lap kasus psikiatri angry

Upload: akhmad-isna-n

Post on 03-Apr-2018

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Lap Kasus Psikiatri Angry

    1/17

    LAPORAN KASUS UJIAN PSIKIATRI

    RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR.AMINO GONDOHUTOMO

    SEMARANG

    Diajukan untuk melengkapi syarat kepaniteraan senior Bagian Psikiatri

    Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

    Disusun oleh :

    Angry Krisna Feyzati Kasim 22010110200174

    Penguji

    dr. Tinon, Sp.KJ

    Pembimbing

    dr. Fajar

    BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2013

  • 7/28/2019 Lap Kasus Psikiatri Angry

    2/17

    LEMBAR PENGESAHAN

    Laporan Kasus Ujian Psikiatri dengan :

    Judul : Seorang laki-laki 48 tahun dengan Skizofren Paranoid Periode

    Pengamatan Kurang Dari 1 Tahun

    Bagian : Psikiatri

    Pembimbing : dr. Tinon, Sp.KJ

    Telah diajukan dan disahkan pada tanggal 28 Februari 2013.

    Semarang, 28 Februari 2013

    Residen pembimbing, Dosen penguji,

    dr. Fajar dr. Tinon, Sp.KJ

  • 7/28/2019 Lap Kasus Psikiatri Angry

    3/17

    I. DATA PRIBADI

    IDENTITAS

    A. Identitas PenderitaNama : Tn. SJenis Kelamin : Laki-laki

    Usia : 48 tahun

    Agama : Islam

    Pendidikan : Tamat SD

    Suku/Warga Negara : Jawa/Indonesia

    Alamat : Sekar Jala, Pati

    Status Perkawinan : Sudah menikah

    Pekerjaan : Bekerja di bengkel

    Tanggal Pemeriksaan : 27 Februari 2013

    Tanggal Masuk RSJ : 24 Februari 2013

    No. CM : 088492

    Diperiksa oleh : Coass Angry Krisna Feyzati Kasim

    II. RIWAYAT PSIKIATRI

    Alloanamnesis dengan keluarga pasien tanggal 24 Februari 2012 jam 21.00

    Nama Ny. W

    Alamat Sekarjala-Pati

    Pekerjaan IRT

    Pendidikan SD

    Agama Islam

    Hubungan Istri Pasien

    A. Sebab Dibawa ke Rumah Sakit- Alloanamnesis :Mengamuk- Autoanamnesis :Mendengar suara-suara dan melihat artis.

    B. Riwayat Penyakit SekarangKurang lebih 2 bulan sebelum masuk rumah sakit jiwa Amino (bulan

    desember 2012) , menurut istri pasien sudah mulai mengamuk tanpa sebab. Pasien

  • 7/28/2019 Lap Kasus Psikiatri Angry

    4/17

    sudah sering marah- marah dengan orang yang ada dilingkungan sekitarnya. Pasien

    kadang berbicara sendiri dan tertawa sendiri. Pasien sempat bertengkar dengan

    tetangganya karena dituduh membunuh orang. Kegiatan sehari- hari seperti

    makan,minum, mandi masih bisa di lakukan sendiri. Waktu luang pasien digunakan

    untuk menonton tv dan melamun. Pasien juga masih bekerja. Hubungan pasien

    dengan keluarga masih baik, sedangkan hubungan pasien dengan tetangga kurang

    baik. Pasien belum mengalami gangguan tidur. (GAF 40)

    Kurang lebih 1 bulan sebelum masuk rumah sakit jiwa Amino, menurut istri

    pasien semakin sering mengamuk dan marah-marah tanpa sebab kepada keluarga dan

    tetangganya. Pasien juga masih biasa menyanyi sendiri. Pasien sempat merusak

    rumah tetangga dengan melempari batu ke rumah tetangganya. Pasien juga

    mengatakan mendengar suara-suara bisikan untuk membunuh tetangganya yang telah

    menuduh pasien membunuh. Pasien sudah tidak bekerja dan waktu luang pasien

    digunakan untuk menonton tv dan melamun. Kegiatan sehari-hari seperti makan,

    minum dan mandi masih dilakukan sendiri. Hubungan pasien dengan keluarga dan

    tetangga menjadi kurang baik. Pasien belum mengalami gangguan tidur. (GAF 30).

    Kurang lebih 2 minggu sebelum masuk rumah sakit jiwa Amino, menurut istri

    pasien semakin sering mendengar bisikan- bisikan di telinganya yang menyuruh untuk

    membunuh tetangganya. Pasien masih sering marah-marah dan mengamuk tanpa

    sebab dan sering membuat keributan ditetangga sehingga tetangga menjadi

    ketakutan. Pasien juga mengatakan melihat artis Agnes monica dan Cintya sari

    dihadapannya. Pasien sudah tidak bekerja dan waktu luang di gunakan untuk

    menonton tv dan melamun. Kegiatan sehari- hari seperti makan, minum dan mandi

    masih bisa dilakukan sendiri. Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangganya

    menjadi kurang baik. Pasien sudah mengalami susah tidur.( GAF 20)

    Kurang lebih 1 minggu sebelum masuk rumah saki jiwa Amino, menurut istri

    pasien semakin sering mengamuk dan marah- marah tanpa jelas. Pasien semakin

    sering membuat keributan di luar rumah, merusak rumah warga, dan sempat

    mengancam salah satu tetangganya dengan senjata tajam sehiungga meresahkan

    warga sekitar. Pasien juga masih melihat artis Agnes Monica dan Cintya Sari

    dihadapannya. Pasien juga mendengar bisikan bahwa artis tersebut mengatakan agar

    pasien menikahinya. Pasien juga mengatakan bahwa dia telah dituduh membunuh

    orang oleh tetangganya. Pasien sudah tidak bekerja waktu luang pasien digunakan

  • 7/28/2019 Lap Kasus Psikiatri Angry

    5/17

    untuk menonton tv dan melamun. Kegiatan sehari-hari seperti makan,minum dan

    mandi harus diingatkan. Pasien sudah mengalami sulit tidur. (GAF 20)

    Kurang lebih 1 hari sebelum masuk rumah sakit jiwa Amino, menurut istri

    pasien semakin mengkhawatirkan. Paien semakin sering membuat keributan di

    lingkungan rumah, melempar atap rumah tetangganya dengan batu dan pasien

    semakin sering mengancam tetangganya dengan senjata tajam. Pasien juga semakin

    sering berbicara sendiri dan berryanyi sendiri. Pasien juga masih mendengar bisikan-

    bisikan yang mengatakan bahwa artis agnes monica dan cintya sari menyuruhnya

    untuk menikahinya. Pasien sering melihat artis-artis tersebut ada dihadapannya.

    Pasien juga mengatakan bahwa ia bisa mengobati orang lain dan mengatakan bahwa

    pasien adalah keturunan dari sunan kudus. Kegiatan sehari-hari seperti makan,minum

    dan mandi harus di ingatkan. Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga semakin

    tidak baik. Karena kondisi pasien semakin mengkhawatirkan dan meresahkan warga

    sekitar pasien kemudian dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Amino Gondo Hutomo oleh

    istri,perangkat desa dan reserse setempat. (GAF 20)

    C. Riwayat Sebelumnya

    1. Riwayat PsikiatriPasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.

    2. Riwayat penyakit medis umumRiwayat kejang demam (-),

    Riwayat epilepsi (-),

    Riwayat trauma kepala(-),

    Riwayat hipertensi(-)

    Riwayat diabetes mellitus(-),

    Riwayat nyeri ulu hati / sakit maag (-),

    Riwayat nyeri dada/sakit jantung(-),

    3. Penggunaan Obat-obatan dan NAPZAPasien tidak pernah minum alkohol (arak putih)dan tidak pernah menggunakan

    NAPZA tetapi pasien seorang perokok.

  • 7/28/2019 Lap Kasus Psikiatri Angry

    6/17

    D. Riwayat Pramorbid

    1.Masa Prenatal dan PerinatalPasien dilahirkan pada tahun 1965 dengan bantuan bidan secara normal, genap

    bulan, berat lahir tidak diketahui, langsung menangis. Ibu melakukan pemeriksaan

    antenatalcare di bidan sebanyak 4x. Pasien tak memiliki masalah kelainan bawaan.

    Pasien tak pernah terbentur di kepala semasa bayi. Pasien juga tak pernah sakit

    demam berkepanjangan selama bayi.

