laporan kasus 1

38
PENDAHULUAN Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir, dimana bayi cukup bulan merupakan bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi antara 37-42 minggu (259-293 hari). 1 Tidak semua persalinan membuahkan hasil sesuai dengan yang diinginkan, adakalanyayi lahir dengan kelainan bawaan, yaitu kelainan yang diperoleh sejak bayi di dalam kandungan. Sekitar 3% bayi baru lahir mempunyai kelainan bawaan (congenital). Meskipin angka ini masih rendah, akan tetapi kelainan ini dapat mengakibatkan angka kematian dan kesakitan yang tinggi. Di Negara maju, 30% dari seluruh penderita yang dirawat di rumah sakt anak terdiri dari penderita kelainan congenital dan akbat yang ditimbulkannya. Congenital Genu Recurvatum (CGR) adalah suatu kelainan yang ditandai dengan Berikut akan dibahas sebuah kasus perinatologi pada seorang bayi laki-laki yang dirawat di bagian Neonati RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado dengan TTN, sepsis neonatorum dan hiperbilirubinemia. LAPORAN KASUS 1

Upload: diane-meytha-supit

Post on 20-Jun-2015

1.643 views

Category:

Documents


49 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan kasus 1

PENDAHULUAN

Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir, dimana

bayi cukup bulan merupakan bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi antara 37-

42 minggu (259-293 hari).1

Tidak semua persalinan membuahkan hasil sesuai dengan yang

diinginkan, adakalanyayi lahir dengan kelainan bawaan, yaitu kelainan yang

diperoleh sejak bayi di dalam kandungan. Sekitar 3% bayi baru lahir mempunyai

kelainan bawaan (congenital). Meskipin angka ini masih rendah, akan tetapi

kelainan ini dapat mengakibatkan angka kematian dan kesakitan yang tinggi. Di

Negara maju, 30% dari seluruh penderita yang dirawat di rumah sakt anak terdiri

dari penderita kelainan congenital dan akbat yang ditimbulkannya.

Congenital Genu Recurvatum (CGR) adalah suatu kelainan yang ditandai

dengan Berikut akan dibahas sebuah kasus perinatologi pada seorang bayi laki-

laki yang dirawat di bagian Neonati RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado dengan

TTN, sepsis neonatorum dan hiperbilirubinemia.

LAPORAN KASUS

Seorang neonatus, MT, bayi laki-laki lahir pada tanggal 24 Juli 2010 pukul 11.45

WITA secara spontan letak belakang kepala dengan berat badan lahir 3200 gram,

panjang badan lahir 45 cm, dan skor Apgar 8-10. Bayi telah mendapat suntikan

vitamin K1 setelah lahir. BAB dan BAK normal.

Riwayat Kehamilan

Kehamilan ini merupakan kehamilan ke-3, ibu kontrol secara teratur di posyandu

dan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 1 kali. Riwayat ISK disangkal dan

didapatkan keputihan selama hamil.

Keadaan Sosial, Ekonomi, Kebiasaan dan Lingkungan

1

Page 2: laporan kasus 1

Ibu penderita tinggal di rumah beratap seng, berdinding beton, dan berlantai

semen. Terdiri dari 2 kamar tidur, dihuni oleh 2 orang dewasa dan tidak

didapatkan anak-anak. Kamar mandi dan WC terdapat di dalam rumah. Sumber

air minum dari PAM, sumber penerangan listrik dari PLN, dan sampah dibuang

ke tempat sampah.

Pemeriksaan Fisik :

Tanggal 14 Januari 2009, pukul 13.20 WITA (hari perawatan ke-1)

Berat badan lahir : 2600 gram Panjang badan lahir : 49 cm

Lingkar kepala : 36 cm (50% + 2 SD Grafik Nellhaus)

Berat badan saat ini : 2600 gram

Keluhan : sesak napas

Keadaan umum : tampak sakit, aktivitas ↓, refleks (+) ↓

Denyut jantung : 148 kali/menit

Frekuensi pernapasan : 76 kali/menit

Suhu badan : 37.2oC

Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-)

pernapasan cuping hidung (+), ubun-ubun besar datar

Thoraks : gerakan simetris, retraksi (+) supra sternal, sub kostal,

interkostal, xifoid

Cor : bising jantung (-)

Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal

Hepar / Lien : tidak teraba

tali pusat terawat

Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik

cutis marmorata (-), sianosis (-)

Genetalia : laki-laki normal, panjang penis 2.5 cm, skrotum rugae (+)

testis (+)

Anus : (+)

2

Page 3: laporan kasus 1

Skor RDS :

Grunting : 1

PCH : 1

UCR : 2

LCR : 2

Xyphoid : 1 +

Total : 7

Hasil laboratorium :

CRP : (+) 6 mg/L (negatif atau < 6 mg/L)

Hemoglobin : 20.25 g/dL (15.0-24.6 g/dL)

Hematokrit : 61.97% (50-82%)

Leukosit : 22020/mm3 (5000-30000/mm3)

Trombosit : 133000/ mm3 (200000-500000/mm3)

Hitung jenis : 0/3/19/70/11/5 IT ratio > 0.2 (0.21)

X foto thoraks :

Jantung : dalam batas normal

Paru : hiperaerasi, infiltrat intertisial pada kedua lapang paru

Diagnosis :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Distress pernapasan sedang e.c suspek TTN dd/ neonatal pneumonia

Sepsis neonatorum

Terapi :

Rawat inkubator : pantau suhu badan

O2 2-4 liter/menit (nasal kanul)

IVFD D10% 6-7 tetes/menit (mikro) kebutuhan 60 ml/KgBB/hari

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (1)

Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (1)

3

Page 4: laporan kasus 1

Oral aff sementara

Pasang naso gastric tube (NGT)

Rawat tali pusat

Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time)

Rencana pemeriksaan :

Kultur darah

Analisis gas darah

Jam 19.00 WITA

Keluhan : sesak napas bertambah

Keadaan umum : tampak sakit, aktivitas ↓, refleks (+) ↓

Denyut jantung : 150 kali/menit

Frekuensi pernapasan : 88 kali/menit

Suhu badan : 36.6oC

Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-)

pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar

Thoraks : gerakan simetris, retraksi (+) supra sternal, sub kostal,

interkostal, xifoid

Cor : bising jantung (-)

Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal

Hepar / Lien : tidak teraba

tali pusat terawat

Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik

cutis marmorata (-), sianosis (-)

Skor RDS :

4

Page 5: laporan kasus 1

Grunting : 2

PCH : 1

UCR : 2

LCR : 2

Xyphoid : 1 +

Total : 8

Diagnosis :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Distress pernapasan berat e.c TTN

Sepsis neonatorum

Terapi :

Rawat inkubator : pantau suhu badan

O2 5 liter/menit (head box)

IVFD D10% 6-7 tetes/menit (mikro) kebutuhan 60 ml/KgBB/hari

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (1)

Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (1)

Oral aff sementara

Rawat tali pusat

Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time)

Tanggal 15 Januari 2009 (hari perawatan ke-2, jam 07.00 WITA)

Berat badan : 2600 gram

Keluhan : sesak napas berkurang

Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)

Denyut jantung : 132 kali/menit

Frekuensi pernapasan : 66 kali/menit

Suhu badan : 36.8oC

Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-)

5

Page 6: laporan kasus 1

pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar

Thoraks : gerakan simetris, retraksi (+) sub costal minimal

Cor : bising jantung (-)

Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal

Hepar / Lien : tidak teraba

tali pusat terawat

Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik

cutis marmorata (-), sianosis (-)

Skor RDS :

Grunting : 0

PCH : 1

UCR : 1

LCR : 1

Xyphoid : 1 +

Total : 4

Diagnosis :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Distress pernapasan sedang e.c TTN

Sepsis neonatorum

Terapi :

Rawat inkubator : pantau suhu badan

O2 5 liter/menit (head box)

IVFD Kaen 4B 62 ml, D40% 42 ml, Aminofusin 104 ml, Ca glukonas 1.3

ml, KCl 3 ml 9 tetes/menit (GIR : 6.5 mg/KgBB/menit, kebutuhan

cairan : 80 ml/KgBB/hari, Protein 2 gr/KgBB/hari)

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (2)

Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (2)

6

Page 7: laporan kasus 1

Oral aff sementara

Rawat tali pusat

Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time)

Jam 17.00 WITA

Keluhan : sesak napas berkurang

Keadaan umum : tampak sakit, aktivitas ↓, refleks (+) ↓

Denyut jantung : 140 kali/menit

Frekuensi pernapasan : 48 kali/menit

Suhu badan : 36.6oC

Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-)

pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar

Thoraks : gerakan simetris, retraksi (+) supra sterna, inter kostal

minimal

Cor : bising jantung (-)

Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal

Hepar / Lien : tidak teraba

tali pusat terawat

Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik

cutis marmorata (-), sianosis (-)

Skor RDS :

Grunting : 0

PCH : 0

UCR : 1

LCR : 1

Xyphoid : 0 +

Total : 2

7

Page 8: laporan kasus 1

Diagnosis :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Distress pernapasan ringan e.c TTN

Sepsis neonatorum

Terapi :

Rawat inkubator : pantau suhu badan

O2 2 liter/menit (nasal kanul)

IVFD Kaen 4B 62 ml, D40% 42 ml, Aminofusin 104 ml, Ca glukonas 1.3

ml, KCl 3 ml 9 tetes/menit (GIR : 6.5 mg/KgBB/menit, kebutuhan

cairan : 80 ml/KgBB/hari, Protein 2 gr/KgBB/hari)

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (2)

Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (2)

ASI 8x1 ml (trophic feeding)

Rawat tali pusat

Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time)

Tanggal 16 Januari 2009 (hari perawatan ke-3, jam 07.00 WITA)

Berat badan : 2600 gram

Keluhan : sesak napas (-)

Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)

Denyut jantung : 130 kali/menit

Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit

Suhu badan : 36.7oC

Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-)

pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar

Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)

Cor : bising jantung (-)

Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal

Hepar / Lien : tidak teraba

8

Page 9: laporan kasus 1

tali pusat terawat

Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik

cutis marmorata (-), sianosis (-)

Diagnosis :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Post distress pernapasan e.c TTN

Sepsis neonatorum

Terapi :

Rawat inkubator

IVFD Kaen 4B 60 ml, D40% 44 ml, Aminofusin 156 ml, Ca glukonas 1.3

ml, KCl 3 ml 10-11 tetes/menit (GIR : 7 mg/KgBB/menit, Kebutuhan

cairan : 100 ml/KgBB/hari, Protein : 3 gr/KgBB/hari)

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (3)

Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (3)

ASI 8x2.5-5 ml / NGT (naikkan bertahap cek retensi)

Rawat tali pusat

Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time)

Pro : darah lengkap

Tanggal 17 Januari 2009 (hari perawatan ke-4, jam 07.00 WITA)

Berat badan : 2600 gram

Keluhan : sesak napas (-), retensi (-), kuning pada wajah

Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)

Denyut jantung : 136 kali/menit

Frekuensi pernapasan : 52 kali/menit

Suhu badan : 36.5oC

Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, sianosis (-)

pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar

Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)

9

Page 10: laporan kasus 1

Cor : bising jantung (-)

Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal

Hepar / Lien : tidak teraba

tali pusat terawat

Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik

cutis marmorata (-), sianosis (-)

Kulit : ikterus pada wajah

Hasil laboratorium :

Hemoglobin : 19.7 g/dL (15.0-24.6 g/dL)

Hematokrit : 60.5% (50-82%)

Leukosit : 25100/mm3 (5000-30000/mm3)

Trombosit : 152000/ mm3 (200000-500000/mm3)

Diagnosis :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Post distress pernapasan e.c TTN

Sepsis neonatorum

Ikterus neonatorum

Terapi :

Rawat inkubator

IVFD Kaen 4B 117 ml, D40% 39 ml, Aminofusin 156 ml, Ca glukonas 1.3

ml, KCl 3 ml 13 tetes/menit (GIR : 7 mg/KgBB/menit, Kebutuhan

cairan : 120 ml/KgBB/hari, Protein : 3 gr/KgBB/hari)

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (4)

Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (4)

ASI 8x5-10 ml / NGT (naikkan bertahap cek retensi)

Coba menyusui per oral

Rawat tali pusat

10

Page 11: laporan kasus 1

Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time)

Tanggal 18 Januari 2009 (hari perawatan ke-5, jam 07.00 WITA)

Berat badan : 2550 gram

Keluhan : sesak napas (-), retensi susu (-), kuning sampai dada

Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)

Denyut jantung : 130 kali/menit

Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit

Suhu badan : 36.5oC

Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, sianosis (-)

pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar

Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)

Cor : bising jantung (-)

Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal

Hepar / Lien : tidak teraba

tali pusat terawat

Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik

cutis marmorata (-), sianosis (-)

Kulit : ikterus sampai dengan dada

Diagnosis :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Post distress pernapan e.c TTN

Sepsis neonatorum

Ikterus neonatorum

Terapi :

11

Page 12: laporan kasus 1

Rawat inkubator

IVFD aff pasang INT

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (5) / INT

Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (5) / INT

ASI on demand

Rawat tali pusat

Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time)

Pro : darah lengkap, bilirubin total / direk / indirek

Jam 18.00 WITA

Keluhan : sesak napas (-), retensi susu (-), kuning sampai dada

Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)

Denyut jantung : 130 kali/menit

Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit

Suhu badan : 36.5oC

Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, sianosis (-)

pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar

Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)

Cor : bising jantung (-)

Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal

Hepar / Lien : tidak teraba

tali pusat terawat

Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik

cutis marmorata (-), sianosis (-)

Kulit : ikterus sampai dengan dada

Hasil laboratorium :

Hemoglobin : 17.2 g/dL (15.0-24.6 g/dL)

12

Page 13: laporan kasus 1

Hematokrit : 51.2% (50-82%)

Leukosit : 6400/mm3 (4000-16000/mm3)

Trombosit : 218000/ mm3 (200000-500000/mm3)

Bilirubin total : 17.09 mg/dL (< 12 mg/dL)

Bilirubin direk : 1.07 mg/dL (< 1.2 mg/dL)

Diagnosis :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Post distress pernapasan e.c TTN

Sepsis neonatorum

Hiperbilirubinemia

Terapi :

Rawat inkubator

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (5) / INT

Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (5) / INT

ASI on demand

Rawat tali pusat

Foto terapi (1)

Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time)

Tanggal 19 Januari 2009 (hari perawatan ke-6, jam 07.00 WITA)

Berat badan : 2600 gram

Keluhan : sesak napas (-), retensi susu (-), kuning sampai dada

Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)

Denyut jantung : 128 kali/menit

Frekuensi pernapasan : 48 kali/menit

Suhu badan : 36.6oC

Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, sianosis (-)

pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar

13

Page 14: laporan kasus 1

Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)

Cor : bising jantung (-)

Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal

Hepar / Lien : tidak teraba

tali pusat terawat

Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik

cutis marmorata (-), sianosis (-)

Kulit : kuning sampai dengan dada

Diagnosis :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Post distress pernapasan e.c TTN

Sepsis neonatorum

Hiperbilirubinemia

Terapi :

Rawat inkubator

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (6) / INT

Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (6) / INT

ASI on demand

Rawat tali pusat

Foto terapi (2)

Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time)

Tanggal 20 Januari 2009 (hari perawatan ke-7, jam 07.00 WITA)

Berat badan : 2600 gram

Keluhan : sesak napas (-), kuning sampai dada

Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)

14

Page 15: laporan kasus 1

Denyut jantung : 128 kali/menit

Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit

Suhu badan : 36.7oC

Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+,

pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar

Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)

Cor : bising jantung (-)

Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal

Hepar / Lien : tidak teraba

tali pusat terawat

Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik

cutis marmorata (-), sianosis (-)

Kulit : kuning sampai dengan dada

Diagnosis :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Post sindroma distress napas sedang e.c TTN

Sepsis neonatorum

Hiperbilirubinemia

Terapi :

Rawat inkubator

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (7) / INT

Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (7) / INT

ASI on demand

Foto terapi (3)

Rawat tali pusat

Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time)

15

Page 16: laporan kasus 1

Tanggal 21 Januari 2009 (hari perawatan ke-8, jam 07.00 WITA)

Berat badan : 2650 gram

Keluhan : sesak napas (-), kuning sampai wajah

Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)

Denyut jantung : 128 kali/menit

Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit

Suhu badan : 36.7oC

Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+, sianosis (-)

pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar

Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)

Cor : bising jantung (-)

Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal

Hepar / Lien : tidak teraba

tali pusat terawat

Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik

cutis marmorata (-), sianosis (-)

Kulit : kuning sampai dengan wajah

Diagnosis :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Post distress pernapasan e.c TTN

Sepsis neonatorum

Hiperbilirubinemia

Terapi :

Rawat inkubator

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (8) / INT

Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (8) / INT

ASI on demand

Foto terapi (4)

