komplementer herbal
DESCRIPTION
Komplementer HerbalKomplementer HerbalKomplementer HerbalTRANSCRIPT
KEPERAWATAN PARIWISATA"Komplementer Berbasis Herbal"
Oleh :
Kelompok 1
D-IV Keperawatan Tingkat II
Putu Yeni Yunitasari (P07120214004)
Dewa Gede Sastra Ananta Wijaya (P07120214005)
I Nyoman Sugiharta Dana (P07120214008)
Ni Putu Erna Libya (P07120214014)
I Gusti Ngurah Agung Kusuma S (P07120214015)
Ni Kadek Dian Inlam Sari (P07120214018)
Ngakan Raka Saputra (P07120214036)
I Putu Dharma Partana (P07120214038)
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang
Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
"Komplementer Berbasis Herbal" mata kuliah Keperawatan Pariwisata di
Politeknik Kesehatan Denpasar tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan motivasi
berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat konstruktif sehingga kami dapat menyempurnakan
makalah ini.
“Om Santih, Santih, Santih, Om”
Denpasar, 14 Maret 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................................. 3
1.5 Metode Penulisan.................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Terapi Komplementer...............................................................................
2.2 Tujuan Terapi Komplementer ................................................................................
2.3 Jenis-Jenis Terapi Komplementer...........................................................................
2.4 Dasar Hukum Terapi Komplementer......................................................................
2.5 Terapi Komplementer Herbal ................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................
3.2 Saran ......................................................................................................................
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia keperawatan kita mempelajari apa yang dimaksud dengan
Keperawatan Komplementer. Komplementer maupun terapi komplementer
merupakan metode penyembuhan yang caranya berbeda dari pengobatan
konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan obat kimia dan
operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Banyak terapi modalitas
yang digunakan pada terapi komplementer mirip dengan tindakan
keperawatan seperti teknik sentuhan, masase, dan manajemen stress. Menurut
WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah
pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan. Sebagai contoh di indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk
pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.
Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari
zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun-temurun pada suatu
negara. Tapi di Filipina misalnya, jamu buatan Indonesia bisa dikategorikan
sebagai pengobatan komplementer. Bagi perawat yang tertarik mendalami
terapi komplementer dapat dimulai dengan tindakan-tindakan keperawatan
atau terapi modalitas yang berada pada bidang keperawatan yang dikuasai
secara mahir berdasarkan perkembangan teknologi terbaru.
Jadi, keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawatan
yang menerapkan pengobatan non- konvensional yang tujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif untuk
mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap
penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan
ilmu pengetahuan biomedik tapi belum dalam kedokteran konvensional. Jenis-
jenis terapi komplementer dari hasil penelitian, pendapat mahasiswa perawat
tentang terapi komplementer yang direkomendasikan untuk perawat adalah
1
masase, terapi musik, diet, teknik relaksasi, vitamin, dan produk herbal.
Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer
dikategorikan menjadi 5 yaitu Biological Based Practice yang meliputi herbal
dan vitamin, mind body techniques yang meliputi meditasi, Manipulative and
body based practice yang meliputi pijat dan refleksi, Energy therapies yang
meliputi terapi medan magnet, dan Ancient medical system yang meliputi obat
tradisional chinese, aryuvedic, serta akupuntur. Maka dari itu dalam makalah
ini akan dibahas salah satu dari jenis terapi tersebut yaitu biological based
practice yang meliputi keperawatan komplementer dengan menggunakan
herbal, vitamin, maupun suplemen lain.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah definisi terapi komplementer secara umum?
1.2.2 Apakah tujuan dari terapi komplementer?
1.2.3 Apasajakah jenis-jenis terapi komplementer?
1.2.4 Apasajakah penggolongan obat bahan alam dalam keperawatan
komplementer berbasis biologi/herbal?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi
komplementer secara umum.
1.3.2 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tujuan dari terapi
komplementer.
1.3.3 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami jenis-jenis terapi
komplementer.
1.3.4 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penggolongan
obat bahan alam dalam keperawatan komplementer berbasis
biologi/herbal.
2
1.4 Manfaat Penulisan
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang
keperawatan komplementer berbasis biologi/herbal, sehingga dapat memberikan
informasi kepada masyarakat dan bisa menjadi acuan serta pedoman
keperawatan komplementer khususnya bagi mahasiswa serta mahasiswi
keperawatan dalam memberikan pelayanan terapi komplementer ataupun
pengobatan komplementer kepada masyarakat umum serta dalam memberikan
asuhan keperawatan di rumah sakit bagi masyarakat nantinya.
1.5 Metode Penulisan
Kami menggunakan dua metode penulisan yaitu dengan studi pustaka dan
penelusuran IT. Pada metode studi pustaka, kami membaca dan menganalisis
beberapa literature kemudian kami menggunakan refrensi tersebut pada tulisan
ini. Selanjutnya pada metode penelusuran IT, kami mencari tambahan refrensi
pada dunia rambah internet untuk melengkapi data-data yang telah kami peroleh
pada literature.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN TERAPI KOMPLEMENTER
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi merupakan
usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan
penyakit, perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat
menyempurnakan. Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan
komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari
negara yang bersangkutan, misalnya jamu yang merupakan produk Indonesia
dikategorikan sebagai pengobatan komplementer di Negara Singapura. Di
Indonesia sendiri, jamu dikategorikan sebagai pengobatan tradisional. Pengobatan
tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu
digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara.
