laporan kegiatan lomba penjor 2008, oleh ni putu yunita anjaswari. sekolah saraswati 1 kenjeran
TRANSCRIPT
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
1Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
LAPORANKEGIATAN LOMBA PENJOR
DI PURA SEGARA- KENJERAN, SURABAYAMINGGU, 12 OKTOBER 2008
Oleh :Ni Putu Yunita Anjaswari
Sekolah Agama Saraswati 1 SurabayaKelas VII
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
2Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Waca (Tuhan Yang
Maha Esa) atas segala rahmat-Nya, sehingga laporan tentang “Kegiatan Lomba
Penjor di Pura Segara- Kenjeran, Surabaya” ini dapat saya selesaikan.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Made Sweca, selaku Kepala Sekolah Agama Saraswati 1, Kenjeran
Surabaya
2. Para guru Sekolah Agama Saraswati 1, Kenjeran Surabaya, yang telah banyak
memberikan pengarahan.
3. Bapak-bapak / Ibu-ibu Panitia, seksi Lomba Penjor Di Pura Segara- Kenjeran,
Surabaya yang telah banyak memberikan penjelasan tentang kegiatan lomba.
4. Orang Tua kami, yang telah mendukung sepenuhnya sejak pengamatan sampai
penyusunan laporan ini hingga selesai.
5. Rekan-rekan siswa Saraswati 1 yang telah bekerjasama dalam pengamatan
sampai dengan penyusunan laporan ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, baik isi maupun
susunannya, oleh karena itu saya mengharapkan masukan-masukan dari pembaca
demi penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya semoga laporan ini ada manfaatnya terutama dalam hal peningkatan
pengetahuan dan pemahaman tentang “Penjor” dalam kaitannya dengan tatwa, susila
dan upacara.
Om Santhi, Santhi, Santhi, Om
niipu tuy unit hnésÙ ri
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
3Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
Pengertian Penjor ............................................................................................. 1
Mitologi Penjor ................................................................................................... 2
Tujuan Pelaksanaan Lomba Penjor ............................................................... 4
BAB II PELAKSANAAN LOMBA PENJOR ...................................................... 4
Susunan Acara Lomba Penjor ...................................................................... 4
Hari, Tanggal dan Tempat Pelaksanaan Lomba ........................................ 5
Peserta Lomba .................................................................................................. 5
Peralatan dan Bahan Pembuatan Penjor .................................................... 5
Proses Pembuatan dan Pemasangan Penjor ............................................ 7
Penilaian ............................................................................................................... 8
Pengumuman dan Hadiah ................................................................................. 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 9
Kesimpulan ........................................................................................................... 9
Saran- Saran ..................................................................................................... 10
DAFTAR BACAAN.......................................................................................................... 11
LAMPIRAN-LAMPIRAN GAMBAR .......................................................................... 12
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
4Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian Penjor
Menurut I Gusti Ketut Widana dalam bukunya Lima Cara Beryadnya, secara
filosofis penjor diartikan sebagai lambang perthiwi (bumi) dengan segala hasilnya
yang disebut Sanghyang Anantabhoga. Juga berarti persembahan ke hadapan
Batara Mahadewa yang berstana di Gunung Agung.
"Arti lainnya yang lebih bersifat universal adalah sebagai tanda terima kasih atas
segala waranugraha (anugerah atau karunia)-Nya yang telah dilimpahkan kepada
umat manusia," Karena itu, dari segi ritual apa yang ditampilkan dalam sebuah
penjor adalah berupa hasil-hasil bumi yang terkelompok ke dalam sebutan
palabungkah-palagantung ditambah banten penjor.
Drs. IB Putu Sudarsana, MBA., M.M., dalam bukunya Ajaran Agama Hindu
(Acara Agama) menyebut penjor berasal dari kata peenyor yang diartikan
sebagai pengajum atau pengastawa. Penjor sendiri dimaknai sebagai simbol
pemujaan ke hadapan Sang Hyang Siwa Meneng beserta dengan Ista Dewata-
nya yang distanakan di Pura Besakih.
Aneka sarana dalam penjor pun, memiliki makna tersendiri yaitu :
Kain putih merupakan simbol kekuatan Sang Hyang Iswara.
Bambu sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Mahesora.
Jajan sebagai simbol dari kekuatan Sang Hyang Brahma.
Kelapa sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Rudra.
Janur sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Mahadewa.
Daun-daunan (plawa) sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Sangkara.
Palabungkah, palagantung & palawija sebagai simbol kekuatan Sang Hyang
Wisnu.
