laporan tetap tekpeng 0 prima
TRANSCRIPT
LAPORAN TETAP
TEKNOLOGI PENGOLAHAN
PANGAN OLAHAN BERBASIS KARBOHIDRAT
PEMPEK JAGUNG
oleh
Kelompok IV
Prima Septika Dewi
05091003037
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2011
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produk pangan lokal Sumatera Selatan (Sumsel) sangat beragam. Namun
keberadaannya sering kali diabaikan. Rendahnya kreativitas produksi menyebabkan
produk pangan lokal kurang dapat bersaing dengan produk pangan olahan industri
(Sibuea, 2007). Lemahnya persaingan produk pangan lokal dan produk pangan
olahan industri besar terletak pada segi pengemasan dan umur simpan produk yang
pendek. Sumatera Selatan memiliki banyak produk pangan lokal, salah satunya
adalah Pempek Palembang (Wardoyo, 2003).
Menurut Safta (2006), pempek merupakan makanan khas Sumsel. Pempek
saat ini tidak hanya dikonsumsi masyarakat Sumsel, tapi juga telah menjadi salah
satu makanan favorit bagi masyarakat Indonesia, misalnya di Jakarta. Pempek
memiliki cita rasa spesifik ikan yang terbuat dari tepung tapioka, ikan, air dan garam.
Berdasarkan kandungan airnya, pempek termasuk produk pangan semi basah. Selain
itu, pempek juga memiliki kandungan protein dan karbohidrat yang tinggi. Inilah
yang menjadi salah satu penyebab kerusakan pempek.
Penggunaan jagung sebagai bahan dasar produk olahan berbasis karbohidrat
merupakan usaha diversifikasi olahan jagung dalam makanan. Selain sebagai sumber
karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya),
diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan tepung jagung
atau tepung maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung
tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku
pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam
sebagai penghasil bahan farmasi.
B. Tujuan
Tujuan praktikum teknologi pengolahan makanan berbasis karbohidrat adalah
mengetahui diversifikasi pangan olahan yang berasal dari jagung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. A. Jagung Manis
Jagung (Zea mays) meupakan salah satu palawija yang paling utama di
Indonesia. Jagung merupakan sumber karbohidrat yang penting dan juga sumber
kalori utama bagi sebagian penduduk Indonesia, serta mengandung protein dan
lemak. Menurut Winarno (1988), jagung berpotensi sebagai bahan baku berbagai
industri makanan, minuman, kimia dan farmasi, serta industri lainnya.
Jagung manis (Zea mays saccharata) kini semakin popular dan banyak
dikonsumsi masyarakat. Selain digunakan sebagai bahan baku jagung bakar, sayur
mayur, jagung manis dapat pula dibuat menjadi susu jagung manis atau tempe jagung
manis. Jagung manis dikenal juga dengan nama sweet corn dan mempunyai nilai gizi
yang berbeda dengan jagung biasa.
Menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1979), kandungan zat
gizi sweet corn dan jagung biasa tiap 100 gram berat yang dapat dimakan yaitu
karbohidrat dalam biji jagung mengandung gula pereduksi (glukosa dan fruktosa),
sukrosa, polisakarida dan pati. Gula yng disimpan dalam biji sweet corn adalah
sukrosa yang dapat mencapai jumlah 11%. Kadar gula pada endosperm sweet corn
sebesar 5-6% dan kadar pati 10-11%, sedangkan pada jagung biasa hanya 2-3% atau
stengah dari kadar gula sweet corn.
Minuman yang dibuat dari jagung manis dapat memulihkan energi dalam
waktu cepat dan menjaga kesehatan mata, hati, lambung usus serta diyakini sebagai
minuman bebas kolesterol. Minuman tersebut juga dapat mengobati penyakit
diabetes karena jagung manis mengandung gula alami. Jagung manis juga aman bagi
penderita diabetes, karena kandungan gulanya bukan glukosa, melainkan fruktosa.
Jagung manis juga baik untuk diet karena kandungn lemaknya rendah.