Terapi Komplementer merupakan metode penyembuhan yang caranya
berbeda dari pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan
obat kimia dan operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Banyak
terapi modalitas yang digunakan pada terapi komplementer mirip dengan tindakan
keperawatan seperti teknik sentuhan, massage dan manajemen stress. Terapi
komplementer merupakan terapi tambahan bersamaan dengan terapi utama dan
berfungsi sebagai terapi suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas
hidup, dan berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan
komplementer tradisional – alternatif adalah pengobatan non konvensional yang
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan
ilmu pengetahuan biomedik. Dalam penyelenggaraannya, terapi komplementer
harus sinergi dan terintegrasi dengan pelayanan pengobatan konvensional dengan
tenaga pelaksananya dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang
memiliki pendidikan dalam bidang pengobatan komplementer tradisional –
alternatif.
4
Jadi dapat disimpulkan, keperawatan komplementer adalah cabang ilmu
keperawatan yang menerapkan pengobatan non konvensional yang ditujukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif untuk
mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap
penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan
ilmu pengetahuan biomedik.
2.2 TUJUAN TERAPI KOMPLEMENTER
Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem –
sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat
menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya
mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau
mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik
lengkap serta perawatan yang tepat.
2.3 JENIS-JENIS TERAPI KOMPLEMENTER
Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer
dikategorikan menjadi 5, yaitu :
1. Biological Based Practice : herbal, vitamin, dan suplemen lain.
2. Mind-body techniques : meditasi, hypnomedis.
3. Manipulative and body-based practice : pijat, refleksi.
4. Energy therapies : terapi medan magnet.
5. Ancient medical systems : obat tradisional chinese, aryuvedic,
akupuntur.
Di Indonesia, ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam
pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :
1. Akupunktur medik yaitu metode yang berasal dari Cina ini
diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi
kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara
5
kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang
berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul
tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem
tubuh.
2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien
dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2
– 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1
atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama
terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari
trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan
alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan
penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal
yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik
terhadap keamanan maupun efektifitasnya.
Berdasarkan Permenkes RI Nomor : 1109/Menkes/Per/2007 Jenis Terapi
Komplementer adalah :
1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) :
Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur,
naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda.
3. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina,
shiatsu, osteopati, pijat urut.
4. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah.
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro
nutrient, mikro nutrient.
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik.
6
2.4 TERAPI KOMPLEMENTER HERBAL
Terapi komplementer herbal dapat berupa jamu, obat terstandar,
fitofarmaka, dan juga tanaman obat.
2.4.1 Jamu
2.4.1.1 Pengertian Jamu
Jamu adalah obat tradisional yang diracik dengan menggunakan
bahan tanaman sebagai penyusun jamu tersebut. Jamu disajikan secara
tradisional dalam bentuk serbuk seduhan, pil, atau cairan. Satu jenis jamu
bisa disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya antara 5 – 10
macam, bahkan bisa lebih. Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah
sampai uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Walaupun demikian,
jamu harus memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu. Jamu hanya
dapat dikonsumsi sebagai mencegah, mengurangi atau mengatasi keluhan
yang dialami seseorang, bukan menyembuhkan suatu diagnosa penyakit.
Secara umum, jamu dibedakan menjadi dua, yaitu yang bertujuan untuk
menjaga kesehatan dan yang dimanfaatkan untuk mengobati keluhan
penyakit.
Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
246 tahun 1992, pengertian jamu adalah obat tradisional yang bahan bakunya
simplisia yang sebagian besar belum mengalami standarisasi dan belum
pernah diteliti, bentuk sediaan masih sederhana berwujud serbuk seduhan,
rajangan untuk seduhan, dan sebagainya. Oleh karena itu, jamu merupakan
bagian dari obat tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Melalui proses produksi yang telah dilakukan oleh beberapa industri kecil
obat tradisional yang masih menggunakan tekhnologi yang relatif sederhana
(tradisional) karena jamu yang dihasilkan adalah berupa serbuk jamu.
Obat bahan alam termasuk jamu yang diproduksi oleh industri obat
bahan alam (IOT) maupun industri kecil obat bahan alam (IKOT)
mempunyai persyaratan yang sama yaitu aman untuk digunakan, berkhasiat
atau bermanfaat dan bermutu baik (Lestari, 2007). Pengembangan bahan obat
diawali dengan sintesis atau isolasi dari berbagai sumber yaitu dari tanaman,
7
jaringan hewan, kultur mikroba, dan dengan tehnik bioteknologi (Sukandar,
2008).
2.4.1.2 Manfaat dan Bahaya Jamu
Jamu memiliki berbagai macam manfaat yang sangat
menguntungkan kesehatan tubuh manusia. Adapun manfaat dari jamu antara
lain untuk menjaga kebugaran tubuh, menjaga kecantikan, mencegah
penyakit, dan mengobati penyakit. Jamu dapat dikatakan juga berbahaya bagi
kesehatan dan bahaya yang ditimbulkan pada jamu bersifat akumulatif. Hal
ini dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Digunakan secara terus menerus atau sembarangan
2. Digunakan dalam jumlah yang berlebihan / dosis berlebih
3. Salah mengonsumsi jamu atau mengonsumsi jamu palsu (bercampur
dengan obat sintetik) ( Yuliarti, 2008). Bahaya jamu bagi kesehatan
tubuh bergantung pada jenis dan macamnya.
