leaflet uhi
DESCRIPTION
Leaflet UHITRANSCRIPT
-
5/26/2018 Leaflet UHI
1/2
Kajian Kerentanan Dampak Urban Heat Islands:Studi Kasus Bandar Lampung & Jakarta
1 2Tumiar Katarina Manik & Syarifah Syaukat
ABSTRAK
Urbanisasi yang terjadi di wilayah perkotaan telah mengubah lanskap kota, hal ini diantaranyaberimplikasi pada kenaikan suhu permukaan. Urban Heat Islands (UHI) adalah suatu fenomena saatterjadi perbedaan suhu udara antara wilayah di pusat kota dengan daerah di sekitarnya. UniversitasIndonesia, melalui Pusat Penelitian Geografi Terapan (PPGT) FMIPA UI pada tahun 2013 melakukanpenelitian mengenai fenomena UHI di Jakarta. Sebagai kota kota metropolitan dengan fungsiutama di bidang jasa dan industri, perkembangan fisik Jakarta cukup pesat. Penelitian ini dilakukanuntuk mengidentifikasi UHI di Jakarta dan kerentanan masyarakat terhadap dampak UHI. Melaluimixed methoddidapatkan hasil bahwa, UHI terjadi sangat jelas di Jakarta pada sore hari, dengansuhu tertinggi berada di daerah permukiman padat. Sementara itu, berdasarkan identifikasi
indikator kerentanan, maka Jakarta tergolong pada kerentanan sedang, hal ini ditunjukkan denganprofile indikator UHI sebagai berikut, yaitu tingginya ketersediaan fasilitas umum, sepertiketersediaan listrik, air, kesehatan, tingkat pendidikan dan pendapatan yang cukup tinggi;hubungan sosial yang baik antar masyarakat; dan variabilitas iklim yang relatif tidak terlaluekstrem. Namun, kondisi sanitasi lingkungan perumahan masih terbilang buruk, dengan tingkatpartisipasi masyarakat masih tergolong rendah dalam program berbasis masyarakat.
Keywords: urban heat island, kerentanan, adaptasi
Apa itu UHI?
UHI adalah besarnya perbedaan suhu udara ambien yang diamati antara pusat kota dengan daerah3
di sekitarnya. (Landsberg, 1981 dalam Weng et al., 2004) . Besarnya perbedaan suhu dapatsemakin membesar tergantung pada kondisi cuaca, karakteristik termofisik & geometris
perkotaan, sumber kelembaban & antropogenik yang terdapat di daerah tersebut.
Fenomena UHI di skala regional umumnya disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan &tutupan lahan. Dalam hal ini, umumnya urbanisasi yang memicu terjadinya perubahaan fisikpermukaan tanah yang semula bervegetasi dengan fungsi sebagai tempat berteduh, mengurangipenguapan & menyimpan air hujan, yang kemudian berubah menjadi wilayah terbangun dengan
4impervious surface(Whitford et al., 2001 dalam Emanuel , 2005) .
1.Perhimpi Lampung, Universitas Lampung
2.Pusat Penelitian Geografi Terapan, Universitas Indonesia
3.Weng, Qihau & Yang, Shihong (2004). Managing the adverse thermal effects of urban development in a densely populated Chinese city. Elsevier:Journal of
Environmental Management.4.
Emmanuel, M. Rohinton (2005).An Urban Approach to Climate-Sensitive Design S trategies for the Tropics. New York : Spon Press
International Institutefor Environmentand Development
PERHIMPI
2. Identifikasi Indeks Kerentanan Jakarta terhadap Dampak UHI
Menurut perhitungan indeks kerentanan yang diperoleh dari keterpaparan, sensitivitas dan
kapasitas adaptif menunjukkan bahwa, Jakarta memiliki nilai indeks keterpaparan mencapai 0.210,hal ini diantaranya karena kejadian dan potensi bencana alam dan variabilitas iklim yang cukuprendah. Sementara itu, indeks sensitivitas Jakarta mencapai 0.285, hal ini diantaranya karenaketersediaan sarana kesehatan, listrik dan air yang cukup baik. Sedangkan kapasitas adaptasiJakarta hanya mencapai 0.269, hal ini diantaranya karena kondisi sanitasi lingkungan perumahanyang buruk, meskipun pendidikan, pendapatan dan hubungan sosial antar warga relatif baik.
Kesimpulan
1.Fenomena UHI terjadi di wilayah permukiman padat yang terjadi pada sore hari, yang secara fisikdidominasi oleh impervious surfacedan tidak diimbangi dengan keberadaan ruang terbuka hijau.Sementara pada pusat kota, pesatnya keberadaan gedung tinggi masih diimbangi denganketersediaa ruang terbuka hijau.
2. Jakarta memiliki tingkat kerentanan yang moderat atau sedang, yang artinya tingkat indekssensitivitas 0,285, keterpaparan 0,21 dan kapasitas adaptasi 0,269. Dalam hal ini keunggulan yangdimiliki Jakarta adalah ketersediaan sarana listrik, air, kesehatan; tingkat pendidikan dan
pendapatan yang cukup tinggi; hubungan sosial yang baik antar masyarakat; dan variabilitas iklimyang relatif tidak terlalu ekstrem. Sementara kelemahan yang harus diantisipasi adalah sanitasilingkungan perumahan yang masih buruk.
Rekomendasi
1. Perlunya upaya atau penyusunan program partisipati f pada upaya mengatasi kelemahan, danmeningkatkan berbagai keunggulan yang dimiliki saat ini terkait kerentanan UHI,
2. Indeks kerentanan ini harus menjadi peringatan, karena tanpa adanya usaha perbaikan, makaUHI akan terus terjadi, hal ini harus diperhatikan karena perubahan suhu menjadi lebih panas inibersifat antropogenik, bukan perubahan yang bersifat alamiah,
3.Pemerintah & masyarakat harus menyusun program adaptasi menuju kota berketahanan, baikadaptasi dari kearifan lokal masyarakat, maupun adaptasi teknis yang dapat dilakukan Pemerintahuntuk menyelamatkan lingkungan kota.
4 1
Faktor
Kontribusi
Jakarta
Komponen
Utama
Nilai
Komponen
Banyaknya
Komponen
Nilai Faktor
Kontribusi
HasilLVI-
IPCC untuk
Jakarta
Kapasitas
Adaptasi
Lingkungan
Perumahan0.179 11
0.269
-0.017
Pendidikan 0.265 1
Hubungan
Sosial0.440 4
Pendapatan 0.370 3
Sensitivitas
Kesehatan 0.319 6
0.285Listrik 0.270 4
Air 0.265 7
Keterpaparan
BencanaAlam
& Variabilitas
Iklim
0.210 6 0.210
Gambar 4. Profil Suhu Udara Pada Siang Hari (Pk. 13.00) di DKI Jakarta Berdasarkan Pengamatan Termometer
Ket:
SM = Semanan
KU = Kedoya Utara
DKk = Duri Kosambi Komersil
DKi = Duri Kosambi Industri
KS = Kembangan Selatan
GB = Gambir
JB = Johar Baru
CPT = Cempaka Putih Timur
KP = Kayu Putih
CT = Cakung Timur
Tabel 1. Perhitungan Kontribusi LVI-IPCC untuk Jakarta
-
5/26/2018 Leaflet UHI
2/2
4 1
Mengapa UHI penting?
UHI telah menjadi salah satu masalah besar yang terjadi di tengah proses urbanisasi &industrialisasi. Dampak dari UHI sangat beragam, mulai dari ancaman kesehatan yang ditimbulkan
oleh tekanan termal, kekurangan cadangan air, konsumsi listrik yang bertambah, perubahan pola
hidup masyarakat, dsb.
5Elsayed (2012) telah meneliti mengenai dampak dan mitigasi UHI di Kuala Lumpur, Malaysia.Hasilnya diperoleh bahwa, UHI pada negara berkembang menyebabkan beberapa dampakdiantaranya: (1) Ketidaknyamanan suhu udara akibat suhu udara meningkat; (2) Gangguankesehatan; (3) Gangguan stabilitas ekonomi terutama sektor energi yang membutuhkan biayalebih untuk penyediaan instalasi listrik , dll sehingga menimbulkan dampak polusi setiap harinya; (4)UHI memainkan peran dalam mengubah fenomena meteorologi di daerah perkotaan peningkatan
awan & kabut , frekuensi petir, peningkatan badai & perubahan tingkat curah hujan.
Antisipasi awal terhadap dampak dari UHI, diantaranya dapat dilakukan dengan memantau6 7
temperatur setiap hari (Taha, 1997) . Sejalan dengan hal tersebut, Hien (2004) melakukanpengamatan laboratorium & simulasi model suhu untuk mengidentifikasi dampak UHI di pusatKota Singapura, hasil pengamatan tersebut menunjukan bahwa warna bahan bangunan sangatmempengaruhi suhu udara, bahan berwarna gelap dapat meningkatkan suhu hingga mencapai 7Clebih tinggi dari suhu udara ambien, sedangkan bahan yang berwarna terang hanya meningkatkansekitar 2 -3 C lebih tinggi dari suhu udara.
Sementara itu, Elsayed (2012) di dalam penelitiannya menyebutkan bahwa penanganan terhadapdampak UHI dapat dilakukan beberapa langkah, diantaranya: (1) Pengelolaan tanah dan vegetasipenutup; (2) Pemilihan bahan penutup atap; (3) Pembangunan gedung yang ramah lingkungan(green building); (4) Regulasi tentang transportasi, pembatasan kendaraan, kendaraan yang ramah
lingkungan, dll; (5) Kesadaran para pengambil kebijakan, planolog, arsitek dalam membuatperencanaan lingkungan yang berkelanjutan.
Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bermaksud untuk mengidentifikasi UHI dankerentanan wilayah terhadap dampak UHI.
Metode
Melalui mixed method, yang menggabungkan metode pengumpulan data secara kuantitatif dankualitatif, didukung dengan pengolahan data spasial, maka berikut ini detil tahapan yang dilakukandalam penelitian ini, yaitu :
Profil Wilayah Studi2
Jakarta, ibukota Indonesia merupakan daerah metropolitan besar dengan luas 662 Km (256 mil2
persegi) wilayah daratan & 6.977 Km (2.694 mil persegi) wilayah laut dan populasi penduduk yangmenetap sejumlah 10.187.595 jiwa dengan komposisi tingkatkesejahteraan yang meliputi persentase penduduk miskin 3,86%(2010); 3,75% (2011); 3,69%(2012); 3,55%(2013). Sisanya beradapada tingkat menengah ke atas.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta (2013), urbanisasi yangterjadi di Jakarta saat ini mencapai peningkatan sebesar 1,01% tiaptahunnya, dan hal tersebut jelas berimplikasi pada pembangunanfisik atau perluasan wilayah terbangun, yang menurut data dalamRTRW 2010 adalah sebagai berikut. Kegiatan utama yang ber-operasi di Jakarta adalah bisnis & industri (1699 industri besar &menengah dengan luasan area pada kegiatan tersebut mencapai 16.955 ha, sementara itu
perumahan terdapat seluas 33.182 ha,dan 7,169 ha untuk ruang terbuka hijau.
Sejalan dengan hal di atas, Saefuloh8
(2011) mengungkapkan bahwa, dam-pak urbanisasi di Jakarta diantaranyaadalah sebagai berikut:
1. Pengangguran meningkat karenadaya serap terbatas & industri me-ngalami peningkatan pesat sehinggaberalih pada sektor informal.
2. Kemiskinan & Kepadatan Pendudukyang secara tidak langsung me-nimbulkan lingkungan kumuh karena
tingkat pendidikan yang rendah3. Pertumbuhan sektor informal yangmemerlukan lahan untuk pembukaanlapangan pekerjaan.
Hasil Penelitian
Berdasarkan proses pengumpulan dan pengolahan data, serta studi literatur terkait UHI, makadidapatkan hasil sebagai berikut :
1. Identifikasi UHI (Profil Suhu Udara)
Berdasarkan hasil pengamatan suhu udara di wilayah studi didapatkan bahwa, di pagi hari suhuudara cenderung meningkat ke arah pusat kota dan permukiman padat, perbedaan maksimum
o osuhu mencapai 5 C pada sore hari, yaitu 35,4 C pada angka suhu tertinggi. Hal ini jelas terjadikarena permukaan pada wilayah tersebut tergolong impervious surface.
Gambar 2. Wilayah Studi
Gambaran umum daerah penelitian diperoleh dari pengumpulan & pengolahan peta & data:1. Pengumpulan data terdiri dari; Peta (Administrasi, Topografi & penggunaan lahan), dan data
(demografis, pendidikan, ekonomi, fasilitas kesehatan, data iklim2. Pengolahan data grafis & spasial
Pengumpulan & Pengolahan Data
Identifikasi pola spasial dan statistik suhu dengan mengumpulkan data suhu lebih dari 2 bulan
oleh masyarakat di wilayah studi & dilaporkan 3 kali sehari
Identifikasi Keberadaan Unsur Pendorong UHI
1. Pengolahan kuosioner untuk mengeksplorasi kerentanan komunitas masyarakat perkotaan di wilayah studi.
Identifikasi Dampak UHI & Analisis
2. Penggunaan indikator utama dan sub-indikator keterpaparan, sensitivitas & kapasitas adaptasiadalah untuk menghitung indeks kerentanan.
Gambar 3. Profil Wilayah & Aktivitas Survey
2 3
5.Elsayed, Ilham S.M. (2012) Mitigation of the Urban Heat Island of the City of Kuala Lumpur, Malaysia. Saudi Arabia: Middle-East Journal of Scientific Research
6.Taha, H. (1997) Urban climates and heat islands: Albedo, evapotranspiration, and anthropogenic heat. Energy & Buildings 25: 99103.
7.
Hien Wong Nyuk (2004) A Study of Urban Heat Island (UHI) in Singa pore National University of Singapore: Department of Buildin g
8.Saefuloh, Asep Ahmad (2011). Urbani sasi, Kesempatan Kerja dan Kebijakan Ekonomi Terpadu. DPR RI : Buku Kajian Lintas Tim Kesejahteraan Sosial
Gambar 1. Profil Urban Heat Islanddi Skala Regional(sumber: http://at.depe.titech.ac.jp/)