lp fracture r.13 zulva
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
1/29
LAPORAN PENDAHULUAN
DEPARTEMEN SURGICAL RUANG 13
FRACTURE
Untuk Memenuhi Tuga P!"#ei De$a!temen Su!gi%a&
Diuun O&eh'
(UL)ANA
NIM 1*++,+3+++1113-
PROGRAM STUDI ILMU .EPERA/ATAN
FA.ULTAS .EDO.TERAN
UNI)ERSITAS 0RA/IA2A
MALANG
+14
LAPORAN PENDAHULUAN
FRACTURE
I5 DEFINISI
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
2/29
Fraktur menurut smeltzer (2002) adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stres yang lebih besar dari yang
dapat diabsorpsinya. Menurut sjamsuhidayat (2005), faktur atau patah tulang adalah
terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang ra!an yang umumnya disebabkan
oleh rudapaksa. "ementara doenges (2000) memberikan batasan, faktur adalah pemisahan
atau patah tulang. Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik (pri#e,$%%5). "edangkan fraktur menurut ree&es (200$), adalah setiap retak atau
patah pada tulang yang utuh.
'erdasarkan batasan di atas dapat disimpulkan bah!a, fraktur adalah terputusnya
kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh
traumarudapaksa atau tenaga fisik yang ditentukan jenis dan luasnya trauma
II5 .LASIFI.ASIMenurut smeltzer (2002), jenis jenis fraktur
a. Fraktur kompletadalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami
pergeseran (bergeser dari posisi normal).
b. Fraktur tidak kompletadalah patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang.
c. Fraktur tertutup(fraktur simpel) tidak menyebabkan robeknya kulit.*ada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak
sekitar trauma, yaitu$) +ingkat 0 fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa #edera jaringan lunak
sekitarnya.2) +ingkat $ fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan
subkutan.) +ingkat 2 fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam
dan pembengkakan.-) +ingkat edera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan
an#aman sindroma kompartement.
d. Fraktur terbuka(fraktur komplikatakompleks) merupakan fraktur dengan luka pada kulit
atau membrana mukosa sampai ke patahan tulang. Fraktur terbuka digradasi menjadi
$. grade / dengan luka bersih kurang dari $ #m panjangnya
2. grade // luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif
. grade /// yang sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensif,
merupakan yang paling berat.erajat patah tulang terbuka
$) erajat / 1aserasi 2 #m, fraktur sederhana, dislokasi fragmen minimal.
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
3/29
2) erajat // 1aserasi 3 2 #m, kontusio otot dan sekitarnya, dislokasi fragmen jelas.
) erajat /// 1uka lebar, rusak hebat, atau hilang jaringan sekitar.
Menurut smeltzer (2002),
terdapat berbagai jenis khusus
fraktur berdasarkan
pergeseran antomis fragmen tulang (fraktur bergesertidak bergeser)
a. Greenstickadalah fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedangkan sisi lainnya
membengkok
b. Kominutif adalah fraktur dengan tulang pe#ah menjadi beberapa fragmen
#. Impaksiadalah fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.
d. Transversal
adalah fraktur
sepanjang garis
tengah tulang
e. Oblikadalah fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang (lebih tidak stabil
dibanding trans&ersal)
f. Spiraladalah fraktur memuntir seputar batang tulang
g.
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
4/29
g. Depresi adalah fraktur dengan fragmen patahan terdorong kedalam (sering terjadi pada
tulang tengkorak dan tulang !ajah)
h. Kompresi adalah fraktur dimana tulang
mengalami kompresi (terjadi
pada tulang belakang)
i. Patologik adalah fraktur yang terjadi
pada daerah tulang berpenyakit
(kista tulang, penyakit paget,
metastasis tulang, tumor)
. !vulsi
adalah
tertariknya
fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada
perlekatannya.
k. Impaksi adalah fraktur dimana fragmen
tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
5/29
l. "pifiseal adalah fraktur melalui epifisis
III5 ETIOLOGI
Fraktur disebabkan oleh pukulan langsung,
gaya meremuk, gerakan puntir mendadak, dan
bahkan kontraksi otot ekstrem (smeltzer, 2002). 4mumnya fraktur disebabkan oleh trauma di
mana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang. Fraktur #enderung terjadi pada laki
laki, biasanya fraktur terjadi pada umur di ba!ah -5 tahun dan sering berhubungan dengan
olahraga, pekerjaan, atau luka yang disebabkan oleh ke#elakaan kendaraan bermotor,
sedangkan pada orang tua, perempuan lebih sering mengalami fraktur daripada lakilaki
yang berhubungan dengan meningkatnya insiden osteoporosis yang terkait dengan
perubahan hormon pada menopause (ree&es, 200$).