Kebanyakan jamu yang memiliki khasiat yang spontan dapat
menimbulkan dampak berbahaya bagi kesehatan diri. Seperti kita ketahui
tanpa dicampur bahan berbahaya pun, terkadang sejumlah jamu bisa
mengandung bahan berbahaya secara alami. Hal ini terjadi karena sebagian
besar jamu yang beredar dimasyarakat belum teruji khasiat dan
keamannanya. Perlu diketahui, dalam suatu jenis bahan makanan termasuk
bahan obat tradisional sebagian besar mengandung dua macam zat. Di satu
sisi bahan tersebut mengandung racun, dan tidak semua bahan yang terdapat
di alam dapat langsung kita konsumsi. Oleh karena itu, bahaya yang
ditimbulkan oleh jamu sangat memungkinkan apalagi dicampurdengan obat-
obatan.
2.4.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Jamu
Jamu memang memiliki kelebihan dibandingkan dengan obat –
obatan kimia atau yang kita kenal dengan obat apotek. Namun demikian,
jamu juga memiliki kekurangan. Karena itu, sebelum mengonsumsi jamu
hendaknya kita memahami segala kelebihan dan kekurangan jamu dengan
baik. Kelebihan jamu diantaranya adalah :
8
1. Harganya relatif murah.
2. Dapat terjangkau seluruh lapisan masyarakat .
3. Tersedia di alam sekitar kita, misalnya : kunyit, jahe, kencur.
4. Kandungan kimia di dalam jamu formulasinya lebih ringan
dibandingkan obat sintetis.
5. Dapat dikonsumsi sehari-hari karena kandungannya mengandung
bahan kimia alami.
Selain berbagai kelebihan di atas jamu juga memilki kekurangan
diantaranya yaitu :
1. Efek yang dirasakan tidak dapat secara spontan.
2. Belum ada standarisasi yang baku terhadap jamu dalam segi
keamanan terhadap produk ini.
3. Penelitian tentang jamu yang belum banyak dilakukan maka dosis
teapat suatu sediaan jamu belum dapat dipastikan dengan jelas.
Untuk itu, dalam mengkonsumsi jamu, obat medis modern,
herbal maupun memanfaatkan pengetahuan tradisional hendaknya tetap
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Dosis dan frekuensi premakaian, termasuk seberapa banyak dan
berapa kali harus diminum dalam sehari.
2. Waktu mengkonsumsi sesudah atau sebelum makan.
3. Pertimbangkan kondisi kesehatan secara menyeluruh, termasuk
tekanan darah dan gangguan pencernaan seperti maag.
4. Kebersihan, mutu, dan kualitas produk.
5. Perhatikan pula tanggal kadaluarsa produk.
6. Jangan mengkonsumsi jamu, obat medis, herbal serta terapi
tradisional yang lain pada waktu, hari dan jam yang sama.
2.4.2 Obat Herbal Terstandar
Di dalam bentuk herbal standar ini memiliki sedikit perbedaan dengan
jamu. Umumnya, herbal standar telah mengalami pemrosessan, misalnya
9
berupa ekstrak atau kapsul. Ekstrak dari herbal tersebut telah diteliti khasiat
dan keamanannya melalui uji pra klinis. Uji tersebut melalui beberapa proses
antara lain : uji penerapan standar kandungan bahan, proses pembuatan
ekstrak, higenitas, serta uji toksisitas.
Obat Herbal Terstandar (Standarized based Herbal Medicine)
merupakan obat tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi atau penyarian
bahan alam, baik tanaman obat, binatang, maupun mineral (Lestari, 2007).
Dalam proses pembuatan obat herbal standar ini dibutuhkan peralatan yang
tidak sederhana dan lebih mahal daripada pembuatan jamu. Tenaga kerja
yang dibutuhkan pun harus di dukung dengan keterampilan dan pengetahuan
membuat ekstrak.
Menurut penelitian masa kini, obat obat herbal memang bermanfaat
untuk kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah
dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional
pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak
terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.
Mengenai pengertian obat herbal sendiri sebenarnya sangat banyak
versinya. Versi pertama mengatakan bahwa yang dinamakan obat herbal
merupakan obat yang berasal dari tumbuhan yang diproses/ diekstrak
sedemikian rupa sehingga menjadi serbuk, pil atau cairan yang dalam
prosesnya tidak menggunakan zat kimia. Seperti dalam definisi dan
pengertian obat herbal, dapat kita ketahui bersama bahwa obat herbal dapat
menyembuhkan penyakit dengan efek samping yang minim karena dibuat
dari bahan-bahan yang alami, tidak seperti obat-obat sintetis yang dapat
memberikan efek samping baik secara langsung maupun setelah waktu yang
lama.
Versi kedua merupakan definisi dan pengertian obat tradisional
berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990
Pasal 1 menyatakan bahwa : definisi dan pengertian obat herbal atau Obat
tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan
bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk
10
pengobatan berdasarkan pengalaman. Contoh herbal terstandar antara lain :
Diapet, Kiranti Pegel Linu, Kiranti Sehat Datang Bulan, Fitogaster, Fitolac,
dan lain sebagainya.
2.4.3 Fitofarmaka
Fitofarmaka (Clinical Based Herbal Medicine) merupakan obat
tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses
pembuatannya diperlukan peralatan berteknologi modern, tenaga ahli, dan
biaya yang tidak sedikit (Lestari, 2007). Fitofarmaka memiliki kekhasan
tersendiri, hal ini disebabkan fitofarmaka merupakan obat tradisional yang
memiliki keunggulan yang hampir sama dengan obat-obatan. Bahkan tidak
jarang fitofarmaka menjadi rekomendasi dokter terhadap pasiennya. Dengan
uji klinik yang sama dengan obat-obatan serta menggunakan teknologi
modern, sehingga fitofarmaka dapat memenuhi standar mutu yang telah
ditetapkan. Menurut Yuliarti (2008) fitofarmaka merupakan jamu dengan
“Kasta” tertinggi karena khasiat, keamanan, serta standar proses pembuatan
dan bahannya telah diuji secara klinis.