Table 1. Kandungan Zat Gizi Jagung Biasa dan Jagung Manis (100 gr)
Zat gizi Jagung biasa Jagung manis
Energi (cal) 129 96,0
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Vitamin A (SI)
Vitamin B (mg)
Vitamin C (mg)
Air (gr)
4,1
1,3
30,3
5,0
108,0
1,1
117,0
0,18
9,0
63,5
3,5
1,0
22,8
3,0
111
0,7
400
0,15
12,0
72,7
B. Tepung Sagu
Sagu adalah butiran atau tepung yang diperoleh dari teras batang pohon sagu
atau rumbia (Metroxylon sago Rottb.). Tepung sagu memiliki ciri fisik yang mirip
dengan tepung tapioka. Dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit
diperoleh sering diganti dengan tepung tapioka, meskipun keduanya sebenarnya
berbeda. Sebagai sumber karbohidrat, sagu memiliki keunikan karena diproduksi di
daerah rawa-rawa (habitat alami rumbia). Kondisi ini memiliki keuntungan ekologis
tersendiri, walaupun secara ekonomis kurang menguntungkan (menyulitkan
distribusi). Tepung sagu kaya dengan karbohidrat (pati) namun sangat miskin gizi
lainnya. Ini terjadi akibat kandungan tinggi pati di dalam teras batang maupun proses
pemanenannya. Seratus gram sagu kering setara dengan 355 kalori. Di dalamnya
rata-rata terkandung 94 gram karbohidrat, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10mg
kalsium, 1,2mg besi, dan lemak, karoten, tiamin, dan asam askorbat dalam jumlah
sangat kecil (Anonim, 2009).
C. Telur
Telur merupakan sumber protein dan mineral yang baik bagi manusia. Fungsi
telur dalam penyelenggaraan gizi kuliner adalah sebagai pengental, perekat atau
pengikat. Telur juga berfungsi sebagai pelembut atau pengempuk dan pengembang
suatu masakan, penambah aroma dan zat gizi makanan. Telur terdiri atas tiga
komponen yang berbeda kandungan gizinya yaitu kulit telur, putih telur atau
albumen, dan kuning telur (Santoso et al., 1995).
Menurut Tarwotjo (1998), telur terdiri dari kulit luar (shell), selaput tipis
(membrane), putih telur (albumen), kuning telur (yolk), dan chalazeae. Di bagian luar
kulit ada lapisan yang tipis sekali yang disebut mucus atau bloom. Hal ini hanya
terdapat pada telur yang baru keluar dari induknya. Kulit telur atau poreus
(berlubang kecil halus) sehingga cairan dan gas dapat masuk. Kulit telur banyak
mengandung kalsium.
Table 3. Persentase Komposisi Telur
Komponen Seluruh telur Putih telur Merah telur
Air
Protein
Lemak
Zat besi
Vitamin
73,7%
13,4%
10,0%
-
-
87,8%
Albumin Ovoglobulin
Mucin 10%
0,05%
0,0001%
Riboflavin
49,05%
Phosphor terutama
Ovovitelin 16,7%,
31,6% Lechithin dan
kolesterol
0,0087%
Riboflavin, Vitamin A,
dan Thiamin
Sumber : Tarwotjo, 1998.
Bagian putih telur yaitu albumen, merupakan sumber protein dengan kadar
10-11%. Komposisi merah telur terdiri dari protein 15-16%, lemak 35%, vitamin A
4000 IU/100 gram, kalsium, dan zat besi. Merah telur terbungkus oleh selaput tipis
sekali yang disebut vitellin. Di tengah merah telur terdapat satu titik yang disebut
germ. Germ terlihat seperti gumpalan kecil berwarna lebih muda daripada merah
telurnya. Pada telur yang masih segar, merah telurnya terletak di tengah-tengah dan
bila telur itu sudah disimpan lama, merah telur makin ke samping. Hal ini biasa
dilihat bila telur digoreng atau direbus, merah telurnya tidak di tengah lagi.
Telur digunakan sebagai standar untuk mengukur mutu dari jenis bahan
makanan yang lain. Dalam kuning telur terdapat kolesterol yang sangat tinggi yaitu
sekitar 1500mg/100gram. Sebagain besar kandungan lemak yaitu 66% terdiri dari
trigliserida yang mempunyai peran dalam proses terjadinya antherosklerosis. Satu
butir telur dengan berat 50 gram mengandung 225 mg kolesterol.
D. . Pempek Palembang
Menurut sejarahnya, pempek telah dikenal sejak masuknya perantau Cina ke
Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa
di kesultanan Palembang-Darussalam (Anonim, 2008). Nama empek-empek atau
pempek diyakini berasal dari sebutan "apek", yaitu sebutan untuk lelaki tua
keturunan Cina. Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia
65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin
menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi. Hasil tangkapan itu
belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang.
Si apek kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan
giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru.
Pempek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu.
Hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksi pempek. Pempek
disajikan bersama saus berwarna hitam kecoklatan yang disebut cuka atau cuko
(bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula
merah, cabe rawit halus, bawang putih, dan garam. Jenis pempek yang terkenal
adalah pempek kapal selam yang berisi telur ayam kemudian dibungkus dengan
adonan pempek, direbus kemudian digoreng. Jenis pempek lainnya adalah pempek
lenjer, pempek bulat atau "ada'an", pempek kulit ikan, pempek pistel yang diisi irisan
pepaya muda rebus yang sudah dibumbui, pempek telur kecil dan pempek kriting.