Menurut 6s!ari 7, ($%%) 8 *enyebab Fraktur adalah
$. Kekerasan langsung8 9ekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik
terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah
melintang atau miring.
2. Kekerasan tidak langsung 9ekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang
ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. :ang patah biasanya adalah bagian
yang paling lemah dalam jalur hantaran &ektor kekerasan.
. Kekerasan akibat tarikan otot:*atah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.
9ekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari
ketiganya, dan penarikan.
Fakt"!6#akt"! 7ang mem$enga!uhi #!aktu!
1) Fakt"! Ekt!inik
;danya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap
besar, !aktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur.
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
6/29
2) Fakt"! Int!inik
'eberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk
timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan
kepadatan atau kekerasan tulang.
I)5 PATOFISIOLOGI
Fraktur terjadi bila ada interupsi dari kontinuitas tulang. 'iasanya, fraktur di sertai
#idera jaringan di sekitar yaitu ligament, otot, tendon, pembuluh darah dan
persarafan.Fraktur bisa juga di sebabkan karena trauma ataupun karena suatu penyakit,
missal osteoporosis. +rauma yang terjadi pada tulang dapat menyebabkan fraktur dan akan
mengakibatkan seseorang memiliki keterbatasan gerak, ketidakseimbangan dan nyeri
pergerakan jaringan lunak yang terdapat di sekitar fraktur, missal pembuluh darah, saraf, dan
otot serta organ lainnya yang berdekatan dapat di rusak. *ada !aktu trauma ataupun karenamen#uatnya tulang yang patah, apabila kulit sampai robek akan mengakibatkan luka terbuka
dan akan mengakibatkan seseorang beresiko terkena infeksi.
+ulang memiliki banyak pembuluh darah ked lam jaringan lunak atau luka yang
terbuka. 1uka dan keluarnya darah dapat memper#epat pertumbuhan bakteri.
*ada osteoporosis se#ara tidak langsung mengalami penurunan kadar kalsium dalam
tulang. engan berkurangnya kadar kalsium dalam tulang lama kelamaan tulang menjadi
rapuh sehingga hanya trauma minimal saja atau tanpa trauma sedikitpun akan
mengakibatkan terputusnya kontinuitas tulang yang di sebut fraktur.+ulang bisa beregenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. Fraktur merangsang
tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan membentuk tulang baru
diantara ujung patahan tulang. +ulang baru dibentuk oleh akti&itas selsel tulang. ;da lima
stadium penyembuhan tulang, yaitu
a. "tadium "atu*embentukan
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
7/29
#. "tadium +iga*embentukan 9allus
"el sel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan osteogenik,
bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan juga
kartilago. *opulasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan osteoblast dan osteoklast mulai
berfungsi dengan mengabsorbsi selsel tulang yang mati. Massa sel yang tebal dengan
tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kallus atau bebat pada permukaan
endosteal dan periosteal. "ementara tulang yang imatur (anyaman tulang ) menjadi
lebih padat sehingga gerakan pada tempat fraktur berkurang pada - minggu setelah
fraktur menyatu.
d. "tadium 7mpat9onsolidasi
'ila akti&itas osteo#last dan osteoblast berlanjut, anyaman tulang berubah menjadi
lamellar. "istem ini sekarang #ukup kaku dan memungkinkan osteo#last menerobos
melalui reruntuhan pada garis fraktur, dan tepat dibelakangnya osteo#last mengisi #elah
#elah yang tersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru. /ni adalah proses yang
lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk memba!a beban
yang normal.
