laporan mineral
TRANSCRIPT
1.1. JUDUL
IDENTIFIKASI MINERAL
1.2. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Praktikan mampu mengidentifikasi suatu mineral.
2. Praktikan mampu mengetahui dan mampu mendeskripsikan jenis-jenis
mineral.
1.3. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum ini adalah:
No. Nama alat dan bahan Kegunaan
1. Kuku jari tangan Alat bantu menghitung kekerasan
2. Uang logam Alat bantu menghitung kekerasan
3. Kikir baja Alat bantu menghitung kekerasan
4. Paku baja Alat bantu menghitung kekerasan
5. Porcelen Alat bantu menglihat cerat
6. Lubang preparat Alat bantu menghitung kekerasan
7. Sampel mineral Bahan yang akan diidenfifikasi
8. Lup Alat bantu menglihat pecahan
9. Pisau baja Alat bantu menghitung kekerasan
10. Pinsil Warna Alat bantu dalam mengidentifikasi warna
1.4. TEORI
Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi
tentang suatu mineral tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat
dengan jelas memberikan nama pada mineral tersebut. Mineral adalah bahan
anorganik yang terbentuk secara alamiah , memiliki komposisi kimia tetap
dan struktur Kristal yang beraturan. Dialam ini terdapat lebih dari 2000 jenis
minerak yang diketahui. Tetapi, hanya beberapa mineral saja yang dijumpai
sebagai mineral pembentuk bantuan. Mineral-mineral tersebut dapat
didefinisikan berdasarkan sifat fisisnyasecara khusus, antara lain :
1. Kilat (Luster)
2. Warna (Colour)
3. Kekerasan (Hardness)
4. Tenacity
5. Cerat (streak)
6. Belahan (cleavage)
7. Pecahan (Fracture)
8. Bentuk (from)
9. Berat Jenis (Specifict grafity)
10. Sifat dalam
11. Kemagnetan
12. Kelistrikan
13. Daya lebur
14. Derajat transparan.
(Firdaus, 2011. 2)
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis.
istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur
mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana
sampai silikat yang sangat komplek dengan ribuan bentuk yang diketahui
(senyawa organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral
disebut mineralogi.
(Mini Marshal, 2000. 4)
Mengklasifikasikan mineral sebagai mineral sejati, senyawa tersebut
haruslah berupa padatan dan memiliki struktur kristal. Senyawa ini juga harus
terbentuk secara alami dan memikili komnposisi kimia yang tertentu. Definisi
sebelumnya tidak memasukan senyawa seperti mineral yang berasal dari turunan
senyawa organik. bagaimanapun juga, the International Mineralogical Association
tahun 1995 telah mengajukan definisi baru tentang definisi material : Mineral
adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur
kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi. Klasifikasi moder telah
mengikutsertakan kelas organik ke dalam daftar mineral, seperti skema klasifikasi
yang diajukan oleh Dana dan Strunz.
(Fuersatenau Maurice C, 2003. 549)
Bumi sebagai salah satu planet di tatasurya yang dimana memiliki sumber
mineral. Mineral dikenal sebagai salah satu unsur anorganik yang terbentuk,
sehingga membentuk suatua senyawa kimia. Mineral sering dikaitkan dengan
perhiasan, dimana selain memiliki bentuk yang unik, mineral juga dikenal sebagai
benda yang memiliki warna yang unik. Banyaknya penelitian mengenai mineral,
sehingga hingga saat ini telah banyak ditemukan jenis mineral yang sangat
bermanfaat bagi umat manusia, utamanya dalam kemajuan ilmu teknologi dan
sains.Banyaknya macam dan jenis dan sifat-sifat fisis, membuat para peneliti
mineral harus mengidentifikasi beberapa temuan mineralnya dengan melihat sifat-
sifat fisisnya dan juga meneliti kandungan beberapa unsure yang terkandung di
dalam mineral tersebut. Memerlukan keahlian dalam menganalisa dalam
menentukan jenis mineral. (Royal D. R. Skuse, 2002. 321)
1.5. PROSEDUR KERJA
Prosedur yang dilakukan pada praktikum ini adalah :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Menutupi sampel mineral dengan lubang preparat, sehingga mendapatkan
hasil yang konsisten.
