laporan ipu .docx

52
LAPORAN AKHIR ILMU PERTANIAN UMUM ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN Disusun oleh : 1. Kusuma Ari Palupi 130 2. Dani Dwi Anggraeni 135 3. Fikar Firomdon P 142 4. Tri Windari 146 5. Meyke Arune I.147 6. Gita Winda N. 149 7. Affamdi Priyanto 150 8. Muh. Mufti Arsa 151 9. Nasyitha A. R 152 10. Bahtera Emilia 153 11. Sariati 154 12. Zainal Muhtadi 155 13. Ikfi Rifqi A. T. 156

Upload: fikarpriambudi

Post on 28-Dec-2015

102 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan IPU .docx

LAPORAN AKHIR ILMU PERTANIAN UMUM

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

Disusun oleh :

1. Kusuma Ari Palupi 130

2. Dani Dwi Anggraeni135

3. Fikar Firomdon P 142

4. Tri Windari 146

5. Meyke Arune I. 147

6. Gita Winda N. 149

7. Affamdi Priyanto 150

8. Muh. Mufti Arsa 151

9. Nasyitha A. R 152

10. Bahtera Emilia 153

11. Sariati 154

12. Zainal Muhtadi 155

13. Ikfi Rifqi A. T. 156

LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Page 2: laporan IPU .docx

2013

Page 3: laporan IPU .docx
Page 4: laporan IPU .docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, berkat

rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan

praktikum dan penulisan laporan akhir Ilmu Pertanian Umum ini.

Dengan selesainya Laporan Akhir Praktikum Ilmu Pertanian Umum ini,

kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen, asisten pembimbing

mata kuliah Ilmu Pertanian Umum dan semua pihak atas segala bimbingan,

petunjuk, saran-saran yang sangat bermanfaat bagi kami sejak pelaksanaan

praktikum sampai dengan penulisan laporan akhir ini.

Penyusunan Laporan Akhir Praktikum Ilmu Pertanian Umum ini merupakan

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Ilmu Pertanian Umum,

tiap-tiap pertemuan memuat tujuan, landasan teori, alat dan bahan praktikum, cara

kerja serta hasil pengamatan.

Kami menyadari akan kekurangan dan kekhilafan dalam penyusunan

Laporan Akhir Ilmu Pertanian Umum. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya

membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan Laporan Akhir ini

Akhir kata penyusun berharap agar laporan akhir ini bermanfaat bagi

semua pembaca.

                                                                                         Malang     mei 2014

                                                                                              Penyusun,

Pp

Page 5: laporan IPU .docx

DAFTAR ISI

Kata pengantar....................................................................................................................i

Daftar isi............................................................................................................................ii

Daftar tabel.......................................................................................................................iv

Daftar gambar....................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2 Tujuan....................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3

2.1 Budidaya Tanaman..............................................................................................3

2.2 Macam-Macam Pola Tanaman............................................................................3

2.3 Pupuk.....................................................................................................................

2.4 Pestisida.................................................................................................................

2.5 Kedelai...................................................................................................................

2.6 Bayam....................................................................................................................

BAB III METODELOGI.....................................................................................................

3. 1 Waktu dan Tempat................................................................................................

3. 2 Alat dan Bahan......................................................................................................

3. 3 Metode kerja......................................................................................................18

3.3.1 Budidaya Tanaman Semusim...................................................................18

3.3.2 Media Tanam...........................................................................................18

3.3.3 Pengenalan Pupuk Anorganik..................................................................19

3.3.4 Pembutan Pupuk Organik........................................................................19

3.3.5 Pengenalan Bentuk dan Sifat Pestisida....................................................20

3.3.6 Pembuatan Pestisida Organik...................................................................20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................21

4.1 Hasil Pengamatan..............................................................................................21

4.2 Pembahasan.......................................................................................................24

Pp

Page 6: laporan IPU .docx

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................26

5.1 Kesimpulan........................................................................................................26

5.2 Saran..................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27

LAMPIRAN....................................................................................................................29

Pp

Page 7: laporan IPU .docx

Pp

Page 8: laporan IPU .docx

DAFTAR TABEL

Pp

Page 9: laporan IPU .docx

DAFTAR GAMBAR

Pp

Page 10: laporan IPU .docx

Pp

Page 11: laporan IPU .docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara agraris. Negara agraris yaitu

negara yang kaya akan sumber daya pertanian. Dimana tanah di negara ini

dapat ditanami berbagai varietas tanaman yang beragam, baik tanaman

sayuran, buah-buahan hingga hutan produksi. Tanah di Indonesia sangatlah

subur, hal ini karena Indonesia di kelilingi banyak gunung merapi yang

memberikan mineral pada tanah dan iklim di Indonesia yang tropis, sangat

cocok untuk banyak tanaman. Tanah dapat dikatakan subur apabila tanah itu

memiliki beberapa unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman untuk hidup.

Unsur-unsur itu diantaranya yaitu, nitrogen, zat hara, fosfor,kandungan air,

kelembaban tanah, temperatur tanah. Di zaman yang serba modern seperti

sekarang, lahan pertanian perlahan namun pasti mulai terus menyusut dan

berkurang, dikarenakan kebutuhan pembangunan pemukiman, iklim yang

tidak menentu mengakibatkan gagal panen. Serta yang tidak kalah penting,

kurangnya peran para petani dalam bertani secara organik yang merusak

lingkungan . Hal itu dikarenakan besarnya permintaan konsumen akan produk

pertanian. Namun disisi lain memiliki dampak yang hebat dalam merusak

tanah.

Dengan diadakannya pelatihan penanaman serta teori Ilmu Pertanian

Umum diharapkan para mahasiswa untuk menerapkannya kepada petani dan

mampu melangkah lebih bijak dalam mengolah dan meramu lahan pertanian

di Indonesia agar mendapatkan hasil yang memuaskan dan dapat memenuhi

permintaan kebutuhan akan bahan pertanian dan yang paling penting

lingkungan yang tetap terjaga.

Pp

Page 12: laporan IPU .docx

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum Ilmu Pertanian Umum antara lain:

1. Mengetahui macam media persemaian

2. Mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman pada sistem pola tanam

monokultur dan polikultur dengan budidaya organik maupun anorganik.

3. Mengetahui berbagai bentuk dan jenis pupuk

4. Mengetahui berbagai macam, bentuk dan sifat pestisida

Pp

Page 13: laporan IPU .docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1...................................................................................................... Budidaya Tanaman

Budidaya tanman mengandung arti proses menghasilkan bahan pangan

serta produk produk agroindustridengan memanfaatkan sumber daya

tumbuhan.Adapun cakupan objek budidaya tanaman meliputitanaman

pangan,hortikultura dan perkebunan.Budidaya tanaman memiliki dua ciri

penting yaitu selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses

produksinya memiliki resiko yang relative tinggi. (Anonim, 2014)

Istilah budidaya tanaman diturunkan dari pengertian kata budidaya dan

tanaman. Budidaya bermakna usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman

merujuk pada pengertian tumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yang

biasanya telah melampaui proses domestikasi. Telah melampaui proses

domestikasi. Budidaya tanaman adalah usaha untuk menghasilkan bahan

pangan serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya

tumbuhan. (Sutidjo, 1986)

Menurut Rismunandar (1983), Kegiatan budidaya tanaman itu sendiri

mengandung 3 faktor utama yaitu:

a. Tanaman

b. Lingkungan tumbuh atau lapang produksi dan teknik budidaya atau

pengelolaan.

c. Produk tanaman

2. 2.................................................................................. Macam-Macam Pola Tanaman

Menurut Ishartati (2014), pola tanam merupakan pengaturan tanam pada

sebidang tanah ini diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya

secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan. Dengan demikian,

pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Beberapa

pola tanaman yang biasa diterapkan adalah sebagai berikut:

Pp

Page 14: laporan IPU .docx

1. Monokultur adalah pola pertanian dengan satu jenis tanaman pada lahan

dan waktu yang sama. Kelebihan dari sistem ini adalah teknis budidaya

relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara

hanya satu jenis, dan kelemahannya adalah tanaman relatife mudah

terserang hama maupun penyakit.

a) Sequential cropping.

Penanaman dua tanaman atau lebih pada sebidang lahan pada waktu

yang berbeda dalam satu tahun. Tanaman kedua ditanam sesegera

mungkin setelah tanaman pertama dipanen. Sistem ini bertujuan untuk

meningkatkan intensitas lahan.

Keuntungan:

Hama bisateratasikarenakultivartanamanpadasuatulahanberbeda-

beda.

Ketersediaan bahan organik tanah lebih beragam karena kultivar

tanaman beragam.

Kerugian: Efisiensi biaya sangat rendah, karena biaya pengeluaran yang

tinggi

b) Rotasi tanaman ialah menanam tanaman secara bergulir disuatu lahan

perhatian. Tanaman ditanam secara berselang-seling untuk memberikan

waktu pada tanah mengembalikan kesuburannya. Tanah yang subur

memberikan keuntungan yang banyak bagi makhluk hidup terutama

yang tinggal dipermukaan tanah.

Keuntungan:

Rotasi tanaman dapat meningkatkan sturktur tanah dan kesuburan

dengan bergantian tanaman berakar dan dangkal-berakar.

Rotasi tanaman bisa menghindari terjadinya peledakan hama.

Kerugian:

Ketersedian bahan organik tanah hanya seragam dari satu tanaman

saja.

Pengolahan tanah lebih intensif ketika harus berganti tanaman.

Pp

Page 15: laporan IPU .docx

2. Polikultur adalah pola pertanian dengan banyak jenis tanaman pada satu

bidang tanah lahan yang tersusun dan terencana dengan menerapkan

aspek lingkungan yang lebih baik.

Keuntungan:

Mengurangi serangan hama dan penyakit.

Menambah kesuburan tanah, jika yang ditanam salah satunya jenis

tanaman kacang-kacangan.

Siklus hidup hama atau penyakit dapat terputus.

Memperoleh hasil panen yang beragam.

Kerugian:

Apabila pemilihan jenis tanaman tidak sesuai, maka terjadi

persaingan unsur hara antar tanaman.

Serangan hama dan penyakit lebih banyak sehingga sulit dalam

pengendaliannya.

Macam pola tanam tanam polikultur:

a) Tumpang sari adalah penanaman lebih dari satu tanaman (umur

sama atau berbeda) pada waktu yang bersamaan, pada satu tempat

yang sama.

Keuntungan:

Pemanfaatan lahan kosong disela-sela tanaman pokok.

Peningkatan produksi total persatuan luas karena lebih efektif

dalam penggunaan cahaya, air serta unsur hara.

Mencegah dan mengurangi pengangguran musim.

Pengolahan tanaman yang minimal.

Menekan pertumbuhan gulma.

Mengurangi erosi.

Jika salah satu ada yang gagal panen, dapat di peroleh tanaman

yang satunya

Pp

Page 16: laporan IPU .docx

Gambar 1

b) Tumpang gilir adalah penanaman yang dilakukan secara beruntun

sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain

untuk mendapat keuntungan maksimal. Faktor-faktor tersebut

adalah:

Pengolahan yang bisa dilakukan dengan menghemat tenaga

kerja, biaya pengolahan tanah dapat ditekan, dan kerusakan

tanah yang diakibatkan terlalu sering diolah dapat dihindari.

Hasil panen secara beruntun dapat mempelancar penggunaan

modal dan meningktkan produktivitas lahan.

Keuntungan :

Dapat mencegah serangan hama dan penyakit yang meluas

Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman

Membantu mencegah terjadinya erosi

Sisa komoditi tanaman yang diusahakan dapat dimanfaatkan

sebagai pupuk hijau

Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah.

Pp

Page 17: laporan IPU .docx

c) Tanaman Bersisipan adalah penanaman dengan menyisipkan satu

atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok(dalam waktu

yang bersamaan atau waktu yang berbeda).

d) Tanaman Campuran adalah penanaman yang terdiri dari beberapa

tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam, semua tercampur

jadi satu. Lahan efesien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan

penyakit.

e) Tanaman bergiliran adalah penanaman dua jenis tanaman atau

lebih yang dilakukan secara bergiliran. Setelah tanaman yang satu

panen kemudian baru ditanam tanaman berikutnya pada sebidang

lahan.

2. 3............................................................................................................................ Pupuk

Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila

ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara

serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan

tanah (Hasibuan, 2006).

Pupuk dapat digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk

anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk

hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri

pengurai, misalnya pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal

dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk

organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi

Pp

Page 18: laporan IPU .docx

jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah tetapi kandungan bahan organik di

dalamnya sangatlah tinggi. Sedangkan pupuk anorganik adalah jenis pupuk

yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga

memiliki kandungan persentase yang tinggi. Contoh pupuk anorganik adalah

urea, TSP dan Gandasil (Novizan, 2007).

Pupuk organik terbentuk karena adanya kerja sama mikroorganisme

pengurai dengan cuaca serta perlakuan manusia. Kegiatan organisme tanah

dalam proses penguraian tersebut menjadi sangat penting dalam pembentukan

pupuk organik. Sisa tumbuhan dihancurkan oleh organisme dan unsur-unsur

yang sudah terurai diikat menjadi senyawa. Senyawa tersebut tentu saja harus

larut dalam air sehingga mudah diabsorpsi atau diserap oleh akar tanaman.

Bentuk senyawa tersebut antara lain amonium dan nitrat. Beberapa

mikroorganisme penting antara lain : ganggang (mikroorganisme berklorofil),

fungi (mikroorganisme tidak berklorofil yang memperoleh energi dan karbon

dari bahan organik), actinomycetes (merupakan golongan mikroorganisme

antara fungi dan bakteri), dan bakteri. Bakteri berperan penting dalam proses

penguraian seperti proses nitrifikasi, oksidasi sulfur, dan fiksasi nitrogen

(Musnamar, 2009).

pupuk anorganik dapat dikatakan sebagai makanan instan bagi tanaman.

Pupuk ini berasal dari bahan mineral atau senyawa kimia yang telah diubah

melalui proses produksi sehingga menjadi bentuk senyawa kimia yang dapat

diserap tanaman. Pupuk ini dapat diambil langsung dari alam, misalnya KCl

dan fosfat atau dibentuk di pabrik, misalnya NPK dan urea (Rinsema, 1993).

2. 4........................................................................................................................ Pestisida

Pestisida secara umum digolongkan kepada jenis organisme yang akan

dikendalikan populasinya. Insektisida, herbisida, fungsida dan nematosida

digunakan untuk mengendalikan hama, gulma, jamur tanaman yang patogen

dan nematoda. Jenis pestisida yang lain digunakan untuk mengendalikan hama

dari tikus dan siput (Alexander, 1977).

Pp

Page 19: laporan IPU .docx

Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh

jasad pengganggu tanaman. Dalam konsep Pengendalian Hama Terpadu,

pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian,yang mana harus

sejalan dengan komponen pengendalian hayati, efisien untuk mengendalikan

hama tertentu, mudah terurai dan aman bagilingkungan sekitarnya. Penerapan

usaha intensifikasi pertanian yang menerapkan berbagai teknologi, seperti

penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan, pola tanam serta

usaha pembukaan lahan baru akan membawa perubahan pada ekosistem yang

sering kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad penganggu. Cara

lain untuk mengatasi jasad penganggu selain menggunakan pestisida kadang-

kadang memerlukan waktu, biaya dan tenaga yang besar dan hanya dapat

dilakukan pada kondisi tertentu. Sampai saat ini hanya pestisida yang mampu

melawan jasad penganggu dan berperan besar dalam menyelamatkan

kehilangan hasil (Sudarmo, 1991).

Menurut Ishartati (2014), pestisida merupakan pengendali organisme

pengganggu tanaman, sebab pestisida mempunyai daya bunuh yang tinggi,

penggunaannya mudah dan hasil cepat diketahui. Namun bila aplikasiya

kurang bijaksana dapat membawa dampak yang sangat berbahaya bagi

pengguna, hama sasaran, maupun lingkungan. Dampak buruk tersebut antara

lain:

1. Mengakibatkan keracunan bagi pengguna baik secara cepat maupun

lambat.

2. Timbulnya ketahanan/resistensi hama.

3. Resujensi.

4. Munculnya hama sekunder.

5. Membunuh makhluk berguna seperti parasit dan predator ataupun hewan

peliharaan.

6. Mencemari lingkungan baik tanah, air, maupun udara.

Menurut Ishartati (2014), dampak negatif tersebut dapat dikurangi bila

produk pestisida yang digunakan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Mempunyai toksisitas oral dan dermal yang rendah.

Pp

Page 20: laporan IPU .docx

2. Tidak persisten.

3. Berspektrum sempit.

4. Tidak fitoktosis.

5. Tidak menimbulkan resistensi.

6. Mudah didapat dan murah.

7. Tidak mudah meledak, dan dapat disimpan lama.

Berdasarkan struktur kimianya, bahan aktif pestisida dapat digolongkan

menjadi kelompok organik alamiah, organik sintetik dan an-organik. Pestisida

alamiah organik merupakan pestisida yang bhan-bahannya diperoleh melalui

pelarutan tumbuhan atau bagian tumbuhan sehingga sering disebut juga

sebagai pestisida nabati(botanical pesticide). Pestida organik merupakan

pestisida yang diperoleh melalui ekstraksi bahan-bahan aktif dari tumbuhan

atau mikroorganisme golongan jamur, bakteri dan lain-lain. Pestisida an-

organik atau kimia sintetik merupakan pestisida yang bahan aktifnya dibuat

dan diproduksi pabrik melalui serangkaian reaksi kimia buatan (Ishartati,

2013).

Menurut Ishartati (2014), berdasarkan jasad pengganggu yang menjadi

target, pestisida dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Insektisida, yaitu bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang

bisa mematikan semua jenis serangga.

Berdasarkan sifat racunnya insektisida dapat dibagi menjadi racun

perut, racun kontak dan racun pernafasan.

2) Fungisida, yaitu bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan

bisa digunakan untuk memberantas dan mencegah pertumbuhan maupun

perkembangan jamur.

Berdasarkan cara bekerjanya fungisida dapat dibedakan menjadi

tiga yaitu: fungisida kontak, sistemik dan kontak-sistemik. Berdasarkn

fungsi kerjanya dapat dibedakan menjadi fungisidal yakni membunuh

jamur, fungistatik yang berarti hanya berfungsi untuk menghambat

pertumbuhan jamur, dan gestatik yaitu mencegah terjadinya sporulasi.

3) Bakterisida, yaitu senyawa yang mengandung bahan aktif beracun yang

dapat membunuh bakteri. Bakterisida biasanya bersifat sistemik.

Pp

Page 21: laporan IPU .docx

4) Nematisida, adalah racun yang digunakan untuk membunuh nematoda,

biasanya berbentuk butiran yang penggunaannya disiramkan.

5) Akarisida, adalah racun yang digunakan untuk membunuh organisme

golongan akarina, seperti tungau(petani mengistilahkan sebagai cabuk

merah).

6) Herbisida, adalah pestisida yang digunakan untuk menanggulangi gulma

rerumputan dan herba.

7) Beberapa jenis lainnya : rodentisida(racun tikus), moluskisida (racun

siput), pisisida(racun mujair ditambak), algisida(racun alga/ganggang),

avisida(racun burung), dan lain-lain.

Pestisida yang dipasarkan terdiri atas bahan pokok yang disebut bahan

aktif yang merupakan bahan utama pembunuh organisme pengganggu dan

bahan ramuan yang berfungsi sebagai pelarut, pembawa, surfaktan, stabiliser,

minyak-minyak, sinergis, defoamer, pemadat, dan pewarna. Hal tersebut

dapat dikatakan formulasi. Formulasi biasanya dicantumkan dalam label

pembungkus pestisida (Ishartati, 2014).

Menurut Ishartati (2014), beberapa bentuk formulasi adalah sebagai

berikut:

1) Tepung hembus, debu

2) Butiran

3) Tepung yang dapat disuspensikan dalam air.

4) Tepung yang larut dalam air

5) Suspensi (flowable concentrate).

6) Cairan(emulsifiable concentrate).

7) Ultra Low Volume (ULV).

8) Solution

9) Aerosol

10) Umpan beracun.

2. 5.......................................................................................................................... Kedelai

Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi masyarakat

Indonesia. Kedelai merupakan tanaman asli daerah Asia subtropik seperti

Pp

Page 22: laporan IPU .docx

Tiongkok dan Jepang selatan. Meski bukan tanaman asli Indonesia, kedelai

telah banyak di budidayakan di Indonesia, Kedelai mengandung protein, zat

besi, kalsium, vitamin A, B, B1 , B2, yang lebih banyak dibandingkan dengan

jenis kacang lainnya, juga B12 yang berperan dalam pembentukan sel-sel darah

merah. Kandungan lesitin pada kedelai, yang mengandung lemak tak jenuh

linoleat, oleat dan arakhidonat yang berfungsi sebagai lipotropikum yaitu zat

yang mencegah penumpukan lemak berlebihan dalam tubuh sedangkan

kandungan serat kedelai yang sangat tinggi dapat membantu merangsang

metabolisme dan dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Zatlain yang

terkandung dalam kedelai adalah genistein, daidzein, danglycitein yang

termasukisoflavon yaitu senyawa fitoestrogen yang dapat menghambat

pertumbuhan sel kanker atau tumor (Thomas, 1992).

Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan

merupakan tanaman semusim. Morfologi tanaman kedelai didukung oleh

komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji sehingga

pertumbuhannya bisa optimal (Hidayat, 1985).

Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) adalah tanaman penting sumber

pangan berkualitas tinggi yang murah dengan mengandung protein dan minyak.

Kacang kedelai berisi protein sekitar 41% dan 21% minyak. Sekitar 95% dari

Minyak kedelai digunakan sebagai minyak goreng dalam salad atau memasak,

margarin juga dibuat dari Minyak kedelai yang kaya akan asam lemak esensial

dan tidak mengandung kolesterol. Tempe, merupakan produk kedelai, selain itu

manfat kedelai digunakan sebagai pakan ternak tinggi protein. Seperti kacang

dan biji-bijian lainnya, kedelai memainkan peranan penting dalam fiksasi

nitrogen biologis dan termasuk dalam sistem tanam memperbaiki kesuburan

tanah. Beberapa ahli mencatat bahwa bakteri pengikat nitrogen tidak berfungsi

secara efektif di bawah kondisi pH tanah rendah dari 4,2 dan dibawah dan

direkomendasikan pH 6 - 6,5 untuk pertumbuhan kedelai secara optimal (Okpara

et al., 2007).

