laporan tutorial fkg

35
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 1 : RONGGA MULUT BLOK 3 DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 TUTOR : drg. Gita Dwi Jiwanda Sovira HAVINA YASE 1511412006 MUTIARA VERONIKA 1511412007 ASIH PUSPITA PUTRI 1511412008 SEVTY AGUSTIN 1511412009 SOFIE BOSOMA SYAMRA 1511412010 DOKTA BELLA ZUHURINA 1511412011 NADIA SYESTI 1511412012 ADZKIA RAHMI AULIA 1511412013 1

Upload: sofie-bosoma-syamra

Post on 08-Jul-2016

397 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Rongga Mulut

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial FKG

LAPORAN TUTORIALSKENARIO 1 : RONGGA MULUT

BLOK 3

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4

TUTOR : drg. Gita Dwi Jiwanda Sovira

HAVINA YASE 1511412006

MUTIARA VERONIKA 1511412007

ASIH PUSPITA PUTRI 1511412008

SEVTY AGUSTIN 1511412009

SOFIE BOSOMA SYAMRA 1511412010

DOKTA BELLA ZUHURINA 1511412011

NADIA SYESTI 1511412012

ADZKIA RAHMI AULIA 1511412013

CAHYANA FITRIA 1511412014

1

Page 2: Laporan Tutorial FKG

DIMAS GUSRIZAL 1511412015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang teah memberikan rahmat dan karuniaNya

sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial scenario 1 di blok 3 ini dengan baik.

Laporan tutorial ini disusun dalam rangka memenuhi tugas blok 3 yang merupkan

bagian dari system pembelajaran SCL di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas

Padang.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan

kemudahan dalam penyusunan laporan ini dan kepada pembimbing kami, drg. Gita Dwi

Jiwanda Sovira yang telah membimbing kami dalam proses tutorial, serta kepada teman-

teman yang telah menyediakan waktu dan pikirannya untuk menyelesaikan tugas tutorial ini

dengan baik.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi proses pembelajaran selanjutnya dan bagi

yang membutuhkan.

Padang, 21 November 2015

2

Page 3: Laporan Tutorial FKG

Penyusun

MODUL 1

RONGGA MULUT

Skenario 1

Pasien IGD

Seorang Mahasiswa Kedokteran Gigi sedang menjalani kegiatan Co Ass di Instalasi

Gawat Darurat di salah satu rumah sakit umum daerah. Saat ia sedang menjalani dinas

malam, seorang pasien korban kecelakaan datang ke IGD tersebut. Setelah dilakukan

pemeriksaan oleh dokter, pasien mengalami fraktur corpus mandibula dan laserasi pada

musculus digastricus. Dokter melakukan tindakan kegawat daruratan pada pasien ini dan

melakukan foto rontgen.

Setelah tindakan penyelamatan selesa, mahasiswa tersebut ditugaskan untuk membuat

laporan kasus mengenai pasien tersebut. Ia mencari literature mengenai bagian anatomi yang

kira-kira mengalami kerusakan, serta nervus yang mengalami cedera pada pasien ini.

Bagaimana saudara membantu menjelaskan mengenai bagian-bagian yang ada di

rongga mulut?

3

Page 4: Laporan Tutorial FKG

LANGKAH 7 JUMPS

1. Mengklarifikasi terminology yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal

yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi.

a) Fraktur

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulng yang terjadi karna kekuatan tulang

lebih kecil daripada kekuatan yang dihadapinya, hal ini dapat menyebabkan rasa

sakit pada tulang.

b) Corpus mandibula

Corpus mandibula adalah badan/body dari rahang bawah pada mulut.

c) Laserasi

Laserasi adalah luka yang disebabkan oleh robekan, bukan bentuk yang teratur

seperti sayatan bedah; biasanya merujuk pada luka kulit yang cukup dalam

sehingga memerlukan jahitan.

d) Musculus digastricus

Musculus digastricus adalah otot yang mempunyai fungsi utama untuk membuka

mulut, M.digastricus berjalan dari kepala, melewati bagian belakang persendian

temporomandibularis menuju angulus mandibula.

e) Foto rontgen

4

Page 5: Laporan Tutorial FKG

Foto rontgen adalah alat yang menggunakan sinar sebagai cara untuk mampu

menembus bagian tubuh manusia sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret

bagian-bagian dalam tubuh

2. Menentukan masalah.

a) Bagaimana anatomi dari rongga mulut?

b) Apa saja tulang yang membentuk rongga mulut?

c) Apa saja nervus yang ada pada rongga mulut?

d) Apa saja muskulus yang ada di rongga mulut?

e) Bagaimana anatomi mandibula?

f) Apa saja kelainan pada rongga mulut?

g) Apa saja jenis fraktur?

h) Apa penyebab terjadinya fraktur?

i) Apa tujuan dari foto rontgen?

