menghasilkan perbandingan
standar, rekaman EKG rutin terdiri dari 12 sistem elektroda konvensional atau lead. Sewaktu sebuah
mesin EKG dihubungkan dengan elektroda pencatat di dua titik pada tubuh susunan spesifik dari
tiap-tiap pasangan koneksi ini disebut lead. Kedua belas lead tersebut masing-masing merekam
aktivitas listrik di jantung dari lokasi yang berbeda.
Interpretasi mengenai konfigurasi gelombang yang direkam dari setiap lead bergantung
pada rangkaian penyebaran eksitasi di janutng serta posisi jantung relatif terhadap penempatan
elektroda. EKG normal memperhatikan 3 bentuk gelombang tersendiri yakni gelombang P mewakili
depolarisasi atrium, kompleks QRS mewakili depolarisasi ventrikel dan gelombang T mewakili
repolarisasi ventrikel.4
Kurva EKG normal
Gelombang P:
Merupakan proses depolarisasi atrium.
Umumnya defleksi positif pada aVR dan kadang-kadang pada sadapan III dan VI defleksi
negatif.
Pengukuran dilakukan pada sadapan II dimana durasi dari awal sampai akhir gelombang P
dan amplitudo dari garis isoelektris sampai puncak gelombang P.
Segmen PR/PQ
Merupakan proses perlambatan AV
Garis isoelektris mulai dari akhir gelombang P sampai permulaan kompleks QRS
Interval PR/ PQ
Hantaran impuls listrik dari simpul SA, menyebar ke seluruh atrium kemudian ke simpul AV
sampai dimulainya depolarisasi ventrikel
Normal berkisar 0.12-0.20 detik
Frekuensi jantung menurun karena interval PR memanjang
Interval PR > 0.20 detik : blok AV derajat satu (blok AV ringan)
Kompleks QRS
Bentuk kompleks QRS
1. Bergantung pada posisi jantung terhadap letak elektroda
2. Berbeda pada tiap sadapan EKG
3. Pada sadapan tertentu gelombang Q dan S tidak terekam
Pola kompleks QRS pada sadapan prekordial
1. V1 amplitudo R kecil, amplitudo S besar
2. V6 amplitudo R besar, amplitudo S kecil
3. Di antara V2 dan V5: bentuk peralihan, amplitudo gelombang R dan S sama besar
Interval QRS
Mulai dari awal sampai akhir kompleks QRS
Umumnya diukur pada sadapan V2 dan V3
Normalnya < 0.10 detik
Interval RR
Jarak antara 2 puncak gelombang R
Irama teratur: interval RR (detik) untuk menghitung frekuensi jantung
Rumus: frekuensi denyut jantung per menit= 60/interval RR(detik)
Interval PP
Pada irama sinus, interval PP = interval RR
Pengukuran dilakukan dari awal gelombang P sampai awal gelombang P berikutnya
Interval QT
Permulaan gelombang Q sampai akhir gelombang T
Lamanya proses listrik sistole ventrikel
Besarnya bervariasi sesuai dengan frekuensi denyut jantung
Harus dikoreksi dengan menggunakan nomogram
Segmen ST
Akhir gelombang S sampai permulaan gelombang T
Proses depolarisasi ventrikel sudah selesai, repolarisasi ventrikel belum mulai tidak ada arus
listrik yang mengalir di ventrikel
Normal: isoelektris, dapat bervariasi -0.5mm sampai +2mm pada sadapan prekordial
Arti diagnostik yang penting
Gelombang T
Proses repolarisasi ventrikel
Umumnya defleksi positif kecuali pada aVR, kadang-kadang pada V1 defleksi negatif. 6
Daftar Pustaka
1.
2. Carneiro J. Histologi dasar. Jakarta: EGC, 2007.h.220-234.
3. Carneiro J. Histologi dasar. Jakarta: EGC, 2007.h.203-217.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta : EGC , 2001.h.257-280.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta : EGC , 2001.h.346-357.
6. Kurnia Y dr, Santoso M dr, Wati W dr dan Sumadikarya K dr . Buku panduan keterampilan medik
semester 2. Jakarta : FK UKRIDA, 2011.h.52-58.