lp osteomelitis

26
KONSEP DASAR MEDIS A. PENGERTIAN Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas (Brunner dan suddarth, 2001). Osteomielitis adalah infeksi entukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati) (Smeltzer, Suzanne C, 2002). Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi karena penyebaran infeksi dari darah(osteomielitis hematogen) atau yang lebih sering, setelah kontaminasi fraktur terbuka ataureduksi (osteomielitis eksogen) (Corwin, 2001). Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus atau proses spesifik (Mansjoer, 2000)

Upload: mary-peterson

Post on 24-Dec-2015

41 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

pletan naskleleng

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Osteomelitis

KONSEP DASAR MEDIS

A. PENGERTIAN

Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit

disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah,

respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan

pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan

tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan

mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas

(Brunner dan suddarth, 2001).

Osteomielitis adalah infeksi entukan involukrum (pembentukan tulang

baru di sekeliling jaringan tulang mati) (Smeltzer, Suzanne C,  2002).

Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi karena

penyebaran infeksi dari darah(osteomielitis hematogen) atau yang lebih

sering, setelah kontaminasi fraktur terbuka ataureduksi (osteomielitis

eksogen) (Corwin, 2001).

Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang

dapat disebabkan oleh bakteri, virus atau proses spesifik (Mansjoer, 2000)

B. KLASIFIKASI

Dapat diklasifikasikan dua macam osteomielitis, yaitu:

1.      Osteomielitis Primer ,yaitu penyebarannya secara hematogen dimana

mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui

sirkulasi darah.

2.      Osteomielitis Sekunder ,yaitu terjadi akibat penyebaran kuman dari

sekitarnya akibat dari bisul, luka fraktur dan sebagainya.

Page 2: Lp Osteomelitis

Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Osteomielitis akut

Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama

atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini biasanya terjadi

pada anak-anak dari pada orang dewasa dan biasanya terjadi sebagai

komplikasi dari infeksi di dalam darah. (osteomielitis

hematogen).Osteomielitis akut terbagi menjadi 2, yaitu:

a. Osteomielitis hematogen

Merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari darah.

Osteomielitis hematogen akut biasanya disebabkan oleh penyebaran

bakteri darah dari daerah yang jauh. Kondisi ini biasannya terjadi pada

anak-anak. Lokasi yang sering terinfeksi biasa merupakan daerah yang

tumbuh dengan cepat dan metafisis menyebabkan thrombosis dan

nekrosis local serta pertumbuhan bakteri pada tulang itu sendiri.

Osteomielitis hematogen akut mempunyai perkembangan klinis dan

onset yang lambat.

b. Osteomielitis direk

Disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri

akibat trauma atau pembedahan. Osteomielitis direk adalah infeksi

tulang sekunder akibat inokulasi bakteri yang menyebabkan oleh

trauma, yang menyebar dari focus infeksi atau sepsis setelah prosedur

pembedahan. Manifestasi klinis dari osteomielitis direk lebih

terlokasasi dan melibatkan banyak jenis organisme.

2. Osteomielitis sub-akut

Page 3: Lp Osteomelitis

Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama

atau sejak penyakit pendahulu timbul.

3. Osteomielitis kronis

Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak infeksi

pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis sub-akut dan

kronis biasanya terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena ada

luka atau trauma (osteomielitis kontangiosa), misalnya osteomielitis yang

terjadi pada tulang yang fraktur.

C. ETIOLOGI

1. Staphylococcus aureus hemolyticus (koagulasi positif) sebanyak 90% dan

jarang oleh Streptococcus hemolyticus

2. Haemophilus influenzae (5-50%) pada usia di bawah 4 tahun

3. Organisme lain seperti B. coli, B. aeruginosa capsulata, Proteus mirabilis,

Brucella, dan bakteri anaerob yaitu Bacterioides fragilis.

Osteomyelitis juga bisa terjadi melalui 3 cara yaitu:

1. Aliran darah

Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah)

dari fokus infeksi di tempat lain (misalnya tonsil yang terinfeksi, lepuh,

gigi terinfeksi). Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian

tubuh yang lain ke tulang. Pada anak-anak, infeksi biasanya terjadi di

ujung tulang tungkai dan lengan. Sedangkan pada orang dewasa biasanya

terjadi pada tulang belakang dan panggul. Osteomyelitis akibat

penyebaran hematogen biasanya terjadi ditempat di mana terdapat trauma.

2. Penyebaran langsung

Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui fraktur

terbuka, cedera traumatik seperti luka tembak, selama pembedahan tulang

atau dari benda yang tercemar yang menembus tulang.