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya melalui uji praklinis dan uji klinis, bahan baku dan
produk jadinya telah distandarisasi. Uji klinik harus mengikuti deklarasi
Helsinki yang terdiri dari empat fase, yaitu :
1. Fase pertama : untuk mengetahui dan mengklarifikasi efek dan
farmakokinetik dalam tubuh. Sukarelawan yang sehat dan sejumlah
tertentu diberi obat, lalu diamati pola penyerapan, dan ekspresi pasca
konsumsi obat.
2. Fase kedua : obat diberikan pada orang yang sakit sesuai klaim obat,
untuk control digunakan placebo sebagai pembanding.
3. Fase ketiga : jumlah sukarelawan diperbanyak dan lokasi diperluas.
Obat yang akan diteliti dibandingkan dengan innovator. Pembanding
innovator adalah obat yang sudah mapan dipasaran dan terbukti
banyak digunakan untuk mengobati penyakit yang diklaim. Setelah
11
obat dibuktikan berkhasiat dan menunjukkan keamanan saat dipakai,
maka obat tersebut diizinkan untuk diprosuksi sebagai legal drug.
4. Fase keempat : setelah obat dipasarkan, masih dilakukan studi pasca
pemasaran yang diamati pada pasien dalam berbagai kondisi, usia
dan ras. Studi dilakukan dalam jangka waktu lama untuk melihat
efek terapeutik dan pengamatan jangka panjang dalam menggunakan
obat. Dari hasil evaluasi itu, masih memungkinkan suatu obat ditarik
dari peredaran jika terbukti membahayakan kesehatan.
2.4.4 Tumbuhan Obat
1. Pengertian Tumbuhan Obat
Tumbuhan obat adalah semua tumbuhan yang dapat digunakan
sebagai obat, berkisar dari yang terlihat oleh mata hingga yang
nampak dibawah mikroskop (Hamid et al., 1991). Menurut Zuhud
(2004), tumbuhan obat adalah seluruh jenis tumbuhan obat yang
diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat yang
dikelompokkan menjadi :
a. Tumbuhan obat tradisional, yaitu; jenis tumbuhan obat yang
diketahui atau dipercaya oleh masyarakat mempunyai khasiat obat
dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.
b. Tumbuhan obat modern, yaitu; jenis tumbuhan yang secara ilmiah
telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang
berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan
secara medis.
c. Tumbuhan obat potensial, yaitu; jenis tumbuhan obat yang diduga
mengandung senyawa atau bahan aktif yang berkhasiat obat, tetapi
belum dibuktikan secara ilmiah atau penggunaannya sebagai obat
tradisional sulit ditelusuri.
Departemen Kesehatan RI mendefinisikan tumbuhan obat
Indonesia seperti yang tercantum dalam SK Menkes No.
149/SK/Menkes/IV/1978, yaitu:
a. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat tradisional
12
atau jamu.
b. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pemula bahan
baku obat (precursor).
c. Bagian tumbuhan yang diekstraksi digunakan sebagai obat
(Kartikawati, 2004).
Sejalan dengan perkembangan industri jamu, obat herbal,
fitofarmaka, dan kosmetika tradisional juga mendorong
berkembangnya budidaya tumbuhan obat di Indonesia. Selama ini
upaya penyediaan bahan baku untuk industri obat tradisional sebagian
besar berasal dari tumbuh-tumbuhan yang tumbuh liar atau
dibudidayakan dalam skala kecil di lingkungan sekitar rumah dengan
kuantitas dan kualitas yang kurang memadai. Sehingga, aspek
budidaya perlu dikembangkan sesuai dengan standar bahan baku obat
tradisional.
2. Jenis dan Manfaat Tumbuhan Obat1) Sambiloto (Andrographispaniculatanees)
Berkhasiat untuk mengobati:
a. Tipusaabdominalis
Ambil 13 lembar daun segar, lalu cuci bersih.Rebus daun
dengan 2 gelas air hingga mendidih dan tersisa 1
gelas.Setelah dingin, saring hasil rebusan. Tambahkan 1
sendok makan madu, aduk hingga rata, dan minum 1 kali
sehari.
13
b. Disentri dan Diare
Sekitar 13 gram daun kering, lalu cuci bersih. Rebus daun
tersebut dengan 4 gelas air hingga mendidih dan tersisa 2
gelas.Minum hasil rebusan setelah dingin 2 kali sehari,
masing-masing 1 gelas. Tambahkan 1 sendok madu
kedalam air rebusan sebelum diminum.
c. Flu,sakitkepala,danpanas
Cucibersi
htanaman,lalukeringkan.Tumbuktanamanhinggahalus.Tamb
ahkan1gelasairdalam1grambubuk
tanaman.Minumairrebusan3kalisehari.
d. Influenza, radang paru,dan TBC paru
Cuci bersih tanaman, lalu keringkan. Tumbuk tanaman
hingga halus. Tambahkan 1 gelas air dalam 3 gram bubuk
tanaman. Minum air rebusan 3 kali sehari.
e. Radangsalurannapasdanradangparu
Ambil 13 gram daun kering, cuci bersih, rebus dengan 4
gelas air hingga mendidih dan terssa 2 gelas. Minum hasil
rebusan 2 kali sehari dengan ditambahkan 1 sendokmadu.
f. Batukrejan (pertusis)
Lima daun segar dicuci bersih dan dipotong-potong.
