laporan pbl (1)
DESCRIPTION
Universitas Brawijaya MalangTRANSCRIPT
ISI
I. SKENARIO
Seorang atit angkat besi sedang berlatih mengangkat barbel. Dia
melakukan kesalahan gerakan sehingga barbel terjatuh menimpa
tungkai atas yang menjadi bengkok, tidak bisa digerakkan, dan terasa
sakit. Tiga bulan kemudian tungkainya kembali normal, menjadi lurus
kembali, dan dapat digerakkan seperti biasa.
II. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa saja yang terlibat dalam proses mengangkat barbel ?
2. Apa yang dimaksud dengan kesalahan gerakan ?
3. Faktor apa saja yang menyebabkan kesalahan gerakan ?
4. Mengapa tungkai atas bengkok ?
5. Apa sebab tungkai atas tidak bias digerakkan ?
6. Bagaiman proses rasa sakit pada tungkai atas yang bengkok ?
7. Mengapa perlu 3 bulan untuk pulih ?
8. Faktor apa yang mempengaruhi tungkai kembali lurus ?
9. Bagaiman proses tungkai kembli normal ?
10. Apa yang harus dilakukan agar tungkai kembali dapat digerakkan ?
III. HIPOTESIS
IV. LEARNING ISSUES
A. Tulang
a. Anatomi
Macam-macam tulang berdasarkan Lokasi
1
Otot, Rangka, Sendidalam keadaan
normal
Otot, Rangka, Sendidalam keadaan
abnormal
Kesalahan gerakan
Proses remodeling selama 3 bulan
Otot, Rangka, Sendidalam keadaan kembali normal
Macam-macam tulang berdasarkan Bentuk
Komposisi tulang
b. Fisiologi
Fungsi tulang
Remodelling
c. Histologi
Struktur tulang
B. Sendi
Macam-macam sendi berdasarkan struktur
Macam-macam sendi berdasarkan gerakan
C. Otot
a. Anatomi
Klasifikasi otot berdasarkan lokasi
b. Histologi
Klasifikasi otot
c. Fisiologi
Mekanisme kontraksi-relaksasi
Energi untuk melakukan kontraksi-relaksasi
Calsium Pulse
V. LEARNING OUTCOMES
A. TULANG
a. Anatomi
Macam-macam Tulang Berdasarkan Lokasi
I. Rangka Aksial
A. Tengkorak
Tengkorak tersusun dari 22 tulan: 8 tulang Kranial dan 14
tulang fasial.
1. Kranium : membungkus dan melindungi otak
Tulang Frontal membentuk dahi, langit-langit rongga
nasal, dan langit-langit orbita (kantong mata)
Tulang Parietal menbentuk sisi dan langit-langit
kranium
Tulang Oksipital membentuk bagian dasar dan bagian
belakang kranium
Tulang Temporal membentuk bagian dasar dan bagian
sisi dari kranium
2
Tulang Etmoid adalah struktur penyangga penting dari
rongga nasal dan berperan dalam pembentukan orbita
mata
Tulang sphenoid berbentuk seperti kalelawar dengan
sayap terbentang. Tulang ini membentuk dasar anterior
kranium dan berartikulasi kearah lateral dengan tulang
temporal dan kea rah anterior dengan tulang etmoid dan
tulang frontal
Osikel Auditori fungsinya dalam proses pendengaran
Tulang Wormian adalah tulang kecil, yang jumlahnya
bervariasi dan terletak dalam sutura
2. Tulang-tulang wajah
Tulang-tulang wajah tidak bersentuhan dengan otak.
Tulang tersebut disatukan sutura yang tidak dapat
bergerak, kecuali pada mandibula atau tulang rahang.
Tulang-tulang Nasal membentuk penyangga hidung
dan berartikulasi dengan septum nasal
Tulang-tulang palatum membentuk bagian posterior
langit-langit mulut (langit-langit keras), bagian tulang
orbital, dan bagian rongga nasal.
Tulang-tulang zigomatik (malar) membentuk
tonjolan pada tulang pipi.
Tulang-tulang Maksilar membentuk rahang atas
Tulang Lakrimal berukuran kecil dan tipis, serta
terletak diantara tulang etmoid dan maksila pada
orbita. Tulang lakrimal berisi suatu celah untuk lintasan
duktus lakrimal, yang mengalirkan airmata ke rongga
nasal.
Tulang Vomer membentuk bagian tengah dari langit-
langit keras di antara palatum dan maksila , serta turut
membentuk septum nasal
Konka nasal inferior (turbinatum)
Mandibula tulang rahang bagian bawah
3. Tulang hioid
3
Tulang berbentuk tapal kuda yang unik karena tidak
berartikulasi dengan tulang lain. Tulang hioid ini ditopang
oleh ligamen dan otot dari prosesus stiloideus temporal.
4
4. Sinus Paranasal
Terdiri dari ruang-ruang udara dalam tulang tengkorak
yang berhubungan dengan rongga nasal.
B. Vertebrata
Kolumna Vertebrata menyangga berat tubuh dan
melindungi medulla spinalis. Kolumna ini terdiri dari
vertebrata-vertebrata yang di pisahkan diskus fibrokartilago
intervertebral.
a. Ada tujuh tulang vertebra serviks, 12 vertebra toraks, 5
vertebra lumbal, dan 5 tulang vertebra sakrum, ysng
menyatu menjadi sakrum dan tiga sampai lima tulang
koksigeal yang menyatu menjadi tulang koksiks.
b. Ke-31 pasang saraf spinal keluar melalui foramina
(foramen) intervetebralis di antara vertebra yang letaknya
bersebelahan.
