laporan tda

22
BAB I PENDAHULUAN I.A Latar Belakang Pada zaman yang modern ini banyak orang yang mengkonsumsi makanan secara sembarangan tanpa memikirkan efek samping dan bahayanya. Setelah timbul gejala- gejala yang lain baru menyadarinya dan pergi ke dokter. Terlalu banyak memgkonsumsi makanan yang terlalu asin, berminyak, dan berlemak dapat mengakibatkan tekanan darah meninggi. Apabila tidak segera diatasi dan dikendalikan maka akan membahayakan kesehatan. Seorang dokter harus mengetahui cara- cara pengukuran tekanan darah arteri baik itu dengan menggunakan cara palapasi, auskultasi, maupun cara osilasi. Begitupun dengan dokter gigi seorang dokter gigi juga dituntut untuk mengetahui cara-cara pengukuran tekanan darah arteri hal itu dikarenakan seseorang yang memiliki tekanan darah yang tinggi maka pada orang tersebut tidak dapat dilakukan ekstraksi atau pencabutan gigi. Apabila dokter gigi tidak mengeahui cara pengukuran tekanan darah maka dokter gigi tersebut tidak dapat melakukan ekstraksi gigi, karena bila dilakukan maka dapat membahayakan kesehatan. Mengingat cara-cara pengukuran tekanan darah arteri yang begitu penting maka perlu dibuat laporan yang membahas

Upload: premolarp

Post on 24-Apr-2015

29 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan TDA

BAB I

PENDAHULUAN

I.A Latar Belakang

Pada zaman yang modern ini banyak orang yang mengkonsumsi makanan secara

sembarangan tanpa memikirkan efek samping dan bahayanya. Setelah timbul gejala-

gejala yang lain baru menyadarinya dan pergi ke dokter. Terlalu banyak memgkonsumsi

makanan yang terlalu asin, berminyak, dan berlemak dapat mengakibatkan tekanan darah

meninggi. Apabila tidak segera diatasi dan dikendalikan maka akan membahayakan

kesehatan.

Seorang dokter harus mengetahui cara- cara pengukuran tekanan darah arteri baik

itu dengan menggunakan cara palapasi, auskultasi, maupun cara osilasi. Begitupun

dengan dokter gigi seorang dokter gigi juga dituntut untuk mengetahui cara-cara

pengukuran tekanan darah arteri hal itu dikarenakan seseorang yang memiliki tekanan

darah yang tinggi maka pada orang tersebut tidak dapat dilakukan ekstraksi atau

pencabutan gigi. Apabila dokter gigi tidak mengeahui cara pengukuran tekanan darah

maka dokter gigi tersebut tidak dapat melakukan ekstraksi gigi, karena bila dilakukan

maka dapat membahayakan kesehatan.

Mengingat cara-cara pengukuran tekanan darah arteri yang begitu penting maka

perlu dibuat laporan yang membahas mengenai tekanan darah arteri itu sendiri dan

metode pengukurannya. Berikut ini akan dibahas mengenai ”Tekanan Darah Arteri Pada

Manusia”.

Page 2: Laporan TDA

I.B Tujuan Percobaan :

1. Mempelajari cara-cara pengukuran tekanan darah arteri.

2. Mempelajari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah secara

fisiologis.

Page 3: Laporan TDA

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

Alat-alat yang dibutuhkan :

1. Manometer air raksa atau aneroid

2. Stetoskop

Cara Kerja :

Dalam mencatat tekanan darah secara fisiologis, orang coba harus berada dalam keadaan

yang menyenangkan dan lepas dari pengaruh- pengaruh yang dapat mempengaruhi hasil

pencatatan tekanan darah ini hádala dengan metode tak langsung.

I. Cara Palapasi [ Metode Riva Rocci]

Segala bentuk pakaian harus dilepaskan dari lengan atas dan manset dipasang dengan

ketat dan sempurna pada lengan. Bila manset tidak terpasang dengan ketat maka dapat

diperoleh pembacaan yang abnormal tinggi. Saluran karet dari manset kemudian

dihubungkan dengan manometer. Sekarang rabalah arteri radialis pada pergelangan

tangan orang coba dan tekanan dalam manset dinaikkan dengan memompa samapai

denyut nadi (denyut arteri radialis) menghilang. Tekanan dalam manset kemudian

diturunkan dengan memutar tombol pada pompa perlahan-lahan yaitu dengan kecepatan

kira-kira 3 mm/detik. Saat dimana denyut arteri radialis teraba kembali menunjukkan

tekanan darah sistolis. Dengan metode ini tidak dapat ditentukan tekanan darah sistolis.