e. "tadium 1ima>emodelling
Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. "elama beberapa
bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan
pembentukan tulang yang terusmenerus. 1amellae yang lebih tebal diletakkan pada
tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding yang tidak dikehendaki dibuang, ronggasumsum dibentuk, dan akhirnya dibentuk struktur yang mirip dengan normalnya
)5 MANIFESTASI .LINIS
?ejala umum fraktur menurut "meltzer (2002) adalah
$. N7e!i te!u mene!u 8an 9e!tam9ah 9e!atn7a am$ai #!agmen tu&ang
8iim"9i&iai. "pasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang
diren#anakaan untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tualng.
2. "etelah terjadi fraktur, bagianbagian yang tak dapat digunakan dan #enderung bergerak
se#ara tidak alamiah :ge!akan &ua! 9iaa; bukannya tetap rigid seperti normalnya.
*ergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai menyebabkan 8e#"!mita (terlihat
maupun teraba). 7ktremitas yang bisa diketahui dengan membandingkan ektremitas normal.
7ktremitas tak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada
intregitas tulang tempat melekatnya otot.
. *ada fraktur tulang panjang dapat terjadi $emen8ekantulang yang sebenarnya karena
kontraksi otot yang melekat di atas dan ba!ah tempat fraktur. Fragmen sering saling
melingkupi satu sama lain sampai 2,5 5 #m ( $2 in#hi).
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
8/29
-. "aat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan
k!e$ituyang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya.
5. Pem9engkakan dan$e!u9ahan +
menurun, #yanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas
yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit,
tindakan reduksi, dan pembedahan.
2) 9ompartement "yndrom
9ompartement "yndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi karena
terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. /ni
disebabkan oleh oedema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh
darah. "elain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan bebatan yang terlalu kuat.
) Fat 7mbolism "yndrom
Fat 7mbolism "yndrom (F7") adalah komplikasi serius yang sering terjadi pada
kasus fraktur tulang panjang. F7" terjadi karena selsel lemak yang dihasilkan bonemarro! kuning masuk ke aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigen dalam darah
rendah yang ditandai dengan gangguan pernafasan, ta#hykardi, hypertensi,
ta#hypnea, demam.
-) /nfeksi
"ystem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. *ada trauma
orthopedi# infeksi dimulai pada kulit (superfi#ial) dan masuk ke dalam. /ni biasanya
terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam
pembedahan seperti pin dan plat.
5) ;&askuler @ekrosis
;&askuler @ekrosis (;A@) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau
terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan dia!ali dengan adanya
AolkmanBs /s#hemia.
C) "ho#k
"ho#k terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas
kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. /ni biasanya terjadi pada
fraktur.
b. 9omplikasi alam Daktu 1ama
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
9/29
$) elayed 4nion
elayed 4nion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan
!aktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. /ni disebabkan karena penurunan
suplai darah ke tulang.
2) @onunion
@onunion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi dan memproduksi
sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah C% bulan. @onunion ditandai
dengan adanya pergerakan yang berlebih pada sisi fraktur yang membentuk sendi
palsu atau pseudoarthrosis. /ni juga disebabkan karena aliran darah yang kurang.
) Malunion
Malunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan meningkatnya
tingkat kekuatan dan perubahan bentuk (deformitas). Malunion dilakukan dengan
pembedahan dan reimobilisasi yang baik.
)II5 PEMERI.SAAN PENUNANG
a) Peme!ikaan Ra8i"&"gi
"ebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah Epen#itraan menggunakan
sinar rontgen (Gray). 4ntuk mendapatkan gambaran dimensi keadaan dan
kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu ;* atau *; dan lateral.
alam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan (khusus) ada indikasi untuk
memperlihatkan pathologi yang di#ari karena adanya superposisi. *erlu disadaribah!a permintaan Gray harus atas dasar indikasi kegunaan pemeriksaan penunjang
dan hasilnya diba#a sesuai dengan permintaan.
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
10/29
trans&ersal dari tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.
b) Peme!ikaan La9"!at"!ium
($) 9alsium "erum dan Fosfor "erum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.
(2) ;lkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan
osteoblastik dalam membentuk tulang.
