laporan orthodonsia

28
LAPORAN PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN ORTODONTIK NOMOR MODEL 0 15 9 19 NAMA PASIEN : Muhamad Edi Wibowo OPERATOR : Fitria Nur’aini No. Mahasiswa: 8917 PEMBIMBING : drg. Wayan Ardhana, MS., Sp Ort. (K) BAGIAN ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Upload: fitria-nuraini

Post on 15-Feb-2016

65 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

laporan orthodonsia

TRANSCRIPT

Page 1: laporan orthodonsia

LAPORAN PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN

ORTODONTIK

NOMOR MODEL

0 15 9 19

NAMA PASIEN : Muhamad Edi Wibowo

OPERATOR : Fitria Nur’aini No. Mahasiswa: 8917

PEMBIMBING : drg. Wayan Ardhana, MS., Sp Ort. (K)

BAGIAN ORTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 2: laporan orthodonsia

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

BAGIAN ORTODONSIA

I. IDENTITAS

Operator : Fitria Nur’aini

No. Mhs : 11/316044/KG/08917

Pembimbing : drg. Wayan Ardhana, MS., Sp Ort. (K)

Nomor Model : 0 15 9 19

Nama Pasien : Muhamad Edi Wibowo

Suku : Jawa

Umur : 19 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Simpir Gunung Ngendrokilo Kaliangkrik Magelang Jawa Tengah

Kode Pos : 56153

Telp : 089674408739

Pekerjaan : Mahasiswa

Nama ayah : Subardi

Suku : Jawa

Umur : 65 tahun

Pekerjaan : Pensiunan

Nama ibu : Sumarni

Suku : Jawa

Umur : 50 tahun

Pekerjaan : Guru

Alamat orang tua : Simpir Gunung Ngendrokilo Kaliangkrik Magelang Jawa Tengah

Telp : 085292145107

2

Page 3: laporan orthodonsia

II. WAKTU PERAWATAN

Pendaftaran : Tgl. 3 Juni 2015

Pencetakan : Tgl. 3 Juni 2015

Pemasangan alat : Belum dilakukan

Retainer : Belum dilakukan

III. PEMERIKSAAN KLINIS

A. Pemeriksaan Subjektif (anamnesis)

Keluhan utama :

Pasien datang atas kemauan sendiri untuk memperbaiki gigi depan rahang bawah

pasien yang berjejal, pasien merasa posisi gigi tersebut tidak sama dengan gigi lainnya

sehingga pasien ingin memperbaikinya. Pasien merasa kurang percaya diri dengan gigi

rahang bawah yang berantakan.

Riwayat Kesehatan :

Kesehatan umum pasien baik, pasien tidak memiliki alergi ataupun penyakit menular.

Pasien juga tidak sedang dalam perawatan dokter, tidak memiliki riwayat penyakit yang

dapat mengganggu proses penyembuhan maupun perkembangan gigi geligi, dan tidak

memiliki penyakit yang dapat menghambat proses perawatan ortodontik.

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi – Geligi :

Gigi Desidui :

Pasien belum pernah ke dokter gigi dan kondisi giginya gigis waktu TK.

Gigi Bercampur :

Pasien belum pernah ke dokter gigi. Pada saat pergantian gigi susu dengan gigi

permanen, gigi yang goyah dicabut sendiri. Pada periode ini pasien merasa giginya mulai

tidak rapi.

Gigi Permanen :

Pasien pernah mencabutkan gigi geraham kanan atas karena karies dan semua gigi

geraham terakhir belum tumbuh.

Kebiasaan jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien : Ada

3

Page 4: laporan orthodonsia

Jenis kebiasaan

buruk

Durasi Frekuensi Intensitas Keterangan

Menggigit pensil SD Jarang-jarang Lemah Sudah tidak

dilakukan

Riwayat keluarga yang berkaitan dengan keluhan pasien : Ada

Ayah : Normal, susunan gigi geligi rapi

Ibu : Protusif, susunan gigi geligi rahang bawah berjejal

Anak 1 : Normal, berjejal di rahang atas dan bawah

Anak 2 : Pasien

Anak 3 : Normal, sedikit berjejal di rahang bawah

B. Pemeriksaan Objektif

1. Umum

Keterangan :