Metode palpasi harus dilakukan sebelum melakukan auskultasi untuk menentukan tinggi

tekanan sistolis yang diharapkan.

II. Cara Auskultasi

Metode ini pertama-tama diperkenalkan oleh seorang dokter Rusia yaitu Korotkoff pada

tahun 1905. Kedua tekanan sistolis dan diastolis dapat diukur dengan metode ini, dengan

cara mendengar [auskultasi] bunyi yang timbul pada arteri brachialis yang disebut bunyi

Korotkoff. Bunyi ini terjadi akibat timbulnya aliran turbulen dalam arteri yang

disebabkan oleh penekanan manset pada arteri tersebut. Dalam cara auskultasi ini harus

Page 4: Laporan TDA

diperhatikan bahwa terdapat suatu jarak paling sedikit 5 cm, antara manset dan tempat

meletakkan stetoskop. Mula-mula rabalah arteri brachialis untuk mengetahui tempat

meletakkan stetoskop. Kemdian pompalah manset sehingga tekanannya melebihi tekanan

sistolis [yang diketahui dari palpasi]. Turunkanlah tekanan manset perlahan-lahan sambil

meletakkan stetoskop diatas arteri brachialis pada siku. Mula-mula tidak terdengar bunyi

mengetuk yaitu ketika darah mulai melewati arteri yang tertekan oleh manset sehingga

terjadilah turbulensi. Bunyi yang terdengar disebut bunyi Korotkof dan dapat dibagi

dalam empat fase yang berbeda :

Fase I : Timbulnya dengan tiba-tiba suatu bunyi mengetuk yang jelas dan makin lama

makin keras sewaktu tekanan menurun 10-14 mmHg berikutnya. Ini disebut pula nada

letupan.

Fase II : Bunyi berubah kwalitasnya menjadi bising selama penurunan tekanan 15-20

mmHg berikutnya.

Fase III : Bunyi sedikit berubah dalam kwalitasnya tetapi menjadi lebih jelas dan keras

selama penurunan tekanan 5-7 mmHg berikutnya.

Fase IV : Bunyi meredam [melemah] selama penunan 5-6 mmHg berikutnya.

Fase V : Titik di mana bunyi menghilang.

Permulaan dari fase I yaitu dimana buntyi mula-mula terdengar merupakan tekanan

sistolis. Permulaan fase IV atau fase V merupakan tekanan diastolis, dengan perbedaan

sebagai berikut : fase IV terjadi pada tekanan 7-10 mmHg lebih tinggi daripada tekanan

diastolis intra arterial yang diukur secara langsung. Fase V terjadi pada tekanan yang

sangat mendekati tekanan diastolis intra arterial pada keadaan istirahat. Pada keadaan

latihan otot atau keadaan yang meningkatkan aliran darah, maka fase V jauh lebih

rendah dari tekanan diastolis yang sebenarnya. Pada anak-anak , fase IV lebih tepat

digunakan sebagai index tekanan diastolis.

Catatlah hasil pemeriksaan sebagai berikut: 120/82/78, yaitu 120 = tekanan sistolis ; 82=

fase IV, 78= Fase V. Bila fase IV dan fase V adalah sama, maka ditulis : 120/78/78.

Ulangi pencatatan beberapa kali untuk memperoleh nilai yang pasti.

Page 5: Laporan TDA

III. Cara Osilasi

Yaitu dengan melihat osilasi air raksa pada manometer. Manset dipompa sampai tekanan

10-20 mmHg melebihi tekanan sistolis yang ditentukan dengan metoda Riva Rocci.

Tekanan manset diturunkan perlahan-lahan sambil memperhatikan air raksa manometer.

Saat timbulnya osilasi pada manometer menunjukkan tekanan sistolis. Tekanan manset

terus diturunkan sampai osilasi menghilang yang menunjukkan tekanan diastolis.

Di dalam praktek,ketiga cara ini harus dikombinasikan untuk memperoleh hasil yang

memuaskan dan dapat dipercaya.

