konsep, kajian dan...

19
Konsep, Kajian dan Kebijakan

Upload: doanquynh

Post on 10-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Konsep, Kajian dan Kebijakan

DAYA SAING DAERAH KONSEP, KAJIAN DAN KEBIJAKAN

Rina Indiastuti

Copyright © 2016

Penulis: Rina Indiastuti

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau meperbanyak sebagian

atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari Penerbit

Cetakan ke-1, Agustus 2016 Diterbitkan oleh Unpad Press

Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Lantai IV Jl. Ir. Soekarno KM 21 Bandung 45363

Telp. (022) 84288867/ 84288812 Fax : (022) 84288896

e-mail: [email protected] /[email protected] http://press.unpad.ac.id

Anggota IKAPI dan APPTI

Tata Letak:

Yodi Izharivan Fitria Purnama Sari

Desainer Sampul: Becky Yubiliasrini

Perpustakaan Nasional: Katalag Dalam Terbitan (KDT) Rina Indiastuti Daya Saing Daerah: Konsep, Kajian dan Kebijakan/ Rina Indiastuti -- Cet. I – Bandung; Unpad Press; 2016 xvi + 188 hlm.; 17,6 x 25 cm ISBN 978-602- 6308-26-9 I . Daya Saing Daerah: Konsep, Kajian dan Kebijakan II. Rina Indiastuti

iv

meningkatkan dan memberlanjutkan daya saing pelaku usaha dan industri unggulan daerah untuk tujuan pertumbuhan perusahaan dan kemakmuran masyarakat. Untuk menghadapi tekanan persaingan global dan praktik integrasi pasar, dibutuhkan penjalinan jaringan dan kerjasama (networking and partnership) yang dilakukan bukan hanya oleh perusahaan, melainkan juga oleh pemerintah.

Peningkatan daya saing bagi perusahaan atau industri di pasar global sama dengan kemampuan menawarkan harga yang bersaing dan direspon oleh meningkatnya penjualan. Tren penurunan harga produk industri di pasar global menjadi tantangan perusahaan domestik dan lokal untuk sepakat meningkatkan daya saing. Pembelajaran yang diperoleh adalah kemampuan untuk meningkatkan produksi belum cukup mampu menumbuhkan daya saing. Menumbuhkan daya saing perusahaan dan industri harus disertai oleh penguatan dan sektor pendukung, yaitu teknologi, manajemen, pendidikan, riset, dan inovasi. Intinya, penciptaan daya saing merupakan penciptaan nilai tambah yang tinggi bersumber dari kegiatan produksi dan kegiatan pendukungnya yang menelusuri rantai value (value chain).

Mengingat besarnya ukuran pasar domestik Indonesia sehingga menjadi sasaran produk asing, peningkatan daya saing secara jelas ditujukan agar mampu bersaing di pasar domestik sekaligus di pasar global. Guna akselerasi, diperlukan kebijakan dan intervensi pemerintah terutama pada proses akumulasi human capital melalui pendidikan, pelatihan, dan etos kerja. Pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota seyogyanya memfasilitasi terjadinya upgrading skala usaha, peningkatan produktivitas, promosi produk unggulan, iklim usaha yang kondusif dan persaingan yang sehat, serta peningkatan pendapatan masyarakat dan negara. Permasalahan dalam pengembangan daya saing daerah perlu segera disolusikan. Daerah sebagai penyedia sumber daya alam harus memberikan kesempatan kepada pelaku usaha untuk menciptakan nilai tambah yang terus tumbuh. Aliran investasi domestik dan asing dibutuhkan untuk perbesaran skala produksi. Kinerja pertumbuhan produktivitas, ekspor, investasi, dan human capital menjadi indikator daya saing yang harus terus ditingkatkan. Efeknya terhadap pertumbuhan ekonomi, pendapatan, dan kesejahteraan masyarakat menjadi kinerja daya saing daerah. Pembangunan daya saing memiliki dimensi ekonomi dan sosial.

