laporan gel adapalene

69
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA “Sediaan Gel Adapalene” Disusun oleh: Indah Putri P17335114049 IA Kelompok 6

Upload: indah-pratama

Post on 07-Nov-2015

121 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDASediaan Gel Adapalene

Disusun oleh:

Indah PutriP17335114049IAKelompok 6

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNGJURUSAN FARMASI2015SEDIAAN GEL ADAPALENE 0,1%

I. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan formulasi yang tepat, membuat dan mengevaluasi sediaan gel dengan bahan aktif Adapalene

II. LATAR BELAKANGPada zaman sekarang ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin berkembang dengan pesat, salah satunya di bidang Kefarmasian. Hal ini dapat dilihat dari sediaan obat yang bermacam-macam yang dibuat oleh tenaga farmasis, diantaranya yaitu ada sediaan padat (solid), setengah padat (semisolid), dan cair (liquid).Gel, kadang-kadang disebut jeli merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua fase (misalnya Gel Aluminium Hidroksida). Dalam system dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar, massa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magma (misalnya Magma Bentonit). Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan. Sediaan harus dikocok dahulu sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas dan hal ini tertera pada etiket. Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal atau dimasukkan ke dalam lubang tubuh (Depkes RI, 2014).Sediaan topikal adalah sediaan yang ditujukan untuk peggunaan pada kulit dengan tujuan untuk menghasilkan efek lokal, seperti lotio, salep, dan krim. Sediaan topikal mengandung dua komponen dasar yaitu zat pembawa dan zat aktif. Zat aktif merupakan komponen bahan topikal yang memiliki efek terapeutik, sedangkan zat pembawa adalah bagian inaktif dari sediaan topikal dapat berbentuk cair atau padat yang membawa bahan aktif kontak dengan kulit (Sharma, 2008).Penghantaran obat melalui rute telah menarik banyak perhatian karena banyaknya keuntungan yang diberikan. Keuntungan penghantaran obat terkendali melalui transdermal daripada obat dengan rute oral yaitu terhindar dari metabolisme lintas pertama di hati, kemampuan untuk mengendalikan penghantaran obat lebih lama dibandingkan waktu tinggal di gastrointestinal pada bentuk sediaan oral, kemampuan untuk meningkatkan penetrasi dan absorpsi dengan memodifikasi sifat dari barier biologi. Akan tetapi hambatan utama penghantaran obat transdermal ini adalah permeabilitas yang relative rendah dari kulit (Pathan dan Setty, 2009).Obat dapat masuk ke dalam kulit tergantung pada kemampuannya untuk berpenetrasi melalui kulit dalam jumlah yang cukup untuk mencapai efek yang diharapkan. Pada produk personal care dan obat topikal terdapat perbedaan dalam hal kedalaman penetrasi yang diinginkan. Personal care seperti tabir surya dan deodoran dirancang untuk tetap pada permukaan kulit atau tetap pada stratum corneum. Sebaliknya, tujuan untuk obat terapeutik adalah agar bahan aktif dapat menembus ke lapisan yang lebih dalam dari kulit atau mencapai sirkulasi sistemik. Di kulit sendiri terdapat stratum corneum yang bertindak sebagai barier dari pengaruh luar dan mencegah penguapan air dari bawah jaringan. Sifat penghalang dari stratum corneum dapat ditembus untuk penghantaran obat transdermal dengan beberapa cara, yaitu dengan teknik fisika seperti iontoforesis, elektropolasi, sonoforesis, termal porasi, atau dengan menggunakan bahan kimia yang dikenal dengan peningkat penetrasi kimia, yang dapat meningkatkan permeabilitas stratum corneum (Heena et al, 2011; Rachakonda, 2006; Rosen, 2005).Peningkat penetrasi kulit digunakan untuk memperbaiki bioavailabilitas dan memberikan kemungkinan berbagai obat untuk diberikan melalui rute topikal dan transdermal. Oleh karena itu, peningkat penetrasi kulit sering digunakan dalam penghantaran obat transdermal karena mengurangi fungsi sawar stratum corneum, sebagai lapisan kulit paling luar, secara reversible. Mekanisme dari peningkat penetrasi ini yaitu mempengaruhi lipid interselular dan/atau keratin dan tight junction dimana dapat meningkatkan partisi obat ke dalam jaringan, mengubah aktivitas termodinamika/kelarutan obat. Banyak pendekatan yang dilakukan untuk meningkatkan permeasi obat seperti penggunaan peningkat penetrasi kimia, fisika, kimia-kimia, fisika-kimia, dan fisika-fisika (Heena et al, 2011; Rosen, 2005).

Sediaan yang akan dibuat berupa gel dengan bahan aktif Adapalene dengan dosis oleskan sekali sehari sebelum tidur (BMJ Group, 2009). Adapalene digunakan dalam pengobatan topikal jerawat ringan sampai sedang, komedo, papula (penonjolan pada kulit), dan bisul (Sweetman, S.C. 2009). Adapalene diaplikasikan sekali sehari di malam hari sebagai 0,1% larutan, krim, atau gel untuk kulit yang telah dibersihkan dan dikeringkan; 0,3% gel juga tersedia (Sweetman, S.C. 2009).Sediaan ditujukan untuk pengggunaan topikal untuk mengobati jerawat ringan sampai sedang (Sweetman, S.C. 2009), maka dibuat sediaan berupa gel. Bahan aktif praktis tidak larut dalam air (Chandira, dkk, 2010), maka bahan aktif dilarutkan dalam oleum olivarum, karena dalam sediaan terkandung minyak maka sediaan dinyatakan sebagai emulgel. Bahan aktif tidak ditemukan pH stabilitas di pustaka The Pharmaceutical Codex, Martindale 46, Farmakope Indonesia edisi IV dan V, dan journal penelitian, maka pH sediaan ditentukan dengan menyesuaikan pengawet yang digunakan (Methyl paraben dan Propyl paraben) yaitu 4,0-6,0 dengan pH aktivitas antimikroba Methyl paraben dan Propyl paraben 4-8. Bahan aktif stabil terhadap cahaya (Chandira, dkk, 2010), namun dikhawatirkan menjadi tidak stabil dan untuk mengatasinya maka digunakan pemakaian tube saat penyimpanan.

III. TINJAUAN PUSTAKA1. Bahan aktifZat AktifAdapalene(Martindale 36 hlm 1587)

Struktur Kimia

(Martindale 36 hlm 1587)

PemerianSerbuk kristal putih krem.(Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences Vol 2 hlm 232)

KelarutanPraktis tidak larut dalam air, larut dalam DMSO (3 mg/ml) dan DMF (6 mg/ml) (tetrahydrofuran) dan dalam eter, sedikit larut dalam etanol.(Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 2010, 2 (1) hlm 401-414)

StabilitasCahaya : Stabil terhadap cahaya.(Journal of Addescent Health 43 (2008) hlm 421-424)Air: Praktis tidak larut dalam air(Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 2010, 2 (1) hlm 401-414)Panas dan pH : tidak ditemukan dipustaka The pharmaceutical codex, martindale, USP, european pharmacopoeia, Britis pharmacopoeia, Japanese Pharmacopoeia, Martindale 36, FI IV, FI V dan jurnal-jurnal penelitian.

Inkompabilitas Adapalene tidak stabil pada pH dasar dan mengalami hidrolisis basa dalam alkali/larutan dengan pH yang lebih tinggi.(Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences Vol 2 hlm 232)

Keterangan lainAdapaleeni; Adapalen; Adapalne; Adapaleno; Adapalenum;CD-271. 6-[3-(1-Adamantyl)-4-methoxyphenyl]-2-naphthoicacid. (Martindale 36 hlm 1587)

PenyimpananDisimpan pada suhu kamar dan atau mungkin beragam tempat lainnya.(Cayman Chemical)

Kadar penggunaanAdapalene biasanya diaplikasikan sekali sehari di malam hari sebagai 0,1% larutan, krim, atau gel untuk kulit yang telah dibersihkan dan dikeringkan; 0,3% gel juga tersedia. (Martindale 36 hlm 1587)

2. CarbomerZat Carbomer(HOPE 6th ed Hlm 110)

SinonimAcrypol; Acritamer; acrylic acid polymer; carbomera; Carbopol; carboxy polymethylene; polyacrylic acid; carboxyvinyl polymer; Pemulen; Tego Carbomer. (HOPE 6th ed Hlm 110)

Struktur

(HOPE 6th ed Hlm 110)

Rumus molekul-

Titik lebur Terjadi dekomposisi pada 30 menit di suhu 2600C(HOPE 6th ed Hlm 111)

PemerianKarbomer berwarna putih, lembut, asam, bubuk higroskopis dengan sedikit bau yang khas.(HOPE 6th ed Hlm 110)

