kontrol kualitas metode analisis
DESCRIPTION
JURUSAN FARMASI FKIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. KONTROL KUALITAS METODE ANALISIS. Oleh : Hendri Wasito , S. Farm., Apt. Tahapan dalam analisis se cara umum. Sampling. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
KONTROL KUALITAS METODE ANALISIS
JURUSAN FARMASI FKIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Oleh : Hendri Wasito, S. Farm., Apt.
Tahapan dalam analisis secara umum
Sampling, memilih suatu sampel yang mewakili dari bahan yang dianalisis.
Mengubah analit menjadi suatu bentuk sediaan yang sesuai untuk pengukuran.
Pengukuran.
Perhitungan dan penafsiran pengukuran.
Sampling
Sampel dalam analisis harus dapat mewakili (representatif) materi yang akan dianalisis secara utuh dan harus homogen.
Cara pengambilan sampel yang salah meskipun metode analisis yang digunakan tepat dan teliti hasilnya tidak akan memberikan hasil yang benar.
Pengambilan sampel dapat secara : Pengambilan sampel random (Cara
pengambilan sampel dilakukan terhadap bahan yang sama homogen atau dianggap sama, contoh : larutan sejati, batch tablet, ampul, dsb.)
Pengambilan sampel representatif (Jika bahan yang dianalisa tidak homogen. Sampel diambil dari bagian yang berbeda dari setiap wadah, Contoh : sampel dalam jumlah besar)
Sampel oficial Jika jumlah sampel besar, perlu direduksi hingga
diperoleh sampel ofisial (representatif).
Penyimpanan sampel Setelah diperoleh sampel yang representatif jika tidak
segera dilakukan analisis, sampel harus diberi label dan disimpan dalam tempat yang sesuai untuk menjamin sifat fisika kimia sampel tidak berubah.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan sampel : kenaikan suhu mengakibatkan hilangnya sampel yang volatil,
degradasi analit, peningkatan reaktifitas kimiawi. suhu rendah mengakibatkan terdepositnya analit yang
kelarutannya rendah. perubahan kelembapan mengakibatkan hidrolisis dan
meningkatnya kandungan air bagi analit higroskopis. radiasu UV akan menginduksi reaksi fotokimia, fotodekomposisi,
atau polimerasi. Oksidasi oleh udara akan merusak ampel yang sensitif terhadap
oksidasi.
Sample pretreatment
Pra-perlakuan sampel dilakukan untuk mengkondisikan sampel sehingga siap untuk dilakukan analisis dengan metode tertentu.
Contoh-contoh pra-perlakuan sampel : memanaskan sampel (100 – 120ºC) jika analit tahan panas
untuk menghilangkan pengaruh variasi kandungan air. menimbang sampel sebelum dan sesudah pemanasan. memisahkan sampel (distilasi, sentrifugasi, filtrasi,
ekstraksi, dsb). menghilangkan komponen pengganggu. memekatkan sampel (penguapan, distilasi, ko-presipitasi,
ekstraksi, elektrolisis, dsb).
Pemilihan metode analisis
Berbagai metode analisis baku telah banyak dipublikasikan.
Hal-hal yang harus diperhatikan : Tujuan analisis, biaya, dan waktu . level analit yang diharapkan. macam sampel dan pretreatment yang diperlukan. jumlah sampel yang dianalisis. ketepatan dan ketelitian yang diinginkan. ketersediaan bahan rujukan, senyawa baku, bahan-
bahan kimia, dan pelarut yang dibutuhkan. Peralatan yang tersedia. kemungkinan gangguan yang dapat terjadi.
Kriteria Metode analisis yang baik … (1)
Peka (sensitive), metode dapat digunakan untuk menetapkan kadar senyawa dalam konsentrasi yang kecil.
Tepat (precise), metode menghasilkan hasil analisis yang sama atau hampir sama dalam satu seri pengukuran.
Teliti (accurate), metode menghasilkan nilai rata-rata yang sangat dekat dengan nilai sebenarnya (true value)
Selektif, metode tidak banyak terpengaruh oleh adanya senyawa lain.
Kasar (ruggrudness), perubahan komposisi pelarut / variasi lingkungan tidak menyebabkan perubahan hasil.
Praktis, metode mudah dikerjakan serta tidak banyak memerlukan waktu dan biaya.
Tahapan metode validasi menurut USP
Validasi MetodePresisi
Akurasi
Batas deteksi (LOD)Batas kuantifikasi
(LOQ)Spesifitas
Linearitas/ rentangKekasaran
(rugredness)Ketahanan (robutness)
Workflow for evaluation and validation of standard
methods
Validasi metode … (1)
Presisi ukuran keterulangan metode analisis (simpangan baku relatif
CV/RSD) tingkatan : repeatability, intermediate precision, and
reproducibility Akurasi
membandingkan hasil pengukuran dengan bahan rujukan standar (reference)
Batas deteksi (LOD) konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat
dideteksi respon blanko (yb) + 3 SD blanko (3Sb)
Batas kuantifikasi (LOQ) konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan
akurasi dan presisi yang dapat diterima. rasio signal to noise (10 : 1), LOQ = 10 (SD/Slope)
Validasi metode … (2)
Spesifitas kemampuan untuk mengukur analit yang dituju secara tepat dan
spesifik dengan adanya komponen lain dalam matrik sampel. Linearitas dan rentang
kemampuan metode memperoleh hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit kisaran yang diberikan.
ditentukan dengan slope, intersep, koefisien korelasi. Kekasaran
tingkat reprodusibilitas hasil yang diperoleh di bawah kondisi yang bermacam-macam
diekspresikan dalam % RSD Ketahanan
kapasitas metode untuk tidak terpengaruh oleh adanya variasi parameter metode yang kecil.
Data uji validasi
Parameter analisis
Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3
kuantitatif Uji batas
Akurasi Ya Ya * *
Presisi Ya Ya Tidak Ya
Spesifitas Ya Ya Ya *
LOD Tidak Tidak Ya *
LOQ Tidak Ya Tidak *
Linearitas Ya Ya Tidak *
Kisaran (range)
Ya Ya * *
Ruggedness Ya Ya Ya YaKeterangan : * : mungkin dibutuhkan, tergantung pada uji spesifiknyaKategori 1 : penentuan kuantitatif komponen utama / bahan aktifKategori 2 : penentuan pengotor / produk hasil degradasiKategori 3 : penentuan karakteristik kinerja
Kesalahan analisis
Kesalahan didasarkan pada perbedaan antara hasil pengukuran (nilai perhitungan) dengan nilai sebenarnya.
Semakin banyak langkah dalam melakukan tahapan analisis, maka kesalahan yang akan terjadi semakin besar.
Jenis kesalahan : kesalahan gamblang (gross error) kesalahan sudah jelas
mengakibatkan kesalahan yang besar kesalahan acak (random error) kesalahan yang tidak dapat
diramalkan serta nilainya berfluktuasi kesalahan sisitemik (systematic error) kesalahan yang memiliki
nilai definitif / tertentu
Kesalahan acak akan berpengaruh pada presisi, sedangkan kesalahan sistemik berpengaruh pada akurasi.
Kesalahan analisis … (2)
Kesalahan acak sering terjadi akibat adanya variasi yang tidak dapat dikontrol dalam pelaksanaan prosedur analisis.
Kesalahan acak dapat digambarkan sebagai kurva normal (Gaussian curve).
Kesalahan sistemik mengakibatkan penyimpangan tertentu dari rata-rata (mean).
Beberapa faktor yang memepengaruhi kesalahan sistemik : kesalahan personil dan operasi kesalahan alat dan pereaksi kesalahan metode
Untuk memeperkecil kesalahan sistemik : kalibrasi (peneraan) alat yang dipakai dilakukan penetapan blanko
Parameter hasil analisis … (1)
Mean Median Modus SD CV CI Recove
riRecoveri =
Mean hasil pengukuran X 100%
Nilai sesungguhnya
Parameter hasil analisis … (2)
• Standar deviasi (SD) banyak digunakan sebagai ukuran kuantitatif ketepatan atau presisi.• Semakin kecil nilai SD dari serangkaian pengukuran, maka metode yang digunakan semakin tepat.
Parameter hasil analisis … (3)
• Standar deviasi relatif (RSD) atau dikenal juga dengan kefisien variasi (CV) merupakan ukuran ketepatan relatif dan umumnya dinyatakan dalam persen.• Semakin kecil nilai RSD dari serangkaian pengukuran maka metode yang digunakan semakin tepat.
Parameter hasil analisa … (4)
Karena hasil analisis selalu mengandung unsur kesalahan, untuk menyatakan hasil akhir analisis kimia selain mean disebutkan juga batas kesalahannya (limit of error).
Daftar harga t (tes dua sisi)n - 1 T pada 90% T pada 95% T pada 99%
1 6.3 12.7 63.7 2 2.9 4.3 9.9
3 2.35 3.2 5.8 4 2.13 2.78 4.6 5 2.02 2.57 4.03
6 1.94 2.45 3.71 7 1.90 2.37 3.50
8 1.86 2.31 3.36 9 1.83 2.26 3.25
Diskusi …
Seorang mahasiswa melakukan pembakuan larutan baku untuk titrimetri. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : 0,0991 N; 0,0980 N; 0,0982 N; dan 0,0985 N. Hitunglah rata-rata dan simpangan baku relatifnya ? Tentukan hasil akhir perhitungan dengan mean dan limit of error-nya ?
Sampel baku serum darah manusia dinyatakan mengandung 42,0 g albumin per liter-nya. Lima buah laboratorium (A, B, C, D, dan E) masing-masing menentukan kadar albumin pada hari yang sama dan diperoleh hasil albumin (g/L) sebagai berikut :
Dari data tersebut, bahaslah ketepatan dan ketelitian hasil analisis kimia laboratorium tersebut !
laboratorium
Hasil
A 42,5 41,6 42,1 41,9 41,1 42,2
B 39,8 43,6 42,1 40,1 43,9 41,9
C 43,5 42,8 42,8 43,1 42,7 43,3
D 35,0 43,0 43,0 40,5 36,8 42,2
E 42,2 41,6 41,8 41,8 42,6 39,0
hatur nuhun pisan …
Jangan lupa untuk berlatih mengerjakan soal-soal yang terkait dengan materi kuliah dari sumber belajar manapun.
kita akan BISA karena BIASA !!!