Kebijakan penumbuhan daya saing yang terus berlanjut fokus pada peningkatan nilai tambah berbasis peningkatan produktivitas dan channel value dari-dan ke global. Transmisinya akan meningkatkan dan mendistribusikan value tersebut berupa pendapatan bagi pekerja, pemilik modal, serta pajak dan devisa bagi pemerintah. Jaringan global menjadi penjamin pertumbuhan dan pendalaman daya saing yang harus direalisasikan oleh perusahaan dan pemerintah. Mengingat pemerintah juga menikmati peningkatan pajak akibat pertumbuhan daya saing, maka kebijakan fiskal dan kebijakan ketenagakerjaan harus pro-daya saing.

v

Organisasi buku terdiri atas 3 bagian yang meliputi 10 bab. Bagian pertama mendiskusikan konsep, pengukuran, dan model daya saing daerah. Pemahaman konsep menggunakan perspektif teori ekonomi mikro agar dapat memahami bahwa pembangunan daya saing harus melibatkan pelaku usaha dan pihak-pihak pemangku kepentingan. Pembahasan faktor penentu daya saing dimulai dengan melakukan kajian atas hasil pengukuran yang dilakukan oleh beberapa lembaga internasional, regional, dan nasional bereputasi. Telaah teoritis dan praktik menjadi dasar penyusunan model daya saing daerah. Bagian ke-dua melaporkan sintesis atas kajian terhadap daya saing daerah Jawa Barat. Kajian dilakukan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk memformulasikan kerangka pembangunan daya saing daerah Jawa Barat. Jenis data, metode, dan determinan daya saing daerah Jawa Barat dapat digunakan untuk aplikasi model daya saing di daerah lain. Hasil kajian digunakan untuk formulasi strategi dan kebijakan yang dibahas pada bagian ke-tiga.

Hasil kajian empiris terhadap daya saing daerah mampu memetakan kekuatan dan kelemahan setiap daerah. Secara geografis, daerah yang lokasinya dekat dengan Jakarta tumbuh lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya, dimana daerah tersebut telah berkembang menjadi daerah industri sekaligus jasa. Daerah ini menjadi tujuan investasi domestik dan asing serta perbankan. Kota Bandung sebagai ibukota memang mempunyai daya saing relatif tinggi, namun sayangnya belum memberikan efek sebar yang positif terhadap daerah sekitarnya. Bagian selatan mempunyai karakteristik ekonomi yang didominasi oleh sektor pertanian. Di daerah tersebut, tanaman bahan makanan menjadi unggulan. Daya saing seyogyanya dibangun menyesuaikan pada struktur ekonomi dan ketersediaan infrastruktur. Contoh, infrastruktur jalan tol Cipularang yang diteruskan ke Cirebon lewat tol Cipali akan memberi efek positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah bagian timur, terutama Cirebon dan sekitarnya.

Analisis terhadap model daya saing daerah membawa implikasi dibutuhkannya strategi dan kebijakan pembangunan daerah berbasis penumbuhan daya saing yang berproses secara dinamis dan berkelanjutan. Pendekatan pembangunan ini sangat dibutuhkan mengingat perkembangan ekonomi global yang berjalan semakin tidak seimbang. Selain mencapai sasaran berupa ukuran peningkatan produktivitas atau perbaikan efisiensi, hal penting lain adalah memberikan perhatian terhadap kualitas proses pembangunan daya saing dan transformasi pembangunan yang lebih dinamis sejalan dengan pertumbuhan pendapatan per-kapita, inklusivitas, dan kebijakan upah yang efektif. Kreasi nilai yang progresif dan ekspansif, penumbuhan daya saing yang berkelanjutan, dan partnership berupa sinergi antar pelaku baik di dalam maupun antar daerah menjadi arah pembangunan sekaligus penumbuhan daya saing daerah.

vi

Akhir kata, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang dalam kepada saudara Fitria Purnama Sari yang telah sangat membantu dalam penyelesaian buku ini. Buku ini dipersembahkan untuk pengayaan pengetahuan para civitas akademika Universitas Padjadjaran dan pihak-pihak yang sedang giat membangun daya saing daerah. Penulis sangat terbuka untuk menerima saran perbaikan untuk penyempurnaan buku edisi berikutnya.

