laporan bengkel

23
Laporan Praktikum Perbengkelan Pertanian Pengelasan (Las Listrik) Hari/Tanggal : Rabu, 29 April 2009 Asisten : Dicki Praktikum ke : 10 Disusun oleh : Boy Ricardo NPM 240110070050

Upload: andronicdamanik

Post on 18-Jun-2015

2.439 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Bengkel

Laporan Praktikum Perbengkelan Pertanian

Pengelasan

(Las Listrik)

Hari/Tanggal : Rabu, 29 April 2009

Asisten : Dicki

Praktikum ke : 10

Disusun oleh :

Boy Ricardo

NPM 240110070050

JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2009

Page 2: Laporan Bengkel

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Saat ini Bengkel Pertanian merupakan suatu sarana bagi seorang ahli yang

bergerak dibidang pertanian. Adapun fungsi dari perbengkelan dalam arti yang

luas adalah untuk mengembangkan daya cipta manusia sehingga dapat

menciptakan hasil karya yang sempurna bagi kehidupan luas terutama dibidang

pertanian. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berupa tindakan perancangan atau

modifikasi dari suatu hasil rancangan alat dan mesin pertanian yang disesuaikan

dengan kondisi suatu tempat.

Salah satu pekerjaan perbengkelan yang kita lakukan saat ini adalah teknik

pengelasan. Pekerjaan mengelas sangat sering dilakukan dalam pekerjaan bengkel

terutama dalam pembuatan rangka mesin. Pekerjaan mengelas tidak hanya

digunakan dalam pekerjaan bengkel saja, banyak pekerjaan selain di dunia

perbengkelan yang menggunakan teknik pengelasan. Adapun berbagai benda

kerja yang kita temui sehari-hari banyak yang menggunakan pengelasan. Selain

itu kita juga dapat mengetahui baik buruknya hasil pengelasan tersebut dengan

berbekal pengetahuan dan pengalaman kita dalam hal pengelasan yang kita

peroleh dalam praktikum kali ini.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang digunakan dalam las listrik

2. Mahasiswa dapat mengoperasikan mesin las listrik dengan benar

3. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan mengelas dengan baik

Page 3: Laporan Bengkel

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengelasan merupakan salah satu cara penyambungan dua buah logam

dengan proses pemanasan. Sumber energi panas yang dibutuhkan untuk

memanasakan bahan dasar yang akan disambung dan kawat las sebagai bahan

pengisi. Pada proses las cair bahan dasar dan kawat dipanaskan sehingga

keduanya mencair dan berpadu satu sama lainnya. Untuk jenis-jenis sambungan

tertentu penggunaan kawat las kadang-kadan tidak diperlukan, sehingga yang

dicairkan hanyalah bagian bahan dasar yang akan disambung saja.

Pada proses las patri, hanya bahan pengisi yang dicairkan, sedangkan

bahan dasarnya dipanaskan sampai suhu cair bahan pengisi tersebut. Sedangkan

pada proses las tempa, kedua bagian yang akan disambung dipanaskan sampai

keadaan pijar kemudian kepada keduanya diberikan tekanan.

Sumber Panas

Pengelasan pada umumnya memerlukan panas yang sangat tinggi suhunya

untuk mencairkan bagian bahan yang akan disambung atau dilapisi. Sumber panas

yang akan diunakan dalam pengelasan dapat diperoleh dari berbagai sumber,

antara lain :

1. Api yang dihasilkan dari pembakaran arang batu, seperti pada proses las

tempa.

2. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dengan permukaan benda

kerja. Seperti pada macam-macam proses las busur listrik.

3. Tahanan listrik yang terjadi antara bagian yang akan disambung seperti

pada proses las listrik, las tekan atau las rol.

4. Nyala api gas dari hasil pembakaran bahan bakar gas dengan zat asam,

seperti pada proses las asetilin.

5. Reaksi thermit, yakni panas yang ditimbulkan oleh reaksi kimia antara

serbuk besi dan oksida alumunium, seperti pada proses las thermit.

Page 4: Laporan Bengkel

Macam-macam Sambungan Las dan Bentuk Kampuhnya

Sambungan tumpul

Sambungan tepi atau samping

Sambungan tumpang, sambungan T, dan sambungan sudut luar

Macam-macam Posisi Pengelasan

Posisi bawah tangan

Posisi mendatar

Posisi tegak

Posisi atas kepala

Memilih dan Menentukan Nyala Api Las

Nyala api netral

Nyala api karburasi

Nyala api oksidasi

Las Gas Asetilin

Bahan bakar gas

Oksigen (zat asam)

Las Listrik

Pesawat las

Pesawat las arus bolak-balik (AC)

Arus bolak-balik atau arus AC yang dihaslikan oleh pembangkit listrik,

listrik PLN atau generator AC dapat digunakan sebagai sumber tenaga

dalam proses pengelasan.

Pesawat las arus searah (DC)

Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah

arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin yang berupa dynamo mtor

listrik searah. Mesin arus searah yang menggunakan motor listrik sebagai

penggerak mulanya memerlukan peralatan yang berfungsi untuk

mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah.

Pesawat las AC-DC

Kabel las

Elektroda

Page 5: Laporan Bengkel

Pemegang elektroda

Palu las

Sikat kawat

Klem masa

Penjepit

Perlengkapan Keselamatan Kerja Pada Pengelasan

Helem las

Sarung tangan

Baju las

Sepatu las

Kamar las

(contoh mesin las)

Prinsip Las Listrik

Pengelasan dengan las listrik merupakan penyambungan dua buah logam

atau lebih menjadi satu dengan jalan pelelehan atau pencairan dengan busur nyala

listrik atau las busur listrik. Jadsi las listrik atau las busut listrik merupakan proses

penyambungan dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber panasnya.

Pengelasan yang menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas dibedakan

menjadi dua yaitu :

a. Las tahanan listrik

Merupakan proses pengelasan yang dilakukan dengan jalan mengalirkan arus

listrik melalui bidang atau permukaan-permukaan benda yang akan

disambung.

b. Las busur nyala listrik

Merupakan pengelasan yang dilakukan dengan jalan mengubah arus listrik

menjadi panas untuk melehkan atau mencairkan permukaan benda yang akan

Page 6: Laporan Bengkel

disambung dengan membangkitkan busur nyala listrik melalui sebuah

elektroda.

Terjadinya arus listrik dari benda kerja terjadi karena benda kerja

disambung dengan salah satu kutub listrik dari sumber yang digunakan untuk

proses pengelasan.

( contoh pekerjaan mengelas )

Elektroda

Merupakan bagian yang sangat penting dalam las busur listrik. Jenis

elektroda yang digunakan akan sangat menetukan hasil pengelasan. Untuk

memilih jenis elektroda yang digunakan harus memperhatukan beberapa hal

seperti :

Jenis logam yang akan dilas

Tebal bahan yang akan dilas

Kekuatan mekanis yang diharapkan dari hasil pengelasan

Proses pengelasan

Bentuk kampuh benda kerja

Kawat Las

Beberapa cara mengelas logam :

Dengan menggunakan listrik

Dengan menggunakan gas/oksigen

Mengelas dengan listrik memerlukan kawat las (elektroda) yang terdiri dari

suatu teras logam yang dilaspisi oleh suatu lapisan yang terdiri dari campuran

beberapa zat kimia. Untuk mengelas listrik dengan tangan ( manual ARC

welding ) dipakai kawat las. Pada pengelasan listrik dengan tangan busur

Page 7: Laporan Bengkel

langsung, kawat las itu sendirilah yang berfungsi sebagai pembakar yang

menimbulkan busur api, sekaligus sebagai bahan penambah karena ia sendiri

meebur bersama logam yang dilas dan berpadu satu sama lain.

Kawat las terdiri dari dua bagian, yaitu yang tak bersalut adalah bagian

pangkal tempat kiata menjepit tang las dan yang bersalut (coated elecrodes),

adalah bagian yang dilaskan atau dipijarkan. Bentuk umum kawat las adalah

sebagai berikut :

Terasnya (intinya) terbuat dari logam : besi baja, besi tuang, alumunium,

perunggu, monel, stainless steel, ata logam lainnya, tergantung pada benda apa

yang akan dilas.

Bagian luar dari inti logam berbentuk bulat yang diberi salutan yang

sangat berguna terhadap hasli lasan. Sesuai dengan sifat-sifat khusus tiap jenis

logam dan jenis sambungan yang akan dilas, salutan tadi dibuat dari ramuan-

ramuan khusus, sesuai dengan sifat atau kekuatan yang harus dicapai. Dengan

demikian, dikenal dengan istilah-istilah jenis salutan antara lain : rutile

electrodes, iron powder electrodes, low hydrogen types electrodes, and

cellullasic electrodes.

Batang-batang las dibuat dengan ukuran panjang antara 350 mm sampi

dengan 450 mm, tergantung pada pabrik pembuatnya. Tapi ada juga kawat las

yang lebih pendek dari 350 mm.

Ukuran garis tengah kawat las yang disebutkan adalah ukuran garis tengah

kawat inti.

Bagian pangkalnya sengaja tidak dibungkus dengan maksud sebgai tempat

menjepit kawat tersebut dengan tang las pada waktu mengelas.

Pemeliharaan dan Penyimpanan Kawat las

Karena fungsi salutan sangat penting pada kawat las, maka ada beberapa hal yang

harus diperhatikan pada saat pemeliharaan dan penyimpanan kawat las, antara lain

Kawat las selalu dalam keadaan kering. Untuk menjaga hal ini, maka

kawat las disimpan pada tempat khusus misalnya dalam lemari besi yang

diberi panas. Hal ini menjaga supaya salutan jangan sampai basah atau

lembab. Kawat las yang telah basah atau lembab berkurang sifat-sifat baiknya,

Page 8: Laporan Bengkel

sehingga jika dipkai mengelas maka hasil lasan menjadi kropos atau las

menjadi berkarat. Karena bahaansalutan kawat las terdiri dari zat-zat yang

larut dalam air, maka jika salutan tersebut basah atau lembab, akibatnya zat-

zat tersebut sebagian larut dalam air, sehingga fungsinya sebagai pelindung

berkurang, meskipun kawat las tersebut telah dikeringkan.

Salutan kawat las harus dijaga jangan sampai pecah atau terkelupas.

Sewaktu mengelas, juru las harus menjaga agar kawat las jangan sampai

merah memijar karena kawat las tersebut tidak dipakai lagi untuk mengelas.

Hal in disebabkan sifat-sifat pelindung dari bahan salutan sebagian besar telah

hilang terbakar sewaktu kawat las tersebut terlampau panas.

Memilih Kawat Las

Kawat las dirancang supaya bisa dipakai pada beberapa posisi :

Untuk semua posisi.

Posisi mendatar atau mendatar tegak lurus.

Posisi mendatar dalam keadaan dibawah tangan

AWS yang bekerja sama dengan ASTM menetapkan perincian dan memberi

kode pada kawat las baja campuran (alloy steel) diberi tanda dengan empat atau

lima nomor yang didahului oleh huruf E. Huruf E ini menandakan jenis-jenis

batang las dengansistem busur nyala listrik dengan tangan.

Mesin Las Arus Ganda (Mesin AC-DC)

Mesin las ganda merupakan satu unit mesin las yang mampu melayani

pengelasan dengan arus searah (DC) dan pengelasan dengan arus bolak-balik.

Mesin las ganda mempunyai transformator satu fasa dan sebuah alat perata

dalams atu unti mesin. Keluaran arus bolak-balik diambildari terminal lilitan

sekunder transformator melalui regulator arus.

Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai semua kemampuan

yang dimiliki oleh masing-masing mesin las DC atau mesin las AC. Mesin las

jenis ini sering digunakan untuk bengkel-bengkel yang mempunyai jenis-jenis

pekerjaan yang bermacam-macam, sehingga tidak perlu mengganti-ganti

mesin las untuk pengelasan yang berbeda.

Page 9: Laporan Bengkel

Sehubungan dengan itu, maka kawat las juga dibuat sesuai dengan sifat

arus las tadi dan jenis kawat logam, yaitu terdiri dari :

Jenis kawat las untuk DC

Jenis kawat las untuk AC

Jenis kawat las DC khusus untuk kawat las negative (straight polarity)

Jenis kawat las DC lainnya untuk kawat las positif (reverse polarity)

Jenis kawat las DC yang dapat dipakai untuk straight polarity (-) maupun

reverse polarity ( + )

Dan sesuai dengan jenis logam yang akan dilas, maka kawat listrik dapat

dibedakan atas empat golongan uatama, yaitu :

1. Kawat Las Baja Karbon (mild steel arc welding electrodes)

kawat las ini untuk mengelas baja lunak (mild steel), misalnya baja-baja

karbon dengan persentase karbon yang rendah.

2. Kawat Las Baja Campuran (alloy steel arc welding electrodes)

kawat las ini dipakai untuk mengelas baja campuran, misalnya baja

stainless.

3. Kawat Las Bukan Besi (non ferrous arc welding electrodes)

kawat las ini dipakai untuk mengelas benda-benda bukan besi atau baja,

mislnya aluminium, monel, brass (kuningan), bronze (perunggu), dsb.