Seduh daun dengan 1 cangkir air mendidih dan diamkan
beberapa saat. Setelah dingin, angkat ramuan dan
tambahkan 1 sendok makan madu. Minum ramuan itu 3
kali sehari.
g. Darah tinggi
Ambil 7 daun segar, cuci bersih, dan potong kecil-kecil.
Seduh daun dengan 1 cangkir air mendidih. Diamkan
beberapa saat dan tambahkan 1 sendok madu. Minum
ramuan setelah dingin3 kalisehari.
14
h. Infeksi mulut dan tonsillitis
Cuci bersih tanaman, lalu keringkan. Tumbuk tanaman
hingga halus. Tambahkan 1 gelas air dalam 4 gram bubuk
tanaman. Minum air rebusan bersama1 sendok madu.
i. Paringitis
Cuci bersih tanaman segar sebanyak 9 gram. Setelah itu,
tumbuk halus dan peras airnya. Tambahkan 1 sendok
madu ke dalam air perasan.Minum ramuan.
j. Infeksi Telinga
Ambil9-
15gramdaunsegar
,cucibersih,danrebusdenganairbersihsecukupnyahinggamen
didih.Setelahdingin,saringhasilrebusandanteteskandilubangt
elinga
k. Kencing manis
Cuci bersih setengah genggam daun. Rebus daun dengan 4
gelas air hingga tersisa 3 gelas. Dinginkan, lalu saring
ramuan. Minum ramuan sehari 3 kali,masing-masing 1
gelas. Selain itu, penderita harus minum banyak air
2) Meniran (Phyllanthusurinarialinn.)
a. Demam dan radang ginjal
15
Rebus setengah genggam daun meniran dengan 3 gelas air
sampai tersisa 2¼ gelas. Saring air rebusan, lalu minum 3
kali sehari masing-masing ¾ gelas dengan ditambah madu.
b. Disentri
Rebus 30-60 gram herba meniran segar dengan 3 gelas air
sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin,saring air rebusannya,
lalu minum sekaligus satu kali sehari.
c. Batu saluran kencing
Cuci bersih 30 gram daun meniran segar, 30 gram daun
sendok ,dan 30 gram daun tempuyung. Rebus bahan
tersebut dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Setelah
dingin, saring air rebusannya, lalu minum dua kali sehari
pada pagi dan sore hari.
d. Hepatitis
Rebus 30-60 gram daun meniran segar dengan 3 gelas air
sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring air rebusannya,
lalu minum sekaligus satu kali sehari selama satu minggu.
e. Digigit anjing gila
Rebus 4-6 tumbuhan herba meniran (untuk anak kecil
gunakan setengahnya) dengan 3 gelas air sampai tersisa 1
gelas. Setelah dingin, saring air rebusannya, lalu minum
sekaligus satu kali sehari.
f. Untuk obat luar
Giling herba meniran segar dan nasi dingin dengan jumlah
yang sama sampai halus, temple kan hasil gilingan pada
luka gigitan, lalu balut dengan kain perban. Lakukan
pengobatan tigakali sehari.
16
g. Peluruh seni, kencing batu, kencing nanah, nyeri ginjal,
demam dan mencret
Cuci bersih 10 gram herba meniran segar, lalu rebus
dengan 2 gelas air selama 25 menit. Setelah dingin, saring
air rebusannya, lalu minum pada pagi dan sore hari.
h. Rematik
Cuci bersih 1 sendok makan daun meniran segar dan 7
lembar daun kumis kucing. Rebus bahan dengan 1 gelas
air sampai tersisa ½ gelas. Setelah dingin, saring air
rebusannya, lalu minum sekaligus satu kali sehari.
i. Bisul dikelopak mata
Rebus herba meniran segar secukupnya dengan 1 gela sair.
Setelah dingin, saring air rebusannya, lalu gunakan untuk
mencuci mata dengan menggunakan gelas khusus.
Lakukan tiga kali sehari.
j. Rabun senja
Cuci bersih 15-30 gram herba meniran segar, lalu
tambahkan hati ayam secukupnya. Tim kedua bahan, lalu
makan.
3) Takokak (Solanumtorvumswartz.)
Berkhasiatuntukmengobati:
a. Pinggang kaku dan bengkak terpukul
17
Cuci bersih 13 gram akar kering. Rebus akar dengan 4 gelas
air sampai mendidih dan airnya tersisa 2 gelas. Setelah
dingin, saring ramuan. Minum air hasil rebusan 2 kali
perhari, masing-masing 1 gelas.
b. Sakit lambung dan tidak datang haid
Tiga belas gram akar kering dicuci bersih, lalu direbus
dengan 4 gelas air sampai mendidih dan tersisa 2 gelas.
Setelah dingin, saring ramuan. Minum ramuan 2 kali sehari,
masing-masing 1 gelas perhari.
c. Bisul dan koreng
Ambil daun takokak segar secukupnya. Cuci bersih, lalu
giling halus daun. Balurkan ramuan ditempat yang sakit,
lalu dibalut.
d. Batu Kronis
Cuci bersih 13 gram akar kering. Rebus akar dengan 4 gelas
air sampai mendidih dan airnya tersisa 2 gelas. Setelah
dingin, saring ramuan. Minum air hasil rebusan 2kali
perhari, masing-masing1gelas.
e. Jantung berdebar dan Nyeri Jantung
Enam lembar daun segar dan ½ jari rimpang kunyit dicuci
bersih. Tumbuk halus kedua bahan itu, lalu tambahkan ½
cangkir air masak dan 1 sendok makan madu. Setelah
diaduk rata, peras dan saring ramuan. Minum hasil perasan
sehari 2 kali, masing-masing 1 gelas.
