komunikasi antar pribadi
DESCRIPTION
Komunikasi PublikTRANSCRIPT
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
MODUL
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
( 3 SKS )
Pokok Bahasan :
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ( KAP )
Oleh : Drs. Riswandi, M.Si.
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Setelah memperoleh materi ini mahasiswa diharapkan dapat memahami dan
menjelaskan kembali tentang pengertian KAP dan tujuan KAP.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Riswandi, M.Si PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ( KAP )
I. PENGERTIAN
Definisi KAP dapat dijelaskan dari 3 perspektif, yaitu :
1. Definisi KAP dari perspektif komponensial
Dengan mengacu pada model komunikasi Harold Lasswell, komponen-komponen
yang terdapat dalam komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut :
a. Pengirim-penerima
Komunikasi antarpribadi paling tidak melibatkan dua orang. Istilah pengirim-
penerima digunakan untuk menekankan bahwa fungsi pengirim dan penerima ini
dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam KAP. Hal ini untuk menegaskan
bahwa, Pertama; proses KAP tidak dapat terjadi pada diri sendiri (intrapersonal).;
Kedua; KAP berkaitan dengan manusia, bukan dengan hewan, mesin, gambar, atau
benda lainnya, Ketiga; KAP terjadi di antara dua orang atau di antara sekelompok
kecil orang.
b. Encoding-decoding
Encoding adalah tindakan menghasilkan pesan. Artinya pesan-pesan yang akan
disampaikan di “kode’ atau diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan
kata-kata, simbol-simbol, dan sebagainya.
Decoding adalah tindakan untuk menginterpretasikan dan memahami pesan-pesan
yang diterima.
Dalam KAP, karena pengirim sekaligus juga bertinak sebagai peneima, maka fungsi
encoding dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam KAP.
c. Pesan-pesan
Dalam KAP, pesan-pesan ini bisa berbentuk verbal atau nonverbal, atau
gabungan antara vrbal dan nonverbal.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Riswandi, M.Si PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
d. Saluran
Dalam KAP, lazimnya para pelaku bertemu secara tatap muka.
e. Gangguan ( noise )
Dalam KAP, gangguan mencakup 3 hal, yaitu :
- gangguan fisik, seperti kegaduhan, interupsi.
- Gangguan psikologis, seperti emosi, sikap, nilai, atau status peserta.
- Gangguan semantic, terjadi karena kata-kata atau symbol yang digunakan seringkali
memiliki makna ganda, sehingga penerima gagal menangkap maksud si pengirim
pesan.
-
f. Umpan balik
Umpan balik memainkan peran sangat penting dalam proses KAP, karena
pengirim dan penerima pesan secara terus menerus dan secara bergantian memberikan
umpan balik dalam berbagai cara, baik verbal
(dengan pertanyaan atau jawaban dalamm kaitannya dengan apa yang dibicarakan)
maupun nonverbal (senyuman, anggukan, gelengan kepala). Umpan balik ini bisa
postifif, netral, atau negatif. Umpan balik positif bila menguntungkan, sedangkan bernilai
negatif bila merugikan. Umpan balik bernilai netral bila biasa-biasa saja. Selain umpan
balik dari orang lain, biasanya kita mendapat umpan balik dari pesan kita sendiri, dalam
arti bahwa kita mendengar suara hati dan renungan kita sendiri, dan dengan umpan
balik ini kita lalu breusaha memperbaiki diri.
g. Konteks
Ada 3 dimensi konteks dalam proses KAP, yaitu :
- dimensi fisik, yaitu tempat di mana komunikasi berlangsung.
- Dimensi social psikologis, mencakup misalnya status hubungan di antara orang-orang
yang terlibat komunikasi, seperti akrab-tidak akrab, norma dan nilai budaya, formal atau
informal, serius-tidak serius.
- Dimensi temporal, adanya sautu pesan khusus yang sesuai dengan rangkaian peristiwa
komunikasi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Riswandi, M.Si PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
Tiga dimensi konteks ini saling berkaitan dan juga saling mempengaruhi satu sama lain.
Misalnya suhu di ruangan semakin panas (perubahan dimensi fisik) membuat orang-
orang di ruangan tersebut menjadi gelisah dan tidak nyaman (dimensi psikologis).
h. Bidang pengalaman (field of experience)
Bidang pengalaman merupakan faktor penting dalam komunikasi. Komunikasi
akan semakin efektif apabila para pelaku mempunyai bidang pengalaman yang sama.
Sebaliknya komunikasi akan menjadi sulit jika para pelakunya mempunyai bidang
pengalaman yang tidak sama.
Contoh : Ali adalah mahasiswa FIKOM semester III. Ketika akan mengisi KRS semester
IV ia bertukar pikiran dengan Minah, pembantunya yang hanya lulusan SD. Minah akan
bingung dan bengong, karena ia tidak mengerti apa itu KRS, dan sebagainya.
i. Efek
Proses komunikasi selalu mempunyai berbagai akibat, baik positif maupun
negatif pada salah satu atau keduanya.