16

Page 17: laporan kasus 1

Rawat tali pusat

Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time)

Tanggal 22 Januari 2009 (hari perawatan ke-9, jam 07.00 WITA)

Berat badan : 2700 gram

Keluhan : sesak napas (-), kuning di wajah minimal

Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)

Denyut jantung : 140 kali/menit

Frekuensi pernapasan : 48 kali/menit

Suhu badan : 36.8oC

Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-)

pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar

Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)

Cor : bising jantung (-)

Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal

Hepar / Lien : tidak teraba

tali pusat terawat

Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik

cutis marmorata (-), sianosis (-)

Kulit : kuning sampai dengan wajah (minimal)

Diagnosis :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Post distress pernapasan e.c TTN

Sepsis neonatorum

Hiperbilirubinemia

Terapi :

17

Page 18: laporan kasus 1

Rawat inkubator

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (9) / INT

Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (9) / INT

ASI on demand

Foto terapi (5)

Rawat tali pusat

Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time)

Tanggal 23 Januari 2009 (hari perawatan ke-10, jam 07.00 WITA)

Berat badan : 2750 gram

Keluhan : sesak napas (-), kuning (-)

Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)

Denyut jantung : 138 kali/menit

Frekuensi pernapasan : 44 kali/menit

Suhu badan : 37.0oC

Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-)

pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar

Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)

Cor : bising jantung (-)

Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal

Hepar / Lien : tidak teraba

tali pusat terawat

Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik

cutis marmorata (-), sianosis (-)

Diagnosis :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Post distress pernapasan e.c TTN

Sepsis neonatorum

18

Page 19: laporan kasus 1

Hiperbilirubinemia

Terapi :

Rawat inkubator

Injeksi Cefotaxim 3x150 mg iv (10) / INT terakhir

Injeksi Gentamisin 1x15 mg iv (10) / INT terakhir

ASI on demand

Rawat tali pusat

Observasi ketat tanda-tanda vital (denyut jantung, frekuensi pernapasan,

capillary refill time)

Pro : darah lengkap, hitung jenis, CRP, bilirubin total / direk / indirek

(bila hasil normal boleh pindah rawat gabung)

Tanggal 24 Januari 2009 (hari perawatan ke-11, jam 07.00 WITA)

Berat badan : 2800 gram

Keluhan : sesak napas (-), kuning (-)

Keadaan umum : aktivitas (+), refleks (+)

Denyut jantung : 154 kali/menit

Frekuensi pernapasan : 56 kali/menit

Suhu badan : 37.1oC

Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, sianosis (-)

pernapasan cuping hidung (-), ubun-ubun besar datar

Thoraks : gerakan simetris, retraksi (-)

Cor : bising jantung (-)

Pulmo : suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal

Hepar / Lien : tidak teraba

tali pusat terawat

Ekstremitas : akral hangat, deformitas (-), capillary refill time < 3 detik

cutis marmorata (-), sianosis (-)

19

Page 20: laporan kasus 1

Hasil laboratorium :

CRP : (-) (negarif atau < 6 mg/L)

Hemoglobin : 19.1 g/dL (15.0-24.6 g/dL)

Hematokrit : 53.5% (50-82%)

Leukosit : 8800/mm3 (4000-16000/mm3)

Trombosit : 212000/ mm3 (200000-500000/mm3)

Bilirubin total : 3.5 mg/dL (< 12 mg/dL)

Bilirubin direk : 0.45 mg/dL (< 1.2 mg/dL)

Hitung jenis : 0/1/9/48/11/6 IT ratio < 0.2 (0.15)

Diagnosis :

Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Post distress pernapasan e.c TTN

Sepsis neonatorum

Hiperbilirubinemia

Terapi :

ASI on demand

Roborantia drop 1x0.3 ml

Rawat tali pusat

Rawat jalan

DISKUSI

Sepsis neonatorum masih menjadi masalah utama yang belum dapat

terpecahkan dalam pelayanan dan perawatan neonatus. Di negara berkembang,

hampir sebagian besar neonatus yang dirawat di rumah sakit mempunyai masalah

yang berkaitan dengan masalah infeksi. Angka kejadian / insidens sepsis di negara

berkembang masih cukup tinggi (1.8-18 / 1000) dibandingkan dengan negara

maju (1-5 / 1000).2

Ada dua kategori sepsis neonatorum, yaitu sepsis awitan dini dan awitan

lambat, 85% bayi baru lahir dengan infeksi awitan dini memperlihatkan gejala 20

Page 21: laporan kasus 1

dalam 24 jam, 5% dalam 24-48 jam. Persentasi kecil terlihat antara 48 jam dan 6

hari setelah lahir. Sepsis awitan dini dikaitkan dengan penularan dari ibu. Infeksi

transplasenta atau infeksi asenden dari serviks dapat disebabkan oleh kuman yang

berkoloni di traktus genitourinarius ibu. Bayi mendapat infeksi ketika melewati

jalan lahir yang dikoloni oleh kuman. Mikro organisme yang paling sering

dikaitkan dengan infeksi onset dini meliputi group B Streptococcus, Escherichia

coli, Haemophilus influenza dan Listeria monocytogenes. Sindrom sepsis onset

lanjut terjadi pada 7-90 hari kehidupan dan didapat dari lingkungan pengasuh.

Organisme yang diduga terlibat meliputi Stafilokokus koagulase negatif,

Staphlylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella, Pseudomonas,

Enterobacter, Candida, Serratia, Acinetobacter dan kuman anaerob. Angka

mortalitas pada sepsis neonatorum bisa setinggi 50% untuk bayi yang tidak

diterapi dan berkontribusi sebanyak 13-15% dari semua kematian neonatus.2,8

Pada masa neonatus, diagnosis dini sepsis penting artinya karena penyakit

ini berpotensi mengancam kelangsungan hidup bayi. Faktor risiko, gambaran

klinik dan pemeriksaan penunjang merupakan faktor yang saling menunjang

dalam menegakkan diagnosis. Faktor risiko sepsis neonatorum dikelompokkan

dalam 2 kelompok yaitu kelompok risiko mayor dan minor. Yang termasuk

kelompok risiko mayor adalah :2,13-15

Ketuban pecah > 24 jam

Ibu demam (saat intrapartum suhu > 38oC)

Korioamnionitis

Denyut jantung yang menetap > 160 kali.menit

Ketuban berbau

Sedangkan yang termasuk dalam kelompok risiko minor adalah :

Ketuban pecah > 12 jam

Ibu demam (saat intrapartum suhu > 37.5oC)

Nilai Apgar rendah (menit ke-1 < 5, menit ke-5 < 7)

BBLSR (< 1500 gram)

Usia gestasi < 37 minggu

Kehamilan ganda

21

Page 22: laporan kasus 1

Keputihan ibu yang tidak diobati

Ibu dengan ISK / tersangka ISK yang tidak diobati

Bila terdapat 1 faktor risiko mayor dan 2 faktor risiko minor maka diagnosis

sepsis harus dilakukan secara aktif dengan memperlihatkan gejala klinis dan

melakukan pemeriksaan penunjang. Pada penderita ini hanya didapatkan 1 faktor

risiko mayor yaitu ibu demam tinggi dan 1 faktor risiko minor yaitu ibu dengan

riwayat keputihan.

Gambaran klinis penderita sepsis neonatorum bervariasi. Janin yang

terkena infeksi akan menderita takikardia, lahir dengan asfiksia, dan nilai Apgar

