laporan managemen bengkel
DESCRIPTION
lapaoran waktu kuliahTRANSCRIPT
-
LAPORAN OBSERVASI MANAJEMEN BENGKEL
LAPORAN
Untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen Bengkel yang dibina oleh Bapak
Drs. Partono. M.Pd
Oleh:
MUHAMAD JAINUDIN
(209513421931)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
NOPEMBER, 2010
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatnya
sehingga laporan Manajemen Bengkel ini. Dalam penyelesaian penulisan laporan ini,
tidaklah terlepas dari peran serta dosen pembina, kawan, dan juga segenap pihak lainnya
yang telah turut serta dalam penyelesaian penulisan laporan ini. Maka dari itu ucapan
terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Drs. Partono, M.Pd selaku dosen pembina mata kuliah Manajemen
Bengkel.
2. Teman-teman S1 Pendidikan Teknik Otomotif off FD yang telah memberi
banyak masukan dan bantuan.
3. Serta semua pihak terkait yang telah turut serta berperan aktif dalam
penyelesain penulisan laporan ini.
Kesempurnaan itu hanya milik Tuhan, begitu juga dengan laporan ini, banyak
kekurangan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, besar harapan penulis jika ada
banyak saran dan kritik yang membangun, yang selanjutnya dapat memperkaya penulis
dalam upaya perbaikan laporan-laporan lainnya.
Harapan penulis, laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, baik
mahasiswa teknik mesin ataupun masyarakat pada umumnya. Akhir kata penulis ucapkan
terimakasih.
Malang, 25 Nopember 2010
Penulis
-
A. LATAR BELAKANG
Bengkel merupakan suatu tempat di mana dalam tempat tersebut dilakukan
perbaikan-perbaikan yang bersifat teknis terhadap suatu hal (produk), terutama
apabila suatu hal tersebut telah mengalami kerusakan ataupun tidak berfungsi
sebagaimana mestinya dan kita tidak mampu memperbaikinya sendiri. Suatu hal
tersebut dapat berupa apapun, misalnya kendaraan bermotor, barang-barang
elektronika, peralatan rumah tangga, atau hal-hal lain yang bersifat dapat
diperbaiki.
Secara umum, bengkel dapat dibedakan menjadi tiga macam. Pertama,
bengkel yang bergerak dalam bidang jasa. Bengkel jenis ini lebih ditekankan
pada fungsinya yang hanya sebagai penyalur jasa perbaikan (service). Misalnya
bengkel perbaikan spare part ataupun bengkel layanan servis lainnya. Jenis
bengkel yang kedua adalah bengkel yang bergerak dalam bidang produksi.
Sedangkan bengkel jenis ini lebih diarahkan dalam upayanya untuk
memproduksi barang-barang tertentu sesuai dengan permintaan pasar. Contoh
bengkel bubut, frais, gerinda, sekrap dan lain sebagainya. Jenis ketiga adlah
bengkel yang bergerak dalam bidang Transfer of Knowledge dan Transfer of
Skill. Untuk bengkel jenis ini lebih difokuskan pada penyaluran pengetahuan dan
kemampukerjaan yang biasanya terdapat dalam tempat-tempat diklat ataupun
instansi pendidikan kejuruan seperti SMK maupun di Universitas seperti di
Fakultas Teknik misalnya. Fungsi utama dari bengkel ini adalah sebagai suatu
wahana pembelajaran dan penambah pengetahuan dari individu yang
bersnagkutan.
Sedangkan secara status, bengkel dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Bengkel Bebas (Independent Work Shop)
Bengkel ini berdiri sendiri, tidak terikat dan tidak memawakili merek
tertentu sehingga kebijakan-kebijakan dapat diambil sendiri sepanjang tidak
merugikan bengkel itu sendiri sebagi perusahaan atau sepanjang tidak
merusak nama baik perusahaan pemegang merek.
-
2. Bengkel Perwakilan (Authorized Work Shop)
Bengkel ini masih mirip dengan bengkel tersebut diatas, yaitu berdiri sendiri
tapi ada merek yang diwakilinya melalui surat penunjukan dari pemegang
merek. Kebijakan-kebijakan yang diambil disesuaikan dengan perusahaan
yang menunjuknya dan sekaligus masuk kedalam bagian dari layanan purna
jual merek yang bersangkutan. Jenis bengkel ini memungkinkan untuk
menerima kemudahan-kemudahan dari perusahaan yang menunjuknya.
Kemudahan-kemudahan tersebut bisa bersifat bantuan teknis, permodalan,
peralatan atau jenis kemudahan lainnya tergantung dari kebijakan
perusahaan yang menunjuknya dan kesepakatan/perjanjian yang dibuat
diantara keduanya.
3. Bengkel Dealer (Dealer Work Shop)
Bengkel ini merupakan bagian atau sub bagian operasional dari dealer atau
ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) sebagai unit layanan purna jual
untuk mendukung sistem pemasaran. Kebijakan-kebijakan yang dibuat
sepenuhnya tergantung dan tunduk kepada perusahaan (dealer) yang
bersangkutan.
