lapen frank hertz
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Identifikasi masalah
Bagaimana mekanisme untuk membuat atom tereksitasi
1.3 Tujuan percobaan
Menentukan energi eksitasi air merkuri
Objective Learning :
- Kuanta energi
- Tumbukan elektron
- Model atom Bohr
- Energi Eksitasi
BAB II. TEORI DASAR
1.
Teori atom Bohr
Pada tahun 1913,Niels Bohr mengkombinasikan konsep atom rutherford dan sifat-sifat
gelombang de Broglie, untuk itu ia mengunakan dua postulat dasar.
a. Elektron atomik dapat mengelilingi inti tanpa memancarkan gelombang elektronmagnetik
hanya jika berada pada orbit yang momentum sudutnya mencapai kelipatan dari ℏ= h2 π
Ln=nℏ
b. Emisi atau absorpsi radiasi terjadi bila electron melompat (bertransisi dari satu orbit ke orbit
stasioner lainnya,bila electron melompat dari orbit stasioner berenergi E i ke orbit dibawahnya
yanbg berenergi Ef , maka electron akan mengemisikan cahaya dengan foton yang berenergi
sama dengan beda energi keduanya : Ei−Ef =h v
Yang mana akhirnya kedua postulat itu menghasilkan persamaan jari-jari atom dan persamaan
tingkat energi
Gbr.1. Model atom hidrogen menurut Bohr
Jari-jari atom Bohr adalah
ao=h2 εo
π ne e2=5.292 x 10−11 m
Persamaan tingkat energi menurut Bohr
En=−me e4
8 εo h2 n2 1
Eksitasi elektron
Terdapat mekanisme utama yang dapat mengeksitasi sebuah atom ke tingkat energi diatas tingkat
energi dasar, sehingga dapat menyebabkan atom memancarkan radiasi.
a. tumbukan dengan partikel lain
Pada waktu terjadi tumbukan sebagian energi kinetik bersamanya diserap oleh atom. Atom yang
tereksitasi dengan cara ini akan kembali ke tingkat dasar dalam waktu 10 -8 s dengan memancarkan satu
atau lebih foton.
b. lucutan listrik
Pada mekanisme ini, lucutan listrik sengaja ditimbulkan dalam gas bertekanan rendah, sehingga
timbul medan listrik yang mempercepat elektron dan ion atomik sampai energi kinetiknya cukup untuk
mengeksitasi atom ketika terjadi tumbukan . Karena transfer energi maksimum jika partikel yang
bertumbuk mempunyai massa yang sama, elektron dalam pelucutan listrik semacam itu jauh lebih afektif
daripadsa ion dalam pemberian energi pada elektron atomik.
Lampu neon dan air raksa merupakan contoh yang biasa dijumapai dari mekanisme bagaimana
medan listrik kuat yang dipasang antara elektrode dalam tabung berisi gas menimbulakn emisi radiasi
spektral karakteristik gas tersebut.
Percobaan Frank-Hertz
Spektrum atomic bukanlah satu-satunya cara untuk menyelidiki terdapatnya tingkat energi diskrit
dalam atom. Franck dan Hertz menembaki uap berbagai unsur dengan electron yang energinya diketahui
dengan memakai alat seperti yang terlihat dalam gambar dibawah ini :
Gbr2. Alat untuk percobaan Frank-Hertz
Perbedaan potensial Vo dipasang diantara kisi dan keeping pengumpul,sehingga setiap electron yang
mempunyai energi yang lebih besar dari harga minimum tertentu memberi kontribusi (sumbangan) pada
arus I yang melalui ammeter. Ketika potensial pemercepat V bertambah, electron yang datang pada
keping bertambah banyak dan arus I naik. Jika energi kinetic kekal dalam tumbukan antara electron dan
sebuah atom uap itu, elektronnya hanya terpental dalam arah yang berbeda dengan arah datangnya.
Karena atom itu jauh lebih massif dari electron, atom hampir tidak kehilangan energi dalam proses itu.
Setelah suatu energi kritis tercapai, ternyata arus keping menurun secara tiba-tiba. Tafsiran dari efek ini
ialah electron yang bertumbukan dengan atom memberikan sebagian atau seluruh energi kinetiknya untuk
mengeksitasi atom ke tingkat energi di atas tingkat dasar. Tumbukan semacam ini disebut tak elastic (tak
lenting), sebagai lawan dari tumbukan elastic (lenting) yang berlangsung dengan energi kinetic kekal.
Energi kritis electron bersesuaian dengan energi yang diperlukan untuk menaikan atom ke tingkat eksitasi
terendah.
