laporan kasus 1
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir, dimana
bayi cukup bulan merupakan bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi antara 37-
42 minggu (259-293 hari).1
Tidak semua persalinan membuahkan hasil sesuai dengan yang
diinginkan, adakalanyayi lahir dengan kelainan bawaan, yaitu kelainan yang
diperoleh sejak bayi di dalam kandungan. Sekitar 3% bayi baru lahir mempunyai
kelainan bawaan (congenital). Meskipin angka ini masih rendah, akan tetapi
kelainan ini dapat mengakibatkan angka kematian dan kesakitan yang tinggi. Di
Negara maju, 30% dari seluruh penderita yang dirawat di rumah sakt anak terdiri
dari penderita kelainan congenital dan akbat yang ditimbulkannya.
Congenital Genu Recurvatum (CGR) adalah suatu kelainan yang ditandai
dengan Berikut akan dibahas sebuah kasus perinatologi pada seorang bayi laki-
laki yang dirawat di bagian Neonati RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado dengan
TTN, sepsis neonatorum dan hiperbilirubinemia.
LAPORAN KASUS
Seorang neonatus, MT, bayi laki-laki lahir pada tanggal 24 Juli 2010 pukul 11.45
WITA secara spontan letak belakang kepala dengan berat badan lahir 3200 gram,
panjang badan lahir 45 cm, dan skor Apgar 8-10. Bayi telah mendapat suntikan
vitamin K1 setelah lahir. BAB dan BAK normal.
Riwayat Kehamilan
Kehamilan ini merupakan kehamilan ke-3, ibu kontrol secara teratur di posyandu
dan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 1 kali. Riwayat ISK disangkal dan
didapatkan keputihan selama hamil.
Keadaan Sosial, Ekonomi, Kebiasaan dan Lingkungan
1
Ibu penderita tinggal di rumah beratap seng, berdinding beton, dan berlantai
semen. Terdiri dari 2 kamar tidur, dihuni oleh 2 orang dewasa dan tidak
didapatkan anak-anak. Kamar mandi dan WC terdapat di dalam rumah. Sumber
air minum dari PAM, sumber penerangan listrik dari PLN, dan sampah dibuang
ke tempat sampah.
Pemeriksaan Fisik :
Tanggal 14 Januari 2009, pukul 13.20 WITA (hari perawatan ke-1)
Berat badan lahir : 2600 gram Panjang badan lahir : 49 cm
Lingkar kepala : 36 cm (50% + 2 SD Grafik Nellhaus)
Berat badan saat ini : 2600 gram
Keluhan : sesak napas
Keadaan umum : tampak sakit, aktivitas ↓, refleks (+) ↓
Denyut jantung : 148 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 76 kali/menit
Suhu badan : 37.2oC
Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-)
pernapasan cuping hidung (+), ubun-ubun besar datar
Thoraks : gerakan simetris, retraksi (+) supra sternal, sub kostal,
interkostal, xifoid
Cor : bising jantung (-)
Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar / Lien : tidak teraba
tali pusat terawat
Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik
cutis marmorata (-), sianosis (-)
Genetalia : laki-laki normal, panjang penis 2.5 cm, skrotum rugae (+)
testis (+)
Anus : (+)
2
Skor RDS :
Grunting : 1
PCH : 1
UCR : 2
LCR : 2
Xyphoid : 1 +
Total : 7
Hasil laboratorium :
CRP : (+) 6 mg/L (negatif atau < 6 mg/L)
Hemoglobin : 20.25 g/dL (15.0-24.6 g/dL)
Hematokrit : 61.97% (50-82%)
Leukosit : 22020/mm3 (5000-30000/mm3)
Trombosit : 133000/ mm3 (200000-500000/mm3)
Hitung jenis : 0/3/19/70/11/5 IT ratio > 0.2 (0.21)
X foto thoraks :
Jantung : dalam batas normal
Paru : hiperaerasi, infiltrat intertisial pada kedua lapang paru
Diagnosis :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
Distress pernapasan sedang e.c suspek TTN dd/ neonatal pneumonia
Sepsis neonatorum
Terapi :
Rawat inkubator : pantau suhu badan
O2 2-4 liter/menit (nasal kanul)
IVFD D10% 6-7 tetes/menit (mikro) kebutuhan 60 ml/KgBB/hari
Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (1)
Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (1)
3
Oral aff sementara
Pasang naso gastric tube (NGT)
Rawat tali pusat
Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,
capillary refill time)
Rencana pemeriksaan :
Kultur darah
Analisis gas darah
Jam 19.00 WITA
Keluhan : sesak napas bertambah
Keadaan umum : tampak sakit, aktivitas ↓, refleks (+) ↓
Denyut jantung : 150 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 88 kali/menit
Suhu badan : 36.6oC
Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-)
pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar
Thoraks : gerakan simetris, retraksi (+) supra sternal, sub kostal,
interkostal, xifoid
Cor : bising jantung (-)
Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar / Lien : tidak teraba
tali pusat terawat
Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik
cutis marmorata (-), sianosis (-)
Skor RDS :
4
Grunting : 2
PCH : 1
UCR : 2
LCR : 2
Xyphoid : 1 +
Total : 8
Diagnosis :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
Distress pernapasan berat e.c TTN
Sepsis neonatorum
Terapi :
Rawat inkubator : pantau suhu badan
O2 5 liter/menit (head box)
IVFD D10% 6-7 tetes/menit (mikro) kebutuhan 60 ml/KgBB/hari
Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (1)
Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (1)
Oral aff sementara
Rawat tali pusat
Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,
capillary refill time)
Tanggal 15 Januari 2009 (hari perawatan ke-2, jam 07.00 WITA)
Berat badan : 2600 gram
Keluhan : sesak napas berkurang
Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)
Denyut jantung : 132 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 66 kali/menit
Suhu badan : 36.8oC
Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-)
5
pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar
Thoraks : gerakan simetris, retraksi (+) sub costal minimal
Cor : bising jantung (-)
Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar / Lien : tidak teraba
tali pusat terawat
Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik
cutis marmorata (-), sianosis (-)
Skor RDS :
Grunting : 0
PCH : 1
UCR : 1
LCR : 1
Xyphoid : 1 +
Total : 4
Diagnosis :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
Distress pernapasan sedang e.c TTN
Sepsis neonatorum
Terapi :
Rawat inkubator : pantau suhu badan
O2 5 liter/menit (head box)
IVFD Kaen 4B 62 ml, D40% 42 ml, Aminofusin 104 ml, Ca glukonas 1.3
ml, KCl 3 ml 9 tetes/menit (GIR : 6.5 mg/KgBB/menit, kebutuhan
cairan : 80 ml/KgBB/hari, Protein 2 gr/KgBB/hari)
Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (2)
Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (2)
6
Oral aff sementara
Rawat tali pusat
Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,
capillary refill time)
Jam 17.00 WITA
Keluhan : sesak napas berkurang
Keadaan umum : tampak sakit, aktivitas ↓, refleks (+) ↓
Denyut jantung : 140 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 48 kali/menit
Suhu badan : 36.6oC
Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-)
pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar
Thoraks : gerakan simetris, retraksi (+) supra sterna, inter kostal
minimal
Cor : bising jantung (-)
Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar / Lien : tidak teraba
tali pusat terawat
Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik
cutis marmorata (-), sianosis (-)
Skor RDS :
Grunting : 0
PCH : 0
UCR : 1
LCR : 1
Xyphoid : 0 +
Total : 2
7
Diagnosis :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
Distress pernapasan ringan e.c TTN
Sepsis neonatorum
Terapi :
Rawat inkubator : pantau suhu badan
O2 2 liter/menit (nasal kanul)
IVFD Kaen 4B 62 ml, D40% 42 ml, Aminofusin 104 ml, Ca glukonas 1.3
ml, KCl 3 ml 9 tetes/menit (GIR : 6.5 mg/KgBB/menit, kebutuhan
cairan : 80 ml/KgBB/hari, Protein 2 gr/KgBB/hari)
Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (2)
Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (2)
ASI 8x1 ml (trophic feeding)
Rawat tali pusat
Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,
capillary refill time)
Tanggal 16 Januari 2009 (hari perawatan ke-3, jam 07.00 WITA)
Berat badan : 2600 gram
Keluhan : sesak napas (-)
Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)
Denyut jantung : 130 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit
Suhu badan : 36.7oC
Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-)
pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar
Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)
Cor : bising jantung (-)
Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar / Lien : tidak teraba
8
tali pusat terawat
Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik
cutis marmorata (-), sianosis (-)
Diagnosis :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
Post distress pernapasan e.c TTN
Sepsis neonatorum
Terapi :
