kuliah strabismus
DESCRIPTION
kuliah penunjang strabismusTRANSCRIPT
Strabismus
Retno Widiati, SpMBagian Ilmu Penyakit Mata
FK UNS/RSUD dr. MOEWARDISurakarta
Introduksi
• “Strabismus”: ocular misalignment
• Penyimpangan posisi bola mata yang terjadi
karena syarat-syarat penglihatan binokuler
tidak terpenuhi.
Syarat Penglihatan Binokular Normal
• Tajam penglihatan pada kedua mata sesudah dikoreksi
refraksi anomalinya tidak terlalu berbeda dan tidak
terdapat aniseikonia
Otot-otot ekstrinsik kedua bola mata seluruhnya dapat
bekerja sama dengan baik.
SSP baik, sanggup memfusi dua bayangan yang datang dari
kedua retina menjadi satu bayangan tunggal.
PENYEBAB STRABISMUS
• Faktor keturunan
• Kelainan anatomi
• Kelainan sensoris
• Kelainan inervasi
• Aspek perkembangan mata yang masih
berkembang setelah BBL, penting dalam
pembentukan penglihatan binokular. • Retina dan fovea belum berkembang penuh
• Ukuran bola mata 73% ukuran dewasa
• Otot ciliaris tidak berkembang penuh sampai usia 3 tahun
• Otot rektus medius susunannya lebih maju daripada otot
ekstra okular lainnya.
Mata Juling menjadi Masalah Karena:
Ketika mata tidak lurus, ada 2 gambar yang dikirim ke otak.
• Dewasa: menyebabkan diplopia• Anak:
– Otak belajar untuk tidak menghiraukan gambaran dari mata yang tidak lurus
– Kehilangan persepsi kedalaman (stereoskopis)
ISTILAH-ISTILAH
• Orthophoria ideal condition of ocular balance– Kenyataannya jarang ‘orthotropia’
• Heterophoria strabismus laten, karena dapat dikontrol oleh mekanisme fusi
• Heterotropia strabismus manifest, tidak dapat dikontrol oleh mekanisme fusi– Eso- : deviasi ke arah nasal, fovea di temporal– Exo- : deviasi ke arah temporal, fovea di nasal– Hiper- : deviasi ke superior, fovea di inferior– Hipo- : deviasi ke inferior, fovea di superior– Insiklo- : bola mata berotasi sehingga polus superior dari
meridian vertikal berputar ke arah nasal– Eksiklo- : bola mata berotasi sehingga polus superior meridian
vertikal berputar ke arah temporal
KLASIFIKASI
• Status fusi– Phoria– Intermittent tropia– Tropia
• Variasi deviasi– Comitant (concomitant): besar deviasi hanya sedikit
berbeda pada semua arah pandangan– Incomitant (noncomitant): besar deviasi berbeda-
beda pada arah pandangan yang berbeda. Kebanyakan merupakan paralitik strabismus.
Klasifikasi lanjt..
• Fiksasi– Alternating: mata yang berfiksasi berubah-ubah– Monocular: fiksasi 1 mata yang sama terus menerus
• Usia onset– Congenital: muncul dalam 6 bulan pertama– Acquired: mata sudah pernah terlihat normal
sebelumnya• Tipe deviasi
– Horizontal– Vertical– Combined
Pada Juling Konstan, bisa terjadi:
• Ambliopia (mata malas)• Penglihatan binokular buruk• Posisi kepala abnormal
PSEUDOSTRABISMUS
• Bayi/anak Asia, etnis tertentu• Terlihat seperti juling ke dalam
(esotropia)• Terjadi karena:
– Lipatan kulit pada sudut mata– Batang hidung masih agak lebar
Anatomi: otot-otot ekstraokular
Extraocular muscles action
Otot Primer Sekunder TersierRektus medialRektus lateralRektus inferiorRektus superiorOblik inferiorOblik superior
AdduksiAbduksiDepresiElevasiExtorsiIntorsi
--
ExtorsiIntorsiElevasiDepresi
--
AdduksiAdduksiAbduksiAbduksi
Action of the extraocular muscles
• semua superior: intortor• semua inferior: extortor• semua otot vertikal: adduktor• semua otot oblique: abduktor
Motor innervation of EOM
Cranial Nerve III medial rectus,superior rectus,inferior rectus,inferior oblique
Cranial Nerve IV superior oblique
Cranial Nerve VI lateral rectus
DASAR PENEGAKAN DIAGNOSIS STRABISMUS
ANAMNESIS:- Onset- Karakteristik strabismus- Arah deviasi- Keluhan visual lain- Riwayat persalinan- Prematuritas- Gangguan tumbuh kembang- Riwayat strabismus pada keluarga
Dasar penegakan dx, lanjt…
PEMERIKSAAN FISIK• Visus• Fiksasi• Pemeriksaan refraksi• Evaluasi sensori• Pengukuran gerak bola mata dan
kesejajaran• Penilaian abnormalitas postur kepala
Visual Acuity
• Assessment of visual acuity for children– Pre/nonverbal children: CSM method
• central corneal light reflex (monocular), steadiness (monocular), maintain alignment (binocular)
– Child with straight eyes: induced tropia test• 10-15 ∆ basedown prism over 1 eye to induce vertical
deviation• Or greater strength prism, base out• Patient is tested for the ability to maintain fixation with
either eye under binocular vision– Avoidance movement when the good eye is occluded,
but not when the poorly eye is covered– Preschool/older children: E test, letters, numbers,
symbols
Visual Acuity
Snellen chart
HOTV chart
Lea symbolsAllen pictures
FIKSASI
• Sentral• Eksentrik
PEMERIKSAAN REFRAKSI
• Subyektif• Obyektif
Pemeriksaan Gerakan Bola Mata
• Monocular Eye Movement – Duction
• Binocular Eye Movement – Versions – Vergences
Monocular Eye Movement: Duction
• Penilaian gerak pada satu mata• Hukum Sherrington :
– peningkatan inervasi dan kontraksi dari otot ekstraokular diikuti oleh penurunan inervasi dan kontraksi dari otot antagonisnya
Binocular Eye Movement : Version dan Vergences
• Yoke muscle:dua otot (pada masing-masing mata) yang bekerja
sebagai otot penggerak primer untuk melihat ke arah tertentu.