3. Menganalisa masalah melalui brain storming dengan menggunaan prior

knowledge.

a) Anatomi Rongga Mulut

Di bagian luar rongga mulut terdapat labium oris yang dibentuk oleh m.

orbicularis oris, m.triangularis, m. incisivus labii superior dan inferior, dan m.

quadrates labii inferior dan superior. Labium oris terdiri dari labium superius dan

labium inferius yaitu bibir atas dan bibir bawah yang diantaranya terdapat

comissura labiranium superius dan inferius yang mempertemukannya. Setelah itu

terdapat rima oris yaitu lubang mulut. Di dalam rongga mulut terdapat cavum oris

5

Page 6: Laporan Tutorial FKG

yang membagi rongga mulut menjadi dua bagian yang dibatasi oeh arcus dentalis

superior dan inferior, processus alveolaris superior dan inferior, plica

pterygomandibularis yaitu bagia luar yang batasnya mencapai pipi dan cavum oris

propium yang batasnya mencapai fauces.

Di rongga mulut terdapat gingival, palatum, lingam papilla, tonsil,

uvula, dan juga gigi (incisivus, caninus, premolar, dan molar). Palatum terdiri dari

dua jenis yaitu palatum molle (lunak) yang terdapat pada langit-langit bagian

depan dan palatum durum (keras) yang terdapat pada langit-langit bagian atas.

Dalam ilmu anatomi, lingua tersusun atas 4 bagian yaitu apeks, dorsum linguae,

radiks, dan facies inferior.

b) Tulang yang Membentuk Rongga Mulut

a. Os. Maxilla

b. Os. Mandibula

c. Os. Palatinum

d. Os. Hyoid

c) Nervus yang Membentuk Rongga Mulut

a. N. olfactorius (I)

b. N. opticus (II)

c. N. occulomotoris (III)

d. N. trochlearis (IV)

e. N. trigeminus (V)

f. N. abducens (VI)

6

Page 7: Laporan Tutorial FKG

g. N. facialis (VII)

h. N. vestibulocochlearis (VIII)

i. N. glossopharingeus (IX)

j. N. vagus (X)

k. N. accessories (XI)

l. N. hypoglossus (XII)

d) Muskulus yang Membentuk Rongga Mulut

a. M. pterygoideus

b. M. triangularis

c. M. orbicularis

d. M. buccinators

e. M. master

f. M. uvulae

g. M. digastricus ventantae

h. M. geniohyoideus

i. M. mylohyoideus

e) Anatomi Mandibula

Mandibula adalah tulang rahang bawah dan merupakan tulang muka yang

paling besar dan kuat. Mandibula merupakan satu-satunya tulang pada tengkorak

yang dapat bergerak. Mandibula dapat ditekan dan diangkat pada waktu membuka

dan menutup mulut. Dapat ditonjolkan, ditarik ke belakang dan sedikit

7

Page 8: Laporan Tutorial FKG

digoyangkan dar kiri ke kanan dan sebaliknya sebagaiman terjadi pada waku

mengunyah.

Pada perkembangannya tulang ini terdiri dari dua belahan tulang yang

bersendi di sebelah anterior pada simpisis mental, persatuan keda belahan tulang

ini terjadi pada umur dua tahun membentuk sebuh korpus yang letaknya

horizontal dan berbentuk seperti tapal kuda, menjorok ke muka serta mempunyai

dua buah cabang yang menjorok ke atas dari ujung posterior corpus.

Korpus mandibula mempunyai dua permukaan yaitu permukaan eksternus

yang kasar dan cembung serta permukaan internus yang agak cekung. Korpus

mandibula juga mempunyai dua buah pinggir, yaitu pinggr atas (alveolaris) dan

pinggir bawa (basis).

