laporan praktikum osean
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
OCEANOGRAFI
KAJIAN OCEANOGRAFI TENTANG
AIR LAUT DI PANTAI BATAKAN
Disusun Oleh :
Anisa Maulina
NIM. J1D109033
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI FISIKA
2012
Kajian Oceanografi
tentang Air Laut di Pantai Batakan
I. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai tugas akhir mata kuliah
oseanografi dan sebagai bahan referensi ilmiah untuk kajian studi oseanografi
khususnya pada kajian tentang pasang surut, kecepatan arus dan tinggi ombak
di pantai Batakan.
II. Tinjauan Pustaka
Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana
awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar
100 °C) karena panasnya Bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena
saat itu atmosfer Bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah
yang menyebabkan tingginya pelapukan dan menyebabkan laut menjadi asin
seperti sekarang ini. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena
seringnya asteroid menghantam Bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat
itu juga bertipe mamut atau tinggi/besar sekali tingginya karena jarak Bulan
yang begitu dekat dengan Bumi (Anonim1, 2012).
Menurut para ahli, awal mula Thorik terdiri dari berbagai versi; salah
satu versi yang cukup terkenal adalah bahwa pada saat itu Bumi mulai
mendingin akibat mulai berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu
atmosfer Lahor pada saat itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang
mengakibatkan terhalangnya sinar Matahari untuk masuk ke Bumi. Akibatnya,
uap Lahar di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah
(yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-
cekungan di Bumi hingga terbentuklah Laut (Anonim1, 2012).
Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer
mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat
membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga
sinar Matahari dapat kembali masuk menyinari Bumi dan mengakibatkan
terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di Bumi juga mengalami
pengurangan dan bagian-bagian di Bumi yang awalnya terendam air mulai
kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan
terbawa ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin (Anonim1, 2012).
Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet Bumi mulai terlihat biru karena
laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut
berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saat itu
diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi. Kehidupan di Bumi,
menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the ocean). Namun
demikian teori ini masih merupakan perdebatan hingga saat ini (Anonim1,
2012).
Pada hasil penemuan geologis pada tahun 1971 pada bebatuan di Afrika
Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan
adanya fosil seukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di
dalam lumpur mendidih di dasar laut. Hal ini mungkin menjawab pertanyaan
tentang saat-saat awal kehidupan dan di bagian lautan yang mana terjadi awal
kehidupan tersebut. Sedangkan kelautan itu sendiri adalah ilmu yang
mempelajari berbagai biota atau makhluk hidup di laut yang perlu
dimanfaatkan melalui usaha perikanan dan kelautan (Anonim1, 2012).
Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau
samudera yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari.
Ada tiga sumber gaya yang saling berinteraksi: laut, Matahari, dan bulan.
Pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan
arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian
pasang sangat diperlukan dalam navigasi pantai. Periode pasang laut adalah
waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah
gelombang berikutnya. Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam
25 menit hingga 24 jam 50 menit. (Anonim2, 2012).
Terdapat tiga tipe dasar pasang laut:
harian (diurnal)
tengah harian (semidiurnal)
campuran (mixed tides).
Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara
sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang laut juga bergantung pada
bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera. Pasang laut merupakan hasil
dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke
arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung dengan
massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih
kecil dari Matahari, namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada
gaya tarik Matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan
lebih dekat daripada jarak Matahari ke bumi. Gaya gravitasi menarik air laut ke
arah bulan dan Matahari dan menghasilkan dua tonjolan pasang surut
gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh
deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan
Matahari (Anonim2, 2012).
Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan
Matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang
naik yang sangat tinggi dan pasang surut yang sangat rendah. Pasang laut
purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama. Pasang laut
perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan Matahari membentuk sudut
tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang rendah dan pasang
surut yang tinggi. Pasang laut perbani ini terjadi pada saat bulan seperempat
dan tigaperempat. (Anonim2, 2012).
Arus adalah proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang
menyebabkan perpindahan horizontal dan vertikal massa air. Gerakan tersebut
merupakan resultan dari beberapa gaya yang bekerja dan beberapa factor yang
mempengaruhinya. Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari
satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara
horizontal (gerakan ke samping). Contoh-contoh gerakan itu seperti gaya
coriolis, yaitu gaya yang membelok arah arus dari tenaga rotasi bumi.
Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mangarah
ke kiri di belahan bumi selatan (Anonim3, 2012).