Berdasarkan beberapa paparan di atas, memanglah terdapat berbagai macam
perbedaan. Akan tetapi, untuk dapat memperlancar roda pergerakan bengkel-
bengkel tersebut, apapun jenisnya itu, terdapat satu tindakan yang sama, yaitu
dibutuhkanlah adanya suatu pengaturan dan peraturan dalam bengkel tersebut.
Hal ini biasa dikenal dengan manajemen bengkel. Dengan adanya manajemen
tersebut, maka tata aturan, fungsi, juga tujuan maupun segala hal yang terkait
dengan bengkel tersebut akan lebih tertata rapi. Dalam manajemen bengkel,
bagian-bagian yang perlu diatur diantaranya adalah struktur organisasi, tata ruang
(layout ruangan), tempat penyimpanan alat, gudang penyimpanan, sanitasi, dan
lain sebagainya.
Dalam kesempatan kali ini, penulis menuliskan laporan observasi yang telah
dilakukan terhadap dua bengkel yang bergerak dalam bidang jasa. Akan tetapi
-
dari dua bengkel ini terdapat satu Independent Work Shop dan satu lagi Dealer
Work Shop. Bengkel pertama yang berstatus sebagai Dealer Work Shop adalah
Bengkel AHASS 7506 yang beralamat di Jl. Galunggung No. 76 Gadingkasri,
Klojen, Malang. Sedangkan bengkel kedua yang berstatus sebagai Independent Work
Shop adalah Bengkel Sinar Mustika Motor yang beralamat di Jl.Bendungan Sutami
No.15 A Malang.
Secara umum, ruang gerak dari kedua bengkel ini adalah sama, yaitu bengkel
servis, tune up, ganti oli, separe part, dan juga perbaikan lainnya. Akan tetapi
Bengkel Sinar Mustika Motor memiliki pelayanan tambahan, yaitu colter, bubut, dan
seteng, di mana ketiga fitur tambahan ini tidak terdapat pada Bengkel AHASS 7506.
Selaku Dealer Work Shop, Bengkel AHASS 7506 merupakan bengkel sevis
di bawah naungan PT Astra Honda Motor (AHM) yang melayani khusus sepeda
motor Honda. Tujuan dari pelayanan Dealer Work Shop AHASS 7506 ini adalah
semua pelanggan sepeda motor Honda bisa mendapatkan pelayanan servis
terbaik yang ditangani oleh fasilitas dan mekanik yang berkualitas yang sesuai
dengan standar pabrikan AHM. Setiap pihak di setiap daerah di Indonesia bisa
mengajukan diri untuk mendirikan Dealer Work Shop AHASS apabila sesuai
dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Beberapa syarat dan ketentuan yang
berlaku tersebut diantaranya adalah pihak yang bersangkutan harus mengejukan
surat permohonan untuk menjadi Dealer Work Shop yang selanjutnya semua
pengajuan tersebut bisa langsung diajukan ke Main Dealer masing-masing
daerah. seperti Wahana Makmur Sentosa yang merupakan main dealer daerah
Jakarta, Daya Adira Mustika di Jawa Barat, HSO( Health and Safety Officer) di
Jawa Tengah dan MPM (Mitra Pinasthika Mustika) Motor di Jawa Timur.
Persyaratan lainnya adalah pihak tersebut harus memiliki bangunan calon
bengkel, layout bangunan bengkel, serta daerah sekitar bengkel. Hal ini bertujuan
untuk memenuhi standardisasi dari AHASS.
PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industry sepeda motor di
Indonesia yang didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal
motor, yang sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh PT Astra Internasional.
-
Saat itu, PT Federal motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari
Jepang dalam bentuk CKD (completely knock down). Pada tahun 2000, PT
federal Motor dan beberapa anak perusahaan di merger menjadi satu dengan
nama PT Astra Honda Motor, yang komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50
% milik PT Astra Internasional Tbk dan 50 % milik Honda Motor Co.Japan.
Guna menunjang kebutuhan serta kepuasan pelanggan sepeda motor Honda, saat
itu PT Astra Honda Motor di dukung oleh 1.600 showroom dealer penjualan
yang diberi kode H1, 3.800 layanan service atau bengkel AHASS (Astra Honda
Authorized Service Station) dengan kode H2, serta 6.500 gerai suku cadang
(spare Part) atau H3, yang siap melayani jutaan penggunaan sepeda motor Honda
di seluruh Indonesia.
Sinar Mustika Motor berdiri pada tahun 2002. Selain karena factor keluarga,
secara umum latar belakang berdirinya bengkel ini adalah karena adanya
perkembangan sepeda motor yang cukup signifikan pada tahun-tahun tersebut.
Modal awal berdirinya bengkel ini tidaklah begitu besar seperti pada AHASS
yaitu berkisar Rp. 50.000.000,-. Sedangkan di AHASS 7605 modal awal
mencapai Rp. 200.000.000.
Salah satu dari perbedaan antara Dealer Work Shop dan Independent Work
Shop yaitu adanya visi dan misi yang terstruktur atau tidak. Visi dan misi dari
bengkel AHASS mengikuti visi dan misi dari PT. Astra Honda Motor. Visinya
yaitu menjadi nomor satu pasar sepeda motor yang dikendarai perusahaan di
Indonesia dalam hal kepuasan pelanggan model manusia diberdayakan dipandu
oleh nilai-nilai bersama. Adapun misinya yaitu untuk menyediakan solusi
mobilitas yang keluar dari harapan pelanggan dengan nilai terbaik sepeda motor
dan setiap produk-produk terkait itu melalui sumber daya manusia yang di
berdayakan untuk kepentingan masyarakat. Sedangkan ntuk bengkel Independent
Work Shop tidak memiliki visi dan misi khusus, hanya saja mempunyain tujuan
dasar yang sama yaitu memberikan kepuasan pada pelanggan melalui pelayanan
yang maksimal.
-
Perbedaan menonjol lainnya adalah semua Dealer Work Shop seperti AHASS
7506 memiliki standardisasi dalam manajemen bengkelnya. Berbeda dengan
bengkel Independent Work Shop seperti Sinar Mutika Motor yang tidak memiliki
standarisasi. Manajemen bengkel dirumuskan dan dilakukan oleh pribadi bengkel
itu sendiri. Sehingga, untuk setiap Independent Work Shop bisa memiliki
manajemen bengkel yang berbeda-beda, bisa lebih bagus dari Dealer Work Shop,
bisa juga tidak. Hal ini tergantung dari kepiawaian pemegang masing-masing
Independent Work Shop itu sendiri.
B. KONDISI SAAT INI
Dalam perjalannya, semenjak berdiri hingga eksistensinya dewasa ini semua
bengkel pasti mempunyai tingkat pasang surut dalam perkembangannya, entah
itu dalam bentuk perkembangan omset, luasan bengkel, tenaga kerja maupun
perkembangan lainnya.
Setiap bengkel pastilah mempunyai suatau cirri khas dan keunggulan
tersendiri dalam mengembangkan bengkelnya masing-masing. Seperti halnya
dengan kedua bengkel yang telah diobservasi oleh penulis, dua bengkel
tersebut adalah bengkel AHASS 7506 dan bengkel Sinar Mustika Motor.
Kemajuan ataupun perkembangan suatu bengkel dapat dilihat dari
perkembangan omset, luasan, maupun dari tenaga kerjanya sendiri. Berikut
adalah paparan kondisi saat ini antara kedua bengkel tersebut:
-
1. Bengkel AHASS 7506
Gambar 1. Profil Bengkel AHASS 7506
Dalam hal perkembangan omset, Dealer Work Shop seperti AHASS
7605 memiliki perkembangan omset yang relatif stabil atau bahkan
meningkat secara signifikan. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya
grafik pelanggan antara tahun ke tahun. Selain dilihat dari perkembangan
omsetnya, perkembangan suatu bengkel juga dapat dilihat dari luasan
bengkel itu sendiri. Seperti pada bengkel AHASS, di setiap daerah memiliki
cabang yang tidak hanya satu bengkel, tetapi lebih dari satu bengkel. Bengkel
-
AHASS 7605 yang terletak di Jl. Galunggung 76, Gadingkasri Klojen
Malang ini juga merupakan cabang dari AHASS yang terletak di Jl. Basuki
Rahmad 22 B Malang. Banyaknya cabang yang ada pada suatu bengkel juga
mengindikasikan perkembangan suatu bengkel itu sendiri, walaupun memang
factor ini tidak bias dijadikan alas an mutlak bahwa bengkel itu mengalami
kemajuan. Karena memang, pada kenyataannya, banyak juga bengkel yang
benar-benar maju, akan tetapi mereka tidak membuka cabang.
Selain kedua factor di atas, perkembangan tenaga kerja juga merupakan
salah satu tolok ukur penting dalam melihat perkembangan suatu bengkel.
Bengkel yang bergerak di bidang jasa pasti membutuhkan tenaga kerja untuk
menyalurkan jasa-jasa tersebut. Pada bengkel AHASS 7605 ini memiliki
stau prinsip pegangan, yaitu semua karyawan yang masuk harus sudah
berkompeten dalam bidangnya. Akan tetapi dalam hal pengembangan
kemempukerjaannya, mekanik-mekanik yang ada di Bengkel AHASS 7605
diberikan suatu pelatihan. Bengkel AHASS 7605 ini aktif mengadakan
pelatihan terhadap mekanik-mekaniknya. Hal ini dilakukan guna menambah
wawasan kemekanikan mekanik-mekanik tersebut, terutama apabila ada
teknologi atau pun motor baru yang muncul. Sehingga pada saat ada
konsumen mereka bisa melayaninya dengan baik.