Rawat inkubator
IVFD Kaen 4B 60 ml, D40% 44 ml, Aminofusin 156 ml, Ca glukonas 1.3
ml, KCl 3 ml 10-11 tetes/menit (GIR : 7 mg/KgBB/menit, Kebutuhan
cairan : 100 ml/KgBB/hari, Protein : 3 gr/KgBB/hari)
Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (3)
Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (3)
ASI 8x2.5-5 ml / NGT (naikkan bertahap cek retensi)
Rawat tali pusat
Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,
capillary refill time)
Pro : darah lengkap
Tanggal 17 Januari 2009 (hari perawatan ke-4, jam 07.00 WITA)
Berat badan : 2600 gram
Keluhan : sesak napas (-), retensi (-), kuning pada wajah
Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)
Denyut jantung : 136 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 52 kali/menit
Suhu badan : 36.5oC
Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, sianosis (-)
pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar
Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)
9
Cor : bising jantung (-)
Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar / Lien : tidak teraba
tali pusat terawat
Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik
cutis marmorata (-), sianosis (-)
Kulit : ikterus pada wajah
Hasil laboratorium :
Hemoglobin : 19.7 g/dL (15.0-24.6 g/dL)
Hematokrit : 60.5% (50-82%)
Leukosit : 25100/mm3 (5000-30000/mm3)
Trombosit : 152000/ mm3 (200000-500000/mm3)
Diagnosis :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
Post distress pernapasan e.c TTN
Sepsis neonatorum
Ikterus neonatorum
Terapi :
Rawat inkubator
IVFD Kaen 4B 117 ml, D40% 39 ml, Aminofusin 156 ml, Ca glukonas 1.3
ml, KCl 3 ml 13 tetes/menit (GIR : 7 mg/KgBB/menit, Kebutuhan
cairan : 120 ml/KgBB/hari, Protein : 3 gr/KgBB/hari)
Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (4)
Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (4)
ASI 8x5-10 ml / NGT (naikkan bertahap cek retensi)
Coba menyusui per oral
Rawat tali pusat
10
Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,
capillary refill time)
Tanggal 18 Januari 2009 (hari perawatan ke-5, jam 07.00 WITA)
Berat badan : 2550 gram
Keluhan : sesak napas (-), retensi susu (-), kuning sampai dada
Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)
Denyut jantung : 130 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit
Suhu badan : 36.5oC
Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, sianosis (-)
pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar
Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)
Cor : bising jantung (-)
Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar / Lien : tidak teraba
tali pusat terawat
Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik
cutis marmorata (-), sianosis (-)
Kulit : ikterus sampai dengan dada
Diagnosis :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
Post distress pernapan e.c TTN
Sepsis neonatorum
Ikterus neonatorum
Terapi :
11
Rawat inkubator
IVFD aff pasang INT
Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (5) / INT
Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (5) / INT
ASI on demand
Rawat tali pusat
Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,
capillary refill time)
Pro : darah lengkap, bilirubin total / direk / indirek
Jam 18.00 WITA
Keluhan : sesak napas (-), retensi susu (-), kuning sampai dada
Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)
Denyut jantung : 130 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit
Suhu badan : 36.5oC
Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, sianosis (-)
pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar
Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)
Cor : bising jantung (-)
Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar / Lien : tidak teraba
tali pusat terawat
Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik
cutis marmorata (-), sianosis (-)
Kulit : ikterus sampai dengan dada
Hasil laboratorium :
Hemoglobin : 17.2 g/dL (15.0-24.6 g/dL)
12
Hematokrit : 51.2% (50-82%)
Leukosit : 6400/mm3 (4000-16000/mm3)
Trombosit : 218000/ mm3 (200000-500000/mm3)
Bilirubin total : 17.09 mg/dL (< 12 mg/dL)
Bilirubin direk : 1.07 mg/dL (< 1.2 mg/dL)
Diagnosis :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
Post distress pernapasan e.c TTN