Gaya ini yang mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam
(ke kanan) pada belahan bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di
belahan bumi selatan. Perubahan arah arus dari pengaruh angin ke pengaruh
gaya coriolis dikenal dengan spiral ekman (Pond dan Pickard, 1983).
Menurut Gross 1972, arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal
dari massa air menuju kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Gerakan
yang terjadi merupakan hasil resultan dari berbagai macam gaya yang bekerja
pada permukaan, kolom, dan dasar perairan. Hasil dari gerakan massa air
adalah vector yang mempunyai besaran kecepatan dan arah. Ada dua jenis gaya
yang bekerja yaitu eksternal dan internal Gaya eksternal antara lain adalah
gradien densitas air laut, gradient tekanan mendatar dan gesekan lapisan air
(Gross,1990)
Pond dan Pickard 1983 mengklasifikasikan gerakan massa air
berdasarkan penyebabnya, terbagi atas :
a. Gerakan dorongan angin
Angin adalah faktor yang membangkitkan arus, arus yang ditimbulkan oleh
angin mempunyai kecepatan yang berbeda menurut kedalaman. Kecepatan
arus yang dibangkitkan oleh angin memiliki perubahan yang kecil seiring
pertambahan kedalaman hingga tidak berpengaruh sama sekali.
b. Gerakan termohalin
Perubahan densitas timbul karena adanya perubahan suhu dan salinitas
anatara 2 massa air yang densitasnya tinggi akan tenggelam dan menyebar
dibawah permukaan air sebagai arus dalam dan sirkulasinya disebut arus
termohalin.
c. Arus Pasut
Arus yang disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi dan benda
benda angkasa. Arus pasut ini merupakan arus yang gerakannya horizontal.
d. Turbulensi
Suatu gerakan yang terjadi pada lapisan batas air dan terjadi karena adanya
gaya gesekan antar lapisan.
e. Tsunami
Sering disebut sebagai gelombang seismic yang dihasilkan dari pergeseran
dasar laut saat etrjadi gempa.
f. Gelombang lain ; Internal, Kelvin dan Rossby/Planetary
Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus atas dan arus
bawah. Arus atas adalah arus yang bergerak di permukaan laut. Sedangkan
arus bawah adalah arus yang bergerak di bawah permukaan laut. Faktor
pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin yang bertiup
diatasnya. Tenaga angin memberikan pengaruh terhadap arus permukaan
(atas) sekitar 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan arus ini akan
berkurang sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman perairan sampai
pada akhirnya angin tidak berpengaruh pada kedalaman 200 meter
(Bernawis,2000)
Oleh karena dibangkitkan angin, arah arus laut permukaan (atas)
mengikuti arah angin yang ada. Khususnya di Asia Tenggara karena arah angin
musim sangat terlihat perubahannya antara musim barat dan musim timur maka
arus laut permukaan juga banyak dipengaruhinya. Arus musim barat ditandai
oleh adanya aliran air dari arah utara melalui laut Cina bagian atas, laut Jawa,
dan laut Flores. Adapun pada musim timur sebaliknya mengalir dari arah
selatan (Anonim3, 2012).
Selain pergerakan arah arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air
vertikal yang dikenal dengan upwelling dan downwelling di daerah-daerah
tertentu. Proses upwelling adalah suatu proses massa air yang didorong ke atas
dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter. Angin yang mendorong lapisan
air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya air yang
berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas. Oleh karena
air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka
kandugan oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan
suhu air permukaan lainnya. Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung
larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat sehingga cederung mengandung banyak
fitoplankton. Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan di lautan,
dengan demikian di daerah upwelling umumnya kaya ikan (Anonim3, 2012).
Gelombang laut atau ombak merupakan gerakan air laut yang paling
umum dan mudah kita amati. Helmholts menerangkan prinsip dasar terjadinya
gelombang laut sebagai berikut : “Jika ada dua massa benda yang berbeda
kerapatannya (densitasnya) bergesekan satu sama lain, maka pada bidang
gerakannya akan terbentuk gelombang”. Gelombang terjadi karena beberapa
sebab, antara lain:
a. Karena angin. Gelombang terjadi karena adanya gesekan angin di
permukaan, oleh karena itu arah gelombang sesuai dengan arah angin.
b. Karena menabrak pantai. Gelombang yang sampai ke pantai akan terjadi
hempasan dan pecah. Air yang pecah itu akan terjadi arus balik dan
membentuk gelombang, oleh karena itu arahnya akan berlawanan dengan
arah datangnya gelombang.
c. Karena gempa bumi. Gelombang laut terjadi karena adanya gempa di dasar
laut. Gempa terjadi karena adanya gunung laut yang meletus atau adanya
getaran/pergeseran kulit bumi di dasar laut. Gelombang yang ditimbulkan
biasanya besar dan disebut dengan gelombang “tsunami”. Contoh ketika
Gunung Krakatau meletus 1883, menyebabkan terjadinya gelombang
tsunami yang banyak menimbulkan kerugian.
Gerakan permukaan gelombang dapat dikelompokan sebagai berikut:
a. Gerak osilasi, yaitu gerak gelombang akibat molekul air bergerak melingkar.
Gerak osilasi biasanya terjadi di laut lepas, yaitu pada bagian laut dalam.
Adanya gelombang dibangkitkan oleh kecepatan angin, lamanya angin
bertiup, luas daerah yang ditiup angin (fetch), dan kedalaman laut.
Gelombang ini memiliki tinggi dan lembah gelombang. Puncak gelombang
akan pecah di dekat pantai yang disebut breaker atau gelora.
b. Gerak translasi, yaitu gelombang osilasi yang telah pecah lalu seperti
memburu garis pantai, bergerak searah dengan gerak gelombang tanpa
diimbangi gerakan mundur. Gelombang ini tidak memiliki puncak dan
lembah yang kemucian dikenal dengan istilah surf. Gelombang ini
dimanfaatkan untuk olah raga surfing.
c. Gerak swash dan back swash berbentuk gelombang telah menyentuh garis
pantai. Kedatangan gelombang disebut swash, sedangkan ketika kembali
disebut back swash.
(Anonim4, 2012)
Tipe gelombang, bila dipandang dari sisi sifat-sifatnya
1. Gelombang pembangun/pembentuk pantai (Constructive wave)
Yang termasuk gelombang pembentuk pantai, bercirikan mempunyai
ketinggian kecil dan kecepatan rambatnya rendah. Sehingga saat
gelombang tersebut pecah di pantai akan mengangkut sedimen (material
pantai). Material pantai akan tertinggal di pantai (deposit) ketika aliran
balik dari gelombang pecah meresap ke dalam pasir atau pelan-pelan
mengalir kembali ke laut.
2. Gelombang perusak pantai (Destructive wave)
Sedangkan gelombang perusak pantai biasanya mempunyai ketinggian dan
kecepatan rambat yang besar (sangat tinggi). Air yang kembali berputar
mempunyai lebih sedikit waktu untuk meresap ke dalam pasir. Ketika
gelombang datang kembali menghantam pantai akan ada banyak volume air
yang terkumpul dan mengangkut material pantai menuju ke tengah laut atau
ke tempat lain (Anonim5, 2012).
Fungsi Luar Biasa Dari Gelombang Laut
1. Menjaga Kestabilan Suhu Dari Iklim Dunia
Jelas bahwa ombak lautan tidak dapat terjadi tanpa angin. Mula-mula
menyebabkan riak di permukaan laut dan kemudian gelombang,
Gelombang membantu meminimalkan suhu ekstrem di planet ini,
memindahkan air dingin dari kutub, sementara pada saat yang sama
bergerak air hangat dari khatulistiwa ke arah yang dingin.
2. Melalui Permukaan Ombak, Terjadi Pertukaran Gas
Di permukaan gelombang laut, pertukaran gas terjadi dimana oksigen
keluar dan karbon dioksida masuk ke dalam permukaan gelombang laut
tersebut.
3. Meningkatkan kemampuan adaptasi dan kekuatan dari Makhluk hidup
Karena gelombang pecah di pantai, makhluk yang ada di laut harus lebih
kuat dan lebih beradaptasi untuk bertahan tidak terbawa oleh ombak ke
pantai. Tanpa gelombang, tidak akan ada sebagian spesies yang hidup di
laut.
4. Meningkatkan Adanya Keanekaragaman Hayati
Gelombang laut yang disebabkan oleh angin dan ombak memungkinkan
penghuni laut agar larva/telur mereka diangkut dengan jarak yang jauh,
sehingga muncul spesies baru dari hasil evolusi dan adaptasi dari makhluk
laut yang terbawa gelombak laut tersebut.
5. Gelombang Laut Membantu Adanya Hubungan Simbiosis Mutualisme
Sementara gelombang Laut yang mengikis karang dengan terus menerjang
pada mereka, organisme laut telah beradaptasi dengan ini dan menempel ke
karang-karag tersebut sehingga disini membantu adanya penundaan
pengikisan batu karang tersebut dalam hal ini terjadi hubungan simbiosis
sejati.
6. Gelombang Laut Membantu Membuat Pantai
Pantai diciptakan oleh pasir yang dibawa naik dari dasar laut oleh ombak,
yang juga mencuci pasir dan dibersihkan. Pasir diaduk dan tersuspensi
dalam air yang memungkinkan untuk diangkut ke pantai oleh ombak.
(Anonim5, 2012)
III. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah :
1. GPS ( Global Positioning System ).
2. Kompas.
3. Kayu.
4. Meteran.
5. Botol bekas
6. Tali rapia
IV. Prosedur Kerja
4.1 Pasang Surut Air Laut
Adapun prosedur kerja untuk mengetahui pasang surut air laut ini adalah
sebagai berikut :
1. Mencatat koordinat tempat pengambilan data.
2. Menempatkan patok kurang lebih 10 meter dari pinggir pantai.
3. Mengukur kedalaman selama 24 jam.
4. Melakukan percobaan berulang kali selama 24 kali atau 24 jam.
V. Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil
Pasang Surut
No. Koordinat
TanggalJam
(WITA)
Tinggi permukaan
air laut (cm)S E
104
0 05
’43.
5’’
1140 37
’44.
6’’
10 Maret 2012
13.40 120
2 14.40 130
3 15.40 145
4 16.40 167
5 17.40 169
6 18.40 165
7 19.40 146
8 21.40 122
9 22.40 110
10 23.40 100
11
11 Maret 2012
24.40 90
12 01.40 80
13 02.40 70
14 03.40 90
15 04.40 100
16 05.40 114
17 06.40 120
18 07.40 126
19 08.40 135
20 09.40 132
21 10.40 127
22 11.40 95
23 12.40 90
24 13.40 87
Kecepatan Arus dan Tinggi OmbakTitik Koordinat Data Hasil Tinggi
keKecepatan
Arus ( m/s ) Ombak ( m )S E Jarak ( m ) Waktu ( s )
1 040 05’42’’ 114037’44.7’’ 6 9,49 0.63 0.30
2 040 05’43.1’’ 114037’44.7’’ 6 54,17 0.11 0.30
3 040 05’43.6’’ 114037’44.7’’ 6 21,82 0.27 0.33
4 040 05’44.5’’ 114037’44.6’’ 6 6,84 0.87 0.21
5 040 05’45.6’’ 114037’44.6’’ 6 53,19 0.11 0.19
6 040 05’46.5’’ 114037’44.7’’ 6 98,10 0.06 0.25
7 040 05’47.3’’ 114037’44.9’’ 6 15,52 0.38 0.37
8 040 05’48.7’’ 114037’45.5’’ 6 16,92 0.35 0.24
9 040 05’49.6’’ 114037’45.0’’ 6 13,14 0.45 0.31
10 040 05’50.5’’ 114037’45.1’’ 6 26,19 0.22 0.30
Ket : Arah arus dari barat ke timur
5.2 Pembahasan
Pada praktikum kajian oceanografi tentang air laut di pantai batakan
ini bertujuan sebagai tugas akhir mata kuliah oseanografi dan sebagai
bahan referensi ilmiah untuk kajian studi oseanografi khususnya pada
kajian tentang pasang surut, kecepatan arus dan tinggi ombak di pantai
Batakan. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 10 - 11 Maret 2012.
Adapun alat bahan yang digunakan adalah GPS ( Global Positioning
System ), Kompas, Kayu, Meteran, Botol bekas dan Tali rapia.
Praktikum ini dilakukan selama 24 jam di pesisir pantai Batakan.
Pada pengambilan data yang pertama mengenai pasang surut air laut
dapat kita ketahui bahwa pada koordinat S : 040 05’43.5’’ dan E :
114037’44.6’’ pada pukul 13.40 - 17.40 WITA, tinggi permukaan air laut
mengalami kenaikan dari 120 – 169 cm. Pada pukul 18.40 - 03.40 WITA,
tinggi permukaan air laut mengalami penurunan dari 165 – 90 cm. pada
pukul 04.40 - 10.40 WITA, tinggi permukaan air laut mengalami
kenaikan dari 100 – 127 cm. sedangkan pada pukul 11.40 - 13.40 WITA,
tinggi permukaan air laut mengalami penurunan dari 95 – 87 cm.
Pada pengambilan data yang kedua mengenai kecepatan arus dan
tinggi ombak. Untuk mengetahui kecepatan arus dari data praktikum
yang telah dilakukan dapat di ketahui bahwa pada koordinat S : 040
05’44.5’’dan E : 114037’44.6’’, dengan jarak 6 m dan waktu 6,84 s
merupakan kecepatan arus yang paling besar yaitu sebesar 0.87 m/s.
Sedangkan pada koordinat S : 040 05’43.1’’ dan E : 114037’44.7’’,
dengan jarak 6 m dan waktu 54,17 s. Juga pada koordinat S : 040
05’45.6’’ dan E : 114037’44.6’’, dengan jarak 6 m dan waktu 53,19 s
merupakan kecepatan arus yang paling kecil yaitu sebesar 0.11 m/s. Dan
untuk mengetahui tinggi ombak dari data praktikum yang telah dilakukan
dapat diketahui bahwa pada koordinat S : 040 05’47.3’’ dan E :
114037’44.9’’, dengan jarak 6 m dan waktu 15,52 s merupakan tinggi
ombak yang paling besar yaitu sebesar 0.37 m. sedangkan pada koordinat
S : 040 05’45.6’’ dan E : 114037’44.6’’, dengan jarak 6 m dan waktu
53,19 s merupakan tinggi ombak yang paling kecil yaitu sebesar 0.19 m.
Dari data praktikum yang telah dilakukan dapat kita ketahui bahwa
pantai Batakan termasuk Pasang surut campuran condong ke harian
ganda (mixed tide prevailing semidiurnal), karena dalam satu hari terjadi
dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan periodenya
berbeda.
VI. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Pada koordinat S : 040 05’43.5’’ dan E : 114037’44.6’’, pasang surut
tertinggi terjadi pada pukul 17.40 WITA dengan tinggi permukaan laut
sebesar 167 cm. Sedangkan pasang surut terendah terjadi pada pukul 13.40
WITA dengan tinggi permukaan laut sebesar 87 cm.
2. Pada koordinat S : 040 05’44.5’’dan E : 114037’44.6’’, dengan jarak 6 m dan
waktu 6,84 s merupakan kecepatan arus yang paling besar yaitu sebesar 0.87
m/s. Sedangkan pada koordinat S : 040 05’45.6’’ dan E : 114037’44.6’’,
dengan jarak 6 m dan waktu 53,19 s merupakan kecepatan arus yang paling
kecil yaitu sebesar 0.11 m/s.
3. Pada koordinat S : 040 05’47.3’’ dan E : 114037’44.9’’, dengan jarak 6 m
dan waktu 15,52 s merupakan tinggi ombak yang paling besar yaitu sebesar
0.37 m. Sedangkan pada koordinat S : 040 05’45.6’’ dan E : 114037’44.6’’,
dengan jarak 6 m dan waktu 53,19 s merupakan tinggi ombak yang paling
kecil yaitu sebesar 0.19 m.
4. Pasang surut di pantai Batakan termasuk Pasang surut campuran condong ke
harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2012. Laut.http://id.wikipedia.org Diakses pada tanggal 11 Juni 2012
Anonim2. 2012. Pasang Laut.http://id.wikipedia.org Diakses pada tanggal 11 Juni 2012
Anonim3. 2012. Arus Laut.http://www.ilmukelautan.com Diakses pada tanggal 11 Juni 2012
Anonim4. 2012. Gerakan Air Laut dan Kualitas Air Laut.http://earlfhamfa.wordpress.com Diakses pada tanggal 11 Juni 2012
Anonim5. 2012. Seluk Beluk Gelombang Laut atau Ombak. http://rockypanjaitan.blogspot.com Diakses pada tanggal 11 Juni 2012
Bernawis, Lamona I. 2000. Temperature and Pressure Responses on El-Nino 1997 and La-Nina 1998 in Lombok Strait. Proc. The JSPS-DGHE International Symposium on Fisheries Science in Tropical Area.
Gross,M.G.1990. Oceanography : A View of Earth. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliff. New Jersey.
Pond, S dan G.L Pickard. 1983. Introductory dynamical Oceanography. Second edition. Pergamon Press. New York.