Urutan pengukuran :

Mula-mula tentukan tekanan sistolis denagan cara palpasi. Kosongkan manset sebentar

agar orang coba tidak merasa nyeri akibat tekanan manset yang terlalu lama. Kemudian

pompalah manset sampai tekanannya melebihi tekanan sistolis sebesar 10-20 mmHg.

Letakkan stetoskop dengan hati-hati pada siku di atas arteri brachialis. Jangan terlalu

keras menekan stetoskop oleh karena dapat menimbulkan turbulensi yang tidak

diinginkan. Turunkan tekanan manset sembari mendengarkan bunyi yang timbul dan

memperhatikan osilasi yang terjadi pada manometer. Dengan cara-cara ini saudara pasti

akan memperoleh hasil yang memuaskan. Setiap kali selesai melakukan pengukuran,

kosongkan manset agar orang coba tidak terganggu. Hindari kontraksi otot-otot lengan

orang coba oleh karena dapat mempengaruhi hasil pencatatan.

Protokol

1. Tekanan Darah Istirahat

Ukurlah tekanan darah orang coba setelah berbaring 5 menit, setelah duduk 5 menit

dan setelah berdiri 5 menit. Orang coba harus benar-benar dalam keadaan santai.

Bandingkanlah hasil ketiga pencatatan ini. Dalam mencatat tekanan darah, gunakan

kombinasi ketiga cara tadi.

Page 6: Laporan TDA

2. Pengaruh Perubahan Sikap

Orang coba berbaring selama 5 menit. Ukurlah tekanan darah, kemudian orang coba

diminta segera berdiri dan ukurlah segera tekanan darah dengan lengan lurus ke

bawah. Tekanan darah diukur 0,1,2,3,4,dan 5 menit sesudah berdiri.

3. Pengaruh Kerja Otot

Orang coba diminta untuk melakukan kegiatan misalnya berlari di tempat selama

kurang lebih 3-5 menit kemudian catatlah tekanan darah kontrol [sebelum kegiatan].

4. Pengaruh Berpikir

Catatlah tekanan darah kontrol. Kemudian orang coba diminta untuk berpikir dengan

kuat yaitu memecahkan soal matematika yang susah. Catatlah tekanan darahnya

secepat mungkin, kalau perlu selagi orang coba berpikir. Bandingkanlah dengan

tekanan kontrol.

Page 7: Laporan TDA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Arteri berfungsi sebagai jalur cepat ke jaringan dan sebagai reservoir

tekanan.Arteri mengkhususkan diri berfungsi sebagai jalur cepat untuk menyampaikan

darah dari jantung ke jaringan (karena radiusnya yang besar, resistensi arteri terhadap

aliran darah rendah) dan berfungsi sebagai reservoir tekanan untuk menghasilkan gaya

pendorong bagi darah sewaktu jantung mengalami relaksasi. (Sherwood, 303)

Jantung secara bergantian berkontraksi untuk memompa drah ke arteri dan

berelaksasi untuk menerima pemasukan darah dari vena. Tidak ada darah yang dipompa

ke luar pada saat jantung melemas dan sedang terisi darah. Namun, aliran kapiler tidak

berfluktuasi antara sistol dan disastol jantung : darah terus mengalir melalui kapiler

untuk mencapai jaringan. Gaya pendorong agar darah terus mengalir ke jaringan selama

jantung melemas dihasilkan oleh sifat elastis dinding arteri. Semua pembuluh dilapisi

oleh stu lapisan sel endotel gepeng halus yang berhubungan dengan lapisan endokardium

jantung. Lapisan endotel arteri dikelilingi oleh suatu dinding tebal yang mengandung otot

polos dan dua jenis jaringan ikat dalam jumlah besar : serat kloagen, menghasilkan daya

rentang (tensile strenght) terhadap tekanan tinggi darah yang disemprotkan dari jantung,

dan serat elastin yang memberi dinding berperilaku seperti balon. (Sherwood,303)

Tekanan arteri berfluktuasi dalam kaitannya dengan sistol dan diastol ventrikel.

Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh,

bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam pembuluh dan compliance atau

daya regang (distensibility), dinding pembuluh yang bersangkutan (seberapa mudah

mereka dapat diregangkan). Apabila volume darah yang masuk arteri sama dengan

volume darah yang meninggalkan arteri selama periode yang sama, tekanan darah arteri

akan konstan.Tekanan maksimum yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah disemprotkan

masuk ke dalam arteri selama sistol atau tekanan sistolik rata-rata adalah 120 mmHg.

Tekanan minimum di dalam arteri sewaktu darah mengalir ke luar ke pembuluh di hilir

selama distol, yakni tekanan diastolik rata- rata 80 mmHg.(Sherwood, 303-304)

Page 8: Laporan TDA

Tekanan darah dapat secara tidak langsung diukur dengan menggunakan

sfigmomanometer. Perubahan tekanan arteri selama siklus jantung dapat diukur secara

langsung dengan menghubungkan alat pengukur tekanan ke sebuahjarum yang

dimasukkan ke dalam sebuah arteri. Namun, pengikuran dapat dilakukan secara lebih

nyaman dan cukup akurat, yaitu secara tidak langsung dengan menggunakan

sfignomanometer, suatu manset yang dapat dikembungkan dipakai secara eksternal dan

dihubungkan dengan pengukuran tekanan. Apabila manset dilingkarkan mengelilingi

lengan atas dan kemudian dikembungkan dengan udara tekanan manset disalurkan

melalui jaringan ke arteri brakialis di bawahnya, yaitu pembuluh utama yang mengangkut

darah ke lengan bawah. Teknik ini melibatkan keseimbangan antara tekanan di manset

dengan tekanan di arteri. Apabilla tekanan darah lebih besar daripada tekanan manset,

pembuluh terbuka dan darah mengalir melaluinya.(Sherwood,304)

Pada praktek klinisnya pengukuran dengan menggunakan teknik

sfigmomanometer, tekanan darah arteri dinyatakan sebagai tekanan sitolik di atas tekanan

diastolik., dengan nilai rata-ratanya 120/80 mmHg. Denyut yang dapat diraba di sebuah

arteri yang berada dekat dengan permukaan kulit ditimbulkan oleh perbedaan antara

tekanan sistolik dan diastolik. Perbedaan tekanan ini dikenal sebagai tekanan nadi (pulse

pressure). Apabila tekanan darah adalah 120/80 maka tekanan nadi adalah 40 mmHg

(120 mmHg – 80 mmHg).(Sherwood, 306)

Tekanan darah dalam arteri brachilis pada orang dewasa dalam keadaan duduk

atau posisi berbaring waktu istirahat kira-kira 120/70 mmHg. Tekanan ini dapat

dipengaruhi oleh emosi, misalnya, meningkatkan curah jantung dan mungkin sulit

diperoleh tekanan darah istirahat sebenarnya.Pada umumnya, jika curah jantung

meningkat maka akan meningkatkan tekanan sistolik, sedangkan peningkatan resistensi

perifer meningkatkan tekanan diastolik. Faktor yang lain adalah usia , tekanan sistolik

pada orang tua lebih tinggi daripada orang muda sebab terdapat peningkatan yang kurang

pada volume sistem arteri waktu sistolik untuk menmapung jumlah darah yang sama.

(Ganong,502)

Page 9: Laporan TDA

Selain itu ada yang lebih penting daripada fluktuasi tekanan sistolik dan diastolik

atau tekanan nadi adalah tekanan arteri rata-rata. Tekanan arteri rata-rata adalah gaya

pendorong utama agar darah mengalir. Tekanan arteri rata-rata dapat ditentukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut : (Sherwood,306)

Tekanan arteri rata-rata =

Tekanan diastolik + (1/3 tekanan sistolik)

Pada 120/80 tekanan arteri rata-rata =

80 mmHg + (1/3 x 120 mmHg) = 93 mmHg

Tekanan arteri rata-rata inilah, bukan tekanan sistolik atau diastolik, yang

dipantau dan diatur oleh refleks-refleks tekanan darah. Tekanan arteri apakah sistolik,

diastolik, rata-rata atau nadi padea dasarnya sama di semua arteri. Karena arteri kurang

menimbulkan resistensi terhadap aliran, kehilangan energi tekanan melalui friksi dapat

diabaikan. (Sherwood, 306)

Hipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius tetapi sebagian besar

penyebabnya tidak diketahui. Tekanan darah dapat meningkat dan menurun dari batas

normal. Tekanan darah yang meningkat di atas normal yaitu 140/90 mmHg disebut

hipertensi, sedangkan tekanan darah yang menurun di bawah batas normla yaitu 100/60

mmHg disebut hipotensi. Hipotensi adalah syok sirkulasi (Sherwood 335)