Sepsis neonatorum
Hiperbilirubinemia
Terapi :
Rawat inkubator
Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (5) / INT
Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (5) / INT
ASI on demand
Rawat tali pusat
Foto terapi (1)
Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,
capillary refill time)
Tanggal 19 Januari 2009 (hari perawatan ke-6, jam 07.00 WITA)
Berat badan : 2600 gram
Keluhan : sesak napas (-), retensi susu (-), kuning sampai dada
Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)
Denyut jantung : 128 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 48 kali/menit
Suhu badan : 36.6oC
Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, sianosis (-)
pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar
13
Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)
Cor : bising jantung (-)
Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar / Lien : tidak teraba
tali pusat terawat
Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik
cutis marmorata (-), sianosis (-)
Kulit : kuning sampai dengan dada
Diagnosis :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
Post distress pernapasan e.c TTN
Sepsis neonatorum
Hiperbilirubinemia
Terapi :
Rawat inkubator
Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (6) / INT
Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (6) / INT
ASI on demand
Rawat tali pusat
Foto terapi (2)
Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,
capillary refill time)
Tanggal 20 Januari 2009 (hari perawatan ke-7, jam 07.00 WITA)
Berat badan : 2600 gram
Keluhan : sesak napas (-), kuning sampai dada
Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)
14
Denyut jantung : 128 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit
Suhu badan : 36.7oC
Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+,
pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar
Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)
Cor : bising jantung (-)
Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar / Lien : tidak teraba
tali pusat terawat
Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik
cutis marmorata (-), sianosis (-)
Kulit : kuning sampai dengan dada
Diagnosis :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
Post sindroma distress napas sedang e.c TTN
Sepsis neonatorum
Hiperbilirubinemia
Terapi :
Rawat inkubator
Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (7) / INT
Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (7) / INT
ASI on demand
Foto terapi (3)
Rawat tali pusat
Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,
capillary refill time)
15
Tanggal 21 Januari 2009 (hari perawatan ke-8, jam 07.00 WITA)
Berat badan : 2650 gram
Keluhan : sesak napas (-), kuning sampai wajah
Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)
Denyut jantung : 128 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit
Suhu badan : 36.7oC
Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, sianosis (-)
pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar
Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)
Cor : bising jantung (-)
Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar / Lien : tidak teraba
tali pusat terawat
Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik
cutis marmorata (-), sianosis (-)
Kulit : kuning sampai dengan wajah
Diagnosis :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
Post distress pernapasan e.c TTN
Sepsis neonatorum
Hiperbilirubinemia
Terapi :
Rawat inkubator
Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (8) / INT
Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (8) / INT
ASI on demand
Foto terapi (4)
16
Rawat tali pusat
Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,
capillary refill time)
Tanggal 22 Januari 2009 (hari perawatan ke-9, jam 07.00 WITA)
Berat badan : 2700 gram
Keluhan : sesak napas (-), kuning di wajah minimal
Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)
Denyut jantung : 140 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 48 kali/menit
Suhu badan : 36.8oC
Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-)
pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar
Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)
Cor : bising jantung (-)
Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar / Lien : tidak teraba
tali pusat terawat
Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik
cutis marmorata (-), sianosis (-)
Kulit : kuning sampai dengan wajah (minimal)
Diagnosis :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
Post distress pernapasan e.c TTN
Sepsis neonatorum
Hiperbilirubinemia
Terapi :
17
Rawat inkubator
Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (9) / INT
Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (9) / INT
ASI on demand
Foto terapi (5)
Rawat tali pusat
Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,
capillary refill time)
Tanggal 23 Januari 2009 (hari perawatan ke-10, jam 07.00 WITA)
Berat badan : 2750 gram
Keluhan : sesak napas (-), kuning (-)
Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)
Denyut jantung : 138 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit
Suhu badan : 37.0oC
Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-)
pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar
Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)
Cor : bising jantung (-)
Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar / Lien : tidak teraba
tali pusat terawat
Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik
cutis marmorata (-), sianosis (-)
Diagnosis :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
Post distress pernapasan e.c TTN
Sepsis neonatorum
18
Hiperbilirubinemia
Terapi :
Rawat inkubator
Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (10) / INT terakhir
Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (10) / INT terakhir
ASI on demand
Rawat tali pusat
Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,
capillary refill time)
Pro : darah lengkap, hitung jenis, CRP, bilirubin total / direk / indirek
(bila hasil normal boleh pindah rawat gabung)
Tanggal 24 Januari 2009 (hari perawatan ke-11, jam 07.00 WITA)
Berat badan : 2800 gram
Keluhan : sesak napas (-), kuning (-)
Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)
Denyut jantung : 154 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 56 kali/menit
Suhu badan : 37.1oC
Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-)
pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar
Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)
Cor : bising jantung (-)
Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar / Lien : tidak teraba
tali pusat terawat
Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik
cutis marmorata (-), sianosis (-)
19
Hasil laboratorium :
CRP : (-) (negarif atau < 6 mg/L)
Hemoglobin : 19.1 g/dL (15.0-24.6 g/dL)
Hematokrit : 53.5% (50-82%)
Leukosit : 8800/mm3 (4000-16000/mm3)
Trombosit : 212000/ mm3 (200000-500000/mm3)
Bilirubin total : 3.5 mg/dL (< 12 mg/dL)
Bilirubin direk : 0.45 mg/dL (< 1.2 mg/dL)
Hitung jenis : 0/1/9/48/11/6 IT ratio < 0.2 (0.15)
Diagnosis :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
Post distress pernapasan e.c TTN
Sepsis neonatorum
Hiperbilirubinemia
Terapi :
ASI on demand
Roborantia drop 1x0.3 ml
Rawat tali pusat
Rawat jalan
DISKUSI
Sepsis neonatorum masih menjadi masalah utama yang belum dapat
terpecahkan dalam pelayanan dan perawatan neonatus. Di negara berkembang,
hampir sebagian besar neonatus yang dirawat di rumah sakit mempunyai masalah
yang berkaitan dengan masalah infeksi. Angka kejadian / insidens sepsis di negara
berkembang masih cukup tinggi (1.8-18 / 1000) dibandingkan dengan negara
maju (1-5 / 1000).2
Ada dua kategori sepsis neonatorum, yaitu sepsis awitan dini dan awitan
lambat, 85% bayi baru lahir dengan infeksi awitan dini memperlihatkan gejala 20
dalam 24 jam, 5% dalam 24-48 jam. Persentasi kecil terlihat antara 48 jam dan 6
hari setelah lahir. Sepsis awitan dini dikaitkan dengan penularan dari ibu. Infeksi
transplasenta atau infeksi asenden dari serviks dapat disebabkan oleh kuman yang
berkoloni di traktus genitourinarius ibu. Bayi mendapat infeksi ketika melewati
jalan lahir yang dikoloni oleh kuman. Mikro organisme yang paling sering
dikaitkan dengan infeksi onset dini meliputi group B Streptococcus, Escherichia
coli, Haemophilus influenza dan Listeria monocytogenes. Sindrom sepsis onset
lanjut terjadi pada 7-90 hari kehidupan dan didapat dari lingkungan pengasuh.