Agustus, 2016

Rina Indiastuti

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA III

BAGIAN I KONSEP, PENGUKURAN, DAN MODEL 1

BAB 1 KONSEP DAYA SAING 2

1.1 PERSPEKTIF EKONOMI MIKRO TENTANG DAYA SAING 3

PENGELOLAAN DAYA SAING 4

PENDEKATAN PEMBANGUNAN DAYA SAING 8

1.2 REVIEW KONSEP DAYA SAING 10

1.3 KERANGKA PEMBANGUNAN DAYA SAING DAERAH 15

DAFTAR PUSTAKA 19

BAB 2 PRAKTIK PENGUKURAN DAYA SAING 23

2.1. PENGUKURAN DAYA SAING NEGARA SECARA GLOBAL 23

2.2. PENGUKURAN DAYA SAING DAERAH 26

2.2.1. PENGUKURAN DAYA SAING PROVINSI SECARA REGIONAL 26

2.2.2 PENGUKURAN DAYA SAING EKONOMI KABUPATEN/KOTA SECARA NASIONAL 28

2.3. PENGUKURAN DAYA SAING INDUSTRI SECARA GLOBAL 30

DAFTAR PUSTAKA 32

BAB 3 MODEL DAYA SAING DAERAH 33

3.1 RELEVANSI UKURAN DAYA SAING DAERAH 33

3.2. PERSPEKTIF BARU: PILAR DAYA SAING DAERAH 35

DAFTAR PUSTAKA 37

BAGIAN II KAJIAN EMPIRIS DAYA SAING JAWA BARAT 39

4.1 PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI 42 BAB 4 DINAMIKA PEMBANGUNAN EKONOMI JAWA BARAT 42

4.1 PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI 42

viii

4.1.1 KINERJA PERTUMBUHAN SEKTORAL 43 4.1.2 DOMINASI INDUSTRI PENGOLAHAN 44 4.1.3 DIVERSIFIKASI EKONOMI 46 BOX 1 TRANSFORMASI MELALUI DIVERSIFIKASI EKONOMI DI DAERAH PERTANIAN 49

4.2 PENGGERAK KEGIATAN EKONOMI 52 4.2.1 SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMI 52 4.2.2 POSISI DAN PERANAN SUB-SEKTOR DAN INDUSTRI 56 4.2.3 PERANAN PEMBIAYAAN PERBANKAN 59 BOX 2 DETERMINAN FINANCIAL DEEPENING DI DAERAH 63

DAFTAR PUSTAKA 64

BAB 5 POTRET DAYA SAING EKONOMI DAERAH 66

5.1 UKURAN DAYA SAING EKONOMI DAERAH 66 5.1.1 PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS 66 5.1.2 ALIRAN INVESTASI 71 5.1.3 KINERJA EKSPOR 73 5.2 PENCIPTAAN DAN PENGEMBANGAN KEUNGGULAN 75 5.2.1 PENETAPAN INDUSTRI UNGGULAN 75 5.2.2 PENGUATAN PELAKU USAHA 77 5.2.3 SKALA EKONOMI MELALUI AGLOMERASI INDUSTRI 81 BOX 3 HASIL REGRESI AGLOMERASI INDUSTRI JAWA BARAT 89