C. Sternum dan Tulang Iga
1. Sternum (tulang dada) terbentuk dalam tiga bagian :
manubrium atas, badan (galadiolus), dan prosesus
sifoid.
2. Tulang Iga. Ke-12 pasang tulang igabarartikulasi ke arah
posterior dengan faset tulang iga pada prosesus
transversa di vertebrata toraks. 7 pasang iga sejati, 3
pasang iga semu, 2 pasang iga melayang.
5
II. Rangka Apendikular
Rangka Apendikular terdiri dari girdel pektoral (bahu), girdel
pelvis, dan tulang lengan serta tungkai.
A. Setiap Girdel Pektoral memiliki dua tulang-klavikula dan scapula-
dan berfungsi untuk melekatkan tulang lengan ke rangka aksial.
1. Skapula (tulang belikat) adalah tulang pipih triangular dengan
tiga tepi;tepi vertebrata(medial), tepi superior, dan tepi lateral.
2. Klavikula (tulang kolar) adalah tulang berbentuk S, yang
secara lateral, berartikulasi dengan prosesus akromion pada
scapula dan secara medial dengan manubrium pada takik
klavikular untuk membentuk sendi sternoklavikular.
B. Lengan Atas tersusun dari tulang lengan, tulang lengan bawah, dan
tulang tangan.
1. Humerus adalah tulang tunggal pada lengan.
2. Tulang-tulang dari lengan bawah adalah ulna pada sisi medial
dan tulang radius di sisi lateral (sisi ibu jari) yang di hubungkan
dengan suatu jaringan ikat fleksibel, membran interoseus.
6
Ada 3 macam tulang yang menyusun tangan :
1. Tulang Pergelangan Tangan (Karpus)
Pergelangan tangan terbentuk dari delapan tulang karpal
interguler yang tersusun dalam dua barisnya terdiri dari
empat tulang. Barisan tulang karpal proksimal yang terdiri
dari navicular (skafoid), lunatum, trtrikuetral (triangular),
dan pisiform. Barisan tulang karpal distal yang terdiri dari :
Trapezium, Trapezoid, Kapitatum, Hamatum.
2. Tangan
Tangan tersusun dari lima tulang Metakarpal dimana semua
tulang metakarpal berukuran serupa kecuali tulang
metakarpal pertama pada ibu jari. Setiap tulang metakarpal
memiliki sebuah dasar proksimal yang berartikulasi dengan
barisan distal tulang kapal pergelangan tangan kepala
tulang metakarpal membentuk buku jari yang menonjol
pada tangan.
3. Tulang-Tulang Jari (phalanges)
Setiap jari memiliki tiga tulang yaitu proksimal, tulang
medial, dan tulang distal, kecuali ibu jari yang hanya
memiliki tulang proksimal dan medial saja.
C. Girdel Pelvis
7
Mentransmisikan berat trunkus ke bagian tungkai bawah dan
melindungi organ-organ abdominal dan pelvis. Bagian ini terdiri
dari dua tulang panggul (disebut juga ossa koksa, tulang tanpa
nama, atau tulang pelvis) yang bertemu pada sisi anterior
simfisis pubis dan berartikulasi di sisi posterior dengan sakrum.
D. Tungkai Bawah
Secara anatomis, bagian proksimal dan tungkai bawah antara
girdel pelvis dan lutut adalah paha; bagian antara lutut dan
pergelangan kaki adalah tungkai.
1. Femur dalam bahasa latin yang berarti paha, adalah tulang
terpanjang, terkuat dan terberat dari semua tulang pada rangka
dan tubuh.
2. Tulang Tungkai adalah tulang tibia medial daan tulang fibula
lateral.
3. Pergelangan kaki dan kaki tersusun dari 26 tulang yang di
atur dalam tiga rangkaian.
Tarsal terdiri dari 7 buah tulang. Tulang yang terbesar
adalah atau biasa disebut tumit. Tarsal membentuk artikulasio
dengan metatarsol, yaitu kelima jari kaki.
Falang adalah tulang penyusun jari. Seperti pada jari
tangan, terdapat dua buah falanges pada masing-masing ibu
jari dan 3 buah falanges pada jar lain. Diantara falanges
terdapat sendi engsel yang memungkinkan gerak satu bidang.
Ibu jari kaki tidak sefleksibel ibu jari tangan. Hal ini disebabkan
pada ibu jari kaki tidak memiliki sendi karpometakarpal seperti
yang dimiliki ibu jari tangan. Pada ibu jari tangan terdapat sendi
8
pelana yang membuat ibu jari tangan lebih bebas bergerak dari
pada ibu jari kaki.
III. Persendian
Terjadi saat permukaan 2 tulang bertemu, adanya pergerakan
atau tidak bergantung pada sambungannya.
Macam-macam Tulang Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi 5
yaitu tulang panjang, tulang pendek, tulang pipih, tulang
irregular, dan tulang sesamoid. Tulang panjang ditemukan di
tungkai. Tulang berelongasi dan berbentuk silindris, serta terdiri
dari epifisis dan diafisis. Fungsi tulang ini adalah untuk menahan
berat tubuh dan berperan dalam pergerakan. Tulang pendek adalah
tulang pergelangan tangan (karpal) dan tulang pergelangan kaki
(tarsal). Tulang tersebut berstruktur kuboidal atau bujur, dan
biasanya ditemukan berkelompok untuk memberikan kekuatan dan
kekompakan pada area yang pergerakannyaterbatas. Sebagian
besar tulang pendek adalah tulang cancellus, yang dikelilingi
lapisan tipis tulang kompak. Tulang pipih ada pada tulang
tengkorak, iga, dan tulang dada (sternum). Struktur tulang yang
mirip lempeng ini memberikan suatu permukaan yang luas untuk
perlekatan otot dan memberikan perlindungan. Dua lempeng
tulang kompak (dikenal sebagai tabula luar dan tabula dalam pada
cranium) membungkus lapisan berongga (diples). Tulang irregular
adalah tulang yang bentuknyatidak beraturan dan tidak termasuk
kategori di atas; meliputi tulang vertebra dan tulang osikel telinga.