3. Melakukan identifikasi mineral secara megaskopis/kasat mata berdasarkan
sifat-sifat fisisnya, yaitu :
- Warna
- Bentuk
- Kekrasan
- Tenacity
- Derajat transparan
- Belahan
- Pecahan
- Cerat
- Kilapannya.
4. Selanjutnya menentukan nama mineralnya.
5. Menuliskan hasil identifikasi pada lembar pengamatan.
1.6. DATA HASIL PENGAMATAN
Nomor urut mineral : 1
Sifat fisik
- Bentuk : Monoklinik prismatik
- Warna segar : Hijau, Hijau Gelap, Hitam Kehijauan
- Warna lapuk : Abu-abu, coklat kekuningan, putih.
- Kekerasan : 3,4 - 4
- Tenacity : Britle
- Belahan : Sempurna
- Pecahan : Uneven
- Cerat/gores : Hijau mudah
- Kilap : Kilat Kaca - Sutra
Nama mineral : Malacite
Keterangan tambahan : Pada Sampel mineral memiliki pecahan seperti
asbes, mudah pecah, dan memiliki beberapa jenis warna yang berbeda-beda
pada permukaannya yang diakibatkan proses pelapukan.
Nomor urut mineral : 2
Sifat fisik
- Bentuk : Hexagonal
- Warna segar : Abu-abu
- Warna lapuk : Abu-abu kecoklatan
- Kekerasan : 1 - 2
- Tenacity : Britle
- Belahan : Tidak Sempurna
- Pecahan : Even
- Cerat/gores : Hitam keabuabuan
- Kilap : Kilap metalik
Nama mineral : Molybdenite
Keterangan tambahan : bentuk permukaan sangat mudah pecah, warna
mineral sesai dengan warna cerat, dan juga kilat mineral sudah tak tampak.
Memiliki kekerasan yang sanyat rendah dengan bentuk pecahan seperti
tepung. Mineral ini memiliki kelas sulfide dan memiliki senyawa penyusun
seperti : molybdenum sulfide (MoS 2). Adanya ikatan unsure penyusun
mineral ini yang tidak kuat menyebabkan mineral ini mudah untuk pecah dan
cenderung mudah untuk pecah. Minera ini tidak memiliki sifat magnet dan
biasanya digunakan sebagai bahan penglicin.
Nomor urut mineral : 3
Sifat fisik
- Bentuk : Prismatik
- Warna segar : Putih
- Warna lapuk : Putih kecoklatan
- Kekerasan : 2,5
- Tenacity : Britle
- Belahan : Ada
- Pecahan : Eneven
- Cerat/gores : Putih
- Kilap : Sutra
Nama mineral : Kalsit
Keterangan tambahan : Mudah untuk pecah, bentuk yang dapat diamati
pada mineral ini yaitu pecahannya dapat berupa tepung dan butiran-butiran
kecil. Warna serat sesuai dengan warna kenampakan yang dimiliki oleh
mineral tersebut.
Nomor urut mineral : 4
Sifat fisik
- Bentuk : Hexagonal
- Warna segar : Putih
- Warna lapuk : Putih kekuningan
- Kekerasan : 6,5
- Tenacity : Britle
- Belahan : Sangat kurang
- Pecahan :Hackly
- Cerat/gores : Putih
- Kilap : Intan
Nama mineral : Quartz
Keterangan tambahan : Kenampakan luar mineral berbentuk seperti kaca,
dan bekas patahan (bagian dalam mineral) terlihat seperti pecahan-pecahan
kaca. Mineral ini memiliki kekerasan yang cukub besar dibandingkan dengan
mineral-mineral yang lainnya yang ada pada praktikum ini.