DAFTAR PUSTAKA 90

BAB 6 PERSPEKTIF BARU PENUMBUHAN DAYA SAING JAWA BARAT 92

6.1 PILAR PENGELOLAAN FAKTOR PRODUKSI 92 6.1.1 PRODUKTIVITAS 93 6.2 PILAR KUALITAS PROSES DAN OUTPUT 97 6.2.1 PENDAPATAN PER-KAPITA 98 6.2.2 HUMAN CAPITAL 98 6.2.3 STRUKTUR PRODUKSI DAN DIVERSIFIKASI 100 6.2.4 STRUKTUR EKSPOR DAN RCA 104 6.2.5 RISET DAN INOVASI PERUSAHAAN 106 6.2.6 ALIRAN INVESTASI DAN PEMBIAYAAN 107 6.2.7 INFRASTRUKTUR JALAN 109 6.3 PILAR OUTCOME 109 6.3.1 KUALITAS PEMBANGUNAN MANUSIA 110 6.3.2 APBD PER-KAPITA 110 6.3.3 KETIMPANGAN 112 6.3.4 KEMISKINAN 113 6.3.5 PENGANGGURAN 113 6.3.6 KEBIJAKAN UPAH 114

ix

DAFTAR PUSTAKA 118

BAB 7 DETERMINAN DAN PEMETAAN DAYA SAING KABUPATEN/KOTA 119

7.1 DETERMINAN DAYA SAING EKONOMI DAERAH 119 7.1.1 ANALISIS FAKTOR PENJELAS DAYA SAING 119 7.2 PEMETAAN DAYA SAING EKONOMI KABUPATEN/KOTA 125 7.3 PERKEMBANGAN DAYA SAING EKONOMI DAERAH 128 BOX 4 PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA 130 DAFTAR PUSTAKA 131

BAB 8 PROSPEK PERTUMBUHAN DAYA SAING DAERAH JAWA BARAT 137

8.1 LESSON LEARNED 137 8.2 PROSPEK 141 8.3 FOKUS INDUSTRI/SUBSEKTOR UNGGULAN 151

BAGIAN III STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENUMBUHAN DAYA SAING DAERAH 158

BAB 9 STRATEGI PENUMBUHAN DAYA SAING DAERAH 159

9.1 SKALA DAN SKOP EKONOMIS INDUSTRI UNGGULAN 159 9.1.1 PENINGKATAN SKALA EKONOMI MELALUI AGLOMERASI INDUSTRI 161 9.2 KREASI NILAI TAMBAH DAN KEBERLANJUTAN 163 9.2.1 KETERKAITAN EKONOMIS DAN RANTAI NILAI 164 9.2.2 RANTAI PASOK PEMBIAYAAN 167 9.2.3 MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF MELALUI PARTNERSHIP 169 DAFTAR PUSTAKA 170

BOX 5 KETERKAITAN EKONOMIS DAN RANTAI NILAI PERDAGANGAN 175

BOX 6 PRODUKTIVITAS PEMBIAYAAN PERBANKAN DI JAWA BARAT 178

BAB 10 KEBIJAKAN PENUMBUHAN DAYA SAING DAERAH 180

10.1 KEBIJAKAN YANG SUDAH DITERAPKAN 180 10.2 KEBIJAKAN YANG DIBUTUHKAN 182

GLOSARIUM 184

Lampiran 1 Dokumen Perencanaan dan Prospek Produksi di Jawa Barat 133 Lampiran 2 Operasionalisasi Variabel Daya Saing 135

Lampiran 3 Rantai Pasok 172 Lampiran 4 Keterkaitan Ekonomis dan Rantai Nilai Perdagangan 175