Jasmani : Sehat

Mental : Kooperatif

Status Gizi: Tinggi Badan (TB) : 1,75 m Berat Badan (BB) : 60kg

Indeks Massa Tubuh = BB (kg) = 60 = 60 = 19,6 kg/m2

TB² (m) (1,75)² 3,06

Status Gizi : Normal

Kategori : Normal

2. Lokal

a. Ekstra oral

Kepala :

Lebar kepala : 162 mm

Panjang Kepala : 196 mm

Indeks Kepala = Lebar kepala x 100 = 162 x 100 = 82,6

Panjang kepala 196

Bentuk kepala : Brakisefali

4

Page 5: laporan orthodonsia

Muka :

Jarak Nasion – Gnation : 111,2 mm

Lebar Bizygomatic : 126,1 mm

Indeks muka = jarak N – Gn x 100 = 88,1

Lebar Bizygomatik

Bentuk muka : Hipereuriprosop, Simetris

Profil Muka : Cembung normal

Garis Simon (Bidang Orbital) :

RA: sepertiga distal C

RB: diantara gigi C dan P

Posisi rahang terhadap bidang Orbital / garis Simon:

Maksila : Normal

Mandibula : Normal

Sendi Temporomandibular (TMJ) : Normal

Keterangan: tidak terdapat kelainan pada TMJ baik itu pergeseran kondilus, kliking

ataupun krepitasi saat pasien diintruksikan membuka dan menutup mulut.

Tonus Otot Mastikasi : Normal

Keterangan : Otot mastikasi tidak terasa terlalu tegang atau kendor saat pasien diminta

melakukan gerakan menguyah

Tonus Otot Bibir : Normal

Keterangan : Bibir bawah maupun bibir atas tidak tegang saat kaca mulut diletakkan

diatasnya

Bibir Posisi Istirahat : Normal, terbuka

Free Way Space : 2,3 mm

b. Intra oral

Hygiene Mulut : Sedang

Pola atrisi : Normal

Lingua : Sedang,

Keterangan: tidak ada lesi, krenasi pada tepi lidah, maupun peradangan pada lidah

5

Page 6: laporan orthodonsia

Palatum :

i. Vertikal : tinggi

ii. Lateral : normal

Gingiva : Normal

Keterangan: warna coral pink, tidak ada pigmentasi, permukaan halus, stipling

Mukosa : Normal

Keterangan: tidak ada kelainan, peradangan, lesi, infeksi maupun tumor pada mukosa

Frenulum :

i. Fren. Labii Superior : Normal

ii. Fren. Labii Inferior : Normal

iii. Frenulum lingualis : Normal

Tonsila : Normal

Keterangan : tidak ada pembengkakan dan peradangan pada tonsila

Pemeriksaan Gigi-gigi

55 54 53 52 51 61 62 63 64 65

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

O O

O T O

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

Keterangan :

X : Telah dicabut O : Belum erupsi

3. Analisis Foto Muka

6

Page 7: laporan orthodonsia

Tampak Depan Tampak Samping

Bentuk muka : Hipereuriproshop Profil muka : cembung normal

Keterangan : Simetris

4. Analisis Model Studi

Bentuk lengkung gigi

RA : Parabola, simetris

RB : Setengah elips , Simetris

Malposisi gigi individual

RA :

14 : palatoversi

23 : mesiobukotorsiversi

RB

32 : linguoversi

1. Glabela (G)

2. Bibir atas (Ulc)

3. Bibir bawah (Llc)

4. Pogonion (Pog)

7

Page 8: laporan orthodonsia

34 : labioversi

35 : mesiolinguotorsiversi

42 : linguotorsiversi

44 : mesiolabiotorsiversi

47 : linguversi

Relasi gigi-gigi pada oklusi sentrik

Anterior

Over jet : 2,9 mm Over bite : 2,3 mm

Palatal bite : Tidak ada

Deep bite : Tidak ada

Open bite : Tidak ada

Cross bite : Tidak ada

Edge to edge bite : Tidak ada

Posterior

Cross bite : Tidak ada

Open bite : Tidak ada

Scissor bite : Tidak ada

Cup to cup bite : Tidak ada

Relasi Molar pertama kanan : Kelas I Angle

Relasi Molar pertama kiri : Kelas I Angle

Relasi Kaninus kanan : Kelas I Angle

Relasi Kaninus kiri : Kelas I Angle

Garis tengah Rahang Bawah terhadap Rahang Atas : Segaris

Gasis inter insisivi sentral terhadap garis tengah rahang : Segaris

8

Page 9: laporan orthodonsia

Lebar mesiodistal gigi-gigi (mm )