Ramus mandibula terdiri dari dua permukaan yaitu permukaan eksternus

(lateralis yang kasar dan datar dan permukaan internus (medialis). Ramus

mandibula mempunyai pinggir yaitu, pinggir superior, anterior, posterior, dan

inferior.

f) Kelainan pada Rongga Mulut

a. Bau mulut (Halitosis)

b. Sariawan (Stomatitis)

c. Karies

d. Radang Mulut

e. Infeksi Gusi

f. Infeksi Virus Herpes

g) Jenis Fraktur Tulang Rahang

8

Page 9: Laporan Tutorial FKG

a. Fraktur Complete

Pada fraktur ini hal yang terjadi adalah patahan yang dialami pada semua

penampang tulang.

b. Fraktur tidak complete

Pada fraktur ini hal yang terjadi adalah patahan tidak pada semua penampang

tulang.

c. Fraktur terbuka

Fraktur terbuka adalah patah tulang yang dialami di permukaan dalam kontak

dengan permukaan luar.

d. Fraktur tertutup

Fraktur tertutup yaitu keadaan dimana patah tulang yang dialami di permukaan

dalam tidak kontak dengan permukaan luar.

h) Penyebab Fraktur

a. Trauma langsung

b. Trauma tidak langsung

c. Trauma berulang dan kronis

d. Terjadi proses patologis sehingg tulang rapuh dan lemah

i) Tujuan Foto Rontgen

a. Mendapatkan gambaran dan mengetahui kelainan anatomis tubuh

b. Dapat mempertanggungjawabkan dalam pemberian perawatan

c. Membantu menegakkan diagnose

9

Page 10: Laporan Tutorial FKG

4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan dan mencari

korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat solusi secara

terintegrasi.

5. Memformulasikan tujuan pembelajaran.

a) Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Memahami Anatomi Rongga Mulut.

b) Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Memahami Tulang pada Rongga Mulut.

c) Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Memahami Nervus pada Rongga Mulut.

d) Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Memahami Muskulus pada Rongga Mulut.

e) Mahasiswa Mampu Mengetahui dan Memahami Kelainan pada Rongga Mulut.

6. Mengumpulkan infomasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain.

7. Sintesa uji informasi yang diperoleh.

a) Anatomi Rongga Mulut

Rongga mulut merupakan sebuah bagian tubuh yang terdri dari lidah bagian

oral (dua pertiga bagian anterior dari lidah), palatum, dasar dari mulut, trigonum

10

RONGGA MULUT

Anatomi Rongga Mulut

Musculus pada Rongga Mulut

Nervus pada Rongga Mulut

Tulang Pembentuk

Rongga Mulut

Kelainan pada Rongga Mulut

Mahasiswa FKG CoAss menangani pasien kecelakaan IGD

Mengalami fraktur corpus mandibular dan laserasi dan

menjalani rontgen

Page 11: Laporan Tutorial FKG

retromolar, gigi (incisius, cninus, premolar, dan molar), bibir, mukosa bukal, tulang

alveolar, tonsil, uvula, dan gingival. Rongga mulut yang disebut juga rongga bukal

dibentuk secara anatomis oleh pipim palatum keras, palatum lunak, dan lidah. Pipi

membentuk dinding bagian lateral masing-masing sisi dari rongga mulut, Pada bagian

eksternal dari pipi, pipi dilapisi oleh kulit. Sedangkan pada bagian internalnya, pipi

dilapisi oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel pipih berlapis yang tidak

terkretinisasi. Otot-otot buccinators (otot yang menyusun dinding pipi) dan jaringan

ikat tersusun di antara kulit dan membrane mukosa dari pipi. Bagian anterior dari pipi

berakhir pada bagian bibir yang terdiri dari labium oris yang dibentuk oleh m.

orbicularis oris, m. triangularis, m. incisivus labii superior dan inferior, m. qudratus

labii superior dan inferior. Labium oris terdiri dari labium superius dan labium

inferius yaitu bibir atas dan bibir bawah yang di antaranya terdapat comissura

labiranium superius dan inferius yang mempertemukannya. Setelah itu terdapat rima

oris yaitu lubang mulut. Di dalam rongga mulut terdapat cavum oris yang membagi

rongga mulut menjadi dua bagian yang dibatas dengan arcus dentalis superior dan

inferior, processus alveolaris superior dan inferior, dan plica pterygo mandibularis

yaitu bagian luar yang batasnya mencapai pipi dan cavum oris propium yang batasnya

mencapai fauces.