() 7nzim otot seperti 9reatinin 9inase, 1aktat ehidrogenase (1
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
11/29
"yok bisa terjadi bila orang kehilangan darahnya I 0 J dari &olume darahnya.
*ada fraktur femur tertutup orang dapat kehilangan darah $000$500 ##. 7mpat
tanda syok yang dapat terjadi setelah trauma adalah sebagai berikut a) enyut nadi lebih dari $00 Gmenit.b) +ekanan sistolik kurang dari $00 mm
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
12/29
digantung pada sling. *eredaran di distal #edera harus dikaji untuk menntukan ke#ukupan
perfusi jaringan perifer.*ada fraktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut bersih (steril) untuk men#egah
kontaminasi jaringan yang lebih dalam. Hangan sekalikali melakukan reduksi fraktur, bahkan
bila ada fragmen tulang yang keluar melalui luka. *asanglah bidai sesuai yang diterangkan
diatas.*ada bagian ga!at darurat, pasien die&aluasi dengan lengkap. *akaian dilepaskan
dengan lembut, pertama pada bagian tubuh sehat dan kemudian dari sisi #edera. *akaian
pasien mungkin harus dipotong pada sisi #edera. 7ktremitas sebisa mungkin jangan sampai
digerakkan untuk men#egah kerusakan lebih lanjut.
2. *enatalaksanaan bedah ortopedi'anyak pasien yang mengalami disfungsi muskuloskeletal harus menjalani
pembedahan untuk mengoreksi masalahnya. Masalah yang dapat dikoreksi meliputi
stabilisasi fraktur, deformitas, penyakit sendi, jaringan infeksi atau nekrosis, gangguan
peredaran darah (mis8 sindrom komparteman), adanya tumor. *rpsedur pembedahan yang
sering dilakukan meliputi >eduksi +erbuka dengan Fiksasi /nterna atau disingkat 6>/F (6pen
>edu#tion and FiGation). 'erikut diba!ah ini jenisjenis pembedahan ortoped dan indikasinya
yang lazim dilakukan K >eduksi terbuka melakukan reduksi dan membuat kesejajaran tulang yang patah setelah
terlebih dahulu dilakukan diseksi dan pemajanan tulang yang patahK Fiksasi interna stabilisasi tulang patah yang telah direduksi dengan skrup, plat, paku dan
pin logam
K ?raft tulang penggantian jaringan tulang (graft autolog maupun heterolog) untuk
memperbaiki penyembuhan, untuk menstabilisasi atau mengganti tulang yang berpenyakit.K ;mputasi penghilangan bagian tubuhK ;rtroplasti memperbaiki masalah sendi dengan artroskop (suatu alat yang memungkinkan
ahli bedah mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan yang besar) atau melalui pembedahan
sendi terbukaK Menisektomi eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusakK *enggantian sendi penggantian permukaan sendi dengan bahan logam atau sintetisK *enggantian sendi total penggantian kedua permukaan artikuler dalam sendi dengan
logam atau sintetisK +ransfer tendo pemindahan insersi tendo untuk memperbaiki fungsiK Fasiotomi pemotongan fasia otot untuk menghilangkan konstriksi otot atau mengurangi
kontraktur fasia. (>amadhan 200=)
. +erapi Medis*engobatan dan +erapi Medisa. *emberian anti obat antiinflamasi seperti ibuprofen atau prednisoneb. 6batobatan narkose mungkin diperlukan setelah fase akut#. 6batobat relaksan untuk mengatasi spasme ototd. 'edrest, Fisioterapi(>amadhan 200=)
-. *rinsip - > pada Fraktur
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
13/29
Menurut *ri#e ($%%5) konsep dasar yang harus dipertimbangkan pada !aktu
menangani fraktur yaitu rekognisi, reduksi, retensi, dan rehabilitasi.$. >ekognisi (*engenalan )>i!ayat ke#elakaan, derajat keparahan, harus jelas untuk menentukan diagnosa dan
tindakan selanjutnya. ontoh, pada tempat fraktur tungkai akan terasa nyeri sekali dan
bengkak. 9elainan bentuk yang nyata dapat menentukan diskontinuitas integritas rangka.fraktur tungkai akan terasa nyeri sekali dan bengkak.