1.7. PEMBAHASAN
a. Malacite
Malacite (malasit) adalah salah satu mineral yang memiliki kekerasan 3,5
– 4, memiliki kristal bentik prismatic, dan memiliki serat berwarna putih. Pada
pelaksanaan praktikam ini terdapat beberapa Kesalahan dalam menentukan
kekerasan yang didapatkan pada praktikum ini yaitu karena, beberapa dari para
praktikan yang memutuskan tingkat kekerasannya tidak berpegangan pada skala
yang dimiliki pada alat pembanding misalnya saja kuku jari tangan yang
mempunyai skala 2,5. Sehingga pada saat menggoreskan uang logam yang
memiliki kekerasan 3,0 dan ternyata tergores, praktikan langsung saja
menyimpulkan bahwa kekeraasan yang dimiliki mineral tersebut adalah 3. Namun
yang terjadi adalah bahwa kenyataannya mineral tersebut memilikimkekerasan
diatas tiga. Selain itu juga disebabkan factor umur mineral yang tua, dan secara
kebetulan para praktikan menggoreskan pada bagian yang lapuk, sehingga
menyebabkan kesalahan pengukuran pada saat itu.
b. Molybdenite
Pada percobaan mineral yang kedua, yang mana ditempati oleh
Molybdenite. Mineral ini memiliki kekerasan yang sangat rendah dengan tingkat
kekerasan antara 1 - 2, sehingga dengan kekrasan seperti ini, membuat mineral ini
mudah untuk pecah. Mineral memiliki warna yang sulit dibedakan antara warna
tua dan warna segarnya, sehingga para praktikan cukup kesulitan dalam
membedakan warna mineral ini. Begitupun pada menentukan kekerasan pada
mineral ini, Para praktikan juga melakukan kesalahan yang sama dalam
menentukan kekerasannya. Seharusnya pada saat kuku dapat menggores
permukaan sampel, seharusnya kekerasannya di bawah 2,5. Selain itu,
dikarenakan umur batuan yang telah lama mengakibatkan bentuk kilapannya
sudah tidak tampak lagi, sehingga menyulitkan para praktikan dalam menentukan
kilap mineral ini.
Memiliki bentuk Kristal yang heksagonal dengan pecahan berbentuk
serbuk (lempung) sehingga mineral ini sangat mudah kehilangan bentuk aslinya.
Dimana dengan kekrasan yang sangat rendah, membuat mineral ini sangat mudah
pecah.
c. Kalsit
Identifikasi mineral selanjutnya yaitu mineral ke tiga yang
ditempati oleh Kalsit. Kalsit merupakan mineral utama pembentuk
batugamping, dengan unsur kimia pembentuknya terdiri dari kalsium (Ca)
dan karbonat (CO3), mempunyai sistem kristal Heksagonal dan belahan
rhombohedral, tidak berwarna dan transparan. Unsur kalsium dalam kalsit
dapat tersubtitusi oleh unsur logam sebagai pengotor yang dalam
prosentasi berat tertentu membentuk mineral lain. Dengan adanya
substitusi ini ada perubahan dalam penulisan rumus kimia yaitu CaFe
(CO3)2 dan MgCO3 (subtitusi Ca oleh Fe), CaMgCO3, Ca2MgFe (CO3)4
(subtitusi oleh Mg dan Fe) dan CaMnCO3 (substitusi oleh Mn). Sifat
fisika dari kalsit adalah bobot isi 2,71; kekerasan 3 (skala Mohs); bentuk
prismatik; tabular; pejal; berbutir halus sampai kasar; dapat terbentuk
sebagai stalaktit, modul tubleros, koraloidal, oolitik atau pisolitik. Warna
kalsit yang tidak murni adalah kuning, coklat, pink, biru, lavender, hijau
pucat, abu-abu, dan hitam. Penggunaan kalsit saat ini telah mencakup
berbagai sektor yang didasarkan pada sifat fisik dan kimianya.
Kesalahan dalam mengidentifikasi mineral ini terdapat pada
kekerasannya, yang mana hal ini dapat disebabkan umur mineral yang
sudah tua. Hal ini mengakibatkan pada proses penentuan kekerasan dari
batuan tersebut, mineral saat di goreskan dengan kuku, dapat terkelupas.
Hal lain yang dapat terjadi ialah pada saar pengujian kekrasn, praktikan
menggoreskan pada bagian yang lapuk.
d. Quartz
Mineral selanjutnya yang diidentifikasi adalah Quartz. Sebagai salah satu
mieral yang memiliki bentuk dan kenampakan pecahan seperti kaca, Mineral ini
memiliki kekerasan seperti kaca, dimana kekerasannya yaitu 6.5 - 7. Untuk warna
sampel Quartz yang diamati pada praktikum ini berwarna putih dan memiliki serat
yang sama yaitu putih. Kurangnya bahan yang dimiliki praktikan dalam
melakukan praktikum ini adalah yaitu dikarenakan pada saat praktikum para
praktikan tidak menyediakan persediaan benda yang memiliki kekerasan 7 yakni
lempeng baja. Sehingga pada saat praktikan menggoreskan kikir baja yang
memiliki kekerasan 6,5 dan ternyata tergores maka praktikan menyimpulkan
bahwa Quartz memiliki kekerasan 6,5. Dikarenakan bentuk permukaan dalamnya
yang seperti kaca, membuat mineral ini memiliki sifat pecahan yang seperti kaca
pula, selain itu menjadikan mineral ini sangat terkenal di dunia optikal dimana
sering kalli dipakai pada alat-alat optic.
Olehnya itu Mineral ini pada saat menentukan pecahannya, para praktikan
langsung menyimpulkan bahwa mineral ini memiliki pecahan seperti kaca dan
sekaligus memiliki sifat fisik kilap kaca.
1.8 PENUTUP
a. Kesimpulan
Kesimpulan dari Praktikum acara mengidentifikasi mineral ini yaitu,
secara kasat mata, masing-masing mineral memiliki penampakan fisik
yang berbeda-beda, sehingga mengakibatkan mineral ini mudah untuk di
identifikasi. Selain itu di simpulkan bahwa pada melakukan proses
pengidentifikasina secara kasat mata diperlukan ketelitian yang tinggi
dalam menentukan baik kilap yang dimiliki ataupun kekerasan yang
dimiliki, karena sangatlah penting dalam menentukan jenis mineral
tersebut.
b. Saran
Sebaiknya sampel mineral yang ada dapat di perbaharui, serta peralatan
yang ada dapat di lengkapi sehingga dapat meningkatkan kemampuan para
praktikan dalam mengidentifikasi dengan mengginalan alat-alat yang
mungkin belum perna dijumpai sebalumnya.
Daftar Pustaka
Firdaus. 2011. Modul Praktikum Geology Dasar. Kendari. Universitas Haluoleo
Fuersatenau Maurice C. and Han kennet N. 2003 Principles of Mineral Procecing. Society Of Mining Metallurgy, and exploration, INCC, (SME) USA. Newyork.
Mini Marshal dan Jhon Eart. 2000 Intisari Ilmu Planet Bumi. Jakarta, Erlangga.
S. Rajendran, K. Srinivasamoorthy, S. Aravindan. 2007 , Mineral Exploration, New India Publishing Agency. Pitam purna New delhi,
LAPORAN
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
IDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN
OLEH :
NAMA : IRFAN SAPUTRA
STAMBUK : F1B110057
KELOMPOK : 1 (SATU)
ANGGOTA : 1. ALWAN SATAPONA (GEOLOGI)
2. RIRIN PASI (GEOFISIKA)
3. LISNA HERMAWATI (GEOFISIKA)
ASISTEN : LAODE ASRAFIL
LABORATORIUM KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011