Gingiva (gusi) berfungsii sebagai jaringan lunak yang menutup dan

mengelilingi gigi. Gusi terdiri dari jaringan gusi cekat tebal yang mengalami

kretinisasi, dan meliputi ruangan di antara gigi yang disebut papilla interdental. Gusi

cekat meluas kea rah vestibulum dan berubah menjadi jaringan mukosa non

keratinisasi yang longgar di alveolar pada mucogingival junction, tampak seperti garis

merah yang lebih gelap.

11

Page 12: Laporan Tutorial FKG

Gigi terdiri dari mahkota, leher, dan akar gigi. Tiap gigi memiliki suplai saraf,

suplai arteri serta drainase vena tersendiri dan kesemuanya lalu membentuk pulpa gigi

yang terletak di dalam saluran akar dan rongga pulpa sentral. Pulpa dikelilingi oleh

dentin organic yang strukturnya berporus dan tubuler. Mahkota gigi memiliki lapisan

luar berupa email dengan ketebalan 2mm. Email merupakan lapisan anorganik amat

keras yang berguna pada saat menggigit atau mengunyah makanan. Akar gigi

memiliki lapisan tipis berupa sementum, dan “tertanam” pada jaringan pendukung

tulang alveolar oleh ligament periodontal. Ligamen periodontal memiliki suplai darah

tersendiri dan berfungsi dalam pengaturan sensasi melalui sensor proprioseptif ke

otak, mempertahankan posisi tiap gigi saat rahang menggigit sesuatu atau saat gigi

diperkusi.

Palatum membentuk atap mulut dan dasar hidung. Palatum terbagi dua

menjadi palatum keras anterior dan palatum lunak posterior.

Palatum durum merupakan dua pertiga anterior palatum yang terdiri dari jaringan

tulang, terbentuk dari processus palatine maksilaris dan processus horizontal

tulang palatine. Nervus nasopalatina dan arteri sfenopalatina keluar kea rah

anterior melalui kanal insisif, nervus dan pembuluh darah palatine mayor keluar

kea rah posterior melalui foramen palatine mayor sebelum masuk kea rah anterior

melalui mukosa palatal. Pembuluh darah dan nervus palatine yang lebih kecil juga

keluar dari formaen palatine, tapi keluar ke arah posterior menuju palatum lunak.

Palatum molle merupakan bagian sepertiga posterior palatum yang terdiri dari

jaringan fibromuskuler, meluas ke arah postero-inferior dari tepi palatum durum

untuk membentuk uvula. Uvula melindungi makanan agar tidak masuk ke hidung

pada saat menelan. Di bagian lateral, terdapat dua lengkung mukosa yang

12

Page 13: Laporan Tutorial FKG

merupakan lanjutan dari palatum molle, keduanya membentuk fossa tonsilar-

lengkung palatoglosal di anterior dan lengkung palatofaringeal di posterior. Tonsil

palatine berada di antara kedua fossa tersebut.

Lingual terdapat empat bagian penting yaitu:

Apeks adalah bagian lidah paling ujung.

Dorsum linguae adalah linea terminalis yang berbentuk seperti huruf V yang

membuka ke frontal. Pada dorsum linguae terdapat papilla-papilla yaitu papilla

filiformis, papilla folliatae, papilla fungiformes, dan papilla vollatae. Disini

terdapat sulcus yang membatasi dorsum linguar anterior dan posterior yaitu sulcus

terminalis linguae dan yang membatasi lidah bagian kiri dan kanan yaitu sulcus

medianus linguae.

Radiks linguae adalah baian lidah yang menempel pada dasar cavum oris dan

diletakkan dengan os. Mandibula dan os. Hyoideus dengan perantara otot.

Facies inferior linguae adalah bagian lidah tempat melekatnya frenulum linguae.