Dalam perekrutannya pula, AHASS 7605 tidak mengadakan perekrutan
secara masal. Akan tetapi, perekrutan hanya ditekankan apabila ada tempat
yang kosong, dan memang secara urgensitas harus ada penggantinya. Maka
pada saat itulah perekrutan dilakukan. Dalam perekrutan ini AHASS benar-
benar selektif dalam pemilihan karyawannya, terutama untuk mekaniknya.
Beberapa tes juga dilakukan dalam perekrutan ini. Kerjasama dengan pihak
pendidikan juga dilakukan oleh bengkel ini. Wujud kerjasama dan kepedulian
terhadap dunia pendidikan ini diwujudkan dalam kesedian pihak AHASS
7605 untuk menerima beberapa siswa yang ingin melakukan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) atau yang biasa juga disebut dengan Praktek Kerja Industri
(Prakerin).
-
2. Bengkel Sinar Mustika Motor
Gambar 1. Profil Bengkel Sinar Mustika Motor
Bengkel Sinar Mustika motor merupakan salah satu bengkel yang berjenis
Independent Work Shop. Dalam bengkel ini grafik perkembangannya tidak
menentu. Ketidakmenentuan ini ditunjukkan oleh adanya ketergantungan
terhadap hasil yang di dapat dari setiap jenjang waktu tertentu. Walaupun tidak
menentu, perkembangan omset di bengkel Sinar Mustika Motor dari awal
berdirinya pada tahun 2002 hingga saat ini cukup signifikan, walaupun di tahun
-
2002 sampai 2004 perkembangannya agak lambat. Lambatnya perkembangan ini
dikarenakan pesat perkembangan sepeda motor di tahun itu tidak pesat seperti
sekarang ini. Tingkat segnifitas perkembangan Sinar Mustika Motor dapat
dilihat dengan penjualan sparepart yang bertambah banyak, berikut dengan jasa
layanan perbaikan sepeda motornya.
Sinar Mustika Motor yang terletak di Jl. Bendungan Sutami No.15 A
Malang ini untuk saat ini belum mengalami perkembangan luasan bengkel
terutama dalam upaya pembukaan cabang di tempat lain. Hal ini dikarenakan
bengkel ini merupakan milik pribadi dan bukan suatu Dealer Work Shop,
sehingga untuk membuka cabang lain juga memerlukan kerja yang lebih keras
lagi.
Seperti halnya bengkel-bengkel lain, di Sinar Mustika Motor juga berlaku
bahwa perkembangan tenaga kerja juga merupakan aspek penting dalam
perkembangan suatu bengkel. Bengkel yang bergerak di bidang jasa pasti juga
membutuhkan tenaga kerja untuk menyalurkan jasa-jasa tersebut. Prinsip tentang
tingkat kekompetenan karyawan dalam perekrutan juga dianut oleh bengkel ini.
Di bengkel Sinar Mustika Motor ini tidak ada mekanik khusus, sehingga semua
tenaga kerja diwajibkan untuk bisa menguasai semua hal yang berhubungan
dengan pekerjaan yang ada di bengkel tersebut. Jumlah mekanik yang ada di
bengkel ini sejumlah 5 orang, sedangkan lima orang lainnya melayani penjualan
sparepart bersama dengan pemilik bengkel. Dalam bengkel ini tidak terdapat
struktur pengurus, sehingga pemilik bengkel langsung membawahi tenaga
kerjanya.
C. KENDALA ATAU PERSOALAN YANG MUNCUL
Bengkel yang baik adalah bengkel yang bisa menmpatkan mangamen
bengkel sebagai mana mestinya. Managmen bengkel sangatlah penting dalam
upaya perkembangan bengkel itu sendiri. Akan tetapi, dalam upaya penerapan
mangemen bengkel yang baik, tentu saja jika itu semua tidak terlepas dari adanya
-
kendala-kendala yng muncul. Berikut adalah beberapa kendala yang ada pada
kedua bengkel yang telah diobservasi oleh penulis:
1. Bengkel AHASS 7506
Di Bengkel AHASS 7605 terdapat beberapa kendala yaitu mengenai
tenaga kerja yang tiba-tiba mengundurkan diri dan juga dalam hal stok
sparepart yang ada. Solusi untuk pemecahan masalah tentang adanya
karyawan yang mendadak mengundurkan diri adalah dengan mengadakan
perekrutan karyawan baru. hal ini akan segera dilakukan bila memang dirasa
perlu, dan kekosongan karyawan itu sendiri akan segera di isi.
Kendala yang lain adalah tentang statusnya sebagai Dealer Work Shop.
Selain statusnya ini sebagai pendukung, ternyata status ini bisa juga menjadi
sebagai salah satu penyebab kendala yang muncul. Bengkel yang berstatus
seperti ini tidak bisa langsuk semau hatinya untuk mendesain bengkel
mereka, apalagi untuk mengembangkan sayapnya. Semua itu tetap saja di
bawah peraturan dan naungan PT. Astra Honda Motor, sehingga
kewenangannya pun harus seizing PT. Astra Honda Motor tersebut.