Tebu sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Sambu.
Sanggah Ardha Candra sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Siwa.
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
5Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
Upakara-nya sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Sada Siwa dan Sang
Parama Siwa.
Menurut buku Himpunan Keputusan Seminar Kesatuan Tafsir Terhadap Aspek-
aspek Agama Hindu (I-XIV) yang disahkan oleh Parisada Hindu Dharma Pusat,
penjor merupakan simbol gunung yang memberikan keselamatan dan
kesejahteraan seperti Gunung Agung. Tujuan pemasangan penjor sebagai wujud
rasa bhakti dan terima kasih ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi.
Menurut Bhagawan Dwija dalam bukunya berjudul “Pedoman Perayaan Galungan
dan Kuningan”, Penjor dimaknai sebagai ucapan terima kasih kepada Bhatara
Maha Meru yang telah memberikan pengetahuan dan kemakmuran kepada umat
manusia.
Makna simbol-simbol pada penjor menurut beliau adalah sebagai berikut :
- Sebatang bambu adalah simbol keteguhan hati untuk berbakti kepada Ida
Sang Hyang Widhi
- Bakang-bakang sebagai simbol Atharwa Wedha
- Tamyang sebagai simbol Sama Wedha
- Sampyan sebagai simbol Yayur Wedha
- Lamak sebagai simbol Reg Wedha
- Pala gantung, pala bungkah dan kain putih kuning segaia simbol kemakmuran
dan kecukupan, sandang, pangan dan papan
- Ubag-abig sebagai simbol kekuatan Dharma.
2. Mitologi Penjor
Dalam lontar “Jayakasunu” disebutkan bahwa penjor itu melambangkan Gunung
Agung. Di dalam lontar Basuki Stawa disebutkan bahwa gunung (giri) adalah naga
raja, yang tidak lain adalah Naga Basuki. Dalam mitologi, dasar Gunung Agung
dikenal sebagai linggih Sang Hyang Naga Basuki. Dari kata Basuki inilah timbul
nama Besakih.
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
6Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
Dikatakan bahwa ekor naga itu ada di puncaknya gunung dan kepalanya terletak
di laut. Dari ekornya inilah Sang Hyang Naga Basuki memberikan penghidupan
kepada manusia.
Sementara dalam lontar “Samudra Stawa” disebutkan bahwa lautan adalah Naga
Raja. Demikian pula dalam Ananta Bhoga Stawa, dimana beliau dikatakan memikul
alam kita ini. Sang Hyang Ananta Bhoga yang tidak lain adalah lapisan kulit bumi,
merupakan tempat terdapatnya bhoga (sandang, pangan, papan) yang tidak
habis-habisnya. Dalam mitologi yang ada di masyarakat, dikenal pula bahwa
Bedawang Nala dililit oleh naga, dan apabila Bedawang Nala ini sampai bergerak
dan naga yang melilitnya terlena, maka terjadilah gempa.
Dalam lontar “Siwagama”, disebutkan bahwa Sang Hyang Trimurti, dalam usaha
beliau membantu manusia, agar tanah, air dan udara ini memberi kesejahteraan,
maka Bhatara Brahma masuk ke bumi menjadi Ananta Bhoga, Bhatara Wisnu
terjun ke air menjadi Naga Basuki dan Bhatara Siwa terbang ke udara menjadi
Naga Taksaka. Sebab itulah Naga Taksaka selalu dilukiskan memakai sayap.
Naga Basuki, dalam Basuki Stawa dilukiskan bahwa ekornya berada di puncaak
gunung dan kepalanya di laut, yang merupakan simbol bahwa gunung adalah waduk
penyimpanan air yang kemudian menjadi sungai dan akhirnya bermuara di laut.
Itulah beberapa mitologi dari penjor yang dihias sedemikian rupa, merupakan
simbol naga. Sanggah yang ditempatkan pada bambu penjor memakai pelepah
kelapa adalah simbol leher dan kepala Naga Taksaka. Gembrong yang dibuat dari
janur atau ambu menggambarkan rambut naga. Sampyan penjor dengan
porosannya, yang berbentuk melengkung, adalah ekor Naga Basuki (simbol
gunung). Sementara hiasan penjor yang terdiri dari gantung-gantungan pala
bungkah, pala gantung, kain dan sebagainya, adalah simbol bulu Naga Ananta
Bhoga sebagai tempat tumbuhnya sandang dan pangan.
Fungsi penjor ini adalah sebagai ucapan terima kasih ke hadapan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa yang telah mengutus Sang Hyang Tri Murti untuk menolong umat
manusia dari kelaparan dan bencana.
