laporan mikro
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh setiap makhluk hidup terdapat suatu sistem yang dinamakan sistem
sirkulasi. Sistem sirkulasi merupakan suatu system organ yang berfungsi
memindahkan zat ke dan dari sel. Dalam percobaan mikrosirkulasi ini sistem
aliran darah yang melalui pembuluh darah dapat diamati dibawah mikroskp, dan
terdiri dari, arteriol, kapiler, venula dan vena.
Kapiler merupakan struktur yang sangat tipis dengan dinding berupoa satu
lapis sel endotel yang sangat permeabel.Di kapiler terjadi pertukaran zat makanan
dan hasil-hasil yang dikeluarkan oleh sel antara jaringan dan darah
sirkulasi.Untuk melangsungkan fungsi ini di seluruh tubuh,jumlah kapiler yang
tersedia kira-kira 10 milliar dengan total luas permukaan kira-kira 500 sampai 700
meter persegi.Tentu saja,jarang sekali ada sebuah sel tunggal fungsional pada
tubuh yang letaknya lebih dari 20 sampai 30 mikron dari sebuah kapiler.
Pada mikrosirkulasi, terjadi fungsi yang paling penting dari sirkulasi, yaitu
transport zat makanan ke jaringan dan pembuangan ekstra selular. Arteriole kecil
akan mengendalikan aliran darah bagi setiap daerah jaringan, dan kondisi
setempat dalam jaringan itu sendiri kemudian mengatur diameter arteriole. Jadi
setiap jaringan ,pada sebagian besar keadaan, akan mengendalikan aliran darahnya
sendiri sesuai dengan kebutuhannya.
Adapun pada jaringan mikrosirkulasi ini, terdapat pembuluh yang terkecil,
yang disebut kapiler. Kapiler merupakan struktur yang sangat tipis dengan
dinding berupa satu lapis sel endotel yang permeabel. Di kapiler inilah terjadi
pertukaran zat makanan dan hasil-hasil yang dikeluarkan oleh sel antara jaringan
dan darah sirkulasi. Inilah yang akan kita bahas dalam laporan ini.
1.2 Tujuan percobaan
1
1. Mempelajari susunan mikrosirkulasi (kapilaroskopi)
2. Melihat aliran darah melalui susunan ini
3. Melihat pengaruh beberapa faktor terhadap mikrosirkulasi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem sirkulasi manusia, arteri berwarna merah dan vena berwarna biru.
Sistem kardiovaskular atau sistem sirkulasi adalah suatu sistem organ yang
berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi
suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Ada tiga jenis sistem sirkulasi :
tanpa sistem sirkulasi, sistem sirkulasi terbuka, dan sistem sirkulasi tertutup.
Adapun sistem sirkulasi terbuka adalah susunan transport dalam pada hewan
seperti molusca dan artropoda, yang mana cairan dalam rongga yang disebut
hemocoel yang membasahi organ dengan langsung dan tidak terdapat perbedaan
antara darah dan cairan intertitial, kombinasi ini disebut hemolimpa. Sedangkan
sistem sirkulasi tertutup komponen utamanya adalah hati, darah dan pembuluh-
pembuluh darah.
Fungsi yang paling utama dari sirkulasi adalah transport zat makanan ke
jaringan dan pembuangan ekstra selular. Arteriol kecil akan mengendalikan aliran
darah bagi setiap daerah jaringan dan kondisi setempat dalam jaringan itu sendiri
kemudian mengatur diameter arteriol. Jadi setiap jaringan pada sebagian besar
keadaan akan mengendalikan aliran darahnya sendiri sesuai dengan
kebutuhannya.
Mikrosirkulasi setiap organ disusun untuk memenuhi kebutuhan khusus
dari organ. Pada umumnya, setiap arteri pemberi makanan yang memasuki organ
akan bercabang sebanyak enam sampai delapan kali sebelum arteri itu menjadi
cukup kecil untuk disebut arteriol, yang pada umumnya mempunyai diameter
internal kurang dari 20 mikrometer. Selanjutnya arteriol itu sendiri akan
bercabang dua sampai lima kali, sampai diameternya kira-kira 5 sampai 9
mikrometer pada ujungnya di mana mereka mengalirkan darqah ke kapiler.
3
Mikrosirkulasi terdiri dari arteriole, kapiler, venula, dan aliran limfe.
Arteriole merupakan pembuluh darah kecil yang ukurannya berkisar antara 10-50
µ. Arteriole terdiri dari sebuah lapisan endotelium yang dikelilingi oleh satu atau
lebih otot polos di sekitarnya.
Arteriole dipengaruhi oleh saraf symphatik dan sangat peka terhadap
rangsangan. Arteriol sangat berotot dan diameternya dapat berubah beberapa kali
lipat. Metarteriol ( arteriol terminalis) tidak mempunyai laipsan otot yang
bersambungan. Venula jauh lebih besar daripada arteriol dan mempunyai lapisan
otot yang lebih lemah. Jadi, hendaknya diingat bahwa tekanan di dalam venula
jauh lebih kecil ketimbang tekanan di dalam arteriol, sehingga venula tetap masih
dapat berkontraksi meskipun ototnya lemah.
Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi dan berfungsi
mengalirkan darah keseluruh tubuh. Jenis-jenis yang paling penting,arteri dan
vena,juga disebut demikian karena mereka membawa darah keluar atau masuk ke
jantung. Kerja pembuluh darah membantu jantung untuk mengedarkan sel darah
merah atau eritrosit keseluruh tubuh dan mengedarkan sari makanan, oksigen dan
membawa keluar karbondioksida.
Sistem sirkulasi
Struktur dan fungsi mikrosirkulasi, Mikrosirkulasi terdiri dari arteriol, kapiler,
venule, dan pembuluh darah limpatik.
a. Arteriol
Resisten pembuluh darah kecil (10-50 µ) tersusun dari endothelium yang
dikelilingi oleh satu atau lebih lapis sel otot polos. Fungsi utama dari
organ ini adalah sebagai aliran regulasi, mengantarkan oksigen dan juga
pengaliran hasil metabolisme.
4
b. Kapiler
Pembuluh pertukaran yang kecil (6-10 µ) terdiri dari sel endothelial yang
sangat tipis yang dikelilingi ruangan membran dan tidak ada otot polos.
c. Venule
Pembuluh pertukaran yang kecil (10-50 µ) terdiri dari sel endotelial yang
dikelilingi oleh ruangan membran dan otot polos. Pertukaran cairan dan
makromolekul terjadi secara menonjol di persimpangan venula.
Gambaran anatomi
Arteri dan Arteriol
Karakteristik berbagai macam pembuluh darah diperlihatkan dalam tabel
30-1. Dinding smua arteri terbuat dari lapisan luar jaringan ikat, adventitia,
lapisan tengah daripada otot polos, media dan lapisan dalam, intima terbuat dari
endotelium dan didasari jaringan ikat.
Dinding aorta dan arteri yang berdiameter besar relatif mengandung banyak
jaringan elastik. Dinding ini diregang selama sistol dan mengalami rekoil pada
waktu diastol. Dinding arteriol mengandung lebih sedikit jaringan elastik tetapi
lebih banyak otot polos. Otot dipersarafi oleh serat saraf adrenergik, yang
merupakan vasokontriktor dalam fungsinya dan pada beberapa keadaan oleh serat
kolinergik yang mendalatasi pembuluh. Arteriol adalah tempat utama tahanan
terhadap aliran darah dan sedikit perubahan pada garis tengahnya membuat
perubahan besar dalam tahanan perifer total.
Kapiler
Arteriol dibagi menjadi pembuluh berdinding otot lebih kecil, kadang-
kadang disebuat metaarteriol dan ini selanjutnya memberikan ke kapiler. Dalam
beberapa lapisan vaskular yang telah dipelajari secara rinci, metarteriol
dihubungkan langsung dengan venula oleh suatu pembuluh ramai kapiler
(thoroughvare vessel) dan kapiler asli dalam jalinan anastomose pada sisi cabang
5
pembuluh ramai ini. Lubang kapiler asli dikelilingi pada sisi hulu oleh sedikit otot
polos sfingter prekapiler. Tidak jelas apakah metarteriol dipersarafi, dan
tampaknya bahwa sfingter prekapiler tidak dipersarafi. Meskipun demikian, tentu
saja mereka berrespon terhadap bahan vasokontriktor lokal maupun yang beredar.
Diameter kapiler asli pada ujung arteri kira-kira 5 µ dan 9 µ pada ujung vena. Bila
sfingter berdilatasi, diameter kapiler cukup untuk dilalui sel darah merah untuk
diperas satu per satu. Ketika melalui kapiler, sel darah merah menjadi berbentuk
bidal atau parasut dengan aliran mendorong pusat sel darah merah lebih kedepan
dibanding penggirnya. Konfigurasi ini muncul secara sederhana karena tekanan
pada pusat pembuluh, terlepas dari apakah ada atau tidaknya ujung sel darah
merah berkontak dengan dinding kapiler.
6
Berikut adalah diagram sirkulasi pada orang dewasa.
KEPALA,LENGAN
OTAK
PEMBULUH KORONER
JANTUNG KANAN PARU JANTUNG KIRI
ARTERI HEPATIKA
HATI LIMPA SALURAN CERNA
VENA PORTAL
GINJAL
BATANG TUBUH, TUNGAI
7
Venula dan vena
Dinding venule hanya sedikit lebih tebal dibandungkan kapiler. Dinding
vena juga tipis dan mudah diregang. Mereka mengandung otot polos yang relative
sedikit, tetapi sangat kuat berkontraksi yang diakibatkan oleh kegiatan saraf-saraf
noradrenergic pada vena dan oleh bahan kimia seperti norepinefrin. Setiap orang
yang mengalami kesukaran membuat vena pungsi dapat melihat vaso spasme
local yang jelas pada vena superficial lengan bawah karena cedera. Variasi dalam
tonus penting dalam penyusuaian sirkulasi.
Intima pembuluh vena anggota gerak melipat pada jarak tertentu untuk
membentuk katup vena yang mencegah aliran balik. Cara kerja fungsi katub ini
pertama kali diperlihatkan oleh William Harvey. Tidak terdapat katub pada vena
yang sangat kecil,vena besar atau vena dari otak dan alat dalam.
8
Syok anafilaktik
Langkah pertama untuk bisa menanggulangi syok adalah harus bisa
mengenal gejala syok. Tidak ada tes laboratorium yang bisa mendiagnosa syok
dengan segera. Diagnosa dibuat berdasarkan pemahaman klinik tidak adekuatnya
perfusi organ dan oksigenasi jaringan.
Langkah kedua dalam menanggulangi syok adalah berusaha mengetahui
kemungkinan penyebab syok. Pada pasien trauma,pengenalan syok berhubungan
langsung dengan mekanisme terjadinya trauma. Semua jenis syok dapat terjadi
pada pasien trauma dan yang tersering adalah syok hipovolemik karena
pendarahan. Syok kardiogenik juga bisa terjadi pada pasien-pasien yang
mengalami trauma diatas diafragma dan syok neurogenik dapat disebabkan oleh
trauma pada sistem saraf pusat serta medula spinalis. Syok septik juga harus
dipertimbangkan pada pasien-pasien trauma yang datang terlambat untuk
mendapatkan pertolongan.
Definisi Syok
Syok dapat didefenisikan sebagai gangguan sistem sirkulasi yang
menyebabkan tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Bahaya syok
adalah tidak adekuatnya perfusi ke jaringan atau tidak adekuatnya aliran darah ke
jaringan. Jaringan akan kekurangan oksigen dan bisa cedera.
Penyebab Syok
Tiga faktor yang dapat mempertahankan tekanan darah normal
a. Pompa jantung. Jantung harus berkontraksi secara efisien.
b. Volume sirkulasi darah. Darah akan dipompa oleh jantukng ke dalam arteri
dan kapiler-kapiler jaringan. Setelah oksigen dan zat nutrisi diambil oleh
jaringan, sistem vena akan mengumpulkan darah dari jaringan dan
9
mengalirkan kembali ke jantung. Apabila volume sirkulasi berkurang maka
dapat terjadi syok.
c. Tahanan pembuluh darah perifer. Yang dimaksud adalah pembuluh darah
kecil,yaitu arteriole-arteriole dan kapiler-kapiler. Bila tahanan pembuluh
darah perifer meningkat,artinya terjadi vasokontriksi pembuluh darah kecil.
Bila tahanan pembuluh darah perifer rendah, berarti terjadi vasodilatasi.
Rendahnya tahanan pembuluh darah perifer dapat mengakibatkan penurunan
tekanan darah. Darah akan berkumpul pada pembuluh darah yang mengalami
dilatasi sehingga aliran darah balik ke jantung menjadi berkurang dan tekanan
darah akan turun.
Penanggulangan Syok Anafilaktik
Adapun cara penanggulangan syok anafilaktik memerlukan tindakan cepat
sebab penderita berada pada keadaan gawat. Sebenarnya, pengobatan syok
anafilaktik tidaklah sulit, asal tersedia obat-obat emerjensi dan alat bantu
resusitasi gawat darurat serta dilakukan secepat mungkin. Hal ini diperlukan
karena kita berpacu dengan waktu yang singkat agar tidak terjadi kematian atau
cacat organ tubuh menetap.
Kalau terjadi komplikasi syok anafilaktik setelah kemasukan obat atau zat
kimia, baik peroral maupun parenteral, maka tindakan yang perlu dilakukan,
adalah:
1. Segera baringkan penderita pada alas yang keras. Kaki diangkat lebih
tinggi dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik vena, dalam
usaha memperbaiki curah jantung dan menaikkan tekanan darah.
2. Penilaian A, B, C dari tahapan resusitasi jantung paru, yaitu:
A. Airway yaitu pemberian jalan napas.
B. Breathing yaitu dengan segera memberikan bantuan napas buatan
bila tidak ada tanda-tanda bernapas,
C. Circulation yaitu bila nadi tidak teraba pada arteri besar, yaitu pada
a. karotis, maka segera lakukan kompresi jantung luar.
10
Penilaian A, B, C ini merupakan penilaian terhadap kebutuhan bantuan
hidup dasar yang penatalaksanaannya sesuai dengan protokol resusitasi
jantung paru.
3. Segera berikan adrenalin 0.3--0.5 mg larutan 1 : 1000 untuk penderita
dewasa atau 0.01 mk/kg untuk penderita anak-anak, intramuskular.
Pemberian ini dapat diulang tiap 15 menit sampai keadaan membaik.
4. Dalam hal terjadi spasme bronkus di mana pemberian adrenalin kurang
memberi respons, dapat ditambahkan aminofilin 5--6 mg/kgBB intravena
dosis awal yang diteruskan 0.4--0.9 mg/kgBB/menit dalam cairan infus.
5. Dapat diberikan kortikosteroid, misalnya hidrokortison 100 mg atau
deksametason 5--10 mg intravena sebagai terapi penunjang untuk
mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktik atau syok yang membandel.
6. Bila tekanan darah tetap rendah, diperlukan pemasangan jalur intravena
untuk koreksi hipovolemia akibat kehilangan cairan ke ruang
ekstravaskular sebagai tujuan utama dalam mengatasi syok anafilaktik.
7. Dalam keadaan gawat, sangat tidak bijaksana bila penderita syok
anafilaktik dikirim ke rumah sakit, karena dapat meninggal dalam
perjalanan. Kalau terpaksa dilakukan, maka penanganan penderita di
tempat kejadian sudah harus semaksimal mungkin sesuai dengan fasilitas
yang tersedia dan transportasi penderita harus dikawal oleh dokter. Posisi
waktu dibawa harus tetap dalam posisi telentang dengan kaki lebih tinggi
dari jantung.
8. Kalau syok sudah teratasi, penderita jangan cepat-cepat dipulangkan,
tetapi harus diawasi/diobservasi dulu selama kurang lebih 4 jam.
Sedangkan penderita yang telah mendapat terapi adrenalin lebih dari 2--3
kali suntikan, harus dirawat di rumah sakit semalam untuk observasi.
11
Pencegahan Syok Anafilaktik
Pencegahan syok anafilaktik merupakan langkah terpenting dalam setiap
pemberian obat, tetapi ternyata tidaklah mudah untuk dilaksanakan. Ada beberapa
hal yang dapat kita lakukan, antara lain:
1. Pemberian obat harus benar-benar atas indikasi yang kuat dan tepat.
2. Individu yang mempunyai riwayat penyakit asma dan orang yang
mempunyai riwayat alergi terhadap banyak obat, mempunyai risiko lebih
tinggi terhadap kemungkinan terjadinya syok anafilaktik.
3. Penting menyadari bahwa tes kulit negatif, pada umumnya penderita dapat
mentoleransi pemberian obat-obat tersebut, tetapi tidak berarti pasti
penderita tidak akan mengalami reaksi anafilaktik. Orang dengan tes kulit
negatif dan mempunyai riwayat alergi positif mempunyai kemungkinan
reaksi sebesar 1-3% dibandingkan dengan kemungkinan terjadinya reaksi
60%, bila tes kulit positif.
4. Yang paling utama adalah harus selalu tersedia obat penawar untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya reaksi anafilaktik atau anafilaktoid
serta adanya alat-alat bantu resusitasi kegawatan.
12
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
1.1 Alat dan Bahan
- Mikroskop - Pinset
- Katak - Papan Lilin
- Air hangat - Jarum Pentul
- Epinefrin
1.2 Cara Kerja
Setelah katak didecerebrasi, pergunakanlah lidah atau mesenterium yang
transparan untuk melihat susunan kapiler. Letakkan katak diatas papan lilin
sehingga bagian yang transparan terletak di atas sebuah lubang pada papan lilin.
Setelah cahaya pada mikroskop diatur dengan baik, letakkan preparat ini dibawah
lensa. Bila transparansi preparat tersebut cukup baik maka akan dapat melihat
susunan pembuluh darah yang jelas.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Berikut ini merupakan gambar susunan pembuluh darah mikrosirkulasi
Keterangan:
1. Arteri
2. Sfingter prekapiler
3. Preventral channel
4. Venule
5. Vena
6. Sfingter past kapiler
7. Kapiler sejati
8. Metaarteriole
9. Arteriole
14
4.2 Pembahasan
Yang dimaksud dengan mikrosirkulasi adalah sistem peredaran darah yang
dimulai dari arteriole-kapiler-venule dimana susunannya hanya dapat dilihat
secara mikroskopik.
Airan darah pertama-tama darah memasuki kapiler melalui arteriol dan
meninggalkan kapiler melalui venula. Darah yang berasal dari arteriol akan
melewati serangkaian pembuluh metaarteriol yang juga disebut arteri terminalis.
Sesudah meninggalkan metarteriol, darah memasuki kapiler, beberapa pembuluh
ada yang besar dan disebut saluran istimewa dan yang lain berukuran kecil dan
disebut kapiler murni. Sesudah mengalir melalui kapiler, darah memasuki venula
dan kembali ke sirkulasi sistemik. Dalam keadaan normal, terlihat berjalan pada
kapiler sedikit namun cepat pada pergerakannya karena diameter kapiler lebih
kecil dari pada eritrosit.
Kecepatan darah vasokonstriktor dari 750/15 detik. Diameter dari kecil
menjadi lebih kecil. Kecepatan darah vasodilatasator dari 150/15 detik menjadi
100/15 detik. Diameter menjadi semakin besar.
1. Pemberian epinefrin
Berdasarkan hasil pengamatan pada pemberian tetesan larutan epinefrin,
diameter pembuluh darah kapiler mengecil, tekanan aliran darahnya membesar
dan volumenya mengecil. Hal ini disebabkan karena adrenalin merupakan salah
satu bahan vasokontriktor. Pengaruh adrenalin disini yaitu memperkuat kontriksi
arteri kecil.
2. Pemberian air hangat
Penetesan air hangat memacu laju metabolisme sel, akibatnya persediaan
oksign dalam sel berkurang dan selanjutnya sel membutuhkan lebih banyak
oksigen untuk metabolismenya. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang
tinggi ini, maka pembuluh darah ini akan melebar, kecepatan aliran darah
menurun dan volume darah yang melewati pembuluh meningkat.
15
Apabila suhu panas, maka akan terjadi vasodilatasi. Vasodilatasi ini
menyebabkan aliran darah dan aktivitasjantung menjadi lebih cepat dari pada
biasanya. Hal ini disebabkan karena pembuluh darah mengalami proses dilatasi
sehingga tekanan total perifer berkurang.
Pada mikrosirkulasi kecepatan aliran darah yang paling lambat adalah
kapiler karena kapiler memiliki luas penampang total yang terbesar bila dibanding
dengan pembuluh darah lainnya, sehingga aliran darah yang mengalir lebih lambat
ini sesuai dengan fungsi kapiler yaitu sebagai tempat pertukaran cairan,
memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan
dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan aliran darah. Kecepatan aliran
yang mengalir sangat bergantung pada luas penampang total terbesar dan diameter
nya dimana semakin besar luas penampangnya maka semakin lambat pula aliran
darahnya.
Zat-zat penting yang erat kaitannya dengan mikrosirkulasi adalah zat yang
dapat membuat terjadinya proses vasodilatasi dan vasokonstriksi.
Bahan-bahan yang termasuk vasodilator adalah :
1 Asam asetat . 7. Histamin
2. Air hangat 8. Acolycolin
3. Asam laktat
4. Bradikinin
5. CO2
6. Ion H dan ion K
16
Sedangkan yang termasuk bahan vasokonstriktor adalah :
1 Epinefrin.
2. Adrenalin
3. Air dingin
4. Norepinefrin
5. Vasopressin
6. Angiotensin
Cara untuk mengenali arteriole adalah:
- Aliran darah menuju kapiler
- Sangat berotot
- Diameternya dapat beberapa kali lipat
- Mempunyai sfingter prekapiler dan kecepatan aliran darah
Cara untuk mengenali arteri adalah:
- Aliran darahnhya cepat
- Serabut ototnya banyak
- Dindingnya lebih tebal
Cara untuk mengenali kapiler adalah:
- Merupakan lanjutan dari arteriole
- Dindingnya terdiri dari 1 lapisan uniseluler,sel endothelial
- Bagian luarnya dikelilingi oleh membran dasar
- Kecepatan aliran darahnya lambat
Cara untuk mengenali venule dan vena kecil adalah:
- Jauh lebih besar dari arteriole
- Lapisan otot lebih lemas dan bertekanan kecil
- Diameternya lebar
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Mikrosirkulasi adalah sistem peredaran darah yang melalui pembuluh-
pembuluh darah yang sistemnya terdiri dari arteriole, metarteriole,
kapiler, venule dan vena kecil yang susunannya dapat dilihat dengan
mikroskop.
2. Pada vasokonstriktor, diameter kapiler mengecil, kecepatan aliran
darah meningkat dan jumlah aliran darah sedikit seperti yang terlihat
pada pemberian epinefrin.
3. Kecepatan aliran darah pada arteriol dapat berubah-ubah karena
arteriol dapat berkonstriksi dan berdilatasi yang disebabkan adanya
otot pada arteriol.
4. Aliran darah pada pembuluh darah dapat berubah-ubah
kecepatan,volumenya dan tekanannya.
5. Pada Vasodilator, diameter kapiler membesar, kecepatan aliran darah
lambat dan jumlah aliran darah banyak, hal ini terlihat pada pemberian
air panas pada preparat kecepatan darah dalam pembuluh darah baik
arteriole, kapiler maupun venule mengalir lebih lambat di banding
pada saat keadaan normal.
6. Zat-zat vasodilator dan vasokontriktor mempengaruhi kecepatan aliran
darah mikrosirkulasi.
7. Epinefrin termasuk bahan-bahan vasokontriktor.
8. Air hangat termasuk bahan-bahan vasodilator.
9. Kecepatan aliran darah dipengaruhi oleh luas penampang dan diameter
pembuluh darah.
18
5.2 Saran
- Sebaiknya asisten menjelaskan lebih pelan sedikit agar lebih mudah untuk
dipahami.
19
Daftar pustaka
1. Guyton, Arthur C. dan Hall, John E., Fisiologi kedokteran, Edisi 9, Jakarta
: Penerbit buku kedokteran, Hal 231 – 234
2. Eric P.Winder,Hershel Raff,Kevin T.Strang., Human Physiology,Ninth
edition, Boston University,Page 411,413
3. William F.Ganong.,Medical Physiology,Twenty-first edition,University of
California,Page 579-583
4. Circulatory system. Available from: www.wikipedia.org. Accessed : 9
November 2008
5. Microcirculation. Available from: www.cvphysiology.com.Accessed: 9
November 2008
6. Pembuluh Darah. Available from: www.wikipedia.org. Accessed: 9
November 2008
7. Syok dan penaggulangannya.Available from: www.google.com.
Accessed: 9 November 2008
20