laporan kerja praktek di pt djarum analisis jumlah tenaga kerja wanita optimum di bagian material...

Upload: hamdanrizqi

Post on 14-Oct-2015

177 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK

    DI PT DJARUM

    Disusun oleh :

    Rodhe Louis Yunita Sari Suyanto

    NPM : 10 06 06201

    PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

    YOGYAKARTA

    2013

  • ii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Laporan Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT Djarum

    mulai tanggal 2 Juli 2013 sampai dengan 2 Agustus 2013

    disusun oleh:

    Nama : Rodhe Louis Yunita Sari Suyanto

    NPM : 10 06 06201

    Program Studi : Teknik Industri

    Fakultas : Teknologi Industri

    Laporan Kerja Praktek ini telah diperiksa dan disetujui

    oleh pembimbing lapangan dan dosen pembimbing kerja

    praktek.

    Yogyakarta, September 2013

    Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

    Kristiono Ign. Luddy Indra Purnama,

    M.Sc.

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang

    Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Kerja

    Praktek selama 1 bulan di PT Djarum bagian SKM OASIS

    dapat terlaksanakan dengan baik dan penyusunan laporan

    Kerja Praktek dapat diselesaikan.

    Tujuan dari penyusunan Laporan Kerja Praktek

    adalah salah satu syarat akademis yang wajib dipenuhi

    dalam kuliah Teknik Industri Universitas Atma Jaya

    Yogyakarta. Selain itu, tujuan dari melakukan Kerja

    Praktek adalah untuk memperkenalkan dunia kerja kepada

    mahasiswa sebelum lulus dari program studi Teknik

    Industri.

    Terselesaikannya penyusunan Laporan Kerja Praktek

    tidak luput dari bantuan dan motivasi serta partisipasi

    dari semua pihak, untuk itu dengan segala kerendahan

    hati penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

    kasih kepada :

    1. Bapak Daniel Budi Santoso selaku staff Human

    Resource yang telah membantu mengurus lamaran dan

    proposal kerja praktek.

    2. Bapak Kristiono selaku Superintendent Department

    Material Procurement dan Pre-process PT Djarum

    bagian SKM Oasis yang telah banyak membantu dan

    memberi masukan selama pelaksanaan Kerja Praktek.

    3. Bapak Franky Natalis, Bapak Kristian, Cik Vonny,

    Mas Wawan, Mbak Hesti, dan Mbak Ana yang telah

    banyak memberikan saran serta penjelasan yang

    dibutuhkan.

    4. Bapak Ign. Luddy Indra Purnama, M. Sc. selaku

    dosen pembimbing Kerja Praktek yang telah

  • iv

    membimbing selama pelaksanaan dan penyusunan

    Laporan Kerja Praktek.

    5. Kedua orang tua penulis yang telah mendukung dan

    memberikan doa restu.

    6. Yohana Natalia Attik Primastuti dan Alderia Kurnia

    selaku rekan sekerja yang telah bekerja sama

    dengan baik dari awal perencanaan kerja praktek

    hingga penulisan laporan.

    7. Teman-teman angkatan 2010 yang telah memberikan

    motivasi dan semangat selama pelaksanaan dan

    penyusunan laporan akhir.

    8. Ibu Yani (pengawas material), Pekerja Material

    Regu A, Bapak Suyono (operator forklift), dan

    seluruh karyawan PT DJARUM bagian material

    preparation dan pre-process SKM OASIS yang telah

    mendukung dan membantu selama pelaksanaan Kerja

    Praktek.

    Penulis menyadari penyusunan laporan ini masih

    jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

    mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun

    dari pembaca. Akhir kata penulis mengharapkan semoga

    laporan ini dapat bermanfaat bukan saja bagi penulis

    tetapi juga bermanfaat bagi pihak perusahaan dan

    memperluas pengetahuan dan wawasan pembaca, khususnya

    rekanrekan mahasiswa.

    Yogyakarta, 9 September 2013

    Penulis

  • v

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ...................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ................................. ii

    SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

    KATA PENGANTAR ..................................... iii

    DAFTAR ISI ......................................... v

    DAFTAR TABEL ....................................... vii

    DAFTAR GAMBAR ..................................... viii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................... ix

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang ................................. 1

    1.2. Tujuan ......................................... 1

    1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ..... 2

    BAB 2. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

    2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ..................... 3

    2.2. Struktur Organisasi ............................ 4

    2.3. Manajemen Perusahaan ........................... 10

    BAB 3. TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

    3.1. Proses Bisnis Perusahaan ....................... 16

    3.2. Produk yang Dihasilkan ......................... 18

    3.3. Proses Produksi ................................ 20

    3.4. Fasilitas Produksi ............................. 40

    BAB 4. TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

    4.1. Lingkup Pekerjaan .............................. 45

    4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan .... 48

    4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan ............... 49

    4.4. Hasil Pekerjaan ................................ 55

  • vi

    BAB 5. PENUTUP

    5.1. Kesimpulan ..................................... 71

    5.2. Saran .......................................... 72

    DAFTAR PUSTAKA ..................................... xiv

    LAMPIRAN

  • vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1. Spesifikasi Djarum Super 12

    Tabel 3.2. Spesifikasi Djarum Super Mild (MLD)

    Tabel 3.3. Spesifikasi LA Lights

    Tabel 3.4. Spesifikasi LA Lights Menthol

    Tabel 3.5. Spesifikasi Djarum Black

    Tabel 3.6. Spesifikasi Djarum Black Cappucino

    Tabel 3.7. Spesifikasi Djarum Black Menthol

    Tabel 3.8. Spesifikasi Djarum Black Mild

    Tabel 4.1. Persentase Produktivitas Pekerja Material A

    Tabel 4.2. Persentase Produktivitas Pekerja Material B

    Tabel 4.3. Persentase Produktivitas Pekerja Material C

    Tabel 4.4. Persentase Produktivitas Pekerja Material D

    Tabel 4.5. Persentase Produktivitas Pekerja Material E

    Tabel 4.6. Persentase Produktivitas Pekerja Material F

    Tabel 4.7. Persentase Produktivitas Pekerja Material G

    Tabel 4.8. Persentase Produktivitas Pekerja Material H

    Tabel 4.9. Persentase Produktivitas Pekerja Material I

    Tabel 4.10. Persentase Produktivitas Pekerja Material J

    Tabel 4.11. Beban Kerja yang Dialami Pekerja Bagian

    Material Preparation (Regu A)

    Tabel 4.12. Pengukuran Beban Kerja Operator

    Tabel 4.13. Hasil Data Percobaan Persentase, Waktu

    Baku, dan Beban Kerja Pekerja Wanita Regu A

  • viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Struktur Organisasi Departemen Produksi

    Gambar 3.1. Proses Bisnis PT Djarum Bagian SKM OASIS

    Gambar 4.1. Tata Letak Kantor Bagian Material

    Preparation dan Pre-process

    Gambar 4.2. Struktur Organisasi Bagian Material

    Preparation dan Pre-process

    Gambar 4.3. Diagram Alir Pelaksanaan Kerja Praktek

    Gambar 4.4. Grafik Persentase Produktivitas Pekerja

    Material A

    Gambar 4.5. Grafik Persentase Produktivitas Pekerja

    Material B

    Gambar 4.6. Grafik Persentase Produktivitas Pekerja

    Material C

    Gambar 4.7. Grafik Persentase Produktivitas Pekerja

    Material D

    Gambar 4.8. Grafik Persentase Produktivitas Pekerja

    Material E

    Gambar 4.9. Grafik Persentase Produktivitas Pekerja

    Material F

    Gambar 4.10. Grafik Persentase Produktivitas Pekerja

    Material G

    Gambar 4.11. Grafik Persentase Produktivitas Pekerja

    Material H

    Gambar 4.12. Grafik Persentase Produktivitas Pekerja

    Material I

    Gambar 4.13. Grafik Persentase Produktivitas Pekerja

    Material J

  • ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Lembar Pengamatan Pekerja Material A Hari 1