Organisme yang diduga terlibat meliputi Stafilokokus koagulase negatif,
Staphlylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella, Pseudomonas,
Enterobacter, Candida, Serratia, Acinetobacter dan kuman anaerob. Angka
mortalitas pada sepsis neonatorum bisa setinggi 50% untuk bayi yang tidak
diterapi dan berkontribusi sebanyak 13-15% dari semua kematian neonatus.2,8
Pada masa neonatus, diagnosis dini sepsis penting artinya karena penyakit
ini berpotensi mengancam kelangsungan hidup bayi. Faktor risiko, gambaran
klinik dan pemeriksaan penunjang merupakan faktor yang saling menunjang
dalam menegakkan diagnosis. Faktor risiko sepsis neonatorum dikelompokkan
dalam 2 kelompok yaitu kelompok risiko mayor dan minor. Yang termasuk
kelompok risiko mayor adalah :2,13-15
Ketuban pecah > 24 jam
Ibu demam (saat intrapartum suhu > 38oC)
Korioamnionitis
Denyut jantung yang menetap > 160 kali.menit
Ketuban berbau
Sedangkan yang termasuk dalam kelompok risiko minor adalah :
Ketuban pecah > 12 jam
Ibu demam (saat intrapartum suhu > 37.5oC)
Nilai Apgar rendah (menit ke-1 < 5, menit ke-5 < 7)
BBLSR (< 1500 gram)
Usia gestasi < 37 minggu
Kehamilan ganda
21
Keputihan ibu yang tidak diobati
Ibu dengan ISK / tersangka ISK yang tidak diobati
Bila terdapat 1 faktor risiko mayor dan 2 faktor risiko minor maka diagnosis
sepsis harus dilakukan secara aktif dengan memperlihatkan gejala klinis dan
melakukan pemeriksaan penunjang. Pada penderita ini hanya didapatkan 1 faktor
risiko mayor yaitu ibu demam tinggi dan 1 faktor risiko minor yaitu ibu dengan
riwayat keputihan.
Gambaran klinis penderita sepsis neonatorum bervariasi. Janin yang
terkena infeksi akan menderita takikardia, lahir dengan asfiksia, dan nilai Apgar
yang rendah. Selain itu bayi akan tampak lemah, hipo/hipertermia, hipoglikemia
kadang-kadang hiperglikemia. Kelainan susunan saraf pusat yang tampak adalah
letargi, refleks hisap yang buruk, menangis lemah / high pitch cry, iritabel dan
kejang. Kelainan kardiovaskuler dapat berupa hipotensi, pucat, sianosis, dingin
dan clummy skin. Bayi dapat pula memperlihatkan gejala hematologik
(perdarahan, ikterus), gejala gastrointestinal (muntah, diare, distensi abdomen,
intoleransi minum, waktu pengosongan lambung memanjang) dan gejala
respiratorik (takipnea, apnea, merintih, retraksi).9-12,18
Pemeriksaan penunjang memiliki arti yang penting dalam membantu
penegakkan diagnosis atau dengan kata lain sebagai alat konfirmasi untuk
diagnosis sepsis. Pemeriksaan kultur darah sampai sekarang ini masih menjadi
standar baku emas untuk penegakkan diagnosis sepsis. Namun pemeriksaan ini
memiliki kelemahan, yaitu membutuhkan waktu pemeriksaan yang cukup lama,
selain itu penggunaan antibiotika sebelum dilakukan pemeriksaan kultur akan
sangat mempengaruhi hasil yang didapatkan. Pemeriksaan lain yang dapat
dilakukan biasa dikenal sebagai septic marker meliputi jumlah leukosit, jumlah
trombosit, CRP dan IT ratio. Trombositopenia ditemukan pada 10-60% dari
penderita, sedangkan gambaran leukosit yang terjadi dapat berupa leukositosis
maupun leukopenia. Rasio imatur dan total netrofil (IT Ratio) > 0.2 juga
mempunyai arti dalam menunjang diagnosis sepsis dengan nilai sensitivitas
sebesar 60-90%. Sedangkan C-Reactive Protein (CRP) merupakan salah satu
protein fase akut yang dihasilkan hati sebagai respon reaksi inflamasi sistemik
22
karena kerusakan jaringan tubuh baik karena infeksi maupun non infeksi. Pada
penderita ini didapatkan gambaran trombositopenia, peningkatan kadar CRP dan
nilai IT Ratio 0.21. Namun setelah pemberian pengobatan antibiotika berupa
cefotaxim dan gentamisin, nilai CRP nya mejadi negatif.16,17
Transient Tachypnea of the Newborn (TTN) merupakan salah satu
penyebab dari distress pernapasan, dimana merupakan suatu kumpulan gejala
klinis yang ditandai dengan ditemukannya kesulitan bernapas pada neonatus
berupa takipnea (frekuensi pernapasan > 60 kali/menit), retraksi dan merintih.
Gejala lain dapat berupa pernapasan cuping hidung dan periodik apnea. TTN
dapat disebabkan oleh keadaan paska sectio caesaria, fetal hipoksia / asfiksia
berat, sedasi maternal dan polihidramnion. Timbul segera atau dalam 1 jam
pertama setelah lahir, pada pemeriksaan didapatkan overinflasi dari dada dan pada
pemeriksaan radiologi berupa foto rontgen thoraks dapat ditemukan gambaran
hiperekspansi (large lungs) dari paru. Pada penderita ini ditemukan keadaan sesak
dalam jam pertama setelah penderita dilahirkan secara sectio caesaria dan dalam
pengamatan lebih lanjut setelah kelahiran didapatkan perbaikan secara klinis yang
bermakna. Serta dari hasil pemeriksaan radiologis juga menunjang untuk
menegakkan diagnosis TTN.19,20
Hiperbilirubinemia merupakan keadaan yang sering ditemukan pada bayi
baru lahir, sekitar 60-70% dari bayi cukup bulan dan hamper sebagian besar dari
bayi kurang bulan. Hal ini ditandai dari peningkatan kadar bilirubin > 2 mg/dL
dan secara klinis baru terlihat pewarnaan pada sklera dan kulit jika kadar bilirubin
telah mencapai > 5 mg/dL. Ikterus biasanya pertama kali timbul pada wajah
(terutama pada hidung) kemudian akan turun ke tubuh dan akhirnya ke anggota
gerak. Pada penderita ini ditemukan keadaan ikterus pada perawatan hari ke-5,
dimana ditemukan keadaan ikterus sampai dengan batas dada.4,21,22
Diagnosis dari hiperbilirubinemia ditegakkan berdasarkan keadaan klinis
dan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan kadar bilirubin total, bilirubin
indirek dan bilirubin direk. Pada penderita ini ditemukan kadar bilirubin sebesar
17.09 mg/dL sehingga kemudian penderita diberikan terapi sinar selama 5 hari.
Bilirubin dapat mengabsorbsi cahaya warna biru dengan panjang gelombang 420-
23
470 nm sehingga terjadi fotoisomerisasi sehingga bilirubin indirek yang ada dapat
diekskresikan ke sistem empedu tanpa harus melalui proses konjugasi di hati dan
juga dapat diekskresikan lewat urin.
Prognosis dari pasien ini ialah baik karena dengan pengobatan yang telah
diberikan keadaan klinis pasien membaik. Distress pernapasan yang terjadi timbul
akibat TTN dan membaik setelah menjalani perawatan. Sepsis yang terjadi dapat
diatasi dengan pemberian antibiotika serta keadaan hiperbilirubinemia yang
terjadi dapat berkurang dengan pemberian foto terapi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Damanik SM. Klasifikasi Bayi Menurut Berat Lahir dan Masa Gestasi.
Dalam: Kosim MS, Yunanto A. Dewi R, dkk. Buku Ajar Neonatologi.
Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008. h.11-30
2. Aminullah A. Sepsis pada Bayi Baru Lahir. Dalam: Kosim MS, Yunanto A.
Dewi R, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia, 2008. h.170-87
3. Kosim S. Gangguan Napas Pada Bayi Baru Lahir. Dalam: Kosim MS,
Yunanto A. Dewi R, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter
Anak Indonesia, 2008. h.126-46
24
4. Sukadi A. Hiperbilirubinemia. Dalam: Kosim MS, Yunanto A. Dewi R, dkk.
Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008.
h.147-68
5. Mustadjab I. Ikterus Neonatorum. Dalam: Mantik MFJ, Runtunuwu A,
Wantania JM. Buku Pedoman Diagnosis dan Terapi. Manado: FK Unsrat,
2001. h.169-71
6. Hinkes MT. Cloherty JP. Neonatal Hyperbilirubinemia. In Cloherty JP,
Stark AR, eds. Manual of Neonatal Care 4th ed. Philadelphia: Wolter Kluwer
Company, 1998. h.171-200
7. Gomella TL. Hyperbilirubinemia. In Gomella TL, Cunningham MD, Eyal
FG, Zenk K, eds. Neonatology Lange 5th ed. New York, 2004.h. 381-86
8. Darmawan I. Sepsis Neonatorum. Dalam: Darmawan I. Update on Sepsis.
Jakarta: Farmedia, 2008. h.25-43
9. Powell KR. Sepsis dan Syok. Dalam: Behrman RE, Vaughan VC. Nelson
Textbook of Pediatrics 17th ed. Philadelphia: WB Saunders, 2004. h.868-72
10. Dellinger RP, Levy MM, Carlet JM, et al. for the International Surviving
Sepsis Campaign Guidelines Committee (2008). “Surviving Sepsis
Campaign: International Guidelines for Management of Severe Sepsis and
Septic Shock 2008”. Crit Care Med 2008;36(1): 296-327
11. Philip AG, Hewitt JR. Early Diagnosis of Neonatal Sepsis. Pediatrics
2000;65: 1089-95
12. Rodrigo I. Changing Patterns of Neonatal Sepsis. Srilanka J Child Health
2002;31: 3-8
13. Gerdes JS. Diagnosis and Management of Bacterial Infections in Neonate.
Pedit Clin N Am 2004;51: 939-59
14. Aggarwal R, Sarkal N, Deorari AK. Sepsis in the Newborn. Indian J Pediatr
2001;68: 1143-7
15. Shattuck KE, Chonmaitree T. The Changing Spectrum of Neonatal
Infections over a fifteen-year Period. Clin Pediatr 1999;31: 118-21
25
16. DaSilva O, Ohlsson A, Kenyon C. Accuracy of Leucocyte Indices and C-
reactive Protein for Diagnosis of Neonatal Sepsis: A Critical Review.
Pediatr Infect J Dis 1999;15: 334-40
17. Berger C, Uehlinger J, Ghelfi D. Comparison of C-reactive Protein and
White Cell Count with Differential in Neonates at Risk for Septicemia.
Europe J Pediatr 2000;154(2): 146-55
18. Goldstein B, Giroir J. Neonatal Sepsis. Pediatr Infect J Dis 2001;143: 324-
33
19. Siva KN, Bahri M, Kicklighter S. Transient Tachypnea of the Newborn.
Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/976914-overview.
Diakses pada 14 Januari 2009
20. Reilly D. Transient Tachypnea – Newborn. Diunduh dari
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007233.htm. Diakses pada
14 Januari 2009
21. Srini G. Hubungan Bayi Kuning dengan Bilirubin. Diunduh dari
http://naya.web.id. Diakses pada 14 Januari 2009
22. American Academy of Pediatrics (AAP). Management of
Hyperbilirubinemia in the Newborn Infant 35 or More Weeks of Gestation.
Pediatrics 2004;114(1): 297-316
26