landslide 2

15
Abstrak Tanah longsor merupakan suatu proses kompleks yang mampu mempengaruhi lereng gunung dan menimbulakn efek buruk hingga menimbulkan korban jiwa Hal ini sangat berlawanan dengan sedikitnya pengetahuan mengenai dimana dan ini akan terjadi. Oleh karena itu penyebab serta permodelan hubungan antara proses biotik dan geomorfologi serta atribut apa saja yang terlibat di dalamnya. Introduction Landslide atau tanah longsor adalah bentuk dari pergerakan sejumlah material. Menurut Plummer, tanah longsor merupakan pergerakan dari bedrock, pecahan batu atau tanah menuruni slope dalam bentuk utuh atau perlahan. Pergerakan ini sebagian besar dipengaruhi oleh gravitasi dan kecepatannya bervariasi mulai dari sangat pelan yang disebut “creep” hingga yang sangat cepat dikenal dengan “rock fall”. dalam konteks massa yang terbuang, mengarah pada semua gerakan downhill oleh semua material ( jumikis, 1983) tipe erosi yang ditimbulkan ada 4 yaitu debris, earth flow, earth slip, dan soil slip.

Upload: hrohmulyanti

Post on 01-Jul-2015

171 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: landslide 2

Abstrak

Tanah longsor merupakan suatu proses kompleks yang mampu mempengaruhi

lereng gunung dan menimbulakn efek buruk hingga menimbulkan korban jiwa

Hal ini sangat berlawanan dengan sedikitnya pengetahuan mengenai dimana dan

ini akan terjadi. Oleh karena itu penyebab serta permodelan hubungan antara

proses biotik dan geomorfologi serta atribut apa saja yang terlibat di dalamnya.

Introduction

Landslide atau tanah longsor adalah bentuk dari pergerakan sejumlah

material. Menurut Plummer, tanah longsor merupakan pergerakan dari bedrock,

pecahan batu atau tanah menuruni slope dalam bentuk utuh atau perlahan.

Pergerakan ini sebagian besar dipengaruhi oleh gravitasi dan kecepatannya

bervariasi mulai dari sangat pelan yang disebut “creep” hingga yang sangat cepat

dikenal dengan “rock fall”. dalam konteks massa yang terbuang, mengarah pada

semua gerakan downhill oleh semua material ( jumikis, 1983) tipe erosi yang

ditimbulkan ada 4 yaitu debris, earth flow, earth slip, dan soil slip.

Hal ini dipengaruhi oleh pebedaan tipe tanah yang berkaitan erat dengan

pergerkan massa. Tanah dengan tipe berpasir yang terjadi pada puncak gunung

biasanya menjadi debris avalanche selain itu tanah bertipe siltloam juga

menghasilkan debris avalanche. Earthflow terjadi pada jenis tanah loam on ash

tanah (pink). Soil slip terkait dengan tanah berpasir.

Tanah longsor merupakan bencana geologi yang sangat besar. Gravitasi

merupakan faktor pendorong terjadinya tanah longsor, selain itu kandugan air,

kemiringan lereng, gempa bumi,vulkano, pecahan yang tersedia serta banyak

lainnya juga merupakan faktor yang turut mempengaruhi terjadinya tanah longsor.

Karena faktor yang mempengaruhi tanah longsor dapat berupa hal alamiah

maupun karena ulah manusia, tanah longsor dapat terjadi pada area yang

dikembangkan ataupun tidak serta di area dimana tanahnya diubah menjadi jalan,

perumahan, alat – alat, bangunan dan bahkan yang digunakan sebagai halaman

Page 2: landslide 2

belakang seseorang. (United State Search and Rescue Task Force Landslide,

2000).

Pembahasan

- Istilah – istilah dalam tanah longsor

Ungkapan yang sering diasosiasikan dengan tanah longsor diantaranya

yaitu :

a. Flow

Digunakan bila material bergerak sebagai fluida yang viscous biasanya

merupakan akibat dari melimpahnya jumlah air yang berinteraksi dengan

material. Hal ini umum tejadi selama aktivitas vulkanik dimana “ash”

berinteraksi dengan air menjadi lahar.(Foster,1978;American Red Cross,

2008).

b. Slide

Digunakan bila material bergerak di permukaan bumi. Terjadi jika

sejumlah besar debris dipaksa untuk bergerak.

c. Fall

Jika perpindahan material terjadi di udara dengan jatuh bebas dibawah

pengaruh gravitasi. Fall identik dengan batu yang menjadi pecahan di

udara. (Plummer et al., 1999)

Ada juga yang mengartikan dengan gerakan yang sangat cepat dari massa

bedrock yang besar atau regolith

d. Creep

Creep merupakan gerakan massa tanah yang lambat ke arah downslope

dan terjadi bila beban pada material yang miring terlalu rendah.

Sedangkan menurut Foster, creep adalah gerakan menuju downslope yang

pelan dari material dan dalam beberapa kasus bedrock

e. Earthflow

Terjadi jika jumlah air dalam material bertambah dan akan tertinggal

bekas yang berbeda pada titik yang longsor di batuan induk

f. Solifluction

Page 3: landslide 2

Terjadi jika tanah yang membeku di puncak gunung atau bukit meleleh

selama hari – hari hangat di musim semi atau selama musim panas di

permafrost (Leed et al., 1982).

g. Translational slide

Digunakan ketika material yang dibawa dapat dengan jelas terlihat

perbedaannya dengan yang tertinggal. Ada permukaan sliding

( permukaan yang impermeable, dan konsisten melewati area ) yang jelas

yang memungkinkan material menuruni slope. Umum terjadi di daerah

yang mengandung banyak debris atau material yang berhamburan di atas

bedrock. Keberadaan air membantu melancarkan alur jatuh dari material,

sehingga mempermudah jatuhnya material (Plummer et al., 1999).

h. Rotational slide

Digunakan ketika material yang dibawa dapat dengan jelas terlihat

perbedaannya dengan yang tertinggal namun tidak ada permukaan

slidingnya. Pergerakan material lebih kurang berbentuk circular.

Umumnya terjadi di daerah yang mempunyai cuaca yang ekstrim seperti

tidak ada bedrock atau bedrock berada jauh dibawah untuk menjadi

longsoran di permukaan. Longsor jenis ini biasanya disebabkan oleh

perpotongan sungai atau penetrasi dari air bawah tanah pada material yang

menyebabkan materialnya di atasnya menjadi tidak stabil, menghasilkan

pergerakan ke bawah. Di lapangan, tumbuhan terbentang di tempat yang

lebih tinggi ( Plummer et al., 1999 ).

Page 4: landslide 2

Perbandingan antara flow, slide dan fall

Lambat cepat

Tipe

gerak

< 1 cm/tahun 1m/hari – 1km/jam 1– 5 km/jam > 5km /jam

Flow Creep

(debris)

earthflow Mudflow/ aliran

lumpur (air bercampur

debris)

Dominan debris dan

batu

Slide Longsran berupa

debris dan batu

Fall Batu dan debris

berjatuhan

Tabel 1.1 perbandingan 3 tipe landslide berdasar Plummer et al, 1999

- Penyebab tanah longsor

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, tanah longsor dipicu oleh

berbagai hal. Menurut F Karsli dalam “Effects of land-use changes on

landslides in a landslide-prone area (Ardesen, Rize, NE Turkey)” slope,

lithology, kekasaran area, jarak terhadap jalan, dan tipe penyebaran

memegang peran penting dalam terjadinya tanah longsor.

Secara umum penyebab terjadinya longsor dapat dirinci sebagai berikut :

a. Kemiringan lereng

Faktor ini sangat esensial karena menentukan stabilitas material. Sudut

kritis dimana material dapat bertahan menetukan stabilitasnya, sudut ini

biasanya berkisar pada 25° - 45° untuk material yang terkonsolidasi

bergantung pada ukuran butiran dan bentuk partikelnya (Montgomery,

1992).

b. Relief

merupakan jarak vertical antara lantai lembah dan puncak gunung.

Semakin besar relief semakin besar kemungkin terjadi longsor karena

stabilitasnya lebih kecil

c. Kandungan air

Page 5: landslide 2

tanah longsor biasanya identik dengan banjir dan menurut data yang ada

sebagian besar tanah longsor terjadi pada musim hujan. Air menyebabkan

2 hal, yaitu penambahan berat slope dan mengurangi kohesi material. Air

juga memperlancar jalur longsor sehingga gaya gesek antara massa yang

berpindah dengan permukaan berkurang ( Foster, 1978).

d. Komposisi debris dan batuan bebas

jika suatu daerah mengandung batuan bebas dan debris, ada tendensi

material itu akan berguling dengan stabilitas yang kecil. Material ini akan

mudah dipenuhi air yang kemudian menambah berat material hingga

timbul gaya friksi sebagai perlawanan dari gaya yang menahan gerakan

material. Sehingga sangat mudah terbawa menjadi longsoran ( Plummer et

al.,1999 )

e. Akibat dari gempa bumi

getaran dari gempa bumi menyebabkan pecahnya daya ikat antar tanah dan

batu sehingga menyebabkan tanah longsor. Contohnya tanah longsor di

Peru pada tahun 1970 dipicu oleh gempa bumi yang mempunyai

episentrum 100 km di lepas laut ( Montgomery, 1992 ).

f. Potongan oleh sungai

dalam beberapa kasus dimana terdapat sungai disamping area yang miring,

sungai tersebut dapat mengerosi kaki slope sehingga stabilitas slope

terganggu dan menimbulkan kegagalan slope yang mengarah pada tanah

longsor

g. Frekuensi beku dan mencair

ketika tanah membeku dan kemudian mencair ada titik dimana tidak

semua daerah mencair sehingga jika layer antara bedrock dan batuan induk

mencair sedangkan massa disekelilingnya tetap membeku, air yang

dihasilkan tidak dapat melelehkannya sehingga air bertinsak sebagai

pelican dan membawa blok yang membeku menuruni lereng menjadi

tanah longsor. Ini dinamakan solifluction (Foster, 1978)

selain itu, manusia juga bisa menjadi penyebab terjadinya tanah longsor

seperti pembuatan jalan. Hal ini menimbulkan efek langsung dan tak langsung

Page 6: landslide 2

terhadap tanah dan proses hidrogeomorfologi. Hal ini menyangkut pembentukan

permukaan yang baru dan tidak stabil, pemitongan kemiringan lembah, modifikasi

pada hidrologi kemiringan bukit dan getaran tanah. Konsekuensi yaitu

kemungkinan tanah longsor meningkat dan kehilangan tanah (25 hingga 350 kali

daripada hutan yang tidak diganggu;sidle et al.2006), perubahan proses ekosistem

(Shiels et al. 2008) serta keberlangsungan makhluk hidup di dalamnya.

Perubahan fungsi lahan mungkin adalah tindakan manusia yang sangat

mempengaruhi terjadinya tanah longsor. Hal ini karena perubahan fungsi lahan

bukan hanya mengubah komposisi spesies dan fungsi ekosistem ini juga

mengubah struktur landscape hingga menyebabkan ketidak stabilan sepanjang

slope. Selain tanah longsor, perubahan fungsi lahan juga berpotensi menyebabkan

terjadinya erosi, pada banyak kasus telah terbukti bahwa total area yang terkena

efek dari tanah longsor bertambah pada hutan yang digunakan sebagai tempat

produksi kayu atau diubah menjadi fungsi yang lain. Perubahan iklim yang dipicu

oleh manusia juga mempengaruhi terjadinya tanah longsor ( Latelin et al.1997)

terkait efek langsungnya pada proses hidrogeomorfologi dan biotik.

- Hubungan antara tanah longsor, dan interkasi antara proses goemorfologi dan

proses biotik

Tanah longsor merupakan pergerakan dari tumbuhan,tanah, saprolit, batu I

bawah pengaruh gravitasi. Pada lingkungan yang kering pergerakan massa sering

melibatkan batu, sedangkan di lingkungan yang berair tanah longsor melibatkan

tumbuhan, tanah dan bedrock yang berubah bentuknya. Pengaruh dari proses

biotic lebih terlihat pada lingkungan yang berair.

Permodelan dibawah ini dapat menunjukkan bagaimana proses biotik dan

geomorfologi berinteraksi dengan gunung sebagai akibat dari tanah longsor.

Page 7: landslide 2

Pada permodelan ini, individual dan independent slope yang mengandung

tanah, air, tumbuhan dan saprolit adalah hal – hal yang digunakan untuk melawan

2 gaya yaitu gaya lawan dan gaya dorong (Conforth 2005). Unit slope mengalami

kegagalan ketika gaya lawan dan gaya dorong memiliki magnitude yang sama.

Pada tahap ini, air hujan yang tidak tersaring ataupun gerakan tanah karena gempa

bumi dapat menyebabkan tidak seimbangnya kedua gaya tadi sehingga

mengakibatkan kegagalan slope. Vegetasi dapat memodifikasi magnitude gaya –

gaya inui sehingga dapat mempertahankan kestabilannya dan ketika digabungkan

dengan landscape, tumbuhan mampu memodifikasi penyebaran tanah longsor.

Peningkatan kemungkinan proses ekologi dan evolusi dapat digunakan

untuk memilih karakter yang menyumbang keberlangsungan tanaman di slope

yang tidak stabil. Beberapa studi menunjukkan bahwa kekuatan akar tanaman

sangat bervariasi tergantung spesies, tipe vegetasi dan famili nya (Sidle and

Ochiai 2006, Stokes et al. 2007). Kekuatan akar merupakan fungsi dari kekakuan,

densitas dan arsitektur dari akar, hal – hal yang diketahui phenotipically plastic

dan variable genetic dan mendorong proses evolusi.

Studi lain membuktikan konsep “landslide immunity” untuk menjelaskan

tidak adanya aktivitas landslide pada area yang sudah terimbas oleh tanah longsor

(Shimokawa 1984). Kondisi ini mungkin dihasilkan ketika tanah dan vegetasi

tidak mencapai kondisi dimana dapat mengalami kegagalan karena hujan atau

aktivitas seismik. Karena itu, pengembangan ekosistem setelah terjadi tanah

longsor, harus menghasikan mekanisme yang memungkinkan proteksi terhadap

tanah longsor selanjutnya

- Tanah longsor dan spasial struktur dari gunung

Tanah longsor memegang peran dalam pergerakan gunung dan bagi hidup

organisme yang tidak diketahui jumlahnya. Karena tanah longsor mewakili

rusaknya habitat dari beberapa spesies, maka tanah longsor memiliki

konsekuensi penting pada diversity dan fungsi dari ekosistem.

Pada skala tanah longsor, pergerakan dari material menuju down – slope

menghasilkan zona yang berbeda dengan yang ada disekelilingnya. Zona

gagal ini umumnya diketahui sebagai bekas luka, biasanya mempunyai slope

Page 8: landslide 2

yang paling tajam dan merupakan daerah dimana tumbuhan,tanah ,dan saprolit

dipindahkan.

Zona deposisi adalah daerah yang tidak terpengaruh dimana kebanyakan

material yang berpindah berkumpul. Terkadang zona transport yang jelas

terbentuk ketika material yang diangkut habis diantara zona inisiasi dan zona

deposisi (Martin et al. 2002).

Vegetasi dan tanah juga menyebabkan graadien horizontal antara pusat

tanah longsor dengan substrat lain yang ada di dekatnya dan tidak terganggu.

Biasanya kondisinya landai di permukaan tanah longsor dan tajam di

pusatnya.

Pada skala intermediet, dimana ribuan tanah longsor dipicu oleh hujan

badai tunggal atau gempa bumi disebut populasi tanah longsor. Berbeda

dengan tanah longsor tunggal, populasi tanah longsor mempunyai tipe

mobilasasi material, tipe pergerakan, distribusi spasial yang sangat bervariasi.

Dua hal yang digunakan ahli geomorfologi untuk mengklasifikasi tanah

longsor prevailing climates dan kandungan air dalam bedrock, dua hal ini

mungkin dipengaruhi oleh tumbuhan dan proses dibalik formasi tanah longsor.

Ukuran tanah longsor dapat digunakan untuk menjelaskan efek yang berkaitan

antara besar kecilnya tanah longsor pada populasi tertentu (Stark and Hovius

2001).

Populasi tanah longsor dapat dikarakterisasi berdasarkan spasialnya,

termasuk hubungan antara lokasi dan magnitude dari pemicu tanah longsor

dan perbedaan variable dari landscape. Contohnya densitas tanah longsor

mungkin sangat tinggi di dekat episentrum gempa bumi atau litologi tertentu

(Murthy et al. 2004, Meunier et al. 2007). Selain itu, distribusi tanah longsor

relatif tergantung jaringan sungai, sehingga penting untung memahami

hubungan antara kemiringan bukit dan system fluvial (Korup 2005), serta efek

nya terhadap ekosistem gunung (Reeves 1995).

Pada skala besar, sering terjadi over lap populasi tanah longsor karena

hujan yang tidak pasti dan tanah longsor yang dipicu seismik bahkan di region

yang sama. Pada skala ini, efek dari tanah longsor pada ekosistem dapat

Page 9: landslide 2

ditunjukkan melalui kurva magnitude- frekuensi yang berkaitan dengan total

area yang terimbas tanah longsor pada magnitude frekuensi yang dapat

memicu tanah longsor (Wolman and Miller 1960, Garwood et al. 1979).

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu

1. Ada perbedaan penggunaan antara flow, slide dan fall

2. Faktor yang mempengaruhi terjadinya tanah longsor adalah kandungan air,

gempa bumi, kemiringan lereng, komposisi debris dan batuan bebas, erosi

di kaki lereng

3. Ada hubungan antara proses biotic dan geomorfologi

4. Tanah longsor berkaitan dengan struktur spasial dari gunung.

Referensi

1. F Karsli, M Atasoy, A Yalcin, S Reis, et al. Environmental Monitoring

and Assessment. Dordrecht: Sep 2009. Vol. 156, Iss. 1-4; pg. 241

2. Sekhar L.Kuriakose, G. Sankar, C. Muraleedharan; Environmental

Geology. Berlin: Jun 2009. Vol. 57, Iss. 7;  pg. 1553

3. Motaka Philip Asicho Etapo, Assessing the Kekem landslide June 2008

4. Ame alexrandra. Landslide distribution assignment.2009