Lampiran 5 Produktivitas Pembiayaan Perbankan di Jawa Barat 178

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator dari Pilar Daya Saing Global Competitiveness Index .......................... 24 Tabel 2.2 Daya Saing Negara ASEAN secara Global ........................................................ 26 Tabel 2.3 Ukuran Daya Saing Regional .......................................................................... 27 Tabel 2.4 Peringkat Daya Saing Provinsi secara Regional ................................................ 27 Tabel 2.5 Indikator-Indikator Pembentuk Daya Saing Daerah ......................................... 28 Tabel 2.6 Peringkat Daya Saing Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat secara Nasional .. 30 Tabel 2.7 Daya Saing Industri Negara ASEAN secara Global ............................................ 31 Tabel 2.8 Daya Saing Industri Negara ASEAN secara Global ........................................... 31 Tabel 3.1 Ukuran Daya Saing Nasional/Daerah.............................................................. 34 Tabel 3.2 Ukuran Daya Saing Industri ........................................................................... 34 Tabel 4.1. Penurunan Share Peranan Industri Pengolahan di Daerah Industri .................. 45 Tabel 4.2 Indeks Entropy, 2013 .................................................................................... 48 Tabel 4.3 Hasil Regresi Diversifikasi Ekonomi Daerah Pertanian ..................................... 51 Tabel 4.4 Konsentrasi 10 Kabupaten/Kota Terhadap PDRB Jawa Barat (%) ...................... 54 Tabel 4.5 Share dan Pertumbuhan sub-sektor dengan Tingkat Pertumbuhan di atas Jawa

Barat ............................................................................................................... 56 Tabel 4.6 Share dan Pertumbuhan sub-sektor dengan Tingkat Pertumbuhan di bawah Jawa

Barat ............................................................................................................... 57 Tabel 4.7 Share dan Rata-Rata Pertumbuhan Sub-Sektoral Jawa Barat, dengan share kurang

dari dua persen 2010-2014 ............................................................................... 58 Tabel 4.8 Hasil Regresi Determinan Financial Deepening Jawa Barat .............................. 64 Tabel 5.1 Produktivitas Tenaga Kerja, 2008-2012 .......................................................... 67 Tabel 5.2 Share Nilai tambah Industri Jawa Barat dan Indeks LQ Industri, 2008-2012 ....... 69 Tabel 5.3 Realisasi Investasi Sektoral Jawa Barat, 2007-2014 ......................................... 72 Tabel 5.4 Tren Diversifikasi Ekspor Non-Migas Jawa Barat, 2010-2014 ............................ 74 Tabel 5.5 Ekspor Neto Non-Migas (berdasar pertumbuhan positif), 2012-2014 ............... 75 Tabel 5.6 Share PDRB sub-Sektor Unggulan Jawa Barat ................................................. 76 Tabel 5.7 Jumlah Unit Usaha Berdasarkan Skala Usaha, Jawa Barat ................................ 79 Tabel 5.8 Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Skala Usaha, Jawa Barat ............................. 79 Tabel 5.9 Kelompok Industri Manufaktur yang Cenderung Terpusat ............................... 83 Tabel 5.10 Kelompok Industri Manufaktur yang Cenderung Menyebar ........................... 84 Tabel 5.11 Distribusi Spasial Industri Manufaktur Provinsi Jawa Barat, 2008-2012 ........... 85 Tabel 5.12 Konsentrasi Geografi untuk Industri Manufaktur Provinsi Jawa Barat ............. 86 Tabel 5.13 Hasil Regresi Aglomerasi Industri terhadap Produktivitas .............................. 89 Tabel 6.1 RCA Sub Sektor Industri Unggulan Jawa Barat, 2011-2014 ............................. 104

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tingkat Produktivitas ............................................................................. 5 Gambar 1.2 Skala Ekonomi dan Learning .................................................................. 6 Gambar 1.3 Model Diamond Porter ........................................................................ 13 Gambar 2.1 Ukuran Daya Saing berdasar Global Competitiveness Index............... 24 Gambar 3.1 Agregasi Daya Saing Industri-Daerah-Negara ..................................... 35 Gambar 3.2 Kerangka Pembangunan Daya Saing ................................................... 36 Gambar 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Jawa Barat (Harga Konstan 2000) ... 43 Gambar 4.2. Komposisi PDRB Sektoral Jawa Barat , 2004-2014 ............................. 44 Gambar 4.3 Proporsi Investasi PMA/PMDN di Jawa Barat, 2010-2014 ................. 45 Gambar 4.4 Hubungan Diversifikasi Ekonomi dan Tingkat Pengangguran Terbuka

Beberapa Daerah, 2013 .............................................................................. 49 Gambar 4.5 Komposisi PDRB Sektoral Daerah Pertanian, 2013.............................. 50 Gambar 4.6 Scatter Plot Pendapatan riil per kapita dan Indeks Entropy Daerah

Pertanian, 2010-2014 ................................................................................. 50 Gambar 4.7 Sumber Pertumbuhan Ekonomi, 2005-2014 ....................................... 53 Gambar 4.8 Sumber Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan Pengeluaran, 2006-2013

(Harga Konstan 2000) ................................................................................. 54 Gambar 4.9 Sumber Pertumbuhan berdasarkan Kabupaten/Kota, Jawa Barat ..... 55 Gambar 4.10 Share dan Rata-Rata Pertumbuhan Ekonomi Sub Sektoral, 2010-2014

.................................................................................................................... 56 Gambar 4.11 Proporsi Kredit di Jawa Barat, 2010-2014 ......................................... 59 Gambar 4.12 Hubungan Kredit dan Pendapatan, 2014 .......................................... 60 Gambar 4.13 Hubungan DPK per-kapita dan Pendapatan per-kapita (Harga Berlaku,

2014) ........................................................................................................... 61 Gambar 4.14 Komposisi Kredit Sektoral, 2014 ........................................................ 62 Gambar 5.1 Realisasi Investasi Jawa Barat, 2006-2015........................................... 71 Gambar 5.2 Share Ekspor Komoditas terhadap Total Ekspor Non-Migas Jawa Barat,

2010 -2014 .................................................................................................. 73 Gambar 5.3 Share Ekspor Jawa Barat terhadap Ekspor Nasional untuk Komoditas

Sejenis, 2010-2014 ...................................................................................... 74 Gambar 5.4 Proporsi PDRB Kab-Kota ...................................................................... 76 Gambar 5.5 Share PDRB non-Migas Jawa Barat Menurut Skala Usaha 2012 ......... 78 Gambar 5.6 Struktur PDRB non-Migas Sektoral Menurut Skala Usaha Jawa Barat

2011 ............................................................................................................ 79 Gambar 5.7 Distribusi Tenaga Kerja Menurut Skala Usaha, Jawa Barat 2011 ........ 80

xiii

Gambar 6.1 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Jawa Barat, 2005-2014 .....................93 Gambar 6.2 Total Factor Productivity Sektoral Jawa Barat .....................................94 Gambar 6.3 Nilai Tambah Per-Tenaga Kerja Sektoral Jawa Barat ............................95 Gambar 6.4 Produktivitas Tenaga Kerja Kab/Kota, Jawa Barat ...............................96 Gambar 6.5 Pendapatan Per-kapita 2014 dan Pertumbuhan Pendapatan per kapita

2010-2014 (juta Rp) .....................................................................................97 Gambar 6.6 Indeks Perkembangan Human Capital Kabupaten/kota, relatif

terhadap Provinsi Jawa Barat (basis tahun 2010 = 100) .............................98 Gambar 6.7 Indeks Pendidikan Kabupaten/Kota, Jawa Barat ..................................99 Gambar 6.8 Perubahan Struktur Produksi Jawa Barat ...........................................100 Gambar 6.9 Struktur Produksi Industri Pengolahan Jawa Barat ...........................100 Gambar 6.10 Struktur Produksi Sektor Pertanian, Kehutanan, Peternakan, dan

Perikanan Kabupaten/Kota .......................................................................101 Gambar 6.11 Struktur Produksi Sektor Industri Pengolahan Kabupaten/Kota ......102 Gambar 6.12 Struktur Produksi Sektor Perdagangan Besar & Eceran, Hotel, dan

Restoran Kabupaten/Kota .........................................................................102 Gambar 6.13 Diversifikasi Tenaga Kerja (Indeks Entropy) Jawa Barat ...................103 Gambar 6.14 Share Ekspor sub-sektor Industri pengolahan, Jawa Barat ..............103 Gambar 6.15 Share Ekspor Sub-Sektor Bahan Baku Pertanian & Binatang Hidup,

Jawa Barat .................................................................................................104 Gambar 6.16 RCA Produk Ekspor yang Berdaya Saing ...........................................105 Gambar 6.17 Riset dan Inovasi Perusahaan Kabupaten/Kota ...............................105 Gambar 6.18 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jawa Barat, 2008-2015 ............106 Gambar 6.19 Proporsi Realisasi Investasi Sektoral Jawa Barat, 2008-2014 ...........107 Gambar 6.20 Pembiayaan Bank untuk Sektoral, Jawa Barat .................................107 Gambar 6.21 Rasio Panjang Jalan terhadap Luas Wilayah, 2014 ...........................108 Gambar 6.22 Indeks Pembangunan Manusia, Kab/Kota .......................................109 Gambar 6.23 APBD Per-kapita, Kab/Kota...............................................................110 Gambar 6.24 Indeks Gini Kabupaten/Kota (Indeks Gini) .......................................111 Gambar 6.25 Persentase Penduduk Miskin, Kab/Kota .........................................112 Gambar 6.26 Tingkat Pengangguran Terbuka, Kab/Kota .......................................113 Gambar 6.27 Proporsi (%) Input terhadap Output, 2010 ......................................114 Gambar 6.28 Proporsi (%) Input Terhadap Output Industri yang Kompetitif di Pasar

ASEAN ........................................................................................................115 Gambar 6.29 Komposisi Nilai Tambah Bruto Sektoral Jawa Barat, 2010 ...............117 Gambar 7.1 Determinan Daya Saing Ekonomi Daerah ..........................................123 Gambar 7.2 Pemetaan Daya Saing Kabupaten/Kota 2014 .....................................124 Gambar 7.3 Pemetaan Variabel Pendorong Daya Saing Ekonomi Kab/Kota 2014 125

xiv

Gambar 7.4 Pemetaan Daya Saing Kabupaten/Kota 2010 .................................... 126 Gambar 7.5 Pengembangan Daya Saing Daerah ................................................... 128 Gambar 8.1 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dan IPM ...................................... 147 Gambar 8.2 Hubungan Human Capital dengan Pendapatan Perkapita ................ 147 Gambar 9.1. Hubungan Infrastruktur Kawasan dan Pertumbuhan Industri ......... 161 Gambar 9.2 Rantai Pasok Berbasis Industri Makanan & Minuman Jawa Barat ... 165 Gambar 9.3 Rantai Pasok Pembiayaan Berbasis Usaha Tanaman Bahan Makanan

.................................................................................................................. 167 Gambar 9.4 Rantai Pasok Pembiayaan Berbasis Usaha Peternakan .................... 168 Gambar L.1 Rantai Pasok Industri Tekstil, Pakaian Jadi, kulit, dan Alas Kaki Jawa

Barat ......................................................................................................... 171 Gambar L.2 Rantai Pasok Industri Kimia, Karet, Plastik, dan Barang dari Bahan

Kimia Jawa Barat ....................................................................................... 171 Gambar L.3 Rantai Pasok Industri Barang Jadi dari Logam Jawa Barat ................. 172 Gambar L.4 Rantai Pasok Subsektor Listrik Jawa Barat ......................................... 172 Gambar L.5 Rantai Pasok Subsektor Jasa Sosial Kemasyarakatan & Jasa Lainnya

Jawa Barat ................................................................................................. 173 Gambar L.6 Rantai Pasok Subsektor Pengangkutan Jawa Barat ........................... 173 Gambar L.7 Transformasi Perdagangan ............................................................... 175

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumen Perencanaan dan Prospek Produksi di Jawa Barat .............132 Lampiran 2 Operasionalisasi Variabel Daya Saing ..................................................134 Lampiran 3 Rantai Pasok ........................................................................................171 Lampiran 4 Keterkaitan Ekonomis dan Rantai Nilai Perdagangan .........................174 Lampiran 5 Produktivitas Pembiayaan Perbankan di Jawa Barat ..........................177

xvi

Halaman ini sengaja dikosongkan