    2. Masa Kanak Awal (Sampai usia 3 Tahun)Makan dan minum

    Minum ASI sampai usia 2 tahun. Penderita diasuh oleh orang tua. Mulai makan

    makanan halus sejak usia 3 bulan. Diberi makanan padat (nasi) usia 8 bulan dantidak pernah pilih-pilih makanan. Waktu makan teratur.

    Riwayat Imunisasi

    Pernah menerima imunisasi tetapi lupa bulannya dan jenisnya.

    Toilet training

    Penderita sejak usia 1 tahun sudah dilatih BAK dan BAB sendiri. Kira-kira sejak

    usia 2 tahun sudah tidak mengompol.

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    1001 bulan SMRS 2 minggu SMRS 1 minggu SMRS Saat diperiksa

    Kurva GAF

  • 7/28/2019 Lap Kasus Psikiatri Angry

    7/17

    Perkembangan fisik

    Kemampuan berjalan, duduk, dan perkembangan motorik lain sesuai usia.

    Perkembangan Komunikasi

    Penderita mulai bicara membentuk kalimat usia 18 bulan dan tidak terdapat

    gangguan komunikasi.

    Perkembangan dimasa kanak awal digambarkan normal-normal saja seperti anak

    sebayanya.

    3. Masa anak-anak pertengahan (3 7 Tahun)Pertumbuhan dan perkembangan pasien normal seperti anak-anak seusianya, tidak

    didapatkan perilaku yang kurang wajar. Pasien tidak dimanjakan oleh orang tuanya.

    Pasien adalah anak yang pendiam, tetapi memiliki cukup banyak teman. Di sekolah,

    pasie n tidak pernah tinggal kelas.

    4. Masa anak akhir dan remaja (711 tahun)Pertumbuhan dan perkembangan normal seperti anak seusianya. Pasien memiliki

    banyak teman di lingkungan tempat tinggal maupun di sekitarnya.

    5. Masa remaja (1218 tahun )Pasien sekolah hanya tamat SD karena masalah biayakolahny.Saat masih sekolah,

    pasien tidak pernah tinggal kelas. Hubungan pasien dengan teman-teman dan

    keluarganya cukup baik. Pasien cukup aktif dalam kegiatan di sekolahnya serta

    memiliki cukup banyak teman..

    6. Masa Dewasaa. Riwayat Pendidikan

    Pasien bersekolah hingga SD pasien tidak pernah tinggal kelas, cukup aktif

    dalam kegiatan di sekolahnya, dan tidak pernah mempunyai masalah dengan

    guru dan teman-temannya.

    b. Riwayat PekerjaanPasien bekerja di bengkel tempat usahanya sendiri, sampai sebelum pasien

    dibawa ke RSJ Amino, pasien masih bisa melakukan pekerjaannya seperti

    biasa dari pagi hingga sore hari.

  • 7/28/2019 Lap Kasus Psikiatri Angry

    8/17

    c. Riwayat KeagamaanPasien beragama Islam dan jarang beribadah.

    d. Riwayat PerkawinanPasien sudah menikah memiliki satu orang istri dan lima orang anak dan satu .

    e. Riwayat Kemiliteran :Pasien belum pernah melihat atau terlibat dalam suatu peperangan maupun

    mengikuti kegiatan militer.

    f. Riwayat Pelanggaran HukumPasien tidak pernah terlibat masalah pelanggaran hukum.

    g. Riwayat SosialPasien memiliki pribadi yang pendiam dan pemalu, sedikit berbicara dengan

    orang yang belum ia kenal. Memiliki hubungan sosial yang cukup baik dengan

    para tetangganya.

    h. Riwayat Hidup SekarangPasien tinggal di satu rumah dengan istri dan 4 orang anaknya. Istri pasien

    bekerja sebagai ibu rumah tangga. Biaya hidup ditanggung oleh pasien.

    Pengobatan pasien menggunakan Jamkesmas.

    Kesan : sosial ekonomi kurang.

    6. Riwayat Psikoseksual- Pasien tidak ada riwayat penyimpangan atau penyiksaan atau pelecehan

    seksual dari masa kanak-kanak sampai dewasa.

    - Pasien berpakaian sesuai dengan jenis kelaminnya.

    - Pasien bergaul cukup baik dengan lawan jenis maupun sesama perempuan.

    7.Riwayat keluargaPasien adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Keempat saudara pasien

    sudah menikah. Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa

    Silsilah keluarga :

  • 7/28/2019 Lap Kasus Psikiatri Angry

    9/17

    Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai

    Setelah keluar dari rumah sakit, pasien ingin bekerja lagi.

    III. STATUS MENTALAutoanamnesis dilakukan pada tanggal 27Februari 2013 pukul 11.00 di bangsal 10,

    RSJD Amino Gondohutomo Semarang.

    A. Deskripsi Umum1. Penampilan : seorang laki-laki usia 48 tahun, tampak sesuai dengan

    umurnya. Kulit hitam. Rambut lurus. Berperawakan sedang dan gemuk. Pada saat

    pemeriksaan pasien tampak kebersihan cukup.

    2. Perilaku dan aktivitas psikomotor :Tingkah laku

    Hiperaktif (-)

    Hipoaktif (-) Streotipi (-)

    Normoaktif (+) Maniceren (-)

    Stupor (-) Grimaseren (-)

    Gelisah (-) Ambivalensi (-)

    Berkoordinasi (-) Befehls automatism (-)

    Tidak berkoordiansi (-) Gerakan automatism (-)

    Agresif (-) Gerakan autochlon (-)

    Negativisme aktif (-) Gerakan impulsive (-)

    Perseverasi (-) Gerakan kompulsif (-)

    Verbigerasi (-) Kleptomania (-)

    Echolalia (-) Pyromania (-)

    Echopraxia (-) Poriomania (-)

    Sikap

    Indifferent (-) Curiga (-)

    Apatis (-) Berubah-ubah (-)

    Kooperatif (+) Tegang (-)

    Negativisme pasif (-) Pasif (-)

    Dependent (-) Aktif (-)

  • 7/28/2019 Lap Kasus Psikiatri Angry

    10/17

    Infantile (-) Katalepsi (-)

    Rigid (-) Bermusuhan (-)

    3. Sikap tehadap pemeriksa : kooperatifKontak psikis : ada, wajar dan tidak dapat

    dipertahankan.

    4. Mood dan Afeka. Mood

    Euforia (-) Anhedonia (-)

    Eksaltasi (-) Poikolotimia (-)

    Ekstase (-) Irritable (-)

    Manik (-) Labil (-)

    Euthymi (+) Cemas (-)

    Disforik (-) Panik (-)

    Berkabung (-) Ambivalensi (-)

    Depresi (-) Aleksitimia (-)

    Ekspansif (-) Elevated (-)

    b. AfekSesuai (+) Datar (-)

    Tidak sesuai (-) Tumpul (-)

    Terbatas (-) Labil (-)

    B. PembicaraanKualitas : cukup

    Kuantitas : cukup

    C. Gangguan Persepsi1. Halusinasi

    Halusinasi visual (+) melihat artis agnes monica dan cintya sari selalu ada

    Dihadapannya.

    Halusinasi taktil (-)

  • 7/28/2019 Lap Kasus Psikiatri Angry

    11/17

    Halusinasi akustik (+) mendengar bisikan artis agnes monica dan cintya

    sari untuk menikahinya.

    Halusinasi haptik (-)

    Halusinasi olfaktorik (-)

    Halusinasi kinestetik (-)

    Halusinasi gustatorik (-)

    Halusinasi autoskopi (-)

    2. IlusiIlusi visual (-) Ilusi gustatorik (-)

    Ilusi akustik (-) Ilusi taktil (-)

    Ilusi olfaktorik (-)

    D. Pikiran1. Bentuk pikir : tidak realistik2. Arus pikir

    Flight of ideas (-) Retardasi (-)

    Asosiasi longgar (-) Asosiasi bunyi (-)

    Inkoherensi (-) Asosiasi pengertian (-)

    Tangensial (-) Blocking (-)

    Sirkumstansiality (-) Preserverasi (-)

    Neologisme (-) Verbigerasi (-)

    Jawaban irrelevant (-) Lancar (-)

    3. Isi pikiranWaham kebesaran (+) pasien mengatakan bahwa ia adalah keturunan

    Sunan kudus.

    Waham curiga (+) pasien merasa tetangganya ingin membunuhnya

    Waham berdosa (-)

    Waham aneh (-)

    Waham magic mistic (-)

    Waham kejar (-)

    Waham sistematis (-)

    Waham referensi (-)

  • 7/28/2019 Lap Kasus Psikiatri Angry

    12/17

    Waham cemburu (-)

    Waham somatic (-)

    Waham nihilistic (-)

    Fobia (-)

    Preokupasi (-)

    Obsesif kompulsif (-)

    Gagasan bunuh diri (-)

    Kemiskinan isi pikir (-)

    Thought echo (-)

    Thought insertion (-)

    Thought withdrawal (-)

    Thought broadcasting (-)

    Delusion of reference (-)

    Delusion of control (-)

    Delusion of influense (-)

    Delusion of passivity (-)

    Delusion of perception (-)

    Over valued idea (-)

    E. Sensorium dan Kognitif1. Kesadaran : jernih2. Orientasi

    Tempat : cukup

    Waktu : cukup

    Personal : cukup

    Situasional : cukup

    3. Daya ingatSegera : baik

    Jangka pendek : cukup

    Jangka sedang : cukup

    Jangka panjang : cukup

    4. Konsentrasi : kurang5. Perhatian : cukup6. Kemampuan baca dan tulis : baik

  • 7/28/2019 Lap Kasus Psikiatri Angry

    13/17

    7. Kemampuan visuospasial : cukup8. Pikiran abstrak : cukup

    F. Pengendalian Impuls : cukupG. Tilikan1. Penyangkalan penyakit sama sekali.2. Agak menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan bantuan tapi dalam waktu

    bersamaan menyangkal penyakitnya.

    3. Sadar bahwa merasa sakit tapi melampiaskan pada orang lain, pada faktoreksternal dan organik.

    4. Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidakdiketahui pada diripasien.

    5. Tilikan intelektual : menerima bahwa pasien sakit dan bahwa gejala ataukegagalan dalam penyesuaian sosial disebabkan oleh perasaan irrasional atau

    gangguan tertentu dalam diri pasien sendiri tanpa menerapkan pengetahuan

    tersebut untuk pengalaman masa depan.

    6. Tilikan emosional sesungguhnya: kesadaran emosional tentang motif dan perasaandidalam diri pasien dan orang yang dapat menyebabkan perubahan dalam

    perilaku.

    H. Pertimbangan : cukupI. Taraf Dapat Dipercaya : tidak dapat dipercaya

    IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUTStatus Internus

    Keadaan umum : baik

    Berat / Tinggi badan : 80 kg / 168 cm

    Kesadaran : composmentis

    Tekanan darah : 120 /80 mmHg

    Nadi : 80 kali/menit

    RR : 20 kali/menit

    Suhu : afebris

    Status internus :

  • 7/28/2019 Lap Kasus Psikiatri Angry

    14/17

    Kepala : Mesosefal,sklera ikterik (-/-),konjungtiva palpebra pucat (-/-)

    Leher :Simetris, Pembesaran nnll (-/-)

    Toraks : Cor : SI-SII reguler,suara tambahan (-),murmur (-),bising (-)

    Pulmo: suara dasar vesikuler, suara tambahan (-), ronkhi (-),

    wheezing (-)

    Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal

    Ekstremitas : superior inferior

    Edema -/- -/-

    Capilary refill

  • 7/28/2019 Lap Kasus Psikiatri Angry

    15/17

    psikososial. Hendaya belum begitu menghilang setelah dirawat di rumah sakit. Pada

    pemeriksaan status mental didapatkan: kesadaran jernih, perilaku normoaktif, kontak

    psikis ada wajar dan dapat dipertahankan, sikap kooperatif terhadap pemeriksa,

    mood eutyme, afek serasi, tilikan 1. Pada pemeriksaan bentuk pikir non realistik, arus

    isi pikir didapatkan waham curiga dan waham kebesaran. Terdapat gangguan persepsi

    berupa halusinasi akustik dan halusinasi visual

    Axis I : F20.00 Skizofren Paranoid

    DD :F. 22.8 Gangguan waham menetap

    Axis II : Z.03.2 Tidak ada diagnosis

    Axis III :Tidak ada diagnosis

    Axis IV : Masalah psikososial

    Axis V : GAF terbaik 1 tahun terakhir 70

    GAF saat masuk RSJ 20

    GAF saat diperiksa 40

    VI. DIAGNOSIS MULTI AXIALMenurut PPDGJ III

    Axis I : F20.00 Skizofren Paranoid

    DD :F. 22.8 Gangguan waham menetap

    Axis II : Z.03.2 Tidak ada diagnosis

    Axis III :Tidak ada diagnosis

    Axis IV : Masalah psikososial

    Axis V : GAF terbaik 1 tahun terakhir 70

    GAF saat masuk RSJ 20

    GAF saat diperiksa 40

    VII. PENATALAKSANAANA. Farmakoterapi : R/ Chlorpromazine 2x100 mg

    B. Psikoterapia. Terapi Kelompok :

  • 7/28/2019 Lap Kasus Psikiatri Angry

    16/17

    Diadakan kegiatan dimana tiap 2 hari sekali setiap jam 10 pagi,

    pasien diajak mengobrol atau berbincang-bincang dan permainan kelompok,

    olahraga bersama dengan perawat atau dengan pasien lain sehingga solusi-

    solusi cara menghilangkan keluhan, gejala atau penyakit pasien dapat

    ditemukan.

    b. Terapi Keluarga :Seminggu sekali (biasanya tiap hari sabtu), pasien dikumpulkan

    bersama keluarganya, psikiater, psikolog, perawat sehingga bisa dilakukan

    sharing tentang solusi dari penyakit, gejala atau keluhan pasien.Memberi

    pengertian kepada keluarga tentang penyakit pasien yang butuh dukungan dan

    pengawasan minum obat.

    c. Terapi Supportif :Yang diinginkan oleh pasien setelah keluar dari RSJ adalah berkumpul

    bersama keluarga, sehingga dapat diinformasikan kepada keluarga agar pasien

    dirawat bersama keluarga dan tidak tinggal sendiri.

    d. Terapi Okupasional :Apabila kondisi pasien sudah membaik, mulai direncanakan untuk

    mengikuti program rehabilitasi sesuai dengan kegemaran dan keahlian pasien.

    VIII. PROGNOSISPrognosis arah baik Prognosis arah buruk

    1. late onset

    2. onset akut

    3. faktor pencetus jelas

    4. usia 15 25 tahun

    5. gejala positif menonjol

    6. riwayat seksual, sosial, premorbid baik

    7. menikah

    8. sistem sosial baik

    9. status ekonomi baik

    10. memiliki riwayat keluarga dengan

    gangguan mood

    1. onset usia muda

    2. onset kronik

    3. faktor pencetus tidak jelas

    4. usia < 15 tahun atau > 25 tahun

    5. gejala negatif menonjol

    6. riwayat seksual, sosial, premorbid buruk

    7. belum menikah/telah bercerai

    8. sistem pendukung sosial buruk

    9. status ekonomi buruk

    10. kekambuhan

    11. faktor genetik (keluarga yang sakit)

  • 7/28/2019 Lap Kasus Psikiatri Angry

    17/17

    12.dijumpai perilaku menarik diri/autistik

    13.memiliki riwayat trauma masa perinatal

    14.tidak ada remisi selama 3 tahun

    pengobatan

    15. terjadi banyak relaps

    16.memiliki riwayat skizofrenia

    sebelumnya

    - Dubia ad bonam: karena faktor-faktor prognosis ke arah baik lebih banyak.

    VIII. SARAN-SARAN1. Keluarga Pasien:

    Mengedukasi keluarga agar menjenguk pasien selama dirawat. Memberi tahu keluarga agar tetap member dukunganterhadap pasien. Memberi tahu keluarga agar rajin membawa pasien untuk kontrol di poli jiwa. Memberi tahu keluarga tentang efek samping dari obat yang diberikan.

    2.

    Pasien :Mengedukasi pasien untuk rajin kontrol dan rutin minum obat.

    3. Lingkungan sekitar : Mengedukasi masyarakat agar mendukung dan tidak mengucilkan pasien dan

    keluarga.

    Mengedukasi masyarakat agar membantu memulangkan jika pasien kabur.Mengedukasi masyarakat agar turut menjaga keselamatan diri pasien.