Catatan:
1) Penderita glaucoma dilarang minum ramuan berbahan
takokak.
2) Kelebihandosismenyebabkankeracunan.
18
4) Kenikir (Cosmoscaudatus)
Berkhasiat untuk mengobati:
a. Kurang nafsu makan
Cuci 100 gram daun kenikir segar, lalu makan sebagai lalap
mentah
b. Lemah Jantung
Cuci 100 gram daun kenikir segar,lalu makan sebagai lalap
mentah atau kukus daun kenikir segar dan makan sebagai
lalap setengah matang. Cara lainnya, rebus daun kenikir
dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Minum air hasil
rebusannya.
c. Pengusir Serangga
Tanam kenikir diantara tumbuhan yang akan dilindungi.
19
5) MAHKOTADEWA(Phaleriamacrocarpus(Scheff)Boerl)
Berkhasiatuntukmengobati:
a. Disentriamuba
Cuci bersih 50 gram kulit buah segar mahkota dewa, lalu
rebus dengan 400 ml air selama 15 menit. Setelah dingin,
saring air rebusannya, lalu minum sekaligus. Lakukan
pengobatan dua sampai tiga kali sehari.
b. Eksim
Cuci 15 gram daun mahkota dewa segar, lalu tumbuk
sampai halus. Tempelkan hasil tumbukan pada bagian yang
sakit. Bila kering, ganti dengan yang baru. Lakukan
pengobatan satu sampai tiga kali sehari.
c. Tumoreksim
Cuci 50 gram kulit buah mahkota dewa segar, lalu rebus
dengan 400 ml air selama 15 menit. Setelah dingin, saring
air rebusannya,lalu minum sekaligus. Lakukan pengobatan
dua sampai tiga kali sehari.
20
6) Rosella (HibiscussabdariffaL.)
Khasiat untuk Pengobatan:
a. Tanaman rosella batuk, ketidaknyamanan, lesu, demam,
tekanan perasaan, gusi berdarah (skurvi) dan mencegah
penyakit hati. Bunga Rosella banyak digunakan untuk
pembuatan jus, saos, sirup dan juga sebagai bahan
pewarna pada makanan.
b. Ekstrak dari pada kuncup bunganya ternyata mampu
berfungsi sebagai anti spasmodik(penahan kekejangan),
anti helmintik(anti cacing) dan antibakteria. Selain itu
rosella ternyata mampu menurunkan kadar penyerapan
alkohol. Daun tumbuhan herba ini juga bisa digunakan
untuk merawat luka, penyakit kulit dan gigitan serangga.
c. Manfaat kelopak bunga Rosella, dapat mengurangi
kepekatan/kekentalan darah, membantu proses
pencernaan, mencegah peradangan pada saluran kencing
dan ginjal, penyaring racun pada tubuh, mencegah
kekurangan Vitamin C, melancarkan peredaran darah,
melancarkan buang air besar, menurunkan kadar
penyerapan alcohol dan penahan kekejangan.
21
7. Sirsak (Annonamuricata)
a. Peluruhkeringat
Cuci bersih 7 lembar daun segar, lalu rebus dengan 3 gelas
air sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Setelah dingin,
saring ramuan. Minum ramuan sehari sekali.
b. Antikejang
Cuci bersih 7 lembar daun segar, lalu rebus dengan 3 gelas
air sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Setelah dingin,
saringramuan.Minum ramuan sehari sekali.
c. Kekurangan vitamin C dan disentri
Cuci bersih buah sirsak mentah, lalu kupas kulit dan buang
bijinya. Makan buah secukupnya.
d. Bisul
Ambil daun segar secukupnya. Cuci bersih, lalu lumatkan
daun hingga halus. Tambahkan sedikit air, lalu aduk
lumatkan daun hingga menjadi adonan. Tempelkan ramuan
dipermukaan atas bisul.
e. Ambeien
Cuci bersih, lalu kupas kulit dan buang biji buah sirsak.
Blender buah tersebut, lalu saring hingga diperoleh sari
22
buahnya. Minum sari buah sirsak 2 kali sehari, masing-
masing 1 gelas.
f. Sakit kandung urine dan anyang-anyangan
Kupas buah sirsak setengah masak, potong-potong menjadi
bagian yang kecil, dan buang bijinya.Tambahkan gula dan
garam secukupnya, rebus dengan air secukupnya hingga
mendidih. Makan hasil rebusan itu berikut airnya seperti
makan kolak. Ulangi konsumsi ramuan sampai sembuh.
8. Jeruk Nipis (Citrusaurantifolia)
Berkhasiat untuk mengobati:
a. Demam
2-4 genggam daun jeruk nipis rebus dengan 2-4 gelas air.
Air rebusan untuk mengompres pasien demam dengan
menempelkan pada dahi penderita.
b. Batukkronis
Peraslah jeruk nipis tua. Ambil perasannya 1 sendok kecil,
campur dengan kecap manis. Minum 3 kali sehari.
c. Penyakit kurang darah
Daun bayam duri 25g, telur ayam 2 butir, jeruk nipis 2
buah, madu murni 2 sendok makan, daun tapak liman 10g.