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
7Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
Penjor upacara dengan tanda-tanda lengkap seperti di atas tidak boleh digunakan
kecuali untuk upacara. Sedangkan pepenjoran (penjor hiasan) hendaknya jangan
memakai gantung-gantungan hasil bumi, sanggah, dan sampyan penjor yang berisi
porosan.
3. Tujuan dilaksanakannya Lomba Penjor
Memeriahkan Upacara Piodalan di Pura Segara Kenjeran yang jatuh pada
hari Purnama, sasih Kapat Tahun Icaka 1930, sebagai perwujudan rasa
bhakti dan terima kasih ke hadapan Hyang Widhi Wasa dalam prabawa-
NYA sebagai Hyang Giripati.
Melestarikan budaya dan ajang kreatifitas bagi umat hindu di Surabaya dan
sekitarnya, meningkatkan kesadaran hidup bermasyarakat, beragama dan
beryadnya, menuju keharmonisan Bhuwana agung dan Bhuwana alit
Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan tentang tata cara
pembuatan penjor bagi para peserta lomba dan para siswa Saraswati 1
Kenjeran yang diberi tugas untuk membuat laporan tentang “Kegiatan Lomba
Penjor di Pura Segara- Kenjeran, Surabaya”.
BAB II
PELAKSANAAN LOMBA PENJOR
1. Susunan Acara
a. Daftar Ulang
b. Pengundian No. Urut Peserta
c. Sambutan Ketua Panitia Prof. I Ketut Priya Utama
d. Pelaksanaan Lomba Penjor
e. Pemasangan Penjor
f. Penilaian Oleh Juri
g. Pengumuman Pemenang Lomba
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
8Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
2. Hari, Tanggal dan Tempat Pelaksanaan Lomba
Lomba Penjor dilaksanakan pada :
Hari : Minggu
Tanggal : 12 Oktober 2008
Pukul : 11.30 – 18.00
Tempat : Pura Segara Kenjeran, Surabaya
3. Peserta Lomba
Lompa penjor diikuti oleh 17 team, yaitu :
a. Asrama Tirta Gangga j. Lamongan
b. Youth Vikas k. ITS
c. Sektor Sidotopo l UNAIR
d. Sektor Rungkut m. STESIA
e. Sektor Karang Pilang n. UWK
f. Tirta Empul o. UBAYA
g. Karang Taruna Tambak Sari p. Swastika Yuwana
h. Laban q. Shangham Cendikya
i. Bongso, Gresik
4. Peralatan dan Bahan Pembuatan Penjor
A. Peralatan yang diperlukan untuk membuat penjor adalah :
a. Parang/gergaji, digunakan untuk memotong bambu.
b. Pisau Kecil/Cutter, digunakan untuk memotong/mengiris/membuat
ringgitan janur dan memotong tali yang diperlukan.
c. Gunting, digunakan untuk membuat hiasan penjor/lamak.
d. Stapler dan staples, digunakan untuk merangkai janur
e. Linggis/Bambu runcing, digunakan untuk membuat lobang pada tanah
tempat menancapkan penjor.
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
9Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
B. Bahan yang diperlukan untuk membuat penjor terdiri dari bahan utama dan
bahan pelengkap.
- Bahan Utama, yaitu :
a. Batang bambu selonjor/utuh yang ujung atasnya melengkung, untuk
batang penjor.
b. Batang bambu pendek ( + 4 meter), untuk membuat tiang dan klatkat
sanggah cerucuk.
c. Tali, untuk ikat-mengikat.
d. Janur dan/atau ambu (daun aren muda), untuk canang, sampyan,
tamiang, porosan, gembrong dan bakang-bakang.
e. Bunga/Kembang, untuk canang, isi sampyan dan hiasan penjor
f. Pala bungkah, pala gantung dan palawija seperti : kelapa, buah-
buahan, padi, jagung, ubi, keladi, dll, untuk gantung-gantungan.
g. Daun pelawa dan/atau daun andongan, digunakan untuk hiasan pada
bagian bawah penjor.
h. Pelepah pinang/pelepah palm/daun ilalang/daun kelapa/daun aren,
untuk penutup/atap sanggah cerucuk
i. Daun aren/daun lontar, untuk membuat Lamak.
j. Porosan dan uang kepeng, untuk kelengkapan penjor.
k. Jajanan kering/ jajanan bungkus, untuk gantung-gantungan.
l. Kain Putih, untuk dipasang pada bagian atas / lengkungan bambu.
