kp 7.2 pertumbuhan janin intrauterin

38
TUMBUH KEMBANG INTRAUTERIN 1

Upload: dexel-putra-simbolon

Post on 07-Feb-2016

86 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Kuliah Pakar Blok Tumbuh Kembang.Pertumbuhan Janin Intrauterin

TRANSCRIPT

Page 1: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

TUMBUH KEMBANG INTRAUTERIN

11

Page 2: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

SPERMATOGENESISEmbrional Spermatogonium: dari sel-sel primitif tubulus testisPubertas: spermatogonium mengadakan mitosis (dibawah pengaruh sel-sl iterstisial leydig)Spermatogonium spermatosit primer spermatosit sekunder (anafase I) 2 spermatid (anafase II) masing-masing tumbuh menjadi spermatozoonKehamilan: harus ada spermatozoon, ovum, konsepsi, nidasi

Page 3: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

Transport Sperma

Saat coitus kira-kira 3-5 cc semen ditumpahkan ke dalam forniks posterior

Jumlah spermatozoa 300-500 jutaMasuk ke dalam kanalis servikalis dengan

gerakan ekornyaGerakan dalam rongga uterus dan tuba sebagai

hasil kontraksi otot-otot pada organ tersebutKurang lebih 1 jam setelah coitus spermatozoa

telah mencapai ampula

Page 4: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

OOGENESISEpitel germinal oogenium folikel primer (meiosis I)

Oogonium berkembang menjadi oosit primer: terjadi pada kehidupan fetal

Oosit primer mengalami meiosis I menjadi oosit sekunder, terjadi dalam 2 tahap:

Sebelum lahir: oosit primer mengalami meiosis I sampai stadium profase

B Setelah pubertas: terbentuklah oosit sekunder (bila ovum mengalami pemasakan)

Oosit sekunder mengalami meiosis II, juga terjadi dalam 2 tahap:Pada saat ovulasi: oosit sekunder memasuki stadium metafase dari meiosis IIStadium berikutnya terjadi setelah ada pembuahan

Page 5: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

Kapatisasi

Kemampuan HidupOvum biasanya dibuahi dalam 12 jam setelah ovulasi, dan

akan mati bila dalam 24 jam tidak segera dibuahiSpermatozoa dapat bertahan dalam saluran reproduksi

wanita sampai empat hari

Dalam saluran reproduksi wanita spermatozoa mengalami kapatisasi sebelum ia mampu membuahi ovumKapatisasi terjadi dalam rongga uterus dan tuba, yaitu berupa pelepasan lapisan pelindung di sekitar akrosomTerjadilah reaksi akrosomik, yaitu pembentukan lobang-lobang kecil pada akrosom tempat dilepaskannya enzim-enzim yang dapat melisiskan korona radiata dan zona pellusidaSetidaknya dikenal 2 enzim: CPE (Corona Penetrating Enzyme) yang mencerna korona radiata, dan hialuronidase yang mencerna zona pellusida

Page 6: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

KEHAMILAN

Ovum yang dilepas ovarium berdiameter 100µ (0,1 mm), ditengahnya terdapat nukleus yang berada dalam metafase

meiosis II ditengah sitoplasma yang disebut vitellusOvum dilingkari zona pellusida dan korona radiata

Hanya 1 spermatozoon yang telah mengalami proses kapatisasi dapat melintasi zona pellusida masuk ke vitellusSetelah itu zona pellusida mengalami perubahan dan sifat

yang tidak dapat dilintasi spermatozoon lainSpermatozoon yang telah masuk ke vitellus kehilangan

membran nukelus, tinggal pronukleus

66

Page 7: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

• Fertilisasi

77

*Istilah lain: konsepsi, fekondasi, pembuahan: bersatunya Istilah lain: konsepsi, fekondasi, pembuahan: bersatunya sel kelamin jantan dan sel kelamin betinasel kelamin jantan dan sel kelamin betina

Pada saat ovum dikeluarkan, ia dalam meiosis IIPada saat ovum dikeluarkan, ia dalam meiosis IIDengan masuknya sebuah spermatozoon, ia melepaskan Dengan masuknya sebuah spermatozoon, ia melepaskan benda polar II, dan berakhirlah meiosis II, disebut benda polar II, dan berakhirlah meiosis II, disebut aktivasi teluraktivasi telurIntinya segera berubah menjadi pronukleus betina, Intinya segera berubah menjadi pronukleus betina, sementara spermatozoon setelah melepaskan ekornya sementara spermatozoon setelah melepaskan ekornya berubah menjadi pronukleus jantanberubah menjadi pronukleus jantanKedua pronuklei ini akhirnya melebur di tengah-tengah Kedua pronuklei ini akhirnya melebur di tengah-tengah sitoplasma sel telur dan terjadilah zigotsitoplasma sel telur dan terjadilah zigot

Page 8: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

ZYGOTE

Ovum masak dalam metafase pembelahan meiosis IISpermatozoon masuk ovum, ovum melepaskan benda polar II, meiosis II

berakhirInti berubah menjadi pronukleus wanita, sperma melepas ekor menjadi

pronukleus priaKedua pronukleus melebur dlm sitoplasma menjadi zygote

Zygote: sebuah sel tunggal, awal dari kehidupan

Hasil FertilisasiKembalinya sel dengan jumlah kromosom diploid (2n). Pada

manusia jumlah diploid adalah 46\Penurunan/pewarisan sifat-sifat spesies, disebabkan karena zigot mengandung separuh sifat ibunya

dan separuh sifat-sifat ayahPenentuan jenis kelamin; yang terjadi di awal pembuahan. Pada manusia struktur (46,XX) adalah perempuan, sedangkan (46,XY)

adalah laki-lakiPermulaan pembelahan segmentasi (cleavage); zigot dalam 8-14

jam akan segera membelah diri membentuk bola padat terdiri atas sel-sel yang lebih kecil

Page 9: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

Hasil Fertilisasi

Kembalinya sel dengan jumlah kromosom diploid (2n). Pada manusia jumlah diploid adalah 46\Penurunan/pewarisan sifat-sifat spesies, disebabkan karena zigot mengandung separuh sifat ibunya dan separuh sifat-sifat ayah

Penentuan jenis kelamin; yang terjadi di awal pembuahan. Pada manusia struktur (46,XX) adalah perempuan, sedangkan (46,XY) adalah laki-laki

Permulaan pembelahan segmentasi (cleavage); zigot dalam 8-14 jam akan segera membelah diri membentuk bola padat terdiri atas sel-sel yang lebih kecil

99

Page 10: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin
Page 11: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin
Page 12: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin
Page 13: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

Cleavage

Blastocystwith blastocoele cavity

Morula solid ball of cells

Early division of zygote into multiple cells without increase in size, partitions contents

Zygote

Page 14: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

MORULA DAN BLASTOCYST

Blastomer terus membelah menjadi bentuk seperti buah murbei yang disebut morula

Sedikit demi sedikit terkumpulnya cairan antara blastomer dalam morula dan terbentuk blastocyst

INNER CELL MASS DAN TROPHOBLASTBlastocyst dengan 58 sel (3-4 hari) setelah konsepsi sel

bagian luar menjadi trofoblast, sel bagian dalam menjadi inner cell mass yang akan menjadi embrio,

dan masa luarnya menjadi trophoblast Blastocyst dengan 107 sel (5 hari) setelah konsepsi sebelum implantasi zona pellucida hilang blastocyt

berimplantasi pada endometrium

Page 15: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

Nidasi (Implantasi)

Peristiwa bersarangnya sel telur yang telah dibuahi (fertilized egg) ke dalam endometrium

Zigot akan segera membelah diri membentuk bola padat terdiri atas sel-sel anak yangb lebih kecil yang disebut blastomer

Pada hari ke 3 bola tersebut terdiri atas 16 sel blastomer, disebut morula

Pada hari ke 4 di dalam bola tersebut mulai terbentuk rongga, disebut blastula

Dua struktur penting dalam blastula:Lapisan luar disebut trofoblas, yang akan menjadi plasentaEmbrioblas (inner cell mass) yang kelak akan menjadi janin

Pada hari ke 6 blastula menempel pada endometriumPada hari ke 10 seluruh blastula (blastokista) sudah terbenam

dalam endometrium, nidasi selesai

Page 16: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

If pregnancy occurs -

Implantation - fertilized egg travels down oviduct (Fallopian tube) for 7-8 days and implants in walls of the uterus

Page 17: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin
Page 18: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

Implantation - embedding of blastocyst into uterine lining begins at day 7

Blastocyst - with blastocoele cavity

Trophoblast - outer layer of cells

Inner cell mass - will form embryo

Lacunae and primary villi formed by trophoblastAll of these form placental tissues

Fig 28-3

Trophoblast forms syncytial trophoblast- erodes into endometriumCellular trophoblast - carries nutrients to inner cell mass

Page 19: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

SETELAH IMPLANTASI

• Selama implantasi embrio menghasilkan hCG, terdeteksi dalam serum ibu 8 hari setelah ovulasi

• hCG memperpanjang aktifitas biosintes corpus luteum menghasilkan progesteron mempertahankan gestational endometrium

• Embrio terus mensekresi hCG dan pregnancy related protein lainnya

• Produksi hCG meningkat sampai kurang lebih hari ke 60 kehamilan, kemudian turun lagi

Page 20: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

PRIMARY GERM CELL

• Gastrulasi dalam rongga blastocyst terbetuk 2 lembar sel kluster, kmd menjadi 3 lembar

• 3 lembar sel: 1) ectoderm: akan menjadi sistem syaraf, epidermis, kelenjar keringat, 2) mesoderm akan menjadi alat reproduksi, ginjal, otot, tulang, kulit, darah, pembuluh darah, 3) endoderm: akan menjadi paru, hati, alat pencernaan, kelenjar endokrin

• Semua jaringan organ embrio berasal dari 3 lapisan tersebut: primary germ cell

Page 21: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin
Page 22: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

• Bila telah nidasi, terjadi diferensiasi sel-sel blastula• Sel yang lebih kecil membentuk endoderm dan yolk sac, sel yang lebih

besar menjadi ektoderm dan membentuk ruang amnion• Embryonal plate dibentuk antara dua ruangan: ruang amnion dan yolk

sac • Pertumbuhan embryo terjadi dari embryonal plate yang selanjutnya

terdiri atas 3 lapisan: ektoderm, mesoderm, dan endoderm

Page 23: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

• Selaput janin terdiri atas korion, amnion, kantong kuning telur dan alantois

• Bagian korion dimana vili tetap berkembang (yaitu pada tempat embrioblas) kelak berkembang menjadi plasenta

• Plasenta selain terdiri atas komponen janin, juga terdiri atas komponen maternal yaitu desidua (desidua basalis)

• Desidua adalah bagian dari stratum fungsionale endometrium yang mengalami perubahan-perubahan tertentu selama kehamilan. Desidua inilah yang dilepas bersamaan dengan proses persalinan

Page 24: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

• Dikenal 3 daerah desidua:• Desidua basalis: bagian endometrium yang ada

dibawah konseptus• Desidua kapsularis: bagian endometrium yang

superfisial, yang menutupi janin• Desidua parietalis: bagian endometrium selain

kedua desidua di atas

Page 25: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin
Page 26: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

Plasentasi• Kira-kira minggu ke 8 seluruh kantong korion telah

ditutupi (ditumbuhi) vili koriales• Dengan makin besarnya kantong ini vili yang ada di

seberang janin (pada daerah desidua kapsularis) makin terjepit, dan akhirnya mengalami degenerasi, sehingga daerah ini menjadi halus, disebut korion halus (korion laeve)

• Sebaliknya vili yang ada di pihak desidua basalis tumbuh dan berkembang dengan cepat, disebut korion frondosum, yang akan membentuk plasenta

• Dengan makin tumbuhnya vili, desidua basalis makin tererosi, sehingga terbentuk sekat-sekat, disebut sekat plasenta. Sekat ini membagi plasenta menjadi kira-kira 15-30 lobuli, disebut kotiledon

Page 27: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

CYTO DAN SYNCYTIOTROPHOBLAST

• Sel kunci dalam villi choreales adalah cytotrophoblast yang mampu berproliferasi, invasi dan migrasi atau differensiasi dengan aggregasi dan fusi untuk membentuk lapisan syncytial terdiri dari sel multinuclear yang melapisi villi dikenal sebagai Syncytiotrophoblast

Page 28: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

Spasium Intervilosum

• Ruang ini merupakan perluasan lakuna-lakuna yang terbentuk dalam sinsitiotrofoblas

• Ruang ini dibatasi oleh lempeng korion di sebelah dalam dan desidua basalis disebelah luar

• Ruang ini dibagi menjadi ruang-ruang lebih kecil oleh sekat plasenta, meskipun pembagian ini tidak sempurna karena sekat plasenta tidak mencapai lempeng korion

• Bagian paling pinggir dari ruang intervilus disebut sinus marginalis

Page 29: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

CHORION & AMNION• Lapisan luar blastocyst menghasilkan:

-Chorion: penghubung antara ibu dan embrio yang sedang berkembang-Amnion: yang terisi cairan, memproteksi embrio yang sedang berkembang

• Mesoblas antara ruang amnion dan embrio menjadi padat: body stalk menjadi tali pusat

• Bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion, didalamnya terdapat wharton jelly, berfungsi melindungi arteri dan vena umbilikalis, yang menghubungkan satu sistem kardiovaskuler janin dengan plasenta

Page 30: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

PERKEMBANGAN EMBRIO

• 0-4 minggu: fertilisasi, embrio berjalan dalam tuba, terbentuk bakal susunan syaraf, otak, pencernaan, telinga, tonjolan lengan, mata, hari ke 25 jantung mulai berdenyut

• 5-8 minggu: lubang hidung, kelopak mata, hidung, jari tangan, tungkai, kaki, jari kaki , tulang, ovarium atau testes berkembang, sistem kardiovaskuler, panjang: 22 mm

Page 31: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

PERKEMBANGAN AWAL JANIN

• Periode embrionik berakhir setelah kehamilan berusia 10 minggu (8 minggu setelah konsepsi)

• Panjang mahkota-ujung terbawah (crown-rump, CR) embrio saat itu adalah 4 mm

• Periode janin ditandai oleh pertumbuhan dan pematangan struktur-struktur yang terbentuk selama periode embrionik

• Sistem kardiovaskuler janin dibentuk pada umur 10 minggu

• Organogenesis diperkirakan selesai pada minggu ke 10, selanjutnya disusul masa fetal dan perinatal

Page 32: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

PERKEMBANGAN JANIN• 9-12 minggu: sejak minggu ke 9 embrio menjadi janin, penis,

dagu, struktur muka mulai tampak, kepala dominan, panjang 36 mm

• 13-16 minggu: mengejapkan mata, menghisap, tumbuh dengan cepat, ibu merasakan aktifitas janin, panjang: 140 mm.

• 17-20 minggu: anggota badan proporsional, kening mata, panjang badan: 190 mm

• 21-30 minggu: berat badan terus bertambah, kulit berkerut, berwarna merah, panjang: 280 mm

• 30-40 minggu: kuku jari tangan dan kaki mulai tumbuh, panjang badan: 360 mm

Page 33: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

PLASENTA DAN TALI PUSAT

• Plasenta adalah organ embrio yang berfungsi sebagai alat: pernapasan, nutrisi dan eksresi

• Darah janin dan darah ibu tidak pernah bercampur

• Tali pusat mengandung: 2 arteri dan 1 vena• Setelah 270 hari setelah fertilisasi janin sudah

siap untuk menjalani proses persalinan dan hidup diluar rahim

Page 34: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

Sirkulasi Plasenta• Darah venosa (tanpa oksigen) meninggalkan

janin melalui arteri umbilikalis dan masuk ke dalam plasenta

• Didalam vili ia membentuk sistem arteri-kapiler-vena

• Vili ini terbenam dalam lakuna (spasium intervilosum), sehingga sebenarnya tidak terdapat percampuran darah antara darah janin dan darah ibu

• Darah arteri (teroksigenasi) masuk ke dalam janin melalui vena umbilikalis

Page 35: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

• Darah maternal masuk ke spasium intervilosum dengan cara menyomprot

• Karena perbedaan tekanan yang tinggi antara tempat masuknya darah (60-70mmHg) dengan tekanan di antara vili (20mmHg) maka darah sempat berputar-putar disekitar vili

• Pada saat inilah pertukaran gas dan nutrien antara janin dan ibu trerjadi

• Selanjutnya darah maternal masuk kembali melalui vena-vena dalam endometrium

• Kecepatan aliran darah uteroplasenta naik selama kehamilan, dari kira-kira 50ml pada minggu ke 10 sampai 500-600ml/menit pada saat aterm

Page 36: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

Fungsi utama plasenta:– Alat metabolisme: terutama saat kehamilan muda. Plasenta

mensintesis glikogen, kholesterol, dan asam lemak yang merupakan persediaan nutrien dan energi untuk embrio

– Alat transfer– Alat sekresi (hormon dan enzim): HCG (Human Chorionic

Gonadotropin), CCT (Chorionic Corticotropin) dan Chorionic thyrotropin, Estrogen dan progesteron, Enzim: Cystin amino peptidase (oxitocinase), diamin oksidase (histaminase), dan fosfatase alkali

Page 37: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

Uterus - walls remain thick to form junction of uterine and placental boundaries.– Endometrium maintained

by progesterone throughout pregnancy

Page 38: KP 7.2 Pertumbuhan Janin Intrauterin

•Terimakasih

3838