lp cystoma ovarii zhukma
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
”CYSTOMA OVARII”
A. DEFINISI
Kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantong (folket, pouch)
yang tumbuh abnormal di bagian tubuh tertentu yang berisi udara, cairan,
nanah atau bahan-bahan lain (Ramli A, 2004).
Ovarium adalah salah satu alat genetalia interna wanita, terdiri dari dua
ovarium yang berfungsi untuk pembentukan ovum (Sarwono, 2000).
Kista ovarium adalah kantong tertutup yang normal / abnormal,
berlapis jaringan epitel dan mengandung cairan epitel / bahan setengah padat
yang terdapat pada ovarium.
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat
tumbuh dimana-mana dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di
dalam atau permukaan ovarium (indung telur) disebut juga kista ovarium atau
kanker ovarium
Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya.
Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi
selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium
(http://fordearest.wetpaint.com/page/kista+ovarium).
B. KLASIFIKASI KISTOMA OVARII
Kista ovarium dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Kista ovarii neoplastik, terdiri atas :
Kistoma ovarii simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya
bertangkai yang dapat terjadi putaran tangkai seringkali bilateral dan
dapat menjadi besar. Dinding kista tipis tampak lapisan epitel kulit dan
cairan di dalam kista jernih, serosa, dan berwarna kuning.
Kistadenoma ovarii musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut mayor,
mungkin berasal dari suatu Teratoma dimana dalam pertumbuhannya
satu elemen mengalahkan elemen-elemen lain, ada yang mengatakan
bahwa tumor berasal dari epitel germi natirum.
Tumor lazimnya berbentuk multiokuler, permukaan berbegala
(lobulared). Terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin,
melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari
pencampurannya dengan darah. Pada mikroskopik tampak dinding
kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel.
Terdapat diantaranya sel-sel yang membundar karena terisi lendir
(goblet cells).
Kistadenoma ovarii serasum
Kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal
epitelium). Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat pula
berbegala karena kisti serusumpun dapat berbentuk multiokuler,
meskipun lazimnya berongga satu, warna kista putih keabu-abuan, ciri
khasnya potensi pertumbuhan primer ke dalam rongga kista sebesar 50
% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5 %.
Kisti dermoid
Adalah satu teratoma kistik jinak dimana struktur ektodermal
dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi dan
produk glundulo sebasea berwarna putih kuning. Tidak ada ciri-ciri
yang khas kista dermoid. Dinding kista putih keabu-abuan dan agak
tipis.
Kista coklat
Kista coklat kerap disebut kista endometriosit karena kista ini
timbul karena adanya endometriosis (letak lapisan endometrium yang
berada di luar rongga rahim). Isi kista coklat seperti bubur coklat,
ukuran bisa bervariasi dari kecil sampai besar. Kista coklat yang
disebabkan endometriasis ini tidak ganas, tapi bisa menimbulkan nyeri
haid, mengganggu kesuburan karena secara mekanik dapat
menyebabkan perlengketan. Adanya perlengketan menyebabkan
proses ovum pick up (lepasnya sel telur yang telah matang) sehingga
sulit ditangkap fimbrae, akibatnya pembuahan sulit terjadi.
2. Kistoma ovarii non neoplastik yaitu :
Kista folikel
Berasal dari folikel yang menjadi besar semasa proses atresis
folikeli. Tiap bulan sejumlah besar folikel menjadi mati, disertai
dengan kematian ovum disusul dengan degenerasi dari epitel folikel.
Kista ini sering terjadi pada pubertas, klimakterium dan sesudah
salpingektomi.
Kista lutein
Kista ini jarang terjadi di luar kehamilan, umumnya di corpus
luteum hematoma. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi
pada masa vascularisasi sehingga terjadi corpus hematoma.
Stein-leventhal ovarii
Umumnya kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik,
permukaan rata berwarna keabu-abuan dan berdinding tebal. Kelainan
ini merupakan penyakit herediter yang autosomal dominant.
Germinal inclusion cyst
Terjadi karena invaginasi dari epitel germinal dari ovarium,
biasanya terjadi pada wanita tua.
Kista endometrial
Yaitu kista dengan permukaan dengan dinding dalam menyerupai
epitel endometrium.