Misalnya, Rani menjadi rajin mengikuti kuliah “PIK” setelah sering bertemu dan
berdiskusi dengan Rudi.
Jadi kesimpulan dari definisi KAP dari perspektif komponensial, pespektif
pengembangan, dan perspektif hubungan adalah sebagai berikut :
2. KAP dari perspektif proses pengembagnannya
Menurut perspektif ini, komunikasi adalah suatu proses yagn berkembang, yaitu
dari yang bersifat impersonal menjadi interpersonal atau intim. Artinya ada peniongkatan
antara para pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Seringkali pertemuan antarpribadi
diawali dengan pembicaraan pada amsalah-masalah yang bersifat umum sepreti usia,
pekerjaan, hobby, tempat tinggal, asal daerah, dan sebagainya. Di samping itu, interaksi
yang terjadi ditentukan oleh norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Kondisi seperti ini msih bersifat impersonal. Bila pada akhirnya pembicaraan tersebut
berkembang pada masalah-masalah yang spesifik dan bersifat pribadi seperti
kebiasaan, kesukaan, seks, dan sejenisnya, maka situasi tersebut elah menunjukkan
adanya komunikasi interpersonal.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Riswandi, M.Si PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
Komunikasi impersonal dan interpersonal dpat dibedakan dari 3 faktor, yaitu :
1) Prediksi pada data psikologis
2) Interaksi berdasarkan pengetahuan
3) Interaksi berdasarkan aturan yang ditentukan sendiri
1) Prediski berdasarkan dat psikologis
Interaksi antarpribadi yang dilakukan oleh para pelaku didasarkan pada prediksi
mereka data psikologis orang lain. Artinya, dalam komunikasi antarpribadi seseorang
memprediksikan orang lain menurut ciri-ciri khas atau hal-hal spesifik dari orang itu.
Sedangkan dalam komunikasi impersonal kita memandang orang lain menurut data
kultural dan sosiologis.
Contoh : Dodi akan menanggapi Rini sebagaimana Dodi menanggapi temannya yang
lain di kampus. Hubungan mereka akan semakin lebih impersonal bila Dodi dan Rini
mulai saling memberikan respon bukan sebagai anggota kelompok (misalnya kelompok
paduan suara), tetapi sebagai pribadi Dodi dan Rini, masing-masing berinteraksi
berdasarkan keunikan mereka. Dengan perkataan lain, dalam interkasi impresonal
peranan sosial dan budaya seseorang akan menunjukkan bagaimana mereka
berinteraksi, sedangkan dalamm interaksi interpersonal peran psikologis dari seseorang
akan menunjukkan bagaimana mereka berinteraksi.
2) Interaksi berdasarkan pengetahuan
Dalam komunikasi antarpribadi kita tidak hanya dapat memprediksikan bagaimana
seseorang akan bertindak, tetapi juga dapat menjelaskan perilaku orang tersebut.
Misalnya, dalam hubungan impersonal Dosen PIK mengetahui bahwa salah seorang
mahasiswanya, Iwan, setiap hari Rabu pagi terlambat 15 menit. Di sini Dosen tersebut
sudah dapat memprediksikan perilaku Iwan. Akan tetapi dalam hubungan interpersonal,
Dosen tersebut tidak hanya dapat memprediksikan perilaku Iwan, tetapi juga dapat
memberikan penjelasan tentang perilaku-perilaku orang lain yang sama dengan ksus
tersebut, misalnya mengapa Iwan selalu terlambat.
3) Interaksi berdasarkan aturan yang ditentukan sendiri
Dalam komunikasi impersonal, aturan-aturan interaksi ditentukan oleh norma-norma
sosial. Misalnya, dalam masyarakat dan budaya Jawa, dan Indonesia pada umumnya,
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Riswandi, M.Si PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
interkasi dosen-mahasiswa harus sesuai dengan norma-norma yang ada, misalnya
kalau mahasiswa mau bertanya hendaklah dengan sopan. Mahasiswa harus bisa
menempatkan dirinya sebagai mahasiswa dan tidak boleh ”menunjuk-nunjukkan jarinya
ke dosen”.
Akan tetapi hubungan dosen dan mahasiswa akan menjadi interpersonal bila
aturan-aturan tidak mengikuti norma-norma sosial yang ada, misalnya mahasiswa boleh
memanggil dosennya dengan sebutan ”Saudara”, atau berbicara sambil duduk dekat si
dosen. Jadi orang-orang yang terlibat dalam interaksi itu membuat sendiri kesepakatan-
kesepakatan yang berlaku di antara mereka.
Seringkali terjadi kesalahan pemahaman, bahwa komunikasi antarpribadi (terutama
definisi yang berdasarkan proses pengembangan), di mana salah satu ciri hubungan
antarpribadi adalah adanya rasa suka atau cinta. Padahal bisa saja terjadi seseorang
terlibat komunikasi antarpribadi dengfan orang yang dibencinya, meskipun
sesungguhnya kita sulit secara psikologis berbicara dengan orang kita benci. Interaksi
antarpribadi dapat terjadi baik dalam situasi konflik, persaingan, cinta, atau kerja sama,
yang arahnya mungkin memperkokoh atau memperlemah hubungan yang ada.