Di dalam rongga mulut terdapat kelenjar saliva yang terbagi menjadi kelenjar saliva

mayor dan minor. Pada kelenjar saliva minor terdapat kelenjar labialis, buccalism

palaftinalis, dan lingualis. Pada kelenjar saliva mayor terdapat :

Kelenjar parotis, yaitu kelenjar terbesar dan berpasangan yang menutupi m.

masseter. Kelenjar ini terletak di antara n. mandibularis dan processus matoideus.

Di permukaan kelenjar parotis bercabang n. facialis (VII) yang merupakan

motoris dari alat-alat ekspresi wajah.

13

Page 14: Laporan Tutorial FKG

Kelenjar submandibularis, yaitu terletak di trigonum submandibulae dan bermuara

pada plica lingualis.

Kelenjar sublingualis, yang terletak di dasar mulut dekat permukaan mandibula.

b) Tulang Pembentuk Rongga Mulut

a. Os. Maxilla, terdiri dari dua tulang yaitu os. Maxilla destra dan sinistra, kedua

tulang ini disatukan di garis tengah oleh sutura.

b. Os. Mandibula, berbentuk seperti tapal kudam tulang ini berfungsi untuk

menyokong gigi rahang bawah.

c. Os. Palatine, tulang yang membentuk langit-langit mulut yaitu palatum.

d. Os. Hyoideus, terdiri dari corpus bagian utamanya, serta pada sisinya

berbentuk seperti tanduk yaitu cornua majora, dan cornua minora.

c) Nervus pada Rongga Mulut

Pada cranium terdapat nervus cranial yang memiliki hubungan dekat dengan

persarafan mulut, nervus cranial terdiri dari 12 nervus, berikut penjelasannya di

dalam table:

Nomor Nama Jenis Fungsi

I Olfaktori Sensori Menerima rangsang dari

hidung dan menghantarkannya

ke otak untuk diproses sebagai

sensasi bau.

II Optik Sensori Menerima rangsang dari mata

14

Page 15: Laporan Tutorial FKG

dan menghantarkannya ke otak

untuk diproses sebagai persepsi

visual

III Okulomotor Motorik Menggerakkan sebagian besar

otot mata.

IV Troklear Motorik Menggerakkan beberapa otot

mata.

V Trigeminus Gabungan Sensori : Menerima rangsangan

dari wajah untuk diproses di

otak sebagai sentuhan.

Motorik : Menggerakkan

rahang.

VI Abdusen Motorik Abduksi mata.

VII Facialis Gabungan Sensorik : Menerima rangsang

dari bagian anterior lidah untuk

diproses di otak sebagai sensisi

rasa.

Motorik : Mengendalikan otot

wajah untuk menciptakan

ekspresi wajah.

VIII Vestibulokoklear Sensori Sensori system vestibular :

Mengendalikan keseimbangan.

Sensori koklea : menerima

rangsang untuk diproses di otak

15

Page 16: Laporan Tutorial FKG

sebagai suara.

IX Glassofaringeal Gabungan Sensori : Menerima rangsang

dari bagian posterior lidah

untuk diproses di otak sebagai

sensasi rasa.

Motorik : mengendalikan

organ-organ dalam.

X Vagus Gabungan Sensori : menerima rangsang

dari organ dalam.

Motorik : mengendalikan

organ-organ dalam.

XI Accessories Motorik Mengendalikan pergerakan

kepala.

XII Hypoglossal Motorik Mengendalikan pergerakan

lidah.

Persarafan yang berperan langsung pada rongga mulut yaitu :

a. N. trigeminus : berperan dalam menghasilkan sensasi dari kult bagian anterior

kepala, rongga mulut, hidung, dan gigi.

b. N. facialis : berperan dalam memasok impuls untuk otot-otot ekspresi wajah

dan mengatur sensasi bagian anterior lidah dan rongga mulut.

c. N. glossopharingeal : berperan dalam mensuplai persarafan sensoris dari

orofaring dan bagian posterior lidah.