4. Kawat Las Besi Tuang (cast iron arc welding electrodes)

kawat las jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang dan sebagainya.

Pada dasarnya, logam inti kawat las dibuat sesuai atau mendekati sifat

logam dasar yang dilas, dan kualitas inti kawat las dibuat lebih baik daripada

logam yang akan dilas. Komponen campurannya ditambah dengan unsur-unsur

yang mempertinggi kualitas kawat las, logam-logam tipis, tebal, yang kotor,

berkarat, atau kalau perlu gabungan dari beberapa logam yang tidak teratur. Selain

itu juga semua kawat las disesuaikan dengan sifat cairan pada waktu dipakai

untuk mengelas secara tegak lurus (naik atau turun), vertical, horizontal, vertical

horizontal, atau over head.

Page 10: Laporan Bengkel

Alat Bantu

Untuk melancarkan proses pengelasan dan untuk memperoleh hasil

pengelasan yang maksimum perlu dibantu beberapa peralatan yang dapat

mendukung proses pengelasan. Beberapa jenis alat bantu sifatnya tidak mutlak

harus ada, tetapi ada juga alat bantu yang harus tersedia, diantaranya yaitu :

1. Kabel Las

Digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari sumber listrik ke mesin las

atau dari mesin las ke elektroda dan massa. Karena arus yang digunakan

cukup besar, maka untuk meminimalkan hambtan yang terjadi sepanjang

penghantar perlu dipilih kabel yang sesuai dengan arus yang dilairkan.

Pemilihan kabel berdasarkan pada bahan pembuat kabel dan ukuran

diameter atau penampang kabel, serta besarnya arus yang mengalir. Jenis

bahan pembuat kabel berpengaruh terhadap besar kecilnya hambtan jenis

bahan.

Semakin besar hambatan jenis suatu bahan maka semakin sulit bahan

tersebut mengalirkan arus atau semakin besar hambatan yang terjadi.

Adapun ukuran diameter/penampang kabel pun sangat berpengaruh,

semakin besar penampang kabel maka semakin mudah arus listrik

mengalir atau semakin kecil hambatannya.

2. Pemegang Elektroda

Berfungsi sebagai penjepit/pemegang ujung elektroda yang tidak

berselaput. Sebenarnya bukan fungsi itu saja, tetapi juga harus mampu

mengalirkan arus dari kabel elektroda ke elektroda.

Pemegang elektroda dibungkus oleh bahan penyekat, biasanya terbuat dari

ebonite. Bahan utama untuk membuat pegangan elektroda adalah

kuningan. Bagian yang terpenting yaitu pada bagian mulutnya (bagian

yang menjepit), bagian ini harus bersih agar hambatannya kecil sehingga

baik untuk mengalirkan arus.

3. Tang Massa

Berfungsi untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja atau ke meja

kerja. Alat ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengalirkan arus listrik

dari kabel massa ke benda kerja. Cara kerja untuk meenempelkan tang

Page 11: Laporan Bengkel

massa pada benda kerja ada dua macam, yaitu dengan sistem penjepit atau

klem dan sistem magnet.

4. Palu Terak

Digunakan untuk membersihkan terak yang terjadi akibat proses

pengelasan dengan cara memukul atau menggores teraknya. Pada waktu

membersihkan terak, gunakan kacamata terang untuk melindungi mata

dari percikan bunga api dan terak.

Explosion

Page 12: Laporan Bengkel

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

1. Mesin las listrik

2. Elektroda

3. Besi siku

4. Benda kerja

5. Alat bantu las listrik

3.2 Waktu dan Tempat

Hari : Rabu, 29 April 2009

Pukul : 10.00 s.d. 12.30 WIB

Tempat : Bengkel gedung PEDCA FTIP, Universitas Padjadjaran

3.3 Metode Praktikum

1. Memasang peralatan mengelas

a) Memeriksa seluruh peralatan, sarung tangan bersih dari minyak

atau kotoran lainnya

b) Memeriksa helm las atau kacamata las yang masih layak pakai

2. Meletakkan benda kerja yang akan dilas pada meja kerja dan menjepitnya

dengan tang massa

3. Mengatur besar arus dan tegangan listrik pada mesin las

4. Menggores-goreskan elektroda pada plat yang telah dijepit tang massa

5. Melakukan las titik untuk mengunci sambungan pada benda kerja yang

akan dilas

6. Melakukan pengelasan dengan ayunan elektroda yang benar dan tepat

7. Sudut elektroda 70° - 80° terhadap bidang datar benda kerja

8. Membersihkan terak dengan menggunakan palu terak

9. Membersihkan hasil las dengan sikat kawat

10. Merapikan bentuk akhir besi siku yang telah dilas dengan menggunakan

palu

Page 13: Laporan Bengkel

BAB IV

PEMBAHASAN

Praktikan melakukan pengelasan dengan menggunakan las listrik.Hasil

yang diperoleh sebagai berikut :

Keterangan

1. Adalah bercak-bercak hasil pengelasanan yang erupa residu dari

flux.

2. adalah tinggi las.

3. Adalah tinggi las.

4. Lebar dari las

Tidak sesuai dengan pola las

Alur yang tidak lurus disebabkan karena praktikan kurang memperhatikan

garis yang akan dilas dan saat membentk alur yang sama praktikan kurang bisa

menahan getaran yang dihaslikan dari pijaran api.

Page 14: Laporan Bengkel

Perubahan bentuk pengelasan/melengkung

Praktikan lebih sering salah dalam hal posisi kemiringan elektroda yang

mengakibatkan elektroda tersebut menempel dan dapat terjadi konsleting.

Terjadi kebolongan dari pross las yang ditunjukan dari lubang ditengah.

Hal tersebut terjadi dikarenakan Elektroda terlalu ditekan pada benda kerja atau

terlalu dekat dengan benda kerja yang mengakibatkan terjadinya kebolongan pada

benda kerja karena menerima panas yang berlebih dari benda kerja.

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin las,

adalah penggunaan yang sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh pabrik

pembuat mesin, perawatan yang sesuai dengan anjuran. Seringkali gangguan-

gangguan timbul pada mesin las, diantaranya yaitu gangguan dari dalam mensin

las (internal) atau dari luar (eksternal).

Gangguan dari luar yang biasa terjadi misalnya arus dari sumber tegangan

mati atau tegangan dari sumber lemah atau turun. Adapun gangguan dari dalam

mesin sendiri misalnya sikat katup mesin DC kotor, mesin las terlalu panas,

kumparan pada trafo rusak (akibat hubung singkat atau lilitannya putus) atau ada

salah satu instalansi yang tidak terhubung (ada kabel putus).

Page 15: Laporan Bengkel

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan :

1. Kemiringan Sudut elektroda 70o-80o terhadap bidang datar benda kerja.

2. Pada saat pengelasan elektroda tidak boleh terlalu dekat pada benda kerja

yang akan dilas.

3. Sebelum melakukan pekerjaan pengelasan goreskan elektroda pada plat

yang telah tergantung dengan tang masa.

4. Rapikan bentuk akhir besi siku yang telah dilas dengan menggunakan

palu.

5. Lakukan pengelasan di berbagai titik jika ingin melakukan penyambungan

plat atau benda kerja.

6. Pada pekerjaan mengelas ini dibutuhkan konsentrasi dan ketelitian yang

tinggi agar hasil pengelasan atau sambungan yang dilakukan hasilnya akan

baik.

5.2 Saran

1. Sebaiknya waktu praktikum lebih diperpanjang lagi agar menghasilkan

kualitas pengelasan yang lebih bagus.

2. Sebaiknya praktikan harus memperhatikan dengan serius masalah

keselamatan.

3. Sebaiknya praktikan jangan terlalu dekat dengan objek pengelasan, karena

akan asap hasil pengelasan tersebut sangat membahayakan mata dan

gangguan pernapasan

4. Sebaiknya peralatan mengelas disediakan lebih dari satu,agar lebih

maksimal.

5. Sebaiknya pada saat menempelkan elektroda jangan terlalu tegak sebab

akan menempel.

6. Sebaiknya mengelas dengan lebih tenang,sebab jika prosedur keselamatan

dipenuhi praktikan tidak perlu khawatir dengan kemungkinan buruk yang

terjadi.

Page 16: Laporan Bengkel

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto,Drs. 1993. Dasar-dasar Teknik Mesin. Penerbit Rineka Cipta : Jakarta.

__________. 1992. Mesin Perkakas Bengkel. Penerbit Rineka Cipta : Jakarta.

Kraftel, Edward and George Drake. 1974. Modern Shop Procedure. Reston

Publishing Company : Virginia.

Love, George. 1986. Teori dan Praktek Kerja Logam. Jakarta : Erlangga.

Modul perbengkelan pertanian FTIP Unpad. Modul Praktikum las listrik

Suga, Kiyokatsu alih bahasa : Sularso. 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan

Elemen Mesin. PT Pradnya Paramita : Jakarta