Page 4: Lp Osteomelitis

3. Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya

Osteomyelitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan

lunak Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke

tulang setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa

timbul di daerah yang mengalami kerusakan karena cedera, terapi

penyinaran atau kanker, atau ulkus di kulit yang disebabkan oleh jeleknya

pasokan darah(misalnya ulkus dekubitus yang terinfeksi).

Adapun faktor predisposisi osteomielitis akut adalah :

1. Umur, terutama mengenai bayi dan anak –anak

2. Jenis kelamin, lebih sering pada laki–laki daripada wanita dengan

perbandingan4:1

3. Trauma, hematogen akibat trauma pada daerah metafisis, merupakan salah

satufaktor predisposisi terjadinya osteomielitis hematogen akut

4. Lokasi, osteomielitis hematogen akut sering terjadi pada daerah metafisis

karenadaerah ini merupakan daerah aktif tempat terjadinya pertumbuhan

tulang

5. Nutrisi, lingkungan dan imunitas yang buruk serta adanya fokus

infeksisebelumnya ( seperti bisul, tonsilitis ) merupakan faktor

predisposisi osteomielitishematogen akut

D. PATOFISIOLOGI

Patologi yang terjadi pada ostemielitis hematogen akut tergantung

pada usia, daya tahan klien, lokasi infeksi, dan virulensi kuman. Infeksi terjadi

melalui saluran darah dari focus ditempat lain dalam tubuh pada fase

bakteremia dan dapat menimbulkan septikimia. Embulus infeksi kemudian

masuk ke dalam juksta empifisis pada daerah metafisis tulang panjang. Proses

selanjutnya adalah tejadi hyperemia dan edema di daerah metafisis di sertai

dengan pembentukan pus. Terbentuknya pus ketika jaringan tulang tidak

dapat bersekpensi, menyebabkan tekanan dalam tulang meningkat.

Peningkatan tekanan dalam tulang menyebabkan terjadinya sirkulasi dan

Page 5: Lp Osteomelitis

timbul trombosis pada pembuluh darah tulng dan akhirnya menyebabkan

nekrosis tulang. Disamping proses yang di sebutkan di atas, pembentukan

tulang baru yang ektensif terjadi pada dalam poreosteus sepanjang deafisis

(terutam pada anak-anak) sehingga terbebtuk suatu lingkuangan tulang seperti

peti mayat dengan jaringan sekuestrum di dalamnya. proses ini terlihat jelas

pada akhir minggu ke dua. Apabila pus menembus tulang ,terjadi pengalian

pus (discharge) keluar melalui lubang yang di sebut kloaka atau melalui sinus

pada jaringan lunak dan kulit. Pada tahap selanjutnya, penyakit osteomielitis

kronis. Pada daerah tulang kanselus, infeksi dapat terlokalisasi serta diliputi

oleh jaringan fibrosa yang membentuk abses tulang kronis (Smeltzer, Suzanne

C, 2002).

E. PATHWAY

Page 6: Lp Osteomelitis

F. MANIFESTASI KLINIS

1. Panas tinggi, anoreksia, malaise (adanya proses septikemia)

2. Nyeri tulang dekat sendi, tidak dapat menggunakan anggota bersangkutan,

pembengkakan lokal (tanda-tanda radang akut : rubor, dolor, kalor, tumor,

fungsi larsa) dan nyeri tekan

3. Pada osteomielitis kronik biasanya rasa sakit tidak begitu berat, anggota

yang terkena nanah dan bengkak

4. LAB : Leukositosis, anemia, LED meningkat

Menurut penyebabnya dappat menimbulkan manifestasi klinis yaitu:

1. Infeksi dibawa oleh darah

Sering terjadi dengan manifestasi klinis septikemia (mis. Menggigil,

demamtinggi, denyut nadi cepat dan malaise umum)

2. Infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang

Bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan.

3. Infeksi terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau

kontaminasi langsung

Daerah infeksi membengkak, nyeri dan nyeri tekan.

4. Osteomyelitis kronik

Ditandai dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau

mengalami periode berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan

dan pengeluaran pus.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

Beberapa prinsip penataalaksanaan klien osteomielitis yang perlu

diketahui perawat dalam melaksanakan asuhan keperwatan agar mampu

melaksanakan tindakan kolaboratif adalah sebagai berikut ;

1. Istirahat dan memberikan analgesic untuk menghilangkan nyeri

2. Pemberian cairan intravena dan kalau perlu tranfusi darah

3. Istirahat local dengan bidai dan traksi

Page 7: Lp Osteomelitis

4. Pemberian antibiotic secepatnya sesuai dengan penyebab utama

yaitustaphylococcus aureus  sambil menunggu biakan kuman.Antibiotik

diberikan selama 3-6 minggu dengan melihat keadaan umum dan endap

darah klien.Antibiotik tetap diberikan hingga 2minggu setelah endap darah

normal.