Strukturnya sama dengan tulang pendek yaitu tulang cancellus
yang ditutupi lapisan tulang kompak yang tipis. Tulang sesamoid
adalah tulang kecil bulat yang masuk ke formasi persendian atau
bersambungan dengan kartilago, ligament, atau tulang lainnya.
Salah satu contohnya adalah patella (tempurung lutut), yang
merupakan tulang sesamoid terbesar
9
Tulang Sesamoid
Komposisi Tulang
Tulang terdiri dari :
1) Sel-sel : Osteosit, Osteoblas, Osteoklas
2) Matriks Ekstraselular
Tersusun dari serat-serat kolagen organik & garam-
garam anorganik (fosfor dan kalsium). Serat-serat
kolagen tertanam pada substansi dasar. Substansi dasar
tulang terdiri dari sejenis proteoglikan. Garam-garam tulang
dlm bentuk Kristal kalsium fosfat disebut hidroksiapit.
Persenyawaan antara kolagen & Kristal hidroksiapit
bertanggung jawab atas daya renggang dan daya tekan
tulag yang besar.
b. Fisiologi
Fungsi Tulang
1. Tulang memberikan topangan dan bentuk pada tubuh
2. Tulang membantu pergerakan. Tulang berartikulasi dengan
tulang lain pada persendian dan berfungsi sebagai pengungkit .
Jika otot-otot (yang tertanam pada tulang) berkontraksi,
kekuatan yang diberikan pada pengungkit menghasilkan
gerakan.
3. Perlindungan. Sistem rangka melindungi organ-organ lunak
yang ada dalam tubuh.
4. Pembentukan sel darah (hematopoiesis). Sumsum tulang
merah, yang ditemukan pada orang dewasa dalam tulang
sternum, iga, badan vertebra, tulang pipih pada cranium, dan
11
pada bagian ujung tulang panjang, merupakan tempat produksi
sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit darah.
5. Tempat penyimpanan mineral. Matriks tulang tersusun dari
sekitar 62% garam anorganik, terutama kalsium fosfat dan
kalsium karbonat dengan jumlah magnesium, klorida, florida,
sitrat yang lebih sedikit. Rangka mengandung 99% kalsium
tubuh. Kalsium dan fosfor disimpan dalam tulang agar bisa
ditarik kembali dan dipakai untuk fungsi-fungsibtubuh. Zat
tersebut kemudian diganti melalui nutrisi yang diterima.
12
Remodelling Tulang
Sel dan matriks tulang tidak mampu memperbaiki diri sendiri
secara langsung tanpa bantuan dari jaringan yang berhubungan.
Perbaikan hampir dimulai bersamaan dengan saat terjadinya
cedera.
1. Jika tulang mengalami fraktur, reaksi pertama adalah
pembentukan hematoma (gumpalan darah yang besar). Pembuluh
darah pada area cedera mengalami hemoragi dan pembekuan.
2. Hematoma kemudian diinvasi dengan cara meregenerasi
pembuluh darah, osteoblas, dan osteoklas dari periosteum dan
endosteum.
a. Makrofag dalam darah mengeluarkan bekuan dan fragmen
jaringan mati (debris).
b. Osteoblas mengeluarkan matriks tulang yang rusak.
3. Pembelahan sel yang cepat dari periosteum dan endosteum
mengisi dan mengelilingi fraktur serta membentuk kalus eksternal
(melingkari cedera) dan kalus internal (dalam rongga sumsum
tulang) kartilago hialin.
4. Fraktur kemudian diperbaiki melalui proses osifikasi endokondrial
dan osifikasi intramembranosa yang berlangsung pada fragmen
kartilago kecil dalam kalus eksternal dan internal.
5. Kalus tulang yang terbentuk kemudian mengalami reorganisasi
dan diganti dengan tulang lamela kompak.
6. Dengan demikian, tulang sembuh dan kembali ke struktur tulang
aslinya.
c. Histologi
Struktur Tulang
1. Tulang Rawan (Kartilago)
Merupakan bentuk khusus jaringan ikat yang juga berasal dari
mesenkim. Terdiri dari sel dan matriks ekstraselular yang terdiri dari
serat jaringan ikat & substantia fundemantalis. Tulang rawan
bersifat nonvaskular, mendapat nutrient dengan difusi melalui
substantia fundamentalis.
Selnya berupa kondrosit dan kondroblas yang menyintesis
matriks ekstraselular. Kartilago berfungsi untuk membentuk
penyokong structural yang kuat jaringan lunak, memberikan
kelenturan tanpa distorsi, dan tahap terhadap tekanan.