C. ETIOLOGI
Penyebab dari kista ini belum jelas, ada dua teori yang menjelaskan
terjadinya kista ovarii :
1. Oleh karena pertumbuhan yang tidak sempurna pada akhir stadium
blastomer
2. Berasal dari perkembangan sel telur yang tidak dibuahi dalam
ovarium
Ada juga yang mengatakan karena :
1. Pertumbuhan abnormal dari jaringan yang terdapat di ovarium,
misalnya pertumbuhan abnormal dari folikel ovarium, korpus
luteum sel telur / karena endometriosis
2. Jaringan di sekitar sel telur oleh sebab tertentu tumbuh abnormal
dan membungkus sel tesebut sehingga membentuk kista
Faktor Penyebab
- Makanan tinggi lemak dan kurang sehat
- Zat-zat tambahan sintetik pada makanan
- Kurang olahraga
- Merokok
- Polusi
- Virus
- Sering stress
Faktor Resiko
- Menyerang wanita usia muda hingga tua (tak
pandang usia)
- Pada wanita yang kesulitan memiliki anak
- Pada wanita yang mendapat pemicu ovulasi (terapi
hormon)
- Faktor keturunan
D. TANDA DAN GEJALA
Gejala dari kista ovarii neoplastik
Secara umum gejala dari kista ovarii ini adalah konstipasi, sering
BAK, terasa nyeri saat defekasi dan dispaneuni, nyeri akut saat menstruasi,
perut membesar dan pakaian tidak muat / hamil dengan distensi abdomen
di sekitar dispneu, oedem perifer, anoreksia, anoreksia nyeri pelvis muncul
sebagai gejala lanjutan jika kista ovarii tumbuh cepat. Pada kista dermoid,
pasien dapat nyeri abdomen akut / kronis.
Terhadap siklus haid tidak ada pengaruh yang jelas, kadang terjadi
hypermenorhoe dan kedua ovarium itu membesar. Seringkali adanya
tumor ini diketahui oleh penderita sendiri yang merasa adanya benjolan di
perut bawah. Pada jenis serosum, kadang-kadang baru diketahui setelah
adanya ascietas, yang dihasilkan oleh papil.
Gejala dari kista ovarii non neoplastik, yaitu :
1. Kista folikel, umumnya tidak memberikan gejala yang karakteristik
- Rasa penuh dan tidak enak pada daerah yang tidak
dikenal
- Perdarahan intra abdominal
- Cairan kista mengalami resopsi spontan setelah
setengah siklus
2. Kista lutein
- Haid kadang terhambat diikuti perdarahan sedikit da
terus menerus
- Nyeri perut bagian bawah
- Benjolan sedikit (pada pemeriksaan klinis)
3. Stein-laventhal ovarii
- Obesitas
- Oligomenorhoe
- Klitoris membesar
- Kadang menorrargia
4. Germinal inclusion cys, tidak memberikan gejala-gejala yang
berarti
E. POHON MASALAH
Ovarium↓
Pertumbuhan sel-sel emosional yang tidak terdefinisi↓
Penatalaksanaan ← Pemeriksaan massa → Kurang informasi /mispersepsi Cemas
Perubahan biologis / pertumbuhan merusak jaringan sekitar↓
Mendesak organ abdomen sekitar ovarium
Pelvic↓
hambatan pada verous sertum
↓peredaran
darah ekstremitas terganggu
↓oedem tungkai
Rectum↓
Kiste mendesak
rectum↓
Peristaltik menurun
↓Konstipasi
↓Perubahan
eliminasi alvi (BAB)
Hepar↓
Bendungan vena portal
↓Akumulasi
cairan di sistem portal↓
Ascietas↓Gx
keseimbangan cairan
Usus duodenum
↓Distensi dan
gejala peristaltik
↓Gejala
reabsorbsi makanan
↓Kebutuhan
nutrisi menurun
Kandung kemih
Diare Mual / Muntah
Gx keseimbangan
cairan & elektrolit
Kandung kemih↓
massa / tumor menekan↓
Rangsangan berkemih >>↓
Resiko perubahan eliminasi uri
Massa menekan syaraf↓
Pengeluaran mediator nyeri↓
Nyeri↓
Perubahan rasa nyaman (nyeri)
Tumor mengalami torsi↓
Pembuluh darah tumor terganggu↓
Perdarahan & perubahan degeneratif
↓Perlengkapan kista dengan omentum dan peritonium
Penatalaksanaan
Pembedahan Kontrasepsi oral- kristectomy- salpingo-ooferectomy
F. PEMERIKSAN DAN DIAGNOSIS
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan
pemeriksaan:
1. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk
mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound)
yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan
ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh
dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali
lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi
cairan cenderung lebih jinak, kista berisi meterial padat memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut.
2. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui
pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium,
menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontohan untuk
biopsi.
Luka insisi↓
Diskontinuitas jaringan (kulit, pembuluh darah dan jaringan syaraf)
Pengangkatan organ / jaringan↓
Fertilitas↓
Perasaan tidak lagi sempurna↓
Gangguan citra diriNyeri Resiko tinggi
infeksiResiko tinggi perdarahan
Resiko tinggi perfusi jaringan menurun
3. Parasintesis
Dapat menggambarkan kavum peritonia dengan kista-kista dengan dinding
kista tertusuk. Dapat juga mengetahui fungsi pada ascietas untuk
menentukan sebab dari kista.
G. PENYULIT (KOMPLIKASI)
Kista ovarium tidak berbahaya selama kondisi jinak, tetapi kista dapat
membesar yang menyebabkan nyeri di bagian perut. Pada beberapa kasus,
penyakit ini dapat mengganggu produksi hormon-hormon dari ovarium dan
menghasilkan perdarahan iregular dari vagina dan peningkatan rambut tubuh.
Jika kista atau tumor membesar dan menekan kandung kemih, Anda akan
berkemih lebih sering karena kapasitas kandung kemih berkurang. Kista
ovarium dapat berbahaya bilamana kista berubah menjadi ganas, karena itu
semua kista harus diperiksa oleh dokter.
H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan yang dilakukan bergantung pada umur, jenis dan ukuran kista
dan gejala-gejala yang diderita. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin
disarankan :
1. Pendekatan “wait and see”
Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi teratur,
tanpa gejala, dan hasil USG menunjukkan kista berisi cairan, dokter
tidak memberikan pengobatan apapun dan menyarankan untuk
pemeriksaan USG ulangan secara periodik (selang 2-3 siklus haid)
untuk melihat apakah ukuran kista membesar. Pendekatan ini juga
menjadi pilihan bagi wanita pascamenopause jika kista berisi cairan
dan diameternya kurang dari 5 cm.
2. Pil kontrasepsi
Jika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk
mengecilkan ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi
peluang pertumbuhan kista.
3. Pembedahan
Jika kista besar (diameter > 5 cm), padat, tumbuh atau tetap selama 2-3
siklus haid, atau kista yang berbentuk iregular, menyebabkan nyeri
atau gejala-gejala berat, maka kista dapat dihilangkan dengan
pembedahan. Jika kista tersebut bukan kanker, dapat dilakukan
tindakan miomektomi untuk menghilangkan kista dengan ovarium
masih pada tempatnya. Jika kista tersebut merupakan kanker, dokter
akan menyarankan tindakan histerektomi untuk pegangkatan ovarium.
I. ASUHAN KEPERAWATAN
Data dasar pengkajian
Kenyamanan
Melaporkan adanya perasaan tidak yaman di perut, nyeri tekan bila kista
pecah, teraba massa di abdomen
Makan / minum
Penurunan nafsu makan, mual, muntah, badan lemah
Istirahat / tidur
Tidur / istirahat terganggu, bila kista / tumor membesar dan mendesak
diafragma menyebabkan ekspansi rongga paru menurun dan akhirnya
sesak
Eliminasi
Konstipasi / diare, sering kencing
Aktivitas
Aktivitas bisa terganggu bila timbul oedem pada tungkai bawah
Psikologis
Dapat terjadi kecemasan karena kurang pengetahuan tentang penyakit /
mis persepsi
Pemeriksaan fisik
KU lemah
Pada abdomen : teraba massa / tumor
Ekstremitas bawah : bisa dijumpai oedema tungkai
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan rasa nyaman (nyeri) bisa disebabkan pembesaran
tumor / kiste, luka insisi pembedahan
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit bisa disebabkan
adanya ascites, mual / muntah, diare
3. Resiko tinggi perdarahan bisa disebabkan diskontinuitas jaringan
pembuluh darah sekunder Tnda.pembedho
4. Resiko tinggi perfusi jaringan bisa disebabkan adanya perdarahan
