kutipan buku online etos
TRANSCRIPT
Nama : Syaiful Adli
Angkatan : 2014
Judul : Prestasi sebagai Kunci Pembuka Pintu Kemudahan
Tema : Bersahabat dengan Keterbatasan
Aku adalah seorang anak yang terlahir dari keluarga buruh tani. Dengan keadaan yang penuh
keterbatasan aku selalu berusaha tetap tegar menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Karena
aku masih memiliki satu hal yang dapat membuatku tetap tegar, yaitu keharmonisan keluarga yang
tak pernah kering kurasakan. Dengan demikian aku tidak pernah berfokus pada keadaan finansial
kami yang lemah, aku tetap memilki semangat dan tidak merasa minder dengan teman-teman yang
lain.
Sejak dari SD hingga saat sekarang ini aku menjalani pendidikan dengan beasiswa, baik beasiswa
dari pemerintah, swasta, maupun dari orang-orang dermawan yang peduli pada pendidikan. Dengan
adanya beasiswa yang kuterima, aku selalu berusaha membuktikan bahwa aku tidak sia-sia
menerima beasiswa tersebut. Hal ini kutunjukkan dengan berbagai macam prestasi. Sewaktu SD
aku pernah menjadi utusan untuk mengikuti lomba PASIAD Matematika tingkat provinsi, juara 3
lomba mata pelajaran tingkat kabupaten, dan juara 2 lomba Sinopsis Cerpen tingkat kecamatan.
Ketika SMP aku pernah mendapatkan juara 3 Lomba Cipta Puisi se-Kabupaten Limapuluh Kota
dan Kota Payakumbuh dan juara 1 Olimpiade Fisika tingkat Kabupaten. Pada saat SMA aku pernah
menjadi juara 2 FLSSN bidang cipta puisi tingkat SMA se-Kabupaten Limapuluh Kota dan juara 2
lomba Storry Telling tingkat kabupaten. Jika saja aku berfikiran bahwa seseorang yang tidak
mampu dalam ekonomi juga tidak mampu meraih prestasi, mungkin aku tidak akan mau ikut-ikutan
dalam berbagai lomba dan tidak akan pernah menorehkan nama dalam prestasi tersebut.
Sewaktu SMA aku selalu membantu orang tua memberi makan Sapi sepulang dari sekolah. Meski
begitu melelahkan namun aku begitu mencintai pekerjaan tersebut, aku merasakan ketentraman saat
melihat padang rumput yang hijau dan melihat Sapi-sapi yang makan dengan lahap. Terkadang
karena kegiatan tersebut aku tidak bisa berkumpul bersama teman-teman untuk latihan bola kaki di
lapangan. Namun itu bukanlah suatu masalah, karena untuk menggapai sesuatu yang diinginkan
memang butuh pengorbanan. Biarlah kita menyibukkan diri dengan membantu orang tua hari ini
dan mengurangi waktu bermain demi masa depan yang lebih baik.
Aku juga pernah mengajar private siswa SD sewaktu SMA. Meski hanya memiliki murid satu
orang namun itu sudah cukup untuk menjadi sarana latihan bagiku dalam mendidik disamping juga
sebagai penambah uang saku. Selain itu setiap bulan Ramadhan aku juga berjualan pergi
menjajakan es tebak di seputaran Jorong Subaladung, tempat tinggalku. Meski tidak terlalu banyak
membantu, namun hasil dari penjualan tersebut sudah cukup menjadi uang jajanku pada bulan
Ramadhan tersebut tanpa harus meminta lagi kepada orang tua.
Sekarang di bangku kuliah aku terus memikirkan cara agar dapat memenuhi kebutuhan hidup
sendiri. Memang hari ini belum ada yang bisa kulakukan, namun jika aku terus bertekad dan berdoa
pasti Allah SWT akan memberikan jalan dan memudahkannya. Suasana kuliah yang jauh dari orang
tua memang sangat banyak memberiku pelajaran. Hidup mandiri, bersosialisasi dengan orang yang
memiliki budaya yang berbeda, dan perkuliahan yang super sibuk adalah momen-momen
pembelajaran yang sangat berharga bagiku.
Disaat aku mulai lelah menghadapi kehidupan kuliah yang berat disanalah aku memahami betapa
urgent-nya motivasi dan bimbingan yang diberikan Etos. Sahabat-sahabat yang sudah seperti
keluarga, pembinaan subuh, pembinaan mingguan, pembinaan setiap bulan, dan kegiatan-kegiatan
Etos yang lain mampu membuat motivasi dalam diriku benar-benar terjaga. Sehingga kuliah
bukanlah menjadi hal yang berat melainkan menyenangkan.
Berkaca dengan keadaan yang kumiliki, sudah sewajarnya aku tidak bermain-main dalam kuliah.
Aku harus bisa menunjukkan pada keluarga di rumah bahwa aku kuliah jauh-jauh ke ibukota
provinsi memang membuahkan hasil. Aku harus memiliki momen untuk berkata pada orang tuaku “
Pak, Bu, Alhamdulillah anakmu terpilih sebagai mahasiswa yang mengikuti student exchange ke
luar negeri, menjadi ketua organisasi kampus, aktivis dakwah kampus, IPK > 3.5, terpilih menjadi
mahasiswa berprestasi Unand, mengikuti dan menjuarai berbagai perlombaan, dan prestasi
lainnya.” Ah aku jadi merinding tatkala membayangkan terjadinya hal tersebut. Betapa tidak, orang
tua dan keluarga yang menunggu penuh harap dirumah tidak pernah berhenti memikirkanku siang
dan malam, selalu mengusahakan bagaimana anaknya bisa berkuliah dengan baik tanpa memikirkan
dirinya sendiri.
Keterbatasan adalah hal yang biasa, namun akan menjadi luar biasa jika dengan keterbatasan kita
mampu meraih berbagai macam prestasi yang tidak terbatas. Allah SWT tidak pernah luput dari
hambanya, jika hambanya istiqamah Allah pasti akan memberikan jalan yang terbaik. Jika tidak
hari ini mungkin besok, jika tidak disini mungkin dilain kesempatan, karena Allah mendatangkan
nikmat pada hambanya bukanlah dari hal yang disangkanya.
Satu kata yang harus dihapus dari kamus kehidupan ini adalah “menyerah.”