13
a. Tulang Rawan Hialin
o Paling banyak ditemukan dan berfungsi sebagai model
kerangka bagi kebanyakan tulang
o Diganti oleh tulang sewaktuosifikasi endokondral
o Mengandung serabut kolagen tipe II
o Pada dewasa, terdapat di permukaan sendi tulang, ujung iga,
hidung, laring, trakea, dan bronki
b. Tulang Rawan Elastik
o Serupa dengan tulang rawan hialin tapi lebih banyak
mengandung serat-serat elastik yang bercabang di dalam
matriks dan sangat lentur
o Bersifat sangat lentur, ditemukan di telinga luar, tuba
auditorius, epiglottis, dan laring
c. Fibrokartilago
o Ditantai dengan adanya berkas-berkas padat serat kolagen
tipe I yang berselang seling dengan matriks tulang rawan
o Memberikan daya rengang, menahan beban, dan ketahanan
terhadap kompresi
o Ditemukan di diskus invertebralis, simfisis pubis, dan sendi-
sendi tertentu
2. Tulang
Merupakan bentuk khusu jaringan ikat yang terdiri dari sel serat
dan matriks ekstraselular. Karena pengendapan mineral dalam
matriks, tulang mengalami klasifikasi. Sehingga tulang menjadi
keras dan dapat menahan beban lebih besar disbanding tulang
rawan.
a. Tulang kompak (Tectus Osseus Compactus)
Terdapat pada lapisan luar tulang panjang. Sebagian besar
tulang kompak terdiri dari osteon.
b. Tulang Spongiosa/Konselosa (Tectus Osseus Spongiosus)
Berada di permukaan dalam tulang kompak di dekat rongga
sumsum.
14
B. SENDI
Macam-macam Sendi Berdasarkan Struktur
1) Persendian Fibrosa
Pada persendian jenis ini tidak terdapat rongga sendi, tetapi
tulang-tulang dipersatukan oleh jaringan fibrosa. Persendian
sindesmosis berarti persendian dengan jaringan fibrosa yang
mempersatukan medium yang memungkinkan terjadinya
pergerakan kecil. Suatu contoh persendian sindesmosis ialah
pertautan normal antara tulang-tulang splint dan cannon, yang
terdapat pada kuda.
Persendian suture berarti pertautan antara tulang-tulang
tengkorak, yang dipersatukan oleh jaringan fibrosa pada awal
pertumbuhan, tetapi dapat mengalami asifikasi setelah dewasa.
Persendian Gomfosis berarti artikulasi gigi yang terdapat di dalam
rongga-nya yaitu mandibela dan maksila (yang juga premaksila
untuk hewan nonruminansia).
2) Persendian Kartilaginosa
15
Persendian ini tidak mempunyai rongga sendi. Tulang-tulang
dipersatukan oleh kartilago (tulang rawan). Persendian sinkondrisis
(persendian kartilago hialin) adalah suatu persendian yaang tak
dapat bergerak, yang medium pemersatunya berupa kartilago.
Suatu contoh persendian sinkondrosis adalah persatuan antara
diafisis dan epifisis dari tulang yang masih muda.
Osifikasi yang normal dari kartilago epifisis menghasilkan
suatu fusi tulang, yang disebut sinostosis. Fusi tulang tersebut dapat
juga terjadi dalam keadaan patologis pada jenis persendian yang
lain. Persendian simfisis (fibrokartilaginosa), yaitu persendian-
persendian dan alur median tertentu, dipersatukan oleh cakram
pipih dari fibrokartilago, seperti yang terdapat antara tulang-tulang
pelvis yang berdekatan, dan antara badan-badan vertebra yang
berdekatan.
3) Persendian Sinovial (Diartrodial)
Struktur umum dari kebanyakan persendian sinovial adalah
sama, dan ini mencakup: permukaan srtikulasi, kartilago artikular,
rongga artikular, kapsul persendian, dan ligamentum.
Permukaan artikular adalah suatau lapisan khusus dari tulang
yang kompak pada permukaan-permukaan mengalami artikular
dengan tulang-tulang yang lain. Kartilago artikular adalah suatu
lapisan kartilago hialin yang menutupi permukaan artikular.
Permukaan lainnya dari tulang ditutupi oleh periosteum.
Macam-macam Sendi Menurut Gerakannya
1. Sendi sinartosis (sendi mati), sendi ini dibungkus dengan jaringan ikat
fibrosa atau kartilago.
Sendi jenis ini antara lain adalah :
a. Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa
rapat yang hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh:
sutura sagital dan parietal.
b. Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan
dengan kartilago hialin. Contoh: lempeng epifisis sementara antara
epifisis dan diafisis pada tulang panjang anak.
2. Sendi amfiartosis (sendi dengan pergerakan terbatas)
Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas sebagai respon terhadap
torsi dan kompresi. Sendi jenis ini antara lain adalah:
16
a. Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan
dengan diskus kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan
memungkinkan terjadi sedikit gerakan. Contoh: simpisis pubis
b. Sindesmosis, terbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan
dihubungkan dengan serat-serat jaringan ikat kolagen. Contoh:
ditemukan pada tulang yang bersisihan seperti radius dan ulna,
serta tibia dan fibula
c. Gomposis, adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk
dengan pas dalam kantong tulang, seperti pada gigi yang
tertanam pada tulang rahang
3. Sendi diartosis (sendi dengan pergerakan bebas) disebut juga sendi
synovial
Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinofial.
Klasifikasi persendian synovial terdiri dari:
a. Sendi sferoidal, yang terdiri dari sebuah tulang yang masuk
kedalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain.
Contoh: sendi panggul dan bahu
b. Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas
pada permukaan konkaf tulang kedua, sehingga memungkinkan
gerakan kesatu arah.
Contoh: sendi lutut dan siku.
c. Sendi kisar, yaitu tulang bentuk kerucut yang masuk pas
cekungan tulang kedua dan dapat berputar ke semua arah.
Contoh: tulang atas, persendian bagian kepala
d. Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan
gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang.