16

Page 17: Laporan Tutorial FKG

d) Muskulus pada Rongga Mulut

a. Musculli Masticatorii

(1) M. Masseter

Dipersarafi oleh N. massetericus (divisi anterior N.V3). Fungsi

mengangkat mandibula, juga membantu gerakan-gerakan protraksi,

retraksi dan gerakan dari sisi ke sisi. Terbagi atas :

(a) Caput superficialis

- Origo : os. Zygomaticum (processus maxillaries) dan arcus

zygomaticus (aspek lateral 2/3 anterior)

- Insersio : angulus dan ramus mandibulae (permukaan posterolateral

bawah)

(b) Caput medialis

- Origo : arcus zygomaticus (aspek medial 2/3 anterior)

- Insersio : Ramus mandibulae (pars centralis)

(c) Caput profundalis

- Origo : arcus zygomaticus (permukaan dalam 1/3 posterior)

- Insersio : ramus mandibulae (bagian atas) dan sisi lateral processus

coronoideus

(2) M. Temporalis

Dipersarafi oleh Nn. Temporales profundi (divisi anterior N. V3). Serat-

sera vertical (anterior) berfungsi untuk mengangkat mandibula. Serat-serat

horizontal (posterior) berfungsi untuk retraksi atau memundurkan

mandibula. Unilateral berfungsi dalam gerakan lateral mandibula

(mengunyah). M. Temporalis terbagi atas :

17

Page 18: Laporan Tutorial FKG

(a) Caput superficialis

- Origo : fascia temporalis

- Insersio : processus coronoideus pada mandibula (apex, permukaan

medial dan anterior)

(b) Caput profundal

- Origo : fossa temporalis (linea temporalis inferior)

- Insersio : processus coronoideus pada mandibula (apex, permukaan

medial dan anterior)

(3) M. Pterygoideus lateralis

Dipersarafi oleh N. Mandibularis melalui n. pterygoideus medialis.

Berfungsi untuk mengangkat (adduksi) mandibula. Terbagi atas :

(a) Caput superior

- Origo : ala majr dari os sphenoidale

- Inferior : mandibula dan sendi temporomandibularis

(b) Caput inferior

- Origo : lamina lateralis processus pterygoideus (permukaan lateral)

- Inferior : mandibula

(4) M. Pterygoideus medialis

Dipersarafi oleh N. mandibularis melalui n, pterygoideus medialis. Terbagi

atas :

(a) Caput superficialis

- Origo : maxilla dan os palatinum

- Insersio : tuberositas pterygoidea pada permukaan medial angulus

mandibulae

18

Page 19: Laporan Tutorial FKG

(b) Caput profunda

- Origo : permukaan medial lamina lateralis processus pterygoideus

dan fossa pterygoidea

- Insersio : tuberositas pterygoidea pada permukaan medial angulus

mandibulae

b. Musculi Suprahyodei

(1) M. Digastricus

(a) Venter anterior

- Origo : mandibula (fossa digastrica)

- Insersio : os hyoideum

(b) Venter posterior

- Origo : os temporal (incisura mastoidea)

- Insersio : os hyoideum

(2) M. stylohyoideus

- Origo : os temporal (processus styloideus)

- Insersio : os hyoideum

(3) M. mylohyoideus

- Origo : mandibula (linea mylohyoidea)

- Insersio : os hyoideum

(4) M. Geniohyoideus

- Origo : mandibula (spina geni inferior)

- Insersio : os hyoideum

19

Page 20: Laporan Tutorial FKG

c. Musculi Linguae

OTOT EKSTRINSIK LIDAH

(1) M. genioglossus

- Origo : mandibula (spinda geni superior)

- Insersio : serat inferior = corpus os hyoidei, serat intermediet =

dorsum linguae

- Persarafan : N. hyoglossus

- Fungsi : potrusi lidah

(2) M. Hyoglossus

- Origo : os hyoideum (cornu majus dan corpus anterior)

- Insersio : lidah lateral, diantara m. styloglossus dan

m.longgitudinalis inferior

- Persarafan : N. hyoglossus

- Fungsi : depresi lidah

(3) M. Styloglossus

- Origo : processus styloideus os temporalis dan ligament

stylomandibulare

- Insersio : pars longitudinal = lidah dorsolateral, pars oblique =

bercampur dengan serat m. hyoglossus

- Persarafan : N. hyoglossus

- Fungsi : gerakan lidah ke superior dan posterior

(4) M. Palatoglossus

- Origo : aponeurosis palatine (facies oralis)