5. Drainase bedah

Apabila setelah 24 jam pengobatan local dan sistemik antibiotic gagal

(tidak ada perbaikan keadaan umum),dapat dipertimbangkan drainase

bedah.Pada draenase bedah, pus periosteal di evakuasi untuk mengurangi

tekanan intra-useus.Disamping itu , pus jg di gunakan untuk biakan

kuman.Draenase dilakukan selama beberapa hari dan menggunakan NaCL

dan antibiotic.

Page 8: Lp Osteomelitis

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Klien yang datang dengan gejala akut (misal: nyeri local, pembengkakan, eritema, demam) atau kambuhan keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan, dan demam sedang. Klien dikaji adanya faktor resiko (misal: lansia, diabetes, terapi kostikoroid jangka panjang) dan cedera, infeksi, atau bedah ortopedi sebelumnya. Klien selalu menghindar dari tekanan di daerah tersebut dan melakukan gerakan perlindungan. Pada osteomielitis akut, klien akan mengalami kelemahan umum akaibat reaksi sistemik infeksi.

Pemerikasaan fisik memperlihatkan adanya daerah imflamasi, pembengkakan nyata, hangat yang disertai nyeri tekan. Cairan purulen dapat terlihat. Klien akan mengalami peningkatan suhu tubuh. Pada osteomielitis kronik, peningkatan suhu tubuh mingkin minimal, yang terjadi pada sore dan malam hari.

Pengumpulan data, baik subjektif maupun objektif pada klien gangguan sistem musculoskeletal karena osteomielitis bergantung pada lokasi dan adanya komplikasi pada tulang. Pengkajian keperawatan osteomielitis meliputi anamnesis riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, dan pengkajian psikososial.1. Data subyektif :

a. Identitas klien

Berisi nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, No.MR, dll.

b. Riwayat Kesehatan

Riwayat ksehatan sekarang, kesehatan dahulu, dan kesehatan keluargac. Kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual

Pengkajian dengan Pendekatan 11 fungsional Gordon1) Persepsi dan Manajemen Kesehatan

Klien biasanya tidak mengerti bahwa penyakit yang ia diderita adalah penyakit yang berbahaya. Perawat perlu mengkaji bagaimana klien memandang penyakit yang dideritanya, apakah klien tau apa penyebab penyakitnya sekarang.

2) Nutrisi – Metabolik

Biasanya pada pasien mengalami penurunan nafsu makan karena demam yang ia diderita.

3) Eliminasi

Page 9: Lp Osteomelitis

Biasanya pasien mengalami gangguan dalam eliminasi karena pasien mengalami penurunan nafsu makan akibat demam.

4) Aktivitas – Latihan

Biasaya pada pasien Osteomietis mengalami penurunan aktivitas karena rasa nyeri yang ia rasakan

5) Istirahat – Tidur

Pasien biasanya diduga akan mengalami susah tidur karena rasa nyeri yang ia rasakan pada tulangnya.

6) Kognitif – Persepsi

Biasanya klien tidak mengalami gangguan dengan kognitif dan persepsinya.

7) Persepsi Diri – Konsep Diri

Biasanya pasien memiliki perilaku menarik diri, mengingkari, depresi, ekspresi takut, perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, kontak mata kurang, gagal menepati janji atau banyak janji.

8) Peran – Hubungan

Biasanya pasien mengalami depresi dikarenakan penyakit yang dialaminya. Serta adanya tekanan yang datang dari lingkungannya. Dan klien juga tidak dapat melakukan perannya dengan baik.

9) Seksual – Reproduksi

Biasanya pasien tidak mengalami gangguan dalam masalah seksual.10) Koping – Toleransi Stress

Biasanya pasien mengalami stress ysng berat karena kondisinya saat itu.11) Nilai Kepercayaan

Pola keyakinan perlu dikaji oleh perawat terhadap klien agar kebutuhan spiritual klien data dipenuhi selama proses perawatan klien di RS. Kaji apakah ada pantangan agama dalam proses pengobatan klien. Klien biasanya mengalami gangguan dalam beribadah karena nyeri yang ia rasakan.