Contoh: sendi antara tulang radius dan tulang karpal
e. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk
konkaf disatu sisi dan konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan
masuk dengan pas seperti dua pelana yang saling menyatu. Satu-
satunya sendi pelana sejati yang ada dalam tubuh adalah
persendian antara tulang karpal dan metakarpal pada ibu jari.
f. Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua
tulang berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan
gerakan meluncur antara satu tulang dengan tulang yang
lainnya. Persendian semacam ini disebut sendi nonaksia.
Misalnya: Persendian intervertebra, dan persendian antara
tulang-tulang karpa dan tulang-tulang tarsal. ( Setiadi,2007 )
17
C. O TOT
a. Anatomi
Menurut letaknya, otot otot tubuh dibagi menurut beberapa
golongan :
1. Otot bagian kepala
2. Otot bagian leher
3. Otot bagian dada
4. Otot bagian perut
5. Otot bagian punggung
6. Otot bagian bahu dan lengan
7. Otot bagian panggul
8. Otot bagian anggota gerak
1. Otot Bagian Kepala
1) Otot Pundak Kepala
a. Muskulus frontali, berfungsi mengerutkan dahi dan menarik
dahi mata
b. Muskulus oksipitalis, terletak di bagian belakang berfungsi
menarik kulit belakang
2) Otot Wajah
a. Otot mata dan otot bola mata sebanyak 4 buah
b. Muskulus obligus okuli/ otot bola mata yang terdapat di
sekeliling mata berfungsi untuk memutar mata
c. Muskulus oblikularis okuli/ otot lingkar mata yang terletak di
sekeliling mata, berfungsi sebagai penutup mata
d. Muskulus levator palpebra superior, pada kelopak mata yang
fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata keatas pada
waktu membuka mata
3) Otot Mulut dan Bibir
a. Muskulus tringularis dan muskulus oblikularis oris, berfungsi
menarik sudut mulut ke bawah
b. Muskulus quadratus labii superior/ otot bibir atas yang
mempunyai origo pinggir lekuk mata menuju bibir atas dan
hidung
c. Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu yang
merupakan kelanjutan pada otot lehet. Berfungsi menarik
bibir ke bawah atau memberi mimik muka kebawah
19
d. Muskulus buksinator, membentuk dinding samping rongga
mulut. Fungsinya menahan makanan waktu mengunyah
e. Muskulus zigomatikus/ otot pipi, fingsinya untuk mengangkat
dagu mulut keatas waktu tersenyum
4) Otot Pengunyah
a. Muskulus maseter, mengangkat rahang bawah pada waktu
mulut terbuka
b. Muskulus temporalis, menarik rahang bawah keatas dan
kebelakang
c. Muskulus pterigoid internus dan eksternus, menarik rahang
bawah kedepan
5) Otot Lidah
a. Muskulus genioglosus, berfungsi mendorong lidah kedepan
b. Muskulus stiloglosus, berfungsi menarik lidah keatas dan
kebelakang
mmm
2. Otot Bagian Leher
1) Muskulus Platisma terdapat di samping leher menutupi sampai
bagian dada. Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir
kebawah, dan mengerutkan kulit bibir
2) Muskulus sternokleido mastoid, terdapat disamping kiri dan kanan
leher, berfungsi menarik kepala kesamping kanan dan kiri serta
memutar kepala
3) Muskulus Longisimus kapitalis, terdiri dari spelinius dan
semispinalis kapitis, ketiganya terdapat dibelakang leher dengan
fungsi untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala
3. Otot Bagian Bahu
1) Muskulus deltoid (Otot segitiga) fungsinya mengangkat lengan
sampai mendatar
2) Muskulus sub skapularis (otot depan tulang belikat), fungsinya
menengahkan dan memutar tulang humerus ke dalam
3) Muskulus supraspinatus (otot atas balung tulang belikat)
fungsinya mengangkat tangan
4) Muskulus Infraspinatus (Otot bawah balung tulang belikat)
fungsinya memutar lengan keluar
5) Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar) fungsinya
memutar lengan kedalam
20
6) Muskulus teres minor (otot lengan bulat kecil) fungsinya memutar
lengan keluar
4. Otot Bagian Dada
1) Muskulus pektiralis mayor (otot dada besar) fingsi dapat memutar
lengan kedalam dan menengahkan, menarik lengan melalui dada
dan merapatkan lengan kedalam
2) Muskulus pektoralis minor (otot dada kecil) fungsi menarik tulang
belikat dan menekan bahu
3) Muskulus sub klavikula (otot bawah selangka) fungsi menetapkan
tulang selangka disendi disebelah tulang dada dan menekan
sendi bahu kebawah dan kedepan
4) Muskulus seratus minor (otot gergaji depan) berpangkal di Iga 1-9
dan menuju kesisi tengah tulang belikat, tetapi yang terbanyak
menuju ke bawah
5) Otot dada sejati, yaitu otot-otot sela iga luar dan tot-otot sela iga
dalam, fungsinya mengangkat dan menurunkan iga pada waktu
bernafas
5. Otot Bagian Perut
1) Muskulus abdominalis internal(dinding perut)
2) Muskulus alba, yaitu garis tengah dinding perut
3) Muskulus abdominalis eksternal
4) Muskulus obliqus eksternus abdominis
5) Muskulus obliqus internus abdominis
6) Muskulus transversus abdominis
6. Otot Bagian Punggung
1) Otot yang menggerakkan lengan
a. Trapezius (otot Keruding) pada semua ruas-ruas tulang
punggung yang berpangkal pada tulang kepala belakang
dengan fungsi mengangkat dan menarik sendi bahu
b. Muskulus latimus dorsi (otot punggung lebar) berpangkal
pada ruas tulang punggung yang kelima dari bawah fasia
lumboid, tepi tulang punggung dan iga 3 di bawah, fungsi
menutupi ketiak bagian belakang, menengahkan dan
memutar tulang pangkal lengan kedalam.