Contoh : Saat melirik ke kanan rektus lateral kanan dan rektus medial kiri akan berkontraksi bersama-sama
• Posisi kardinal : RSRLIO
LSRRIO
LLRRMR
RLRLMR
RIRLSO
LIRRSO
Lirik Kanan Lirik Kiri
Pemeriksaan Gerakan Bola Mata lanjt…
• Umumnya, versi dilakukan pertama• 9 posisi pandangan diagnostik• Dinilai hambatan pergerakan dan deviasi
kedua mata • Menjaga perhatian pasien mainan
berwarna, gambar, cerita tentang obyek
Pemeriksaan Kesejajaran Bola Mata
• Corneal Light Reflex– Tes Hirschberg– Tes Krimsky
• Cover Test• Maddox Rod
Corneal light reflex test
Test Hirschberg • Untuk menilai tipe dan derajat
deviasi – menggunakan penlight diarahkan
langsung ke mata– lihat cahaya yang dipantulkan di
tengah kornea • Desenterasi 1 mm = 7 ° = 15 ∆PD
Corneal light reflex test
Krimsky Test• Untuk mengukur besar deviasi• Prisma dengan ukuran tertentu diletakkan di
depan mata yang berdeviasi – arahkan cahaya penlight ke mata nilai pantulan
cahaya pada korena• Ubah ukuran prisma hingga didapatkan
pantulan cahaya jatuh di tengah kornea pada mata yang berdeviasi
• Cornea light reflex test– Hirschberg’s test
15 degree (30 PD)
30 degree (60 PD)
45 degree (90 PD)
• Krimsky’s test
Cover Test• Jenis cover test:
– Cover-uncover test• Untuk mendeteksi adanya strabismus manifest• Untuk membedakan tropia dan phoria
– Alternate cover test
• Dilakukan pada fiksasi dekat dan jauh– Intermittent exotropia : lebih jelas saat melihat jauh– Accomodative esotropia : lebih jelas saat melihat
dekat
Orthophoria, normal
Shifting (-)
G.Vicente,MD
Cover Uncover Test
Esophoria
Terlihat saat binokularitas terganggu
Sering asimptomatik
OD : shifting (+)
OS : shifting(-)
G.Vicente,MD
Cover Uncover Test
Exophoria
Terlihat saat binokularitas terganggu
Sering asimptomatik
OD : shifting (+)
OS : shifting(-)
G.Vicente,MD
Cover Uncover Test
Exotropia,
Keluhan : diplopia dapat (+) atau (-)
G.Vicente,MD
Alternate Cover Test
Berikan sedikit waktu bagi pasien untuk berfiksasi pindahkan oklusi dengan cepat ke mata yang lain.
Exotropia, intermittent
Keluhan : diplopia intermiten, terutama saat lelah/sakit
G.Vicente,MD
Alternate Cover Test
Maddox rod test
• Maddox rod test– Test for vertical and horizontal deviation– Consists of a series parallel cylinders that converts a point
of light source into a line image situated 90° to the orientation of the parallel cylinders
– For horizontal dev place the cylinder vertically in front of the right eye
• Light superimposed w/ line: orthophoria• Light in the left side of the line: Esodeviation• Light in the right side of the line: Exodeviation
– For vertical dev place cylinder horizontally
hipophoriaesophoriaexophoria
hyperphoria
Normal eye (no deviation)
EVALUASI SENSORIS
• Fusi– WFDT– Bagolini– Synoptophore
• Stereoskopis– Titmus fly– TNO
FusiWorth four-dot test
a - Prior to use of glassesb - Normal or ARCc - Left suppression
Bagolini striated glasses
a - Normal or ARCcb- Diplopiac - Suppression
d - Right suppressione - Diplopia
d - Small suppression scotoma
Synoptophore
• Grading of binocular vision
Titmus
• Red-green spectacles
TNO random dot test
• ‘Hidden’ shapes seen • Polaroid spectacles• Figures seen in 3-D
Lang
• No spectacles
Frisby
• ‘Hidden’ circle seen• No spectacles• Shapes seen
Tes Stereopsis
Pengobatan Strabismus
• Non operatif– Kacamata
– orthoptik
• Operatif– Melemahkan otot reses
– Memperkuat otot resek
Akomodatif esotropis
Tujuan Pengobatan Strabismus
• Membangun/mengembalikan penglihatan binokular yang
normal
• Segi kosmetik adalah persoalan kedua
3 tahap pegobatan strabismus
• Memperbaiki visus masing-masing mata
• Meluruskan mata
• Penglihatan binokuler
Komplikasi Strabismus
• Supresi: usaha yang tidak disadari penderita, untuk menghindari diplopia yang
timbul akibat adanya deviasi
• Ambliopia
• ARC (Abnormal Retina Correspondence): suatu kondisi dimana fovea dari mata
yang baik menjadi sefaal dengan daerah fovea dari mata yang berdeviasi.
• Defek otot: mis kontraktur otot, biasanya pada strabismus bersudut besar dan
berlangsung lama.
• Adaptasi posisi kepala (head tilting)
• Menghindari pemakaian otot yang lumpuh
• Mencapai keadaan binokular