2. Bengkel Sinar Mustika Motor
Kendala-kendala yang sering terjadi di Bengkel Sinar Mustika Motor
yaitu kosongnya sparepert karena pengiriman barang yang telat. Akan tetapi
untuk kendala ini Bengkel Sinar Mustika Motor ini, salah satu solusinya
adalah meminta pengisian stok dari pihak keluarga yang juga mempunyai
bengkel yang serupa.
Kendala lain yang terdapat di Bengkel Sinar Mustika Motor adalah
tentang daya saing terhadap Dealer Work Shop. Karena tunjangan fasilitas
dan nama yang sudah melambung tinggi, Bengkel Sinar Mustika motor
bekerja keras untuk mengimbangi hal tersebut, salah satunya yaitu dengan
menjual harga sparepart di bawa harga spare part Dealer Work Shop. Jalan
lain yang dipakai bengkel ini adalah tentang pengganjian mekanik. Gaji
-
terhadap mekanik tidaklah rutin dengan jumlah pokok tertentu setiap
bulannya, akan tetapi penggajian dibarometerkan terhadap kinerja mekanik
itu sendiri, pelayanan perbaikan yang ditangani, dan banyaknya jumlah
perbaikan yang dilakukan setiap waktunya dipotong dengan harga pemakain
sparepart Bengkel Sinar Mustika Motor itu sendiri. Dengan adanya hal ini,
pemilik bengkel tidak terlalu mengkhawatirkan terhadap sepinya konsumen
dalam waktu-waktu tertentu. Selain itu, bengkel ini juga memberikan
kesempatan pada setiap orang yang memiliki kemempukerjaan yang baik
untuk bisa bergabung dengan bengkel ini. Sehingga simbiosis mutualisme
juga berlangsung di sini. Berbagai macam merk motor yang bisa masuk ke
bengkel ini juga merupakan salah satu titik menguntungkan terhadap bengkel
ini. Kendala lain yang muncul adalah dengan tempat yang ada. Tempat yang
kurang luas mengakibatkan penataan ruangan tidak bisa rapi. Hal ini seperti
ditunjukkan pada gambar berikut:
D. LAYOUT
Perkembangan suatu bengkel juga tidaklah terlepas dari tata ruang maupun
tata letaknya (layout) yang ada di bengkel-bengkel tersebut. Tingkat kenyamanan
konsumen juga merupakan factor penting dalam proses perkembangan ini.
Tentang manajemen layout, hal-hal yang perlu diatur di antaranya adalah
mengenai tata letak mesin yang ada, penerangan, jenis lantai yang digunakan,
ventilasi, tingkat perhatian terhadap keselamatan kerja, struktur organisasi yang
-
sedang berjalan (jika ada) dan hal-hal kecil lain yang menyangkut kenyamanan
dari bengkel maupun dari konsumen tersebut.
Berikut adalah Layout dari kedua bengkel yang diobservasi oleh penulis:
1. Bengkel AHASS 7506
Di AHASS 7605 mengenai layout sudah testandardisasi oleh AHM yang
telah disepakati ketika proses pengajuan bengkel menjadi AHASS. Beberapa
setting layot yang ada di BEngkel AHASS 7506 adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Tata ruang AHASS 7605
Ruang/
tempat AHASS 7605
Tempat
Perbaikan
Tempat
Administrasi
-
Tempat
Spare Part
Tempat
Peralatan
Tempat
Tunggu
Lantai
Penempatan
panduan K3
Lantai
Panduan K3
Panduan K3
-
Terlihat dari tabel di atas tata layout di bengkel AHASS 7506. Pada
AHASS 7605 yang selaku Dealer Work Shop ini semua tatanan layoutnya
terlihat lebih rapi dan bersih. Hal ini deikarenakan pada tata layout itu sendiri
pada bengkel-bengkel seperti ini telah memiliki standardisasi. Sehingga krapian
penataan layout sangat perlu diperhatikan.
Berikut adalah Denah Tata Ruang Bengkel AHASS 7506:
Gambar 4. Denah Bengkel AHASS 7605 Jl.
Galunggung No.76 Gadingkasri, Klojen Malang
Keterangan:
1. Ruang Tunggu
2. Tempat Duduk
3. Meja Televisi
4. Ruamg Resepsionis
5. Ruang Spare Part
6. Tempat Penyimpanan Alat
7. Tempat Servis
-
Secara lebih rincinya, tentang tata layout akan dipaparkan berikut ini:
a. Penerangan
Penerangan merupakan salah satu hal yang penting dalam dunia
perbengkelan. Karena penerangan mempengaruhi lancar tidaknya
pekerjaan yang terdapat dalam suatu bengkel tersebut. Penerangan juga
mempengaruhi adanya Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang
diperlukan dalam menjalankan pekerjaan di bengkel tersebut. Penerangan
dalam bengkel memiliki standar tersendiri. Penerangan tersebut dapat
berupa cahaya langsung dari matahari atau berupa lampu. Namun
disarankan dalam suatu bengkel akan lebih baik jika penerangan tersebut
berasal dari cahaya matahari langsung. Di semua Dealer work shop
seperti AHASS 7605, penerangan pada bengkel sudah berdasarkan
standarisasi yang ada. Selain dari lampu, penerangan juga berasal dari
cahaya matahari.
b. Lantai
Seperti halnya penerangan, lantai yang baik juga sangat diharapkan
dalam suatu bengkel. Akan tetapi, dalam benkel otomotif seperti ini,
kondisi lantai tidak terlalu diperhatikan seperti bengkel-bengkel perkakas,
terutama dalam jenis lantainya. Hal yang diutamakan dalam bengkel
otomotif hanyalah kebersihannya saja.
Gambar 6. Lantai tempat servis AHASS 7605
-
c. Ventilasi
d. K3
2. Bengkel Sinar Mustika Motor
Di Sinar Mustika Motor yang Independent Work Shop, layout dan segala
perangkatnya tidak mempunyai patokan dalam pengaturannya. Pengaturan
layout hanya didasarkan pada kehendak pribadi karena merupakan bengkel
milik pribadi. Beberapa setting layot yang ada di BEngkel AHASS 7506
adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Tata ruang AHASS 7605 dan bengkel Sinar Mustika Motor
Ruang/ tempat AHASS 7605
Tempat Perbaikan
Tempat
Administrasi
-
Tempat Spare Part
Tempat Peralatan
Tempat Tunggu
Lantai
Terlihat dari tabel di atas beberapa penempatan (layout) pada bengkel sinar
mustika motor. Pada bengkel ini tata layoutnya kurang diperhatikan. Pada tata
ruang misalnya, motor-motor yang akan diperbaiki kurang begitu terkondisikan.
Begitu juga dengan penempatan spare part dan alat-alatnya. Padahal dengan
adanya sistem penyimpanan alat yang baik, maka kecepatan dan ketrampilan
mekanik dalam memperbaiki kendaraan akan lebih bagus. Hal ini dikarenakan
seorang mekanik tidak akan mencari-cari peralatan yang akan digunakan, karena
sudah tersedia dalam satu tempat.
Lantai
-
Berikut adalah Denah Tata Ruang Bengkel AHASS 7506:
Gambar 5. Denah Bengkel Sinar Mustika Motor Jl.Bendungan
Sutami No.15 A Malang
Keterangan:
1. Halaman
2. Tempat Servis
3. Gudang
4. Teras Toko
5. Kursi Tunggu
6. Etalase
7. Tempat Administrasi
8. Tempat Spare Part
-
a. Penerangan
Penerangan merupakan salah satu hal yang penting dalam dunia
perbengkelan. Karena penerangan mempengaruhi lancar tidaknya
pekerjaan yang terdapat dalam suatu bengkel tersebut. Penerangan juga
mempengaruhi adanya Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang
diperlukan dalam menjalankan pekerjaan di bengkel tersebut. Penerangan
dalam bengkel memiliki standar tersendiri. Penerangan tersebut dapat
berupa cahaya langsung dari matahari atau berupa lampu. Namun
disarankan dalam suatu bengkel akan lebih baik jika penerangan tersebut
berasal dari cahaya matahari langsung.
Penerangan Bengkel Sinar Mustika motor ini penerangannya kurang
begitu diperhatikan. Hal ini dikarenakan tempat perbaikan sepeda motor
tersebut berada di luar ruangan, sehingga jika pada siang hari, temapt
perbaikan tersebut akan terang dengan sendirinya. Penerangan pada
bengkel ini hanya ditekankan pada tempat spare part beserta tempat
penjualannya.
b. Lantai
Seperti halnya penerangan, lantai yang baik juga sangat diharapkan
dalam suatu bengkel. Akan tetapi, dalam benkel otomotif seperti ini,
kondisi lantai tidak terlalu diperhatikan seperti bengkel-bengkel perkakas,
terutama dalam jenis lantainya. Hal yang diutamakan dalam bengkel
otomotif hanyalah kebersihannya saja. Akan tetapi kebersihan di bengkel
ini juga kurang dijaga. Hal ini dikarenakan sanirasi pembuangan air dan
limbahnya juga tidak ada. Tentang kondisi lantai di Bengkel Sinar
Mustika Motor untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar berikut ini:
-
Gambar 6. Lantai tempat servis Sinar Mustika Motor
c. Ventilasi
d. K3
3. STRUKTUR ORGANISASI
Dealer Work Shop seperti AHASS 7605 memiliki struktur organisasi yang
jelas. Setiap tenaga kerja mempunyai bagian, fungsi dan wewenang masing-
masing. Berikut adalah struktur standar Bengkel AHASS:
1. Direktur
a. Pemegang kekuasaan tertinggi pada kegiatan operasional perusahaan.
b. Menentukan kebijakan atau strategi perusahaan untuk mendukung
tercapainya tujuan perusahaan.
-
c. Mengatur, mengontrol, dan mengeluarkan keputusan-keputusan yang
berkaitan dengan kegiatan organisasi.
d. Menerima laporan pertanggungjawaban dari manajer untuk mengetahui
hasil kerja masing-masing bagian dan melakukan evaluasi.
e. Mempunyai wewenang untuk memberi perintah pada semua bagian
yang ada dalam perusahaan.
2. Manajer
a. Bertanggung jawab kepada direktur.
b. Melakukan perencanaan, pengaturan, dan pengawasan terhadap seluruh
kegiatan dalam perusahaan.
c. Memberikan laporan hasil kerja secara berkala pada direktur.
d. Memimpin, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengawasi kegiatan
yang dilaksanakan oleh bawahannya.
e. Melakukan perbaikan kerja secara berkala untuk meningkatkan mutu
perusahaan.
f. Membina hubungan baik dengan bawahan dan mendengarkan setiap
masukan yang disampaikan oleh bawahan.
g. Membina hubungan baik dengan supplier yang berhubungan dengan
Perusahaan.
3. Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan
a. Bertanggung jawab kepada manajer.
b. Bertanggung jawab atas pengeluaran kas kecil untuk keperluan H2 dan
H3.
c. Membuat laporan kas harian untuk aktivitas H2 dan H3.
d. Membuat tagihan piutang operasional H2 dan H3 (rekening listrik,
telepon,dan lain-lain).
e. Cek rekening koran untuk mencocokkan setoran dan transfer yang
keluar-masuk.
4. Kasir
a. Bertanggung jawab kepada kepala bagian administrasi dan keuangan.
-
b. Membuat WO (Working Order) dari setiap aktivitas service oleh
mekanik.
c. Menerima uang pembayaran dari pelanggan.
d. Pencatatan stock melalui WO.
e. Mencatat absensi mekanik untuk uang makan.
5. Staff Administrasi
a. Bertanggung jawab kepada kepala bagian administrasi dan keuangan.
b. Menerima order pelanggan.
c. Membuat TP (Tanda Pembayaran) untuk pelanggan.
d. Membuat PKB (Perintah Kerja Bengkel).
e. Membuat PKB (Perintah Kerja Bengkel).
f. Membuat laporan harian dan insentif mekanik.
g. Membuat laporan bulanan (WPP).
h. Membuat laporan ASS/KPB untuk diklaim ke PT. MPM.
6. Kepala Bagian Gudang
a. Bertanggung jawab kepada manajer.
b. Mengontrol seluruh persediaan yang disimpan di gudang, berikut
maksimum dan minimum stok.
c. Mengontrol semua barang yang masuk ke gudang maupun yang keluar.
d. Melakukan pembelian spare part jika sudah mencapai minimum stok.
e. Mencatat setiap pemesanan spare part yang dilakukan.
f. Memonitor kerja staff gudang.
7. Staff Gudang
a. Bertanggung jawab kepada kepala bagian gudang.
b. Melakukan pengecekan stok yang ada, maksimum dan minimum stok.
c. Melakukan permintaan pembelian ke kabag gudang untuk stok barang
yang mencapai titik minimum.
d. Mengambilkan spare part untuk pelanggan.
e. Memeriksa dan mencatat setiap penerimaan barang yang dikirim dari
supplier.
-
f. Menyimpan dan menempatkan barang di gudang sesuai sistem yang
ada, serta menjaga kebersihan dan keamanan gudang.
8. Kepala Mekanik
a. Bertanggung jawab kepada manajer.
b. Memonitor setiap pekerjaan mekanik apakah sesuai standarisasi yang
berlaku.
c. Membantu mekanik apabila mendapat kesulitan dalam memberikan
service kendaraan pelanggan.
d. Memberikan problem solving apabila ada komplain dari pelanggan yang
kurang puas terhadap hasil kerja mekanik.
e. Melakukan final check terhadap hasil kerja mekanik.
9. Mekanik
a. Bertanggung jawab kepada kepala mekanik.
b. Melaksanakan tugas service 20 poin sesuai standar resmi dari Astra
Honda.
c. Melayani konsumen mulai perbaikan hingga selesai.
d. Bertanggung jawab terhadap penggunaan peralatan (tool) dan bahan
service.
e. Memberikan keterangan kepada konsumen apa saja yang akan di-
service.