21
c. Muskulus rumboid (otot belah ketupat) berpangkal dari taju
duri, dan tulang leher, ruas tulang punggung, dari sini
menuju kepinggir tengah tulang belikat. Fungsi
menggerakkan tulang belikat keatas dan ketengah
2) Otot antara ruas-ruas tulang iga dan tulang belakang
a. Muskulus seratus posterior inferior (otot gergaji belakang
bawah) untuk menarik tulang iga kebawah waktu bernafas
b. Muskulus seratus posterior superior ( otot gergaji depan atas)
untuk menarik tulang iga keatas waktu bernafas
3) Tulang punggung sejati
a. Muakulus interspinalis transfersi dan muskulus semispinalis,
fungsinya untuk sikap dan pergerakan tulang belakang
b. Muskulus sakrospinalis (muskulus erektor spinal) fungsinya
memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebra dan
pergerakan dari ruas tulang belakang
c. Muskulus quadratus lumborum, terletak di krista illiaka dan
os kosta
7. Otot Lengan Atas
1) Otot-otot Ketul (Fleksor)
a. Muskulus biseps braki (otot lengan berkepala 2) memiliki 2
sendi dan 2 caput atau kepala, fungsi membengkokkan lengan
bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan
b. Muskulus brankialis (otot lengan dalam) berpangkat di bawah
otot segitiga yang fungsinya membengkokkan lengan bawah
siku.
c. Muskulus korakobrakialis, berpangkal prosesus karakoid dan
menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsi mengangkat lengan
2) Otot-otot kedang (extensor)
Muskulus triseps braki (otot lengan berkepala 3)
8. Otot Lengan Bawah
1) Otot kedang yang memainkan peranannya dalam pengatulan
diatas sendi siku, sendi-sendi tangan, sendi-sendi jari dan sebagian
dalam gerak silang hasta, Terbagi menjadi:
a. Muskulus extensor karpi radialis longus
b. Muskulus extensor karpi radialis brevis
22
c. Muskulus extensor karpi ulnaris
d. Digitonim karpi radialis
e. Muskulum extensor policis longus
2) Otot-otot ketul yang mengedangkan siku dan tangan serta ibu jari
dan meratakan hasta tangan, otot-otot ini berumpul pada :
a. Otot-otot disebelah telapak tangan
Otot silang hasta bulat (Muskulus pronator teres) berfungsi
membengkokkan lengan bawah siku
Otot-otot ketul untuk tangan dan jari tanganis
(i) Muskulus palmalis ulnalis yang berfungsi mengetulkan
lengan
(ii) Muskulus palmalis longus, muskulus fleksor karpi radialis,
muskulus fleksor digitor sublimis yang berfungsi fleksi
jari ke 2 dan kelingking
(iii) Muskulus fleksor digitorum profundus berfungsi fleksi jari
1,2,3,4
(iv)Muskulus fleksor policis longus berfungsi fleksi ibu jari
Otot-otot yang bekerja memutar radialis (pronator dan
supinator) terdiri dari:
(i) Muskulus pronator teres aquadretus, fungsinya pronasi
tangan
(ii) Muskulus spinator brevis, fungsinya supinasi tangan
b. Otot-otot disebelah tulang pengumpil, yang fungsinya
membengkokkan lengan disiku, pembengkokan tulang kearah
tulang pengumpil atau tulang hasta
c. Otot-otot disebelah punggung atas, fungsinya meluruskan jari
tangan
3) Otot-otot tangan, terdapat otot-otot tangan pendek yang terdapat
diantara tulang-tulang tapak tangan atau membantu ibu jantung
tangan (thenar) dan anak jantung tangan (hipotenar)
9. Otot Bagian Panggul
1) Sebelah depan bagian dalam dari ranggul :
a. Muskulus psoas mayor
b. Muskulus illiakus
c. Muskulus psoas minor
2) Sebelah belakang bagian luar :
23
a. Muskulus gluteus maksimus, merupakan otot terbesar yang
terdapat disebelah luar panggul yang membentuk bokong.
Fungsinya antagonis dari illiopsoas yaitu rotasi fleksi dan
endorotasi femur
b. Muskulus gluteus medius dan minimus, terdapat dibagian
belakang dari sendi panggul dibawah gluteus maksimus.