Kemudian ketika potensial pemercepat V bertambah naik, arus keping bertambah lagi, karena sekarang
elektronnya mempunyai cukup besar energi yang tertinggal setelah mengalami tumbukan tak elastic
untuk sampai pada keeping. Akhirnya penurunan arus keeping I yang sangat tajam terjadi lagi yang
ditafsirkan timbul dari eksitasi tingkat energi yang sama pada atom lain. Seperti yang ditunjukan dalam
gambar dibawah ini :
Gbr3. Hasil Eksperimen Frank-Hertz yang menunjukan potensial kritis dalam uap air raksa
sederetan potensial kritis untuk atom tertentu didapatkan dengan cara seperti di atas. Jadi potensial yang
tertinggi diperoleh dari beberapa kali tumbukan dan merupakan kelipatan dari yang terendah.
BAB III. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyusun alat alat pada percobaan Franck-Hertz
2. Kalibrasi osiloskop
3. Menghidupkan Control Unit (CU) dengan menekan switch on/off yang terletak di bagian
belakang CU
4. Mengatur parameter parameter di bawah ini dengan memutar rotary switch:
suhu atomisasi = 175 C
Tegangan pemercepat (U1) =30 V
Tegangan henti (U2) = 1 V
5. Memanaskan oven dengan menekan tombol no 4 pada CU dan mengatur pemanasan hingga
mencapai T nominal dengan memutar saklar putar pada bagian bawah oven ( max skala 7 )
6. Setelah suhu mencapai T nominal, tunggu 15-30 menit setelah LED indicator tidak berkedip,
kemudian tekan tombol no 5 pada CU untuk memulai pengukuran
7. Plot grafik yang ditampilkan osiloskop pada millimeter blok
8. Tentukan U1 (sumbu-x) dan IA (sumbu-y) ddari grafik yang diperoleh
9. Mengulangi prosedur 4-8 dengan u1 = 35 v dan 40V serta U2 = 1.5V dan 2V.
TUGAS PENDAHULUAN
1. Bahasan lengkap mengenai model atom bohr lengkap dengan perumusan perumusan tingkat
tingkat energy atomic menurut model ini.
2. Sebutkan dan jelaskan beberapa sifat fisik dari Hg (nomor atom, nomor massa, konfigurasi
atomnya, titik didih dan titik leleh).
3. Sebagai unsur yang ditumbuk mengaapa pada percobaan Frank-Hertz digunakan Hg, bagaimana
kemungkinan terjadi proses yang sama pada atom lainjika diberi perlakuan sama.
Jawab:
model Bohr adalah model atom yang diperkenalkan oleh Niels Bohr pada 1913. Model ini
menggambarkan atom sebagai sebuah inti kecil bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron yang
bergerak dalam orbit sirkular mengelilingi inti — mirip sistem tata surya, tetapi peran gaya gravitasi
digantikan oleh gaya elektrostatik. Karena model Bohr adalah pengembangan dari model Rutherford,
banyak sumber mengkombinasikan kedua nama dalam penyebutannya menjadi model Rutherford-Bohr.
Kunci sukses model ini adalah dalam menjelaskan formula Rydberg mengenai garis-garis emisi spektral
atom hidrogen; walaupun formula Rydberg sudah dikenal secara eksperimental, tetapi tidak pernah
mendapatkan landasan teoretis sebelum model Bohr diperkenalkan. Tidak hanya karena model Bohr
menjelaskan alasan untuk struktur formula Rydberg, ia juga memberikan justifikasi hasil empirisnya
dalam hal suku-suku konstanta fisika fundamental. Model Bohr adalah sebuah model primitif mengenai
atom hidrogen. Sebagai sebuah teori, model Bohr dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan orde
pertama dari atom hidrogen menggunakan mekanika kuantum yang lebih umum dan akurat, dan
dengan demikian dapat dianggap sebagai model yang telah usang. Namun demikian, karena
kesederhanaannya, dan hasil yang tepat untuk sebuah sistem tertentu, model Bohr tetap diajarkan
sebagai pengenalan pada mekanika kuantum.
Tingkatan energi elektron dalam atom hidrogen
Model Bohr hanya akurat untuk sistem satu elektron seperti atom hidrogen atau helium yang
terionisasi satu kali. Bagian ini hendak menurunkan rumusan tingkat-tingkat energi atom
hidrogen menggunakan model Bohr.
Penurunan rumus didasarkan pada tiga asumsi sederhana:
Energi sebuah elektron dalam orbit adalah penjumlahan energi kinetik dan energi potensialnya:
2. Nomor atom Hg = 80, nomor massa =200,59(2), titik didih =356,6, dan titik lelehnya = -38,9
3. Karena Hg merupakan contoh yang biasa dijumpai dari mekanisme medan listrik kuat yang
terpasang diantara elektroda dalam tabung berisi gas menimbulkan spectrum emisi radisi yang
karakteristik dari gas tersebut berwarna kebiru biruan.
DAFTAR PUSTAKA
1 Krane, Kenneth S. 1992. Fisika Modern. Jakarta : UI-Press Beiser, 2 Arthur. 1992. Konsep Fisika Modern. Jakarta : Erlangga