2. >eduksi (manipulasi reposisi)>eduksi adalah usaha dan tindakan untuk memanipulasi fragmen fragmen tulang yang
patah sedapat mungkin kembali lagi seperti letak asalnya. 4paya untuk memanipulasi
fragmen tulang sehingga kembali seperti semula se#ara optimal. >eduksi fraktur dapat
dilakukan dengan reduksi tertutup, traksi, atau reduksi terbuka. >eduksi fraktur dilakukan
sesegera mungkin untuk men#egah jaringan lunak kehilangan elastisitasnya akibat infiltrasi
karena edema dan perdarahan. *ada kebanyakan kasus, reduksi fraktur menjadi semakin
sulit bila #edera sudah mulai mengalami penyembuhan (Mansjoer, 2002).. >etensi (/mmobilisasi)4paya yang dilakukan untuk menahan fragmen tulang sehingga kembali seperti
semula se#ara optimal. "etelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus diimobilisasi, atau di
pertahankan dalam posisi kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. /mobilisasi
dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna. Metode fiksasi eksterna meliputi
pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin, dan teknik gips, atau fiksator eksterna. /mplan
logam dapat di gunakan untuk fiksasi intrerna yang brperan sebagai bidai interna untuk
mengimobilisasi fraktur. Fiksasi eksterna adalah alat yang diletakkan diluar kulit untukmenstabilisasikan fragmen tulang dengan memasukkan dua atau tiga pin metal perkutaneus
menembus tulang pada bagian proksimal dan distal dari tempat fraktur dan pin tersebut
dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan eksternal bars. +eknik ini terutama atau
kebanyakan digunakan untuk fraktur pada tulang tibia, tetapi juga dapat dilakukan pada
tulang femur, humerus dan pel&is (Mansjoer, 2000).-. >ehabilitasiMengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin untuk menghindari atropi
atau kontraktur. 'ila keadaan mmeungkinkan, harus segera dimulai melakukan latihan
latihan untuk mempertahankan kekuatan anggota tubuh dan mobilisasi (Mansjoer, 2000).
I=5 ASUHAN .EPERA/ATAN
i dalam memberikan asuhan kepera!atan digunakan system atau metode proses
kepera!atan yang dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 5 tahap, yaitu pengkajian,
diagnosa kepera!atan, peren#anaan, pelaksanaan, dan e&aluasi.
15 Pengka>ian
*engkajian merupakan tahap a!al dan landasan dalam proses kepera!atan,
untuk itu diperlukan ke#ermatan dan ketelitian tentang masalahmasalah kliensehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan kepera!atan. 9eberhasilan
proses kepera!atan sangat bergantuang pada tahap ini. +ahap ini terbagi atas
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
14/29
5 Pengum$u&an Data
1) Anamnea
a) I8entita .&ien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang
dipakai, status perka!inan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongandarah, no. register, tanggal M>", diagnosa medis.
b) .e&uhan Utama
*ada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri.
@yeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan.
4ntuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien
digunakan
(1) *ro&oking /n#ident apakah ada peristi!a yang menjadi yang
menjadi faktor presipitasi nyeri.
(2) Luality of *ain seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan klien. ;pakah seperti terbakar, berdenyut, atau
menusuk.
(3) >egion radiation, relief apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
(4) "e&erity ("#ale) of *ain seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan
klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan
seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.
(5) +ime berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah
buruk pada malam hari atau siang hari.
c) Ri
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
15/29
yang menyebabkan fraktur patologis yang sering sulit untuk
menyambung. "elain itu, penyakit diabetes dengan luka di kaki sangat
beresiko terjadinya osteomyelitis akut maupun kronik dan juga diabetes
menghambat proses penyembuhan tulang
e) Ri
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
16/29
(3) P"&a E&iminai
4ntuk kasus fraktur humerus tidak ada gangguan pada pola
eliminasi, tapi !alaupun begitu perlu juga dikaji frekuensi,
konsistensi, !arna serta bau fe#es pada pola eliminasi al&i.