Funginya abduksi dan endorotasi dari femur dan bagian medius
eksorotasi femur
10.Otot Tungkai Atas
Otot tungkai atas mempunyai selaput pembungkus yang sangat
kuat dan disebut fasia lata yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :
1. Otot abduktor, yang terdiri dari:
a. Muskulus abduktor meldanus sebelah dalam
b. Muskulus abduktor brevis sebelah tengah
c. Muskulus abduktor longus sebelah luar
Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor
femoralis, fungsinya yaitu menyelenggarakan gerakan abduksi dari
femur
2. Muskulus ekstensor (quadriseps femoris) atau otot berkepala
empat
a. Muskulus rektus femoralis
b. Muskulus vetus lateralis eksternal
c. Muskulus vetus medialis internal
d. Muskulus vestus intermedial
e. Otot fleksor femoralis terdapat dibagian belakang paha terdiri
dari :
(1) Biseps femoralis (otot berkepala 2) fungsinya
membengkokkan paha dan meluruskan tungkai bawah
(2) Muskulus semi membranous (otot seperti selaput) fungsinya
membengkokkan tungkai bawah
(3) Muskulus semi membranous (otot seperti urat) fungsinya
membengkokkan urat bawah serta memutar kedalam
(4) Muakulus sektortorius (otot penjahit) fungsinya eksorotasi
femur yang memutar keluar pada waktu lutut mengetul
sarta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan
keluar
24
11.Otot Tungkai Bawah
1. Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior, fungsinya
mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan
kaki
2. Muskulus ekstensor talangus longus, yang fungsinya meluruskan
jari telunjuk ketengah jari, jari manis dan kelingking kaki
3. Otot kedang jempol, fungsinya meluruskan ibu jari kaki
4. Urat arkiles (tendo arkiles), fungsinya meluruskan kaki disendi
tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut
5. Otot ketul empu kaki panjang (muskulus falangus longus),
fungsinya membengkokkan empu kaki
6. Otot tulang betis belakang (Muskulus Tibialis Posterior), fungsinya
membengkokkan kaki disendi tumit dan telapak kaki sebelah ke
dalam
7. Otot kedang jari bersama, fungsinya dapat meluruskan jari kaki
(muskulus ekstensor falangus 1-5)
b. Histologi
Tubuh kita mempunyai tiga macam jenis otot. Otot-otot itulah
yang berpengaruh terhadap gerakan organ-organ tubuh. Tiga jenis otot
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Otot Kerangka/Otot Lurik
Otot kerangka adalah otot yang melekat pada kerangka. Bagian tubuh
kita yang berdaging merupa-kan otot kerangka. Otot ini disebut juga
otot lurik, karena jika dilihat dari samping, serabut otot ini
memperlihatkan suatu pola serat melintang atau bergaris. Irisan
melintang otot ini memperlihatkan beribu-ribu serabut otot. Serabut-
serabut itu tersusun dalam berkas-berkas yang sejajar, dan terikat
sesamanya oleh jaringan penyambung yang dilalui oleh pembuluh
darah dan saraf. Ukuran diameter otot ini 50 mikron dengan panjang
2,5 cm.
Contoh otot kerangka adalah otot bisep dan trisep, yang terletak pada
lengan atas. Otot ini berbentuk silindris panjang, mempunyai inti
banyak yang terletak di tepi. Cara kerja otot ini dan kontraksinya
menurut kehendak kita dan di bawah kesadaran kita. Gerakan otot
kerangka cepat dan kuat, tetapi mudah lelah. Otot kerangka dapat
25
berkontraksi bila diberikan rangsangan karena diinervasi oleh saraf
sadar atau motoris. Rangsangan tersebut bisa berupa panas, kimia,
mekanis, dan elektris. Sumber energi untuk kontraksi otot adalah ATP.
2. Otot Polos
Setiap serabut otot polos adalah sel tunggal, berbentuk gelendong
dengan satu inti yang terletak di tengah. Sel-sel itu tersusun dalam
lembaran. Jika kita lihat di bawah mikroskop cahaya, otot polos tidak
memperlihatkan pola lurik melintang. Permukaannya polos. Sel-selnya
mengandung filamen tipis maupun tebal aktin dan miosin, dan filamen
tersebut tersusun menjadi fibril kontraktil. Otot polos ini dapat
berkontraksi secara spontan, terutama dikendalikan oleh neuron motor
dari sistem saraf simpatik dan parasimpatik.
Kerja otot polos jauh lebih lambat daripada otot kerangka. Otot polos
memerlukan waktu 3-180 detik untuk bekontraksi. Perbedaan lain dari
otot kerangka adalah kemampuannya untuk tetap berkontraksi pada
berbagai panjang. Otot ini bekerja terus-menerus dan tidak
dipengaruhi oleh kesadaran dan tidak mudah lelah. Otot polos terdapat
pada organ dalam selain jantung, misalnya lambung, usus, ginjal.
3. Otot Jantung
Otot jantung hanya terdapat pada organ jantung saja. Otot jantung
terdiri atas serabut lurik. Miofibril otot jantung bercabang-cabang dan
mitokondrianya lebih banyak daripada yang terdapat pada serabut otot
kerangka. Bentuk otot jantung seperti gelendong dengan inti berjumlah
banyak dan terletak di tepi.
Cara kerja otot jantung adalah secara terus-menerus dengan ritme
atau irama yang tetap, dan tidak dipengaruhi oleh kesadaran, serta
tidak mudah lelah. Coba bayangkan jika kerja otot jantung ini terhenti,
hanya dalam waktu 1 menit saja, apa yang akan terjadi?
c. Fisiologi
Mekanisme Kontraksi-Relaksasi
Tahap-tahap kontraksi otot rangka
a. Pelepasan muatan oleh neuron motorik
b. Pelepasan transmiter (asetilkolin) di end-plate motorik
26
c. Pengikatan asetilkolin ke reseptor asetilkolin nikotinik
d. Pengikatan konduktansi Na+ dan K+ di membrane end-plate
e. Pembentukan potensial end-plate
f. Pembentukan potensial aksi di serabut-serabut
ototg.Penyebaran
g. depolarisasi ke dalam di se panjang tubulus T
h. Pelepasan Ca2+ dari sistema terminalis retikulum sarkoplasma
serta difusi Ca2+ ke filamen tebal dan filamentipis
i. Pengikatan Ca2+ ke troponin C, sehingga membuka tempat
pengikatan miosin di molekul aktin
j. Pembentukan ikatan silang antara aktin dan miosin dan
pergeseran filamen tipis pada filamen tebal,sehingga
menghasilkan gerakan2
Tahap-tahap relaksasi otot rangka
a. Ca2+ dipompa kembali ke retikulum sarkoplasma
b. Pelepasan Ca2+ dari troponinc.Penghentian interaksi antara
aktin dan miosin ( Ganong, 2008 )
Energi untuk melakukan kontraksi-relaksasi
Karena ATP yang tersimpan dalam otot biasanya akan habis
setelah sepuluh kali kontraksi, maka ATP harus dibentuk kembali
untuk kelangsungan aktivitas otot melalui sumber lain.
