laporan lithofacies 2013.docx
DESCRIPTION
litofaciesTRANSCRIPT
BAB I
PENGOLAHAN DATA
1.1 Hasil Perhitungan SSR
tebal batupasir tebal shale SSR(Z)544 326 1,668711656437 65 6,723076923776 57 13,61403509471 37 12,72972973827 131 6,312977099213 7 30,42857143736 347 2,121037464147 9 16,33333333635 81 7,839506173947 73 12,97260274941 20 47,05371 149 2,489932886143 8 17,875487 35 13,91428571793 141 5,624113475845 172 4,912790698322 25 12,88188 45 4,177777778341 20 17,05479 70 6,842857143741 850 0,871764706537 247 2,174089069154 168 0,916666667482 646 0,746130031151 24 6,2916666670 38 0
232 1321 0,175624527434 319 1,360501567577 4345 0,132796318331 947 0,349524815
1.2 Contoh Perhitungan SSR
1
A. Pada sumur 1
Tebal batupasir : 544
Tebal Shale : 326
SSR : 544/326 :1,668
B. Pada sumur 13
Tebal batupasir : 143
Tebal Shale : 8
SSR : 143/8 :17,87
c. Pada sumur 17
Tebal batupasir : 322
Tebal Shale : 25
SSR : 322/25 : 12,88
2
1.3 Tabel Isopach
kedalaman bawah formasi kedalaman atas formasi
(Bawah formasi-Atas
Formasi)isopath(Z)
849 583 266658 341 3171432 354 10781045 324 721959 443 516845 644 201674 624 501714 564 11501994 744 1250948 448 5001814 764 10502344 5764 -34201450 821 6291044 656 3881086 854 2321098 346 7521210 481 7291446 422 1024845 543 3021734 674 10601428 472 9561459 385 10741299 348 9511047 499 5482524 594 1930183 97 862402 435 1967815 542 2731022 545 477843 741 102
3
1.4 Contoh Perhitungan Isopach
A. Pada sumur 1
Kedalaman Bawah formasi : 849
Kedalaman atas formasi : 583
t = Kedalaman bawah formasi – Kedalaman atas formasi
t = 849 – 583 = 266
B. Pada sumur 3
Kedalaman Bawah formasi : 1432
Kedalaman atas formasi : 354
t = Kedalaman bawah formasi – Kedalaman atas formasi
t = 1432 – 354 = 1078
c. Pada sumur 17
Kedalaman atas formasi : 1210
Kedalaman bawah formasi : 481
t = Kedalaman bawah formasi – Kedalaman atas formasi
t = 1210 - 481 = 729
4
1.5 Koordinat
a. Kontur SSR b. Kontur Isopath
5
x y isopath(Z)
4 6 26629 6 3175 16 10784 16 72120 12 5162 17 20124 11 500 11 115012 4 125016 11 50013 7 105017 9 -342014 8 62911 9 38815 12 23218 10 75214 10 72923 7 102426 5 30223 5 106021 3 95617 6 10748 5 95122 2 54811 4 193024 4 8615 4 196717 3 27320 1 4779 10 102
x y SSR(Z)4 6 1,66871165629 6 6,7230769235 16 13,614035094 16 12,7297297320 12 6,3129770992 17 30,4285714324 11 2,1210374640 11 16,3333333312 4 7,83950617316 11 12,9726027413 7 47,0517 9 2,48993288614 8 17,87511 9 13,9142857115 12 5,62411347518 10 4,91279069814 10 12,8823 7 4,17777777826 5 17,0523 5 6,84285714321 3 0,87176470617 6 2,1740890698 5 0,91666666722 2 0,74613003111 4 6,29166666724 4 015 4 0,17562452717 3 1,36050156720 1 0,1327963189 10 0,349524815
BAB II
PEMODELAN DATA
2.1 Kontur SSR 2 D
Keterangan :
8 = Garis Kontur
= Sand = shale-sand
= sand-shale = shale
6
0 5 1 0 1 5 2 0 2 5
5
1 0
1 5
0 5 1 0 1 5 2 0 2 5
5
1 0
1 5
0 5 1 0 1 5 2 0
- 2
0
0 . 2 5
1
4
6
8
1 2
1 6
2 0
2 4
2 8
3 2
3 6
4 0
4 4
2.2 Kontur SSR 3 D
Keterangan :
8 = Garis Kontur
= Sand = shale-sand
= sand-shale = shale
7
0 5 1 0 1 5 2 0
- 2
0 . 1 2 5
0 . 5
2
6
1 0
1 4
1 8
2 2
2 6
3 0
3 4
3 8
4 2
4 6
2.3 Kontur Isopath 2D
0 5 1 0 1 5 2 0 2 5
5
1 0
1 5
Keterangan :
500 = Garis Kontur
= Lapisan Tebal
= Lapisan Sedang
= Lapisan Tipis
8
-3400-3200-3000-2800-2600-2400-2200-2000-1800-1600-1400-1200-1000-800-600-400-2000200400600800100012001400160018002000
0 5 1 0 1 5 2 0 2 5
5
1 0
1 5
0 5 1 0 1 5 2 0
2.4 Kontur Isopath 3D
500 = Garis Kontur
= Lapisan Tebal
= Lapisan Sedang
= Lapisan Tipis
9
-3400-3200-3000-2800-2600-2400-2200-2000-1800-1600-1400-1200-1000-800-600-400-2000200400600800100012001400160018002000
0 5 1 0 1 5 2 0
2.5 Overlay SSR dan Isopach
Kontur SSR kontur Isopath
2.6 Deliniasi Tingkatan Daerah Berpotensial- Tidak Berpotensial
: Daerah potensial
: Daerah Kurang potensial
: Daerah Tidak Potensia
10
0 5 1 0 1 5 2 0 2 5
5
1 0
1 5
0 5 1 0 1 5 2 0 2 5
5
1 0
1 5
0 5 1 0 1 5 2 0
BAB III
INTERPRETASI DATA
3.1 Arah Laut Sedimen
Berdasarkan hasil analisis data SSR yang dituangkan pada peta yang
dilakukan bantuan dengan software Surfer 8, terbagilah daerah ini menjadi
empat kelompok yakni daerah dengan dominan sand, sand shale, shale sand
dan shale. Masing-masing daerah tersebut dicirikan dengan hasil perhitungan
yang menunjukkan perbandingan antara sand dan shale. Hasil analisis ini
dapat membantu praktikan dalam menentukan arah laut sedimen. Berikut
adalah hasil interpretasi praktikan dalam menganalisis arah laut sedimen.
Gambar 3.1 Surface Map SSR 3D
Interpretasi tersebut berasal dari sebuah proses yang dinamakan dengan
proses sedimentasi. Proses ini berawal dari proses lelapukan batuan asal
(provenance) akibat proses fisika, kimia dan biologi menyebabkan batuan
menjadi lunak dan gembur. Proses fisika yang terjadi yakni seperti
penyinaran matahari yang terus menerus terhadap batuan di gunung yang
bersifat keras seperti granit, andesit, dasit, diorit dan sejenisnya membuat
batuan lapuk. Bahkan batuan sedimen itu sendiripun dapat terlapukkan juga.
Pada peristiwa pelapukan ini hewan maupun tumbuh-tumbuhan ikut
berperan, beberapa jenis hewan sering menggali lubang pada batuan dan gua,
dalam usaha mencari makan, berkembang biak, mempertahankan diri dan
11
sebagai tempat tinggalnya. Akar tumbuhan sering menjalar kemana-mana
membuat batuan retak dan lapuk.
Batuan yang telah mengalami pelapukan ini sangat mudah terkena proses
erosi. Erosi umumnya dikerjakan oleh air di samping manusia dan faktor
yang lain. Dari proses erosi ini rombakan batuan dengan ukuran < 0,063 mm
diameter menurut Skala Wentworth 1922 (dalam Pettijhon 1956) mudah
diangkut oleh air sungai sebagai lumpur. Pengangkutan lumpur ini dimulai
dari sungai-sungai di daerah tadah hujan (catchment area) daerah dimana
setiap titik hujan akan mengalirkan airnya ke sungai induk (drainage basin).
Pada peristiwa transportasi ini terikut juga batuan dengan ukuran pasir,
kerikil, kerakal, bongkah dan bolder namun umumnya diendapkan di bagian
hulu, hal ini karena beratnya sendiri juga pengaruh elevasi (slope) yang
makin mendekati landai ke arah hilir. Adanya pemilahan (sorting) butir
batuan oleh alam, umumnya hanya butir sedimen yang halus seperti pasir
dan lumpur sampai di laut sehingga idealnya makin ke arah laut sedimen
makin halus.
Berdasarkan hasil analisis data SSR, diketahui bahwa arah laut
sedimennya menyebar dari ketiga titip pusat yang direpresentasikan oleh
sand. Semakin ke selatan, perbandingan sand dan shalenya didapatkan
semakin mengecil. Hal ini memperlihatkan bahwa terdapat penaikan jumlah
shale dibandingan dengan jumlah sand. Urutan pertama ditandai dengan
warna kuning yakni sand, disusul sebelah selatan tersebut adalah sand shale,
shale-sand dan pada akhirnya di batas ujung bagian selatan daerah ini
direpresentasikan dengan shale. Berdasarkan hal tersebut, praktikan
menginterpretasikan bahwa arah laut sedimennya cenderung ke arah
Selatan. Sedimentasi cenderung berlangsung ke arah selatan
3.2 Kontur
Setelah menganalisis arah laut sedimen, praktikan melakukan
interpretasi kontur dari data isopach. Data isopach merupakan data yang
menujukkan ketebalan suatu lapisan yang didapatkan dengan mengurangi
12
lapisan bawah formasi dengan lapisan atas formasi. Berdasarkan hasil
perhitungan dan pengeplotan pada software, didapatkan bahwa daerah ini
memiliki kontur yang sangat beragam. Kontur ini merepresentasikan sebuah
morfologi yang beragam pula. Hasil perhitungan ini, praktikan kelompokkan
dalam 3 satuan kelompok yakni lapisan tebal dengan rentang >800, lapisan
sedang dengan rentang 200-600 dan lapisan terakhir yakni lapisan tipis
dengan rentang <200.
3.2 Surface 3D Isopach
Praktikan dari selatan ke utara didapatkan morfologi berupa
perbukitan bergelombang dan perbukitan terjal semakin ke arah utara, akan
tetapi morfologi tersebut tiba-tiba menjadi melandai di bagian utara.
Morfologi seperti ini dapat menjadikan sebuah indikasi sesar di daerah utara
dan terbentuk basin(cekungan ) yang mengindikasikan ukuran butir yang
menghalus di dalam cekungan tersebut uyakni litologi batulanau. Interpretasi
lain dari barat ke timur di dapatkan, semakin ke tengah didapatkan perbukitan
bergelombang dan perbukitan terjal, semakin kearah timur semakin melandai,
hal ini pun dapat diindikasikan hasil dari tenaga endogen yang berupa
tektonik yang menyebabkan struktur geologi berupa sesar di daerah semakin
ketimur tersebut. Semakin tnggi kedudukan batuan maka lapisan tersebut
makin tebal yakni menebal ke bagian selatn dan semakin menipis ke bagian
timur. selain itu terdapat suatu cekungan di bagian timur laut yang
megindikasikan adanya struktur dan dapat diinterretasi bahwa lapisan di
13
cekungan tersebut semakin ke pusat cekungan makin menipis juaga lapisan
batuan disana.
Kesimpulannya, morfologi dari kontur ini semakin melandai ke arah
utara dan kearah timur namun lebih dominan kearah timur.
3.3 Reservoir
Setelah menganalisis arah sedimen laut dan morfologi melalui kontur,
praktikan melakukan interpretasi terhadap keterdapatan reservoir didaerah ini.