    Lampiran 2. Lembar Pengamatan Pekerja Material A Hari 2

    Lampiran 3. Lembar Pengamatan Pekerja Material A Hari 3

    Lampiran 4. Lembar Pengamatan Pekerja Material A Hari 4

    Lampiran 5. Lembar Pengamatan Pekerja Material B Hari 1

    Lampiran 6. Lembar Pengamatan Pekerja Material B Hari 2

    Lampiran 7. Lembar Pengamatan Pekerja Material B Hari 3

    Lampiran 8. Lembar Pengamatan Pekerja Material B Hari 4

    Lampiran 9. Lembar Pengamatan Pekerja Material C Hari 1

    Lampiran 10. Lembar Pengamatan Pekerja Material C Hari

    2

    Lampiran 11. Lembar Pengamatan Pekerja Material C Hari

    3

    Lampiran 12. Lembar Pengamatan Pekerja Material C Hari

    4

    Lampiran 13. Lembar Pengamatan Pekerja Material D Hari

    1

    Lampiran 14. Lembar Pengamatan Pekerja Material D Hari

    2

    Lampiran 15. Lembar Pengamatan Pekerja Material D Hari

    3

    Lampiran 16. Lembar Pengamatan Pekerja Material D Hari

    4

    Lampiran 17. Lembar Pengamatan Pekerja Material E Hari

    1

    Lampiran 18. Lembar Pengamatan Pekerja Material E Hari

    2

    Lampiran 19. Lembar Pengamatan Pekerja Material E Hari

    3

    Lampiran 20. Lembar Pengamatan Pekerja Material E Hari

    4

  • x

    Lampiran 21. Lembar Pengamatan Pekerja Material F Hari

    1

    Lampiran 22. Lembar Pengamatan Pekerja Material F Hari

    2

    Lampiran 23. Lembar Pengamatan Pekerja Material F Hari

    3

    Lampiran 24. Lembar Pengamatan Pekerja Material F Hari

    4

    Lampiran 25. Lembar Pengamatan Pekerja Material G Hari

    1

    Lampiran 26. Lembar Pengamatan Pekerja Material G Hari

    2

    Lampiran 27. Lembar Pengamatan Pekerja Material G Hari

    3

    Lampiran 28. Lembar Pengamatan Pekerja Material G Hari

    4

    Lampiran 29. Lembar Pengamatan Pekerja Material H Hari

    1

    Lampiran 30. Lembar Pengamatan Pekerja Material H Hari

    2

    Lampiran 31. Lembar Pengamatan Pekerja Material H Hari

    3

    Lampiran 32. Lembar Pengamatan Pekerja Material H Hari

    4

    Lampiran 33. Lembar Pengamatan Pekerja Material I Hari

    1

    Lampiran 34. Lembar Pengamatan Pekerja Material I Hari

    2

    Lampiran 35. Lembar Pengamatan Pekerja Material I Hari

    3

    Lampiran 36. Lembar Pengamatan Pekerja Material I Hari

    4

  • xi

    Lampiran 37. Lembar Pengamatan Pekerja Material J Hari

    1

    Lampiran 38. Lembar Pengamatan Pekerja Material J Hari

    2

    Lampiran 39. Lembar Pengamatan Pekerja Material J Hari

    3

    Lampiran 40. Lembar Pengamatan Pekerja Material J Hari

    4

    Lampiran 41. Faktor Penyesuaian Pekerja Material A

    Lampiran 42. Faktor Penyesuaian Pekerja Material B

    Lampiran 43. Faktor Penyesuaian Pekerja Material C

    Lampiran 44. Faktor Penyesuaian Pekerja Material D

    Lampiran 45. Faktor Penyesuaian Pekerja Material E

    Lampiran 46. Faktor Penyesuaian Pekerja Material F

    Lampiran 47. Faktor Penyesuaian Pekerja Material G

    Lampiran 48. Faktor Penyesuaian Pekerja Material H

    Lampiran 49. Faktor Penyesuaian Pekerja Material I

    Lampiran 50. Faktor Penyesuaian Pekerja Material J

    Lampiran 51. Tabel Faktor Kelonggaran Pekerja Material

    A

    Lampiran 52. Tabel Faktor Kelonggaran Pekerja Material

    B

    Lampiran 53. Tabel Faktor Kelonggaran Pekerja Material

    C

    Lampiran 54. Tabel Faktor Kelonggaran Pekerja Material

    D

    Lampiran 55. Tabel Faktor Kelonggaran Pekerja Material

    E

    Lampiran 56. Tabel Faktor Kelonggaran Pekerja Material

    F

    Lampiran 57. Tabel Faktor Kelonggaran Pekerja Material

    G

  • xii

    Lampiran 58. Tabel Faktor Kelonggaran Pekerja Material

    H

    Lampiran 59. Tabel Faktor Kelonggaran Pekerja Material

    I

    Lampiran 60. Tabel Faktor Kelonggaran Pekerja Material

    J

    Lampiran 61. Rekapitulasi Lembar Pengamatan Pekerja

    Material A

    Lampiran 62. Rekapitulasi Lembar Pengamatan Pekerja

    Material B

    Lampiran 63. Rekapitulasi Lembar Pengamatan Pekerja

    Material C

    Lampiran 64. Rekapitulasi Lembar Pengamatan Pekerja

    Material D

    Lampiran 65. Rekapitulasi Lembar Pengamatan Pekerja

    Material E

    Lampiran 66. Rekapitulasi Lembar Pengamatan Pekerja

    Material F

    Lampiran 67. Rekapitulasi Lembar Pengamatan Pekerja

    Material G

    Lampiran 68. Rekapitulasi Lembar Pengamatan Pekerja

    Material H

    Lampiran 69. Rekapitulasi Lembar Pengamatan Pekerja

    Material I

    Lampiran 70. Rekapitulasi Lembar Pengamatan Pekerja

    Material J

    Lampiran 71. Pengolahan Uji Petik Pekerja Material A

    Lampiran 72. Pengolahan Uji Petik Pekerja Material B

    Lampiran 73. Pengolahan Uji Petik Pekerja Material C

    Lampiran 74. Pengolahan Uji Petik Pekerja Material D

    Lampiran 75. Pengolahan Uji Petik Pekerja Material E

    Lampiran 76. Pengolahan Uji Petik Pekerja Material F

    Lampiran 77. Pengolahan Uji Petik Pekerja Material G

  • xiii

    Lampiran 78. Pengolahan Uji Petik Pekerja Material H

    Lampiran 79. Pengolahan Uji Petik Pekerja Material I

    Lampiran 80. Pengolahan Uji Petik Pekerja Material J

    Lampiran 81. Tabel Faktor Penyesuaian

    Lampiran 82. Tabel Faktor Kelonggaran

    Lampiran 83. Absensi Pelaksanaan Kerja Praktek

    Lampiran 84. Buku Harian Kerja Praktek

    Lampiran 85. Lembar Bimbingan Penyusunan Laporan Kerja

    Praktek

  • xiv

    DAFTAR PUSTAKA

    Laboratorium Analisis Perancangan Sistem Kerja dan

    Ergonomi Institut Teknologi Bandung. 2012. Tabel

    Penyesuaian dan Kelonggaran. Bandung.

    Laboratorium Analisis Perancangan Sistem Kerja dan

    Ergonomi UAJY. 2012. Buku Petunjuk Praktikum

    Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi

    Semester Genap 2012/2013. Yogyakarta.

    MENPAN. 2004. Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai

    Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan

    Formasi Pegawai Negeri Sipil. Keputusan Nomor :

    KEP/75/M.PAN/7/2004. Jakarta

    Niebel, B. W., and A. Freivalds. 1998. Methods,

    Standards, and Work Design. New York: WCB/McGraw-

    Hill,

    Rutter, R.. February 1994. Work Sampling: As a Win/Win Management Tool. Industrial Engineering. pp. 3031.

    Sutalaksana, Iftikhar Z. 2009. Teknik Tata Cara Kerja.

    ITB: Bandung.

    Wignjosoebroto, S. 1989. Teknik Tata Cara dan

    Pengukuran Kerja. Guna Widya: Surabaya.

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi

    Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY)

    mewajibkan semua mahasiswanya untuk melaksanakan kerja

    praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY

    memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi

    mahasiswa untuk mengenali suasana di industri serta

    menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan etos kerja

    profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.

    Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang

    simulasi profesi mahasiswa Teknik Industri. Paradigma

    yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek

    mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya.

    Bekerja, dalam hal ini mencakup kegiatan perencanaan,

    perancangan, perbaikan, penerapan dan pemecahanan

    masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan

    yang dilakukan oleh mahasiswa adalah:

    a. Mengenali ruang lingkup perusahaan

    b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu

    c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh

    atasan, supervisor atau pembimbing lapangan

    d. Mengamati perilaku sistem

    e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis

    f. Melaksanakan ujian kerja praktek

    1.2. Tujuan Kerja Praktek

    Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan

    Kerja Praktek ini adalah:

    a. Melatih kedisiplinan.

  • 2

    b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan

    kerja, dan atasan dalam perusahaan.

    c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan

    lingkungan kerja.

    d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam

    berproduksi dan menjalankan bisnis.

    e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan

    dengan praktek yang ada di perusahaan.

    f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem

    bisnis.

    1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

    Kegiatan Kerja Praktek ini dilaksanakan selama

    satu bulan, yaitu dimulai sejak tanggal 2 Juli 2013

    sampai dengan 2 Agustus 2013. Tempat pelaksanaan kerja

    praktek ini adalah di PT Djarum bagian SKM OASIS Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa

    Tengah.

    Selama pelaksanaan Kerja Praktek ini, Penulis

    ditempatkan pada Departemen Material Preparation dan

    Pre-Process PT Djarum bagian SKM (Sigaret Kretek Mesin)

    OASIS.

  • 3

    BAB 2

    TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

    2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

    Perusahaan Djarum didirikan oleh Oei Wie Gwan

    (almarhum). Oei Wie Gwan memulai usaha pertama kali di

    bidang produksi mercon. Oei Wie Gwan memproduksi mercon

    Leeuw (Leo) yang cukup terkenal saat itu mampu

    menguasai pasar Jawa.

    Musibah datang dan menghancurkan usaha yang telah

    dirintis di tahun 1929 ini. Tempat usaha meledak karena

    kecelakaan pada tahun 1939. Tiga tahun kemudian (1942),

    pabrik kembali meledak berawal dari kecerobohan para

    perampok yang saat itu berupaya merampok usaha ini.

    Oei Wie Gwan memutuskan untuk membuka perusahaan

    rokok. Ia membeli merek rokok Djarum berikut

    perizinannya. Merek Djarum itu terinspirasi dari jarum

    pemutar gramafon.

    Oei Wie Gwan merintis pendirian perusahaan rokok

    kretek Djarum pada tanggal 23 Agustus 1950. Sembilan

    bulan kemudian, tepatnya 21 April 1951, Menteri

    Keuangan memberikan izin usaha kepada Djarum sebagai

    perusahaan perorangan. Inilah momentum bersejarah yang

    hingga kini diperingati sebagai hari ulang tahun

    Djarum.

    Awalnya, perusahaan ini hanya dijalankan oleh

    sekitar 10 orang di jalan Bitingan Baru No. 28

    (Sekarang: Jalan A.Pekerja Material A No.28). Oei mulai

    memasarkan kretek dengan merek Djarum yang ternyata

    sukses di pasaran. Setelah perusahaan pada tahun 1963

    (Oei meninggal tidak lama kemudian), Djarum kembali

    bangkit dan memodernisasikan peralatan di pabriknya.

  • 4

    Selain dunia rokok, Djarum juga dikenal aktif

    terlibat dalam dunia bulu tangkis. Djarum telah

    menghasilkan pemain-pemain kelas dunia seperti Liem

    Swie King dan Alan Budi Kusuma. Selain itu, sejak tahun

    1998 perusahaan Djarum juga telah menguasai sebagian

    besar saham BCA. Untuk Bakti terhadap masyarakat dan

    lingkungan, Djarum memiliki lembaga khusus yaitu Djarum

    Foundation yang bergerak di bidang pendidikan, sosial,

    kebudayaan, dan lingkungan.

    Saat ini PT Djarum sedang membangun Pabrik Terpadu

    di daerah Gondangmanis Kecamatan Bae. Pabrik Terpadu

    tersebut dibangun untuk sentralisasi semua kegiatan di

    PT Djarum.

    2.2. Struktur Organisasi Perusahaan

    Struktur organisasi merupakan suatu hubungan

    struktural antara orang-orang yang saling berhubungan

    satu sama lain dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya

    masing-masing dalam suatu perusahaan.

    Struktur organisasi merupakan bagian yang penting

    dalam suatu perusahaan karena tanpa adanya struktur

    organisasi, suatu perusahaan tidak akan dapat

    menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu

    diperlukan pembentukan struktur organisasi yang baik

    yaitu dengan menempatkan orang-orang yang tepat pada

    jabatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

    sehingga orang-orang tersebut dapat melaksanakan

    pekerjaannya dengan baik.

    Ada bermacam-macam struktur organisasi yang

    digunakan dalam perusahaan. Struktur organisasi yang

    dipakai oleh satu perusahaan dapat berbeda dengan

    struktur organisasi yang dipakai oleh perusahaan

    lainnya. Struktur organisasi suatu perusahaan

  • 5

    disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, bentuk

    perusahaan dan besar kecilnya perusahaan.

    Adapun struktur organisasi yang ada di PT Djarum

    bagian SKM OASIS ditunjukkan pada Gambar 2.1.

  • 6

    Gambar 2.1.Struktur Organisasi Departemen Produksi

    Manajer Produksi

    Superintendent Administrasi, GS &

    Personil

    Superintendent Produksi

    StaffPPC

    Supervisor Personil GS

    StaffAdministrasi

    Clerk

    Unit Head GS

    Foreman

    Supervisor

    Unit Head

    Superintendent-Secondary

    Pre-Process

    Supervisor-

    Secondary

    Unit Head-

    Sweetener

    Process

    Unit Head-

    Filter

    Production

    Unit Head-

    Menthol

    Process

    Unit Head-

    Procure-

    ment

    Materials

    Regular

    Unit Head-

    Finished

    Good

    Shipment

    Unit Head

    Procure-

    ment

    Materials

    Export

    Operator Operator Operator Operator Operator OperatorOperator

  • 7

    Tugas, wewenang dan jabatan dari struktur

    organisasi PT Djarum Bagian SKM OASIS dapat

    dijelaskan sebagai berikut:

    1. Manajer Produksi

    Berikut ini merupakan tugas manajer produksi:

    a. Melaksanakan kebijakan produksi dalam bidang

    produksi.

    b. Menentukan strategi produksi

    2. Superintendent

    Seorang pengawas dan pemimpin yang berada di atas

    supervisor tetapi tingkatannya di bawah manajer.

    Tugasnya adalah:

    a. Mengawasi kinerja supervisor dan staff yang berada

    di bawahnya.

    b. Memikirkan bagaimana improvement yang baik,

    sehingga dapat menunjang produktivitas perusahaan.

    c. Menggalang teamwork untuk menciptakan suatu

    lingkungan dan suasana kerja yang baik.

    d. Membantu menyelesaikan masalah yang terjadi di

    lantai produksi.