KelarutanDapat mengembang dalam air dan gliserin setelah dinetralisir, dalam etanol (95%). Karbomer tidak larut tetapi hanya mengembang sampai batas yang luar biasa, karena mereka adalah tiga dimensi microgels berikatan silang. (HOPE 6th ed Hlm 112)

StabilitasKarbomer stabil, higroskopis yang dapat dipanaskan pada suhu di bawah 1040C sampai 2 jam tanpa mempengaruhi efisiensi penebalan. Namun, paparan suhu yang berlebihan dapat mengakibatkan perubahan warna dan stabilitas berkurang. Dekomposisi terjadi dengan pemanasan selama 30 menit di 2600C. Bentuk bubuk karbomer kering tidak mendukung dan dapat terjadi pertumbuhan jamur. Sebaliknya, mikroorganisme tumbuh dengan baik di yang belum diawetkan dispersi berair, dan karena itu pengawet antimikroba seperti 0,1% b/v chlorocresol, 0,18% b/v methylparaben-0,02% w/v propil paraben, atau 0,1% b/v thimerosal harus ditambahkan. Selain itu, antimikroba tertentu seperti benzalkonium klorida atau natrium benzoat, dalam konsentrasi tinggi (0,1% b/v) dapat menyebabkan kekeruhan dan pengurangan viskositas dispersi karbomer. Gel berair dapat disterilkan dengan autoklaf.(HOPE 6th ed Hlm 112)

Inkompabilitas Karbomer dapat berubah warna dengan resorsinol dan inkompatibel dengan fenol, polimer kationik, asam kuat, dan elektrolit tingkat tinggi. Antimikroba tertentu juga harus dihindari atau digunakan pada tingkat rendah, tingkat Jejak besi dan lainnya logam transisi katalis dapat menurunkan dispersi karbomer. Beberapa aktif amino-fungsional membentuk kompleks dengan karbomer; sering ini dapat dicegah dengan mengatur pH dispersi dan / atau parameter kelarutan dengan menggunakan tepat alkohol dan poliol. Karbomer juga membentuk kompleks tergantung pH-dengan tertentu eksipien polimer. Penyesuaian pH dan/atau parameter kelarutan juga dapat bekerja dalam situasi ini. (HOPE 6th ed Hlm 112)

Keterangan lainBahan bioadhesive; Agen pengendalian-release; agen pengemulsi; stabilizer emulsi; reologi pengubah; penstabil agen; menangguhkan agen; tablet pengikat, pensuspensi.(HOPE 6th ed hlm 110)

PenyimpananCarbomer harus disimpan dalam wadah kedap udara terlindung dari cahaya di tempat sejuk dan kering.(HOPE 6th ed Hlm 112)

Kadar penggunaanPengemulsi agen= 0,1-0,5%Pembentuk gel agen= 0,5-2,0%Pensuspensi= 0,5-1,0%Tablet pengikat= 0,75-3,0%Controlled-agen rilis= 5,0-30,0% (HOPE 6th ed Hlm 110)

3. Methyl ParabenZat Methyl Paraben(HOPE 6th Edition page 441)

SinonimAseptoform M; CoSept M; E218; Metil asam 4-hidroksibenzoatester; metagin; Methyl Chemosept; parahydroxybenzoas methylis;methyl p-hydroxybenzoate; Methyl Parasept; Nipagin M; SolbrolM; Tegosept M; Uniphen P-23. (HOPE 6th Edition page 441)

Struktur

(HOPE 6th Edition page 441)

Rumus molekulC8H8O3 (BM = 152,15)( HOPE 6th Edition page 441 )

Titik lebur 125-1280C(HOPE 6th Edition page 442)

PemerianKristal berwarna atau kristal putih. Tidak berbau atau hampir tidak berbau dan memiliki sedikit rasa(HOPE 6th Edition page 442)

KelarutanEtanol 1 di 2, Etanol (95%) 1 dari 3, Etanol (50%) 1 dari 6, Eter 1 dari 10, Gliserin 1 di 60, Minyak mineral praktis tidak larut, Minyak kacang tanah 1 dari 200, Propilen glikol 1 dari 5, Air 1 di 400, 1 dari 50 di 500C, 1 di 30 di 800C.(HOPE 6th Edition page 443)

StabilitasLarutan Methylparaben pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan autoklaf pada suhu 1200C selama 20 menit, tanpa dekomposisi. Larutan pada pH 3-6 stabil (kurang dari 10% dekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar, sedangkan larutan pada pH 8 atau di atas 8 terjadi hidrolisis cepat. pH aktivitas antimikroba: 4-8 (HOPE 6thEdition page 443)

Inkompabilitas Aktivitas antimikroba Methyl paraben dan paraben lain sangat kurang dengan adanya surfaktan nonionic. Namun propilenglikol (10%) telah terbukti mempotensiasi aktivitas antimikroba dari paraben dan mencegah interaksi pada Methyl paraben dan polisorbat. Inkompatibel dengan magnesium trisilikat, tragakan, natrium alginate, sorbitol, minyak esensial, dan atropine.(HOPE 6thEdition page 443)

Keterangan lainDigunakan sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi.(HOPE 6thedition page 441)

PenyimpananMethylparaben harus disimpan dalam wadah yang tertutup dalamsejuk dan kering.(HOPE 6th edition page 443)

Kadar penggunaanIM, IV, SC injeksi= 0.065%0.25%Larutan inhalasi = 0.025%0.07%Intradermal injections= 0.10%Formulasi cair untuk hidung = 0.033%Ophthalmic preparasi= 0.015%0.2%Larutan oral dan suspensi= 0.015%0.2%Rektal preparasi= 0.1%0.18%Topikal preparasi= 0.02%0.3%Vaginal preparasi= 0.1%0.18%(HOPE 6th Edition page 442)

4. Propyl ParabenZat Propyl Paraben(HOPE 6th Edition page 596)

SinonimAseptoform P; CoSept P; E216; Propil asam 4-hidroksibenzoatester; Nipagin P; Nipasol M; propagin; Propyl Aseptoform; propilbutex; Propyl Chemosept; propylis parahydroxybenzoas; propil phydroxybenzoate;Propyl Parasept; Solbrol P; Tegosept P; UniphenP-23.(HOPE 6th Edition page 596)

Struktur

(HOPE 6th Edition page 596)

Rumus molekulC10H12O3 (BM= 180,20)(HOPE 6th Edition page 596)

Titik lebur 96.0099.080C(HOPE 6th Edition page 596)

PemerianKristal putih, tidak berbau, tidak berasa(HOPE 6th Edition page 596)

KelarutanMudah larut di aseton dan eter, larut di Ethanol (95%) 1:1,1, Ethanol (50%) 1:5,6, Glycerin 1:250, minyak air 1:3330, minyak kacang 1:70, Propylene glycol 1:3,9, Propylene glycol (50%) 1:110, Air 1:4350, pada suhu 1580C 1:2500 dan 1:225 pada suhu 800C (HOPE 6th Edition page 597)

StabilitasLarutan Propyl paraben pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan autoklaf pada suhu 1200C selama 20 menit, tanpa dekomposisi. pH aktivitas antimikroba= 4-8(HOPE 6thEdition page 597)

Inkompabilitas Tidak kompatibel dengan alumunium silikat, magnesium trisilikat, oksida besi kuning dan biru akan mengurangi pengawet. Propyl paraben dapat berubah warna dengan adanya besi dan terjadi hidrolisis oleh alkali lemah dan asam kuat.(HOPE 6thEdition page 597)

Keterangan lainDigunakan sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi.(HOPE 6thedition page 596)

PenyimpananPropylparaben harus disimpan dalam wadah yang tertutup dalamsejuk dan kering.(HOPE 6th edition page 597)

Kadar penggunaanIM, IV, SC injeksi= 0.005%0.2%Larutan inhalasi= 0.015%Intradermal injeksi= 0.02%0.26%Formulasi cair untuk hidung = 0.017%Ophthalmic preparasi= 0.005%0.01%Larutan oral dan suspensi= 0.01%0.02%Rektal preparasi= 0.02%0.01%Topikal preparasi= 0.01%0.6%Vaginal preparasi= 0.0%20.1%(HOPE 6th Edition page 596)

5. Propilen GlikolZat Propylene Glycol ( HOPE 6th Edition Page 592 )

Sinonim1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol; methyl ethyleneglycol; methyl glycol; propane-1,2-diol;propylenglycolum.(HOPE 6th Edition page 592)

Struktur

( HOPE 6th Edition Page 592 )

Rumus molekulC3H8O2 (BM= 76.09)(HOPE 6th Edition page 592)

Titik lebur -590C( HOPE 6th Edition Page 592 )

PemerianCairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak berbau, rasa sedikit pedas menyerupai gliserin.( HOPE 6th Edition Page 592 )

KelarutanDapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin, dan air; larut pada 1 pada 6 bagian eter; tidak larutdengan minyak minyak atau mineral tetap ringan, tetapi akan larut beberapaminyak esensial.( HOPE 6th Edition Page 592 )

StabilitasPada suhu dingin, propilen glikol stabil dalam tertutup kontainer, tetapi pada suhu tinggi, di tempat terbuka, ia cenderung untuk mengoksidasi,sehingga menimbulkan produk seperti propionaldehida, asam laktat, piruvatasam, dan asam asetat. Propylene glycol stabil secara kimiawi saatdicampur dengan etanol (95%), gliserin, atau air; larutan airdapat disterilkan dengan autoklaf.(HOPE 6thed halaman 593)

Inkompabilitas Propylene glycol tidak kompatibel dengan reagen pengoksidasi sepertikalium permanganat.(HOPE 6thed halaman 593)

Keterangan lainPropylene glycol telah banyak digunakan sebagai pelarut, ekstraktan,dan pengawet. Propylene glycol umumnya digunakan sebagai plasticizer dalam air. Propilen glikol juga digunakan dalam kosmetik dan makananindustri sebagai pembawa untuk emulsifier, sebagai kendaraan untuk rasa dipreferensi untuk etanol, pengawet antimikroba; desinfektan; humektan; plasticizer; pelarut; agen penstabil; air-larut cosolvent.(HOPE 6thed halaman 592)

PenyimpananPropylene glycol bersifat higroskopis dan harus disimpan di wadah tertutup baik, lindungi dari cahaya, dalam keadaan dingin, dan tempat kering. (HOPE 6thed halaman 593)

Kadar penggunaanHumektan topika= l15%Solusi pengawet, semisolids= 15-30%Solvent atau cosolvent solusi Aerosol= 10-30%Larutan oral= 10-25%Parenteral= 10-60%Topikal= 5-80%(HOPE 6thed halaman 592)

6. Na-EDTAZat Disodium edetate(HOPE 6th ed Hlm242)

SinonimDinatrii edetas; disodium EDTA; disodium ethylenediaminetetraacetate; edathamil disodium; edetate disodium; edetic acid, disodium salt.(HOPE 6th ed Hlm 242)

Struktur

(HOPE 6th ed Hlm 242)

Rumus molekulC10H14N2Na2O8(BM= 336.2) (untuk anhidrat)C10H18N2Na2O10(BM= 372.2) (untuk dihidrat)(HOPE 6th ed Hlm 242)

Titik lebur Dekomposisi pada suhu 252oC untuk dihidrat(HOPE 6th ed Hlm243)

PemerianKristal putih, serbuk berwarna, rasa sedikit asam(HOPE 6th ed Hal 243)

KelarutanPraktis tidak larut dalam kloroform dan eter, sedikit larut dalam etanol (95%), larut dalam air 1:11 bagian(HOPE 6th ed Hlm 243)

StabilitasGaram EDTA lebih stabil daripada asam edetic. Namun dinatrium EDTA dihidrat kehilangan air dari kristalisasi ketika dipanaskan sampai 1200C larutan dinatrium EDTA dapat disterilkan dengan autoklaf.(HOPE 6th ed Hlm 243)

Inkompabilitas Dinatrium EDTA bersifat seperti asam lemah, menggantikan karbondioksida dari karbonat dan bereaksi dengan logam untuk membentuk hydrogen inkompatibel dengan oksidator kuat, basa kuat, dan paduan ion logam.(HOPE 6th ed Hlm 243)

Keterangan lainPengkelat, pengompleks(HOPE 6th edHlm 242)

PenyimpananDalam wadah yang tertutup, sejuk dan kering(HOPE 6th ed Hlm 243)

Kadar penggunaandigunakan sebagai agen chelating di berbagaisediaan farmasi, termasuk obat kumur, tetes matapersiapan, dan persiapan topikalbiasanya pada konsentrasiantara 0,005 dan 0,1% b/v(HOPE 6th ed Hlm 243)

7. Oleum OlivarumZat Olive Oil(HOPE 6th ed Hlm 470)

SinonimGomenoleo oil; olivae oleum raffinatum; pure olive oil; olea europaea oil; oleum olivae. (HOPE 6th ed Hlm 470)

Struktur-

Rumus molekul-

Titik lebur -

PemerianMinyak kuning pucat atau kuning kehijauan terang; bau dan rasa khas lemah dengan rasa agak pedas(Farmakope Indonesia edisi V hlm 882)

KelarutanSukar larut dalam etanol, tercampur dengan eter, dengan kloroform, dan dengan karbon disulfida.(Farmakope Indonesia edisi V hlm 882)

StabilitasKetika didinginkan, minyak zaitun menjadi keruh di sekitar 100C, dan menjadi massa butterlike di 00C. Minyak zaitun harus disimpan di tempat yang sejuk dan kering, container yang baik, terlindung dari cahaya.(HOPE 6th Edition page 470)

Inkompabilitas Minyak zaitun dapat disabunkan oleh hidroksida alkali. Karena mengandung proporsi yang tinggi dari asam lemak tak jenuh, minyak zaitun rawan oksidasi dan tidak kompatibel dengan oksidator.(HOPE 6th halaman 471)

Keterangan lainMinyak zaitun telah digunakan dalam enema, liniments, salep, plester, dan sabun. (HOPE 6th Edition page 470)

PenyimpananMinyak zaitun harus disimpan di tempat yang sejuk dan kering, container yang baik, terlindung dari cahaya. (HOPE 6th Edition page 471)

Kadar penggunaan5%

8. TEAZat Triethanolamine(HOPE 6th ed Hlm754)

SinonimTEA; Tealan; triethylolamine; trihydroxytriethylamine; tris (hydroxyethyl)amine; trolaminum.(HOPE 6th ed Hlm754)

Struktur

(HOPE 6th ed Hlm754)

Rumus molekulC6H15NO3(BM= 149.19)(HOPE 6th ed Hlm754)

Titik lebur 20-21oC(HOPE 6th ed Hlm754)

PemerianCairan kental berwarna kuning hernih, tidak berwarna pucat, memiliki bau ammonia sedikit.(HOPE 6th ed Hal 754)

KelarutanLarut dalam aseton, 1:24 di benzen, 1:63 di etil eter, dalam karbon tetraklorida, methanol dan air.(HOPE 6th ed Hlm754)

StabilitasTriethanolamine dapat berubah menjadi coklat pada paparan udara dan cahaya. 85% TEA cenderung mengalami stratifikasi pada suhu di bawah 150C, homogenitas dapat dikembalikan dengan pemanasan dan pencampuran sebelum digunakan. TEA harus disimpan dalam wadah kedap udara terlindung dari cahaya di tempat sejuk dan kering.(HOPE 6th ed Hlm754)

Inkompabilitas TEA adalah amina tersier yang berisi kelompok hidroksi, ia mampu menjalani reaksi khas amina tersier dan alcohol. TEA aka bereaksi dengan asam mineral untuk membentuk garam Kristal dan ester. TEA juga akan berekasi dengan tembaga untuk membentuk garam kompleks. Perubahan warna dapat terjadi dengan adanya logam berat. TEA dapat bereaksi dengan reagen seperti tionil klorida untuk menggantikan gugus hidroksi dengan halogen.(HOPE 6th ed Hlm754)

Keterangan lainPengemulsi, TEA banyak digunakan dalam formulasi farmasi topikal terutama dalam pembentukan emulsi.(HOPE 6th edHlm754)

PenyimpananTEA harus disimpan dalam wadah kedap udara terlindung dari cahaya di tempat sejuk dan kering.(HOPE 6th ed Hlm755)

Kadar penggunaanEmulsifikasi= 2-4% v/vMinyak mineral= 5% v/v(HOPE 6th ed Hlm754)

9. AquadestZat Water (HOPE 6th Edition page 766 )

SinonimAqua; aqua purificata; hydrogen oxide.(HOPE 6th Edition page 766 )

Struktur(HOPE 6th Edition page 766 )

Rumus molekulH2O(HOPE 6th Edition page 766 )

Titik lebur 0oC(HOPE 6th Edition page 766 )

PemerianAir adalah cairan bening, berwarna tidak berbau, tidak berasa.(HOPE 6th Edition page 766 )

KelarutanLarut dengan sebagian besar pelarut polar(HOPE 6th Edition page 766 )

StabilitasSecara kimia air stabil di semua bentuk fisikanya yaitu (uap, air, cairan)(HOPE 6th Edition page 766 )

Inkompabilitas Dalam formula farmasi, air dapat bereaksi dengan obat obatan dan eksipien lain yang rentan terhadap hidrolisis pada saat suhu ditinggikan. Air bereaksi secara kuat dengan logam alkali dan bereaksi cepat dengan alkali tanah dengan oksidasinya seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air juga bereaksi dengan garam tidak hidrat menjadi garam hidrat dengan berbagai komposisi dan bahan organic dan kalsium karbida.(HOPE 6th halaman 768)