- Insersio : lidah lateral ke dorsu dan serat m. transverses linguae

20

Page 21: Laporan Tutorial FKG

- Persarafan : N. Vagus

- Fungsi : elevasi radix linguae, menutup isthmus faucium

OTOT INTRINSIK LIDAH

(1) M. Longitudinalis superior

Lapisan tipis otot terletak inferior terhadap mucosa dorsal; serat-

seratnya berjalan kea rah anterolateral dari epiglottis dan septum lingualis

median. Dipersarafi oleh N. hyoglossus. Fungsinya untuk memendekkan

lidah, membuat dorsum linguae menjadi cekung

(2) M. Longitudinalis inferior

Lapisan tipis otot terletal superior terhadap m. genioglossus dan m.

hyoglossus, serat-seratnya berjalan kea rah anterior dari radiz menuju apex

linguae. Dipersarafi oleh N. hyoglossus. Fungsinya untuk memendekkan

lidah, membuat dorsum linguae menjadi cekung.

(3) M. Transversus linguae

Serat-seratnya berjalan ke lateral dari septum linguae ke lateral lidah.

Dipersarafi oleh N. hyoglossus. Fungsinya untuk

menyempitkan/memperkecil lidah; memanjangkan lidah.

(4) M. Verticalis linguae

Di lidah anterior, serat-seratnya berjalan ke inferior dari dorsum

linguae menuju permukaan ventral. Dipersarafi oleh N. hyoglossus.

Fungsinya untuk melebarkan dan meratakan lidah.

e) Kelainan pada Rongga Mulut

21

Page 22: Laporan Tutorial FKG

a. Karies gigi

Karies gigi merupakan akibat dari bakteri penghasil asam yang

menghasilkan suatu lingkungan mikro, plak gigi, karena gula termetabolisme

dan asam sebagai hasil sampingnya. Asam akan mendemineralisasi gigi.

b. Pulpitis

Pulpitis atau nyeri pulpa terjadi akibat gangguan kimia, bakteri, termal,

atau fisik. Sebab lain misalnya sensitivitas dentin atau sementum terhadap

rangsang panas, makanan, dan sentuhan.

c. Perikoronitis

Kondisi ini merupakan inflamasi dari flap gusi (operculum) di atas gigi

yang akan erupsi atau impaksi, yang sangat umum terjadi pada gigi molar

ketiga rahang bawah. Oleh karena gigi tidak dapat bererupsi secara normal,

gusi tidak dapat menutup secara rapat di sekeliling leher gigi, dan bakteri serta

sisa makanan terakumulasi di bawah flap gusi, menyebabkan infeksi.

d. Gingivitis

Gingivitis adalah inflamasi pada gusi. Terlihat gusi mengalami inflamasi,

merah, dan edema serta mudah berdarah. Penyebabnya antara lain : reaksi

hormonal, reaksi terhadap obat-obatan, virus, bakteri, atau plak gigi.

e. Periodontitis

Periodontitis adalah kelanjutan dari gingivitis ke jaringan yang lebih

dalam dan merupakan kombinasi dari kehilangan pelekatan membrane

periodontal dan resorpsi tulang alveolar.

f. Kista Rahang

22

Page 23: Laporan Tutorial FKG

Terjadi karena adanya sisa jaringan epitel dari periode perkembangan

gigi. Jenis paling umum dijumpai adalah kista radikular atau inflammatory

dental cyst yang berkembang di sekeliling akar gigi sebagai akibat dari infeksi.

g. Osteoradionekrosis Rahang

Kondisi ini merupakan efek samping dari radioterap pada rahang, Pada

umumnya terjadi jika pasien terpapar >60 Gy dan lebih sering terjadi pada

rahang bawah. Hal ini dapat menyebabkan kematan tulang dan infeksi

sekunder dari mukosa yang melapisinya.

DAFTAR PUSTAKA

23

Page 24: Laporan Tutorial FKG

1. Baker, Eric. Anatomi untuk Kedokteran Gigi Kepala dan Leher.Jakarta: EGC, 2014.

2. Cascarini, Luke. Bedah Mulut dan Maksilofasial. Jakarta: EGC, 2013.

3. http://respository.usu.ac.id

24