Jadi berdasarkan uraian tersebut dapatlah diringkas sebagai berikut :
Dari perspektif komponensial, KAP adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan
di antara dua orang atau sekelompok orang dengan berbagai umpan balik dan efek.
Dari perspektif pengembangan, KAP dianggap sebagai proses yang berkembang, yaitu dari
hubungan yang bersifat impersonal meningkat menjadi interpersonal.
Dari perspektif hubungan/pasangan, KAP adalah komunikasi yang berlangsung di antara
dua orang/dyadic.
3. KAP dari Perspektif Hubungan
Menurut pandangan ini, komunikasi antatrpribadi didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi
di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat jelas di antara mereka.
Komunikasi antarpribadi yang tercakup
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Riswandi, M.Si PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
II. TUJUAN KAP
Ada 6 tujuan KAP sebagai berikut :
1. Mengenal diri sendiri dan orang lain
2. Mengetahui dunia luar
3. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi lebih brmakna
4. Mengubah sikap dan perilaku
5. Bermain dan mencari hiburan
6. Membantu
1) Mengenal diri sendiri dan orang lain
KAP memberikan kesempatan pada kita untuk memperbincangkan
tentang diri kita sendiri. Dengan berbincang dengan orang lain, kita menjadi
mengenal dan memahami diri kita sendiri, dan memahmi sikap dan perilaku kita.
Dengan membicarakan tentang diri kita sendiri pada orang lain, kita akan
mendapat perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih dalam
tentang sikap dan perilaku kita. Dalam kenyataanya, persepsi kita sebagian
besar merupakan hasil dari apa yang telah kita pelajari tentang diri kita sendiri,
dan dari orang lain melalui komunikasi antarpribadi.
2) Mengetahui dunia luar
KAP memungkinkan kita memahami lingkungan kita dengan baik seperti
obyek dan peristiwa-peristiwa. Banyak informasi yang kita miliki berasal dari hasil
interaksi dengan orang lain. Meskipun ada yang mengatakan bahwa, sebagian
besar informasi dapat kita peroleh dari media massa, tetapi sesungguhnya
informasi dari media massa tersebut dimantapkan dan diperdalam melalui
interkasi antarpribadi. Bahan pembicaraan kita dengan teman, tetangga, teman
sekantor, atau dengan keluarga kita sendiri seringkali diambil dari berita-berita
media massa. Nilai, kepercayaan, dan harapan-harapan kita sebagai pribadi
banyak dipengaruhi oleh komunikasi antarpribadi dibandingkan dengan yang
diperoleh dari media massa.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Riswandi, M.Si PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
3) Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi lebih bermakna
Sebagai mahluk sosial, manusia cenderung untuk mencari dan dan
berhubungan dengan orang lain di mana ia mengadu, berkeluh kesah,
menyampaikan isi hati, dan sebagainya.
4) Mengubah sikap dan perilaku
Dalam KAP, kita sering berusaha mengubah sikap dan perilaku orang
lain. Misalnya kita ingin orang lain : mencoba makanan tertentu, membaca buku
tertentu, mendengarkan musik tertentu, dan sebagainya. Singkatnya, kita banyak
mempergunakan waktu untuk mempersuasi orang lain melalui komunikasi
antarpribadi.
5) Bermain dan mencari hiburan
Kita melakukan KAP dengan tujuan untuk menghilangkan kejenuhan, dan
ketegangan.
Misalnya bercerita dengan teman, membicarakan anekdot, dan sebagainya.
6) Membantu
Melalui KAP, orang membantu dan memberikan saran-saran pada orang
lain.
Misalnya dokter, psikiater, psikolog, akuntan, perawat, dan sebagainya adalah
profesi di mana KAP berlangsung
antara dua orang atau sekelompok kecil orang.
Dari ketujuh tujuan KAP tersebut di atas, dapat dikelompokkan ke dalam 2 perspektif sebagai
berikut :
Perspektif pertama; tujuan-tujuan itu dapat dilihat sebagai faktor-faktor motivsi atau
alasan-alasan mengapa kita terlibat dalam komunikasi antarpribadi. Dengan demikian kita
dapat mengatakan bahwa kita terlibat dalam komunikas antrapribadi untuk memproleh
kesenangan, untuk membantu orang lain, dan untuk mengubah sikap dan perilaku orang lain.
Perspektif kedua; tujuan-tujuan itu dapat dipandang sebagai hasil atau akibat umum
dari komunikasi antarpribadi. Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa sebagai hasil dari
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Riswandi, M.Si PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
komunikasi antarpribadi, kita dapat mengenal diri kita sendiri, membuat hubungan lebih
bermakna, dan memperoleh pengetahuan tentang dunia luar.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. Riswandi, M.Si PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI