laporan kerja praktek di pt.perkebunan …e-journal.uajy.ac.id/13470/1/ti07918.pdf · 2. setyo...

35
LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAMPUNG ANDREAS SIDOL SINAGA 14 06 07918 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017

Upload: trankhanh

Post on 23-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAMPUNG

ANDREAS SIDOL SINAGA

14 06 07918

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

ii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan penyertaan-

Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kerja Praktek di PT Perkebunan

Nusantara VII unit Tulung Buyut, adapun saya selaku penyusun laporan ini :

Andreas Sidol Sinaga (140607918)

Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Akhir Kerja Praktek ini adalah

untuk membantu memahami dan memperdalam pemahaman teori dan proses

tentang proses produksi pengolahan karet di PTPN VII unit Tulung Buyut.

Kerja Praktek ini merupakan syarat wajib yang harus ditempuh dalam

Program Studi Teknik Industri. Selain untuk menuntaskan program studi yang

penyusun tempuh, kerja praktek ini ternyata banyak memberikan manfaat kepada

penyusun baik dari segi akademik maupun untuk pengalaman yang tidak dapat

penyusun temukan saat berada di bangku kuliah

Dalam penyusunan laporan hasil kerja praktek ini, penyusun banyak

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penyusun ingin

mengungkapkan rasa terima kasih kepada :

1. Wiyoso, Sp (Manager)

2. Setyo Budiono (Asisten pengolahan RSS)

3. Dwi Siswanta (Asisten pengolahan SIR)

4. Lomuk Harianja, S.T (Asisten Teknik)

5. Aji Adhi Kusumo, STP (Asisiten pengolahan SIR)

Akhir kata, penyusun menyadari bahwa Laporan Akhir kerja praktek ini

masih memiliki banyak kekurangan, meski demikian penyusun berharap laporan

ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Lampung, 2 Agustus 2017

Penyusun

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. iii

BAB 1 : PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 1

1.2. Tujuan .......................................................................................................................................... 1

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ......................................................... 2

BAB 2 : Tinjauan Umum Perusahaan ............................................................................................ 3

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan................................................................................................ 3

2.2. Struktur Organisasi ................................................................................................................ 5

2.3. Manajemen Perusahaan ....................................................................................................... 6

BAB 3 : Tinjauan Sistem Perusahaan ......................................................................................... 11

3.1. Proses Bisnis Departemen ................................................................................................ 11

3.2. Produk yang Dihasilkan ..................................................................................................... 11

3.3. Proses Produksi .................................................................................................................... 12

BAB 4 : Tinjauan Pekerjaan Mahasiswa ...................................................................................... 3

Material Requirement Planning ............................................................................................. 18

BAB 5 : Kesimpulan dan Saran ..................................................................................................... 32

5.1. Kesimpulan ............................................................................................................................. 32

5.2. Saran .......................................................................................................................................... 32

PENUTUP .....................................................................................................................................................iv

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

iv

PENUTUP

Selama pelaksanaan kerja praktek ini banyak manfaat yang diperoleh

penyusun yang dapat menjadi bekal bagi penyusun untuk nantinya dapat terjun

langsung ke masyarakat. Pelaksanaan kerja praktek ini telah terselesaikan dengan

baik dan lancar. Hal ini tentu saja tidak lepas dari bantuan berbagai pihak oleh

karena itu penyusun ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak

yang telah membantu, baik dalam pelaksanaan kerja praktek maupun dalam

penyusunan Laporan Akhir Kerja Praktek ini.

Setelah melaksanakan kerja praktek ini , telah banyak ilmu mengenai

sistem produksi karet di PTPN VII unit Tulung Buyut yag penyusun dapatkan,

sekaligus menjadi gambaran nyata dunia kerja dikemudian hari.

Penyusun berharap bahwa Laporan Akhir Kerja Praktek ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca. Penyusun sadar bahwa masih banyak

kekurangan dalam penyusunan Laporan Akhir Kerja Praktek ini oleh karena itu

penyusun juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat

menyempurnakan laporan ini.

Demikian laporan ini disusun berdasarkan data yang diperoleh selama

menempuh kegiatan kerja praktek di PTPN VII unit Tulung Buyut.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya

Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk melaksanakan

kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY memandang

kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk mengenali

suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan

etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.

Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik

Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek

mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini

mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan

pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang

dilakukan oleh mahasiswa adalah:

1. Mengenali ruang lingkup perusahaan

2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu

3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan,

supervisor atau pembimbing lapangan

4. Mengamati perilaku sistem

5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis

6. Melaksanakan ujian kerja praktek

1.2. Tujuan

Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:

a. Melatih kedisiplinan.

b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan

dalam perusahaan.

c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan

menjalankan bisnis.

e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di

perusahaan.

f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

2

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja Praktek ini dilaksanakan terhitung mulai tanggal 03 Juli 2017 sampai dengan

05 Agustus 2017 di PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) terletak di desa

Kalipapan Kecamatan Negeri Agung Kabupaten Way kanan Provinsi Lampung.

Areal tersebut terbentuk Unit Usaha yang terdiri dari beberapa Afdeling yaitu

Afdeling 1 sampai Afdeling 7. Jarak perkebunan ke kantor dereksi ± 160 km, ke

kabupaten ± 60 km, dan jarak perkebunan ke kecamatan ± 20 km. semua dapat

ditempuh dengan jalan darat sedangkan lokasi emplasemen berada di dalam areal

PT Perkebunan Nusantara VII.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

3

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

4

2.3. Manajemen Perusahaan

2.3.1. Visi dan Misi Perusahaan

Visi

PT. Perkebunan Nusantara VII salah satu perusahaan Perkebunan

mempunyai visi “ menjadi perusahaan agribisnis dan agroindustri yang tangguh

dan berkarakter global“.

Misi

a) Menjalankan usaha agribisnis perkebunan dengan komoditas karet, kelapa

sawit, the dan tebu.

b) Mengembangkan usaha berbasis bisnis inti yang mengarah ke integrasi

vertical.

c) Mengembangkan teknologi budidaya dan proses yang efisien dan akrab

dengan lingkungan untuk menghasilkan produk berstandar, baik untuk pasar

domistik maupun international.

d) Memperhatikan kepentingan shareholders dan stakeholders , khususnya

karyawan, mitra petani, pemasok, dan mitra usaha untuk bersama-sama

mewujudkan daya saing guna menumbuhkembangkan perusahaan.

2.3.2 Nilai-nilai Perusahaan

a. Dinamic

Dinamis = Selalu siap dengan perubahan dan tantangan baru dengan selalu

belajar dan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan.

b. On Target

Tepat Sasaran = Bekerja dan tekun demi tercapainya suatu target yang diberikan

oleh Managemen

c. Innovative

Inovatif = Aktiv dalam memberikan ide dan terobosan baru serta membuka diri

terhadap semua dan koreksi demi tercapainya perbaikan yang

berkesinambungan.

d. Capable

Mampu = Menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dengan penuh amanah dan

sungguh-sungguh

e. Team Work

Kerjasama = Mampu bekerja sama dengan rekan, karyawan pelaksanan, maupun

pimpinan serta tetap menjaga kekompakan antar karyawan di dalam perusahaan

f. Environment Care

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

5

Peduli Lingkungan = Senantiasa berusaha untuk selalu menjaga dan peduli

terhadap keberlansungan lingkungan hidup.

2.3.3 Ketenagakerjaan

Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan

tenaga kerja. Ketenagakerjaan yang ada pada PT. Perkebunan Nusantara VII

Tulungbuyut berkaitan dengan hal-hal berikut ini:

a. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia atau SDM merupakan elemen yang sangat penting bagi

perusahaan. Ketidak adaannya manusia dalam proses bisnis pada perusahaan

membuat perusahaan tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Namun tidak

sembarangan sumber daya manusia dapat digunakan dalam perusahaan.

Dibutuhkan SDM yang memenuhi kopentensi tertentu agar dapat menjalankan

proses bisnis perusahaan. PT. Perkebunan Nusantara VII Tulungbuyut memiliki

kebijakan yaitu menerapkan kariawan tetap dan kariawan kontrak. Kariawan

kontrak merupakan pekerja yang diambil dari outsourcing yang bisanya

ditempatkan pada bagian pengolahan dan pada pekerja bongkar muat dan

sebagainya . Kariawan lain yang bekerja selain jenis pekerjaan diatas

merupakan kariawan tetap.

b. Prosedur Perekrutan Karyawan

Proses pencarian atau perekrutan tenaga kerja baru di PT. Perkebunan

Nusantara VII Tulungbuyut dilakukan dengan bantuan pihak ketiga yaitu LPP

yang berkantor di Yogyakarta, pihak PT Perkebunan Nusantara VII Tulungbuyut,

menerima karyawan yang di seleksi oleh LPP dan kemudian dilakukan training

selama 3 bulan untuk menjadi karyawan outsourcing, dan 1 tahun training untuk

menjadi karyawan tetap.

c. Pembagian Jam Kerja

Sistem pembagian jam kerja yang ada di PT. Perkebunan Nusantara VII

Tulungbuyut adalah menggunakan pembagian berdasarkan pekerja shift .

Pembagian jam kerja shift ditujukan untuk pekerja yang berada diarea produksi,

operator mesin, analis dibagian quality management, dan bagian security.

Pembagian waktunya sendiri dibagi kedalam 2 shift yang tiap shift bekerja selama

8 jam kerja., berikut ini pembagian waktu untuk setiap shift :

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

6

i. Shift 1

Senin - Kamis : 04.00 -

12.00 WIB Jumat, Sabtu : 04.00 -

11.00 WIB

ii. Shift 2

Senin - Sabtu : 14.00 -

23.00 WIB

Kebijakan untuk meratakan beban kerja pada pekerja shift, para pekerja dibagi-

bagi dalam grup. Terdapat 4 grup terdiri dari 10 samapi 15 pekerja yang nantinya

tiap grup akan bergantian shift setiap minggunya.

d. Sistem Pengupahan

PT. Perkebunan Nusantara VII Tulungbuyut memiliki sistem pengupahan yang

akan dibayarkan pada setiap bulan tepatnya dipertengah bulan. Pembayaran

untuk karyawan tetap dibayarkan melalui rekening masing-masing karyawan,

sedangkan untuk karyawan outsourcing untuk gaji dibagikan melalui kantor

administrasi. Besaran nilai upah yang diterima tentunya disesuaikan dengan

tingkat jabatan yang ditambahkan dengan tunjangan-tunjangan lain. Untuk

jabatan atau tingkatan pekerja di PT Perkebunan Nusantara VII Tulungbuyut ini,

mengikuti sistem golongan seperti pegawai negeri.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

7

pekerja outsourcing pengupahan didasarkan berdasarkan perjanjian atau kontrak

yang sebelumnya telah disepakati. Penentuan besaran penguapahan didasarkan

pada jenis pekerjaan yang dilakukan.

Pada PT. Perkebunan Nusantara VII Tulungbuyut selain mendapatkan gaji pokok

para kariawan atau pekerjanya juga mendapatkan tunjangan-tunjangan lain.

Tunjangan yang didapatkan oleh para kariawan dan pekerja di PT. Perkebunan

Nusantara VII Tulungbuyut adalah sebagai berikut:

i. Tunjangan Hari Raya (Idul Fitri)

ii. Bonus Akhir Tahun

iii. Bonus Pencapaian Target Produksi

2.3.4 Fasilitas yang diterima oleh karyawan

Dalam rangka memberikan kepuasan dan rasa nyaman pada para pekerja pihak

PT. Perkebunan Nusantara VII, Tulung Buyut memberikan beberapa fasilitas.

Fasilitas ini digunakan dan didapatkan oleh para pekerja untuk meningkatkan

produktivitasnya. Fasilitas yang diterima oleh kariawan PT. Perkebunan Nusantara

VII adalah sebagai berikut:

a. Tunjangan Hari Raya (THR)

Tunjangan Hari Raya atau THR diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara VII

sebagai kewajiban perusahaan untuk memberikan tunjangan ketika akan

bertepatan dengan hari raya. Pemberian Tunjangan Hari Raya ini sesuai dengan

PerMen No.04/Men/1994 tentang pemberian tunjangan hari raya. Dan diberikan

kepada kariawan paling lambat 7 hari sebelum hari raya.

b. Jaminan kesehatan (melalui BPJS)

PT. Perkebunan Nusantara VII Tulungbuyut mewajibkan setiap pekerja atau

kariawannya memiliki asuransi. Salah satu yang digunakan oleh perusahaan

adalah jaminan kesehatan melalui BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan kesehatan ini

diberikan untuk melindungi para pekerja terutama bagi para pekerja dilingkungan

pabrik karena dalam area pabrik banyak sekali kegiatan- kegiatan yang

berbahaya. Bagi para pekerja yang berada di office juga diberikan jaminan

kesehatan karena tidak menuntup kemungkinan bekerja area office akan

mengunjungi area-area pabrik, sehingga tetap perlu diberikan jaminan.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

8

c. Bank BRI

PT. Perkebunan Nusantara VII Tulungbuyut bekerja sama dengan Bank BRI.

Kariawannya diberikan fasilitas rekening Bank BRI agar mempermudahkan dalam

memberikan gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya.

d. Klinik kesehatan

Fasilitas klinik juga diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara VII Tulungbuyut

yang merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap kesehatan para

kariawannya. Fasilitas ini selain dapat digunakan untuk pengobatan, Klinik juga

menyediakan obat-obatan yang mendukung untuk mengobati keluhan-keluhan

penyakit ringan yang dialami kariawan. Terdapat tim khusus diklinik ini yang

selalu siap siaga dalam menanggulangi jika adanya kecelakaan kerja yang

dialami pekerja.

e. Tempat ibadah (Masjid)

Fasilitas yang diberikan selain untuk kebutuhan jasmani, namun PT. Perkebunan

Nusantara VII Tulungbuyut juga memberikan fasilitas bagi kebutuhan rohani para

kariawannya. Tempat ibadah diberikan pada keriyawan yang ingin menunaikan

kewajibannya beribadah.

f. Mess (Perumahan Karyawan)

PT. Perkebunan Nusantara VII Tulungbuyut juga memberikan fasilitas berupa

perumahan Karyawan yang letaknya berada di lingkungan pabrik pengolahan PT

Perkebunan Nusantara VII Tulungbuyut. Pemberian fasilitas ini bertujuan untuk

meningkatkan efisiensi pekerja.

g. Safety Tools

PT. Perkebunan Nusantara VII Tulungbuyut dalam upayanya meningkatkan

keamanan dan keselamatan kerja dari para kariawan terutama pada area

pengolahan. PT. Perkebunan Nusantara VII Tulungbuyut memberikan fasilitas

alat-alat pelindungan diri terhadap kecelakaan. Fasilitas utama yang diterima

semua kariawan adalah berupa sepatu boot dan Masker. Namun bagi pekerja-

pekerja khusus seperti diarea produksi mendapatkan tambahan perlindungan.

Tambahan perlindungan tersebut berupa sarung tangan, masker, dan earplug.

PT. Perkebunan Nusantara VII Tulungbuyut juga memberikan alat-alat

perlindungan dari kecelakaan yang diberikan melalui bagian devisi K3., supaya

para pekerja selalu ingat dalam bekerja selalu mengutamakan kesehatan, dan

keselamatan kerja.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

9

h. Internet

PT. Perkebunan Nusantara VII Tulungbuyut dalam usahanya meningkatkan

produktivitas dari kariawan , memberikan fasilitas berupa layanan internet.

Fasilitas ini tentunya hanya digunakan untuk kegiatan- kegiatan yang memiliki

kepentingan bagi perusahaan.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

10

BAB 3

TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

Pada bagian bab 3 ini akan dijelaskan mengenai proses bisnis system

perusahaan produk yang dihasilkan beserta proses-proses produksinya.

3.1 Proses Bisnis Departemen

Proses Bisnis PT. Perkebunan Nusantara VII

Gudang Bahan BakuBOKAR Pengolahan Sortasi Qualiy Control GUDANG

Pha

se

Menerima Lateks

Menyimpan bahan baku

Lateks

Menata bahan

Mengolah lateks menjadi remahan

Dibersihkan sebanyak 7 kali

proses

Dimasukan kedalam penggilingan

sebanyak 5 menjadi lembaran karet

Lembaran Lateks ditimbang

Dijemur selama 12 hari

Dicuci dan dikirim keroli sekaligus

pengeringan

Diantar ke bagian

penimbangan

Ditimbang

Mengecek kualitas produk

Ada karet yang tidak memenuhi standar?

Menyusun Karet

digudang

TidakYa

Gambar 3.1 Proses Bisnis

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

11

3.2 Produk yang dihasilkan

Produksi dan Produktifitas Komoditas tanaman yang dihasilkan oleh PTPN VII

(Persero) antara lain:

1. Karet Karet merupakan komoditas andalan ekspor yang mempunyai kontribusi

penting bagi perusahaan. Produksi yang dihasilkan antara lain: Standar

Indonesia Rubber (SIR), Ribber Smoked Sheet (RSS).

2. Kelapa sawit Kelapa sawit merupakan komoditas dengan areal terluas kedua

yang memiliki produktifitas cukup tinggi. Produksi yang dihasilkan antara lain :

minyak kepala sawit, inti sawit, dan minyak inti sawit.

3. Teh Komoditi teh yang berada di PTPN VII (Persero) hanya berada di unit

usaha Pagar Alam (Pala), dengan produk berupa :

a) Grade I = BOP, BOP I, BOPF, PF, DUST, BP, BT.

b) Grade II = BP II, BT II, PF II, DUST II, DUST III, DUST IV, FANN II, FANN III

c) Off Grade = BM, FLUFF, POWDER, RMIT

4. Tebu PTPN VII (Persero) memiliki 2 pabrik gula, yaitu : Cinta Manis di

Sumatera Selatan dan Bunga Mayang di Lampung dengan produk yang

dihasilkan yaitu : gula dan tetes.

3.3 Proses Produksi

3.3.1. Pengolahan Karet Standard Indonesian Rubber ( SIR )

a. Penerimaan Bahan Olah Karet ( BOKAR )

Bahan olah karet dari masyarakat berupa cup lump/slab. Yang tiba di pabrik

ditentukan beratnya dengan menggunakan jembatan timbang atau timbangan

duduk. Setelah itu dilakukan sortasi mutu bokar yang terutama diterima dari

plasma/pembelian, mutu bokar yang tidak sesuai dengan standard SNI tidak

diterima. Bokar dari kebun inti, plasma dan pembelian ditempatkan dilantai semen

dan terlindungi dari sinar matahari, dan dikelompokkan sesuai jenis mutunya untuk

memudahkan mengatur komposisi, blending agar mutu produk yang dihasilkan

memenuhi spesifikasi teknis.

b. Pencacahan dan Blending Karet

Sebelum digiling bahan olah karet terutama slab yang tebal harus dibelah/dipotong

dengan slab cutter untuk memeriksa kontaminan dan memudahkan pengolahan

selanjutnya. Kotoran pada permukaan bokar dicuci sebelum ke slab cutter.

Kemudian bokar dipecah dalam pre breaker menjadi ukuran ± 3 – 5 cm, setelah

keluar dari pre breaker cacahan karet masuk dalam bak blending 1 supaya

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

12

homogen (Gambar 37). Cacahan karet dipecah lagi menjadi ukuran kecil ± 2 – 4

cm menggunakan hammermill 1. Cacahan yang diperoleh kemudian dicampur lagi

dalam bak blending II kemudian cacahan dipecah lagi menjadi ukuran lebih kecil

ukuran ± 1 – 2 cm menggunakan hammermill II. Cacahan yang keluar dicampur

lagi dalam bak blending III yang berfungsi supaya cacahan karet tercampur

dengan baik.

c. Pembuatan Crep

Cacahan dari bak blending III masuk ke macerator untuk membuat lembaran

awal. Lembaran yang keluar darimacerator digiling dengan creper I dan II sambil

melakukan pengepakan yang bertujuan agar lembaran crep menjadi homogen,

kemudian masuk ke creper III dan akhirnya masuk ke creper finisher ketebalan

crep 8 – 10 mm. Selama penggilingan selalu dibarengi pencucian disetiap creper.

Crep hasil gilingan ditimbang dan dikeringkan dalam ruangan penggantung pre

drying minimal 12 hari.

d. Peremahan dan Pengeringan

Setelah 12 hari di pre drying crep diremah dengan menggunakan shredder.

Selanjutnya remahan dimasukan kedalam trolly menggunakan vortex pump dan

vibrating screen. Pengisian trolly tidak boleh berlampau padat dan ketinggiannya

cukup merata pada setiap trolly dan tidak boleh terjadi penggumpalan. Trolly yang

sudah berisi remahan dimasukkan ke dalam dryer , setting time 18 – 20 menit

per trolly untuk dryer merk YAM dan 7 menit – 8 menit untuk dryer merk SHT atau

lama pengeringan 3 jam - 3,2 jam dan setting of temperatur dryer1180C –

1200C. Setting time dan setting dryer tidak diperbolehkan diubah – ubah

ketika dryer sedang beroperasi, kecuali bila keadaan memaksa misalnya

terjadi white sport/virgin rubber.

e. Sortasi dan Pengepakan

Karet keluar dari dryer didinginkan menggunakan cooling fan hingga suhu

maksimum 400 C dan sebelum di press diamati dan dihilangkan cacat karet yang

ada seperti white spot/virgin rubber, kontaminasi dan sebagainya. Sebelum

dipress karet ditimbang menurut berat yang diminta oleh konsumen. Toleransi

selisih berat yang diperkenankan per bale maksimal 0,5 %. Setelah ditimbang

karet dipress dengan balling press selama ± 30 detik, hasil pressan harus padat

dan kompak. Sebelum dibungkus dilakukan sortasi pada bagian luar bale

kemungkinan adanya white sport/virgin rubber dan kontaminasi benda asing

lainnya dan diditeksi menggunakan metal ditektor . Sementara pengamatan

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

13

bagian dalam bale dilakukan dengan cara dibelah dengan kelipatan 6 dalam

satu pallet (1 bale disetiap lapisan). Bale yang sudah disortir melalui metal ditektor

(bebas white spot/virgin rubber dan kontaminasi) diberi pita mutu yang sesuai

dengan kelas mutunya lalu dilakukan pengepakan dengan kantong plastik polos

atau langsung dikemas dengan kantong plastik berlogo, Sebelum dimasukan

kedalam peti palletdiambil contoh/sample SIR untuk dianalisa laboratorium,

contoh/ sample SIR diambil dengan kelipatan 9 dalam setiap pallet berisi 36 bale.

Bale dikemas dalam pallet ( FS ) atau shrink wrapped ( SW ).

f. Penyimpanan dan Penggudangan

Kemasan pallet yang sudah selesai ditutup diberi nomor, Tanda Pengenal

Produsen (TPP) dibuat pada sisi pallet,sementara kemasan SW diberi nomor,

TPP pada label kemasan, kemudian disimpan dalam gudang penyimpanan

(Gambar 43 dan Gambar 44). Penyusunan dan penumpukan pallet/SW

dikelompokan menurut jenis mutunya untuk memudahkan dalam pelayanan

export/pengiriman. Tumpukan pallet maksimum 3 tingkat dan SW ditumpuk

menggunakan rak besi maksimum 3 tingkat.

3.3.2. Pengolahan Ribbed Smoke Sheet (RSS)

a. Penerimaan Bahan Baku ( Lateks )

Penerimaan bahan baku lateks dari kebun melalui beberapa tahapan yaitu, Lateks

yang tiba di pabrik ditimbang menggunakan jembatan timbangan atau

diukur menggunakan bulking tank berskala. Kadar karet kering ( KKK ) lateks

yang baik untuk diolah menjadi RSS berkisar 28 – 31%. Lateks dari tank diambil

100 gram untuk dijadikan sample kadar karet kering ( KKK ) sebelum masuk ke

tempat pengolahan. Lateks dari tanki kendaraan pengangkut dituang ke bulking

tank an disaring dengan saringan 40 – 60 mesh. Kontaminasi yang banyak ditemui

pada lateks hasil kebun berupa daun pohon karet, tatal kayu, dan kontaminasi

lainnya, lalu dibuang ditempat yang telah disediakan. Pada saat penuangan lateks

ke bulking tank, tidak boleh terlalu deras karena sebagian lateks tidak tersaring

dengan baik. Lateks yang telah mengalami prakoagulasi tidak boleh menjadi RSS.

b. Pengenceran dan Pembekuan Lateks

Lateks diencerkan menjadi 12 – 14% KK di dalam bak – bak penggumpal, air yang

digunakan harus bersih dan jernih. Lateks dialirkan dari bulking tank ke bak – bak

penggumpal lateks yang telah berisi air pengencer, kemudian lateks tersebut

diaduk ± 16 kali ( 8 kali maju, 8 kali mundur ). Setelah pengadukan cukup rata

kemudian dilakukan pembuangan busa dengan menggunakan saringan tangan 60

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

14

mesh. Selanjutnya menambahkan larutan asam semut (formic acid) kepekatan 2,5

secukupnya, kemudian diaduk sebanyak ± 16 kali ( 8 kali maju, 8 kali mundur )

agar tercampur merata. Selanjutnya dilakukan pembuangan busa kedua hingga

tidak terlihat lagi busa dipermukaan lateks. Pemasangan alat plat penyekat

dilakukan setelah pembuangan busa kedua. Sebelum dipasang plat penyekat

disiram dengan air lebih dahulu agar koagulum tidak lengket pada plat – plat

penyekat. Lateks didiamkan selama ± 4 jam sebelum digiling.

c. Penggilingan

Sebelum digiling koagulum yang sudah menggumpal sempurna di bak – bak

penggumpal disiram/diisi air, untuk memudahkan dalam pencabutan plat

penyekat. Talang luncuran koagulum diisi air untuk memudahkan koagulum

mengapung tujuannya agar karet mudah ditarik untuk dimasukan ke mesin

giling sheeter . Plat penyekat dicabut satu persatu dimulai dari bak penggumpal

yang koagulumnya telah menggumpal dengan sempurna. Antara satu koagulum

dengan koagulum lainya diusahakan agar mudah disambung dan mudah

penarikannya ke mesin giling (sheeter ). Mesin giling (sheeter ) dihidupkan berikut

air penyemprot diatas rol, lalu masukan koagulum satu per satu. Hindari sheet

melipat selama dalam proses penggilingan. Ketebalan penggilingan sheet basah

keluar darisheeter 3 – 4 mm. Pencucian lembaran sheet dilakukan dalam bak

pencucian hingga tidak ada lagi tersisa asam. Kemudian dilakukan

penggantungan sheet pada lori. Setelah lori terisi penuh, lori didorong ketempat

penyiraman. Sheet disiram/dicuci kembali untuk menghilangkan sisa – sisa asam

dan kotoran yang masih tersisa. Sebelum masuk kekamar pengasapan. Lori yang

berisi lembaran sheet di tiriskan terlebih dahulu selama 2 – 4 jam.

3.4 Fasilitas Produksi

Material Handling adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan) yang

dilakukan dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan baku,

barang setengah jadi atau barang jadi dari tempat asal ketempat tujuan yang telah

ditetapkan adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan) yang dilakukan

dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan baku, barang

setengah jadi atau barang jadi dari tempat asal ketempat tujuan yang telah

ditetapkan

3.4.1 Fasilitas Produksi yang ada di RSS (Ribbed Smoke Sheet)

a) Kereta dorong

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

15

Karet yang sudah melewati proses pengasapan akan dipindahkan ke

gudangpenyimpanan menggunakan kereta dorong

b) Rak Dorong

Karet yang sudah melewati proses penggilingan akan disusun di rak

penjemuran, rak tersebut di desain dapat melewati rel menuju gudang

penjemuran.

3.4.2 Fasilitas Produksi yang ada di SIR

a) Conveyor

Conveyor digunakan untuk memindakan material (lateks) ke mesin

penggiling latek. Selain itu conveyor juga digunakan pada proses

packaging.

b) Lift Roll crepe

Karet yang sudah digiling dan menjadi lembaran panjang akan digulung

membentuk roll dan diangkat menggunakan lift menuju gudang

penjemuran.

c) Gerobang Sorong

Gerobak dorong digunakan untuk mendorong roll karet ke lokasi

penjemuran karet.

d) Forklift

Forklift digunakan untuk memindahkan produk setengah jadi ke gudang

penyimpanan.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

16

BAB 4

TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

Pada bab 4 ini akan dibahas mengenai tinjauan pekerjaan yang dilakukan penulis

selama melaksanakan kerja praktek. Tinjauan pekerjaan adalah PERENCANAAN

PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL

REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PRODUK SIR 20 :

4.1. Penjelasan

Dalam keberlangsungan suatu perusahaan tentu diperlukan adanya suatu

perencanaan yang berguna unutk mencegah terjadinya over produksi dan over

inventori. Pada kasus yang ada di PTPN VII unit Tulung Buyut ditemukan adanya

beberapa masalah berupa penumpukan produksi pada inventori. Hal tersebut

disebabkan dari berbagai hal. Melihat hal tersebut penulis mengambil langkah

untuk membuat suatu perencanaan dengan menggunakan metode MRP (Material

Requirment Planning).

Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengendalikan persediaan bahan baku pada perusahaan. Suatu perusahaan

untuk menerapkan kebijakan-kebijakan dalam perencanaan bahan baku harus

memiliki perhitungan yang tepat agar tidak terjadi kelebihan dan kekurangan

dalam persediaan bahan baku. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui

apakah penerapan metode Material Requirement Planning (MRP) pada

perusahaan PTPN VII unit Tulung Buyut dalam merencanakan persediaan bahan

baku dapat berjalan secara efektif dan efisien

Perencanaan kebutuhan material dengan menggunakan metode MRP dalam

tulisan ini menggunakan metode lot sizing, dimana metode-metode lot sizing yang

digunakan adalah Lot size, dan Economic order quantity, serta menggunakan

rumus peramalan regresi linier sebagai acuan untuk mengetahui besarnya

kebutuhan bahan baku dimasa mendatang.

Adapun fungsi secara umum kegunaan Material Requirment Planning adalah

:

a) Meminimalkan persediaan.

b) Mengurangi resiko keterlambatan produksi atau pengiriman

c) Komitmen yang realistis

d) Meningkatkan Efisiensi

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

17

Suatu sistem yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang berkaitan

dengan perencanaan bahan baku produksi adalah Material Requirement Planning

(MRP) atau sistem perencanaan kebutuhan bahan baku. Sistem ini digunakan

untuk menghitung kebutuhan bahan baku yang bersifat dependent (berdasar

permintaan) terhadap penyelesaian suatu produk akhir. Dengan sistem MRP,

dapat diketahui jumlah bahan baku yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu

produk dimasa yang akan datang sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan

persediaan bahan baku yang diperlukan agar jumlah persediaan tidak terlalu

banyak tetapi juga tidak terlalu sedikit.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan kami teliti

adalah Apakah penerapan metode MRP pada PTPN VII Unit Usaha Tulung Buyut

dalam merencanakan persediaan bahan baku produk SIR 20 dapat berjalan

secara efektif dan efisien?

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

18

4.2. Data Produksi

Tabel 4.1 Data Produksi SIR 20 (Standard Indonesia Rubber 20) PTPN VII

Unit Tulung Buyut Juni 2016 – Juni 2017 (Sumber : Data PTPN VII Unit

Tulung Buyut)

Tahun Bulan Jumlah Produksi

2016

Juni 1,357,510

Juli 1,243,060

Agustus 549,990

September 70,035

Oktober 226,135

November 439,740

Desember 709,380

2017

Januari 226,800

Februari 226,800

Maret 442,050

April 540,540

Mei 873,180

Juni 716,940

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

19

Gambar 4.1 Grafik data produksi SIR 20 PTPN VII Unit Tulung Buyut

(Sumber : Data PTPN VII Unit Tulung Buyut)

Dari gambar grafik diatas dijelaskan bahwa pola data produksi SIR 20 periode Juni

2016 – Juni 2017 berbentuk musiman yaitu sebagai runtun waktu dengan pola

pergantian yang mengulang tahun sebelumnya.

4.3. Data Struktur Produk

Gambar 4.2 Struktur produk SIR 20 (Sumber : Data diolah)

4.4. Data Bill of Material (BOM)

BOM ditentukan berdasarkan struktur produk dengan memuat informasi nomor

dan jenis komponen, jumlah kebutuhan komponen yang diatasnya, dan sumber

diperolehnya komponen.

Tabel 4.2 Bill Of Material (BOM) /Struktur Produk SIR 20

Level Komponen Komponen Sumber

0

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

Jumlah Produksi SIR 20 Periode Juni 2016 - Juni 2017 PTPN VII Unit Tulung Buyut

Jumlah Produksi

Ju

mla

h P

rod

uksi (T

ON

)

SIR 20

Level 0

Karet

Level 1

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

20

0 SIR 20 Buat

1 Karet Inti/Pembelian

4.5. Daftar Harga Bahan Baku

Pada pembuatan SIR 20 bahan baku yang dibutuhkan hanya karet. Namun pada

situasi tertentu harga karet dapat saja berubah, berikut data yang didapat dari

perusahaan mengenai harga karet pada bulan Juli 2017

4.5.1. Data Inventori Perusahaan

Data pembelian bahan baku dari pihak ke-tiga

Tabel 4.3 Data pembelian Karet periode Juni 2016 – Juni 2017

No Bulan Pembelian(Kg) Harga(Rp/Kg) Total (Rp)

1 Juni 1,155,625 13888 16049320000

2 Juli 347,659 13095 4552594605

3 Agustus -

4 September -

5 Oktober 228,834 15467 3539375478

6 November 416,906 16203 6755127918

7 Desember 151,954 18000 2735172000

8 Januari 24,550 18561 455672550

9 Februari 41,878 20000 837560000

10 Maret 219,204 20079 4401397116

11 April 401,760 17055 6852016800

12 Mei 579,530 15234 8828560020

13 Juni 513,120 14270 7322222400

Sumber : Data perusahaan PTPN VII unit TulungBuyut

4.5.2. Data Biaya

a) Biaya Pesan (Ordering Cost)

Tabel 4.4. Biaya pemesanan Bahan Baku SIR 20 PTPN VII unit

Tulung Buyut

NO Nama Bahan Biaya Pemesanan

1 Karet 297000000

Sumber : Data Perusahaan PTPN VII unit Tulung Buyut

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

21

b) Biaya Penyimpanan (Carrying Cost)

Besar biaya penyimpanan adalah dihitung berdasar prosentase harga yang

disimpan di gudang tiap bulannya. Biaya penyimpanan meliputi :

a) Biaya pemindahan material : 0.45% dari harga produk per bulan

b) Biaya air dan bersih-bersih: 0.6% dari harga produk per tahun

c) Biaya asuransi : 0.0029% % dari harga bahan baku per bulan

d) Biaya dan lain-lain : 0.21% dari harga produk per bulan

e) Total biaya penyimpanan : 0.6079% dari harga produk per bulan

Dari total biaya penyimpanan bahan baku diatas, dapat diketahui biaya

penyimpanan bahan baku PTPN VII unit Tulung Buyut

Tabel 4.5 Biaya penyimpanan Bahan Baku SIR 20 PTPN VII

unit Tulung Buyut

NO Nama Bahan Biaya Penyimpanan(Kg/bulan)

1 Karet Rp 5.00

Sumber : Data Perusahaan PTPN VII unit Tulung Buyut

4.6. Pengolahan Data

4.6.1. Penentuan Peramalan Produksi

Peramalan produksi SIR 20 PTPN VII unit Tulung Buyut didapatkan dari hasil

peramalan data produksi yang berdasarkan data masa lampau. Berikut ini adalah

perhitungan peramalan jumlah produksi dengan metode regresi linier untuk

produksi SIR 20 :

Tabel 4.6 Perhitungan Metode Regresi Linier untuk produk SIR 20

Bulan Periode (t)

Jumlah

Produksi Y(t)