Gigi Rahang Atas Rahang Bawah

Kanan Kiri Nomal Ket Kana

n

Kiri Nomal Ket

1 9,0 9,02 8,15-9,03 N | N 5,6 5,6 5,20-5,81 N | N

2 7,4 7,6 6,51-7,49 N | >N 6,4 6,3 5,77-6,43 N | N

3 8,5 8,3 7,73-8,57 N | N 7,7 7,9 6,75-7,49 >N | >N

4 7,7 7,8 7,33-8,07 N | N 7,9 7,1 7,16-7,92 N | N

5 6,9 7,0 6,84-7,56 N | N 7,5 7,9 7,19-7,93 N | N

6 - 11,3 10,52-11,44 N | N 12,2 12 11,34-12,38 N | N

7 10 10,2 9,83-10,85 N | N 11,3 10,3 10,12-11,3 N | N

49,5 61,22 58,9 57,6

Keterangan: N = Normal.

>N = Lebih dari normal (makrodonsia)

< N= Kurang dari normal (mikrodonsia)

Pada umumnya ukuran mesial distal gigi rahang atas normal namun pada gigi 22 berukuran lebih

besar dari normal. Pada rahang bawah umumnya berukuran normal, namun gigi 33 dan 43 lebih

besar dari normal.

5. Skema Gigi-Gigi dari Oklusal

Rahang Atas

9

Page 10: laporan orthodonsia

Rahang bawah

6. Perhitungan-perhitungan

Metode Pont

Jumlah mesiodistal 21 I 12 : 33,02 mm

10

Page 11: laporan orthodonsia

Jarak P1 – P1 pengukuran : 38,5 mm

Jarak P1 – P1 perhitungan : I x 100 = 41,275 mm

80

Diskrepasi : -2,775 (kontraksi)

64

Keterangan : Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah lateral pada

regio P1-P1 mengalami kontraksi yaitu sebesar -2,775.

Metode Korkhaus

Table Korkhaus :19 mm

Jarak I – (P1-P1) pengukuran :19,7 mm

Diskrepansi : -0,7 mm (retraksi)

Keterangan : pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah

anteroposterior kurang dari normal (mengalami retraksi sebesar 0,7 mm)

Determinasi Lengkung Gigi

Hasil penampakan :

Keterangan :

Overjet awal : 2,9mm

Protraksi RA : 0 mm

Protraksi RB : 0 mm

Overjet akhir: 2,9 mm

Rahang Atas :

Panjang lengkung ideal (P2-P2): 77,5 mm

Kanan = 39,1 m m

Kiri = 38,6 mm

Jumlah lebar mesiodistal (P2-P2):

79,22mm

Kanan : 39,5 mm

Kiri : 339,72mm

Diskrepansi : -1,5mm

11

Page 12: laporan orthodonsia

lengkung mula-mula :

lengkung ideal :

Kanan = -0,4 mm

Kiri = -1,1 mm

Rahang Bawah :

Panjang lengkung ideal (P2-P2): 68,9 mm

Kanan = 34,5 mm

Kiri = 34,4 mm

Jumlah lebar mesiodistal (P2-P2): 70,5 mm

Kanan = 35,4 mm

Kiri = 35,1 mm

Diskrepansi : -1,6 mm

Kanan = -0,9 mm

Kiri = -0,7 mm

IV. DIAGNOSIS SEMENTARA

Kasus maloklusi menyangkut masalah :