2. Data obyektif :

a. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum untuk mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokal).1) Keadaan umum meliputi:

Page 10: Lp Osteomelitis

a) Tingkat kesadaran (apatis, sopor, koma, gelisah, kompos mentis yang

bergantung pada keadaan klien).

b) Kesakitan atau keadaan penyakit (akut, kronis, ringan, sedang, dan pada

kasus osteomielitis biasanya akut).

c) Tanda-tanda vital tidak normal terutama pada osteomielitis dengan

komplikasi septikimia.

d) B1 (Breathing). Pada inspeksi, didapat bahwa klien osteomielitis tidak

mengalami kelainan pernapasan. Pada palpasi toraks, ditemukan taktil

fremitus seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak didapat suara

napas tambahan.

e) B2 (Blood). Pada inspeksi, tidak tampak iktus jantung. Palpasi

menunjukan nadi meningkat, iktus tidak teraba. Pada auskultasi,

didapatkan S1 dan S2 tunggal, tidak ada mundur.

f) B3 (Brain). Tingkat kesadaran biasanya kompos mentis.

i. Kepala : Tidak ada gangguan (normosefalik, simetris, tidak ada

penonjolan tidak ada sakit kepala).

ii. Leher : Tidak ada gangguan (simetris, tidak ada penonjolan,

reflex menelan ada).

iii. Wajah : Terlihat menahan sakit, tidak ada perubahan fungsi atau

bentuk.

iv. Mata : Tidak ada gangguan, seperti konjungtiva tidak anemis

(pada klien patah tulang tertutup karena tidak terjadi

perdarahan). Klien osteomielitis yang desrtai adanya malnutrisi

lama biasanya mengalami konjungtiva anemis.

v. Telinga : Tes bisik atau Weber masih dalam keadaan normal.

Tidak ada lesi atau nyeri tekan.

vi. Hidung : Tidak ada deformitas, tidak ada pernafasan cuping

hidung.

Page 11: Lp Osteomelitis

vii. Mulut dan faring : Tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi

perdarahan, mukosa mulut tidak pucat.

viii. Status mental : Observasi penampilan dan tingkah laku klien.

Biasanya status mental tidak mengalami perubahan.

ix. Pemeriksaan saraf cranial

g) B4 (Bladder). Pengkajian keadaan urine meliputi warna, jumlah,

karakteristik dan berat jenis. Biasanya klien osteomielitis tidak

mengalami kelainan pada system ini.

h) B5 (Bowel). Inspeksi abdomen; Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.

Palpasi: Turgor baik, hepar tidak teraba. Perkusi: Suara timpani, ada

pantulan gelombang cairan. Auskultasi: Peristaltik usus normal (20

kali/menit). Inguinal-genitalia-anus: Tidak ada hernia, tidak ada

pembesaran limfe,tidak ada kesulitan defekasi.Pola nutrisi dan

metabolisme.:Klien osteomielitis harus mengonsumsi nutrisi melebihi

kebutuhan sehari-hari,seperti kalsium, zat besi, protein, vitamin C, dan

lainnya untuk membantu proses penyembuhan infeksi tulang. Evaluasi

terhadap pola nutrisi klien dapat membantu menentukan penyebab

masalah muskuloskletal dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang

tidak adekuat, terauma kalsium atau protein. Masalah nyeri pada

osteomielitis menebabkan klien kadang mual atau muntah sehingga

pemenuhan nutrisi berkurang. Pola eliminasi: Tidak ada gangguan pola

eliminasi, tetapi tetap perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna, serta

bau feces. Pada pola berkemih, dikaji frekuensi, kepekatan, warna, bau,

dan jumlah urine.

i) B6 (Bone). Adanya oteomielitis kronis dengan proses supurasi di tulang

dan osteomielitis yang menginfeksi sendi akan mengganggu fungsi

motorik klien. Kerusakan integritas jaringan pada kulit karena adanya

luka disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening berbau khas.

b. Pemeriksaan penunjang

Page 12: Lp Osteomelitis

CT scan, Darah lengkap, Rotnget, dan pemeriksaan lab lainnya.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Beberapa diagnose keperawatan yang mungkin muncul dalam kasus osteomielitis antara lain sebagai berikut.1. Nyeri akut berhubugan dengan agens cedera

2. Gangguan mobilitas fisik

3. Hipertermi

4. Kerusakan integritas kulit

5. Risiko infeksi

C. PERENCANAAN

Diagnosa NOC NICNyeri akut Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama .......x24 jam, diharapakan nyeri berkurang dengan kriteria:Pain level