Pp

Page 23: laporan IPU .docx

Tanaman kacang-kacangan, termasuk tanaman kedelai, mempunyai dua

stadia tumbuh, yaitu stadia vegetatif dan stadia reproduktif. Stadia vegetatif

mulai dari tanaman berkecambah sampai saat berbunga, sedangkan stadia

reproduktif mulai dari pembentukan bunga sampai pemasakan biji. Tanaman

kedelai di Indonesia yang mempunyai panjang hari rata-rata sekitar 12 jam dan

suhu udara yang tinggi (>30° C), sebagian besar mulai berbunga pada umur

antara 5-7 minggu. Tanaman kedelai termasuk peka terhadap perbedaan panjang

hari, khususnya saat pembentukan bunga. Bunga kedelai menyerupai kupu-kupu.

Tangkai bunga umumnya tumbuh dari ketiak tangkai daun yang diberi nama

rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 2-

25 bunga, tergantung kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai. Bunga

pertama yang terbentuk umumnya pada buku kelima, keenam, atau pada buku

yang lebih tinggi. Pembentukan bunga juga dipengaruhi oleh suhu dan

kelembaban.Pada suhu tinggi dan kelembaban rendah, jumlah sinar matahari

yang jatuh pada ketiak tangkai daun lebih banyak. Hal ini akan merangsang

pembentukan bunga. Setiap ketiak tangkai daun yang mempunyai kuncup bunga

dan dapat berkembang menjadi polong disebut sebagai buku subur. Tidak setiap

kuncup bunga dapat tumbuh menjadi polong, hanya berkisar 20-80%. Jumlah

bunga yang rontok tidak dapat membentuk polong yang cukup besar. Rontoknya

bunga ini dapat terjadi pada setiap posisi buku pada 1-10 hari setelah mulai

terbentuk bunga. Periode berbunga pada tanaman kedelai cukup lama yaitu 3-5

minggu untuk daerah subtropik dan 2-3 minggu di daerah tropik, seperti di

Indonesia. Jumlah bunga pada tipe batang determinate umumnya lebih sedikit

dibandingkan pada batang tipe indeterminate. Warna bunga yang umum pada

berbagai varietas kedelai hanya dua, yaitu putih dan ungu (Hidayat, 1985)

2. 6................................................................................................................. Bayam Hijau

Bayam merupakan jenis sayuran hijau yang banyak kandungan protein,

mineral, kalsium, zat besi, dan vitaminnya. Pada akarnya dapat dijadikan obat

untuk anti piretik, diuretic, anti toksik, obat diare, menyembuhkan bengkak, dan

membersihkan darah (Bandini dan Azis, 1999).

Pp

Page 24: laporan IPU .docx

Sayur bayam memiliki senyawa antioksidan alami dan serat pangan yang

tinggi, seperti adanya kandungan flavonoid dan lycopen. Antioksidan merupakan

senyawa yang dapat menangkal radikal bebas didalam tubuh. Antioksidan juga dapat

membantu tubuh dan memperbaiki kerusakan sel, serta mencegah terjadinya berbagai

gangguan kesehatan, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Namun masing-

masing sayuran kandungan antioksidannya berbeda-beda, jika aktivitas dari

antioksidan tidak mampu mengikat residu pestisida yang tertinggal, maka maka akan

meningkatkan radikal bebas yang mengganggu sistem organ pada tubuh manusia

yang mengkonsumsinya (Sujarti, 2006).

Bayam mengandung gizi yang cukup tinggi dan banyak manfaatnya. Bayam

hijau baik untuk sistem peredaran darah. Jenis fitokimia dalam makanan hijau seperti

sulforaphane dan indoles merupakan senyawa anti kanker yang kuat. Bayam merah

mengandung banyak fitokimia yang berguna untuk mengurangi dampak kerusakan

tubuh akibat radikal bebas. Sumber warna merah bermanfaat untuk mencegah

masalah prostat, dan mengurangi efek kerusakan kulit akibat sinar matahari (Santoso,

2011).

Banyak kendala yang dihadapi dalam budidaya tanaman bayam, selain

dari faktor budidaya masih kurang diperhatikan, rendahnya produksi bayam juga

dapat terjadi karena kurangnya pemahaman dalam pengendalian hama dan

penyakit yang menyerang tanaman bayam. Salah satu penyakit virus yang cukup

penting dan menimbulkan kerugian atau rendahnya produksi pada tanaman bayam

adalah penyakit virus mosaic yang disebabkan oleh CMV (Cucumber Mosaic

Virus). Gejala infeksi CMV pada tanaman bayam yang mengakibatkan daun

menggulung, menyempit, mengkerut, daun tampak lebih kecil, permukaan daun

terdapat gambaran mosaik serta pada pertumbuhan lebih lanjut tanaman akan

menjadi kerdil (Bandini dan Azis, 1999)

Pp

Page 25: laporan IPU .docx

BAB III

METODELOGI

3. 1............................................................................................... Waktu dan Tempat

1. Materi Praktikum : Budidaya Tanaman

Hari / Tanggal : Rabu, 12 Maret 2014

Lokasi : Lahan Percobaan Agroteknologi

2. Materi Praktikum : Media Tanam

Hari / Tanggal : Senin, 17 Maret 2014

Lokasi : Laboratorium Agroteknologi

3. Materi Praktikum : Pengenalan Pupuk

Hari / Tanggal : Senin, 24 Maret 2014

Lokasi : Labolatorium Agroteknologi

4. Materi Praktikum :Pemeliharaan dan pengamatan rutin

Hari / Tanggal : Rabu, 26 Maret 2014

Lokasi : Lahan Percobaan Agroteknologi

5. Materi Praktikum :Pemeliharaan dan pengamatan rutin

Hari / Tanggal : Rabu, 02 April 2014

Lokasi : Lahan Percobaan Agroteknologi

6. Materi Praktikum :Pengenalan Pestisida

Hari / Tanggal : Senin, 07 April 2014

Lokasi : Labolatorium Agroteknologi

Pp

Page 26: laporan IPU .docx

7. Materi Praktikum :Pemeliharaan dan pengamatan (Panen

monokultur)

Hari / Tanggal : Rabu, 23 April 2014

Lokasi : LahanPercobaanAgroteknologi

8. Materi Praktikum :Pemeliharaan dan pengamatan rutin( Panen

polikultur )

Hari / Tanggal : Rabu, 09 Mei 2014

Lokasi : Lahan Percobaan Agroteknologi

3. 2..................................................................................................... Alat dan Bahan

1. Budidaya penanaman

a. Alat yang di gunakan dalam budidaya penanaman di antaranya :

cangkul, ember/seng, karung, PH meter, gembor, tali rafia, tongkat

kayu

b. Bahan yang di gunakan dalam budidaya penanaman di antaranya :

sekam padi, air, pupuk kandang, benih, media tanam (tanah).

2. Media Tanam

a. Alat yang di gunakan dalam budidaya penanaman di antaranya: tray

dan pot plastik.

b. Tanah, humus, kompos, pasir, pecahan batu bata, arang kayu, arang

sekam, batang pakis, serbuk gergaji, sabut kelapa, kerikil,kulit

kelapa, peat moss, styroform, vermikulit.

3. Pembuatan pupuk organik & anorganik

a. Alat yang di gunakan dalam Pembuatan pupuk organik & anorganik

di antaranya:

Organik : termometer, soil tester, timbangan, kantong plastik,

alas plastik 80x60 cm, seed box

Anorganik : gelas ukur 100 ml, 8400 ml, sendok, spatula,

timbangan, stop watch

Pp

Page 27: laporan IPU .docx

b. Bahan yang di gunakan dalam Pembuatan pupuk organik &

anorganik di antaranya :

Organik : kompos kambing, dedak, tepung ikan, sekam, ampas

tebu, stater mikroba, air kelapa.

Anorganik : pupuk urea NPK, air

4. Pembutan Peptisida

a. Alat yang di gunakan dalam Pembuatan peptisida di antaranya :

blender, seed box, saringan, kantong plastik, gelas ukur.

b. Alat yang di gunakan dalam Pembuatan peptisida di antaranya :

daun sirsak 50 lembarmikroba CEM-Y sebanyak 50 ml, tetes tebu

50 ml, air 1 liter.

3. 3.......................................................................................................... Metode Kerja

3.3.1 Budidaya Tanaman Semusim

1. Menyiram bedeng dengan air lalu menggemburkan tanah dengan cangkul dan membersihkan sampah yang ada disekitar bedeng.

2. Mengukur Ph dengan phmeter3. Menambahkan pupuk kandang 4. Membagi bedeng menjadi 2 bagian 5. Melubangi tanah dengan jarak antar lubang ±25cm dan tiap deret

menjadi 6 lubang 6. Memasukkan benih kedalam lubang ±1-3 biji kedelai dan sejumput biji

bayam7. Tutup lubang dengan sekam.

3.3.2 Media Tanam

Mencermati masing masing-masing media tanam, mengamati

bagaimana tekstur, bentuk dan sifat organik atau anorganik

3.3.3 Pengenalan Pupuk Anorganik

Pupuk Tunggal

1. Menimbang masing – masing pupuk ( N, P, K ) 10 gram.

2. Memasukkan masing – masing pupuk yang telah ditimbang ke

dalam 100ml air.

Pp

Page 28: laporan IPU .docx

3. Mengaduk masing – masing bahan dalam gelas ukur sampai

semua larut.

4. Menghitung dan mencatat kecepatan pupuk larut dalam air.

5. Mengukur pH larutan pupuk yang dibuat.

Pupuk majemuk

1. Menghitung berat masing – masing pupuk NPK dengan

perbandingan NPK 20-15-10.

2. Setelah didapat masing – masing beratnya, kemudian

menimbang masing – masing pupuk.

3. Mencampur pupuk yang telah ditimbang.

4. Menyiapkan beaker glass yang telah diisi air sampai batas,

kemudian memasukkan campuran pupuk NPK tersebut.

5. Mengaduk campuran pupuk sampai semuanya larut.

6. Menghitung dan mencatat kecepatan kelarutan pupuk.

7. Mengukur pH larutannya.

3.3.4 Pembutan Pupuk Organik

1. Menimbang dan menakar pupuk kandang kambing atau pukan

sapi atau pukan ayam sebanyak 1 seed box besar,arang sekam

atau sekam segar sebanyak 1 seed box besar,dedak atau bekatul

0,5 kg,dolomite 0,5 kg,tepung tulang atau tepung ikan 0,01 kg

kemudian di aduk sampai tercampur rata

2. Menyiapkan dan menakar cairan yang mengandung mikroba

pengurai bahan organik sebanyak 2 ml,tetes tebu (mollase)

sebanyak 10 ml,serbuk yang mengandung Trichoderma sp. Dan

glyocadium sp. Sebanyak 2,5 gram untuk dimasukkan ke dalam

1 liter air kelapa didiamkan selama 24 jam

3. Menyiramkan larutan campuran pada point (2) pada campuran

bahan organic pada point (1) secara perlahan sambil diaduk

sehingga membentuk adonan yang kadar airnya 30 % (bila

adonan dikepal/diperas dengan tangan , air tidak menetes)