Daun ditumbuk diambil airnya. Dicampur kuning telur,
jeruk nipis dan madu. Minum 2 kali sehari.
23
d. Menghentikankebiasaanmerokok
Isap sepotong jeruk nipis. Lakukan beberapa kali sehari.
Ini mengurangi merokok dan membersihkan ikotin pada
gigi dan mulut.
e. Bau ketiak yang tidak sedap
Jeruk nipis dicampur kapur sirih, usapkan campuran pada
ketiak, biarkan beberapa saat sebelum dibasuh. Lakukan
pagi dan sore.
f. Khasiatlain
Jeruk nipis dicampurkan minuman teh,dapat menyegarkan
tubuh, memperlancar air kencing.
9. Pegagan (Centellaasiatica(L.)urban)
Berkhasiat untuk mengobati:
a. Ayan
Seduh 1 sendok serbuk daun pegagan dan gula aren
secukupnya dengan 1 cangkir air panas. Saring air
seduhannya, lalu minum sekaligus saat masih hangat.
Lakukan pengobatan tiga kali sehari.
b. Batukasma
Tumbuk 1 genggam pegagan, 7 daun randu, dan gula batu
secukupnya. Tambahkan 1 cangkir air, saring, lalu minum
air hasil saringannya setiap pagi.
24
c. Batuk darah
Rebus 90 gram daun pegagan dengan 3 gelas air sampai
tersisa 1 gelas. Minum air hasil rebusannya secara rutin dua
kali sehari masing-masing ½gelas.
d. Batuk kering
Tumbuk halus 1 genggam daun pegagan segar, peras, lalu
tambahkan air dan gula batu secukupnya. Minum ramuan
tiga kali sehari.
e. Bisul
Rebus 30-60 gram daun pegagan segar, lalu minum hasil
rebusannya. Selain itu, lumatkan pegagan segar, lalu
tempelkan hasil lumatannya pada bisul.
f. Busung
Cuci bersih 1 genggam pegagan, 3 batang alang-alang, dan
1 potong kulit kamboja. Rebus dengan 3 gelas air sampai
mendidih, lalu minum airnya tiga kali sehari masing-masing
1 cangkir.
g. Campak dan Pembengkakan Hati
Rebus 240-260 gram daun pegagan segar dengan 3 gelas air
sampai tersisa 1 gelas. Minum hasil rebusannya secara rutin
satu kali sehari.
h. Darah tinggi
Rebus 20 lembar daun pegagan dengan 3 gelas air sampai
tersisa 2¼ gelas. Minum hasil rebusannya tiga kali sehari
masing-masing sebanyak¼
25
10. Temulawak
Berkhasiat untuk :
a. Sakit maag
Cuci bersih 25 gram rimpang segar, lalu potong-potong
menjadi bagian yang lebih kecil. Rebus rimpang dengan 4
gelas air hingga mendidih dan airnya tersisa 2 gelas. Setelah
dingin, saring air rebusan. Minum air hasil saringan 2 kali
sehari, masing-masing 1 gelas.
b. Sakitliver
Cuci bersih rimpang temulawak secukupnya, lalu parut.
Teras hasil parutan. Ambil airnya sebanyak 1 sendok
makan,lalu minum bersama 1 sendok makan madu.Lalukan
pengobatan sehari 3 kali dengan dosis yang sama.
c. Hepatitis
Cuci bersih 20 gram rimpang segar, lalu iris-iris. Rebus
rimpang dengan 500 ml air hingga mendidih dan tersisa
250ml. setelah dingin, saring air rebusan. Minum ramuan
selagi hangat.
26
11. Sirih
Berkhasiat untuk mengobati:
a. BatukCuci bersih 17 lembar daun sirih. Rebus bahan dengan
3 gelas air hingga airnya tersisa 2¼ gelas. Setelah
dingin ,saring hasil rebusan.Minum ramuan 3 kali
sehari, masing-masing ¾gelas, bersama 1 sendok
makan madu.
b. BronchitisCuci bersih daun sirih sebanyak 7 lembar. Tambahkan
2 gelas air dan 1 potong gula batu. Rebus bahan hingg
amen didih dan airnya tersisa 1 gelas. Setelah
dingin,saring ramuan. Minum ramuan 3 kali
sehari,masing-masing 1/3gelas, bersama 1 sendok
makan madu.
12. Brotowali
27
Berkhasiat untuk mengobati:
a. Demam
Cuci bersih batang brotowali sebesar 2 jari (10cm), lalu
rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah
dingin, tambah 1 sendok makan madu, laluminum 2
kali sehari, masing-masing ½gelas.
b. Demam karena penyakit kuning
Cuci bersih 1 jari batang brotowali lalu potong-potong
menjadi beberapa bagian. Rebus potongan brotowali
dengan 3 gelas air sampai mendidih dan tersisa 1
½gelas. Campur madu secukupnya, lalu minum 2 kali
sehari, masing-masing ½ gelas.
c. Gatal pada badan
Cuci bersih 20 cm batang broto wali lalu rebus dengan
air secukupnya. Setelah mendidih dan menjadi hangat-
hangat kukuh,guna kan air rebusan ini untuk mandi.