Pempek bisa ditemukan dengan mudah di kota Palembang, mulai dari
restoran, kantin hingga gerobak. Awalnya pempek dibuat dari ikan belida. Namun,
dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut diganti dengan
ikan gabus yang harganya lebih murah, tetapi tetap dengan rasa yang lebih gurih.
Pada perkembangan selanjutnya, digunakan juga jenis ikan sungai lainnya, misalnya
ikan putak, toman dan bujuk. Jenis ikan laut juga dapat digunakan seperti Tenggiri,
Kakap Merah, parang-parang, ekor kuning dan ikan sebelah. Adonan pempek juga
dapat menghasilkan berbagai jenis makanan, bergantung pada komposisi, proses
pengolahan akhir dan pola penyajian. Diantaranya adalah laksan, tekwan, model dan
celimpungan (Anonim, 2008).
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di Gang lampung Timbangan Indralaya pada
tanggal 22 Maret 2011 pukul 10.00 sampai dengan selesai.
B. Alat Dan Bahan
Bahan untuk pembuatan pempek adalah:
1) 1kg jagung, 2) 1kg sagu, 3) ¼ kg tepung terigu, 4) air secukupnya, 5) 1
butir telur ayam, dan 6) garam secukupnya.
Bahan untuk isi pempek adalah:
1) papaya muda secukupnya, 2) 1 butir telur ayam,3) 3 siung bawang merah,
4) 2 siung bawang putih, dan 5) lada secukupnya.
Alat yang untuk pembuatan pempek adalah:
1) baskom, 2) pisau, 3) sendok, 4) dampar, 5) panci, 6) penggorengan, 7)
saringan, dan 8) penggilingan.
B. Cara Kerja
Cara kerja pembuatan pempek:
1) Jagung dicuci bersih dan dipipilkan. Digiling dan kemudian ditumbuk hingga
menjadi halus.
2) Tepung terigu dimasukkan ke dalam baskom, kemudian dicairkan dengan air
panas hingga tergelatinisasi. Dimasukkan jagung yang telah halus ke dalam
tepung terigu yang telah dicairkan kemudian diaduk hingga merata.
3) Dimasukkan telur dan garam secukupnya ke dalam adonan.
4) Setelah itu, ditambahkan sagu dan kemudian diaduk adonan hingga menjadi
kalis.
5) Panaskan air untuk merebus pempek.
6) Bentuk adonan menjadi beberapa bentuk; pempek lenjer, pempek kapal selam
dan lainnya sesuai selera. Setelah dibentuk, adonan dimasukkan kedalam air
mendidih yang telah direbus.
7) Pempek diangkat jika telah mengapung.
8) Pempek sudah bisa langsung dimakan atau lebih nikmat disajikan setelah
pempek digoreng.
Cara kerja pembuatan bumbu halus:
1) Pepaya muda dikupas dan dicuci bersih. Kemudian iris tipis-tipis secara
vertical dan direndam dengan air garam.
2) Bawang merah dan bawang putih dikupas dan dicuci.
3) Ditumbuk bawang merah, bawang putih dan lada hingga menjadi halus.
4) Ditumis bumbu halus hingga harum. Irisan pepaya muda dimasukkan ke
dalam bumbu dan ditumis bersamaan.
5) Setelah masak, siap dijadikan untuk isi pempek.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Proses pembuatan pempek jagung dilakukan di indralaya berlokasi di gang
lampung. Bahan-bahan pembuatan pempek diperoleh dari pasar tradisional indralaya.
Pembuatan pempek jagung menggunakan bahan yang mudah didapat dan memiliki
harga yang relatif murah.
Pempek mengandung protein, karbohdirat dan lemak, apalagi jika proses
pembuatannya dicampuri telur maka kandungan gizinya akan sangat bagus untuk
kesehatan. Bahan bakunya terdiri dari tapioka atau sagu yang mengandung
karbohidrat. Kemudian ada ikan segar seperti ikan belida dan ikan lainnya
mengandung protein. Lalu dicampur dengan telur dan bahan pelengkap secukupnya,
akan menambah gizi dan lemak. Selain itu, kualitas pempek yang memenuhi
kebutuhan kesehatan untuk tubuh, sangat tergantung dengan proses pengolahan
bahan-bahan dengan baik.