1. Kreatinin fosfat (CP), senyawa berenergi tinggi lainnya,
merupakan sumber energi yang langsung tersedia untuk
memperbaharui ATP dari ADP (CP+ADP ATP + kreatin)
a. CP memungkinkan kontraksi otot tetap berlangsung saat
ATP tambahan dibentuk melalui mekanisme glukosasecara
aerob dan anaerob.
b. CP menyediakan energi untuk sekitar 100 kontraksi dan
harus disintesis ulang dengan cara memperoleh lebih
banyak ATP (ATP+Kreatin ADP + CP)
c. ATP tambahan terbentuk dari metabolisme glukosa dan
asam lemak melalui reaksi anaerob dan aerob.
2. Reaksi anaerob (jalur glikolisis)
a. Otot dapat berkontraksi secara singkat tanpa memakai
oksigen dengan menggunakan ATP yang dihasilkan
27
melalui glikolisis anaerob, langkah pertama dalam
respirasi selular.
b. Glikolisis berlangsung dalam sarkoplasma, tidak
memerlukan oksigen dan melibatkan pengubahan suatu
molekul glukosa menjadi dua molekul asam piruvat.
c. Glikolisis anaerob berlangsung cepat tetapi tidak efisien
karena hanya menghasilkan dua molekul ATP per molekul
glukosa. Glikolisis dapat memenuhi kebetuhan ATP untuk
kontraksi oto dalam waktu singkat jika persediaan oksigrn
tidak mencukupi.
d. Pembetukan asam laktat dalam glikolisis anaerob
i. Tanpa oksigen, asam piruvat diubah menjadi asam
laktat.
ii. Jika aktivitas yang dilakukan sedang dan singkat,
persediaan oksigen yang ada akan menghalangi
akumulasi asam laktat.
iii. Asam laktat berdifusi ke luar dari otot dan dibawa ke
hati untuk disintesis ulang menjadi glukosa.
3. Reaksi aerob (memakai oksigen)
a. Saat aktivitas berlangsung, asam piruvat yang terbentuk
yang terbentuk melalui glikolisis anaerob anaerob mengalir
ke mitokondria sarkoplasma untuk masuk dalam siklus
asam sitrat (trikarboksilat) untuk oksidasi.
b. Jika ada oksigen, glukosa terurai dengan sempurna menjadi
karbon dioksida, air dan energi (ATP).
c. Reaksi aerob berlangsung lambat tetapi efisien,
menghasilkan energi sampai 36 mol ATP per mol glukosa..
4. Oxygen debt. Saat terjadi aktivitas berat yang singkat,
penguraian ATP berlangsung dengan cepat sehingga simpanan
energi anaerob menjadi cepat habis. Sitem respiratorik dan
pembuluh darah tidak dapat menghantar cukup oksigen ke
otot untuk membentuk ATP melalui reaksi aerob.
a. Asam laktat berakumulasi, mengubah pH, dan
menyebabkan keletihan serta nyeri otot.
b. Oksigen ekstra yang harus dihirup setelah aktivitas berat
disebut Oxygen debt.
28
Volume oksigen yang dihirup tetap berada di atas volume
normal sampai semua asam laktat dikeluarkan, baik
dioksidasi ulang menjadi asam piruvat dalam otot atau
disintesis ulang menjadi glukosa dalam hati
Calsium Pulse
o Dalam keadaan istirahat konsentrasi ion calcium di dlm
sarcoplasma adl kurang dr 10-7 M. kadar ini terlalu kecil utk
menginduksi kontraksi.
o Arus listrik dr tubulus T ke sisterna akan menyebabkan
pelepasan ion calcium shg konsentrasinya dpt meningkat
smp 2 x 10-4 M. Peristiwa ini disebut “calcium pulse” yg
rata2 berlangsung kurang lebih selama 1/50 – 1/20 detik,
pada otot jantung 1/3 detik oleh karena lamanya aksi
potensial otot jantung
o Kontraksi terjadi pd wkt “calcium pulse”, & akan berlangsung
terus selama kadar Calcium di dlm sarcoplasma cukup tinggi.
o Kemudian ion calcium ini akan dipompa oleh “pompa
kalsium” ke dalam sisterna. Konsentrasi di dlm sisterna dpt
ditingkatkan sampai 2000 kali disebut Ca Pump.
o Relaksasi otot akibat Ca pump, Ca++ yang terikat triponin
lepas sehingga troponin berikatan kembali dengan
tropomiosin menjadi troponin tropomiosin kompleks kembali,
keadaan ini akan menggeser kembali tropomiosin kedalam
posisi aktif site filamen actin sehingga tidak memungkinkan
kepala cross bridge menempel (inter aksi) dengan filamen
aktin (tidak memungkinkan power stroke) indra filamen aktin
kembali ke posisi semua (relaksasi)
29
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. and Hall, John E. 2006. Textbook of medical Physiology.
Pennsylvania 11th Edition. Elsevier Inc
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisologi untuk Pemula. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
William F., Ganong,MD. 1983. Fisiologi Kedoteran edisi 10. Jakarta . Penerbit
Buku Kedokteran EGC
http://www.slideshare.net/hakuba/persendian#btnNext diakses tanggal 21
November 2012 pukul 17.44
30