- Estetika

- Fungsi

- Dental

- Crowding

- Malposisi individual

Solusi masalah

RA : Protraksi

Pada metode korkhaus pertumbuhan lengkung mengalami retraksi sebesar 1,5 mm. Sehingga

dilakukan protraksi sebesar 1 mm

RB : Grinding

Hasil determinasi lengkung menunjukan kekurang ruang sebesar 1,6 mm. Sehingga

dilakukan grinding sebesar 0,5-1 mm pada gigi 32,35,42,43

12

Page 13: laporan orthodonsia

DATA PENUNJANG: Rongsen OPG

V. DIAGNOSIS FINAL

Maloklusi Angle kelas I tipe dental dan malposisi gigi individual

Rahang Atas :

Gigi 14 : palatoversi

Gigi 23 : mesiobukotorsiversi

Rahang Bawah

Gigi 32 : linguoversi

Gigi 34 : labioversi

Gigi 35 : mesiolinguotorsiversi

Gigi 42 : linguotorsiversi

Gigi 44 : mesiolabiotorsiversi

Gigi 47 : linguversi

VI. ANALISIS ETIOLOGI MALOKLUSI

a. Faktor ekstrinsik

Herediter atau keturunan

Kondisi pasien memiliki ukuran gigi yang besar dengan ukuran lengkung

normal dan susunan kurang rapi ini diturunkan oleh ibu dan ayahnya karena

ibunya memiliki ukuran rahang yang normal dan ayahnya memilki ukuran

gigi yang besar.

b. Faktor intrinsik

i. Persistensi gigi desidui

Akibat dari persisitensi gigi desidui adalah terhambatnya erupsi gigi permanen

sehingga gigi permanen akan mencari ruang lain untuk erupsi dan

menyebabkan gigi mengalami maloposisi.

Malposisi gigi individual yang terjadi antara lain :

13

Page 14: laporan orthodonsia

14 palatoversi

Kemungkinan terjadi karena gigi yang terlalu besar sedangkan ukuran ruang yang

tersedia kecil sehingga mengalami malposisi

Gigi 23 : mesiobukotorsiversi

Kemungkinan terjadi karena gigi yang terlalu besar sedangkan ukuran ruang yang

tersedia kecil sehingga mengalami malposisi

Gigi 32 : linguoversi

Kemungkinan karena gigi permanen tumbuh ketika desidui belum tanggal

Gigi 34 : labioversi

Kemungkinan karena adanya prematur loss sehingga ruang untuk gigi permanen

erupsi menjadi berkurang sehingga gigi erupsi lebih ke arah labial.

Gigi 35 : mesiolinguotorsiversi

Kemungkinan karena adanya prematur loss sehingga ruang untuk gigi permanen

erupsi menjadi berkurang sehingga gigi erupsi lebih ke arah lingual.

Gigi 42 : linguotorsiversi

Kemungkinan karena gigi permanen tumbuh ketika desidui belum tanggal

Gigi 44 : mesiolabiotorsiversi

Kemungkinan karena adanya premature loss sehingga ruang untuk gigi permanen

erupsi menjadi berkurang dan arah erupsi gigi lebih ke mesiolabial.

Gigi 47 : linguoversi

Kenungkinan karena pertumbuhan gigi yang memiliki kekurangan ruangan

VII. PROSEDUR PERAWATAN

Rencana Perawatan

Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam proses perawatan adalah sebagai berikut:

1. Edukasi pasien

Memberi edukasi kepada pasien untuk menghilangkan kebiasaan buruk dan tentang

perawatan orthodonsia

Memberi motivasi terkait kontrol rutin dan manajemen perawatan.

2. Analisis ruang

14

Page 15: laporan orthodonsia

3. Koreksi malposisi gigi individual

4. Penyesuaian oklusal

5. Pemakaian retainer

Jalannya Perawatan

1. Edukasi pasien

Yang termasuk dalam edukasi ini adalah jalannya perawatan/lamanya perawatan, alat yang

digunakan dalam perawatan, prognosis perawatan serta biaya yang harus dikeluarkan pasien.

Selain itu ditekankan kerja sama dokter dengan pasien dengan melakukan kontrol rutin.

Jalnnya perawatan: memberi pengarahan kepada pasien mengenai berapa lama

perawatan berlangsung, aturan pemakaian alat orthodontik yang harus ditaati pasien,

cara membersihkan alat orthodontik pasien, juga menegaskan kesediaan pasien untuk

patuh melakukan nasihat dan intruksi yang diberikan oleh dokter dan operator.