Tekanan darah dapat turun sangat lambat pada arteri yang ukuran besar dan

sedang sebab resistensinya terhadap aliran adalah rendah, tetapi tekanan turun dengan

cepat pada arteri kecil dan arteriol yang merupakan tempat utama resistensi perifer yang

melawan pompa jantung. Besarnya penrunan tekanan sepanjang arteriol sangat berbeda-

beda tergantung apakah mereka kontriksi atau dilatasi.(Ganong 500)

Tekanan arteri dapat meningkat dan menurun oleh karena pengaruh

gravitasi.Tekanan arteri oleh pengaruh gravitasi,tekanan dalam setiap pembuluh di bawah

jantung meningkat dan tekanan dalam setiap pembuluh di atas jantung menurun.

(Ganong 500)

Page 10: Laporan TDA

Selain dari faktor emosi, usia, dan garvitasi ada juga faktor yang mempengaruhi

tekanan arteri yaitu faktor yang berhubungan yaitu sirkulasi volume darah dapat

mempengaruhi tekanan arteri karena : (Mohrman 177)

Volume darah

Tekanan vena perifer

Left shift of venous function curve

Tekanan vena senrtal

Cardiac output

Tekanan arteri

Sebuah fakta yang masih dipertimbangkan adalah bahwa tekanan arteri

mempunyai pengaruh yang mendalam terhadap rasio pengeluaran urin dan hal ini

berpengaruh terhadap total volume cairan tubuh. Karena volume darah merupakan salah

satu komponen dari total cairan tubuh, perubahan volume darah akan menyebabkan

perubahan dalam total volume cairan tubuh. Mekanismenya adalah sebagai berikut :

(Mohrman 178)

Berikut ini adalah mekanismenya : (Mohrman 178)

Tekanan arteri (gangguan)

Page 11: Laporan TDA

Rasio pengeluaran urin

Volume cairan

Volume darah

Cardiac output

Tekanan arteri (kompensasi0

BAB IV

Page 12: Laporan TDA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan:

Berikut ini akan dibahas mengenai cara-cara pengukuran tekanan darah arteri:

- Cara Palpasi

Tekanan sistolik dapat ditentukan dengan mengembangkan manset lengan dan

kemudian membiarkan tekanan turun dan menentukan tekanan dimana denyut radialis

pertama kali teraba. Meraba arteri radialisnya dengan menggunakan 3 jari agar lebih

terasa denyutannya yaitu jari telunjik, jari tengah, dan jari manis. Pipa nya diletakkan

diantara brakealisnya. Dan lengan yang digunakan untuk melakukan pengukuran

yaitu lengan kiri. Perhatikan bunyi yang terdengar, bunyi yang paling pertama

terdengar adalah tekanan sistolik. Dimana tekanan darah sistolik adalah tekanan pada

aliran darah pada saat menmgalir ke arteri. Sedangkanbunyi yang paling terakhir

terdengar adalah tekanan diastolik dimana tekanan diastolik adalah tekanan yang

terjadi pada saat jantung berelaksasi.

Pada cara ini didapatkan hasil yaitu : Pasien yang pertama 110/85 mmHg

Pasien yang kedua 120/70 mmHg

Dari data di atas dapat dilihat bahwa pasien yang di ukur tekanan darahnya

mempunyai tekanan darah yang normal.

- Cara Auskuiltasi :

Manset harus terletak setinggi jantung untuk memperoleh tekanan yang tidak

dipengaruhi oleh gravitasi. Cara pengukurannya hampir sama dengan cara palpasi

yang berbeda hádala cara pencatatannya. Pencatatannya meliputi fase I/Fase IV/fase

V, dimana fase I adalah fase dimana bunyi pertama kali terdengar, fase IV bunyi

meredam setelah itu menghilang, fase V yaitu titik dimana bunyi menghilang. Fase I

adalah tekanan sistoliknya dan fase IV atau V adalah tekanan diastoliknya.

Perbedaanya pada fase IV terjadi tekanan 7-10 mmHg lebih tinggi daripada tekanan

diastolik intra arterial yang diukur secara langsung. Dan fase V adalah tekanan yang

Sangat mendekati tekanan diastolis intra arterial pada keadaan istirahat.