yang rendah. Selain itu bayi akan tampak lemah, hipo/hipertermia, hipoglikemia

kadang-kadang hiperglikemia. Kelainan susunan saraf pusat yang tampak adalah

letargi, refleks hisap yang buruk, menangis lemah / high pitch cry, iritabel dan

kejang. Kelainan kardiovaskuler dapat berupa hipotensi, pucat, sianosis, dingin

dan clummy skin. Bayi dapat pula memperlihatkan gejala hematologik

(perdarahan, ikterus), gejala gastrointestinal (muntah, diare, distensi abdomen,

intoleransi minum, waktu pengosongan lambung memanjang) dan gejala

respiratorik (takipnea, apnea, merintih, retraksi).9-12,18

Pemeriksaan penunjang memiliki arti yang penting dalam membantu

penegakkan diagnosis atau dengan kata lain sebagai alat konfirmasi untuk

diagnosis sepsis. Pemeriksaan kultur darah sampai sekarang ini masih menjadi

standar baku emas untuk penegakkan diagnosis sepsis. Namun pemeriksaan ini

memiliki kelemahan, yaitu membutuhkan waktu pemeriksaan yang cukup lama,

selain itu penggunaan antibiotika sebelum dilakukan pemeriksaan kultur akan

sangat mempengaruhi hasil yang didapatkan. Pemeriksaan lain yang dapat

dilakukan biasa dikenal sebagai septic marker meliputi jumlah leukosit, jumlah

trombosit, CRP dan IT ratio. Trombositopenia ditemukan pada 10-60% dari

penderita, sedangkan gambaran leukosit yang terjadi dapat berupa leukositosis

maupun leukopenia. Rasio imatur dan total netrofil (IT Ratio) > 0.2 juga

mempunyai arti dalam menunjang diagnosis sepsis dengan nilai sensitivitas

sebesar 60-90%. Sedangkan C-Reactive Protein (CRP) merupakan salah satu

protein fase akut yang dihasilkan hati sebagai respon reaksi inflamasi sistemik

22

Page 23: laporan kasus 1

karena kerusakan jaringan tubuh baik karena infeksi maupun non infeksi. Pada

penderita ini didapatkan gambaran trombositopenia, peningkatan kadar CRP dan

nilai IT Ratio 0.21. Namun setelah pemberian pengobatan antibiotika berupa

cefotaxim dan gentamisin, nilai CRP nya mejadi negatif.16,17

Transient Tachypnea of the Newborn (TTN) merupakan salah satu

penyebab dari distress pernapasan, dimana merupakan suatu kumpulan gejala

klinis yang ditandai dengan ditemukannya kesulitan bernapas pada neonatus

berupa takipnea (frekuensi pernapasan > 60 kali/menit), retraksi dan merintih.

Gejala lain dapat berupa pernapasan cuping hidung dan periodik apnea. TTN

dapat disebabkan oleh keadaan paska sectio caesaria, fetal hipoksia / asfiksia

berat, sedasi maternal dan polihidramnion. Timbul segera atau dalam 1 jam

pertama setelah lahir, pada pemeriksaan didapatkan overinflasi dari dada dan pada

pemeriksaan radiologi berupa foto rontgen thoraks dapat ditemukan gambaran

hiperekspansi (large lungs) dari paru. Pada penderita ini ditemukan keadaan sesak

dalam jam pertama setelah penderita dilahirkan secara sectio caesaria dan dalam

pengamatan lebih lanjut setelah kelahiran didapatkan perbaikan secara klinis yang

bermakna. Serta dari hasil pemeriksaan radiologis juga menunjang untuk

menegakkan diagnosis TTN.19,20

Hiperbilirubinemia merupakan keadaan yang sering ditemukan pada bayi

baru lahir, sekitar 60-70% dari bayi cukup bulan dan hamper sebagian besar dari

bayi kurang bulan. Hal ini ditandai dari peningkatan kadar bilirubin > 2 mg/dL

dan secara klinis baru terlihat pewarnaan pada sklera dan kulit jika kadar bilirubin

telah mencapai > 5 mg/dL. Ikterus biasanya pertama kali timbul pada wajah

(terutama pada hidung) kemudian akan turun ke tubuh dan akhirnya ke anggota

gerak. Pada penderita ini ditemukan keadaan ikterus pada perawatan hari ke-5,

dimana ditemukan keadaan ikterus sampai dengan batas dada.4,21,22

Diagnosis dari hiperbilirubinemia ditegakkan berdasarkan keadaan klinis

dan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan kadar bilirubin total, bilirubin

indirek dan bilirubin direk. Pada penderita ini ditemukan kadar bilirubin sebesar

17.09 mg/dL sehingga kemudian penderita diberikan terapi sinar selama 5 hari.

Bilirubin dapat mengabsorbsi cahaya warna biru dengan panjang gelombang 420-

23

Page 24: laporan kasus 1

470 nm sehingga terjadi fotoisomerisasi sehingga bilirubin indirek yang ada dapat

diekskresikan ke sistem empedu tanpa harus melalui proses konjugasi di hati dan

juga dapat diekskresikan lewat urin.

Prognosis dari pasien ini ialah baik karena dengan pengobatan yang telah

diberikan keadaan klinis pasien membaik. Distress pernapasan yang terjadi timbul

akibat TTN dan membaik setelah menjalani perawatan. Sepsis yang terjadi dapat

diatasi dengan pemberian antibiotika serta keadaan hiperbilirubinemia yang

terjadi dapat berkurang dengan pemberian foto terapi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Damanik SM. Klasifikasi Bayi Menurut Berat Lahir dan Masa Gestasi.

Dalam: Kosim MS, Yunanto A. Dewi R, dkk. Buku Ajar Neonatologi.

Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008. h.11-30

2. Aminullah A. Sepsis pada Bayi Baru Lahir. Dalam: Kosim MS, Yunanto A.

Dewi R, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak

Indonesia, 2008. h.170-87

3. Kosim S. Gangguan Napas Pada Bayi Baru Lahir. Dalam: Kosim MS,

Yunanto A. Dewi R, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter

Anak Indonesia, 2008. h.126-46

24

Page 25: laporan kasus 1

4. Sukadi A. Hiperbilirubinemia. Dalam: Kosim MS, Yunanto A. Dewi R, dkk.

Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008.

h.147-68

5. Mustadjab I. Ikterus Neonatorum. Dalam: Mantik MFJ, Runtunuwu A,

Wantania JM. Buku Pedoman Diagnosis dan Terapi. Manado: FK Unsrat,

2001. h.169-71

6. Hinkes MT. Cloherty JP. Neonatal Hyperbilirubinemia. In Cloherty JP,

Stark AR, eds. Manual of Neonatal Care 4th ed. Philadelphia: Wolter Kluwer

Company, 1998. h.171-200

7. Gomella TL. Hyperbilirubinemia. In Gomella TL, Cunningham MD, Eyal

FG, Zenk K, eds. Neonatology Lange 5th ed. New York, 2004.h. 381-86

8. Darmawan I. Sepsis Neonatorum. Dalam: Darmawan I. Update on Sepsis.

Jakarta: Farmedia, 2008. h.25-43

9. Powell KR. Sepsis dan Syok. Dalam: Behrman RE, Vaughan VC. Nelson

Textbook of Pediatrics 17th ed. Philadelphia: WB Saunders, 2004. h.868-72

10. Dellinger RP, Levy MM, Carlet JM, et al. for the International Surviving

Sepsis Campaign Guidelines Committee (2008). “Surviving Sepsis

Campaign: International Guidelines for Management of Severe Sepsis and

Septic Shock 2008”. Crit Care Med 2008;36(1): 296-327

11. Philip AG, Hewitt JR. Early Diagnosis of Neonatal Sepsis. Pediatrics

2000;65: 1089-95

12. Rodrigo I. Changing Patterns of Neonatal Sepsis. Srilanka J Child Health

2002;31: 3-8

13. Gerdes JS. Diagnosis and Management of Bacterial Infections in Neonate.

Pedit Clin N Am 2004;51: 939-59

14. Aggarwal R, Sarkal N, Deorari AK. Sepsis in the Newborn. Indian J Pediatr

2001;68: 1143-7

15. Shattuck KE, Chonmaitree T. The Changing Spectrum of Neonatal

Infections over a fifteen-year Period. Clin Pediatr 1999;31: 118-21

25

Page 26: laporan kasus 1

16. DaSilva O, Ohlsson A, Kenyon C. Accuracy of Leucocyte Indices and C-

reactive Protein for Diagnosis of Neonatal Sepsis: A Critical Review.

Pediatr Infect J Dis 1999;15: 334-40

17. Berger C, Uehlinger J, Ghelfi D. Comparison of C-reactive Protein and

White Cell Count with Differential in Neonates at Risk for Septicemia.

Europe J Pediatr 2000;154(2): 146-55

18. Goldstein B, Giroir J. Neonatal Sepsis. Pediatr Infect J Dis 2001;143: 324-

33

19. Siva KN, Bahri M, Kicklighter S. Transient Tachypnea of the Newborn.

Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/976914-overview.

Diakses pada 14 Januari 2009

20. Reilly D. Transient Tachypnea – Newborn. Diunduh dari

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007233.htm. Diakses pada

14 Januari 2009

21. Srini G. Hubungan Bayi Kuning dengan Bilirubin. Diunduh dari

http://naya.web.id. Diakses pada 14 Januari 2009

22. American Academy of Pediatrics (AAP). Management of

Hyperbilirubinemia in the Newborn Infant 35 or More Weeks of Gestation.

Pediatrics 2004;114(1): 297-316

26