(Kg)

tY(t) t^2

Juni 1 1,357,510 1357510 1

Juli 2 1,243,060 2486120 4

Agustus 3 549,990 1649970 9

September 4 70,035 280140 16

Oktober 5 226,135 1130675 25

November 6 439,740 2638440 36

Desember 7 709,380 4965660 49

Januari 8 226,800 1814400 64

Februari 9 226,800 2041200 81

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

22

Maret 10 442,050 4420500 100

April 11 540,540 5945940 121

Mei 12 873,180 10478160 144

Juni 13 716,940 9320220 169

Jumlah (∑) = 91 7,622,160 48528935 819

Sumber : Hasil perhitungan sendiri

Regression Analysis: y versus x

The regression equation is

y = 771943 - 26518 x

Predictor Coef SE Coef T P

Constant 771943 232180 3.32 0.007

x -26518 29252 -0.91 0.384

S = 394630 R-Sq = 7.0% R-Sq(adj) = 0.0%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 1 1.27978E+11 1.27978E+11 0.82 0.384

Residual Error 11 1.71306E+12 1.55733E+11

Total 12 1.84104E+12

Dari data perhitungan regresi linier dengan menggunakan software Minitab 16

maka didapatkan persamaan yang akan digunakan untuk meramalkan jumlah

produksi selama enam bulan ke depan, berikut perhitungannya :

Y = 771943 – 26518 t

Y(14) = 400967.5

Y(15) = 374180

Y(16) = 347662,5

Y(17) = 321145

Y(18) = 294627,5

Y(19) = 268110

Y(20) = 241592.5

Y(21) = 215075

Y(23) = 188557.5

Y(24) = 162040

Y(25) = 109005

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

23

Tabel 4.7. Hasil peramalan produksi SIR 20 dengan menggunakan metode

regresi linier selama 6 bulan di tahun 2017

Bulan Hasil Peramalan

(Kg)

Jadwal Induk

Produksi (Kg)

Juli 40967 40967

Agustus 374180 374180

September 347662,5 347663

Oktober 321145 321145

November 294627,5 294628

Desember 268110 268110

Januari 241592.5 241593

Februari 215075 215075

Maret 188557.5 188558

April 162040 162040

Mei 135522.5 135523

Juni 109005 109005

Total 3058215

Sumber (pengolahan sendiri menggunakan micosoft excel 2013)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

24

Perhitungan Material Requirment Planing

Dalam merencanakan dan mengendalikan persediaan bahan baku pada perusahaan PTPN VII unit Tulung Buyut penulis

menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP). Lot size yang digunakan untuk menghitung tiap-tiap item adalah Lot

Size = 500000 dan Economic Order Quantity (EOQ).

Tabel 4.8 Tabel MRP untuk kebutuhan bahan baku

Lead Time : 1 month Lot Size

:30000 On Hand : 40000

Time Period (Month)

Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni

Gross Requirement

40967 374180 347662.5 321145 294627.5 268110 241592.5 215075 188557.5 162040 135522.5 109005

Inventory on Hand

40000 29033 14853 27190.5 6045.5 11418 43308 11715.5 6640.5 28083 16043 30520.5 11515.5

Net Requirement

967 345147 332809.5 293954.5 288582 256692 198284.5 203359.5 181917 133957 119479.5 78484.5

Planned Order

Release 30000 360000 360000 300000 300000 300000 210000 210000 210000 150000 150000 90000

Planned Oreder

Receipts 30000 360000 360000 300000 300000 300000 210000 210000 210000 150000 150000 90000

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

25

Tabel 9. Menunjukkan Total cost dari perhitungan Lot Size untuk bahan baku

Karet

Tabel 4.9 Lot size Karet per bulan(sumber : Hasil Pengolahan data)

Bulan Net

Requirment

(Kg)

Production

Quantity

(Kg)

Ending

Inventory

(Kg)

Holding

Cost (Rp)

Set-up Cost

(Rp)

Total Cost (Rp)

Juli 967 30000 69033 4141980 297000000 301141980

Agustus 345147 360000 83886 5033160 297000000 302033160

September 332809.5 360000 111076.5 6664590 297000000 303664590

Oktober 293954.5 300000 117122 7027320 297000000 304027320

November 288582 300000 128540 7712400 297000000 304712400

Desember 256692 300000 171848 10310880 297000000 307310880 Januari 198284.5 300000 273563.5 16413810 297000000 313413810 Februari 203359.5 210000 280204 16812240 297000000 313812240 Maret 181917 210000 308287 18497220 297000000 315497220 April 133957 210000 384330 23059800 297000000 320059800 Mei 119479.5 150000 414850.5 24891030 297000000 321891030 Juni 78484.5 9000 345366 20721960 297000000 317721960

Total 3725286390

4.7. Economic Order Quantity (EOQ)

Dibawah ini menunjukkan perhitungan EOQ untuk bahan baku karet :

Permintaan (Demand) per tahun berdasarkan data perbulan :

𝐷 =2433634

12𝑥12 = 2433634

Biaya penyimpanan (Holding Cost) per tahun :

𝑆 = 5 𝑥 12 = 𝑅𝑝 60/𝑘𝑔

Biaya persiapan (Set-up cost) ; S = 2040552

Jadi 𝐸𝑂𝑄 = √2𝐷𝑆

𝐻 =

2𝑥2433634𝑥297000000

60= 1552193.158

Tabel 9 menunjukkan jadwal MRP dengan menggunakan EOQ = 1552193.158 Kg

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

26

Tabel 4.10 Economic Order Quantity (EOQ) Karet per bulan(Sumber :

Pengolahan data)

4.8. Analisa

Perhitungan dengan metode lot size dan metode EOQ yang dilakukan pada PTPN

VII bermaksud untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan perusahaan untuk

persediaan bahan baku seperti karet dan bahan bakar solar untuk kegiatan

produksi. Biaya persediaan produksi tersebut meliputi biaya simpan dan biaya set-

up. Biaya simpan yang di maksud adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan

untuk membayar biaya listrik dan air, biaya pemindahan material, biaya bersih-

bersih ,dan biaya lain-lain. Sementara itu biaya set-up adalah biaya yang

dikeluarkan perusahaan pada saat pemanasan mesin sebelum produksi. Dengan

metode MRP yang yang menggunakan metode lot sizing dengan lot size dan

Economic Order Quantity sebagai acuan kebutuhan bahan baku di masa yang

akan datang.