Alat yang digunakan : memberikan pengarahan kepada pasien mengenai alat

orthodontik yang harus digunakan serta pengaruh alat orthodontik tersebut terhadap

gigi geliginya

Prognosis perawatan : memberi pengarahan pada pasien mengenai perkiraan hasil

perawatan orthodontik.

Kontrol rutin : memberi pengarahan kepada pasien untuk kesediaannya melakukan

kontrol secara rutin dalam jangka waktu yang telah ditetapkan selama perawatan dan

banyaknya kunjungan yang harus dilakukan pasien.

2. Analisis ruang

Analisis ruang telah dilakukan berdasarkan :

Metode Pont

Terdapat kontraksi inter P1 sebesar -2,775 Adanya kontraksi tersebut menunjukkan

pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi kearah lateral regio inter P1 kurang dari

normal.

Metode khorkaus

Pertumbuhan dan perkembangan ke arah anteroposterior mengalami retraksi sebesar

0,7 mm

Determinasi lengkung

15

Page 16: laporan orthodonsia

Berdasarkan perhitungan determinasi lengkung pada rahang atas terdapat kekurangan ruang

sebesar 1,5 mm yang artinya terdapat kekurangan ruang untuk menampung gigi gigi dalam

lengkung ideal.Pada rahang bawah terdapat kekurangan ruang sebesar 1,6 mm yang artinya

ruang yang tersedia kurang dalam menampung gigi-gigi dalam lengkung ideal.

Target Perawatan

Target perawatan yaitu mengembalikan posisi gigi-gigi yang mengalami malposisi pada gigi

14,23,32,34,35,42,44,47 sehingga dapat mengembalikan estetis dari susunan gigi.

3. Koreksi malposisi gigi

a. Rahang Atas

- membuat plat aktif yang terdiri dari:

1. Plat resin akrilik sebagai plat dasar sampai batas petengahan gigi 17 dan 27

sebagai pendukung komponen retentif dan aktif menjadi unit fungsional

tunggal, membantu penjangkar dan retensi alat di dalam mulut, meneruskan

kekuatan komponen aktif.

2. Adam klamer dengan diameter 0,7 mm diletakkan pada 17 dan 27 sebagai

retensi dan stabilisasi alat.

3. Reverse labial bow diameter 0,7 mm, U loop pada distal gigi 15 dan 25 dan

pundak terletak pada interdental gigi M1 dan P2. Berfungsi untuk mendapat

lengkung labial yan panjang sehingga dapat meningkatkan fleksibilitas.

4. T spring dengan diameter 0,6 mm pada gigi 15 untuk mendorong gigi

premolar ke arah bukal.

5. Buccal canine retraktor dengan diameter 0,7 mm pada gigi 23 untuk

mendorong gigi caninus ke palatal

b. Rahang Bawah

- membuat plat aktif yang terdiri dari:

1. Plat resin akrilik batas sampai pertengahan gigi 37 dan 47 sebagai pendukung

komponen retentif dan aktif menjadi unit fungsional tunggal, membantu

penjangkar dan retensi alat di dalam mulut, meneruskan kekuatan komponen aktif.

2. Adam klamer dengan diameter 0,7 mm diletakkan pada gigi 36 dan 46 sebagai

retensi dan stabilisasi alat.

16

Page 17: laporan orthodonsia

3. Simple spring diameter 0,6 mm pada gigi 32 dan 42 untuk mendorong gigi kea

rah labial

4. Long labial arch dengan diameter 0,7 mm, pundak diletakkan pada gigi 34 dan

44. Berfungsi untuk meretraksi gigi anterior ke arah lingual, mempertahankan

lengkung gigi dari arah labial, menambah retensi dan stabilisasi alat.

6. T spring dengan diameter 0,6 mm pada gigi 35 untuk mendorong gigi

premolar ke arah bukal.

5.

Jalannya Perawatan

Kontrol dilakukan tiap minggu. Pada awal minggu pertama dilakukan

grinding pada sisi mesial dan distal gigi 32 dan 42 sebanyak 0,2mm pada tiap

gigi dalam kondisi ini labial arch dibiarkan pasif kemudian simple spring

diaktifkan untuk mendorong gigi ke labial.