5. Kebutuhan nutrisi kurang bisa disebabkan mual, muntah, gangguan
reabsorbsi makanan
6. Perubahan eliminasi alvi (BAB) dan uri bisa disebabkan penekanan
tumor ke rectum dan kandung kemih
7. Resiko tinggi infeksi bisa disebabkan adanya luka penurunan barier
tubuh
8. Gangguan citra diri bisa disebabkan infertilitas sekunder
pengangkatan ovarium
K. INTERVENSI
1. DX 1
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan, rasa nyaman klien
terpenuhi / nyeri hilang
KH : - melaporkan nyeri hilang
- skala nyeri 1-3
- TN dalam batas normal
Intervensi :
a. Kaji tingkat nyeri
R/ Mengetahui respon klien dan nyeri
b. Kaji lokasi, intensitas dan efek nyeri
R/ Menentukan tindakan intervensi selanjutnya
c. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
R/ Merelaksasikan otot tubuh dan mengalihkan rasa nyeri ke yang lain
d. Atur posisi senyaman mungkin
R/ Memudahkan klien untuk beristirahat dengan nyaman
e. Kolaborasi pemberian analgesik
R/ Mengurangi nyeri
2. DX 2
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan, kebutuhan cairan klien
terpenuhi
KH : tidak terjadi dehidrasi
Intervensi :
a. Kaji tingkat dehidrasi
R/ Mengetahui jumlah kehilangan cairan
b. Observasi intake dan output cairan
R/ Mengetahui keluaran dan masukan cairan dalam tubuh
c. Berikan kolaborasi jenis cairan infus yang sesuai
R/ Menambah jumlah cairan tubuh dan mengurangi dehidrasi
d. Berikan cairan secara adekuat
R/ Menurunkan tingkat dehidrasi
3. DX 4
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan, tidak terjadi
perdarahan pada penurunan perfusi jaringan
KH : Mempertahankan perfusi jaringan dengan bukti TTV stabil,
kulit hangat, nadi perifer teraba, keluaran urin adekuat
Intervensi :
a. Selidiki perubahan tingkat kesadaran, keluhan pusing, sakit kepala
R/ Perubahan dapat menunjukkan ketidak adekuatan perfusi serebial
sebagai akibat tekanan darah arterial
b. Kaji kulit terhadap dingin, pucat, berkeringat, pengisian kapiler lambat
dan nadi perifer lemah
R/ Vasokontriksi adalah respon simpatis terhadap penurunan volume
sirkulasi
c. Observasi kulit untuk pucat, kemerahan
R/ Gangguan pada sirkulasi perifer meningkatkan resiko kerusakan
kulit
d. Catat keluaran urin dan berat jenis
R/ Penurunan perfusi sistemik dapat menyebabkan iskemia / gagal
ginjal
e. Berikan cairan IV sesuai indikasi
R/ Mempertahankan volume sirkulasi dan perfusi
4. DX 5
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan, kebutuhan nutrisi
pasien dapat terpenuhi
KH : - Terjadinya peningkatan berat badan sesuai batasan waktu
- Peningkatan status nutrisi
Intervensi :
a. Tingkatkan intake makanan
R/ Cara khusus meningkatlan nafsu makan
b. Jaga kebersihan mulut pasien
R/ Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan
c. Bantu pasien makan bila tidak mampu
R/ Membantu pasien makan
d. Sajikan makanan yang mudah dicerna dalam keadaan hangat, tertutup,
dan berikan sedikit tapi sering
R/ Meningkatkan selera makan dan nafsu makan
e. Selingi makan dengan minum
R/ Memudahkan makanan masuk
f. Ukur intake makanan dan timbang BB
R/ Observasi kebutuhan nutrisi
DAFTAR PUSTAKA
Sylvia, Anderson. 2000. Patofisiologi Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Sarwono, P. 1999. Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 2. Jakarta : EGC
http://www.fordearest.wetpaint.com/page/kista+ovarium. Pada tanggal: 31 Mei 2009.
http://www.indomedia.com/bpost/012007/22/ragam/art-1.htm. Pada tanggal: 31 Mei 2009.
Laporan Pendahuluan
Cystoma Ovarii
Di RSD Kepanajen Kab. Malang
Oleh:
Aulia Dwi Zhukmana (06060006)
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2009