Pada metode lot sizing menggunakan persediaan sebanyak 30000. Yang berarti

dalam sekali pesan pada bahan baku dapat memesan sebanyak 30000 atau

kelipatannya, maka dalam contoh pada table terlihat pada peramalan produksi

bulan Juli dan bulan berikutnya melakukan production quantity sebanyak kelipatan

Bulan Net

Requirment

(Kg)

Production

Quantity (Kg)

Ending

Inventory

(Kg)

Holding

Cost (Rp)

Set-up

Cost (Rp)

Total Cost

(Rp)

Juli 967 1552193.158 1551226.158 93073569.48 297000000 390073569.5

Agustus 345147 1552193.158 1207046.158 72422769.48 297000000 369422769.5

September 332809.5 1552193.158 1219383.658 73163019.48 297000000 370163019.5

Oktober 293954.5 1552193.158 1258238.658 75494319.48 297000000 372494319.5

November 288582 1552193.158 1263611.158 75816669.48 297000000 372816669.5

Desember 256692 1552193.158 1295501.158 77730069.48 297000000 374730069.5

Januari 198284.5 1552193.158 1353908.658 81234519.48 297000000 378234519.5

Februari 203359.5 1552193.158 1348833.658 80930019.48 297000000 377930019.5 Maret 181917 1552193.158 1370276.158 82216569.48 297000000 379216569.5 April 133957 1552193.158 1418236.158 85094169.48 297000000 382094169.5 Mei 119479.5 1552193.158 1432713.658 85962819.48 297000000 382962819.5 Juni 78484.5 1552193.158 1473708.658 88422519.48 297000000 385422519.5

Total Cost 4535561034

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

27

lot size nya. Selain itu metode lot size juga menggunakan inventori on hand yang

berguna untuk menjaga bahan baku di dalam Gudang agar tidak mengalami

kehabisan bahan baku. Selain mengolah karet dari hasil kebun sendiri PTPN VII

juga menerima pembelian bahan baku dari pihak ketiga, jadi dengan demikian

PTPN VII tidak akan mengalami kekosongan persediaan bahan baku. Dari

perhitungan didapat total biaya pada metode lot sizing adalah Rp 3725286390

Selain metode lot sizing untuk menganalisa biaya-biaya simpan dan set-up

digunakan juga metode Economic Order Quantity (EOQ). Metode ini mengacu

pada demand atau permintaan, biaya simpan, dan biaya set-up. Setelah

mengetahui demand yang dibutuhkan selama setahun dari tabel period MRP

bahan baku, serta mengetahui biaya simpan dan biaya set-up maka dilakukan

perhitungan dengan rumus √2𝐷𝑆

𝐻 dimana :

a) D = Demand (permintaan)

b) H = Holding Cost ( biaya simpan ; untuk menyimpan bahan baku selama

setahun Rp /Kg)

c) S = Biaya Set-up (persiapan)

Total biaya yang didapat pada perhitungan Economic Order Quantity adalah Rp

4535561034.

Dari kedua metode lot sizing tersebut terlihat bahwa metode lot size memiliki biaya

persediaan paling rendah dari pada metode Economic Order Quantity. Hal

tersebut disebabkan pada perbedaan jumlah yang diproduksi (production quantity)

pada kedua metode. Pada metode lot size setiap kekurangan pada kebutuhan

bersih (Net requirement) pada permintaan maka jumlah yang diproduksi sebesar

lot size yang telah ditetapkan yaitu sebesar 30000, dengan arti jika masih kurang

dilakukan kelipatan pada lot size jadi sisa pada gudang pada inventori akhir dapat

diminimalisirkan. Sedangkan pada perhitungan metode Economic Order Quantity

jumlah yang yang diproduksi sebesar 1552193.158 kg jauh lebih besar dari

kebutuhan bersih pada permintaan sehingga pada inventori akhir dibutuhkan

banyak biaya penyimpanan.

Berikut perbandingan anggaran biaya yang dikeluarkan PTPN VII unit Tulung

Buyut dengan perhitungan biaya persediaan bahan baku dengan menggunakan

metode MRP :

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

28

Tabel 4.11 Perbandingan anggaran biaya pada perusahaan dengan metode

MRP

Metode pada

perusahaan

Lot Size Economic Order Quantity

(EOQ)

Rp 9023990999 Rp 3725286390 Rp 4535561034.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa metode lot size memiliki total biaya paling

rendah, yaitu Rp 3.725.286.390sehingga dengan demikian terbukti bahwa salah

satu metode MRP ini dapat berperan dalam mengefisiensi biaya persediaan bahan

baku pada perusahaan.

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

29

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa total biaya

persediaan bahan baku dengan anggaran perusahaan pada tahun 2017-2018

dengan menggunakan metode perusahaan yang digunakan sebelum penelitian

adalah sebesar Rp 9023990999 Setelah dilakukan penelitian dengan

menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP) mengalami

penurunan biaya sebesar Rp 9.023.990.999,- artinya perusahaan dapat

meminimalisasikan biaya persediaan sebesar 41,28 %. Dari perbedaan total biaya

persediaan sebelum dan sesudah penelitian menunjukkan bahwa metode MRP

dapat diterapkan pada perusahaan PTPN VII unit Tulung Buyut sehingga

perencanaan bahan baku dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Setelah diuraikan mengenai kesimpulan, maka akan dikemukakan saran-saran

dengan harapan dapat membantu untuk perbaikan pada perusahaan PTPN VII

unit Tulung Buyut dimasa yang akan datang.

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

a) Untuk masa yang akan datang sebaiknya perusahaan PTPN VII unit Tulung

Buyut menerapkan metode MRP dalam merencanakan kebutuhan bahan baku

sehingga perusahaan dapat meminimalisasikan biaya persediaan bahan baku.

b) MRP menjadikan sistem penyediaan bahan baku menjadi lebih mudah

karena telah terjadwal dengan baik yang dapat menghindarkan stock out, dan over

stock sehingga tidak akan menghambat proses produksi, sehingga metode MRP

lebih efektif dari pada metode yang sedang berjalan.

c) Untuk memudahkan perhitungan, perusahaan sebaiknya menggunakan

software komputer sehingga lebih sistematis dan memudahkan perusahaan dalam

melakukan perencanaan, dan apabila ada perubahan mendadak dapat

diantisipasi lebih

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII

CHICHI AYU MARIA

14 06 07991

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017