Page 13: Laporan TDA

Dari pengukuran didapatkan data sebagai berikut : Pasien yang pertama : 120/70/70

Dari data di atas dapat dikatakan bahwa pasien yang diukur tekanan darahnya

mempunyai tekanan darah normal.

- Cara Osilasi

Pada cara ini dengn menggunakan manset dan manometer. Pertama-tama manset

dipompa sampai melebihi tekanan sistoliknya yang ditentukan dengan cara palpasi,

setelah itu tekanan manset diturunkan perlan-lahan sambil memperhatikan air raksa

pada manometer. Perhatikan kecembungan air raksa. Tekanan sistolik nya

ditunjukkan dari kecembungan air raksa pada manometer yang pertama kali.

Sedangkan tekanan diastoliknya adalah kecembungan air raksa yang terakhir kalinya.

Dari cara ini didapatkan data sebagai berikut :

Pasien pertama: 110/85 mmHg

Pasien kedua : 120/70 mmHg

Dari data di atas dapat diketahui bahwa kedua pasien mempunyai tekanan drah yang

normal.

Setelah melakukan tes didapatkan hasil yang seperti diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa kedua pasien yang diukur tekanan darahnya masih berada di batas nomal dan

tekanan darah setiap orang berbeda antara satu dengan yang lainya. Adapun faktor-faktor

yang menyebabkan tekanan darah seiap orang berbeda antara satu denagn yang

lainnya..Faktor-faktor itu antara lain sebagai berikut ( Baik itu dengan menggunkan cara

palpasi, auskultasi, maupun cara osilasi ) :

1. Emosi yang menyebabkan curah jantung meningkat

2. Ketepatan pengukuran ( untuk cara palpasi dan auskultasi), contohnya jika kita

melakukan pengukuran di ruangan yang rebut atau agak berisik dapat mengganggu

pendengaran kita dan kita tidak dapat mendengar tekanan sistole dan diastole nya.

3. Keadaan stress ( kondisi psikologi) jika seseorang sedang stress maka pada diri

sesorang/pasien tersebut,curah jantungnya meningkat dan tekanan darah menjadi lain

dan susah mendapakan tekanan darah pada saat istirahat. Dimana tekanan darah istirahat

adalah tekanan yang paling baik dilakukan pengukuran

Page 14: Laporan TDA

4. Ketepatan pengukuran ( cara osilasi), contohnya pada asaat melakukan pengukuran

kita tidak terlalu memperhatikan kecembungan air raksanya dan ketidaktepatan dan

kurang tepatnya melihat kecembungan air raksa.

Secara singkat faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah arteri :

1. Emosi atau keadaan psikologis pasien

2. Usia

3. Pengaruh gravitasi

BAB V

PENUTUP

Page 15: Laporan TDA

Kesimpulan :

1. Ada 3 cara pengukuran tekanan darah arteri yang umumnya dikenal yaitu cara

palpasi, auskultasi, dan osilasi.

2. Selain 3 cara di atas ada juga cara sfigmomanometer dan tekanan darah normal

menurut cara ini adalah 120/80 mmHg.

3. Kesalahan pengukuran tekanan darah arteri dapat disebabkan oleh faktor-faktor

sebagai berikut :

a) Keadaan psikologi seseorang

b) Kesalahan karena kesalahan mendengar bunyi Korotkow

c) Kesalahan karena ketidaktepatan melihat kecembungan air raksa

.

4. Tekanan darah sistolik adalah tekanan pada aliran darah pada saat mengalir ke

Arteri.

5. Tekanan darah diastolik adalah tekanan darah ketika jantung berelaksasi

6. Jika tekanan darah melebihi batas normal maka pasien tersebut mengalami

hipertensi

7. Jika tekanan darah kurang atau di bawah batas normal maka pasien tersebut

mengalami hipotensi,.

Saran :

1. Sebaiknya soal respon yang diberikan jangan terlalu susah

2. Sebaiknya soal yang masuk di respon merupakan soal yang berasal dari buku

penuntun praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sheerwood Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sistem ke Sel. Jakarta: EGC.2001;

p.303-306, 335.

Page 16: Laporan TDA

2. Ganong WF. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. 2001; p.500-502.

3. Mohrman DE,dkk. Cardiovaskular Physiology. Singapore : Mc Graw Hill.2006;

p.177-178.