"edangkan pada pola eliminasi uri dikaji frekuensi, kepekatannya,
!arna, bau, dan jumlah. *ada kedua pola ini juga dikaji ada
kesulitan atau tidak.
(4) P"&a Ti8u! 8an Iti!ahat
"emua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak,
sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien.
"elain itu juga, pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur,
suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta
penggunaan obat tidur (oengos. Marilynn 7, 2002).(5) P"&a Akti?ita
9arena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk
kegiatan klien menjadi berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak
dibantu oleh orang lain.
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
17/29
keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang dialami klien. "elain itu
juga, perlu dikaji status perka!inannya termasuk jumlah anak, lama
perka!inannya (/gnata&i#ius, onna , $%%5).
1+; P"&a Penanggu&angan St!e
*ada klien fraktur timbul rasa #emas tentang keadaan dirinya,
yaitu ketidakutan timbul ke#a#atan pada diri dan fungsi tubuhnya.
Mekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak efektif.
11; P"&a Tata Ni&ai 8an .e7akinan
4ntuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan kebutuhan
beribadah dengan baik terutama frekuensi dan konsentrasi.
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
18/29
:8; Muka
Dajah terlihat menahan sakit, lainlain tidak ada perubahan
fungsi maupun bentuk. +ak ada lesi, simetris, tak oedema.
:e; Mata
+idak ada gangguan seperti konjungti&a tidak anemis (karena
tidak terjadi perdarahan)
:#; Te&inga
+es bisik atau !eber masih dalam keadaan normal. +idak ada
lesi atau nyeri tekan.
:g; Hi8ung
+idak ada deformitas, tak ada pernafasan #uping hidung.
:h; Mu&ut 8an Fa!ing
+ak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan,
mukosa mulut tidak pu#at.
:i; Th"!ak
+ak ada pergerakan otot inter#ostae, gerakan dada simetris.
:>; Pa!u
($) /nspeksi
*ernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung
pada ri!ayat penyakit klien yang berhubungan dengan paru.
(2) *alpasi*ergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama.
() *erkusi
"uara ketok sonor, tak ada erdup atau suara tambahan
lainnya.
(-) ;uskultasi
"uara nafas normal, tak ada !heezing, atau suara tambahan
lainnya seperti stridor dan ron#hi.
:k; antung
($) /nspeksi
+idak tampak iktus jantung.
(2) *alpasi
@adi meningkat, iktus tidak teraba.
() ;uskultasi
"uara "$ dan "2 tunggal, tak ada murmur.
:&; A98"men
($) /nspeksi
'entuk datar, simetris, tidak ada hernia.
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
19/29
(2) *alpasi
+ugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak teraba.
() *erkusi
"uara thympani, ada pantulan gelombang #airan.
(-) ;uskultasi
*eristaltik usus normal 20 kalimenit.
:m;Inguina&6Geneta&ia6Anu
+ak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan
';'.
b) .ea8aan L"ka&
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
20/29
6tot tonus pada !aktu relaksasi atau konttraksi, benjolan yang
terdapat di permukaan atau melekat pada tulang. "elain itu juga
diperiksa status neuro&askuler. ;pabila ada benjolan, maka sifat
benjolan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya,
pergerakan terhadap dasar atau permukaannya, nyeri atau tidak,
dan ukurannya.
:3; M"?e :$e!ge!akan te!utama &ingku$ ge!ak;
"etelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian diteruskan
dengan menggerakan ekstrimitas dan di#atat apakah terdapat
keluhan nyeri pada pergerakan. *en#atatan lingkup gerak ini perlu,
agar dapat menge&aluasi keadaan sebelum dan sesudahnya.
?erakan sendi di#atat dengan ukuran derajat, dari tiap arah
pergerakan mulai dari titik 0 (posisi netral) atau dalam ukuran metrik.
*emeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak
(mobilitas) atau tidak. *ergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif
dan pasif. (>eksoprodjo, "oelarto, $%%5)
35 Diagn"a .e$e!aisiko infeksi bd ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit, taruma
jaringan lunak, prosedur in&asiftraksi tulang)
f. 9urang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan bd
kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif,
kurang akuratlengkapnya informasi yang ada
(oengoes, 2000)
*5 Inte!?eni .e$e!aa!ingan &unak@ $emaangan t!aki@ t!eanieta5
+ujuan "etelah dilakukan tindakan keper!atan selama G2- jam, klien
mengatakan nyeri berkurang atau hilang
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
21/29
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
22/29
95 Gangguan $e!tuka!an ga 98 $e!u9ahan a&i!an 8a!ah@ em9"&i@
$e!u9ahan mem9!an a&?e"&a!ka$i&e! :inte!tiia&@ e8ema $a!u@ k"ngeti;
+ujuan "etelah dilakukan tindakan kepera!atan selama G2- jam klien akan
menunjukkan kebutuhan oksigenasi terpenuhi
9riteria
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
23/29
9riteria
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
24/29
%. 7&aluasi kemampuan mobilisasi klien
dan program imobilisasi.
85 Gangguan integ!ita ku&it 98 #!aktu! te!9uka@ $emaangan t!aki :$en@ kaa!ingan &unak@ $!"e8u! in?ai#t!aki tu&ang
+ujuan "etelah dilakukan tindakan kepera!atan selama 5G2- jam klien men#apai
penyembuhan luka sesuai !aktu
9riteria hasil bebas drainase purulen atau eritema dan demam
INTER)ENSI .EPERA/ATAN RASIONAL
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
25/29
$. 1akukan pera!atan pen steril dan
pera!atan luka sesuai protokol
2. ;jarkan klien untuk mempertahankan
sterilitas insersi pen.
. 9olaborasi pemberian antibiotika dan
toksoid tetanus sesuai indikasi.
-. ;nalisa hasil pemeriksaan
laboratorium (
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
26/29
. ;jarkan tandagejala klinis yang
memerluka e&aluasi medik (nyeri
berat, demam, perubahan sensasi
kulit distal #edera)
-. *ersiapkan klien untuk mengikuti
terapi pembedahan bila diperlukan.
%eningkatkan ke,aspadaan klien untuk
mengenali tanda'geala dini $ang
memerulukan intervensi lebih lanut.
0pa$a pembedahan mungkin diperlukan
untuk mengatasi maslaha sesuai kondisi
klien.
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
27/29
DAFTAR PUSTA.A'runner N "uddarth. 2002. 'uku ;jar 9epera!atan medikal 'edah. 7disi = Aol . Hakarta
7?or!in, 7lizabeth H. 200%. 'uku "aku *atofisiologi 7d, . Hakarta 7?7ditor, ;ru D "udoyo dkk. 20$0. 'uku ;jar /lmu *enyakit alam Hilid / edisi A. Hakarta
/nterna *ublishingongoes, Marilynn 7. $%%%. >en#ana ;suhan 9epera!atan 7disi . Hakarta 7?7ditor, >. "jamsuhidajat. 200-. 'uku ;jar /lmu 'edah, 7d.2. Hakarta 7?Mansjoer, ;rif. 2000. 9apita "elekta 9edokteran. Hakarta Media ;es#ulapius*erry, *otter. 2005. 'uku ;jar Fundamental 9epera!atan. 9onsep, *roses dan *raktik 7disi
- Aol.$. Hakarta 7?*ri#e, "il&ia ;nderson dan 1orraine M Dilson. $%%5. *atofisiologi. 9onsep 9linis *roses
*roses penyakit 7disi Aol. 2. Hakarta 7?*ri#e ; ", Dilson. 200C. *atofisiologi. 9onsep 9linis *roses*roses penyakit 7disi Aol. 2.
Hakarta 7?>asjad, hairudin. $%%=. /lmu 'edah 6rthopedi. 4jung *andang 'intang 1amupate."meltzer "uzanne, . 2002. 'uku ;jar Medikal 'edah, 'runner N "uddart. Hakarta 7?+ambayong, Han. 2000 . *atofisiologi. Hakarta 7?Dilkinson M H. 200. 'uku "aku iagnosis 9epera!atan dengan /nter&ensi @/ dan 9triteria
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
28/29
-
7/25/2019 Lp Fracture r.13 Zulva
29/29