Keterangan lainAir sebagai bahan mentah, bahan dan pelarut pada suatu proses, formula dan pembuatan dari produk kefarmasian, bahan aktif farmasi, perantara analisis bahan reaksi.(HOPE 6th Edition page 766 )

PenyimpananDalam wadah tertutup rapat.(HOPE 6th Edition page 768 )

Kadar penggunaanNilai khusus air yang digunakan untuk aplikasi tertentu dalam konsentrasi hingga 100%(HOPE 6th Edition page 766 )

IV. TINJAUAN PUSTAKA SEDIAANGel, kadang-kadang disebut jeli merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan (Depkes RI, 2014).Gel umumnya merupakan suatu sediaan semipadat yang jernih, tembus cahaya dan mengandung zat aktif, merupakan dispersi koloid mempunyai kekuatan yang disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi (Ansel, 1989).Penggunaan sediaan gel dapat digunakan untuk oral, topikal, intranasal, vaginal dan rektal. Gel umumnya digunakan sebagai sediaan dermatologi topikal dan kosmetik.Kegunaan sediaan gel (Lachman,1989): Gel merupakan suatu sistem yang dapat diterima untuk pemberian oral, dalam bentuk sediaan yang tepat, atau sebagai kulit kapsul yang dibuat dari gelatin dan untuk bentuk sediaan obat long acting yang diinjeksikan secara intramuskular. Gelling agent biasa digunakan sebagai bahan pengikat pada granulasi tablet, bahan pelindung koloid pada suspensi, bahan pengental pada sediaan cairan oral, dan basis suppositoria. Untuk kosmetik, gel telah digunakan dalam berbagai produk kosmetik, termasuk pada shampo, parfum, pasta gigi, dan kulit dan sediaan perawatan rambut. Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal (non streril) atau dimasukkan ke dalam lubang tubuh atau mata (gel steril)(Depkes RI, 2014).Pengolongan (Sistem dispersi):A. Berdasarkan sifat fasa koloid (Lachman, dkk, 1989): Gel anorganik, contoh : bentonit magma Gel organik, pembentuk gel berupa polimer B. Berdasarkan sifat pelarut (Lachman, dkk, 1989): Hidrogel (pelarut air). Hidrogel pada umumnya terbentukoleh molekul polimer hidrofilik yang saling sambung silang melalui ikatan kimia atau gaya kohesi seperti interaksi ionik, ikatan hidrogen atau interaksi hidrofobik. Hidrogel mempunyai biokompatibilitas yang tinggi sebab hidrogel mempunyai tegangan permukaan yang rendah dengan cairan biologi dan jaringan sehingga meminimalkan kekuatan adsorbsi protein dan adhesi sel; hidrogel menstimulasi sifat hidrodinamik dari gel biological, sel dan jaringan dengan berbagai cara; hidrogel bersifat lembut/lunak, elastis sehingga meminimalkan iritasi karena friksi atau mekanik pada jaringan sekitarnya. Kekurangan hidrogel yaitu memiliki kekuatan mekanik dan kekerasan yang rendah setelah mengembang. Contoh : bentonit magma, gelatin. Organogel (pelarut bukan air/ pelarut organik). Contoh : plastibase (suatu polietilen dengan BM rendah yang terlarut dalam minyak mineral dan didinginkan secara shock cooled), dan dispersi logam stearat dalam minyak. Xerogel. Gel yang telah padat dengan konsentrasi pelarut yang rendah diketahui sebagai xerogel. Xerogel sering dihasilkan oleh evaporasi pelarut, sehingga sisa sisa kerangka gel yang tertinggal. Kondisi ini dapat dikembalikan pada keadaan semula dengan penambahan agen yang mengimbibisi, dan mengembangkan matriks gel. Contoh : gelatin kering, tragakan ribbons dan acacia tears, dan sellulosa kering dan polystyrene. Emulgel adalah emulsi baik O/W maupun W/O yang dibuat gel dengan mencampurkannya dengan gelling agent. Keunggulan emulgel memiliki kelebihan daya hantar obat yang baik seperti gel maupun emulsi.C. Berdasarkan bentuk struktur gel (Lachman, dkk, 1989): Kumparan acak Heliks Batang Bangunan kartu D. Berdasarkan jenis fase terdispersi: Gel fase tunggal, terdiri dari makromolekul organik yang tersebar serba sama dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misal karbomer) atau dari gom alam (misal tragakan). Sediaan tragakan disebut juga musilago. Walaupun gel-gel ini umumnya mengandung air; etanol dan minyak dapat digunakan sebagai fase pembawa. Sebagai contoh, minyak mineral dapat dikombinasi dengan resin polietilena untuk membentuk dasar salep berminyak (Depkes, 2014). Gel sistem dua fasa, terbentuk jika masa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah. Dalam sistem ini, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar, masa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magma. Partikel anorganik tidak larut, hampir secara keseluruhan terdispersi pada fasa kontinu (Ansel, 1989).Dasar gel yang umum digunakan adalah gel hidrofobik dan gel hidrofilik.1. Dasar gel hidrofobik Dasar gel hidrofobik umumnya terdiri dari partikel-partikel anorganik, bila ditambahkan ke dalam fase pendispersi, hanya sedikit sekali interaksi antara kedua fase. Berbeda dengan bahan hidrofilik, bahan hidrofobik tidak secara spontan menyebar, tetapi harus dirangsang dengan prosedur yang khusus (Ansel, 1989). Keuntungan basis gel hidrofobik: Memungkinkan adanya fase minyak dalam formula yang dibutuhkan untuk melarutkan bahan obat tertentu dan bisa ditambahkan berbagai jenis minyak dengan beragam viskositas. Sedangkan kerugian basis gel hidrofobik: Bermiyak, lengket, tidak mudah dihilangkan dari permukaan kulit, dan kurang akseptabel.2. Dasar gel hidrofilik Dasar gel hidrofilik umumnya terdiri dari molekul-molekul organik yang besar dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase pendispersi. Istilah hidrofilik berarti suka pada pelarut. Umumnya daya tarik menarik pada pelarut dari bahan-bahan hidrofilik kebalikan dari tidak adanya daya tarik menarik dari bahan hidrofobik. Sistem koloid hidrofilik biasanya lebih mudah untuk dibuat dan memiliki stabilitas yang lebih besar (Ansel, 1989). Keuntungan basis gel hidrofilik: Dapat larut mengembang dalam air, mudah tercucikan, memberikan sensasi dingin pada kulit, dan meninggalkan lapisan tipis dan transparan di kulit. Sedangkan kerugian basis gel hidrofilik: Kandungan air cukup besar sehingga mengakibatkan terkontaminasi mikroba.Penghantaran obat melalui rute telah menarik banyak perhatian karena banyaknya keuntungan yang diberikan. Keuntungan penghantaran obat terkendali melalui transdermal daripada obat dengan rute oral yaitu terhindar dari metabolisme lintas pertama di hati, kemampuan untuk mengendalikan penghantaran obat lebih lama dibandingkan waktu tinggal di gastrointestinal pada bentuk sediaan oral, kemampuan untuk meningkatkan penetrasi dan absorpsi dengan memodifikasi sifat dari barier biologi. Akan tetapi hambatan utama penghantaran obat transdermal ini adalah permeabilitas yang relative rendah dari kulit (Pathan dan Setty, 2009).Obat dapat masuk ke dalam kulit tergantung pada kemampuannya untuk berpenetrasi melalui kulit dalam jumlah yang cukup untuk mencapai efek yang diharapkan. Pada produk personal care dan obat topikal terdapat perbedaan dalam hal kedalaman penetrasi yang diinginkan. Personal care seperti tabir surya dan deodoran dirancang untuk tetap pada permukaan kulit atau tetap pada stratum corneum. Sebaliknya, tujuan untuk obat terapeutik adalah agar bahan aktif dapat menembus ke lapisan yang lebih dalam dari kulit atau mencapai sirkulasi sistemik. Di kulit sendiri terdapat stratum corneum yang bertindak sebagai barier dari pengaruh luar dan mencegah penguapan air dari bawah jaringan. Sifat penghalang dari stratum corneum dapat ditembus untuk penghantaran obat transdermal dengan beberapa cara, yaitu dengan teknik fisika seperti iontoforesis, elektropolasi, sonoforesis, termal porasi, atau dengan menggunakan bahan kimia yang dikenal dengan peningkat penetrasi kimia, yang dapat meningkatkan permeabilitas stratum corneum (Heena et al, 2011; Rachakonda, 2006; Rosen, 2005).Peningkat penetrasi kulit digunakan untuk memperbaiki bioavailabilitas dan memberikan kemungkinan berbagai obat untuk diberikan melalui rute topikal dan transdermal. Oleh karena itu, peningkat penetrasi kulit sering digunakan dalam penghantaran obat transdermal karena mengurangi fungsi sawar stratum corneum, sebagai lapisan kulit paling luar, secara reversible. Mekanisme dari peningkat penetrasi ini yaitu mempengaruhi lipid interselular dan/atau keratin dan tight junction dimana dapat meningkatkan partisi obat ke dalam jaringan, mengubah aktivitas termodinamika/kelarutan obat. Banyak pendekatan yang dilakukan untuk meningkatkan permeasi obat seperti penggunaan peningkat penetrasi kimia, fisika, kimia-kimia, fisika-kimia, dan fisika-fisika (Heena et al, 2011; Rosen, 2005).