Pada minggu kedua dilakukan grinding pada sisi sisi mesial dan distal gigi 43

dan 36 masing-masing sebesar 0,2 mm. Labial arch diaktifkan dengan cara

mengecilkan U loopnya untuk mendorong gigi 43 ke arah lingual mengikuti

lengkung gigi.

Penyesuaian oklusi

Pengecekan oklusi menggunakan selektif grinding dengan bantuan

articulating paper. Jika ada daerah yang terwarnai menandakan daerah tersebut

merupakan daerah traumatik oklusi sehingga harus dilakukan grinding.

1. Pemakaian retainer

Retainer yang digunakan adalah plat lepasan Hawley retainer yang dipakai

terus menerus selama 3-6 bulan. Komponen retainer yang digunakan adalah

1. Baseplat akrilik sampai pertengahan gigi M2 kanan kiri sebagai

pendukung komponen retentif dan aktif menjadi unit

fungsional tunggal, membantu penjangkar dan retensi alat di

dalam mulut, meneruskan kekuatan komponen aktif

2. Adam klamer diameter 0,7 mm pada gigi M2 sebagai retensi

dan stabilisasi alat

17

Page 18: laporan orthodonsia

3. Labial arch dengan U Loop pada gigi P1 diameter 0,8 mm

untuk menjaga posisi gigi agar tidak relaps

Retainer dipakai dalam keadaan pasif selama 3 bulan dan kontrol setiap 1

bulan sekali untuk mengetahui pengurangan kegoyahan gigi yang telah digerakkan.

Alat hanya dilepas saat menyikat gigi dan setelah makan untuk dibersihkan.

Jika dalam 3 bulan tidak ada perubahan (dengan indikasi tidak sesak selama

pemakaian) maka pemakaian retainer tetap diteruskan dan hanya dipakai di rumah

saja selama 3 bulan dan kontrol tiap 3 bulan sekali.

Jika dalam 3 bulan tidak ada perubahan, retainer cukup dipakai malam hari

saja dan dicek sendiri oleh pasien apakah terasa sesak atau tidak selama pemakaian.

Jika tidak terasa sesak, dapat dihentikan & kontrol 3 bulan berikutnya, jika

ada perubahan maka pemakaian diperpanjang sampai 3 bulan berikutnya dan kontrol

1 bulan sekali.

2. GAMBAR/ DESAIN ALAT

Rahang atas

Keterangan :1. Klamer adam Ø 0,7 mm2. Reverse labial bow Ø 0,7

mm3. Buccal canine retraktor Ø 0,7

mm4. T spring Ø 0,6 mm5. Plat akrilik

18

Page 19: laporan orthodonsia

Rahang bawah

Retainer

Rahang atas

Keterangan :1. Klamer adam Ø 0,7 mm2. Long labial arch Ø 0,7 mm3. Simple spring Ø 0,7 mm4. Simple spring Ø 0,6 mm5. T spring Ø 0,6 mm6. Plat akrilik

Keterangan :1. Klamer adam Ø 0,7 mm2. Long labial arch Ø 0,7 mm3. Plat akrilik

19

Page 20: laporan orthodonsia

Rahang bawah

3. PROGNOSIS

Baik

Keterangan :

a. Usia pasien masih termasuk muda

b. Kelainan yang dialami pasien sebatas kelainan dental dan kasus yang dialami

pasien ringan

c. Pasien sehat, tidak memiliki penyakit atau kelainan yang menghambat jalannya

perawatan orthodontik

d. Pasien mempunyai motivasi yang tinggi untuk merawat giginya dan

menghilangkan kebiasaan buruknya

e. Pasien kooperatif

f.

4. INFORMED CONSENT

Indikasi Perawatan : Kuratif

Keterangan :1. Klamer adam Ø 0,7 mm2. Long labial arch Ø 0,7 mm3. Plat akrilik

20

Page 21: laporan orthodonsia

Yogyakarta, Juli 2015

Menyetujui Pembimbing,

drg. Wayan Ardhana, Sp.Ort.

Operator

Fitria Nur’aini

NIM. 11/316044/KG/08917

21