Frekuensi

terjadinya nyeri

Ekspresi wajah

akibat nyeri

Pain control Mengetahui faktor

penyebab nyeri

Mengenali reaksi

serangan nyeri

Melaporkan nyeri

terkontrol

Pain Management Kaji tingkat nyeri,

meliputi :

lokasi,karakteristik,d

an onset, durasi,

frekuensi, kualitas,

intensitas/beratnya

nyeri, faktor-faktor

presipitasi

Kontrol faktor-

faktor lingkungan

yang dapat

mempengaruhi

respon pasien

terhadap

ketidaknyamanan

Berikan informasi

Page 13: Lp Osteomelitis

tentang nyeri

Ajarkan teknik

relaksasi

Tingkatkan tidur /

istirahat yang cukup

Turunkan dan

hilangkan faktor

yang dapat

meningkatkan nyeri

Lakukan teknik

variasi untuk

mengurangi nyeri

Analgetik Administration Tentukan lokasi,

karakteristik,

kualitas, dan derajat

nyeri sebelum

pemberian obat

Monitor vital sign

sebelum dan

sesudah pemberian

analgetik

Berikan analgetik

yang tepat sesuai

dengan resep

Catat reaksi

analgetik dan efek

buruk yang

ditimbulkan

Page 14: Lp Osteomelitis

Cek instruksi dokter

tentang jenis

obat,dosis,dan

frekuensi

Hambatan mobilitas fisik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......x24 jam, diharapakan mobilitas fisik kembali normal dengan kriteria:Mobility

Keseimbangan

tubuh baik

Koordinasi gerak

baik

Gerakan otot

normal

Gerakan sendi baik

Berjalan dengan

normal

Traction/immobilization care

Perbaiki posisi

tubuh di tempat

tidur untuk

meningkatkan traksi

Tahan beban traksi

ketika

memindahkan klien

Monitor

kemampuan

perawatan diri

selama traksi

Monitor komplikasi

imobilisasi

Monitor alat fiksasi

eksternal

Bed rest care Tempatkan

matras/bed

terapeutik yang

sesuai

Hindari penggunaan

linen bertekstur

kasar

Monitor kondisi

Page 15: Lp Osteomelitis

kulit klien

Ajarkan latihan di

tempat tidur

Monitor komplikasi

diberlakukannya

bed rest

Positioning Perbaiki posisi dan

integritas traksi

Instruksikan kepada

klien mengenai

posisi tubuh yang

baik dan pergerakan

tubuh yang baik

ketika melakukan

suatu aktivitas

Tinggikan kepala

dari tempat tidur,

bila diperlukan

Dekatkan letak

barang yang sering

digunakan/diambil

oleh klien sehingga

mudah diambil

Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......x24 jam, diharapakan risiko infeksi berkurang dengan kriteria:Immune status

Temperatur tubuh

Infection control Monitor tanda dan

gejala infeksi

sistemik dan lokal

Monitor kerentanan

Page 16: Lp Osteomelitis

dalam batas

normal 36,50C-

37,20C

Integritas kulit baik

Jumlah leukosit

normal

Risk control Identifikasi faktor

risiko infeksi

Monitor perubahan

dalam status

kesehatan secara

umum

terhadap infeksi

Monitor WBC

Inspeksi kondisi luka

Instruksikan klien

untuk minum

antibiotis sesuai

resep

Gangguan integritas kulit

Tissue integrity: Skin and Mucous Membranes

Temperatur kulit

normal

Elastisitas kulit baik

Integritas kulit baik

Tidak ada lesi pada

kulit

Hemodialysis access Tidak ada

hematoma pada

lokasi trauma

Tidak ada

perdarahan pada

lokasi trauma

Insision site care Membersihkan,

memantau dan

meningkatkan

proses

penyembuhan pada

luka yang ditutup

dengan jahitan, klip

atau strapless

Monitor

kesembuhan area

insisi

Monitor tanda dan

gejala infeksi pada

area insisi

Bersihkan area

sekitar jahitan atau

Page 17: Lp Osteomelitis

strapless

menggunakan lidi

kapas steril

Gunakan preparat

antiseptic sesuai

program

Ganti balutan pada

interval waktu yang

sesuai atau biarkan

luka tetap terbuka

sesuai program

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8

Volume 3, EGC : Jakarta.

Page 18: Lp Osteomelitis

Mansjoer, Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculaapius FKUI :

Jakarta.

Smeltzer , Suzanne C, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. EGC : Jakarta.