13. Bawang Berlian
Bawang Berlian ini memiliki berbagai manfaat yang
sangat baik bagi kesehatan tubuh kita. beberapa khasiat
utama dari bawang dayak diantara nya dapat mengatasi
penyakit :
Insomnia
Menyehatkan otot Jantung
28
membantu mengatasi Kanker Kelenjar Getah
Bening
memperkecil radang Amandel
Mengobati Asma
Bisul
Menurunkan kadar Asam Urat
Mengatasi Ambeien
membantu mengobati Kanker Paru – Paru
membantu mengatasi Kanker Payudara
membantu mengobati Kanker Rahim
membantu mengatasi Kanker Usus
membantu mengobati Keputihan
membantu mengobati Kista
membantu mengatasi Kolesterol
Mengurangi Nyeri Maag
membantu mengobati Migrain
14. Kunyit
a. Mencegah Kanker dan Tumor
Kanker terbentuk akibat adanya sel yang bermutasi
akibat radikal bebas serta racun yang masuk kedalam
tubuh dan tidak mampu di netralisir. Agar radikal bebas
dan racun bisa di netralisir maka bisa memanfaatkan
29
kunyit yang kaya akan kurkumin sebagai antioksidan.
Antioksidan mampu mencegah dan menghambat
pertumbuhan sel kanker dalam tubuh.
b. Mengurangi Resiko dan Mengobati Diabetes
Kurkumin yang ada pada kunyit memiliki manfaat yang
sangat penting untuk mengatasi resistansi insulin pada
tubuh. Ketika resistansi insulin teratasi maka glukosa
pada darah dapat terkontrol dengan baik. Sehingga
resiko terkena diabetes tipe 2 akan dapat dihindari.
Caranya yaitu dengan menyiapkan 3 rimpang kunyit
serta 1/2 sendok teh garam. Rebus bahan tadi pada 1
liter air hingga mendidih.Saring air rebusan kunyit tadi,
minum 2 kali seminggu, sekali minim sebanyak 1/2
gelas.
c. Mengurangi Resiko Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit yang disebabkan
karena adanya peradangan pada otak. Menurut hasil
penelitian, orang yang rajin mengkonsumsi kunyit
memiliki resiko lebih kecil terkena Alzheimer. Hal
tersebut dikarenakan orang yang rajin mengkonsumsi
kunyit otaknya lebih terlindungi dari radang otak.
d. Mengobati Tifus dan Radang Lambung
Kandungan kunyit yang kaya akan zat bermanfaat
termasuk mengatasi luka pada lambung serta mengobati
penyakit tifus. Caranya yaitu dengan menyiapkan 2
rimpang kunyit, 1 bonggol sere, 1 lembar daun
sambiloto. kemudian haluskan semua bahan dengan di
tumbuk. Selanjutnya beri air sebanyak 1 gelas air.
Rebus hingga mendidih dan minum secara rutin setiap
hari sekali selama seminggu.
30
e. Mengatasi Radang Persendian
Ternyata kandungan kurkumin pada kunyit juga
bermanfaat sebagai Anti-inflamasi atau anti-radanf.
Sehingga akan sangat bermanfaat sebagai obat bagi
mereka yang menderita penyakit radang sendi. Maka
konsumsi kunyit akan sangat membantu, bahkan saat
ini mudah di jumpai obat radang sendi berupa kapsul
yang berbahan ekstrak dari kunyit.
f. Mengatasi Kolstrol Jahat (LDL) Dalam Tubuh
Kolestrol jahat atau LDL sangat berbahaya bgai tubuh.
Kolsetrol yang satu ini dapat memicu berbagai penyakit
seperti radang pembuluh darah, penyempitan pembuluh
darah, jantung, dan penyakit kolestrol lainya.
Kandungan kunyit dipercaya mampu mengatasi
kolestrol jahat yang masuk kedalam tubuh sehingga
mengurangi resiko terserang penyakit akibat kolestrol.
g. Mengobati Luka dan Mencegah Infeksi
Kunyit juga kaya akan zat anti septik yang sangat
bermanfaat untuk mengobati luka dan mencegak infeksi
pada luka. Sehingga mampu membunuh bakteri pada
luka dan membuat luka cepat kering.
31
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawatan yang
menerapkan pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif
untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi
terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik. Terapi komplementer bertujuan
untuk memperbaiki fungsi dari sistem – sistem tubuh, terutama sistem
kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya
sendiri yang sedang sakit.
Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer
dikategorikan menjadi 5, yaitu : Biological Based Practice : herbal, vitamin,
dan suplemen lain. Mind-body techniques : meditasi, hypnomedis.
Manipulative and body-based practice : pijat, refleksi. Energy therapies :
terapi medan magnet. Ancient medical systems : obat tradisional chinese,
aryuvedic, akupuntur. Terapi komplementer biologis atau herbal dapat berupa
jamu, obat terstandar, fitofarmaka, dan juga tanaman obat.
3. 2 Saran
Sebagai penyusun makalah ini, kami menyarankan kepada para
pembaca khususnya kepada para perawat agar lebih mendalami materi yang
telah terpaparkan dalam makalah ini agar dapat berguna dalam kehidupan
sehari-hari.
32
DAFTAR PUSTAKA
Ardina. 2011. Tumbuhan Obat. Available (Online) :
http://digilib.unila.ac.id/5053/14/BAB%20II.pdf (diakses pada
tanggal 12 Maret 2016)
Dwinanda. 2012. Obat Bahan Alam. Available
(Online): http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39098/4/
Chapter%20II.pdf(diakses pada tanggal 12 Maret 2016)
Rani. 2011. Tanaman Herbal. Available (Online):
https://aseranikurdi.files.wordpress.com/2011/09/tanamanherbal.pdf
(diakses pada tanggal 12 Maret 2016)
Synder, M & Lindquist, R. 2002. Complemntar/alternative Therapies in
Nursing. New York : Springer