laporan studi ekskursi
TRANSCRIPT
Perum Perhutani Unit II Jawa Timur
Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT)
Perum Perhutani berupaya meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya hutan non
kayu berupa pengolahan getah pinus menjadi Gondorukem dan Terpentin. Perum Perhutani
Unit II Jawa Timur melalui Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Non Kayu, mengelola 3 unit
Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) yaitu PGT Sukun, PGT Garahan, dan PGT
Rejowinangun, dengan kapasitas produksi maksimum mampu mengolah getah pinus
54.000 ton/tahun.
Tujuan didirikannya PGT
-Memanfaatkan hutan pinus
-Mengembangkan industry pengolahan hasil hutan non kayu
-Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi gondorukem dan terpentin
-Menanmbah penyediaan lapangan kerja bagi penduduk sekitar hutan
PGT Sukun didirikan tahun 1948, lalu pada sekitar tahun 1973-1974 mulai
menggunakan system destilasi, dan akhirnya pada 15 Juli 1976 diresmikan. Hingga saat ini
jumlah karyawan berjumlah 51 orang.
Gondorukem merupakan residu/sisa dari hasil distilasi getah pinus yang berupa padatan
berwarna kuning jernih sampai kuning tua.
Mutu Grade Warna
Utama X (Rex) Jernih
Pertama WW (White Water) Bening Air
Kedua WG (Window Glass) Bening
Ketiga N (Nancy) Kuning Kecoklatan
Titik Lunak 78o C - 82o C
Warna X - WG
Kadar Kotoran 0,02% - 0,04%
Bilangan Asam 160 - 190
Bilangan Penyabunan 170 – 220
Kadar Abu 0,01 % - 0,04%
Minyak Terpentin merupakan hasil distilasi/penyulingan getah pinus. Beberapa persyaratan
dalam klasifikasi mutu yaitu:
-Mutu Utama dengan tanda Mutu A
-Mutu Standar dengan tanda Mutu B
Penentuan mutu terpentin ditentukan:
-Warna jernih
-Tidak mengandung kotoran dan air
-Kandungan Alpha Pinene (80% - 85%)
-Bau yang khas
-Berat jenis (0,848 – 0,865)
Beberapa Kegunaan Gondorukem dan Terpentin
Gondorukem semula dikenal sebagai bahan proses pembuatan pabrik dan bahan untuk
melekatkan patri/solder, namun saat ini mempunyai kegunaan lain seperti pelapis kertas,
bahan additive, tinta printing, industry ban, isolasi, cat, vernis, plastic, sabun, semir sepatu,
keramik, lem, dll. Terpentin yang semula hanya dikenal sebagai pelarut cat apabila diproses
dapat menghasilkan bahan baku industry parfum, kosmetik, farmasi, kamfer, desinfektan, dll.
Persiapan Bahan Baku
Getah dari penyadap dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Getah (TPG) kemudian
diangkut secara visual dengan membandingkan antara getah yang diterima dangan sample
standar/master getah, kemudian ditimbang.
Penampungan Getah
Getah ditampung dalam suatu bak penampung bersekat yang disebut Bak Getah,
berfungsi memisahkan getah dengan kotoran.
Pengenceran dan Penyaringan
Tangki Melter berfungsi untuk mengencerkan larutan getah dengan menggunakan
terpentin untuk memudahkan pemisahan kotoran kasar.
Tangki Mixer berfungsi untuk mencampurkan larutan getah – asam oksalat dan air. Asam
oksalat digunakan untuk mengendapkan ion Fe yang berasal dari kotoran khususnya tanah.
Pencucian
Proses ini berfungsi untuk mencuci larutan getah dengan air bersih agar terpisah dari
kotoran halus sebelum dialirkan ke tangki penampung getah bersih melalui filter.
Pemasakan
Pemasakan adalah tahapan yang paling penting dan menentukan kualitas gondorukem
dan terpentin. Meskipun pencucian getah dilakukan berulang – ulang dengan hasil sempurna,
namun apabila proses pemasakan tidak dilakukan dengan baik, maka gondorukem yang
dihasilkan akan bermutu rendah. Pemisahan terpentin dan gondorukem terjadi disini pada
suhu 165oC dengan waktu ± 2 jam. Uap ke kondensor menjadi terpentin + air. Air dan
terpentin terpisah di kondensor pada suhu 20oC
Pengemasan
Pengemasan dilakukan langsung dari tangki pemasak pada saat gondorukem masih
dalam keadaan cair. Gondorukem yang sudah dalam kemasan kaleng diberi label dan
dilakukan pendinginan selama 3 hari yang kemudian siap diangkut untuk dipasarkan.
Pabrik Minyak Kayu Putih
Alur proses DKP ( Daun Kayu Putih) jadi MKP (Minyak Kayu Putih) di PMKP (Pabrik
Minyak Kayu Putih)
Start:
1. Daun kayu putih ditimbang ± 9 ton.
2. BBI masuk tangki pemasak ± 1,5 ton dengan tekanan 0,2 atm. Uap yang didinginkan
pada kondensor.
3. Air masuk dari kondensor terpisah di separator.
4. Minyak di separator dialirkan ke tangki dehydrator untuk proses penyaringan dengan
garam industri.
5. Di tangki dehydrator, minyak ditampung di tangki penampung.
6. Mesin filing untuk pengujian minyak kayu putih pada kemasan.
7. Limbah sebagai briket untuk boiler, untuk menghasilkan uap.
8. Minyak kayu putih siap dipasarkan.
Daun Minyak Kayu Putih yang siap diproses
Limbah sebagai briket hasil pengolahan minyak kayu putih
Perum Perhutani Unit II Jawa Timur
Pabrik Lak
Lak merupakan salah satu komoditi khas hasil hutan non kayu yang dimiliki Perum
Perhutani. Lak berupa sejenis dammar alam dihasilkan dari sekresi sejenis insekta yang
disebut Laccifer lacca Kerr yang hidup di pohon inang.
Tujuan Perusahaan:
-Mengembangkan industry hasil hutan non kayu sebagai diversifikasi produk.
-Mengadakan peluasan lapangan kerja bagi masyarakat.
-Menunjang pengembangan industri yang menggunakan lak sebagai bahan baku.
Manfaat dari Lak
Lak digunakan sebagai bahan pembuatan politur kayu, isolasi, alat – alat listrik,
piringan hitam, tinta cetak, perekat, bahan penyamak kulit, campuran semir sepatu dan
perekat.
Alur Pengolahan Lak
Pemungutan Lak Cabang
Sumber butiran seedlak soltimenta (kutu).
Unit Pengerok
Lak cabang yang telah dipungut kemudian masuk dalam unit pengerokan sehingga
dihasilkan butiran-butiran lak.
Pengayakan
Lak butiran yang masih tercampur dengan kotoran kemudian diayak/disaring untuk
memisahkan kotoran dan ditimbang. Untuk memisahkan dengan ranting, ditimbang lagi.
Perendaman
Perendaman dalam larutan soda api/triethanolamin untuk memisahkan lak butiran
dengan kotoran berupa kayu yang masih tercampur. Bak perendaman 1 malam 0,72 gram
soda, cuci lagi lalu diberi garam.
Pencucian
Lak butiran kemudian dibilas/dicuci dengan air tawar ± selama 60 menit lalu
direndam.
Pengeringan
Pengeringan dilakukan dalam kondisi kering angin
Pabrik Godorukem dan Terpentin
Bak Penampungan Getah
Pengenceran dan Penyaringan
Pemasakan
Pemasaran
Pabrik Lak
Beberapa Produksi Lak
Proses dari awal hingga menjadi limbah