Pp

Page 29: laporan IPU .docx

4. Memasukkan adonan ke dalam karung goni atau glangsi

(zak),lalu ditutup rapat dengan kantong plastik agar terjadi

proses fermentasi atau pengomposan

5. Setiap hari dilakukan pengukuran temperature adonan dengan

thermometer. Diusahakan agar suhu bertahan sekitar 500

C,apabila suhu terlalu tinggi karung dibuka dan dilakukan

pembalikan adonan,kemudian ditutup lagi

6. Setelah 4-7 hari atau jika adonan tidak berbau busuk tetapi

berbau harum tanah sehat,maka bokhasi sudah jadi siap

digunakan sebagai pupuk organik

3.3.5 Pengenalan Bentuk dan Sifat Pestisida

a. Menyiapkan berbagai macam merek pestisida dan berbagai

macam bentuk pestisida baik sintetik, alamiah, ataupun an-

organik.

b. Menggamati pestisida untuk mengetahui bentuk kemasan, bahan

aktif yang terkandung, target hama, dosis pemakaian, serta waktu

semprot yang tercamtum pada kemasan.

c. Membandingkan pestisida yang satu dengan yang lainnya.

d. Mencatat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.

3.3.5 Pembuatan Pestisida Organik

a. Memblender 50 lembar daun dengan air 1 liter

b. Menuangkan bahan yang sudah di blender kedalam wadah

c. Mencampurkan bahan dengan 50 ml stater mikrobia dan 50 ml

tetes tebu

d. Menyaring bahan-bahan pestisida.

e. Memesukan pestisida yang sudah jadi kedalam plastik

Pp

Page 30: laporan IPU .docx

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kacang Kedelai

Monokutur Organik

Variabel Pengamatan

Minggu ke-

1

I

I

II

I

III

I

IV

V

V

V

VI

V

VII

V

VIII

Tinggi/Panjang

Tanaman <10 <10 15

1

18 20

2

20 21 22

Jumlah Daun 2 3 4 7 13 18 22 25

Saat Berbunga - - - - 3 2 2 4

Jumlah Buah per

Tanaman - - - - - 2 7 9

Bobot Buah per

Tanaman

Tabel 2. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Bayam Monokutur Organik

Variabel Pengamatan

Minggu ke-

I II III IV V VI VII VIII

Tinggi/Panjang

Tanaman <10 11 15 19 24 28 32 36

Jumlah Daun 4 6 10 13 17 26 30 35

Bobot Basah Tanaman - - - - - - - 135 g

Bobot Kering

Tanaman

- - - - - - - 13,1 g

Pp

Page 31: laporan IPU .docx

Tabel 3. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kacang Kedelai Tumpang Sari

Organik

Variabel

Pengamatan

Minggu ke-

1

I

I

II

I

III

I

IV

V

V

V

VI

V

VII

V

VIII

Tinggi/Panjang

Tanaman <10 <10 12 14 17 20 21 23

Jumlah Daun 2 2 5 8 12 14 17 22

Saat Berbunga 2 6 4 2

Jumlah Buah per

Tanaman 2 8 10

Bobot Buah per

Tanaman

Tabel 4. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Bayam Tumpang Sari Organik

Variabel Pengamatan

Minggu ke-

I II III IV V VI VII VIII

Tinggi/Panjang

Tanaman <10 13 16,5

1

18 22,2 25 29 32

Jumlah Daun 3 6 9 14 18 22 26 33

Bobot Basah Tanaman - - - - - - - 75 g

Bobot Kering Tanaman 13,4g

Pp

Page 32: laporan IPU .docx

Tabel 5. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kacang Kedelai Monokutur

Anorganik

Variabel Pengamatan

Minggu ke-

1

I

I

II

I

III

I

IV

V

V

V

VI

V

VII

V

VIII

Tinggi/Panjang

Tanaman <10 <10 <10 12 14 15,5 17 18,5

Jumlah Daun 2 3 4 6 9 11 15 16

Saat Berbunga 2 1 2

Jumlah Buah per

Tanaman 2 3

Bobot Buah per

Tanaman

Tabel 6. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Bayam Monokutur Anorganik

Variabel Pengamatan

Minggu ke-

I II III IV V VI VII VIII

Tinggi/Panjang

Tanaman - <10 11 15 18.5 22

2

25 26,5

Jumlah Daun - 3 5 7 10 15 20 25

Bobot Basah Tanaman 70 g

Bobot Kering Tanaman 7,33 g

Pp

Page 33: laporan IPU .docx

Tabel 7. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kacang Kedelai Tumpang Sari

Anorganik

Variabel Pengamatan

Minggu ke-

1

I

I

II

I

III

I

IV

V

V

V

VI

V

VII

V

VIII

Tinggi/Panjang

Tanaman

<

- <10 <10 13 15,5 18 20 24

Jumlah Daun

Saat Berbunga

Jumlah Buah per

Tanaman

Bobot Buah per

Tanaman

Tabel 8. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Bayam Tumpang Sari

Anorganik

Variabel Pengamatan

Minggu ke-

I II III IV V VI VII VIII

Tinggi/Panjang

Tanaman

Jumlah Daun

Bobot Basah Tanaman 70 g

Bobot Kering Tanaman 10,9 g

Pp

Page 34: laporan IPU .docx

4.2 Pembahasan

Budidaya tanaman merupakan usaha yang dilakukan secara terencana

untuk diambil hasil dan manfaat panenya. Faktor yang mempengaruhi yaitu

tanaman, lingkungan tumbuh atau lapang produksi dan teknik budidaya atau

pengelolaan, produk tanaman . Beberapa pola tanaman antara lain : Monokultur

adalah pola pertanian dengan satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama.

Sistem monokultur, Sequential cropping.Penanaman dua tanaman atau lebih pada

sebidang lahan pada waktu yang berbeda dalam satu tahun. Rotasi tanaman ialah

menanam tanaman secara bergulir. sedangkan Polikultur adalah pola pertanian

dengan banyak jenis tanaman pada satu bidang tanah lahan yang tersusun dan

terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih baik. Macam pola

tanam tanam polikultur:

Tumpang sari adalah penanaman lebih dari satu tanaman (umur sama atau

berbeda) pada waktu yang bersamaan, pada satu tempat yang sama. Tumpang gilir

adalah penanaman yang dilakukan secara beruntun sepanjang tahun, Tanaman

Bersisipan adalah penanaman dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis

tanaman selain tanaman pokok(dalam waktu yang bersamaan atau waktu yang

berbeda). Tanaman Campuran adalah penanaman yang terdiri dari beberapa

tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam, semua tercampur jadi satu. Lahan

efesien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Tanaman bergiliran

adalah penanaman dua jenis tanaman atau lebih yang dilakukan secara bergiliran.

Setelah tanaman yang satu panen kemudian baru ditanam tanaman berikutnya

pada sebidang lahan. Pemupukan tanaman dibuat sendiri pada pembuatan pupuk

anorganik menggunakan pupuk N (urea) 124 kg/ha, p (SP-36) 250 kg/ha, K

(KCL) 180 kg/ha untung pemupukan kedelai, dan untuk bayam anorganik pupuk

N (urea) 56 kg/ha, P (SP-36) 250 kg/ha, K(KCL) 90 kg/ha. Sedangkan untuk

pupuk organik menggunakan pupuk kandang.

Perawatan tanaman juga untuk mencegah hama pengganggu juga dibuat

dengan menggunakan pestisida anorganik yang disediakan didalam lab sesuai

dengan kebutuhan tanaman, sedangkan untuk pestisida organic menggunakan

bahan-bahan dari alam yang dibuat dari 50 lembar daun sirsak,50 ml

Pp

Page 35: laporan IPU .docx

mikroba,tetes gula 50 ml, dan dicampur dengan 1 liter air dalam blender, untuk

penyimpanan pada suhu 20-35 drajat celcius selama 2-5 hari. Sedangkan untuk

hasil panen, belum didapatkan hasil yang maksimal karena faktor tanaman yang

sulit ditanam untuk kacang kedelai dan kendala pada tanaman bayam,

kemungkinan karena media tanam dan benihnya.

Pp

Page 36: laporan IPU .docx

BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

1. Pola tanaman Tumpangsari lebih baik dari pada pola tanaman monokultur,

sebab Tumpangsari mengurangi jumlah hama yang menyerang serta

mendapatkan hasil panen yang beragam dalam waktu yang bersamaan.

2. Hasil tanaman organik lebih maksimal dibanding dengan hasil dari

anorganik, karena tanaman organik lebih beradaptasi dengan unsur hara

yang secara alami tersedia dalam tanah yang sudah baik. Sedangkan

anorganik lebih ketergantungan unsur hara sintetik yang seandainya telat

diberikan maka hasil yang diperoleh juga akan berpengaruh.

3. Pestisida yang paling ampuh adalah pestisida anorganik, efeknya dapat

secara langsung mempengurangi bahkan langsung membunuh hama

tanaman, namun penggunannya dapat berdampak secara serius jika hasil

tanaman dikosumsi jangka panjangnya dalam metabolisme manusia dan

keramahan lingkungan.

5.2 Saran

1. Pemilihan bibit unggul kurang selektif dilakukan.

2. Media tanam yang dipergunakan kurang bagus.

Pp

Page 37: laporan IPU .docx

Daftar Pustaka

Alexander,M.1977.Introduction to Soil Microbiolgy. New York: Academic Press.

Anonim. 2014. Pengertian budidaya tanaman.

http://www.scribd.com/doc/76315310/budidaya-pertanian. (diakses

tanggal 11 mei 2014).

Bandini, Y. dan N. Azis. 1999. Bayam. Penebar Swadaya. Jakarta. 70 halaman

Hasibuan, B. E.,2006. Ilmu Tanah. Medan: USU Perss

Hasibuan, B. E.,2006. Ilmu Tanah. Medan: USU Perss.

Hidayat, O. D. 1985. Morfologi Tanaman Kedelai. Dalam S. Puslitbangtan. Bogor

Ishartati, Erny. 2014. Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Agronomi. Malang:

Universitas Muhammadiyah Malang.

Musnamar, E. I., 2009. Pupuk Organik: Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi.

Jakarta : Penebar Swadaya.

Novizan, 2007. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Jakarta: Agromedia Pustaka

Okpara, dkk. 2007. Influence Of Liming On The Performance Of High-Yielding

Soybean Varieties In Southeastern Nigeria. Jurnal Agro-Science.

Vol.6(2):115-123

Rinsema, W. T., 1993. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Bharata Karya

Aksara.

Rismunandar. 1983. Membudidayakan Tanaman Buah-buahan. Bandung: Sinar

baru

Thomas, A.N.S. 1992. Tanaman Obat Tradisional 2. Kanisius.Yogyakarta

Sudarmo, S. 1991. Pestisida. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Pp

Page 38: laporan IPU .docx

Santoso, 2011. Manfaat Dibalik Warna Sayuran dan Buah-buahan.

http:// Duniafitnes.com/fitnessdietandnutritionportal . (di Akses tanggal 7

mei 2013)

Sujarti, 2006. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Bayam Merah

(Amaranthus tricolor L.Blitum rubrum). Skripsi, FMIPA Universitas

Riau, Pekanbaru.

Pp