- Bahan Pelengkap, untuk memperindah penjor, antara lain :
Kertas timah, pita, untuk tulisan dan hiasan.
Bunga kertas/plastik, untuk hiasan.
Batang pisang, untuk tempat menancapkan/merangkai bunga, buah-
buahan hiasan.
Lem, selotape, spidol warna, dll.
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
10Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
7. Proses Pembuatan dan Pemasangan Penjor
- Pertama-tama bambu dibersihkan dengan menggunakan parang/pisau besar
untuk menghilangkan ranting-ranting atau kotoran pada bambu dan bila perlu
dilap dengan serabut kelapa untuk menghilangkan merang yang menempel
pada batang bambu tersebut.
- Untuk mendapatkan ukuran yang ideal, pangkal bambu dapat dipotong
disesuaikan dengan besarnya batang bambu atau ketentuan dari panitia.
Teknik memotong yang baik adalah :
potongan dekat dengan ruas, agar pangkal bambu tidak mudah pecah
ujung potongan adalah menyerupai “” (huruf V terbalik), tujuannya agar
setelah dipasang, penjor tidak mudah berputar oleh tiupan angin.
- Batang bambu yang sudah bersih, bagian atasnya diangkat dan diletakkan
pada tiang penyanggga agar lebih mudah dalam proses penghiasannya,
selanjutnya dililit dengan janur / daun aren, dimulai kira-kira 3 meter dari
pangkal sampai keujung lengkungan.
- Pada waktu bersaman anggota team (wanita) lainnya dapat memulai
membuat/mempersiapkan reringgitan, sampyan, canang & porosan, lamak,
gelung-gelung dan aneka hiasan lainnya.
- Pada bambu yang sudah dililit, dapat dilanjutkan dengan pemasangan
gembrong, daun andongan/plawa, bakang-bakang dari janur/daun lontar,
gantung-gantungan berupa pala bungkah, pala gantung, palawija, rangkaian
bunga dan rangkaian buah serta kain putih.
- Sementara itu anggota team (pria) lainnya dapat membuat “Sanggah
Cerucuk” dengan tiang dari bambu, di atasnya diisi klatkat (anyaman batang
bambu) berbentuk piramida dengan bagian muka berbentuk segitiga, diisi
atap yang dapat dibuat dari daun kelapa/daun ilalang/daun pisang/ pelepah
daun pinang serta pada bagian bawahnya diisi daun/rangkaian janur untuk
alas menaruh canang raka.
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
11Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
Tinggi sanggah cerucuk sebelum dipasang disesuaikan kira-kira setinggi
orang dewasa ditambah dengan ujung pangkal yang ditanam (+ 2 Meter).
- Menjelang selesai pembuatan penjor, satu atau dua orang anggota team
harus menyediakan lobang tempat penjor akan ditancapkan. Tempat
penancapan penjor ditetapkan oleh Panitia Lomba sesuai dengan nomor
undian peserta.
- Sampyan yang telah diisi kembang dan porosan selanjutnya dipasang pada
ujung penjor menjelang penjor ditancapkan. Pada penghubung dengan ujung
penjor diisi kain berbingkai dan berisi tulisan þ (OM Kara, ngadeg), sebagai
simbol Ida Sanghyang Widhi Waca. Penjor dipasang/ditancapkan dengan
posisi ujung lengkungan menghadap ke jalan.
- Selesai menancapkan penjor dilanjutkan dengan penancapan Sanggah
Cerucuk dengan muka menghadap kejalan dan dilanjutkan dengan
pemasangan lamak pada bagian depan sanggah cerucuk.
8. Penilaian
A. Team Penilai
Team penilai terdiri dari 1 orang Ketua dan 4 orang Anggota, yaitu :
1. Ketut Dunia : Ketua Team
2. I Made Sudirman : Anggota Team
3. IDKR Ardiyana : Anggota Team
4. IDK Bhayangkara : Anggota Team
5. I Ketut Swastika : Anggota Team
B Aspek Penilaian :
a. Kelengkapan Alat dan Bahan
b. Kekompakan Team dan Ketepatan Waktu
c. Kreatifitas dan Kebersihan
d. Kerapihan, Keserasian dan Keindahan.
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
12Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
C. Pelaksanaan Penilaian.
Penilaian dilaksanakan mulai dari persiapan alat dan bahan sampai
pemasangan penjor dan sanggah cerucuk.
Skor penilaian untuk masing-masing aspek adalah menggunakan skala 100
(0 s/d 100). Peserta yang mendapatkan skor tertinggi adalah dinyatakan
sebagai Juara atau Pemenang Lomba.
9. Pengumuman dan Hadiah
Pengumuman pemenang lomba penjor dilaksanakan pada hari yang sama setelah
penskoran dan penjumlahan skor melalui diskusi antara team penilai.
Dari hasil dari penilaian, panitia (seksi lomba penjor) menetapkan juara-juara
atau pemenang lomba sebagai berikut :
Juara I dengan skor 1839 : Team Karang Taruna Tambak Sari
Juara II dengan skor 1837 : Team Karang Taruna Sukolilo
Juara III dengan skor 1830 : Team Karang Taruna Bongso Wetan
Juara Harapan I dengan skor 1824 : Team Karang Taruna Karang Pilang
Juara Harapan II dengan skor 1822 : Team Laban
Juara Harapan III dengan skor 1811 : Team Taruna Banjar Surabaya
Hadiah yang disediakan oleh panitia untuk para pemenang lomba adalah berupa
uang tunai, piala/trophy dan tanda penghargaan. Penyerahan hadiah kepada
para pemenang dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 14 Oktober 2008,
bertepatan dengan hari piodalan dan pentas tari.
BAB III
P E N U T U P
1. Kesimpulan
Semangat umat Hindu di Surabaya dan sekitarnya untuk mengikuti lomba
penjor masih cukup tinggi walaupun ada sedikit penurunan jumlah peserta bila
dibandingkan dengan tahun 2007.
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
13Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
Kesiapan, ketrampilan dan kerjasama team para peserta lomba sudah
semakin meningkat. Hal ini terbukti hanya dalam waktu + 5 jam, penjor sudah
selesai dipasang/ditancapkan pada tempat yang telah ditentukan
2. Saran- Saran
Kepada panitia, saya menyarankan agar :
- Mengadakan sosialisasi secara maksimal tentang rencana kegiatan lomba
melalui media yang ada, memberikan informasi yang lebih menarik, guna
menarik minat umat Hindu yang ada di Surabaya dan sekitarnya untuk
mengikuti lomba penjor.
- Memberikan informasi yang lebih jelas kepada para calon peserta tentang
segala hal yang berkaitan dengan rencana kegiatan lomba, termasuk
ketentuan-ketentuan yang akan ditetapkan dalam kegiatan lomba, agar
para calon peserta dapat lebih mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba.
- Menempelkan informasi tertulis pada papan informasi atau tempat-tempat
yang strategis di lingkungan pura tentang segala hal yang dianggap perlu
yang berkaitan dengan perlombaan seperti : nama-nama seksi perlombaan,
nama-nama juri, aspek-aspek penilaian, ketentuan penilaian, nama team
yang mendaftar untuk mengikuti perlombaan dan lain-lain, agar para siswa
Saraswati 1 yang diberi tugas oleh guru untuk membuat laporan
mendapatkan informasi yang lebih jelas dan lengkap tanpa harus
mengganggu panitia lomba yang sedang bertugas dan dapat lebih
berkonsentrasi mengadakan pengamatan tentang tata cara pembuatan
penjor.
Kepada guru pemberi tugas, saya menyarankan agar memberikan penjelasan
sebelumnya tentang pokok-pokok atau garis besar isi laporan yang akan
disusun oleh siswa demi keseragaman dan kebenaran susunan laporan yang
akan dibuat.
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
14Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
Daftar Bacaan
Buku “Lima Cara Beryadnya”, disusun oleh I Gusti Ketut Widana.
Buku “Ajaran Agama Hindu”, disusun oleh Drs. IB Putu Sudarsana, MBA., M.M.
Himpunan Keputusan Seminar Kesatuan Tafsir Terhadap Aspek-aspek Agama
Hindu (I-XIV).
Buku “Pedoman Perayaan Galungan dan Kuningan”, ditulis oleh Bhagawan Dwija.
Website : http://www.babadbali.com
Website: http://baliguide.biz
Website : http://pojok-bali.blogspot.com
Website : http://www.parisada.org
Website : http://baliblide.blogspot.com
Website : http://stitidharma.org
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
15Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
Peserta Lomba, memulai pembuatan Penjor
Peserta Lomba, memulai pembuatan Penjor
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
16Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
Panitia Lomba
Pemasangan gantung-gantungan palawija (padi, jagung dll.)
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
17Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
Lamak Lamak
Sampyan Sampyan
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
18Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
Sanggah Cerucuk Sanggah Cerucuk
Rangkaian Buah pada penjor Bakang-bakang
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008
19Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B
Memasang/menancapkan Penjor
Penjor Terpasang Penjor Terpasang