Keterdapatan reservoir didaerah ini dilakukan dengan menggabungkan
(overlay) antara kontur SSR dan isopach. Setelah melakukan penggabungan,
dilakukan analisis terhadap keterdapatan sand melalui SSR, praktikan
melakukan pembatasan terhadap daerah yang mengandung sand.
Gambar 3.3. (A) Porositas, Atau Total dari Pori yang Tersedia. Pada Gambar ini
Warna Hitam adalah Pori-Pori dan Warna Kuning adalah Grain (B) Permeabilitas
ditunjukkan dengan Gambar dibawah Gambar Porositas (Gambar oleh T. Cross.)
14
Gambar 3.4 Distribusi Frekuensi dari T2 untuk Ikatan Clay dan Ikatan Kapilaritas dan
Fluida yang Dapat dialirkan. Identifikasi Fluida dapat diidentifikasi dengan Distribusi T2
(Gambar oleh C. Sondergeld.)
Alasan praktikan mencari sand dalam peta tersebut karena sand memiliki
porositas yang sangat besar dibandingkan dengan ukuran butir yang lebih
kecil daripada sand. Keterdapatan porositas yang besar dapat menyimpan
fluida yang ada baik itu HC maupun fluida air. Sehingga dapat tersimpan
secara baik pada litologi tersebut. Beda halnya dengan litologi shale, litologi
ini memiliki porositas yang sangat kecil sekali karena ukuran butirnya sangat
kecil sehingga tidak dapat menyimpan dengan baik. Tidak ada hubungan
mendasar antara porositas dan permeabilitas. Sebuah pori-pori bisa saja poros
akantetapi tidak permeable jika tidak ada pori-pori yang saling berhubungan
satu sama lain. Kini sudah 60% reservoir yang terbukti yang berasal dati
batupasir (Arief Wahidin, 2012 dalam Kuliam Umum Penyampaian Basic
Petroleum System)
Gambar 3.5 Frekuensi Distribusi Reservoir (Arief Wahidin, 2012 dalam Kuliam Umum
Penyampaian Basic Petroleum System)
Selain itu pembatasan reservoir dihubungkan dengan melihat pada isopach
yakni dilihat dari ketebalan formasi. Kelompok termasuk tebal, sedang atau
tipis. Diantara ketiga kelompok tersebut, dipilihkan sand yang memiliki
ketebalan formasi yang tebal >800m. Disamping karena tebal untuk menjadi
reservoir karena ketebalan suatu formasi akan mempengaruhi porositas
dikarenakan ketebalan ini dapat membuat sebuah tekanan burial yang
menyebabkan porositas sekunder. Apisan berwarna hijau tua merupaka
15
daerah yang sangart tidak potensial menjadi resesrvoir karean amengandung
shale-sand yang tebal.
Setelah mempertimbangkan keterdapatan sand dan ketebalannya
didapatkanlah deliniasi peta potensial sebagai berikut:
Gambar 3.6 Daerah Potensial ditunjukkan dengan Warna Emas
Maka daerah yang berpotensi untuk menjadi reservoir ekonomis baik
hydrocarbon maupun fluida berada di tengah daerah tersebut dan berada di
utara bagian barat yang mempunyai potensi yang baik pula. Setelah
melakukan studi ini diperlukan penelitian basic petroleum petroleum system
berkelanjutan dan penelitian geofisika untuk mengurangi ketidakpastian
keterdapatan HC dan fluida tersebut. Memang sudah dilakukan eksploitasi
untuk reservoir shale akantetapi biaya yang untuk memanfaatkan sumber
daya unconventional ini sangatlah mahal dalam biaya eksplorasi maupun
eksploitasinya.
16
BAB IV
KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengolahan data isopach dan SSR, maka dapat
disimpulkan bahwa:
Berdasarkan analisis SSR didapatkan bahwa arah sedimen laut cenderung ke
arah selatan
Berdasarkan analisis isopach didapatkan morfologi dari kontur ini semakin
melandai ke arah utara dan kearah timur
Setelah melakukan penggabungan data, maka daerah yang berpotensi untuk
menjadi reservoir ekonomis baik HC maupun fluida berada di tengah daerah
tersebut dan berada di utara bagian barat.
17