V. PENDEKATAN FORMULANo.Nama BahanJumlahKegunaan

1Adapalene0,1% b/bZat aktif

2Propilen glikol10% b/bPelarut pengawet(HOPE 6th ed Hlm 592)

3Oleum Olivarum5% b/bPelarut zat aktif(HOPE 6th Edition page 470)

4Methyl paraben0,2% b/bPengawet(HOPE 6th Editionpage 441)

5Propyl paraben0,02% b/bPengawet(HOPE 6th Edition page 596)

6Na EDTA0,1% b/bPengompleks(HOPE 6th Edition page 242)

7QsPembasa carbomer(HOPE 6th Edition page 754)

8Aquadest0,4% v/bPelarut gelling agent(HOPE 6th Edition page 766)

9Carbomer3% b/bGelling agent(HOPE 6th Edition page 110)

Spesifikasi1. Bentuk sediaan: Gel dengan bahan aktif Adapalene2. Warna: Bening dengan bau khas zat aktif3. pH: 4,0-6,04. Kadar : 0,1% (Martindale 36 hlm 1587)5. Volume: 5 g/tube6. Viskositas: 10.000-30.000 mPas (10.000-30.000 cP) pada suhu 25oC

VI. PENIMBANGANDibuat 5 tube @5 gram5 x 5= 25 gTotal 5 tube dilebihkan 50% = 25 g + (50% x 25 g)= 37,5 g= 40 gNo.Nama BahanJumlah yang Ditimbang

1Adapalene x 40 g= 0,04 g

2Propilen glikol x 40 g= 4 g

3Oleum Olivarum x 40 g= 2 g

4Methyl paraben x 40 g= 0,08 g

5Propyl paraben x 40 g= 0,008 g

6Na-EDTA x 40 g= 0,04 g

Perhitungan kadar aquadestKelarutan eksipien dalam air (aquadest)Na-EDTA= larut dalam 1:10 air (HOPE 6th Edition page 243)Kadar dalam sediaan yang digunakan (untuk 5 tube @40 g)= 0,1% b/b x 40g= 0,04 g = x= = 0,4 g= 1 mlKadar aquadest= x 40 g= 0,4 % v/b

7Aquadest x 40 g= 0,16ml= 1ml

8TEA4 tetes

9Carbomer x 40 g= 1,2 g40 g (0,04+4+2+0,08+0,008+0,04+1)g= 40 g 32,832 g= 35 g

VII. PROSEDUR PEMBUATAN Pembuatan Air Bebas CO21. Diambil 1L air ke dalam beaker glass 1L2. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 1L, lalu panaskan di tas hotplate 3. Setelah air mendidih, kemudian ditunggu sampai 30 menit atau lebih4. Setelah mencapai waktu yang ditentukan, erlenmeyer 1L ditutup menggunakan gumpalan kapas5. Jika sudah tertutup rapat, matikan api, dinginkan.

Penimbangan Bahan1. Ditimbang Adapalene sebanyak 0,04 g menggunakan kertas perkamen di atas timbangan analitik.2. Ditimbang Propilen glikol sebanyak 4 g menggunakan cawan penguap di atas timbangan analitik.3. Ditimbang Oleum olivarum sebanyak 2 g menggunakan cawan penguap di atas timbangan analitik.4. Ditimbang Methyl paraben sebanyak 0,08g menggunakan kertas perkamen di atas timbangan analitik.5. Ditimbang Propyl paraben sebanyak 0,008g menggunakan kertas perkamen di atas timbangan analitik.6. Ditimbang Na-EDTA sebanyak 0,004g menggunakan kertas perkamen di atas timbangan analitik.7. Diukur aquadest sebanyak 1ml menggunakan beaker glass 50ml dengan gelas ukur 10ml.8. Ditimbang carbomer sebanyak 1,2g menggunakan kertas perkamen di atas timbangan analitik.

Pembuatan carbomer1. Disiapkan mortir. Diisi dengan aquadest yang telah diukur secukupnya.2. Carbomer yang telah ditimbang ditaburkan secara perlahan-lahan sedikit demi sedikit ke dalam mortir.3. Dibiarkan hingga Carbomer terbasahi air. Jika ada yang belum terbasahi, diteteskan dengan aquadest menggunakan pipet tetes sampai seluruh Carbomer terbasahi4. Diaduk dengan menggunakan stamper, ditambahkan TEA dengan menggunakan pipet tetes sambil diaduk hingga homogen dan terbentuk massa Carbomer yang padat seperti gel.5. Massa gel Carbomer yang telah jadi kemudian ditimbang sebanyak 35g menggunakan kertas perkamen di atas timbangan analitik.

Pembuatan sediaan gel Adapalene 0,1%1. Disiapkan mortir yang sudah bersih dan kering2. Adapalene yang telah ditimbang dilarutkan dengan oleum olivarum yang telah ditimbang di dalam cawan penguap, diaduk dengan menggunakan batang pengaduk ad larut. Dimasukkan ke dalam mortir dan ditambahkan sedikit basis gel. Diaduk dengan menggunakan stamper ad homogen.3. Methyl paraben yang telah ditimbang dilarutkan dengan sebagian propilen glikol yang telah ditimbang di dalam beaker glass 50ml. Diaduk dengan menggunakan batang pengaduk ad larut. Dimasukkan ke dalam mortir dan ditambahkan sedikit basis gel. Diaduk dengan menggunakan stamper ad homogen.4. Propyl paraben yang telah ditimbang dilarutkan dengan sisa propilen glikol di dalam cawan penguap. Diaduk dengan menggunakan batang pengaduk ad larut. Dimasukkan ke dalam mortir dan ditambahkan sedikit basis gel. Diaduk dengan menggunakan stamper ad homogen.5. Na-EDTA yang telah ditimbang dilarutkan dengan aquadest yang telah diukur di dalam beaker glass 50ml, diaduk dengan menggunakan batang pengaduk ad larut. Dimasukkan ke dalam mortir dan ditambahkan sedikit basis gel. Diaduk dengan menggunakan stamper ad homogen.6. Basis gel yang tersisa dimasukkan ke dalam mortir, diaduk dengan menggunakan stamper ad homogen.7. Gel yang telah jadi ditimbang menggunakan kertas perkamen di atas timbangan analitik sebanyak 5 g, kertas perkamen digulung menutupi sediaan gel.8. Kertas perkamen dimasukkan ke dalam ujung tube yang telah dibuka, gel dikeluarkan dengan menahan ujung kertas perkamen dengan pinset sampai gel masuk seluruhnya ke dalam tube. Ujung tube ditutup, dimasukkan ke dalam kemasan sekunder beserta etiket dan brosur.

VIII. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAANNoJenis evaluasiPrinsip evaluasiJumlah sampelHasil pengamatanSyarat

1.

FISIKA

1.1 OrganoleptikEvaluasi meliputi uji bau dan warna1 tubeWarna putih, bau khas zat aktifWarna putih, bau khas zat aktif

1.2Pengujian pH

Pengukuran pH dilakukan menggunakan pH indicator, diencerkan sediaan 0,5 g dengan 5 ml aquadest1tube4,0-6,0

1.3Viskositas

Pengujian dilakukan menggunakan viscometer stormer(Modul Praktikum Farmasi Fisika, 2002 hlm 17-18)1 tube15.000 cPs10.000-30.000 mPas (10.000-30.000 cPs) pada suhu 25oC

1.4Homogenitas(Goeswin Agus, teknologi farmasi dan liquida hlm 127)Mengamati keseragaman distribusi dan ukuran partikel di kaca arloji.1 tubeHomogenPartikel berukuran seragam dan terdistribusi secara merata dinyatakan sebagai homogen.

1.5Isi minimumMenimbang tube kosong dengan tube+sediaan diperoleh bobot sediaan dalam tube1 tube4,434 gTidak kurang dari 90% sesuai dengan yang tertera pada etiket(FI V hlm 1519)

1.6Uji kebocoran tubeMenggunakan vakum dan penambahan metilen blue. Jika tube mengalami kebocoran, isi tube akan berwarna biru1 tubeTidak mengalami kebocoran tube

1.7Uji pelepasan bahan aktifMengukur pelepasan bahan aktif dari sediaan krim dengan cara mengukur konsentrasi zat aktif dengan cairan penerima dalam waktu tertentu1 tubeBahan aktif dinyatakan mudah terlepas dari sediaan apabila waktu tunggu (waktu pertama kali zat aktif ditemukan dalam cairan penerima semakin kecil. Dalam hal ini tergantung pembawa penambah komponen 10 jenis cairan penerima

1.8Uji difusi zat aktifMenguji difusi bahan aktif dari sediaan krim menggunakan suatu zat difusi dengan cara menguji konsentrasi bahan aktif dalam cairan pada selang waktu tertentu1 tubeVield value antara 100-1000 dines-cm3menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar. Nilai di bawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mencair. Di atas nilai terseut menunjukkan selalu keras dan tidak dapat tersebar

1.9Uji stabilitas gelVield value suatu sediaan dapat ditentuka dengan penetrometer. Dilakukan i=uji dipercepat agitasi/sentifugal sediaan disentri fungi kecepatan tinggi1 tubeVield value antara 100-1000 dines-cm3menunjukkan kemampuan untuk mudah tersebar. Nilai di bawah ini menunjukkan sediaan terlalu lunak dan mudah mencair. Di atas nilai terseut menunjukkan selalu keras dan tidak dapat tersebar

2.KIMIA

2.1Identifikasi sediaanDengan menggunakan HPLC(Asian Journal of Pharmaceutical Analysis and Medicinal Chemistry: HPLC Method Development and Validation for The Estimation Of Adapalene in Pharmaceutical Formulations, hlm 166)1 tube

2.2Penetapan kadar zat aktif sediaanDengan menggunakan HPLC(Asian Journal of Pharmaceutical Analysis and Medicinal Chemistry: HPLC Method Development and Validation for The Estimation Of Adapalene in Pharmaceutical Formulations, hlm 166)1 tube

3.BIOLOGI

3.1Uji efektivitas pengawet(FI IV hlm 854)Menggunakan mikroba uji dalam agar1 tubea. Jumlah bakteri viabel pada hari ke 14 berkuranghingga tidak lcbih dari 0,1% dari jumlah awal.b. jumlah kapang dan -khamir viable selama 14 hari pertama adalah tetap atau kurang dari jumlah awalc. Jumlah tiap mikroba uji selama hari tersisa dari 28 hari pengujian adalah tetap atau kurang danbilangan yang disebut pada a dan b.

Perhitungan isi minimumTube kosong= 2,031 gTube+sediaan= 6,465 g -Bobot tube= 4,434 g

IX. PEMBAHASANPada praktikum kali ini dibuat sediaan gel dengan bahan aktif Adapalene dengan dosis oleskan sekali sehari sebelum tidur (BMJ Group, 2009). Adapalene digunakan dalam pengobatan topikal jerawat ringan sampai sedang, komedo, papula (penonjolan pada kulit), dan bisul (Sweetman, S.C. 2009). Adapalene diaplikasikan sekali sehari di malam hari sebagai 0,1% larutan, krim, atau gel untuk kulit yang telah dibersihkan dan dikeringkan; 0,3% gel juga tersedia (Sweetman, S.C. 2009).Adapalene stabil secara kimia, merupakan senyawa mirip retinoid, mengikat reseptor retinoic acid nuclear spesifik. Studi profil secara biokimia dan farmakologi memperlihatkan bahwa adapalene merupakan modulator diferensiasi selular, keratinisasi, dan proses inflamasi dimana proses-proses tersebut menggambarkan ciri-ciri penting dalam patologi acne vulgaris. Secara mekanis, adapalene mengikat reseptor retinoic acid nuclear spesifik tetapi tidak mengikat protein reseptor cytosolic. Meskipun mekanisme kerja adapalene yang sebenarnya tidak diketahui, diusulkan bahwa adapalene topikal mungkin menormalisasi diferensiasi dari sel epitel folikular, sehingga mengurangi pembentukan microcomedone. Adapelene diabsorpsi melalui kulit manusia dalam jumlah kecil. Ekskresi adapalene sebagian besar melalui empedu (Sweetman, S.C., 2009).Sediaan ditujukan untuk pengggunaan topikal untuk mengobati jerawat ringan sampai sedang (Sweetman, S.C. 2009), maka dibuat sediaan berupa gel, karena oleum olivarum termasuk minyak maka sediaan dinyatakan sebagai emulgel. Dalam hal ini gelling agent yang digunakan yaitu Carbomer. Bahan aktif praktis tidak larut dalam air (Chandira, dkk, 2010), maka bahan aktif dilarutkan dalam oleum olivarum. Karena dalam sediaan terkandung minyak maka sediaan dinyatakan sebagai emulgel.Sediaan disimpan dalam jangka waktu lama sebagai multiple dose, dan sediaan terkandung air sebagai nutrisi dan medium pertumbuhan mikroba, dengan demikian akan rentan terkontaminasi mikroba, maka sediaan ditambahkan pengawet, yaitu Methyl paraben dan propyl paraben (Rowe, 2006). Bahan aktif tidak ditemukan pH stabilitas di pustaka The Pharmaceutical Codex, Martindale 46, Farmakope Indonesia edisi IV dan V, dan journal penelitian, maka pH sediaan ditentukan dengan menyesuaikan pengawet yang digunakan (Methyl paraben dan Propyl paraben) yaitu 4,0-6,0 dengan pH aktivitas antimikroba Methyl paraben dan Propyl paraben 4-8. Methyl paraben dan propyl paraben tidak larut dalam air, maka dilarutkan dalam propilen glikol (Rowe, 2006). Untuk mencapai pH sediaan yang diinginkan, ditambahkan adjust pH HCl 0,1 N atau NaOH 0,1 N (jika perlu). Bahan aktif stabil terhadap cahaya (Chandira, dkk, 2010), namun dikhawatirkan menjadi tidak stabil dan untuk mengatasinya maka digunakan tube saat penyimpanan. CO2 dapat mempengaruhi pH sediaan karena dapat terlarut ke dalam air dan membentuk ion H+ sehingga dapat mengubah pH sediaan, maka digunakan pelarut air bebas CO2. Sediaan dimasukkan ke dalam tube yang terbuat dari alumunium, maka ditambahkan pengompleks/pengkelat Na-EDTA (Rowe, 2006). Dalam pembuatan sediaan dilebihkan 50% untuk mengantisipasi kehilangan bahan. Sediaan dibuat secara berurutan mulai pembuatan air bebas CO2, penimbangan, pembuatan carbomer, dan pembuatan sediaan gel Camphora. Setelah sediaan dibuat, lalu dilakukan evaluasi organoleptik, yaitu meliputi evaluasi bau dan warna. Sediaan yang telah jadi memiliki bau khas zat aktif dan warna putih.Evaluasi isi minimum. Menimbang tube kosong dengan tube+sediaan diperoleh bobot sediaan dalam tube dengan mengurangi bobot tube+sediaan dan tube kosong. Syaratnya yaitu tidak kurang dari 90% sesuai dengan yang tertera pada etiket (Depkes RI, 2014). Isi minimum yang diperoleh untuk satu tube yaitu 4,434 g. Dapat diartikan bahwa sediaan memenuhi persyaratan evaluasi isi minimum.Evaluasi viskositas. Pengujian dilakukan menggunakan viscometer stormer. Viskositas sediaan yang diperoleh yaitu 15.000 cPs.Evaluasi homogenitas. Sediaan diambil sedikit menggunakan sudip ke dalam kaca arloji, diratakan dan amati ukuran partikelnya. Syaratnya yaitu jika ukuran partikel yang sama semua disebut homogen dan jika ukuran partikel ada yang berbeda disebut tidak homogen. Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu sediaan termasuk homogen dan ukuran partikelnya seluruhnya sama.Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan sediaan dinyatakan memenuhi syarat yang ditentukan walaupun terdapat hasil evaluasi yang tidak memenuhi persyaratan namun merupakan parameter kritis.Penghantaran obat melalui rute telah menarik banyak perhatian karena banyaknya keuntungan yang diberikan. Keuntungan penghantaran obat terkendali melalui transdermal daripada obat dengan rute oral yaitu terhindar dari metabolisme lintas pertama di hati, kemampuan untuk mengendalikan penghantaran obat lebih lama dibandingkan waktu tinggal di gastrointestinal pada bentuk sediaan oral, kemampuan untuk meningkatkan penetrasi dan absorpsi dengan memodifikasi sifat dari barier biologi. Akan tetapi hambatan utama penghantaran obat transdermal ini adalah permeabilitas yang relativ rendah dari kulit (Pathan dan Setty, 2009).Obat dapat masuk ke dalam kulit tergantung pada kemampuannya untuk berpenetrasi melalui kulit dalam jumlah yang cukup untuk mencapai efek yang diharapkan. Pada produk personal care dan obat topikal terdapat perbedaan dalam hal kedalaman penetrasi yang diinginkan. Personal care seperti tabir surya dan deodoran dirancang untuk tetap pada permukaan kulit atau tetap pada stratum corneum. Sebaliknya, tujuan untuk obat terapeutik adalah agar bahan aktif dapat menembus ke lapisan yang lebih dalam dari kulit atau mencapai sirkulasi sistemik. Di kulit sendiri terdapat stratum corneum yang bertindak sebagai barier dari pengaruh luar dan mencegah penguapan air dari bawah jaringan. Sifat penghalang dari stratum corneum dapat ditembus untuk penghantaran obat transdermal dengan beberapa cara, yaitu dengan teknik fisika seperti iontoforesis, elektropolasi, sonoforesis, termal porasi, atau dengan menggunakan bahan kimia yang dikenal dengan peningkat penetrasi kimia, yang dapat meningkatkan permeabilitas stratum corneum (Heena et al, 2011; Rachakonda, 2006; Rosen, 2005).Peningkat penetrasi kulit digunakan untuk memperbaiki bioavailabilitas dan memberikan kemungkinan berbagai obat untuk diberikan melalui rute topikal dan transdermal. Oleh karena itu, peningkat penetrasi kulit sering digunakan dalam penghantaran obat transdermal karena mengurangi fungsi sawar stratum corneum, sebagai lapisan kulit paling luar, secara reversible. Mekanisme dari peningkat penetrasi ini yaitu mempengaruhi lipid interselular dan/atau keratin dan tight junction dimana dapat meningkatkan partisi obat ke dalam jaringan, mengubah aktivitas termodinamika/kelarutan obat. Banyak pendekatan yang dilakukan untuk meningkatkan permeasi obat seperti penggunaan peningkat penetrasi kimia, fisika, kimia-kimia, fisika-kimia, dan fisika-fisika (Heena et al, 2011; Rosen, 2005).Bahan aktif Adapalene memiliki log P sama dengan +8,6 (Rolewski. SL., 2003). Artinya sediaan tidak memerlukan pemakaian peningkat penetrasi. Nilai log P positif tidak memerlukan pemakaian peningkat penetrasi. Sedangkan jika nilai log P negatif memerlukan pemakaian peningkat penetrasi. Nilai log P yang baik untuk zat aktif yaitu antara 1-3. Koefisien partisi merupakan rasio konsentrasi dari suatu senyawa dalam dua tahap, dari dua campuran yang tidak saling larut dalam pelarut pada kesetimbangan. Koefisien partisi (P) ini juga menggambarkanrasio pendistribusian obat ke dalam pelarut system dua fase, yaitu pelarut organik dan air. Dalam pengembangan bahan obat menjadi bentuk obat koefisien partisi harus dipertimbangkan terlebih dahulu, dimana P hanya tergantung pada konsentrasi obat saja, dan apabila molekul-molekul obat berkecenderungan menyatu dalam larutan maka untuk obat yang terionisasi dapat dikatakan memiliki tingkat ionisasi yang sama atau seimbang (Anonim, 2011).Kecepatan absorpsi obat sangat dipengaruhi oleh koefisien partisinya. Hal ini disebabkan oleh komponen dinding usus yang sebagian besar terdiri dari lipida. Dengan demikian obat - obat yang sukar larut dalam lipida akan dengan mudah melaluinya. Sebaliknya obat obat yang sukar larut dalam lipida akan sukar diadsorbsi. Obat-obat yang larut dalam lipida tersebut dengan sendirinya memiliki koefisien partisi lipida-air yang besar, sebaliknya obat-obat yang sukar larut dalam lipida akan memiliki koeisien partisi yang sangat kecil.Pada umumnya, obat-obat bersifat asam lemah atau basa lemah. Jika obat tersebut dilarutkan dalam air, maka sebagian akan terionisasi. Besarnya fraksi obat yang terionkan tergantung pH larutannya. Obat-obat yang tidak terionkan lebih mudah larut dalam lipida, dan sebaliknya yang dalam bentuk ion kelarutannya kecil atau bahkan praktis tidak larut, dengan demikian pegaruh pH terhadap kecepatan absorpsi obat yang bersifat asam lemah atau basa lemah sangat besar.Formulasi sediaan gel Adapalene dibuat dua kali dengan menggunakan gelling agent yang berbeda, yaitu carbomer dan HPMC. Kadar yang digunakan untuk carbomer yaitu 3% dan untuk HPMC yaitu 10%. Namun pada saat sediaan gelling agent telah jadi, untuk HPMC warna basis gel yang terjadi yaitu tidak berwarna bening seperti gelling agent pada umumnya tetapi berwarna putih susu. Dan untuk basis gel Carbomer warna sediaan bening, maka dipilih basis gel carbomer. HPMC dalam praktikum kali ini tidak bisa dijadikan basis gel.

X. KESIMPULANFormulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut.No.Nama BahanJumlahKegunaan

1Adapalene0,1% b/bZat aktif

2Propilen glikol10% b/bPelarut pengawet(HOPE 6th ed Hlm 592)

3Oleum Olivarum5% b/bPelarut zat aktif(HOPE 6th Edition page 470)

4Methyl paraben0,2% b/bPengawet(HOPE 6th Editionpage 441)

5Propyl paraben0,02% b/bPengawet(HOPE 6th Edition page 596)

6Na EDTA0,1% b/bPengompleks(HOPE 6th Edition page 242)

74 tetesPembasa carbomer(HOPE 6th Edition page 754)

8Aquadest0,4% v/bPelarut gelling agent(HOPE 6th Edition page 766)

9Carbomer3% b/bGelling agent(HOPE 6th Edition page 110)

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan: Sediaan memiliki khasiat untuk mengobati jerawat ringan sampai sedang Sediaan memiliki dosis oleskan sekali sehari sebelum tidur Kadar sediaan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu 0,1% Sediaan memiliki bau khas zat aktif dan warna bening. Evaluasi homogenitas= homogen pH sediaan= 6,0 Viskositas sediaan= 15.000 Cps Isi minimum sediaan dalam 1 tube yaitu 4,434 g Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan sediaan dinyatakan memenuhi syarat yang ditentukan walaupun terdapat hasil evaluasi yang tidak memenuhi persyaratan namun merupakan parameter kritis.

XI. DAFTAR PUSTAKAAgoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida. Bandung: Penerbit ITB.

Anief, M. 1999. Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anief, M. 2013. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anonim, 2011. Buku Penuntun Praktikum Farmasi Fisika. Kendari: Universitas Haluoleo.

Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: Universitas Indonesia.

BMJ Group. 2009. British National Formulary (BNF). London: BMJ Group and the Royal Pharmaceutical Society of Great Britain.

Chandira, dkk. 2010. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research: Design, Development and Formulation of Antiacne Dermatological Gel. India: JOCPR Publishing.

Council of Europe. 2001. European Pharmacopoeia, Fifth Edition. Europe: Directorate for The Quality of Medicines of The Council of Europe (EDQM)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia,edisi IV, Jakarta: Departemen Kesehatan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia, edisi V, Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Ellis, C.N., dkk. 1998. British Journal of Dermatology: Comparison of Adapalene 0,1% Solution and Tretinoin 0,02% Gel in Topical Treatment of acne Vulgaris. British: British Association of Dermatologist.

Gennaro, A. F, et all., 1990. Remingtons Pharmaceutical Science, 18th Edition Mack Publishing Co, Easton.

Heena, C., A.C. Rana, S. Saimi, dan G.Singh. 2011. Effect of Chemical Penetration Enhancers on Skin Permeation: A Review, International Research Journal of Pharmacy. India: Moksha Publishing House

IAI. 2013. Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 48. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan

Lawrence. 2007. United States Pharmacopeia 30- National Formulary 25.United States: TheUnited States PharmacopeialConvention, Inc

Lachman L., Lieberman H.A., Kanig J.L.. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri diterjemahkan oleh Suyatni S., Edisi II. Jakarta: UI Press.

Libermann, Herbert A., Martin M. R., Gilber S., 1989. Pharmaceutical Dossage Form Disperse System. Vol II. New York: Macel Dekker. Inc

Mailvelan, R, dkk. 2013. Asian Journal of Pharmaceutical Analysis and Medicinal Chemistry: HPLC Method Development and Validation for The Estimation Of Adapalene in Pharmaceutical Formulations. India: PBS Publishing.

Mudasir, M, dkk. 2011. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences: Qualitative and Quantitative Estimation by HPLC Method in Transdermal Formulations A Technical Note. India: English Published Bimonthly

Pathan, LB., dan C.M. Setty. 2009. Review Article of Chemical Penetration Enhancers for Transdermal Drug Delivery System, Tropical Journal of Pharmaceutical Research. Nigeria: Pharmacotherapy Group

Rachakonda, V.K. 2006. Effective Screening of Chemical Penetration Enhancers for Transdermal Drug Delivery, Master of Science Thesis, Oklahoma State University. India: Bachelor of Technology in Chemical Engineering Andhra University.

Rolewski. SL. 2003. Clinical Review: Topical Retinoids. US: Dermatol Nurs

Rosen, M.R. 2005. Delivery System Handbook for Personal Care and Cosmetic Products. New York: William Andrew Pulbishing.

Rowe, Raymond C. 2006.Handbook of Pharmaceutical Excipients.6thed.,London : Pharmaceutical Press.

Sharma, S. 2008. Topical Drug Delivery System: A review. Pharmaceut.

Sweetman, S.C. 2009. Martindale 36 The Complete Drug Reference. London: Pharmaceutical Press.

Syamsuni. 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Syarif, Amir, dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

The Council of The Royal Pharmaceutical Society of Great Britain. 1994. The Pharmaceutical Codex, 12thed, Principles and Practice of Pharmaceutik. London: Pharmaceutical Press.

The Departemen of Health, Social Service and Public Safety. 2009. British Pharmacopoeia. London: Pharmaceutical Press.

The Minister and Health. 2006. The Japanese Pharmacopoeia, Fifteenth Edition. Japan: Ministry of Health.

Tjay Tan , dan Tahardha Kirana. 2007. Obat-Obat Penting (Khasiat, Cara, Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya), Edisi Keenam. Jakarta: PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO.

Williams, Adrian C., dkk. 2012. Advanced Drug Delivery Reviews: Penetration Enhancers. England: Elsevier B.V.

XII. LAMPIRAN

KEMASAN

ETIKET

Carbapalene Gel

CARBAPALENE Gel 0,1%

KOMPOSISI:Tiap 5 gram mengandung:Adapalene.. 5mg

DESKRIPSI:Nama kimia adapalene adalah 6-[3-1(1-adamantyl)-4-methoxyphenyl]-2-naphthoic acid. Rumus molekul Adapalene adalah C26H28O3 dan berat molekulnya adalah 412,52.

FARMAKOLOGICARBAPALENE gel mengandung Adapalene 0,1% yang digunakan untuk pengobatan topikal jerawat ringan sampai sedang, komedo, papula, dan bisulFarmakodinamik: Mekanisme kerja : Adapalene stabil secara kimia, merupakan senyawa mirip retinoid, mengikat reseptor retinoic acid nuclear spesifik. Studi profil secara biokimia dan farmakologi memperlihatkan bahwa adapalene merupakan modulator diferensiasi selular, keratinisasi, dan proses inflamasi dimana proses-proses tersebut menggambarkan ciri-ciri penting dalam patologi acne vulgaris. Secara mekanis, adapalene mengikat reseptor retinoic acid nuclear spesifik tetapi tidak mengikat protein reseptor cytosolic. Meskipun mekanisme kerja adapalene yang sebenarnya tidak diketahui, diusulkan bahwa adapalene topikal mungkin menormalisasi diferensiasi dari sel epitel folikular, sehingga mengurangi pembentukan microcomedone.Farmakokinetik: Adapelene diabsorpsi melalui kulit manusia dalam jumlah kecil. Ekskresi adapalene sebagian besar melalui empedu.

INDIKASICARBAPALENE gel diindikasikan untuk mengobati topikal jerawat ringan sampai sedang, komedo, papula, dan bisul.

ATURAN PAKAIOleskan tipis sekali sehari sebelum tidur.

Note: Hindari daerah mata, bibir dan membran mukosa. Jika terkena mata, cuci segera dengan air hangat. Pastikan area kulit yang terkena tersebut bersih dan kering sebelum diobati.

KONTRAINDIKASIPasien yang hypersensitive terhadap Adapalene.

PERINGATAN DAN PERHATIAN: Jika pasien menggunakan kosmetik, harus menggunakan kosmetik non-comedogenik and non-astringent. Tergantung dari tingkat beratnya efek samping, pasien harus diinstruksikan untuk mengurangi frekuensi pemakaian atau menghentikan penggunaan. Jika terjadi reaksi yang diduga akibat sensitivitas atau iritasi secara kimia, pengobatan harus dihentikan. Keadaan terkena cahaya langsung, termasuk sunlamp (lampu yang menghasilkan cahaya khusus, digunakan untuk membuat kulit berwarna coklat) harus di minimalisasi selama penggunaan adapalene. Pasien-pasien yang secara normal mengalami/terkena cahaya langsung dalam skala tinggi, dan pada mereka yang sensitif terhadap matahari, harus diperingati untuk berhati-hati. Jika kondisi terkena cahaya tidak dapat dihindari, disarankan menggunakan produk tabir surya dan pakaian pelindung diatas area yang sedang diobati. Cuaca ekstrim, seperti angin dan dingin, juga dapat mengiritasi pasien-pasien yang sedang dalam pengobatan dengan Adapalene. Hindari kontak dengan mata, mulut, sudut hidung dan membran mukosa. Produk ini tidak boleh digunakan/dioleskan pada kulit luka, lecet, eksim, atau kulit terbakar matahari. Tidak boleh diberikan pada penderita jerawat yang parah, atau jerawat yang mencakup area yang luas dari tubuh. Adapalene tidak memperlihatkan aktivitas mutagenik atau genotoksik. Karena studi pada hewan memperlihatkan risiko teratogenisitas, dan karena tidak adanya informasi penggunaan adapalene pada wanita hamil, maka produk ini tidak boleh digunakan pada wanita usia subur, kecuali jika merekamenggunakan kontrasepsi yang efektif. Produk ini tidak boleh digunakan selama kehamilan, kecuali jika dipertimbanngkan perlu oleh dokter. Hati-hati bila CARBAPALENE gel digunakan pada wanita menyusui. Keamanan dan keefektifan produk ini pada anak-anak dibawah usia 12 tahun belum dapat ditentukan.

EFEK SAMPING:Erythema, kulit bersisik, kekeringan, pruritus, rasa terbakar/tersengat, iritasi kulit, kulit terbakar, dan perburukan jerawat. Efek samping tersebut biasa terlihat selama bulan pertama dari terapi dan sesudah itu akan berkurang dalam hal frekuensi dan beratnya. Semua efek samping selama penggunaan Adapalene gel 0,1 % bersifat reversible, akan hilang jika terapi dihentikan.

INTERAKSI OBAT: Penggunaan bersamaan dengan produk topikal lain yang potensial mengakibatkan iritasi (sabun dan pembersih medicated dan abrasive, sabun dan kosmetik yang memiliki efek mengeringkan yang kuat, dan produk dengan konsentrasi alkohol yang tinggi (astringents, spices atau lime rind)) harus dilakukan dengan hati-hati. Peringatan khusus bila digunakan produk yang mengandung sulfur, resorsinol, atau asam salisilat dalam kombinasi dengan CARBAPALENE gel. Jika produk tersebut telah digunakan, disarankan tidak memulai terapi dengan CARBAPALENE gel 0,1% sampai efek dari produk tersebut hilang. Retinoid atau obat lainnya dengan mekanisme kerja yang sama tidak boleh digunakan bersamaan dengan Adapalene

KEMASAN:1 tube @ 5 gram

SIMPAN DI BAWAH SUHU 250C, TERINDUNG DARI CAHAYA.HANYA UNTUK PEMAKAIAN LUARJAUHKAN DARI JANGKAUAN ANAK-ANAK

No. Reg. DBL 1500800628A1

berian yang berHJSnjahsjhNKDKJKDJKDJkering an dikeringkan terleih dahulu.elah dibersihkan dan dikeringkan.Dibuat oleh:PT. PHARAFAM FARMAberian yang berHJSnjahsjhNKDKJKDJKDJkering an dikeringkan terleih dahulu.elah dibersihkan dan dikeringkan.BANDUNG INDONESIA

berian yang berHJSnjahsjhNKDKJKDJKDJkering an dikeringkan terleih dahulu.elah dibersihkan dan dikeringkan.

Basis gel carbomer yang telah jadi memiliki warna yang beningBasis gel HPMC yang telah jadi memiliki warna putihBasis gel Carbomer yang telah jadi ditimbang sebanyak 35g

Evaluasi homogenitas sediaan gel Adapalene 0,1%= homogenEvaluasi viskositas sediaan diperoleh viskositas= 15000 cPsPenimbangan tube kosong untuk evaluasi isi minimum

Penimbangan tube+sediaan untuk evaluasi isi minimumSediaan gel Adapalene 0,1% yang telah jadi dan dimasukkan ke dalam tube

3