    3. Supervisor

    Tanggung jawab utama supervisor:

    a. Bertanggung jawab dalam melakukan supervisi

    langsung terhadap kepala regu yang dibawahinya

    (serta mampu mensupervisi secara tidak langsung

    semua karyawan yang berada di bawah tanggung

    jawabnya), hal ini termasuk dalam memberikan

    bimbingan/pelatihan kepada anak buah guna mencapai

    tingkat batas minimum kemampuan yang diperlukan

    bagi teamnya dan mendisiplinkan anak buahnya

  • 8

    sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku di

    perusahaan.

    b. Bertanggung jawab dalam mencapai tingkat kuantitas

    (output),kualitas dan schedule produksi serta

    tingkat utilisasi mesin produkssi yang telah

    ditetapkan dan disepakati bersama.

    c. Bertanggung jawab dalam pemenuhan standard

    kualitas hasil produksi sesuai dengan tingkat

    kebutuhan customer & schedule pengiriman hasil

    produksi sesuai PPIC schedule.

    d. Bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja dan

    standard kebersihan lingkungan kerja

    (keteraturan/kerapihan lingkungan kerja).

    e. Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi dan

    membina kerja sama team yang solid.

    f. Bertanggung jawab dalam membuat laporan secara

    berkala kepada atasannya atas hasil kerjanya

    beserta analisa permasalahannya, tindakantindakan perbaikan atas permasalahan tersebut serta batas

    waktu estimasi penyelesaian masalahmasalah tersebut secara singkat , padat dan kongkrit.

    Adapun wewenang dari supervisor:

    a. Wewenang dalam mendisiplinkan anak buahnya sesuai

    dengan kententuan/peraturan yang berlaku di

    perusahaan.

    b. Wewenang dalam menghentikan dan mengatur

    pengoperasian mesin mesin produksi guna mencapai hasil produksi yang sesuai dengan kebutuhan

    pelanggan serta pemenuhan batas waktu pengiriman

    hasil produksi.

    4. Administrasi

  • 9

    Tugas administrasi secara umum adalah:

    a. Membuat kuitansi untuk pembayaran yang telah

    lunas.

    b. Mengurus administrasi mengenai JAMSOSTEK.

    c. Menyalurkan telepon yang masuk ataupun keluar di

    dalam perusahaan.

    d. Mengurus perpajakan yang menyangkut masalah

    perusahaan.

    5. Personil dan General Service

    a. Mencatat semua hal yang berhubungan dengan

    ketenagakerjaan

    b. Mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan

    pelayanan umum seperti housekeeping dan pelayanan

    pantry.

    6. Production Planning and Control

    a. Merencanakan dan menjadwalkan produksi perusahaan

    b. Menerapkan perencanaan produksi tersebut ke lantai

    produksi

    c. Mengendalikan alur produksi pada suatu perusahaan

    d. Mengevaluasi perencanaan dan jadwal produksi

    7. Unit Head

    a. Memimpin dan mengawasi anak buah (operator masing-

    masing regu)

    b. Memastikan kelancaran produksi

    c. Merekap hasil produksi tiap shift

    8. Material Preparation

    Mempunyai wewenang untuk menginformasikan masalah

    kelengkapan identifikasi lot produksi. Bertanggung

    jawab akan persediaan material proses di sub

    departemen, kelancaran distribusi part hasil dan

    identitas produksi ke bagian terkait, bagian

  • 10

    handling ini mengatur persediaan material proses dan

    mendata jumlah material yang keluar dan masuk.

    9. Pre-Process

    a. Memproduksi material pendukung dan pelengkap yang

    digunakan untuk proses produksi rokok (filter,

    foil ber-menthol, dan pemanis CTP)

    b. Menjembatani bagian material preparation dengan

    bagian proses

    10. Clerk

    Mencatat semua administrasi dalam produksi

    11. Operator

    Operator produksi mempunyai wewenang untuk

    menginformasikan pada pimpinan kerja apabila terjadi

    masalah kualitas terhadap barang yang diproduksinya.

    Bertanggung jawab dalam pencapaian target produksi.

    Mengisi laporan produksi, melaksanakan aktifitas

    produksi sesuai dengan item part dan jumlah yang

    telah ditentukan.

    2.3. Manajemen Perusahaan

    2.3.1. Visi dan misi perusahaan

    Visi perusahaan:

    Menjadi yang terbesar dalam nilai penjualan dan

    profitabilitas di industri rokok Indonesia.

    Misi perusahaan :

    Kami hadir untuk memuaskan kebutuhan merokok para

    perokok.

    Uraian visi :

    Kepemimpinan dalam pasar dengan cara menghasilkan

    produk-produk yang berkualitas tinggi secara konsisten

    dan inovatif untuk memuaskan konsumen. Penciptaan citra

  • 11

    positif yang kuat untuk perusahaan dan produk-produk

    kita. Manajemen profesional yang berdedikasi serta

    sumber daya manusia yang kompeten.

    Nilai Inti

    Untuk mendukung tercapainya visi masa depan tersebut,

    Djarum telah mendefinisikan, menetapkan, dan akan

    menerapkan lima nilai inti dari perusahaan :

    a. Fokus kepada pelanggan

    Mendengarkan pelanggan dan memenuhi kebutuhan

    mereka dengan cara terbaik yang dapat kita lakukan.

    Karakteristiknya adalah meliputi berorientasi pada

    pelayanan, kualitas, perbaikan yang berkesinambungan,

    inovasi, serta konsep pemasar.

    b. Profesionalisme

    Profesionalisme lebih merupakan suatu sikap, dan

    bukan hanya suatu perangkat kemampuan. Seorang

    profesional adalah orang yang bekerja dengan sikap yang

    baik dan melakukannya dengan cara yang terbaik, serta

    memiliki perhatian yang serius. terbaik, serta memiliki

    perhatian yang serius. Karakteristiknya adalah

    kompeten, integritas, sinergi, komitmen, berorientasi

    pada prestasi kerja, rasa tanggung jawab, dan

    excellence.

    c. Organisasi yang terus belajar

    Organisasi yang belajar dari karyawan internal,

    pelanggan external, serta lingkungan sekitarnya secara

    terus menerus. Belajar adalah kepentingan seluruh

    jenjang. Dilandasi sikap keterbukaan dan saling percaya

    sehingga orang berani melakukan perubahan dan percobaan

    tanpa merasa terancam. Karakteristiknya adalah berpikir

  • 12

    sistematis, belajar dan bereksperimen dengan cara-cara

    baru, belajar dari pengalaman dan sejarah kita sendiri,

    belajar dari pengalaman orang lain dan tindak tanduk

    terbaik mereka, dan menyebarluaskan pengetahuan dengan

    cepat dan efisien ke seluruh jenjang organisasi.

    d. Satu Keluarga

    Suatu himpunan orang yang mempunyai pertalian khas

    dan mau hidup bersama dengan tata cara yang disepakati

    bersama untuk mencapai satu tujuan. Karakteristik yang

    dimaksud yaitu setiap orang memiliki nilai dan peran,

    rasa memiliki, saling mendukung, kebanggaan dan

    kehormatan, dan saling memperhatikan dan menghormati.

    e. Tanggung Jawab Sosial

    Tanggung jawab sosial adalah peka dan peduli

    terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan dalam

    kehidupan bisnis kita. Karakteristiknya adalah

    kepedulian terhadap lingkungan (internal dan

    eksternal), menjadi warga negara yang baik melalui

    kemitraan, kepedulian, dan kepekaan, dan rasa tanggung

    jawab sosial yang hanya terbatas dimana kegiatan

    berada.

    2.3.2. Ketenagakerjaan

    Hal-hal yang berkaitan dengan ketenagakerjaan di

    PT Djarum diatur sebagai berikut:

    1. Pengadaan Tenaga Kerja

    Prosedur dan syarat-syarat yang ditetapkan dalam

    penarikan tenaga kerja pada PT Djarum antara lain:

    a. Pengisian formulir, dimaksudkan untuk memperoleh

    informasi dan data yang lengkap dari calon

    karyawan.

  • 13

    b. Mengikuti psikotest

    c. Wawancara, dalam wawancara ini biasanya mudah

    dinilai tentang penampilan, kemampuan bicara,

    pendidikan dan sebagainya.

    d. Pemeriksaan kesehatan, untuk mencegah terhadap

    kemungkinan memperoleh karyawan yang menderita

    suatu penyakit yang dapat menganggu proses kerja.

    2. Jam kerja karyawan

    Peraturan jam kerja karyawan pada perusahaan PT

    Djarum bagian SKM OASIS telah diatur sesuai dengan

    ketentuan pemerintah.

    Adapun peraturan jam kerja PT Djarum SKM OASIS

    yang berlaku adalah sebagai berikut:

    Karyawan dengan jam kerja Shift

    a. Shift I Pukul 06.00 14.00 WIB Jam istirahat diatur sendiri dengan durasi

    istirahat selama 1 jam

    b. Shift II Pukul 14.00 22.00 WIB Jam istirahat diatur sendiri dengan durasi

    istirahat selama 1 jam

    c. Shift III Pukul 22.00 06.00 WIB Jam istirahat diatur sendiri dengan durasi

    istirahat selama 1 jam.

    Hari Minggu, mesin beroperasi mulai shift II pukul

    14.00 (sesuai shift)

    Karyawan dengan jam kerja non shift

    a. Hari Senin Jumat: Bekerja mulai pukul 07.00 16.00 WIB Jam istirahat pukul 12.00 13.00 WIB

    b. Hari Sabtu

    Bekerja mulai pukul 07.00 12.00 WIB

  • 14

    3. Kesejahteraan Karyawan

    Agar didapat hasil kerja yang sesuai dengan

    tujuan serta untuk meningkatkan semangat karyawan,

    maka pimpinan perusahaan memberikan fasilitas-

    fasilitas antara lain:

    a. Tunjangan hari raya dan tunjangan lainnya

    b. Kantin

    c. Mushola

    d. Tempat parkir sepeda motor dan mobil

    Dalam suatu perusahaan, keselamatan kerja

    karyawan merupakan hal yang sangat penting karena

    dapat mempengaruhi produktivitas maupun citra

    perusahaan tersebut. PT Djarum telah memberi

    perhatian tersendiri untuk keselamatan kerja

    karyawannya. Hal ini terlihat dengan diberikannya

    perlengkapan kerja, antara lain masker, sarung

    tangan, google untuk workshop, safety helm, dan

    safety shoes.

    Penggunaan perlengkapan kerja tiap operator

    berbeda-beda. Apabila terjadi suatu kecelakaan

    kerja, maka akan dilihat terlebih dahulu apa

    penyebabnya dan biaya pengobatan pasien ditanggung

    oleh perusahaan.

    Terdapat juga obat-obatan dan minuman bergizi.

    Untuk Panelis atau yang disebut master diberikan

    suntikan kesehatan setiap bulan sekali. Panelis

    adalah orang yang bertugas untuk mencicipi rasa

    rokok dari departemen R&D. Terdapat juga susu sapi

    untuk ibu-ibu bagian tembakau manual. Susu

    disinyalir dapat menetralkan tembakau dan berguna

  • 15

    untuk kesehatan. Terdapat juga biaya berobat bagi

    karyawan yang sedang sakit.

    4. Fasilitas

    Djarum menyediakan beberapa fasilitas, yaitu :

    a. Beasiswa Pendidikan

    Untuk karyawan PT Djarum yang sudah berkeluarga

    berhak mendapatkan beasiswa dari PT Djarum untuk

    jenjang SD SMA bagi anak yang berprestasi. b. Olahraga

    PT Djarum menyediakan fasilitas Lapangan

    Bulutangkis, Lapangan Voli, Lapangan Basket,

    tempat fitness, jogging track.

    c. Kendaraan

    Untuk level Manajer, Senior Manajer, dan Direktur

    mendapat pinjaman mobil dinas dari PT Djarum

    selama menjabat posisi tersebut.

    2.3.3. Pemasaran

    Pemasaran produk PT Djarum saat ini tidak hanya di

    dalam negeri namun juga hingga ke luar negeri. Untuk

    pemasaran di dalam negeri, PT Djarum memiliki

    distributor yang tersebar di wilayah Indonesia bagian

    barat dan Indonesia bagian tengah. Sedangkan untuk

    pemasaran ke luar negeri, PT Djarum telah merambah ke

    India, Malaysia, Singapura, Amerika, dan Eropa. PT

    Djarum juga telah memiliki perusahaan di Brazil.

    Sebagian para pekerjanya tetap orang Indonesia yang

    ditugaskan di Brazil.

    Untuk meningkatkan pelayanan, PT Djarum telah

    memiliki cabang di seluruh Indonesia. Sebagian besar

    cabang kantor pemasarannya berada di Pulau Jawa.

  • 16

    BAB 3

    TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

    3.1. Proses Bisnis Perusahaan

    Proses bisnis merupakan rangkaian aktivitas antar

    bagian dalam suatu perusahaan. Proses bisnis sendiri

    adalah sekumpulan tugas atau aktivitas untuk mencapai tujuan

    yang diselesaikan baik secara berurut atau paralel, oleh

    manusia atau sistem, baik di luar atau di dalam organisasi

    Adapun proses bisnis yang ada di PT Djarum bagian SKM

    OASIS ditunjukkan pada Gambar 3.1. di bawah ini.

    Gambar 3.1. Proses Bisnis PT Djarum Bagian SKM OASIS

    Logistik & SCM Administrasi Pre-Proses Quality ControlMaintenance Primary

    Menerima order

    dari marketing

    pusat

    Melakukan

    Penjadwalan 1

    periode

    Meeting Kapasitas

    Menerima jadwal

    produksi

    Menerima jadwal

    produksi

    Menerima jadwal

    produksi

    Menerima jadwal

    produksi

    Produksi

    Menerima jadwal

    produksi

    Menyiapkan

    Material (CTP,

    Filter,Papir,dll)

    Menyiapkan proses

    inspeksi

    Menyiapkan

    Tembakau siap

    proses

    Memproduksi

    sesuai jadwal

    Menerima Hasil

    Produksi

    Evaluasi hasil

    produksi

  • 17

    Proses Bisnis di SKM OASIS bermula dari bagian

    logistik dan SCM yang menerima order dari marketing

    pusat. Kemudian dari bagian logistik dan SCM mengadakan

    meeting dengan bagian produksi, QC, maintenance, pre-

    proses, primary, dan administrasi. Meeting tersebut

    diadakan setiap hari Selasa pada pukul 14.00-16.00 di

    ruang meeting SKM OASIS. Dari hasil meeting tersebut

    akan digunakan untuk perencanaan dan penjadwalan

    seminggu ke depan guna memenuhi order tersebut.

    Administrasi PPIC (Production Planning and

    Inventory Control) akan merencanakan dan menjadwalkan,

    kemudian pada hari Jumat akan diedarkan kembali ke

    bagian yang terkait. Dalam merencanakan dan

    menjadwalkan produksi tersebut terdapat banyak elemen

    yang harus dipertimbangkan dari masing-masing bagian.

    Misalkan pada bagian primary sanggup atau tidak dalam

    memenuhi kebutuhan tembakau pada bagian produksi rokok.

    Primary adalah bagian yang berkewajiban untuk menyuplai

    tembakau ke bagian produksi.

    Untuk bagian maintenance dimungkinkan terjadi

    perawatan berkala terhadap mesin. Hal tersebut

    memungkinkan menganggu pemenuhan order atau tidak.

    Bagian preproses masih memiliki stok material pendukung

    atau tidak. Quality control juga harus merencanakan

    berapa sampel yang harus diambil pada setiap kali

    inspeksi. Perencanaan dan penjadwalan tersebut juga

    dapat berubah secara mendadak misalkan terdapat

    kejadian insidental. Sebagai contoh, ketika terjadi

    banjir di pihak supplier dan tidak dimungkinkan untuk

    mengirim material ke SKM OASIS PT Djarum atau mungkin

    terjadi kerusakan mesin secara mendadak. Hal tersebut

  • 18

    biasanya diatasi dengan meeting darurat seketika itu

    juga. Pada akhir produksi, produk rokok tersebut akan

    dikirim ke bagian logistik dan SCM sebelum nantinya

    rokok tersebut akan dipasarkan.

    3.2. Produk yang Dihasilkan

    Produk yang dihasilkan oleh PT Djarum bagian SKM

    OASIS adalah rokok. Ada bermacam-macam rokok seperti

    Djaru Super isi 12, Djarum Super Mild, Djarum Black,

    Djarum Black Menthol, Djarum Black Cappucino, Djarum

    Black Mild, LA Lights, LA Lights Menthol. Selain

    beberapa rokok tersebut masih terdapat banyak lagi

    jenis rokok yang diproduksi PT Djarum. Dari rokok

    tersebut masih terbagi lagi untuk kualitas ekspor ke

    luar negeri maupun reguler dalam negeri. Produk Djarum

    di SKM OASIS beserta spesifikasinya dapat dilihat pada

    Tabel 3.1. hingga Tabel 3.8.

    Tabel 3.1. Spesifikasi Djarum Super 12

    Material

    Filter : Non Porous

    Diamater : 7,95

    Pressure Drop : 18010

    Lem CP : Lem

    Cortipping

    Lem TP : Lem Sigaret

    Mesin

    Tabel 3.2. Spesifikasi Djarum Super Mild (MLD)

    Material

    Filter : Porous

    Diamater : 6,95

    Pressure Drop : 48010

    Lem CP :Lem Cortipping

    Lem TP :Lem Sigaret

    Mesin

    Fisik

    Parameter Satuan Spesifikasi

    Berat

    rokok/100bt gr 1522

    Diameter mm 80,05

    Pressure Drop mmH2O 955

    Ventilasi %

    Fisik

    Parameter Sat. Spec

    Berat /100bt gr 962

    Berat tob rod/bt mgr 790

    Diameter mm 70,05

    Pressure Drop mmH2O 1155

    Ventilasi % 455

  • 19

    Tabel 3.3. Spesifikasi L.A. Lights

    Material

    Filter : Porous

    Diamater : 6,95

    Pressure Drop :

    48015

    Lem CP :Lem

    Cortipping

    Lem TP :Lem Sigaret

    Mesin

    Tabel 3.4. Spesifikasi L.A. Lights Menthol

    Material

    Filter : Porous

    Diamater : 6,95

    Pressure Drop :

    48015

    Lem CP :Lem

    Cortipping

    Lem TP :Lem Sigaret

    Mesin

    Tabel 3.5. Spesifikasi Djarum Black

    Material

    Filter : Non Porous

    Diamater : 6,95

    Pressure Drop :

    36010

    Lem CP :Lem

    Cortipping

    Lem TP :Lem Sigaret

    Mesin

    Fisik

    Parameter Satuan Spesifikasi

    Berat

    rokok/100bt gr 1032

    Berat tob

    rod/bt mgr 840

    Diameter mm 70,05

    Pressure Drop mmH2O 1155

    Ventilasi % 455

    Fisik

    Parameter Satuan Spesifikasi

    Berat

    rokok/100bt gr 1032

    Berat tob

    rod/bt mgr 840

    Diameter mm 70,05

    Pressure Drop mmH2O 1155

    Ventilasi % 455

    Fisik

    Parameter Satuan Spesifikasi

    Berat

    rokok/100bt gr 1032

    Berat tob

    rod/100 bt mgr 86

    Diameter mm 70,05

    Pressure Drop mmH2O 1305

    Ventilasi %

  • 20

    Tabel 3.6. Djarum Black Cappucino

    Material

    Filter : Non Porous

    Diamater : 6,95

    Pressure Drop :

    36010

    Lem CP :Lem

    Cortipping

    Lem TP :Lem Sigaret

    Mesin

    Tabel 3.7. Djarum Black Menthol

    Material

    Filter : Non Porous

    Diamater : 6,95

    Pressure Drop :

    36010

    Lem CP :Lem

    Cortipping

    Lem TP :Lem Sigaret

    Mesin

    Tabel 3.8. Spesifikasi Djarum Black Mild

    Material

    Filter : Dual

    Diamater : 6,95

    Pressure Drop : 480

    Lem CP :Lem

    Cortipping

    Lem TP :Lem Sigaret

    Mesin

    3.3. Proses Produksi

    Proses produksi adalah cara atau teknik

    menciptakan sesuatu melalui tahapan-tahapan dari bahan

    baku untuk diubah dengan cara-cara tertentu secara urut

    dan sistematis untuk menghasilkan suatu produk yang

    memiliki fungsi tertentu.

    Fisik

    Parameter Satuan Spesifikasi

    Berat

    rokok/100bt gr 1032

    Berat tob

    rod/100 bt mgr 86

    Diameter mm 70,05

    Pressure Drop mmH2O 1305

    Ventilasi %

    Fisik

    Parameter Satuan Spesifikasi

    Berat

    rokok/100bt gr 1032

    Berat tob

    rod/100 bt mgr 86

    Diameter mm 70,05

    Pressure Drop mmH2O 1305

    Ventilasi %

    Fisik

    Parameter Satuan Spesifikasi

    Berat

    rokok/100bt gr 842

    Diameter mm 70,05

    Pressure Drop mmH2O 1105

    Ventilasi % 505

  • 21

    Suatu proses produksi melibatkan penggunaan sumber

    daya. Sumber daya yang digunakan merupakan modal utama

    untuk memulai suatu proses produksi. Sumber daya yang

    dibutuhkan dalam proses produksi yaitu meliputi:

    a. Material

    Material meliputi segala jenis bahan bahan yang

    diproses oleh mesin dan manusia yang sehingga

    menjadi produk jadi yang bisa dipakai konsumen.

    Dalam hal tersebut adalah kertas paper, CTP,

    alumunium foil, kertas inner, plastik OPP, karton

    pak, karton press, pita cukai, filter, dan material

    utamanya adalah racikan tembakau yang telah dicampur

    dengan resep-resep khusus.

    b. Manusia

    Manusia merupakan komponen penting dalam proses

    produksi. Manusia harus merencanakan dan juga

    menjadi elemen pendukung dalam terjadinya proses

    produksi karena di PT Djarum bagian SKM ini proses

    produksi hampir semua dilakukan oleh Mesin. Manusia

    berperan sebagai perencana, operator, QC, dan

    teknisi dalam proses produksi di SKM PT Djarum.

    c. Metode

    Metode adalah cara-cara yang digunakan untuk

    mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Ppada SKM

    OASIS ini metode pengolahan menggunakan mesin untuk

    assembly rokok sampai dengan bentuk press dan

    dilakukan pengepakan dalam bentuk bale dengan manual

    oleh tenaga manusia.

    d. Money (modal/dana)

    Dana yang dimaksud adalah dana/uang yang akan

    dikeluarkan untuk membeli bahan baku, biaya riset,

  • 22

    membayar tenaga kerja, membayar daya listrik, pajak,

    dll.

    e. Mesin

    Mesin sangat dibutuhkan dalam proses produksi.

    Karena di SKM PT Djarum ini proses produksi adalah

    semi otomatis. Mulai dari pelintingan sampai pada

    pengemasan di dalam Press/Slope dilakukan oleh mesin

    (Otomasi)

    3.3.1. Bahan Baku (raw materials)

    Dalam pengadaan material, PT Djarum tidak

    mengandalkan hanya pada satu supplier saja. Bahan baku

    yang ada terdiri atas bahan baku finished blend, bahan

    baku rokok batangan, dan bahan baku rokok pak.

    1. Bahan Baku Finished Blend

    Bahan baku finished blend terdiri dari tembakau,

    cengkeh, dan saos.

    a. Tembakau

    Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan rokok

    adalah tembakau. Industri rokok sangat tergantung pada

    keberadaan tanaman ini. Tembakau yang mempunyai

    bermacam-macam jenis ini dipanen setiap setahun sekali.

    Kualitas daunnya tidak sama untuk setiap bibit, bahkan

    dari bibit yang sama bisa menghasilkan kualitas daun

    yang berbeda bila ditanam di daerah yang berlainan atau

    mengalami perawatan yang berbeda. Menanam tembakau

    bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Seringkali petani

    mengalami kegagalan panen. Penyebabnya antara lain

    masalah air dan hama.

    Untuk mengantisipasi fluktuasi persediaan tembakau,

    dibuat sistem pergudangan pada saat panen. Persediaan

  • 23

    tersebut digunakan saat musim tanam atau jika terjadi

    kegagalan panen. Pergudangan tembakau tidak hanya

    dilakukan semata-mata untuk persediaan, tetapi juga

    berguna untuk proses penempatan (aging/ fermentasi) di

    mana tembakau ditempatkan di gudangn dalam keadaan

    saling bertumpukkan. Secara berkala tumpukkan dirotasi

    sehingga tekanan untuk setiap tembakau merata, tembakau

    menjadi padat, kering, dan menimbulkan aroma tertentu.

    Penyimpanan ini dilakukan minimal selama dua tahun agar

    dapat menghasilkan tembakau yang memiliki aroma

    tembakau bermutu tinggi.

    Untuk menjada pasok tembakau dan sekaligus membantu

    peningkatan penghasilan petani, dilakukan Pengembangan

    Tanaman Tembakau Djarum (PTTD) pada beberapa kemitraan

    yang dilakukan di Lombok, Bondowoso, dan Bromo. Dengan

    cara semacam ini perusahaan memperoleh bahan baku

    bermutu dan sekaligus mampu meningkatkan penghasilan

    petani tembakau. Bagian pengambilan ini mempunyai suatu

    divisi yang terbagi menurut daerah pembelian tembakau

    dan cengkeh yang harus dijangkau. Tim ini terdiri atas

    pakar dalam bidang tembakau Madura, Bojonegoro,

    Temanggung, dan Weleri. Masing-masing pakar kemudian

    membagi tembakau tiap daerah menjadi beberapa tingkatan

    jenis (grade).

    Ada dua macam tembakau yang dibeli yang dibedakan

    berdasarkan keadaan fisiknya. Yang pertama adalah

    tembakau krosok (leaf tobacco) di mana daunnya masih

    berbentuk lembaran. Tembakau krosok ini diproses dahulu

    oleh koperasi petani tembakau dengan memisahkan tulang

    daun dari lamina atau helai daun, baru setelah itu

    disimpan dalam gudang penyimpanan tembakau. Yang kedua

  • 24

    adalah tembakau ranjang (pre-cut tobacco). Jenis ini

    sudah tidak berbentuk lembaran daun lagi, tetapi sudah

    diiris menjadi potongan-potongan halus memanjang.

    Penyimpanan tembakau dalam gudang harus dilakukan

    secara teliti dan penempatannya berdasarkan jenis,

    daerah asal, serta umur tembakau sesuai dengan grade

    masing-masing. Umumnya grading tembakau di Indonesia

    hanya dilakukan sampai 40, tetapi PT Djarum membaginya

    hingga grade 100. Grading dilakukan berdasarkan kadar

    nikotin dan kadar gula sebagai basis, di samping tiga

    aspek penting lainnya (warna, aroma, dan fisik).

    Masing-masing tembakau grading-nya berbeda. Misalnya

    saja untuk tembakau Madura ada empat grade.

    Tembakau yang telah dibeli dan dikumpulkan itu,

    disimpan di berbagai gudang yang tersebar di berbagai

    lokasi di Kudus dan sekitarnya. Untuk mengambil

    tembakau dan cengkeh perlu persetujuan dari Production

    Quality Control (PQC) agar bisa melakukan permintaan

    pengambilan tembakau dari gudang melalui Pusat

    Administrasi Gudang (PAG) pada siang hari. Prosedur

    yang ketat ini mutlak ditaati karena semua tembakau dan

    cengkeh mempunyai spesifikasi tertentu dalam umur

    penggunaannya. Oleh karena itu datanya harus diolah

    untuk mengetahui mana yang sudah boleh diambil dan mana

    yang belum boleh diambil.

    Pada saat melakukan peramuan untuk jenis rokok

    tertentu, tidak sembarang tembakau boleh dicampur,

    melainkan harus sesuai resep yang telah ditentukan,

    termasuk dari grade mana klasifikasi tembakau tersebut.

  • 25

    b. Cengkeh

    Cengkeh merupakan ciri khas rokok kretek. Cengkeh

    dapat diperoleh sepanjang tahun, baik dari pasar local

    maupun dari luar negeri, misalnya cengkeh Zanzibar yang

    memiliki aroma khas. Cengkeh yang dipakai berbentuk

    gelondongan.

    c. Saos

    Saos merupakan bahan baku yang kerahasiaannya

    selalu terjaga. Tingkat kesulitan untuk meramu saos

    jauh lebih sulit daripada meramu tembakau. Karena

    kesulitan yang tinggi dan merupakan rahasia utama

    perusahaan, pembuatannya langsung dikelola oleh bagian

    R&D. Secara umum, pembuatan saos ini merupakan

    ekstraksi dari berbagai bahan yang telah ditentukan.

    Jenis saos ada dua macam, yaitu casing dan flavor.

    Casing digunakan untuk memberi rasa pada campuran

    (blend), sedangkan flavor digunakan untuk memberi aroma

    pada blend.

    2. Bahan Baku Rokok Batangan

    Bahan baku rokok batangan berupa finished blend,

    filter rod, cigarette paper (paper), Cork Tipping Paper

    (CTP), cairan pemanis dan menthol (optional), lem

    paper, dan tinta.

    a. Tobacco Finished Blend

    Tobacco finished blend adalah tembakau siap jadi,

    di mana tembakau ini sudah melalui proses pencampuran

    dengan bahan-bahan lain, seperti cengkeh, saos, dan

    flavor.

    b. Filter Rod

  • 26

    Filter dibuat menggunakan mesin KDF yang memiliki

    kapasitas 395.000 untuk Rak Hauni hingga 396.000

    batang/jam untuk Rak Gemini jika menggunakan plug wrap

    yang porous. Untuk plug wrap yang non porous, mesin KDF

    hanya mampu memproduksi 247.000 batang/jam untuk Rak

    Gemini. Filter baru dapat digunakan empat jam setelah

    diproduksi.

    Bahan baku dalam pembuatan filter terdiri atas

    acetate tow, hotmelt, triacetine, inner glue, dan plug

    wrap. Pada pembuatan filter dihasilkan limbah berupa

    paper, acetate tow yang terurai, dan filter yang tidak

    memenuhi spesifikasi. Paper dan acetate tow yang di-

    reject tidak dapat digunakan lagi, dengangkan filter

    yang tidak memenuhi standar dijual ke pabrik rokok yang

    kecil. Berikut ini adalah bahan baku dalam pembuatan

    filter yang dimaksud:

    1) Acetate Tow

    Acetate tow berupa serat seperti kapas berwarna

    putih yang sangat tipis dan tidak terputus dalam

    satu gulungan. Acetate tow merupakan bahan baku

    utama dalam pembuatan filter rod maupun filter roll.

    Filter roll merupakan filter yang berbentuk

    gulungan. Sedangkan filter rod merupakan filter yang

    telah dipotiong menjadi batangan. Acetate tow

    diimpor dari Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat.

    2) Hotmelt

    Hotmelt berupa potongan-potongan kecil berukuran

    kurang lebih 7 mm. Hotmelt berbentuk kotak dan

    berwarna kekuningan. Hotmelt digunakan sebagai lem

    untuk merekatkan ujung-ujung dari plug wrap.

    3) Triacetine

  • 27

    Triacetine berupa larutan putih. Triacetine

    digunakan untuk mengeraskan dan mengenyalkan acetate

    tow.

    4) Inner glue

    Inner glue berupa larutan yang digunakan sebagai lem

    untuk merekatkan acetate tow dengan plug wrap. Inner

    glue terbuat dari campuran triacetine dan potongan

    acetate tow.

    5) Plug wrap

    Plug wrap merupakan pembungkus filter, berupa kertas

    berwarna putih. Plug wrap ini lebih kuat dari paper

    dan tahan air. Plug wrap ada dua macam, yaitu porous

    dan non porous

    c. Cigarette Paper

    Paper adalah kertas yang digunakan untuk membungkus

    tobacco finished blend. Setiap Cigarette Maker (CM)

    membutuhkan sekitar 28 paper/hari.

    d. Cork Tipping Paper (CTP)

    Cork Tipping Paper adalah kertas yang digunakan

    untuk melapisi sambungan antara batangan rokok (tobacco

    rod) dengan filter, CTP yang akan digunakan harus

    melewati proses pemanisan CTP (pada pre-process)

    e. Cairan Pemanis (optional)

    CTP tawar kemudian dimaniskan dengan menggunakan

    cairan pemanis yang mengandung glukosa dan alcohol.

    Tujuannya untuk memberi rasa manis pada CTP.

    f. Menthol (optional)

    Menthol hanya digunakan pada LA Light Menthol dan

    Djarum Black Menthol di mana pada aluminiumnya

    dilakukan aplikasi menthol.

    g. Lem

  • 28

    Lem digunakan untuk melekatkan paper, kertas CTP,

    maupun untuk merekatkan bahan seperti aluminium foil,

    kertas inner frame, etiket (blank), kertas craft, dan

    bandrol. Penggunaan lem dibagi menjadi dua, yaitu:

    1) Lem yang digunakan dalam proses pembuatan sigaret

    (pada mesin cigarette maker) meliputi lem cigarette/

    side seam, digunakan untuk merekatkan antar dua

    paper, dan lem CTP yang digunakan untuk mengelem

    Cork Tipping.

    2) Lem yang digunakan dalam proses pengemasan (pada

    mesin packer) yaitu lem 8065 yang digunakan untuk

    mengelem kertas etiket (blank) dan kertas inner

    frame.

    h. Tinta

    Tinta hanya digunakan dalam pembuatan produk Djarum

    Super, di mana tinta digunakan untuk membuat logo pada

    Paper.

    Dalam pembuatan rokok batangan, juga digunakan

    bahan pembantu seperti alcohol (Aqua DM 1), suction

    tape, dan garniture tape.

    3.3.2. Proses Produksi Rokok

    Proses pembuatan rokok di Sigaret Kretek Tangan

    (SKT) dilakukan secara manual, sedangkan pembuatan SKM

    dilakukan dengan menggunakan mesin (otomatisasi

    produksi). Proses produksi pada SKM bersifat continous.

    Proses produksi di departemen produksi dibagi atas dua

    bagian utama, yaitu di bagian primary (processing) dan

    secondary.

  • 29

    1. Proses Produksi di Primary

    Bagian primary merupakan tempat mengolah tembakau,

    cengkeh, dan material tambahan lainnya untuk

    menghasilkan komposisi blend (tembakau stelan) yang

    homogen. Outputnya dikenal dengan finished blend.

    Bagian primary membuat finished blend yang beragam,

    sesuai dengan kebutuhan produksi karena setiap rokok

    campurannya berbeda-beda. Finished blend ini kemudian

    dikirimkan ke bagian secondary, Bagian primary terdiri

    dari pra-process dan main process. Di bagian ini ada 3

    kegiatan utama, yaitu pengolahan tembakau, pengolahan

    cengkeh, dan proses inti.

    a. Pengolahan Tembakau

    1) Tembakau diperlakukan hotstreaming agar memiliki

    kadar air yang sudah ditentukan.

    2) Tembakau tersebut kemudian dirajang/dipotong dengan

    ukuran sedang kemudian dipotong lagi lebih kecil

    hingga sekitar 2 mm.

    3) Tembakau yang sudah dipotong lalu dikeringkan.

    4) Tembakau dipisahkan dengan material asing dengan

    metode penghisapan (berdasarkan berat tembakau

    dibanding dengan berat material asing). Proses ini

    dilakukan sampai tiga tingkat pemisahan, yaitu

    dimulai dengan yang penghisapannya lebih kuat.

    5) Casing process, merupakan proses pemberian rasa

    (saos) dan aroma (flavor) yang diinginkan untuk

    jenis merk tertentu.

    6) Tembakau siap untuk dicampur.

    b. Pengolahan cengkeh

    1) Cengkeh dicuci agar tidak bercampur dengan material-

    material lainnya

  • 30

    2) Cengkeh dikeringkan

    3) Cengkeh dirajang/dipotong

    4) Cengkeh siap untuk dicampur

    c. Main Process

    Main process meliputi proses pre-blending, proses di

    material tambahan, dan proses blending.

    1) Proses Pre-blending

    Proses ini merupakan proses mengkomposisikan

    tembakau dan krosok agar sesuai dengan formula yang

    ditentukan.

    2) Proses di Material Tambahan

    Proses di material tambahan meliputi proses kupas

    rokok, proses rajang gagang, proses tembakau

    kepala/top, proses puffing, dan proses rontokan.

    a) Proses kupas rokok

    Proses ini dilakukan untuk memproses ulang rokok

    reject dari SKM atau SKT, dan rokok return dari

    pasar dengan memisahkan tembakau dengan filter dan

    paper. Tembakau hasil kupasan rokok yang cacat ini

    disebut tembakau rework. Dalam mesin kupas rokok

    terdapat vibrator sehingga tembakau dengan

    sendirinya akan turun ke bawah. Tembakau tersebut

    akan digetarkan (vibrasi) dua kali. Dalam industri

    rokok yang diatur oleh undang-undang, tembakau

    rework ini hanya diijinkan sekitar 15% saja.

    b) Proses rajang gagang

    c) Proses tembakau kepala/top

    Tembakau top adalah tembakau yang paling bagus

    (wangi dan rasanya kuat), walaupun persentase

    tembakau top ini kecil tetapi tembakau ini sangat

    mempengaruhi rasa dan aromanya.

  • 31

    d) Proses puffing

    Proses ini dilakukan untuk memperbesar volume

    tembakau sehingga kemampatannya tinggu dengan berat

    yang sama dan untuk mengurangi pemakaian tembakau.

    e) Proses rontokan

    Proses ini dilakukan untuk memisahkan tembakau

    bersih dengan debu dan foreign material.

    3) Proses Bending

    Proses ini mencampurkan tembakau dengan material

    tambahan sehingga tembakau siap dibuat rokok di bagian

    SKM dan SKT. Tembakau top, tembakau yang sudah di-

    casing, dan juga tembakau rework dicampur menjadi satu

    dengan persentase yang berbeda-beda. Tembakau hasil

    casing paling banyak komposisinya di antara tembakau-

    tembakau lainnya.

    Tembakau dan cengkeh yang sudah dicampurkan ini

    kemudian di-mixing agar merata. Setelah itu barulah

    disimpan dengan cara berlapis-lapis dalam suatu silo

    untuk didiamkan sekitar 48 jam, barulah dapat digunakan

    sebagai finished blend.

    2. Proses di Secondary

    Bagian secondary merupakan kelanjutan proses pada

    bagian primary, yaitu proses pelintingan, pengepakan,

    sampai pengiriman cigarette rod. Proses produksi di SKM

    meliputi:

    a. Pre-process

    Di bagian ini dilakukan pembuatan filter rod,

    pemberian pemanis pada CTP, aplikasi menthol pada

    aluminium foil, lem side seam, dan proses OPP tear tape

    cut sheet.

  • 32

    1) Pembuatan filter rod

    Tempat pembuatan filter disebut filter house. Pada

    mesin KDF, acetate tow mula-mula diuraikan dalam bentuk

    tipis memanjang untuk kemudian dibounding sesuai ukuran

    yang ditentukan. Kemudian acetate tow diberi triacetine

    dan hotmelt melalui selang-selang yang dialirkan ke

    batangan filter, setelah itu digabungkan dengan plug

    wrap yang telah diberi inner glue. Filter yang keluar

    langsung terbungkus oleh plug wrap.

    Pada pembuatan filter rod ini, batangan filter

    dipotong sepanjang 12 cm, kemudian dari 12 cm ini

    kembali dipoting di mesin cigarette machine menjadi 3

    bagian, tiap bagian 4 cm, dan dipotong menjadi 2 bagian

    lagi sehingga tiap bagiannya 2 cm untuk setiap rokok.

    Filter rod terbagi menjadi 2 macam, yaitu filter

    rod porous dan filter rod non porous. Plug wrap pada

    filter rod porous berporositas besar (berpori-pori).

    Filter rod porous biasanya digunakan untuk rokok yang

    memiliki kadar tar relatif rendah.

    2) Pemanisan CTP

    CTP merupakan kertas pembungkus filter dengan rokok

    batangan. Ada bermacam-macam warna, seperti warna

    kuning marble untuk Djarum Super, warna putih untuk LA

    Light, warna hitam untuk Djarum Black baik lokal maupun

    ekspor.

    CTP manis ini dibentuk dari CTP tawar kemudian

    diberi cairan pemanis, di mana cairan pemanis ini juga

    dibuat pada bagian R&D. Pemberian pemanis pada CTP ini

    dilakukan dengan bantuan mesin. Di SKM terdapat 24 unit

    mesin pemanis. Setiap mesin dapat memproses dua CTP

    sekaligus. Pada mesin tersebut terdapat heater agar CTP

  • 33

    yang sudah diberi pemanis cepat kering saat digulung

    kembali.

    3) Aplikasi Menthol

    Pemberian menthol digunakan untuk memberi menthol

    pada aluminium foil. Menthol akan terserap dengan

    sendirinya oleh rokok yang dibungkus dengan aluminium

    foil tersebut. Pada aplikasi menthol ini, cairan

    menthol yang dioles pada aluminium foil diperoleh dari

    bagian R&D. Cairan menthol ini relatif berwarna bening.

    Aplikasi ini dilakukan oleh mesin menthol applicator.

    4) Pembuatan Lem Side Seam

    Lem side seam digunakan untuk mengelem kedua ujung

    paper. Lem side seam ini juga diproses terlebih dahulu

    pada bagian pre-process. Bagan yang digunakan berupa

    gohsenol padat dan air.

    b. Proses Inti di Secondary

    Pada bagian secondary, dilakukan proses pembuatan

    rokok batangan serta pengepakannya. Finished blend yang

    merupakan bahan pokok dari rokoknya, dipindahkan dengan

    menggunakan konveyor dari gedung primary ke gedung

    secondary melalui konveyor dan ditampung dalam mesin

    KAB lalu disalurkan ke tiap SPU dengan menggunakan pipa

    pneumatic. Untuk PT-PT, masih ada finished blend yang

    diangkut secara manual dengan menggunakan plastic box.

    Untuk filter rod disalurkan melalui pipa-pipa

    berdiameter 1cm. Pipa ini menghubungkan bagian pre-

    process ke mesin.

    Ada dua jenis lini pada bagian proses pada mesin

    di SKM, yaitu lini terhubung dan lini terpisah. Mesin

    yang digunakan pada lini terhubung bersifat kontinyu

    dan memiliki karakteristik com-flex. Kontinyu berarti

  • 34

    proses pembuatan rokok sampai proses pengepakannya

    dilakukan dalam satu alur proses di mana perpindahan

    material dari satu tahap pengerjaan menuju tahap

    lainnya dilakukan secara internal tanpa bantuan tenaga

    operator sebagai alat transportasinya. Karakteristik

    com-flex artinya bersifat ringkas (compact) dalam

    desain layout konfigurasinya, tetapi cukup fleksibel

    jika difungsikan sebagai unit-unit yang berdiri

    sendiri. Hal ini sangat menguntungkan karena jika

    terjadi hambatan dalam salah satu tahap produksi,

    perusahaan tidak perlu menghentikan keseluruhan lini

    produksi.

    Tembakau dihisap lewat hisapan central pneumatic

    dan diatur oleh shuit-off flap yang terdapat pada

    airlock untuk membuka dan menutupnya. Level tembakau di

    airlock diatur oleh suatu sensor cahaya. Jika tembakau

    sudah mencapai batas minimum, maka hisapan akan terjadi

    secara otomatis. Pada beberapa mesin, tembakau dihisap

    secara manual melalui pipa-pipa yang digerakkan oleh

    operator.

    Selain itu, juga dilakukan pengadukan kembali agar

    campuran lebih homogen dan pemisahan terhadap material

    asing atau pun material yang berat, seperti cengkeh

    yang belum terpotong sempurna. Pemisahan ini dilakukan

    dengan hembusan udara ke atas pada tekanan tertentu

    sehingga material yang kelebihan berat akan jatuh

    dengan sendirinya.

    Barulah kemudian tembakau masuk ke cigarette

    forming yang berbentuk kanal untuk dilinting dengan

    menggunakan paper. Sebelumnya, tembakau melewati

    trimming disc yang membantu memotong dan mengatur berat

  • 35

    tembakau. Berat tembakau ini diatur oleh suatu alat

    pengendali (weight control). Tembakau ini seolah-olah

    dipotong menjadi dua bagian.

    Paper dipasang melewati suatu printing unit yang

    melakukan proses pencetakan logo dan atau tulisan PT

    Djarum. Setelah tembakau memenuhi paper, kedua ujung

    paper dilipat dan di sepanjang paper diberi lem side

    seam sehingga setelah paper menutup, rokok berbentuk

    gulungan akan merekat, kemudian langsung dipanaskan

    dengan unit seam sealer pada suhu tertentu agar lem

    kering. Untuk mesin Protos, suhu pada unit seam sealer

    kira-kira 250C. Batangan rokok yang sudah sempurna pengelemannya akan dideteksi segi fisiknya, misalnya

    berat rokok secara elektronik. Hasilnya dapat

    ditampilkan di layar.

    Setelah itu batangan rokok yang masih dalam bentuk

    lonjoran ini dipotong sepanjang 13.8 cm yang kemudian

    dipotong lagi menjadi dua bagian yang sama (cut off).

    Setelah itu, rokok ditempatkan secara terpisah oleh

    separating drum. Drum-drum yang ada pada CM memiliki

    lekukan sebagai tempat menampung rokok yang disebut

    groove. Hasil potongan ini disebut sebagai tobacco rod.

    Kemudian tobacco rod ini masuk ke mesin assembler.

    Sebelum masuk ke dalam mesin assembler, tobacco

    rod ini melewati loose end sensor (ada yang menggunakan

    sensor dengan sinar radiasi beta dan ada juga yang

    menggunakan microwave) yang fungsinya memeriksa

    densitas rokok. Jika densitas rokok tidak sesuai dengan

    standar, rokok langsung di-reject. Densitas

    mempengaruhi titik bakar dan moisture content.

  • 36

    Pada feed drum, kedua rokok batangan sepanjang 6.9

    cm yang terpisah, diisi dengan satu potongan dilter

    berukuran 2 cm. Filter sepanjang 2 cm tersebut

    merupakan hasil pemotongan filter sepanjang 12 cm pada

    filter cutting drum.

    Dengan cork knives, CTP dipotong sesuai dengan

    standar lebar dari macam produknya. Swash plate drum

    membawa CTP yang sudah terpotong dan menempel pada

    filter yang dibawa oleh feed drum bersama rokok

    batangan pada kedua sisi filter tersebut. Setelah

    menempel, tobacco rod dan filter disambung dengan

    menggunakan CTP. Setelah itu, rokok melewati rolling

    drum.

    Setelah proses penyambungan selesai, tobacco rod

    dan filter yang semula berpasangan, dipoting tengahnya

    sehingga menjadi dua batang rokok oleh rod cutting

    drum. Di drum ini, rokok tanpa filter, rokok pada awal

    start mesin di-reject.

    Pemotongan tersebut menghasilkan dua cigarette rod

    yang saling berkebalikan posisinya. Setelah dipotong,

    batangan rokok ini akan dimasukkan ke dalam pak. Oleh

    karena itu, batangan rokok yang berlawanan arah itu

    disamakan arahnya di turning drum. Mesin ini dilengkapi

    dengan pembalik arah batangan rokok itu dengan cara

    kerja seperti dijepit dan dipilin secara spiral.

    Rokok yang berada di luar spesifikasi akan di-

    reject di injection drum. Rokok yang sudah memenuhi

    spesifikasi ditransfer ke sampling drum melalui

    intermediate drum. Sampel rokok dapat diambil dengan

    menekan switch sampling. Apabila mesin berjalan normal,

    rokok dari sampling drum akan berpindah ke catcher drum

  • 37

    untuk dibawa ke HCF hopper dengan cigarette feeding.

    Rokok-rokok yang sudah digabungkan dengan CTP dan

    sudah melewati sensor, dibawa menuju buffer sebagai

    tempat penampungan rokok sementara sebelum rokok masuk

    ke mesin packer.

    Mesin packer (Focke) terdiri dari Hinge Lid Packer

    (HLP 350), reservoir 802, banderoller/stamper 402 (BD),

    wrapper 401 (WR), dan boxer/cartooner 361 (BX), dan

    Marden Edwards/Overwrapper (OW). Mesin packer disebut

    juga HO. Kata HO ini mengambil dari unit pertama dan

    unit terakhir yang ada pada mesin packer, yaitu HLP dan

    OW.

    Mesin HO mampu menghasilkan 380 pak/menit. Pada

    mesin link up, rokok akan berjalan dengan sistem COC

    untuk masuk dalam cigarette vane yang berfungsi menata

    rokok menjadi dua baris. Pada mesin non link up, rokok

    batangan yang sudah tertata di dalam rak dimasukkan ke

    tray unloader.

    Pada HLP, rokok dibungkus dengan aluminium foil.

    Aluminium foil ini dibuat perforasinya dan diberi logo.

    Perforasi harus baik kualitasnya agar konsumen tidak

    kesulitan membuka kemasan rokok dan agar rokok di

    dalamnya tidak rusak saat perforasi disobek. Sementara

    itu, mesin juga sudah menyiapkan teiket yang disatukan

    dengan inner frame. Etiket ini sudah terbentuk sesuai

    dengan bentuk pak rokoknya, hanya saja belum tertutup.

    Rokok yang telah terbungkus tadi barulah dimasukkan

    dalam etiket yang belum tertutup. Etiket kemudian

    ditekuk menjadi kotak pada folding turret dan diberi

    lem PVAC yang dipasok secara manual oleh operator. Pada

    CM dan HLP tidak ada pengerjaan ulang (rework).

  • 38

    Setelah menjadi pak polos (pak rokok tanpa cukai),

    rokok pak tersebut masuk dalam drying drum yang

    berkapasitas 96 pak dan maturing drum yang berkapasitas

    100 pak. Rokok tersebut dilewatkan pada drying drum dan

    maturing drum agar perekatan pak polos pada HLP

    sempurna.

    Setelah itu, rokok masuk dalam area BD. Fungsinya

    adalah untuk memberikan pita cukai pada pak rokok

    tersebut. Di unit ini terdapat glue pot III. Pasokan

    lem dan pita cukai dilakukan secara manual oleh

    operator.

    Jika yang akan dipak adalah rokok sortiran yang

    pack-nya sudak ditempel pita cukai secara manual oleh

    pekerja borongan, tombol pengatur puta diubah ke posisi

    O agar pita cukai pada mesin tidak turun. Jika terjadi kerusakan pada unit BD atau WR, pack-

    pack yang dihasilkan akan ditampung dalam reservoir.

    Dalam hal ini, reservoir berfungsi sebagai buffer

    antara HLP dengan stamper. Jika kapasitasnya hampir

    penuh, operator dapat menghentikan unit HLP.

    Selanjutnya rokok pack masuk ke unit WR. Rokok

    pack kemudian ditutup dengan menggunakan plastik (OPP)

    yang sebelumnya sudah disatukan dengan tear tape.

    Penyatuan ini menggunakan proses pemanasan pada melting

    point tertentu agar OPP dapat menempel pada pack dan

    tidak meleleh.

    Pack lengkap yang sudah ada masuk dalam unit BX

    untuk di-pack lagi menjadi ukuran press. Biasanya satu

    press berisi 12 pack untuk Djarum Super, dan 16 pack

    untuk LA Light. Pada unit ini, pengeleman dilakukan

    dengan glue jet. Produk penge-press-an ini kemudian

  • 39

    dikirim ke unit OW dengan belt conveyor berkecepatan

    rendah. Setelah masuk dalam dos press, barulah

    dilakukan overwrapper yang bertujuan memberikan OPP

    pada dos press yang sudah jadi.

    Setelah proses overwrapper, rokok masuk dalam

    proses bale. Proses ini juga merupakan proses

    pengepakkan di mana dos press dibungkus dalam kertas

    craft. Untuk produk Djarum Super, 1 bale berisi 20

    press, dan untuk produk LA Light, 1 bale berisi 10

    press.

    Dari bale, rokok dilanjutkan dalam proses boxer,

    yaitu proses pengepakan bale ke dalam tempat yang lebih

    besar lagi. Biasanya 1 box berisi 4, 6, atau 8 bale

    (tergantung pada jenis brand). Kemudian dos box ini

    ditutup dan diberi packing tape. Box yang sudah diberi

    packing tape ini disebut corrougated box.

    Untuk produk ekspor, rokok dalam kemasan box

    sebelumnya dimasukkan dalam plastic bag terlebih dahulu

    untuk mencegah masuknya kandungan uap air ke dalam

    rokok. Penutupan box juga berbeda antara produk

    domestik dan ekspor. Untuk produk domestik, box hanya

    ditutup dengan menggunakan packing tape, sedangkan

    untuk ekspor, penutupan dilakukan dengan tali segel.

    Semua proses pembungkusan yang kompleks ini dilakukan

    untuk menjamin rasa dan aroma agar tetap baik sampai di

    tangan konsumen. Setelah semua proses pembungkusan

    selesai, produk jadi dikirim ke gudang maupun ke

    distributor.

  • 40

    3.4. Fasilitas Produksi

    Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai

    tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna

    menunjang kelancaran proses produksi. Dalam berproduksi

    diperlukan peralatan-peralatan, perlengkapan, mesin-

    mesin dan fasilitas produksi. Keseluruhan fasilitas

    tersebut harus diatur sesuai dengan kebutuhan proses

    produksi sehingga hasil produksi dapat diproduksi

    dengan jumlah dan kualitas sesuai dengan yang

    diharapkan, dapat diselesaikan tepat pada waktunya

    dengan biaya yang minimal. Perencanaan layout pabrik

    merupakan pemilihan secara optimum penempatan mesin dan

    peralatan, tempat kerja, tempat penyimpanan dan

    fasilitas service, bersama-sama dengan penentuan bentuk

    gedung pabriknya.

    PT Djarum mengatur fasilitas produksinya

    menggunakan tipe product layout. Tipe Product Layout

    merupakan suatu tata letak pabrik yang mempunyai

    efisiensi yang tinggi di mana peralatan disusun

    berdasarkan urutan proses pembuatan produk. Aliran

    produksi yang terjadi adalah Flow Shop dimana

    karakteristik Flow Shop sebagai berikut:

    a. Aliran pemindahan material berlangsung dengan lancer

    dan sederhana, serta biaya material handling yang

    rendah.

    b. Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relatif

    singkat.

    c. Adanya sistem insentif bagi kelompok karyawan akan

    dapat memberikan motivasi guna meningkatkan

    produktivitas kerjanya.

  • 41

    d. Tiap unit produksi atau stasiun kerja memerlukan

    luas area yang minimal.

    e. Pengendalian proses produksi mudah dilaksanakan.

    Setiap bahan baku atau komponen yang masuk dalam

    lantai produksi PT Djarum akan mengalami beberapa

    perpindahan dari satu proses ke proses yang lain.

    Sebagai contoh kertas paper yang menjadi salah satu

    bahan baku utama rokok. Ketika tiba dari vendor akan

    dimasukkan terlebih dahulu ke warehouse dan kemudian

    dipindahkan ke departemen pre-proses untuk diproses.

    Setiap perpindahan yang terjadi pasti memerlukan suatu

    usaha perpindahan material atau penanganan material

    (material handling).

    Sistem penanganan material yang terdapat di PT

    Djarum bermacam-macam tergantung dari jenis dan jumlah

    bahan baku yang akan dipindahkan serta posisi bahan

    baku tersebut berada sekarang. Metode pemindahan bahan

    baku maupun produk jadi di PT Djarum dibedakan menjadi

    3 jenis yaitu:

    a. Pemindahan secara manual

    Pemindahan secara manual dilakukan oleh operator

    tanpa bantuan mesin. Hal ini dipakai bila tidak ada

    alat khusus untuk menangani dan merupakan pekerjaan

    yang ringan. Contohnya mengganti CTP dan kertas

    paper secara manual. Pemindahan secara manual juga

    dilakukan oleh operator pengepakan manual. Operator

    tanpa bantuan alat khusus, memasukkan bale ke dalam

    dus box.

    b. Pemindahan dengan mesin (terotomatisasi)

    Pemindahan dengan menggunakan mesin tanpa bantuan

    manusia. Ini digunakan apabila tidak memungkinkan

  • 42

    untuk dilakukan secara manual. Hal ini lebih efisien

    untuk pekerjaan yang berat. Contohnya pada bagian

    produksi, press rokok yang telah siap dipasarkan

    dipindahkan ke bagian manual packaging dengan

    menggunakan konveyor. Pada SPU 41 dengan mesin maker

    single track, penggantian kertas paper, CTP serta

    memasukkan karton press dilakukan oleh robot.

    c. Pemindahan bahan secara campuran

    Sistem pemindahan yang dilakukan oleh manusia

    dengan bantuan mesin atau alat bantu, biasanya

    dipakai untuk memindahkan komponen dari satu

    departemen ke departemen yang lain. Contohnya untuk

    memindahkan komponen dari departemen manual

    packaging ke warehouse dengan menggunakan forklift.

    Untuk pemindahan pallet yang berisi material dari

    departemen pre-proses ke mesin menggunakan hand

    pallet. Untuk mengangkut sisa tembakau maupun

    sampah-sampah produksi menggunakan hand truck.

    Sistem penanganan material yang terdapat di bagian

    produksi bermacam-macam, tergantung dari jenis

    material yang akan dipindahkan. Sebagian besar

    perpindahan bahan baku dilakukan oleh manusia atau

    operator. Alat material handling akan digunakan jika

    materialnya berat atau berjumlah banyak.

    Material handling yang digunakan di SKM PT Djarum

    antara lain:

    a. Konveyor

    Konveyor digunakan untuk memindahan produk dari

    setiap departemen ke departemen lain atau pun dari

    mesin satu ke mesin lainnya yang saling terhubung,

  • 43

    sebagai contoh pada pemindahan finished blend dari

    bagian primary ke bagian secondary.

    b. Roller conveyor

    Pemindahan produk ke bagian penge-bale-an dilakukan

    melalui roller conveyor. Roller conveyor merupakan

    alat pemindahan material yang digunakan dalam proses

    perakitan, inspeksi dan untuk memindahkan produk

    dari perakitan hingga manual packaging.

    c. Pipa-pipa

    Filter rod dari filter house juga ditransfer ke unit

    receiving CM melalui pipa-pipa transfer secara

    otomatis. Transfer ini dilakukan dengan sistem

    pneumatic, yaitu melalui pipa bertekanan tinggi

    untuk mencegah adanya debu yang masuk

    d. Forklift

    Forklift digunakan untuk memindahkan bahan baku dan

    membantu pemindahan komponen produk yang ada di

    lantai produksi.

    e. Hand truck

    Hand truck digunakan untuk membawa material-material

    berukuran kecil dalam jumlah yang banyak.

    f. Pallet

    Pallet merupakan papan kayu yang digunakan sebagai

    alat bantu dalam proses pemindahan bahan baku maupun

    produk jadi.

    e. Hand pallet

    Hand pallet merupakan alat bantu khusus untuk

    memindahkan material dari suatu departemen ke

    departemen lain (misal dari gudang ke setiap mesin).

    Hand pallet menggunakan sistem hidrolik untuk

    mengatur ketinggian penampang hand pallet. Material

  • 44

    yang diangkut antara lain berupa etiket, paper, tear

    tape, CTP, outer, inner, dan filter.

    f. Kletek

    Kletek digunakan untuk memindahkan filter (double

    filter maupun filter reguler) dari gudang material

    ke bagian pre-process. Kletek dapat mengangkut 16

    rak. Kletek ini memiliki bentuk semacam gerobak

    dengan dua tingkat.

    g. AGV (Automated Guided Vehicles)

    Automated Guided Vehicles adalah mobile robot

    yang dipandu dan dikendalikan secara elektronik yang

    digunakan di PT Djarum untuk memindahkan material

    dari departemen material ke mesin. Ada pun material

    yang dipindahkan meliputi outer, inner, etiket,

    paper, foil, CTP.

  • 45

    BAB 4

    TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

    4.1.Lingkup Pekerjaan

    Pada kerja praktek di PT Djarum bagian SKM Oasis,

    penulis ditempatkan di Ruang Material Preparation and

    Pre-Process Secondary. Letak ruang Material Preparation

    and Pre-Process dengan lantai material preparation,

    sehingga memudahkan penulis untuk mengamati keadaan

    preparation.

    Berikut ini adalah ruang kerja Bagian Pre-Process

    dan Material Preparation beserta tata letak ditunjukkan

    pada Gambar 4.1. Bagian Pre-Process dan Material

    Preparation terletak di lantai 1 bangunan KDF.

    Papa

    n Tu

    lis94.5 in. x 47.2 in.

    Gambar 4.1. Tata Letak Kantor Bagian Material

    Preparation dan Pre-process

    Departemen material preparation di PT Djarum

    digunakan untuk menyimpan dan menyiapkan material yang

    berhubungan dengan tahapan pre-process (pembuatan

    filter) dan pengepakan (packer) yang meliputi lem

    (tobacoll tip jet, technomelt), paper, plugwrap, filter

    (putih polos dan double filter), OPP (Oriented

    Polystylene Plastic), Foil, Inner, CTP (Cigarette

  • 46

    Tipping Paper), tear tape, outer, etiket (kotak

    kemasan), treacetylene (pengembang acetate tow(busa

    filter)).

    Outer (kemasan luar), etiket, dan inner digunakan

    untuk produk rokok PT Djarum, yaitu Djarum Super,

    Djarum Super Mild (MLD), Djarum Black, Djarum Black

    Cappucino, Djarum Black Menthol, Djarum Black Mild, LA

    Lights, LA Lights Menthol.

    Penulis diberi tugas untuk menganalisa pekerja yang

    ada di bagian material preparation and pre-process

    untuk nantinya diketahui apakah pekerja yang ada sudah

    optimum. Analisa ini dilakukan dengan menggunakan

    sampling pekerjaan (work sampling). Sebelumnya belum

    pernah ada pengamatan tentang hal tersebut di Bagian

    Pre-Process dan Material Preparation.

    Adapun tujuan sampling pekerjaan dalam kasus ini yaitu:

    a. Mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang

    waktu kerja oleh pekerja atau kelompok kerja.

    b. Mengetahui tingkat pemanfaatan material handling dan

    alat-alat preparation.

    c. Menentukan waktu baku bagi pekerja-pekerja secara

    langsung.

    d. Memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan.

    e. Menetapkan performance level dari seseorang selama

    waktu kerjanya berdasarkan waktu-waktu di mana orang

    ini bekerja atau tidak bekerja.

    f. Mengukur beban kerja.

    g. Menentukan output standar.

    h. Menentukan jumlah pekerja yang diperlukan di

    departemen yang bersangkutan.

  • 47

    Dalam melaksanakan pekerjaan ini, penulis

    berhubungan langsung dengan Superintendent Secondary

    yaitu Bapak Kristiono, Supervisor Secondary Pre-Process

    dan Material Preparation SKM OASIS yaitu Bapak Franky

    Natalis. Selain itu juga penulis berhubungan langsung

    dengan seluruh unit head pre-process dan material

    preparation, dan pekerja di Bagian Pre-Process dan

    Material Preparation.

    4.1.2. Struktur Organisasi Departemen Material

    Preparation dan Pre-process

    Departemen Material Preparation dan Pre-process

    dikepalai oleh seorang Superintendent Material

    Preparation dan Pre-process. Struktur organisasi

    Departemen Material Preparation dan Pre-process

    ditunjukkan oleh Gambar 4.2.

    Superintendent-Secondary

    Pre-Process

    Supervisor-Secondary

    Material Preparation dan

    Pre-Process

    Unit Head-

    Sweetener

    Process

    Unit Head-

    Filter

    Production

    Unit Head-

    Menthol

    Process

    Unit Head-

    Procure-

    ment

    Materials

    Regular

    Unit Head-

    Finished

    Good

    Shipment

    Unit Head

    Procure-

    ment

    Materials

    Export

    Operator Operator Operator Operator Operator Operator

    Gambar 4.2. Struktur Organisasi Bagian Material

    Preparation dan Pre-Process

  • 48

    4.2.Tanggung Jawab dan Wewenang Dalam Perusahaan

    Selama melaksanakan kerja praktek, penulis

    ditempatkan preparation dan pre-process yang kemudian

    memilih untuk memfokuskan pengamatan . Yang menjadi

    obyek penulis dalam melakukan pengamatan adalah

    produktivitas yang dilakukan pada keseluruhan karyawan

    material regu A selama satu minggu (setelah dipotong

    libur dan hari paruh waktu). Setelah mengamati motion

    and time study, penulis diminta untuk melakukan

    analisis perbaikan serta membuat usulan jika ada.

    Alasan penggunaan work sampling ini karena diinginkan

    hasil pengukuran yang lebih teliti dan akurat.

    Penulis memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan

    tugas yang diberikan oleh superintendent dan diakhir

    pelaksanaan kerja praktek akan diadakan presentasi

    hasil kerja praktek yang telah dilakukan selama

    sebulan. Dalam penyelesaian kerja praktek, penulis

    melakukan pembagian tugas dimana penulis bertanggung

    jawab untuk melakukan pengamatan dan memberikan usulan

    mengenai motion and time study pada 10 karyawan

    departemen material preparation regu A.

    Selama pelaksanaan kerja praktek, penulis diberi

    beberapa wewenang oleh pembimbing lapangan maupun

    perusahaan yaitu:

    a. Penulis diperbolehkan untuk datang ke lantai

    material preparation dan pre-process untuk melakukan

    pengamatan dan menggali informasi mengenai aliran

    material di bagian secondary dan proses pembuatan

    filter, baik dari supervisor maupun dari semua staff

    dan operator yang bersangkutan

  • 49

    b. Penulis menggunakan ruangan di bagian material

    preparation dan pre-pocess yang digunakan sebagai

    tempat untuk menyelesaikan tugas.

    c. Penulis juga diperbolehkan untuk membantu staff

    dalam menyiapkan material untuk departemen

    secondary.

    4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

    Dalam pelaksanaan kerja praktek kali ini, khususnya

    untuk mengamati motion and time study, penulis

    menggunakan metode work sampling. Metode work sampling

    dipilih karena dari ciri-ciri metode work sampling

    yaitu:

    a. Digunakan untuk pengukuran waktu kerja bagi pekerja

    langsung, tak langsung, dan mesin

    b. Pengamatan dilakukan secara random (acak)

    c. Sangat cocok untuk pekerjaan yang sifatnya tidak

    berulang

    d. Urutan pekerjaannya tidak menentu

    e. Waktu penyelesaiannya relatif panjang

    Terdapat 30 kali pengamatan dalam sehari. Jam kerja

    operator 1 shift adalah 8 jam. Penulis membagi satuan

    pengamatan menjadi 5 menit yang ditentukan dari

    pengamatan pada minggu pertama, maka akan didapat 96

    kali pengamatan jika dilakukan secara utuh, tetapi

    penulis hanya mengambil sampel yaitu 30 kali pengamatan

    tersebut.

    Waktu pengamatan tersebut ditentukan secara acak

    dengan bantuan bilangan random dan waktu satuan

    pengamatan adalah 5 menit. Misalkan terdapat bilangan

    random 1 maka

  • 50

    06:00 + (1 x 00:05)= 6:05

    Pengamatan tersebut dilakukan selama 4 hari. Penulis

    mendapatkan data yang cukup maka dilakukan rekapitulasi

    lembar pengamatan.

    Penulis memisahkan aktivitas produktif dan non

    produktif. Ada pun aktivitas produktif yang dilakukan

    dibagi menjadi 2 kategori yaitu:

    1. Untuk pengawas material (Golongan 2 : Pekerja

    Material A)

    a. Memastikan kesesuaian stock supply real dengan

    administrasi

    b. Memastikan kesesuaian stock supply real dengan

    administrasi

    c. Memastikan pekerja bagian material bekerja dengan

    baik bagian material

    d. Menghitung pemakaian material

    e. Membantu karyawan memindahkan material

    2. Untuk karyawan material (Golongan 4 dan 5)

    a. Men-supply material ke mesin

    b. Men-supply material ke terminal AGV atau pun hand

    pallet

    c. Memindahkan hand pallet untuk mengambil material

    d. Mengumpulkan dan merapikan aval (ampalan, sampah

    plastic, dan tali pengikat)

    e. Mengecek ketersediaan material di mesin

    f. Memastikan kesesuaian stock supply real dengan

    administrasi

    g. Memindahkan filter dari kardus ke rak

    h. Menulis label untuk ditempelkan pada karung sortiran

    i. Mengepak sortiran rokok ke karung di gudang sortiran

    j. Menimbang karung sortiran rokok di gudang sortiran

  • 51

    k. Membersihkan gudang sortiran

    l. Mengumpulkan aval

    m. Membuka kemasan material

    n. Membersihkan lantai (di area meja kerja material)

    o. Membersihkan lem di mesin

    p. Mengambil sisa material

    Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh penulis

    adalah menentukan nilai faktor penyesuaian dan

    kelonggaran. Faktor penyesuaian adalah teknik untuk

    menyamakan waktu hasil observasi terhadap seorang

    operator dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan

    waktu yang diperlukan oleh operator normal dalam

    menyelesaikan pekerjaan tersebut (Niebel, 1988).

    Menurut Sutalaksana (1979), besarnya nilai faktor

    penyesuaian (p) memiliki tiga batasan, yaitu:

    a. p > 1 bila pengukur berpendapat bahwa operator

    bekerja di atas normal (terlalu cepat)

    b. p < 1 bila pengukur berpendap