Berbeda dengan Bengkel AHASS 7605 yang mempunyai struktur
organisasi yang jelas berikut dengan tataran wewenang dan fungsinya, Bengkel
Sinar Mustika Motor tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas. Struktur
organisasi yang ada di bengkel ini adalah:
Pemilik Bengkel
(Ibu Rita)
Penjual Spare Part Mekanik
-
1. Pemilik Bengkel
a. Pemegang kekuasaan tertinggi pada kegiatan operasional bengkel.
b. Menentukan kebijakan atau strategi bengkel untuk mendukung
tercapainya tujuan bengkel
c. Mengatur, mengontrol, dan mengeluarkan keputusan-keputusan yang
berkaitan dengan kegiatan bengkel.
d. Menerima laporan pertanggungjawaban dari manajer untuk
mengetahui hasil kerja masing-masing bagian dan melakukan evaluasi.
e. Mempunyai wewenang untuk memberi perintah pada semua bagian
yang ada dalam perusahaan.
2. Mekanik
a. Bertanggung jawab kepada pemilik bengkel
b. Bertanggung jawab terhadap penggunaan peralatan (tool) dan bahan
service.
c. Bertugas memperbaiki sepeda motor dalam bengkel tersebut
d. Melayani konsumen mulai perbaikan hingga selesai
e. Memberikan keterangan kepada konsumen tentang apa saja yang akan
diperbaiki
3. Penjual Spare Part
a. Bertanggung jawab kepada pemilik benngkel
b. Bertanggung jawa terhadap barang-barang yang dijual
c. Melayani konsumen terhadap barang-baranng yang dibutuhkan
d. Memberikan keterangan kepada konsumen tentang kelayakan dan
kesesuaian baran-barang yang dijual.
4. KESIMPULAN
Setelah dilakukan observasi terhadap kedua bengkel tersebut, memanglah
terdapat berbagai macam perbedaan yang cukup mencolok dari keduanya. Dasar
dari perbedaan ini adalah manajemen bengkel yang ada di masing-masing
-
bengkel. Manajemen bengkel yang baik, maka akan menghasilkan keluaran
(output) yang baik pula.
Walaupun secara status kedua bengkel ini berbeda, akan tetapi secara sifat,
kedua bengkel ini memiliki hal yang sama, yaitu sama-sama merupakan bengkel
yang bergerak dalam bidang jasa. Kepuasan pelanggan sama-sama merupakan
tujuan utama dari kedua bengkel ini. Acuan dari keberhasilan kedua bengkel ini
selain dari kuantitas pelanggan yang ada, juga pada kepuasan terhadap pelayanan
yang disajikan.
Manajemen bengkel yang ada di Bengkel AHASS 7605 yang selaku
Dealer Work Shop sudah berjalan dengan baik. Hal ini juga didukung dengan
adanya standardisasi manajemen bengkel pada setiap bengkel AHASS yang ada.
Baik itu dari penentuan denah bengkel, luasan bengkel, layout, sistem
penyimpanan alat maupun struktur organisasinya. Sedangkan manajemen
Bengkel Sinar Mustika Motor yang sebagai Independent Work Shop kurang
tertata dengan baik, dan masih perlu diperbaiki lagi. Terutama yang berkaitan
dengan tata ruang dan juga tata ralat. Selain itu sistem penerangan, ventilasi,
sanitasi limbah, keselamatan kerja, dan lain sebagainya juga perlu lebih
diperhatikan, karena ini semua akan sangat berpengaruh terhadap kenyamanan
dan kepuasan pelanggan. Quick Service, kebersihan, dan tempat yang nyaman
merupakan hal yang dibutuhkan pelanggan.
Ketidaktepatan dalam tata ruang juga terlihat pada tempat perbaikan motor
itu sendiri. Di sini mekanik melakukan perbaikan di depan toko tempat penjualan
sparepart. Dengan adanya hal ini maka pelanggan pun juga tersasa kurang
nyaman, apalagi dengan sanitasi limbah yang tidak ada, tempat tunggunya pun
juga kurang memadai. Selain itu, sistem penyimpanan peralatan juga kurang
baik. Peralatan-peralatan yang digunakan dalam perbaikan sepeda motor belum
terlihat rapi. Tidak ada tempat khusus untuk menyimpan peralatan ini, dan
peletakannya pun juga terkesan tidak teratur sehingga hal ini juga dapat
mengurangi tingkat kenyamanan dan kepuasan pelanggan.
-
Hal-hal inilah yang sangat berbeda dengan Dealer Work Shop seperti
AHASS 7605 misalnya. Manajemen bengkelnya sudah teratur, baik itu dari tata
ruang sampai struktur organisasinya. Alangkah baiknya jika beberapa
kekurangan yang dimiliki oleh Independent Work Shop itu diperbaiki, paling
tidak seperti standardisasi Dealer Work Shop yang sudah ada, atau bahkan lebih
baik dari itu. Dengan adanya perbaikan perbaikan tersebut, maka bukan tidak
mungkin jika Independent Work Shop memiliki kualitas dan pelanggan yang
lebih banyak. Dengan adanya manajemen bengkel yang setara dengan
manajemen bengkel Dealer Work Shop maka bukan tidak mungkin jika hal itu
akan terjadi, apalagi dengan adanya kebebasan bagi pemilik Independent Work
Shop dalam penentuan harga jual spare part yang di bawah harga jual Dealer
Work Shop.