Pembuatan olahan pangan berbasis karbohidrat, digunakan jagung untuk
mensubtitusi ikan yang biasa digunakan dalam pembuatan pempek. Subtitusi jagung
digunakan dengan komposisi yang sama dengan komposisi rasio perbandingan antara
ikan dan tepung sagu dalam pembuatan pempek yaitu 1:1. Kekurangan subtitusi
jagung terhadap pempek yang dapat diketahui addalah bahwa terdapat perbedaan
aroma dan tekstur adonan. Penggunaan tepung terigu yang diseduh dengan
menggunakan air panas adalah sebagai cara untuk membentuk tekstur yang lebih
baik, sehingga adonan yang dibuat lebih cepat kalis. Kekurangan dalam penambahan
seduhan tepung terigu adalah akan meningkatkan kadar air adonan karena dalam
jagung yang telah dihaluskan juga mengandung kadar air yang cukup tinggi.
Proses pengadonan pempek jagung juga mengalami kesulitan terhadap rasio
pperbandingan sagu danjagung yang digunakan. Penggunaan rasio perbandingan 1:1
akan menghasilkan adonan pempek yang cukup kalis, namun terdapat kesulitan
dalam membentuk adonan dikarenakan adonan terbentuk agak lembek. Kesulitan
tersebut dapat diatasi dengan penambahan tepung sagu lrbih banyak dari rasio awal.
Penambahan sagu tersebut dapat membuat adonan lebih kalis. Alternatif ketiga
adalah penambahan seduhan tepung terigu sehingga adonan terbentuk juga lebih
kalis.
Terdapat kelemahan pada pembuatan pempek jagung ini yaitu pada tekstur
pempek. Penggunaan jagung sebagai subtitusi pempek belum bisa menghasilkan
tekstur pempek yang memiliki karakteristik yang sama dengan produk pempek
dipasaran. Hal ini diakibatkan adanya peristiwa gelatinisasi pada ketiga pati dari
bahan yang digunakan, yaitu pati jagung, pati tepung sagu dan pati tepung terigu.
Peristiwa gelatinisasi mengakibatkan tekstur pempek dalam keadaan dingin
setelah dimasak menjadi keras. Pati yang telah mengembang saat adonan direbus
menjadi memadat karena terjadi peristiwa pengkristalan pati. Kadar pati pempek
jagung yang tinggi mengakibatkan tekstur pempek menjadi keras setelah mengalami
perubahan suhu lingkungan menjadi dingin.
Formulasi terbaik dalam pembuatan pempek jagung perlu diteliti lebih lanjut
untuk menghasilkan kualitas pempek yang baik dan mendekati pempek dipasaran.
Jika hal ini dapat dilakukan sehingga diperoleh formulasi terbaik, bukan tidak
mungkin digunakan jagung dalam subtitusi ikan pada pembuatan pempek jagung
sehingga terdapat jenis baru dari produk pempek dan juga pemanfaatan bahan dasar
jagung yang melimpah secara optimal.
V. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pembuatan pempek jagung dapat disimpulkan beberapa
hal, seperti :
1. Jagung merupakan komoditi yang mengandung karbohidrat sebagai penusun
utamanya.
2. Pempek adalah makanan khas Sumatera selatan yang merupakan makanan
berbasis karbohidrat yyang berasal dari tepung sagu dan protein yang berasal dari
telur dan protein.
3. Subtitusi jagung sebagai pengganti ikan belum maksimal karena tekstur
produk belum dapat memiliki karakteristik yang sama dengan pempek dipasaran.
4. Terjadi peristiwa gelatinisasi pada pempek sehingga mengakibatkan tekstur
produk memadat saat dingin.
5. Formulasi terbaik dalam pembuatan pempek jagung perlu diteliti lebih lanjut
untuk mendapatkan produk yang memiliki karakteristik yang sama dengan
pempek dipasaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Pempek. (online). http://id.wikipedia.org/wiki/Pempek [diakses tanggal 26 Maret 2011].
Anonim,2009. Tepung Sagu.(online). http://www.warintekjogja.com/warintek/ warintekjogja/warintek_v3/datadigital/bk/tepung%20sagu.pdf ( diakses pada tanggal 2 Maret 2011)
Kusnandar, Feri. 2010. Kimia Pangan : Komponen Makro. Dian Rakyat. Jakarta.
Muchtadi,Tien R. dan Fitriyono A. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Alfabeta. Bandung
Safta. 2006. Pempek Ikan Belido, Eksklusif dalam Rasa. http://www.indomedia.com/sripo/2006/04/02/0204H03.pdf [02 Maret 2009].
Santoso, B., et al. 2006. Pemanfaatan Buah Kolang Kaling (Arenge pinnata) Sebagai Active Edible Film untuk Pengemas Lempok Durian Ukuran Kecil (Bite Size).
Winarno, F.G. 1998. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama.