laporan praktikum isi semua
TRANSCRIPT
PERCOBAAN I
ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT
A. Waktu Praktikum
Hari : Senin
Tanggal : 20 Desember 2010
Pukul : 15.00-17.30 WIB
B. Tujuan Praktikum
1. Menentukan adanya karbohidrat secara umum.
2. Menguji kelarutan karbohidrat.
3. Membuktikan kebenaran dari teori yang dipelajari.
4. Mengamati reaksi-reaksi yang terjadi pada saat percobaan.
C. Prinsip Dasar
Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri atas unsur karbon (C), hidrogen (H) dan
oksigen (O) yang terbentuk di alam dengan rumus umum Cn(H2O)n. Rumus ini memberi
kesan bahwa zat karbon yang diikat dengan air (dihidrasi) sehingga diberi nama karbohidrat.
Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalam
pelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida). Berdasarkan gugus
yang ada pada molekul karbohidrat, maka senyawa tersebut didefinisikan sebagai
polihidroksialdehida dan polihidroksiketon.
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai
bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan
glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada
hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbondioksida
menjadi karbohidrat. Berdasarkan jumlah monomer pembentuk suatu karbohidrat maka dapat
dibagi atas empat golongan besar yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida dan
polisakarida.
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya terdiri
atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat
lain. Monosakarida dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya,
misalnya triosa dengan 3 atom C; tetrosa dengan 4 atom C; pentosa dengan 5 atom C;
heksosa dengan 6 atom C dan heptosa sengan 7 atom C. Selain itu dibedakan atas gugus
aldehid atau gugus keton yang dikandungnya monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan
ketosa. Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa. Contoh ketosa yaitu fruktosa.
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida yang
berikatan melalui gugus -OH dengan melepaskan molekul air. Contoh dari disakarida adalah
sukrosa (disakarida yang tidak mereduksi karena tidak memiliki gugus aldehid bebas atau
gula yang dikenal sehari-hari) dengan rumus molekul C12H22O11, laktosa (gabungan dari
galaktosa dan glukosa), dan maltosa (terbentuk dari dua molekul glukosa).
Oligosakarida adalah karbohidrat yang dapat diuraikan menjadi 2 sampai 10 molekul
monosakarida. Contohnya adalah raffinosa yang dihidrolisis menghasilkan glukosa, fruktosa,
dan galaktosa. Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida
sebagai monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n. Contoh polisakarida
adalah selulosa (polisakarida yang merupakan komponen utama penyusun sel dalam
tanaman), glikogen, dan amilum (salah satu senyawa organik yang tersebar luas dalam daun-
daun hijau atau bahan makanan). Di dalam amilum sendiri terdiri dari dua macam amilum
yaitu amilosa yang tidak larut dalam air dingin dan amilopektin yang larut dalam air dingin.
D. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan antara lain :
- Tabung Reaksi - Bunsen
- Pipet Tetes - penjepit tabung
- Penangas air - Rak tabung reaksi
- Gelas ukur - Gelas kimia
- Keping Tetes - Korek api
- Penyangga
2. Bahan yang digunakan antara lain :
Untuk uji Molisch bahan yang digunakan yaitu pereaksi Molisch, larutan sukrosa 0,1
M, larutan Glukosa 0,1 M, larutan Laktosa 0,1 M, larutan Pati 1% dan larutan asam
sulfat pekat.
Untuk uji benedict bahan yang digunakan yaitu pereaksi benedict, , larutan sukrosa 0,1
M, larutan Glukosa 0,1 M, larutan Laktosa 0,1 M, larutan Pati 1%.
Untuk uji seliwanof bahan yang digunakan yaitu pereaksi seliwanof dan larutan
fruktosa 0,1 M.
Untuk uji iodium pati bahan yang digunakan yaitu pereaksi iodium 0,05 M dan larutan
pati 1 %.
E. Prosedur
1. Uji Molisch
Prosedurnya adalah :
1) Tambahkan tiga tetes pereaksi Molisch ke dalam 1 ml larutan karbohidrat, kocok
pelan-pelan.
2) Tambahkan 1 ml asam sulfat pekat melalui dinding dalam tabung yang dimiringkan.
3) Terjadinya warna pada bidang batas antara kedua lapisan cairan menunjukan reaksi
positif.
4) Ulangi prosedur diatas untuk semua sampel yang tersedia dan bandingkan dengan
sampel yang bukan karbohidrat (larutan protein atau lipid misalnya)
2. Uji Benedict
Prosedur pelaksanaannya adalah :
1) Tambahkan 3 tetes larutan karbohidrat pada tabung reaksi yang telah diisi 2 ml reagen
benedict, lalu dikocok. Tempatkan tabung dalam penangas air mendidih selama menit,
biarkan dingin. Amati perubahan warna dan perhatikan apakah terbentuk endapan.
2) Pembentukan endapan hijau, kuning atau merah menunjukan reaksi positif.
3) Untuk melihat limit deteksi uji benedict dapat dilakukan pengujian pada larutan
glukosa 0,1 M yang diencerkan 2 kali, 10 kali, 50 kali, dan 100 kali.
3. Uji Seliwanof
Prosedurnya antara lain :
1) Ke dalam tabung reaksi yang telah diisi dengan 2 ml larutan Seliwanof tambahkan
beberapa tetes larutan fruktosa 0,1 M. Panaskan tabung tersebut dalam air mendidih
selama 60 detik.
2) Terjadinya perubahan warna merah dan endapan menunjukan reaksi positif untuk
keton, Bila endapan dilarutkan dalam alkohol terjadi larutan berwarna merah.
4. Uji Iodium Pati
Prosedurnya adalah :
Pada keping tetes, tambahkan 1 tetes larutan iodium pada 1 tetes larutan pati 1 %. Segera
amati warna yang terjadi.
F. Data Hasil Pengamatan
1. Uji Molisch
Pada uji ini setelah 3 tetes pereaksi molisch ditambahkan ke dalam 1 ml larutan
karbohidrat (larutan sukrosa, glukosa, laktosa dan pati) terjadi perubahan warna pada
larutan menjadi ungu. Kemudian setelah ditambahkan 1 ml asam sulfat pekat pada
larutan, larutan menjadi terpisah yaitu larutan yang berwarna ungu atau karbohidrat
berada diatas dan larutan berwarna putih bening atau larutan asam sulfat pekat berada di
bawah.
2. Uji Benedict
Pada uji ini setelah 2 ml pereaksi benedict ditambahkan pada 3 tetes larutan
karbohidrat (sukrosa), larutan berubah warna menjadi biru muda. Kemudian pada saat
larutan dipanaskan atau dididihkan selama 1 menit lebih dan didinginkan tidak terjadi
perubahan warna pada larutan dan juga tidak terbentuk endapan. Tidak terbentuknya
endapan ini menunjukan reaksi negatif.
3. Uji Seliwanof
Pada uji seliwanof ketika 2 ml larutan seliwanof dalam tabung reaksi ditambahkan
dengan sepuluh tetes larutan glukosa, larutan tetap bening. Begitupun ketika larutan
dididihkan dalam air mendidih selama 60 detik tidak terjadi perubahan warna merah pada
larutan. Tidak ada perubahan warna ini menunjukan reaksi negatif.
4. Uji Iodium Pati
Pada uji iodium pati ketika 1 tetes larutan iodium ditambahkan pada satu tetes larutan
sukrosa, laktosa, glukosa larutan berubah warna menjadi kuning. Ini menunjukan reaksi
negatif. Tetapi setelah 1 tetes larutan iodium ditambahkan pada 1 tetes larutan pati 1 %
maka warna berubah menjadi merah anggur. Terjadinya perubahan warna ini menunjukan
reaksi positif.
G. Kesimpulan
Karbohidrat merupakan kelompok besar senyawa polihidroksialdehida dan
polihidroksiketon atau senyawa-senyawa yang dapat dihidrolisis menjadi
polihidroksialdehida atau polihidroksiketon. Karbohidrat dikelompokkan menjadi empat
kelompok penting yaitu monosa-karida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
Pengujian pada karbohidrat ada beberapa macam diantaranya uji molisch, uji iodium, uji
benedict, dan uji seliwanoff.
Uji molisch digunakan untuk menentukan karbohidrat secara umum. Terbentuknya cincin
ungu menyatakan reaksi positif yang artinya larutan yang diuji mengandung karbohidrat.
Walaupun hasil reaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak
mengandung karbohidrat karena reaksi ini sangat sensitif untuk uji senyawa yang dapat
dihidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan turunannya (furfural tersubstitusi). Uji
benedict digunakan untuk menentukan golongan pereduksi dalam karbohidrat sehingga
dapat membedakan mana yang golongan pereduksi dan mana yang golongan non pereduksi.
Hasil yang positif menunjukan bahwa larutan mengandung gula pereduksi yang mereduksi
logam Cu2+ pada reagen benedict dan hasil yang negatif menunjukan bahwa larutan tidak
mengandung gula pereduksi.
Uji seliwanof digunakan untuk menentukan karbohidrat jenis ketosa. Reaksi positif
menunjukkan bahwa larutan yang diuji memiliki gugus keton, dan reaksi positif menunjukan
bahwa larutan tidak memiliki gugus keton. Uji atau tes iodium digunakan untuk
memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan tersebut. Reaksi positifnya
ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan
diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan iodin.
Dari uji-uji yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa karbohidrat mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :
a) Selalu positif apabila menggunakan uji molish karena molish adalah reaksi umum untuk
karbohidrat.
b) Apabila diglikolisis secara anaerob makan akan menghasilkan CO2 dan H2O.
c) Polisakarida dapat dihidrolisis dengan cara pemanasan dan disertai penambahan asam
pekat sebagai katalis.
d) Monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat teroksidasi (golongan reduksi)
sedangkan polisakarida merupakan golongan non pereduksi.
TUGAS PENDAHULUAN
1. Lengkapi tabel berikut :
Tabel 1. Uji karbohidrat secara teoritis
Sampel Molisch Iod Benedict SeliwanofAmilum + Ungu + Ungu - Tidak
berwarnaDextran + Ungu - OranyeSukrosa + Ungu - Oranye - Biru tidak
ada endapan
+ Merah
Laktosa + Ungu - Oranye + Terbentuk endapan merah bata
Maltosa + Ungu - Oranye + Terbentuk endapan merah bata
Fruktosa + Ungu - Oranye + terbentuk endapan merah bata
+ merah
Galaktosa + Ungu - Oranye + terbentuk endapan merah bata
Glukosa + Ungu - Oranye + Terbentuk endapan merah bata
- Tidak berwarna merah
2. Gambarkan Rumus struktur dari sukrosa, Laktosa, maltosa, Fruktosa, Galaktosa, dan
Glukosa.
Jawab :
a. Rumus Struktur Sukrosa
b. Rumus struktur laktosa
c. Rumus Struktur Maltosa
d. Rumus struktur Fruktosa
e. Rumus struktur galaktosa
f. Rumus struktur Glukosa
3. Salin skema pengujian karbohidrat diatas dan tempatkan : amilum, Dextran, Sukrosa,
laktosa, Maltosa, Fruktosa, Galaktosa, Glukosa.
Jawab :
Sampel Molisch Iod Benedict SeliwanofAmilum + Ungu + Ungu - Tidak
berwarnaDextran + Ungu - OranyeSukrosa + Ungu - Oranye - Biru tidak
ada endapan
+ Merah
Laktosa + Ungu - Oranye + Terbentuk endapan merah bata
Maltosa + Ungu - Oranye + Terbentuk endapan merah bata
Fruktosa + Ungu - Oranye + terbentuk endapan
+ merah
merah bata
Galaktosa + Ungu - Oranye + terbentuk endapan merah bata
Glukosa + Ungu - Oranye + Terbentuk endapan merah bata
- Tidak berwarna merah
4. Tuliskan Prinsip atau persamaan reaksi :
a. Reaksi Molisch
b. Reaksi Benedict
c. Reaksi Barfoed
d. Reaksi Seliwanof
Jawab :
a. KH (pentose) + H2SO4 pekat furfural + a naftol warna ungu
KH (heksosa) + H2SO4 pekat HM-furfural + a naftol warna ungu
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.
Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan
dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif jika timbul cincin merah
ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan
a-naftol dalam pereaksi molish. Uji ini untuk semua jenis karbohidrat. Mono-, di-,
dan polisakarida akan memberikan hasil positif.
b. Persamaan Reaksi benedict :O O|| ||R — C — H + Cu2+ [o] R — C — OH + Cu2O ↓ (merah bata)OH-
Prinsip reaksi benedict yaitu menggunakan gugus aldehid pada gula untuk mereduksi
senyawa Cu2SO4 menjadi Cu2O (enpadan berwarna merah bata) setelah dipanaskan
pada suasana basa dengan ditambahkan agen pengikat (chelating agent) seperti Na-
sitrat dan K-Na-tatrat.
c. O O║ Cu2+ asetat ║R—C—H + ─────→ R—C—OH + Cu2O+ CH3COOHn-glukosa E.merahMonosakarida bata
Prinsip reaksi barfoed hampir sama dengan reaksi benedict yaitu menggunakan gugus
aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa Cu2SO4 menjadi Cu2O (enpadan
berwarna merah bata) setelah dipanaskan pada suasana asam (Barfoed) dengan
ditambahkan agen pengikat (chelating agent) seperti Na-sitrat dan K-Na-tatrat.
d. Prinsip reaksi seliwanoff adalah untuk mengetahui adanya ketosa (karbohidrat yang
mengandung gugus keton). Pada pereaksi seliwanoff, terjadi perubahan oleh HCl
panas menjadi asam levulinat dan hidroksilmetil furfural. Jika dipanaskan karbohidrat
yang mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah pada larutannya.
5. Suatu sampel memberi hasil positif dengan uji Molisch, tetapi memberikan uji negatif
untuk uji-uji iod, benedict, barfoed dan seliwanof. Apa yang dapat Anda duga dari sampel
tersebut.
Jawab :
Apabila sampel tersebut memberikan reaksi positif pada uji molisch berarti sampel
tersebut merupakan karbohidrat, tetapi jika memberikan reaksi negatif pada uji benedict
berarti sampel tersebut tidak memiliki gula pereduksi. Dan jika sampel tersebut juga
memberikan reaksi negatif pada uji seliwanof berarti sampel tersebut tidak memiliki
gugus keton. Dan apabila memberikan reaksi negatif juga pada uji iodium berarti sampel
tersebut bukan merupakan amilum atau pati.
6. Apa fungsi Na sitrat pada uji benedict, dapatkah diganti dengan asam sitrat, jelaskan.
Apa fungsi Na karbonat pada uji benedict tersebut.
Jawab :
Fungsi Na sitrat pada uji benedict adalah untuk mencegah adanya endapan Cu (OH)2 atau
CuCO3. Natrium sitrat pada uji benedict juga berfungsi sebagai pengkompleks. Adanya
natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah
sehingga dapat direduksi oleh glukosa.
PERCOBAAN II
REAKSI UJI TERHADAP PROTEIN DAN LIPID
A. Waktu Praktikum
Hari : Senin
Tanggal : 20 Desember 2010
Pukul : 15.00-17.30 WIB
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui dan menguji kebenaran protein daan lipid melalui sifat reaksinya.
2. Membuktikan kebenaran dari teori yang dipelajari.
3. Mengamati reaksi-reaksi yang terjadi pada saat percobaan.
C. Prinsip Dasar
1. Protein
Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan
dengan ikatan peptida. Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein hanya
tersusun dari 20 asam amino yang dikenal sebagai asam amino dasar atau asam amino
baku atau asam amino penyusun protein (proteinogenik).
Protein (akar kataprotos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama")
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang
kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel
makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan
(imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber
gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu
membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid,
dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup.
2. Lipid
Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan
hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut
dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi biologis terpenting
lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran sel,
dan sebagai pensinyalan molekul.
Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal
rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur
seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid biologis
seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau “blok bangunan”
biokimia yaitu gugus ketoasil dan gugus isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini,
lipid dapat dibagi ke dalam delapan kategori yaitu asil lemak, gliserolipid,
gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi
subsatuan ketoasil); serta lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi
subsatuan isoprena).
Lipid dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok berdasarkan ada tidaknya
gliserol, atau bisa tidaknya tersabunkan (dapat tidaknya disaponifikasi). Berdasarkan
sifat saponifikasi, lipid dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu Saponifiable dan
Nonsaponifiable. Saponifiable dibagi menjadi dua yaitu saponifiable sederhana antra lain
Fats (lemak) dan waxes (lilin) dan saponifiable Compouund (campuran) antara lain
Glikolipid dan fosfolipid. Sedangkan contoh dari nonsaponifiable yaitu Terpena, Steroid,
dan prostaglandin.
Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid
juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya (termasuk
tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol,
seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki metabolisme untuk
memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat dihasilkan melalui cara ini dan
harus diperoleh melalui makanan.
Asam lemak adalah asam alkanoat dengan rumus bangun hidrokarbon yang
panjang. Rantai hidrokarbon tersebut dapat mencapat 10 hingga 30 atom. Asam lemak
terbagi menjadi asaam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh, garam dari asam lemak, dan
Prostaglandin.
D. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan antara lain :
- Tabung Reaksi - penyangga
- Gelas ukur - Pipet tetes
- Timbangan listrik - Penjepit tabung
- Bunsen - Korek api
- Penangas air
2. Bahan yang digunakan antara lain :
a. Protein
Pada uji biuret, bahan yang diperlukan adalah NaOH 10 %, CuSO4 0,1 %, Urea,
larutan Albumin 2 %, dan air.
Pada reaksi xanthoprotein bahan yang diperlukan antara lain asam nitrat pekat,
NaOH atau NH4OH (pekat), larutan albumin, dan air.
b. Lipid
Pada uji kelarutan lipid bahan yang diperlukan adalah alkohol, kloroform dan air.
Pada uji penyabunan, bahan yang digunakan antara lain KOH alkoholis, HCL, dan
minyak kelapa.
Pada uji peroksida bahan yang digunakan antara lain minyak kelapa, kloroform,
larutan KI 10 % dan asam asetat glasial.
E. Prosedur
Protein
1. Uji Biuret, prosedur pelaksanaannya adalah :
i. 1 ml albumin 2 % dalam tabung reaksi ditambah dengan 1 ml NaOH 10 % dan
diaduk kuat-kuat (vortek). Tambahkan 1 tetes CuSO4 0,1 %, aduk baik-baik. Jika
tidak timbul warna tambahkan lagi beberapa tetes CuSO4 0,1 % sampai terbentuk
warna ungu.
ii. 0,04 g (lebih kurang) urea dalam tabung reaksi dipanaskan hingga melebur.
Dinginkan dan perhatikan baunya. Tambahkan 2 ml hingga larut dan lakukan reaksi
biuret seperti diatas.
2. Reaksi Xanthoprotein, prosedur pelaksanaannya adalah :
i. 2 ml albumin 2 % ditambahkan 1 ml asam nitrat pekat. Kocok hati-hati dan amati.
Endapan berwarna putih yang terjadi. Panaskan hati-hati selama 30 detik lalu amati
perubahan warna menjadi kuning.
ii. Dinginkan dalam air mengalir kemudian tambahkan tetes demi tetes larutan natrium
hidroksida atau amonium hidroksida pekat. Warna kuning tua akan berubah
menjadi oranye.
iii. Ulangi percobaan tersebut diatas untuk larutan tirosin, kasein dan gelatin. Amati
perubahan warna yang terjadi.
Lipid
1. Uji kelarutan lipid, prosedurnya adalah :
i. Sediakan 4 tabung berisi :
Tabung 1 : 2 ml air
Tabung 2 : 2 ml alkohol dingin
Tabung 3 : 2 ml alkohol panas
Tabung 4 : 2 ml kloroform
Kemudian masukan dalam tiap tabung 0, 2 ml minyak goreng, kocok hati-hati.
ii. Ambil 2-3 tetes dari masing-masing tabung diatas dan teteskan pada kertas saring,
adanya noda yang tertinggal pada kertas saring setelah dikering anginkan
menunjukan lemak atau lipid yang larut dalam pelarut.
2. Uji Penyabunan, prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
i. 0,5 ml minyak kelapa dalam tabung reaksi ditambah 3 ml larutan KOH alkoholis.
Tabung ditutup dengan kelereng.
ii. Panaskan diatas penangas air mendidih sampai penyabunan sempurna. Tambahkan
2 ml air dan panaskan kembali sampai semua alkohol menguap. Amati
pembentukan busa bila larutan tersebut diaduk.
iii.Ambil larutan tahap 2 yang telah dingin kemudian ditambah beberapa tetes asam
klorida, selama penambahan kocok perlahan-lahan dengan baik. Amati peristiwa
yang terjadi.
3. Uji Peroksida, prosedurnya adalah :
i. 1 ml minyak kelapa ditambahkan 1 ml kloroform, kocok perlahan hingga
tercampur, ditambahkan 2 ml asam asetat glasial dan 1 tetes larutan KI 10 %.
Kocok sempurna.
ii. Ulangi prosedur 1 untuk minyak yang tengik.
iii.Panaskan minyak goreng pada suhu 100-120o C (dengan api kecil, jaga agar tidak
melewati titik api dan terbakar) selama 15 menit dan 30 menit. Gunakan sebagai
sampel uji peroksida.
F. Data Hasil Pengamatan
Protein
1. Uji biuret
Pada uji biuret, ketika 1 ml larutan albumin ditambahkan 1 ml NaOH warnanya
tetap yaitu putih bening tetapi setelah larutan ditambahkan beberapa tetes CuSO4
larutan berubah warna menjadi biru agak kekuningan dan adanya endapan pada dasar
tabung. Meskipun telah diberikan beberapa tetes larutan CuSO4 tetapi larutan tetap
berwarna biru dan tidak berubah menjadi warna ungu. Kemudian setelah urea yang
telah dipanaskan dicampur dengan larutan diatas (reaksi biuret) larutan berubah warna
menjadi biru bening dan terpisa juga ada endapan didasar tabung. Ini berarti ppada uji
ini menunjukan reaksi negatif (-).
2. Reaksi Xanthoprotein
Pada reaksi xanthoprotein ketika 1 ml larutan albumin ditambahkan 1 ml larutan
asam nitrat pekat kemudian dipanaskan adanya endapan berwarna putih pada dasar
tabung dan terjadi perubahan warna mejadi kuning muda. Dan setelah larutan
didinginkan dalam air mengalir serta ditambahkan beberapa tetes amonium hidroksida
pekat larutan kembali berubah warna dari kuning muda menjadi oranye. Hal ini
menunjukan bahwa larutan tersebut memberikan reaksi positif.
Lipid
1. Uji Kelarutan Lipid
Pada tabung 1 yang berisi 2 ml air ketika ditambahkan dengan 0,2 ml minyak
goreng, minyak tidak bercampur dengan air dan minyak berada diatas sedangkan air
berada dibawah. Pada tabung 2 yang berisi 2 ml alkohol dingin ketika ditambahkan
dengan 0,2 ml minyak goreng, minyak tidak larut dan menjadi mengendap didasar
tabung. Pada tabung 3 yang berisi 2 ml alkohol panas ketika ditambahkan dengan 0,2
ml minyak goreng, minyak tidak larut dan ada gelembung-gelembung kemudian
minyak mengendap. Kemudian pada tabung 4 yang berisi 2 ml kloroform ketika
ditambahkan 0,2 ml minyak goreng, minyak larut dalam larutan kloroform dan bersatu.
2. Uji penyabunan
Pada uji penyabunan ketika 0,5 ml minyak kelapa dalam tabung reaksi
ditambahkan 3 ml larutan KOH alkoholis dan dipanaskan diatas penangas air adanya
penyabunan. Kemudian ketika larutan ditambahkan 2 ml air dan dipanaskan ada busa
yang keluar dari larutan. Dan ketika larutan ditambahkan beberapa tetes asam klorida,
larutan berubah warna menjadi putih pekat dan minyak berada diatas tidak bercampur
dengan larutan dibawahnya.
3. Uji Peroksida
Pada uji peroksida ini ketika 1 mil minyak kelapa di tambahkan dengan 1 mil
kloropong, minyak menjadi larut dan ketika di tambahkan 2 mil asam asetat glasial dan
1 tetes larutan KI 10% minyak mulai terpisah dan setelah di panaskan pada suhu 100-
120o C dengan api kecil selama 15 menit dan 30 menit minyak berada di atas terpisah
dengan larutan di bawahnya.
G. Kesimpulan
Protein (akar kataprotos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Protein dan asam amino memberikan reaksi yang bersifat khas, bukan hanya bagi
gugus amino dan gugus karboksil bebas, tetapi juga bagi gugus R yang terkandung di
dalamnya. Protein dapat bereaksi dengan pereaksi-pereaksi lain seperti juga asam amino
yang menjadi penyusunnya. Protein dapat mengendap atau terdenaturasi oleh logam berat,
garam-garam anorganik, rusaknya struktur tersier dan kwartener, serta karena berada pada
titik isolistriknya.
Pengujian pada protein ada beberapa macam diantaranya uji biuret, dan uji
xanthoprotein. Pada uji biuret adanya pembentukan warna ungu pada larutan memberikan
reaksi positif. Uji xanthoprotein adalah uji untuk mengetahui adanya tirosin, fenilalanin, dan
tiriptofan dalam molekul protein. Pada reaksi xanthoprotein larutan yang berubah warna
menjadi oranye menunjukan reaksi positif.
Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal
rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur
seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid mengacu pada
golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid
tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti
alkohol, eter atau kloroform.
Lipid dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok berdasarkan ada tidaknya
gliserol, atau bisa tidaknya tersabunkan (dapat tidaknya disaponifikasi). Berdasarkan sifat
saponifikasi, lipid dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu Saponifiable dan
Nonsaponifiable. Saponifiable dibagi menjadi dua yaitu saponifiable sederhana antra lain
Fats (lemak) dan waxes (lilin) dan saponifiable Compouund (campuran) antara lain
Glikolipid dan fosfolipid. Sedangkan contoh dari nonsaponifiable yaitu Terpena, Steroid,
dan prostaglandin.
Pengujian pada lipid antara lain uji kelarutan lipid, uji penyabunan, dan uji peroksida.
Uji kelarutan lipid adalah uji untuk mengetahui derajat kelarutan lipid. Pada uji ini ada atau
tidak adanya sisa atau noda pada tabung reaksi memperlihatkan bahwa zat tersebut dapat
atau tidak dapat melarutkan lipid. Uji penyabunan adalah uji untuk mengetahui apakah asam
lemak yang bereaksi dengan alkali dapat membentuk sabun. Uji peroksida adalah uji untuk
mengetahui kemampuan minyak tengik dalam mengoksidasi iod dalam KI membentuk I2.
Dari hasil pengamatan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa lipid larut dalam
pelarut organik seperti kloroform, atau eter tetapi tidak larut dalam air.
TUGAS PENDAHULUAN
1. Tuliskan mekanisme reaksi transaminase lengkap dengan enjim yang terlibat. Asam
amino apa saja yang dapat mengalami transaminase.
Jawab :
transaminase
Asam L-amino + ketoglutrat ===== Asam keto + L-glutamat
alanin transaminase
Alanin + ketoglutarat ======= piruvat + glutamat
Aspartat transaminase
Aspartat + ketoglutarat ======= oksaloasetat + glutamat
leusin transaminse
Leusin + ketoglutarat ======= ketoisokaproat + glutamat
tirosin transaminase
Tirosin + ketoglutarat ====== hidroksifenilpiruvat +glutamat
Enzim yang terlibat dalam reaksi ini adalah transaminase atau aminotransaminase.
Koenzimnya piridoksal fosfat. Sedangkan asam amino yang mengalami transaminasi
adalah alanin, aspartat, glutamate, dan tyrosine. Lysine, threonine, proline, dan
hidroksiproline tidak mengalami transaminasi.
2. Apa pengertian asam amino, protein, struktur sekunder protein.
Jawab :
a. Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2), keduanya terikat pada satu atom
karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α).
b. Protein (akar kataprotos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida.
c. struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian
asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen.
3. Gambarkan struktur primer tripeptida Ala – Gly – Tyr, tunjukan ikatan peptidanya, gugus
samping, muatan total dan bentuk zwiter ion dari molekul tersebut.
Jawab :
N C Ca N C
Ca N C Ca
O H3C H H+H3N C C N COO-
C N C C
H CH H O H CH2
-OOC OH
Bentuk zwitter ionnya :
4. Apa pengertian istilah berikut untuk protein koagulasi, denaturasi, titik isoelektrik salting
in dan salting out.
Jawab :
- Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel koloid karena penambahan bahan
kimia sehingga partikel-partikel tersebut bersifat netral dan membentuk endapan
H3C
karena adanya grafitasi. Koagulasi juga dapat diartikan sebagai denaturasi protein
akibat panas dan alkohol
- Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan
struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal
atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah
misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas.
- Titik Isoelektrik adalah derajat keasaman atau pH ketika suatu makromolekul
bermuatan nol akibat bertambahnya proton atau kehilangan muatan oleh reaksi asam-
basa. Titik isoelektrik juga dapat diartikan sebagai daerah pH tertentu dimana protein
tidak mempunyai selisih muatan atau jumlah muatan positif dan negatifnya sama,
sehingga tidak bergerak ketika diletakkan dalam medan listrik.
- Salting in adalah ion anorganik yang terhidrasi sempurna akan mengikat permukaan
protein dan mencegah penggabungan (agregasi) molekul protein.
- Salting out adalah peristiwa dimana pada konsentrasi garam yang tinggi, garam akan
lebih cenderung mengikat air dan menyebabkan agregasi sehingga molekul protein
mengalami presipitasi.
5. Tuliskan persamaan reaksi ninhidrin (3 tahap reaksi).
Jawab :
RCH(NH2)COOH RCHO + NH3 + CO2 (warna ungu)
a. dekarboksilasi oksidatif dari asam amino dan produksi ninhidrin tereduksi, amoniak
dan dioksida,
b. reaksi ninhidrin tereduksi dengan molekul ninhidrin yang lain dengan molekul
amoniak yang dihasilkan,
c. pembentukan kompleks berwarna biru.
6. Gambarkan struktur kimia tripalmitat.
Jawab :
7. Bagaimana hubungan pelarutan lemak dalam air dengan panjang rantai R nya.
Jawab :
Karena nonpolar, lemak tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam
pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Tetapi lemak juga mempunyai
Sifat hidrofilik atau lipofilik berhubungan dengan kelarutan dalam air.
Sifat hidrofilik sedang memiliki gugus –OH, SH, -O- =C=O, CHO, -NO2, -NH2, NHR, -
NR, CN, CNS, -COON3, -COOR, -OPO3H2, OS2O2H.
8. Bagaimana hubungan titik beku atau titik leleh lemak dengan panjang rantai dan
kejenuhannya. Jelaskan
Jawab :
Semakin panjang rantai atom C asam lemak pada minyak, maka akan semakin inggi titik
cair/lebur titik minyak tersebut. Namun apabila ada ikatan tak jenuhnya, maka titik cair
rantai C asam lemak yang sama jumlahnya akan turun. Pada lemak dengan jumlah atom
C yang sama akan lebih rendah titik cairnya bila lebih banyak ikatan rangkapnya.
9. Apa yang dimaksud dengan emulsifier, mengapa phospolitid ataupun sabun (hasil reaksi
asam lemak dengan alkali) dapat bertindak sebagai emulsifier
Jawab :
Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi
minyak dan air. Umumnya emulsifier merupakan senyawa organik yang memiliki dua
gugus, baik yang polar maupun nonpolar sehingga kedua zat tersebut dapat bercampur.
10. Mengapa minyak tengik berbahaya bagi kesehatan dan bagaimana mencegah ketengikan?
Jawab :
Minyak tengik menimbulkan sensasi tidak nyaman di lidah, rasa gatal mungkin juga
timbul di tenggorokan. Menurut Prof dr Waluyo Soerjodibroto, Msc PhD SpG (K) ahli
gizi Universitas Indonesia, makanan tengik berefek kumulatif. Artinya, dalam jangka
panjang radikal bebas memicu penyakit, seperti kanker. Efeknya mungkin baru akan
terlihat 10-15 tahun mendatang.
Minyak tengik mengandung asam lemak jenuh yang tinggi yang berbahaya bagi
tubuh. Kandungan kolesterol baik (HDL) semakin berkurang sementara kolesterol buruk
(LDL) semakin meningkat. Hal ini dapat memicu berbagai penyakit seperti hipertensi,
penyumbatan peredaran darah, penyakit jantung, dan stroke. Cara mencegah ketengikan
pada minyak yaitu dengan menyimpan minyak ditempat tertutup agar udara tidak masuk
pada minyak.